Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hujan
2.1.1 Pengertian Hujan
2.1.3
Curah Hujan
Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar selama
periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi (mm) di atas permukaan
horizontal bila tidak terjadi evaporasi, runoff dan infiltrasi. Satuan CH adalah
mm, inch.
terdapat beberapa cara mengukur curah hujan.
Hujan adalah sumber utama air tawar di sebagian besar daerah di dunia,
menyediakan
kondisi
cocok
untuk
keragaman ekosistem,
juga
air
untuk pembangkit listrik hidroelektrik dan irigasi ladang. Curah hujan dihitung
menggunakan pengukur hujan. Jumlah curah hujan dihitung secara aktif
oleh radar cuaca dan secara pasif oleh satelit cuaca.
4
Pengukuran Hujan
Cara standar untuk mengukur curah hujan atau curah salju adalah
menggunakan pengukur hujan standar, dengan variasi plastik 100-mm (4-in) dan
logam 200-mm (8-in). Tabung dalam diisi dengan 25 mm (0.98 in) hujan,
limpahannya mengalir ke tabung luar. Pengukur plastik memiliki tanda di
tabung dalam hingga resolusi 025 mm (0.98 in), sementara pengukur logam
membutuhkan batang yang dirancang dengan tanda 025 mm (0.98 in). Setelah
tabung dalam penuh, isinya dibuang dan diisi dengan air hujan yang tersisa di
tabung luar sampai tabung luar kosong, sehingga menjumlahkan total
keseluruhan sampai tabung luar kosong. Jenis pengukuran lain adalah pengukur
hujan sepatu yang populer (pengukur termurah dan paling rentan), ember
miring, dan beban. Untuk mengukur curah hujan dengan cara yang murah,
kaleng silindris dengan sisi tegak dapat dipakai sebagai pengukur hujan jika
dibiarkan berada di tempat terbuka, namun akurasinya bergantung pada
penggaris yang digunakan untuk mengukur hujan. Semua pengukur hujan tadi
dapat dibuat sendiri dengan pengetahuan yang memadai.
Ketika penghitungan curah hujan dilakukan, berbagai jaringan muncul di
seluruh Amerika Serikat dan tempat lain ketika penghitungan curah hujan dapat
dikirimkan melalui Internet, seperti CoCoRAHS atau GLOBE. Jika jariingan
Internet tidak tersedia di daerah tempat tinggal, stasiun cuaca terdekat atau
kantor meteorologi akan melakukan penghitungan.
Satu milimeter curah hujan sama dengan satu liter air per meter persegi. Ini
menyederhanakan penghitungan kebutuhan air untuk pertanian.
2.1.5
Intensitas Hujan
Intensitas curah hujan dikelompokkan menurut tingkat presipitasi:
a. Gerimis ketika tingkat presipitasinya< 25 millimetre (0.98 in) per jam
b. Hujan sedang ketika tingkat presipitasinya antara 25 millimetre (0.98 in) 76 millimetre (3.0 in) atau 10 millimetre (0.39 in) per jam
c. Hujan deras ketika tingkat presipitasinya> 76 millimetre (3.0 in) per
jam,atau antara 10 millimetre (0.39 in) dan 50 millimetre (2.0 in) per jam
d. Hujan badai ketika tingkat presipitasinya> 50 millimetre (2.0 in) per jam
2.2 Hidroelektrik
2.2.1 Pengertian Hidroelektrik
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah pembangkit listrik yang
mengandalkan energi potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi
listrik. Energi listrik yang dibangkitkan ini biasa disebut sebagai hidroelektrik.
Contoh pemanfaatan air menjadi hidroelektrik di Indonesia antara lain:
2.3 Dinamo
2.3.1 Pengertian Dinamo
Dinamo adalah suatu alat pengubah energi gerak menjadi energi listrik, di
dalam dinamo terdapat sebuah magnet silinder yang dilingkupi kumparan
Dinamo menggunakan prinsip elektromagnetisme untuk mengubah putaran
mekanik menjadi listrik arus bolak-balik. (Hipolyte Pixii,1832)
Generator listrik adalah sebuah alat yang dapat
memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan
menggunakan induksi elektromagnetik. Proses ini dikenal sebagai pembangkit
listrik. Walau generator dan motor punya banyak kesamaan, tapi motor adalah
alat yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik.
Cara kerja Ember yaitu dengan menampung air hujan terlebih dahulu di wadah
penampungan air. Dengan menggunakan sistem katup otomatis maka jika air
hujan sudah terkumpul cukup banyak, katup membuka kemudian air dialirkan
untuk memutar dinamo. Sedangkan jika air yang ditampung telah habis dialirkan,
katup menutup untuk diisi air hujan sampai penuh kembali.
BAB III
METODE PENELITIAN
BAB IV
PEMBAHASAN
10
11. Karet
12. Plastik
13. Besi pipih
14. Papan Kayu
15. Mur
16. Baut
17. Gabus
18. Kursi plastik
19. Pipa pralon
20. Lem aibond
Alat:
1. Bor listrik
2. Tang
3. Tang potong
4. Palu
5. Papan
6. Multi tester
7. Jas hujan
8. Gunting
9. Cutter
10. Obeng
11. Kunci inggris
12. Kunci baut 10,11,12,13,14
13. Gergaji
Cara pembuatan
1. Sistem Katup Otomatis
1. Menyiapkan papan, kayu, kawat, kran dispenser, mur, karet, baut, dan besi, selang
kecil, pipa pralon
2. Membuat dudukan dengan papan. Potong papan menjadi dua menggunakan
gergaji. Kemudian gabungkan papan yang satu dan lainnya secara vertical legak
lurus menggunakan mur dan sekrup dengan bantuan bor listrik untuk melubangi
papan.
3. Memasangkan besi yang sudah berbentuk datar ke mur yang ada di papan.
4. Memotong kawat setinggi ember, kemudian pasangkan bagian atas ke besi yang
sudah dipasangkan mur. Masukkan selang kecil ke kawat tersebut, selanjutnya
12
masukkan kayu yang sudah dilubangi ke kawat. Lalu masukkan pipa pralon yang
telah dibagi dua dan dilubangi ke kawat. Sedangkan kawat baigan bawah
dipasangkan dengan tutup kran dispenser.
5. Menyetel baut yang ada di besi agar katup dapat membuka dan menutup dengan
mudah.
1. Menyiapkan ember, sistem katup buka tutup otomatis, kran gallon, kursi plastic,
dinamo, pipa, selang, mur, dan baut.
2. Memasukkan sistem katup buka tutup ke dalam ember lalu ditandai di dasar ember.
3. Melubangi dasar ember sesuai ukuran kran gallon dan sesuai letak katup.
4. Melekatkan kran gallon ke lubang tersebut dengan lem aibond agar air tidak bocor.
Tempelkan selang ke kran gallon.
5. Kemudian memasangkan dinamo pada pipa yang sudah dilubangi terlebih dahulu agar
air yang keluar dapat tepat mengenai baling-baling dinamo dan tidak membasahi
dinamo.
6. Memasangkan pipa tersebut ke sebuah kursi plastic sesuai letak selang agar air yang
keluar dari selang dapat mengenai baling-baling dinamo.
7. Meletakkan ember di atas kursi plastic yang ditengahnya terdapat lubang.
8. Alat siap digunakan.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Air hujan dapat dimanfaatkan untuk memutar dinamo yang mengubah energi
mekanik menjadi energi listrik melalui alat ini yang bernama EMBER (Electric Maker
By the Energy of Rain), yang bekerja dengan menggerakkan dinamo menggunakan
energi kinetik yang dihasilkan dari penampungan air hujan yang mengeluarkan air
dengan kuantitas yang diperlukan, sehingga air yang keluar tidak membasahi dynamo
agar alat ini bekerja dengan optimal.
Penggunaan alat ini di masyarakat khususnya masyarakat yang tinggal jauh dari
sumber air mengalir akan memudahkan masyarakat untuk mendapatkan sumber energi
alternatif listrik. Selain itu, keberadaan alat ini dapat membantu mengurangi pengunaan
energi listrik bertenaga fosil yang tidak dapat diperbarui, khususnya minyak dan gas
bumi. Hal ini akan menguntungkan semua pihak yang mengunakannya.
5.2
Saran
15
Dalam pemilihan kayu sebagai penggerak katup harus menggunakan kayu yang
proporsional, yaitu dapat menekan katup ke bawah sehingga air tidak bocor saat air
mulai naik dan dapat mengapung sehingga mendorong katup ke atas.
Selain itu, dalam proses pembuatan alat membutuhkan pengawasan orang tua
karena menggunakan alat-alat yang berbahaya seperti bor listrik, gergaji, dan palu.
DAFTAR PUSTAKA
Dini,Natalia, dan Wirastuti Widyatmanti. 2006. Gerografi SMP atau Mts kelas
VII (KTSP). Jakarta:Grasindo
Wijaya ,Agung ,2006. IPA Terpadu SMP/MTs Kls IX B (KTSP). Jakarta
Grasindo
LAMPIRAN
Nama
TTL
17
Magelang
Alamat
Hobi
Nama
TTL
Alamat
18