Professional Documents
Culture Documents
LINGKUNGAN (AMDAL )
USAHA PEMBUATAN
TEMPE
Disusun oleh :
1. Ana Sulfia R
2. Anifah
3. Ari Haryati
(12156)
(12118)
(12120)
4. Dian Fauziah P
(12121)
5. Fitriani Saputri
(12130)
6. Ines Kusnandari
7. Istika Indah N
(12171)
(12173)
8. Listriani
(12175)
9. Maya Sagita
(12097)
10.Nurul Lailatul F
(12103)
2.
3.
4.
5.
Penulis menyadari dalam penyelesaian tugas ini jauh dari sempurna, maka
dari itu penulis mengharap kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
pembuatan tugas ini. Semoga analisa dampak lingkungan yang telah kami buat dapat
bermanfaat bagi pembaca .
Penyusun
PENDAHULUAN
2.
Memberikan pemahaman pada pengusaha khususnya pengusaha tempe, untuk
lebih memperhatikan dampak yang ditimbulkan dari usaha yang dijalankan.
3.
Memberikan penjelasan dampak dan solusi akibat pembuangan limbah
pembuatan tempe yang tidak ada keseriuasan dalam penanganannya.
4.
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN AMDAL
Amdal adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan atau kegiatan di Indonesia.
B. PENJELASAN USAHA
Dalam penulisan analisis dampak lingkungan ini usaha yang akan kami bahas
adalah Usaha Pembuatan Tempe. Usaha ini bergerak dalam bidang industri perumahan.
Industri ini terletak di desa Makam kecamatan Rembang. Bahan baku pembuatannya
adalah kedelai. Usaha ini telah berjalan cukup lama dan sudah menjadi mata pencaharian
serta lapangan pekerjaan bagi warga setempat. Di desa Makam sendiri terdapat
sedikitnya 5 unit produksi industri rumahan pembuatan tempe yang masih berjalan.
Dalam pengolahannya industri ini masih menggunakan sistem tradisional walaupun
terbilang murah meriah, namun banyak dampak yang ditimbulkan akibat pembuangan
limbah yang kurang diperhatikan .
Tempe sudah diakui mempunyai peranan yang besar untuk meningkatkan gizi
masyarakat terutama bagi golongan menengah kebawah. Sebagian besar industri tempe
masih merupakan industri rumah tangga dan dikerjakan secara tradisional, namun
industri tempe tersebut telah mampu menyerap banyak tenaga kerja. Hampir disetiap
kota di Indonesia, khususnya di pulau Jawa mudah dijumpai pabrik pembuatan tempe.
Indonesia dapat dipandang sebagai salah satu negara yang kaya akan teknologi
fermentasi secara tradisional, dan tempe merupakan salah satu produk yang paling
menonjol.
Dengan teknologi yang masih sederhana dan nilai gizi yang tinggi serta harga yang
relatif murah, maka tempe cukup terjangkau oleh berbagai lapisan masyarakat . Bahan
yang terbuang dalam proses pembuatan tempe yang berasal dari 1000 gram tempe kedelai adalah
sebesar 21,9 % yang terdiri dari 8 % kulit, 12,2 % larut dalam proses perebusan dan 1,7 % hilang
pada proses inkubasi. Selama ini masih banyak para produsen tempe yang menggunakan air
sungai
untuk mencuci kedelai maupun untuk proses pelepasan kulit kedelai dengan cara
menginjak injak kedelai yang sudah direbus setengah matang, supaya mudah lepas dan limbah
langsung dibuang kesungai. Pada proses pembuatan tempe diperlukan proses perebusan kedelai
selama kurang lebih setengah jam kemudian dilakukan perendaman kedelai selama satu malam
dan proses fermentasi selama dua hari.
Bahan baku ( kedelai) direndam dan dicuci sampai bersih, kemudian tiriskan .
Kedelai yang sudah terpisah dengan kulit ari dicuci lagi sampai bersih.
Simpan tempe tersebut selama beberapa hari hingga menjadi tempe yang siap
dikonsumsi .
Selain penjelasan diatas, kami juga menyajikan gambar tentang proses pembuatan tempe
seperti berikut ini .
Pembuatan tempe ini terdapat suatu tahap (proses) yang dapat menimbulkan dampak
terhadap lingkungan secara langsung adalah pada proses pencucian dan perendaman
kedelai itu sendiri. Proses tersebut menghasilkan limbah yang mengganggu
kenyamanan warga setempat karena air limbah yang dihasilkan dapat menimbulkan
bau yang menyengat serta membuat keruh air sumur warga setempat . Para pengusaha
nampaknya sudah terbiasa untuk membuang air hasil pencucian langsung ke
lingkungan tanpa menggunakan saluran limbah yang baik dan benar, sehingga
lingkungan padat peduduk ini menjadi target utama yang menjadi korban berbagai
pncemaran akibat adanya limbah tersebut, seperti pencemaran yang melanda sumber
air desa seperti sungai dan sumur-sumur warga. Air yang terkontaminasi oleh limbah
ini menjadi kotor dan biasanya ikut berbau busuk . Hal ini sangat terlihat pada saat
musim kemarau tiba , sumber air bersih menjadi sangat sulit untuk didapatkan.
Padahal kita ketahui bahwa air merupakan sumber penghidupan manusia yang utama .
Dengan tercemarnya sumber air bersih, maka warga merasa dirugikan baik secara
kesehatan dan materil. Selain sumber air, pencemaran selanjutnya yang terjadi adalah
pencemaran pada tanah .Air limbah yang terserap didalam tanah biasanya
mengandung bahan bahan yang dapat merusak kesuburan tanah .
1. Limbah cair sisa pencucian kedelai yang dibuang secara sembarangan tanpa
memperhatikan dampak apa yang akan ditimbulkan akan mencemari kualitas air di
sekitarnya, terutama air sumur yang biasanya digunakan untuk kegiatan sehari-hari
seperti ; minum, mandi, dan mencuci. Hal ini dapat menyulitkan masyarakat sekitar
untuk memperoleh air bersih dan sehat tentunya, terlebih saat musim kemarau,
sehingga kelangsungan hidup masyarakat sekita akan menjadi terganggu . Selain itu
air yang terkontaminasi limbah tersebut dapat menimbulkan wabah penyakit.
2. Bau dari air sisa rendaman kedelai dapat menjadi masalah bagi kesehatan manusia.
Terutama bagi orang yang tidak terbiasa menghirup bau yang demikian
menyebabkan hilangnya nafsu makan, pusing, mual-mual,dll.
dapat
3. Limbah cair sisa rendaman tersebut dapat mencemari tanah. Tanah yang
terkontaminasi secara fisik dapat berubah warna dan juga mempengaruhi kesuburan
tanah tersebut. Dibawah ini adalah contoh gambar dari air sisa pembuata tempe .
4. Pembuangan yang langsung dialirkan ke sungai atau sawah sawah warga biasanya
menjadi masalah yang sangat berarti . Selain mengakibatkan pencemaran pada air dan
tanah , limbah ini juga dapat mematikan biota biota yang ada di ekosistem sungan dan
sawah . Racun yang terdapat pada air limbah itu dapat merusak tanaman yang ada
disawah, dapat mematikan binatang yang terdapat di sekitarnya . Begitu juga yang
akan terjadi di ekosistem sungai , Semua makhluk hidup yang ada di sungai mungkin
dapat terancam kelangsungan hidupnya bahkan bisa saja musnah . Walaupun
tumbuhan dan binatang yang ada di kedua ekosistem tersebut tidak musnah , akan
tetapi akan menimbulkan banyak penyakit apabila dikonsumsi oleh manusia karena
mengandung banyak racun . Ya seperti itulah kira kira hukum alam , semua yang
dilakukan manusia pasti akan berakibat yang sama pada diri manusia itu sendiri .
5. Limbah cair yang ditimbulkan dari proses perendaman, pencucian, serta perebusan
yang berbau asam dan berbau menyengat akan mengganggu kenyamanan warga
sekitar . Mereka mungkin akan merasa resah dengan timbulnya bau yang tidak sedap
ini , hal ini akan sangat mengganggu aktivitas para warga karena mengharuskan para
warga untuk menutup hidung agar terhindar dari bau tersebut . Bagi anak anak kecil
terurtama bayi ini menjadi masalah yang besar ,karena akan mengganggu system
pernafasan yang masih lemah .
D. PENANGANAN LIMBAH
1. Limbah padat kering yang terdiri atas kotoran yang tercampur dalam kedelai
misalnya, kulit, kerikil, batang kedelai , serta kedelai cacat fisik / rusak diatasi
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Limbah dari produksi tempe harus cepat ditangani agar tidak menimbulkan dampak
yang lebih luas. Dalam pembuatan tempe harus lebih diperhatikan dampak yang
mungkin ditimbulkan agar tidak merugikan warga sekitar. Walaupun pembuatan tempe
dilakukan secara tradisional namun harus tetap memperhatikan kebersihan agar tempe
yang dihasilkan higienis dan berkualitas tinggi.
B. SARAN DAN KRITIK
Demi majunya usaha rumahan ini alangkah lebih baik jika dilakukan penggabungan
usaha dari ke 5 unit usaha tersebut. Hal ini juga dapat menambah kualitas dan kuantitas
produk yang dihasilkan, dimana dalam penanganan limbah yang dihasilkan dapat
diperhatikan dan diolah menjadi produk lain. Usaha tersebut juga dapat dikembangkan
secara universal dan dijadikan produk andalan desa tersebut.