You are on page 1of 11

2.2.

1 Neisseria Gonorrhoeae
Neisseria gonorrhoeae (gonococci) dan neisseria meningtidis (meningococci)
adalah patogen pada manusia dan biasanya ditemukan bergabung atau di dalam
sel polimorfonuklear. Beberapa neisseriae berhabitat di saluran pernafasan
manusia, jarang menimbulkan penyakit dan terjadi secara ekstraseluler.
A. Klasifikasi
Kingdom : Bacteria
Filum
: Proteobacteria
Kelas
: Beta Proteobacteria
Ordo
: Neisseriales
Famili
: Neisseriaceae
Genus
: Neisseria
Spesies
: Neisseria gonorrhoeae
B. Morfologi
Bakteri Neisseria gonorrhoeae oval dengan ukuran 0,8 m x 0,6 m,
berpasangan (kadang-kadang berupa single coccus) dan berhadapan menurut
sumbu panjangnya menyerupai biji kopi. Dari biakan murni, 25% tampak
dalam bentuk berpasangan/ diplococcus, 75% tampak single coccus, tetras, 8
atau lebih.
Neisseria gonorrhoeae tidak bergerak dan tidak membentuk spora. Bakteri ini
tidak berkapsul, kecuali pada varians yang mukoid terdapat kapsul yang dapat
dilihat dengan pewarnaan negative atau tes Quellung.
C. Biakan dan reaksi biokimia
Pada media sederhana sukar tumbuh dan diperlukan medium yang diperkaya.
Bersifat aerob, suhu optimal yang dubutuhkan adalah 34-37C dengan pH 7,27,6. Pertumbuhan terhenti pada suhu 30C atau lebih dari 38,5C. untuk
pertumbuhannya juga memerlukan CO2 2-10%.
Koloni yang tumbuh pada agar coklat ( CAP ) yang diinkubasikan 48 jam,
berbentuk bulat, konveks, halus, berwarna putih keabuan dengan diameter 0,51 mm. Pada inkubasi lebih lanjut koloni menjadi besar, kasar permukaannya,
konsistensinya lunak. Untuk pertumbuhan yang baik, ke dalam medium masih
diperlukan bahan-bahan, yaitu sebagai berikut :
a. Menurut Dubos

Polimiksin B 25 unit/ml, untuk membunuh bakteri gram negative lainnya


dan ristocetin 10 g/ml untuk membunuh bakteri garam positif.
b. Menurut Jawetz
Vankomisin 3 mg/ml, polimiksin B 100mg/ml, trimetropim 5 mg/ml, dan
nistatin 2mg/ml.
Media selektif yang biasa digunakan adalah Thayer Martin media yang terdiri
atas agar coklat yang mengandung :
Vankomisin untuk menghambat bakteri gram positif.
Kolistimetat untuk menghambat bakteri gram negative.
Nistatin untuk menghambat jamur.
Pada medium ini, setelah inkubasi 48 jam akan tampak koloni yang
transparan, sedikit cembung, halus, mucoid, kecil-kecil seperti ujung jarum,
nonhemolitik dengan diameter 1-5 mm. Media yang digunakan untuk media
transport adalah sedium Muller Hinton dan Transgrow.
Koloni

genus

Neisseria

menghasilkan

indofenol

oksidase

sehingga

memberikan tes oksidase positif. Tes okdidase dilakukan dengan meneteskan


reagen 1% tetrametil parafenilen diamin monohidrokhlorid pada koloni maka
koloni akan berubah menjadi merah jambu dan makin lama menjadi hitam.
Dalam tes ini, regen tersebut membunuh mikroorganisme tetapi tidak
merubah morfologi dan sifat pewarnaan. Tes oksidase terganggu oleh adanya
asam yang dihasilkan pada prosesperagian terhadap karbohidrat, tetapi dapat
diatasi dengan penambahan natrium bikarbonat.
Neisseria gonorrhoeae meragikan glukosa dengan membentuk asam tanpa
gas dan tidak meragikan gula-gula yang lain.
D. Sifat pertumbuhan
Neisseria tumbuh paling baik pada kondisi aerob, tetapi beberapa akan tumbuh
di lingkungan anaerob. Bakteri ini memerlukan persyaratan yang rumit untuk
dapat tumbuh.
Meningococcus dan gonococcus tumbuh paling baik pada media yang berisi
substansi organic kompleks seperti darah yang dipanaskan, hemin, dan protein
hewani serta pada lingkungan dengan CO 2 5%. Pertumbuhan bakteri ini
dihambat oleh beberapa unsur toksin medium, misalnya, asam lemak atau

garam. Organisme ini dapat dengan cepat dibunuh dengan pengeringan, sinar
matahari, pemanasan lembab, dan banyak desinfektan. Organisme ini
memproduksi enzim autolitik yang menyebabkan pembengkakan dengan cepat
dan lisis in vitro pada suhu 25C dan pada pH basa.
E. Daya tahan
Dalam keadaan kering, bakteri mati dalm 1-2 jam, dan dengan pemanasan
basah suhu 55C bakteri mati dalam 5 menit. Pada pemberian argentum nitrat
1/4000, bakteri mati dalam 2 menit, dan pada biakan pada suhu kamar mati
dalam 1-2 hari, sedangkan biakan pada 37C mati dalam 4-6 hari.
Gonococcus sangat peka terhadap sulfonamide dan penisilin, tetapi galur yang
ganas cepat resisten terhadap sulfonamide. Gonococcus dapat mengandung
plasmid yang menurunkan sifat genetic dengan menghasilkan beta-laktamase
yang menyebabkan resisten terhadap penisilin
F. Struktur antigen
Neisseria gonorrhoeae secara antigen heterogen dan mampu mengubah
struktur permukaannya in vitro dan mungkin in vivo, untuk menghindari daya
tahan tubuh pejamu. Struktur permukaannya adalah sebagai berikut :
a. Pili
Pili adalah tentakel berbentuk rambut yang dapat memanjang hingga
beberapa mikrometer dari permukaan gonoccoci. Perpanjangan tersebut
menempel

pada

sel

inang

dan

resisten

terhadap

fagositosis.

Mereka terbuat dari sekumpulan protein pilin (BM 17.000-21.000).


Terminal amino dari molekul pilin, yang mengandung persentase yang
tinggi dari asam amino hidrofobik tetap dipertahankan. Rangkaian asam
amino yang dekat dengan setengah porsi molekul juga dipertahankan;
porsi tersebut menempel pada sel inang dan kurang dikenal oleh respon
kekebalan. Asam amino yang dekat terminal karboksil sangat bervariasi;
porsi molekul ini sangat dikenal oleh respon kekebalan. Pilin-pilin dari
hampir seluruh strain Neisseria gonorrhoeae secara antigen berbeda-beda
dan setiap strain dapat membuat bentuk pilin yang uni secara antigen.
b. Por

Por membesar hingga mencapai membran sel gonoccoci. Ini terjadi dalam
trimer untuk membentuk pori-pori pada permukaan melalui nutrisi yang
masuk ke dalam sel. Berat molekul por sangat bervariasi 34.000 hingga
37.000. Setiap strain gonoccocus hanya menampilkan satu tipe por, tetapi
por

dari

strain

yang

berbeda,

berbeda

pula

secara

antigen.

Pengklasifikasia secara serologis terhadap por dengan menggunakan


reaksi aglutinasi dengan antibodi monoklonal dapat dibedakan menjadi 18
serovar PorA dan 28 serovar PorB (serotyping hanya dapat dilakukan
berdasarkan referensi laboratorium).
c. Opa
Protein ini berfungsi dalam adhesi gonoccoci dalam koloni dan dalam
penempelan gonoccoci pada sel inang, khususnya sel-sel yang
menampilkan antigen karsinoembrionik (CD 66). Satu porsi dari molekul
Opa berada di bagian terluar dari membrane gonoccoci dan sisanya
berada pada permukaan. Berat molekul Opa berkisar antara 24.000 hingga
32.000. Setiap strain gonoccocus dapat menampilkan hingga tiga tipe
Opa, dimana masing-masing strain memiliki lebih dari 10 gen untuk Opa
yang berbeda-beda.
d. Rmp
Protein ini (BM sekitar 33.000) secara antigen tersimpan di semua
gonoccoci. Protein ini mengubah berat molekulnya pada saat terjadi
reduksi. Mereka bergabung dengan Por pada saat pembentukan pori-pori
pada permukaan sel.
e. Lipooligosakarida (LOS)
Berbeda dengan batang enterik gram negatif, pada gonococci LPS tidak
memiliki rantai antigen-O panjang dan disebut dengan lipooligosakarida.
Berat molekulnya adalah 3000 - 7000. Gonococci dapat menampilkan
Iebih dari satu rantai LOS yang secara antigen berbeda secara simultan.
Toksisitas pada injeksi gonococci sebagian besar disebabkan oleh efek
endotoksin dari LOS. Dalam bentuk perkembangbiakan secara molekuler,
gonococci membuat molekul LOS yang secara struktural mirip dengan
membran sel manusia, yaitu glikosfingolipid.

Sialilasi berdampak pada patogenesis dari infeksi gonococci. Ini


membuat gonococci resisten untuk dimatikan oleh sistem antibodi
manusia dan mengintervensi gonococci yang mengikat pada penerima
(reseptor) dari sel fagositik.
Neisseria meningtidis dan Haemophilus influenzae membuat banyak tapi
tidak semua struktur LOS yang sama pada Neisseria gonorrhoeae.
Biologi dari ketiga spesies LOS dan beberapa dari spesies neisseriae
nonpatogenik adalah sama. Empat serogrup dari Neisseria meningtidis
membuat kapsul asam sialat yang berbeda, mengindikasikan bahwa
mereka juga memiliki pola biosintetik yang berbeda dari gonococci.
Keempat serogrup ini bersialilate dengan LOS-nya menggunakan asam
sialat yang berasal dari kolam endogenus.
f. Protein Lain
Beberapa protein gonococci yang konstan secara antigen memiliki kinerja
yang kurang jelas dalam patogenesisnya. Lip (H8) adalah protein yang
terdapat pada permukaan dimana heat- modifiable seperti Opa. Fbp (iron
binding protein), yang berat molekulnya sama dengan Por, tampak pada
saat persediaan besi terbatas, misalnya infeksi pada manusia. Gonococci
mengkolaborasi IgA1 protease yang memisah dan menonaktifkan IgA1,
sebagian

besar

selaput

Meningococci,Haemophilus

lendir

immunoglobulin

influenzae dan

manusia.

Streptococcus

pneumoniae mengkolaborasi protease IgA1 yang sama.


G. Patogenesis, Patologi dan Manifestasi klinik
Gonococci menunjukkan beberapa tipe morfologi koloni, tetapi hanya tipe 1
dan 2 yang tampaknya virulen dan mempunyai pili yang melekat pada sel-sel
epitel dan membantu melawan fagositosis. Gonococci yang membentuk koloni
opak dan menghasilkan Opa diisolasi dari pria yang menderita uretritis
simtomatik dan dari biakan serviks rahim di tengah siklus. Gonococci yang
membentuk koloni transparan sering diisolasi dari pria yang menderita
infeksi uretra asimtomatik, dari wanita yang sedang haid, dan dari gonorrhoe
bentuk invasif, termasuk salpingitis dan infeksi yang tersebar luas.

Pada wanita, tipe koloni yang dibentuk oleh satu strain gonococci akan
berubah-ubah selama siklus menstruasi. Gonococci menyerang selaput lendir
saluran genitourinari, mata, rektum, dan tenggorokan, mengakibatkan supurasi
akut yang dapat menyebabkan invasi jaringan; hal ini diikuti oleh peradangan
kronis dan fibrosis.
Pada pria biasanya terdapat uretritis, dengan nanah yang berwarna krem
kuning dan nyeri waktu kencing. Proses dapat menjalar ke epididimis. Pada
infeksi yang tidak diobati, sementara supurasi mereda, terjadi fibrosis, yang
kadang-kadang mengakibatkan striktur uretra. Infeksi uretra pada pria dapat
tanpa gejala. Pada wanita, infeksi primer terjadi di endoserviks dan meluas ke
uretra dan vagina, mengakibatkan sekret mukopurulen. Infeksi kemudian
dapat menjalar ke tuba uterina dan menyebabkan salpingitis, fibrosis, dan
obliterasi tuba. Infertilitas terjadi pada 20% wanita yang menderita salpingitis
gonococci. Servisitis kronis atau proktitis akibat gonococci sering tanpa
gejala. Bakteremia gonococci mengakibatkan lesi kulit (terutama papula
hemoragik dan pustula) pada tangan, lengan bagian bawah, kaki, dan tungkai
bawah, serta tenosinovitis dan artritis supuratif, biasanya pada lutut,
pergelangan kaki, dan pergelangan tangan. Gonococci dapat dibiak dari darah
dan cairan sendi hanya pada 30% penderita artritis gonococci. Endokarditis
gonococci tidak umum, tetapi menyebabkan infeksi hebat. Gonococci kadangkadang menyebabkan meningitis dan infeksi mata pada orang dewasa;
gejalanya menyerupai penyakit yang disebabkan meningokokus.
Oftalmia neonatorum gonococci, infeksi mata pada bayi yang baru lahir,
diperoleh ketika bayi melewati jalan lahir yang terinfeksi. Konjungtivitis yang
timbul dapat berkembang cepat dan, jika tidak diobati, akan mengakibatkan
kebutaan. Untuk menghindari penyakit ini, di AS diwajibkan penetesan
tetrasiklin, eritromisin, atau perak nitrat ke dalam kantong konjungtiva bayi
yang baru lahir.
Gonococci yang menyebabkan infeksi lokal sering peka terhadap serum tetapi
relatif resisten terhadap obat antimikroba. Sebaliknya, gonococci yang masuk
ke dalam aliran darah dan menyebabkan infeksi yang menyebar biasanya
resisten terhadap serum tetapi peka terhadap penisilin dan obat antimikroba

lainnya serta berasal dari auksotipe yang memerlukan arginin, hipoxantin, dan
urasil untuk pertumbuhannya (Jawetz, Melnick, dan Adelberg, 2007).
H. Bentuk klinis
Masa inkubasi penyakit bervariasi antara 1-31 hari, biasanya, selitar 4 hari
atau 2-8 hari.
Gejala pada laki-laki
a. Urethritis anterior acuta
Keluhan : mula-mula rasa gatal dan panas seperti terbakar di bagian
distal urethra. Kadang-kadang terdapat pula ereksi-ereksi yang nyeri,
demam dan leukositosis. Tetapi pada 10% penderita terjadi tanpa gejala
sama

sekali,

disebut urethritis

gonorrhoeica yang

asimptomatik.

Kemudian, dari mulut urethra, akan keluar sekret yang mukopurulent


berwarna kuning.
Neisseria gonorrhoeae tidak bisa menyerang epitel squamous bertatah
tetapi menyerang epitel stratified columnar. Penetrasi bakteri ke
dinding urethra laki-laki lewat ruang interseluler dan mencapai
jaringanbawah epitel pada hari ke 3-4. Sel PMN, limfosit, sel plasma
dan sel mast, segera muncul di tempat tersebut terutama di daerah
kelenjar littre dan salurannya, serta Lacuna morgagni. Sejumlah besar
leukosit dan serum yang mengandung gonococcus masuk ke lumen
urethra menimbulkan secret yang khas disebut ecoulement. Saluran
kelenjar littre dapat tersumbat sehingga terbentuk retensi kista dan
terbentuk abses. Penyebaran bakteri (INI MEKANISME) selanjutnya
melalui jaaringan bawah epitel dan secara limfogen, menimbulkan
prostatitis dan epididymitis. Keluhan prostatitis misalnya anyanganyangen (dull

pain) di daerah perineum dan dengan rectal

touching (massase prostat) dapat dikeluarkan secret.


Pada pemeriksaan klinis : osteum urethra eksterna tampak merah
bengak dan ekteropion.
b. Urethritis posterior
Biasanya, terjadi dua minggu sesudah urethritis akut. Keluhan yang
timbul sama dengan urethritis anterior, hanya tempat yang sakit di

bagian proksimal urethra. Terdapat keluhan-keluhan miksi, seperti


dysuria, polakisuria, miksuria bahkan hematuria.
c. Pan urethritis yang menahun
Di sini, gejala hanya ringan saja, berupa tetesan-tetesan nanah atau
bercak pada celana pada pagi hari, yang disebut bonjour drops, la
goutte millitaire atau good morning drops.
Penyembuhan di urethra menimbulkan striktura dimana epitel bertatah
menggantikan epitel kolumnar yang rusak. Dalam hal ini pengobatan
harus membuka saluran urethra yang tertutup itu dengan alat-alat

khusus (bougie).
Gejala pada wanita
Sekitar 20-80%, gonorrhoe pada wanita bersifat asimptomatik. Pada wanita
infeksinya bisa dibagi menurut letak organ, yaitu sebagai berikut :
a. Gonorrhoe bagian bawah
Gejala tampak pada serviks dan organ di bawahnya, yaitu pada:
Kelenjar serviks terdapat sekret mukopurulent
Kelenjar skene
Kelenjar Bartholini, terjadi bartolinitis yang biasanya unilateral
Rectum, timbul proktitis
Vulva-vagina, terjadi vulvovaginitis
b. Gonorrhoe bagian tengah
Akan menyebabkan endometritis.
c. Gonorrhoe bagian atas
Menyebabkan Pelvic Inflamatory Disease (P.I.D), juga salpingitis (pada
tuba falopii) yang biasanya bilateral dan bila kedua tuba sampai tertutup
dapat menyebabkan sterilitas pada wanita. Sekitar 40%, gonorrhoeica,
karena hubungan seks melalui anus, sedang pada alki-laki proktitis
terjadi pada homoseksual.
Selain gejala-gejala di atas, baik pada laki-laki maupun wanita, sering
didapati adanya ekstragenital gonorrhoe pada farings. Hal itu dapat terjadi
karena hubungan seks yang tidak wajar (fellatio cunnilingus). Juga pada
bayi baru lahir, gonococcus dapat menyerang mata karena mata
berhubungan dengan vulva dan vagina ibu yang menderita gonorrhoe.
Pencegahan dilakukan dengan tindakan crede yaitu dengan meneteskan
AgNO3atau sekarang bisa pula dengan salep teramisin atau salep

antibiotika yang lain; namun demikian sering gagal pada kondisi premature
atau PRM. Gejala pada mata disebut conjunctivitis gonorrhoeica atau
gonoblenorrhoe dan bisa menimbulkan kebutaan.
Pada anak perempuan umur 2-8 tahun dapat terjadi vulvovaginitis karena
epitel anak perempuan adalah kolumnar. Juga dapat disebabkan karena
pHvagina yang alkalis.

Komplikasi
a. Septicemia (bacteremia), dengan gejala menggigil dan timbulnya lesilesi pada kulit berupa papula hemoragik atau pustula.
b. Arthritis
Dapat terjadi oleh karena penyebaran secra hematogen. Bentuk ini
sangat gans dan infeksius, bisa menyerang satu atau dua sendi, biasanya
sendi
c.
d.
e.
f.
g.

lutut,

pergelangan

tangan

dan

siku. Namun

demikian,

pemeriksaan biakan dari cairan sendi seringkali negative.


Osteomyelitis
Endocarditis sub akut
Meningitis
Perihepatitis
Peritonitis umum

I. Spesimen
Pus dan sekret diambil dari urethra, serviks, rectum, konjungtiva,
tenggorokan, atau cairan synovial untuk dibiakkan dan dibuat sediaan apus.
Biakan darah pentingdilakukan pada penyakit sistemik, tetapi system biakan
khusus dapat membantu, karena gonococcus (dan meningococcus) sensitive
terhadap sulfonat polianetol yang ada dalam medium biakan darah standar
J. Diagnose laboratorium
Untuk pengambilan bahan pemeriksaan, diperlukan prasarana sebagai berikut:
1. Kapas steril.
2. Kapas lidi (kapas yang diberi tangkai dengan panjang 10-20 cm) steril.
3. Speculum vagina, khusus untuk pengambilan bahan pada wanita dari
vagina dan srviks uteri.

4. Tabung steril untuk mengirimkan bahan ke laboratorium atau lebih baik


specimen dimasukkan ke dalam medium transport.
Untuk specimen dari penderita laki-laki :
1. Berupa nanah yang keluar dari urethra.
2. Bila terhadi uretrhritis posterior, bahan pemeriksaan diambil dengan cara
memasukkan kapas lidi steril yang dibasahi aquadest ke dalam urethra.
3. Dapat berupa hasil sentrifugasi dari urin.
4. Pada prostatitis, specimen diperoleh dari endapan urin setelah pemijatan
kelenjar prostat.
Selain itu, specimen pada wanita dan laki-laki juga bisa diambil dari rectum
(proktitis), sendi (artritis), mata (gonoblenorrhoe), darah (gonokoksemia);
faring (faringitis), kulit (lesi kutaneus).
Beberapa keadaan yang dapat merupakan rangsangan untuk maksud
pengambilan specimen adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Rangsangan alamiah, misalnya menstruasi;


Rangsangan fisiologis, misalnya koitus menggunakan kondom;
Rangsangan artifisial;
Mekanik, massase urethra laki-laki dan massase vesikuloprostat,
Khemis,
Minum alcohol.

Selanjutnya, terhadap specimen dilakukan :


1.
2.
3.
4.

Pemeriksaan langsung dengan pewarnaan gram,


Pembiakan pada medium selektif,
Fermentasi gula-gula,
IFA (Immune Fluorescence Antibody) technique.

Pada diagnosis laboratorium, perlu diingat adanya bakteri atau organisme lain
yang terdapat di daerah system urogenital eksterna yang sering ikut terambil
oleh kapas lidi steril yang digunakan sehingga harus berhati-hati dalam
menegakkan diagnosis gonorrhoe (Tim Mikrobiologi, 2003).
K. Pengobatan
Untuk pengobatan, penisilin merupakan obat pilihan, tetapi sekarang
diperlakukan dosis yang sangat besar karena mekanisme resitensi bakteri.

1. Procaine penicillin G (injeksi) atau ampisilin (per oral), yang dikombinasi


dengan probenisid.
2. Obat lainnya : tetrasiklin, spektinomisin, kanamisin, dan golongan
kuinolon
Terdapat kesulitan untuk melakukan control terhadap penyakit gonorrhoe oleh
karena beberapa hal berikut ini :
1.
2.
3.
4.

Masa inkubasi yang sangat pendek.


Adanya gonorrhoe asimptomatik.
Aktivitas seksual dengan partner seks yang banyak.
Kadar hambat minimal penisilin terhadap Neisseria gonorrhoeae yang
makin meningkat.

L. Imunitas
Infeksi gonococcus berulang sering terjadi. Imunitas protektif terhadap
reinfeksi tidak muncul sebagai bagian dari proses penyakit, karena adanya
variasi antigen gonococcus. Saat antibody muncul, termasuk IgA dan IgG
pada permukaan mukosa, antibody ini sangat spesifik untuk setiap strain atau
mempunyai sedikit kemampuan proteksi.
M. Pencegahan dan pengendalian
1. Profilaksis mekanis dengan kondom.
2. Pendidikan kesehatan (health education).
3. Pencegahan dengan obat antimikroba tidak dianjurkan karena cenderung
meningkatkan resistensi bakteri.
4. Tindakan crede pada bayi yang baru lahir.

You might also like