Professional Documents
Culture Documents
1 Neisseria Gonorrhoeae
Neisseria gonorrhoeae (gonococci) dan neisseria meningtidis (meningococci)
adalah patogen pada manusia dan biasanya ditemukan bergabung atau di dalam
sel polimorfonuklear. Beberapa neisseriae berhabitat di saluran pernafasan
manusia, jarang menimbulkan penyakit dan terjadi secara ekstraseluler.
A. Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Filum
: Proteobacteria
Kelas
: Beta Proteobacteria
Ordo
: Neisseriales
Famili
: Neisseriaceae
Genus
: Neisseria
Spesies
: Neisseria gonorrhoeae
B. Morfologi
Bakteri Neisseria gonorrhoeae oval dengan ukuran 0,8 m x 0,6 m,
berpasangan (kadang-kadang berupa single coccus) dan berhadapan menurut
sumbu panjangnya menyerupai biji kopi. Dari biakan murni, 25% tampak
dalam bentuk berpasangan/ diplococcus, 75% tampak single coccus, tetras, 8
atau lebih.
Neisseria gonorrhoeae tidak bergerak dan tidak membentuk spora. Bakteri ini
tidak berkapsul, kecuali pada varians yang mukoid terdapat kapsul yang dapat
dilihat dengan pewarnaan negative atau tes Quellung.
C. Biakan dan reaksi biokimia
Pada media sederhana sukar tumbuh dan diperlukan medium yang diperkaya.
Bersifat aerob, suhu optimal yang dubutuhkan adalah 34-37C dengan pH 7,27,6. Pertumbuhan terhenti pada suhu 30C atau lebih dari 38,5C. untuk
pertumbuhannya juga memerlukan CO2 2-10%.
Koloni yang tumbuh pada agar coklat ( CAP ) yang diinkubasikan 48 jam,
berbentuk bulat, konveks, halus, berwarna putih keabuan dengan diameter 0,51 mm. Pada inkubasi lebih lanjut koloni menjadi besar, kasar permukaannya,
konsistensinya lunak. Untuk pertumbuhan yang baik, ke dalam medium masih
diperlukan bahan-bahan, yaitu sebagai berikut :
a. Menurut Dubos
genus
Neisseria
menghasilkan
indofenol
oksidase
sehingga
garam. Organisme ini dapat dengan cepat dibunuh dengan pengeringan, sinar
matahari, pemanasan lembab, dan banyak desinfektan. Organisme ini
memproduksi enzim autolitik yang menyebabkan pembengkakan dengan cepat
dan lisis in vitro pada suhu 25C dan pada pH basa.
E. Daya tahan
Dalam keadaan kering, bakteri mati dalm 1-2 jam, dan dengan pemanasan
basah suhu 55C bakteri mati dalam 5 menit. Pada pemberian argentum nitrat
1/4000, bakteri mati dalam 2 menit, dan pada biakan pada suhu kamar mati
dalam 1-2 hari, sedangkan biakan pada 37C mati dalam 4-6 hari.
Gonococcus sangat peka terhadap sulfonamide dan penisilin, tetapi galur yang
ganas cepat resisten terhadap sulfonamide. Gonococcus dapat mengandung
plasmid yang menurunkan sifat genetic dengan menghasilkan beta-laktamase
yang menyebabkan resisten terhadap penisilin
F. Struktur antigen
Neisseria gonorrhoeae secara antigen heterogen dan mampu mengubah
struktur permukaannya in vitro dan mungkin in vivo, untuk menghindari daya
tahan tubuh pejamu. Struktur permukaannya adalah sebagai berikut :
a. Pili
Pili adalah tentakel berbentuk rambut yang dapat memanjang hingga
beberapa mikrometer dari permukaan gonoccoci. Perpanjangan tersebut
menempel
pada
sel
inang
dan
resisten
terhadap
fagositosis.
Por membesar hingga mencapai membran sel gonoccoci. Ini terjadi dalam
trimer untuk membentuk pori-pori pada permukaan melalui nutrisi yang
masuk ke dalam sel. Berat molekul por sangat bervariasi 34.000 hingga
37.000. Setiap strain gonoccocus hanya menampilkan satu tipe por, tetapi
por
dari
strain
yang
berbeda,
berbeda
pula
secara
antigen.
besar
selaput
Meningococci,Haemophilus
lendir
immunoglobulin
influenzae dan
manusia.
Streptococcus
Pada wanita, tipe koloni yang dibentuk oleh satu strain gonococci akan
berubah-ubah selama siklus menstruasi. Gonococci menyerang selaput lendir
saluran genitourinari, mata, rektum, dan tenggorokan, mengakibatkan supurasi
akut yang dapat menyebabkan invasi jaringan; hal ini diikuti oleh peradangan
kronis dan fibrosis.
Pada pria biasanya terdapat uretritis, dengan nanah yang berwarna krem
kuning dan nyeri waktu kencing. Proses dapat menjalar ke epididimis. Pada
infeksi yang tidak diobati, sementara supurasi mereda, terjadi fibrosis, yang
kadang-kadang mengakibatkan striktur uretra. Infeksi uretra pada pria dapat
tanpa gejala. Pada wanita, infeksi primer terjadi di endoserviks dan meluas ke
uretra dan vagina, mengakibatkan sekret mukopurulen. Infeksi kemudian
dapat menjalar ke tuba uterina dan menyebabkan salpingitis, fibrosis, dan
obliterasi tuba. Infertilitas terjadi pada 20% wanita yang menderita salpingitis
gonococci. Servisitis kronis atau proktitis akibat gonococci sering tanpa
gejala. Bakteremia gonococci mengakibatkan lesi kulit (terutama papula
hemoragik dan pustula) pada tangan, lengan bagian bawah, kaki, dan tungkai
bawah, serta tenosinovitis dan artritis supuratif, biasanya pada lutut,
pergelangan kaki, dan pergelangan tangan. Gonococci dapat dibiak dari darah
dan cairan sendi hanya pada 30% penderita artritis gonococci. Endokarditis
gonococci tidak umum, tetapi menyebabkan infeksi hebat. Gonococci kadangkadang menyebabkan meningitis dan infeksi mata pada orang dewasa;
gejalanya menyerupai penyakit yang disebabkan meningokokus.
Oftalmia neonatorum gonococci, infeksi mata pada bayi yang baru lahir,
diperoleh ketika bayi melewati jalan lahir yang terinfeksi. Konjungtivitis yang
timbul dapat berkembang cepat dan, jika tidak diobati, akan mengakibatkan
kebutaan. Untuk menghindari penyakit ini, di AS diwajibkan penetesan
tetrasiklin, eritromisin, atau perak nitrat ke dalam kantong konjungtiva bayi
yang baru lahir.
Gonococci yang menyebabkan infeksi lokal sering peka terhadap serum tetapi
relatif resisten terhadap obat antimikroba. Sebaliknya, gonococci yang masuk
ke dalam aliran darah dan menyebabkan infeksi yang menyebar biasanya
resisten terhadap serum tetapi peka terhadap penisilin dan obat antimikroba
lainnya serta berasal dari auksotipe yang memerlukan arginin, hipoxantin, dan
urasil untuk pertumbuhannya (Jawetz, Melnick, dan Adelberg, 2007).
H. Bentuk klinis
Masa inkubasi penyakit bervariasi antara 1-31 hari, biasanya, selitar 4 hari
atau 2-8 hari.
Gejala pada laki-laki
a. Urethritis anterior acuta
Keluhan : mula-mula rasa gatal dan panas seperti terbakar di bagian
distal urethra. Kadang-kadang terdapat pula ereksi-ereksi yang nyeri,
demam dan leukositosis. Tetapi pada 10% penderita terjadi tanpa gejala
sama
sekali,
disebut urethritis
gonorrhoeica yang
asimptomatik.
khusus (bougie).
Gejala pada wanita
Sekitar 20-80%, gonorrhoe pada wanita bersifat asimptomatik. Pada wanita
infeksinya bisa dibagi menurut letak organ, yaitu sebagai berikut :
a. Gonorrhoe bagian bawah
Gejala tampak pada serviks dan organ di bawahnya, yaitu pada:
Kelenjar serviks terdapat sekret mukopurulent
Kelenjar skene
Kelenjar Bartholini, terjadi bartolinitis yang biasanya unilateral
Rectum, timbul proktitis
Vulva-vagina, terjadi vulvovaginitis
b. Gonorrhoe bagian tengah
Akan menyebabkan endometritis.
c. Gonorrhoe bagian atas
Menyebabkan Pelvic Inflamatory Disease (P.I.D), juga salpingitis (pada
tuba falopii) yang biasanya bilateral dan bila kedua tuba sampai tertutup
dapat menyebabkan sterilitas pada wanita. Sekitar 40%, gonorrhoeica,
karena hubungan seks melalui anus, sedang pada alki-laki proktitis
terjadi pada homoseksual.
Selain gejala-gejala di atas, baik pada laki-laki maupun wanita, sering
didapati adanya ekstragenital gonorrhoe pada farings. Hal itu dapat terjadi
karena hubungan seks yang tidak wajar (fellatio cunnilingus). Juga pada
bayi baru lahir, gonococcus dapat menyerang mata karena mata
berhubungan dengan vulva dan vagina ibu yang menderita gonorrhoe.
Pencegahan dilakukan dengan tindakan crede yaitu dengan meneteskan
AgNO3atau sekarang bisa pula dengan salep teramisin atau salep
antibiotika yang lain; namun demikian sering gagal pada kondisi premature
atau PRM. Gejala pada mata disebut conjunctivitis gonorrhoeica atau
gonoblenorrhoe dan bisa menimbulkan kebutaan.
Pada anak perempuan umur 2-8 tahun dapat terjadi vulvovaginitis karena
epitel anak perempuan adalah kolumnar. Juga dapat disebabkan karena
pHvagina yang alkalis.
Komplikasi
a. Septicemia (bacteremia), dengan gejala menggigil dan timbulnya lesilesi pada kulit berupa papula hemoragik atau pustula.
b. Arthritis
Dapat terjadi oleh karena penyebaran secra hematogen. Bentuk ini
sangat gans dan infeksius, bisa menyerang satu atau dua sendi, biasanya
sendi
c.
d.
e.
f.
g.
lutut,
pergelangan
tangan
dan
siku. Namun
demikian,
I. Spesimen
Pus dan sekret diambil dari urethra, serviks, rectum, konjungtiva,
tenggorokan, atau cairan synovial untuk dibiakkan dan dibuat sediaan apus.
Biakan darah pentingdilakukan pada penyakit sistemik, tetapi system biakan
khusus dapat membantu, karena gonococcus (dan meningococcus) sensitive
terhadap sulfonat polianetol yang ada dalam medium biakan darah standar
J. Diagnose laboratorium
Untuk pengambilan bahan pemeriksaan, diperlukan prasarana sebagai berikut:
1. Kapas steril.
2. Kapas lidi (kapas yang diberi tangkai dengan panjang 10-20 cm) steril.
3. Speculum vagina, khusus untuk pengambilan bahan pada wanita dari
vagina dan srviks uteri.
Pada diagnosis laboratorium, perlu diingat adanya bakteri atau organisme lain
yang terdapat di daerah system urogenital eksterna yang sering ikut terambil
oleh kapas lidi steril yang digunakan sehingga harus berhati-hati dalam
menegakkan diagnosis gonorrhoe (Tim Mikrobiologi, 2003).
K. Pengobatan
Untuk pengobatan, penisilin merupakan obat pilihan, tetapi sekarang
diperlakukan dosis yang sangat besar karena mekanisme resitensi bakteri.
L. Imunitas
Infeksi gonococcus berulang sering terjadi. Imunitas protektif terhadap
reinfeksi tidak muncul sebagai bagian dari proses penyakit, karena adanya
variasi antigen gonococcus. Saat antibody muncul, termasuk IgA dan IgG
pada permukaan mukosa, antibody ini sangat spesifik untuk setiap strain atau
mempunyai sedikit kemampuan proteksi.
M. Pencegahan dan pengendalian
1. Profilaksis mekanis dengan kondom.
2. Pendidikan kesehatan (health education).
3. Pencegahan dengan obat antimikroba tidak dianjurkan karena cenderung
meningkatkan resistensi bakteri.
4. Tindakan crede pada bayi yang baru lahir.