You are on page 1of 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Saat ini listrik merupakan kebutuhan manusia yang pokok. Listrik berperan
dalam kehidupan manusia sehari-hari. Listrik digunakan untuk menyalakan lampu
pijar, menggerakkan mesin. Listrik merupakan sumber energi yang berasal dari
sumber energi lain. Sumber energi yang biasa digunakan adalah minyak bumi dan gas
bumi. energi-energi tersebut tidak dapat diperbarui dan suatu saat akan habis. Padahal
kebutuhan masyarakat akan listrik terus meningkat. Oleh karena itu, berbagai cara
membangkitkan listrik dengan energi alternatif terus dilakukan.
Hujan merupakan salah satu sumber air mengalir yang melimpah. Air hujan
dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari, misalnya digunakan untuk
kebutuhan air minum atau air resapan. Belum banyak orang yang memanfaatkan air
hujan untuk membangkitkan energi listrik.

Gambar 1 Prakiraan Curah Hujan Bulan Januari 2014

Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, curah


hujan di Indonesia cukup tinggi karena sebagian besar wilayah di Indonesia
didominasi oleh curah hujan menengah hingga tinggi (BMKG, 2014). Oleh karena itu,
gagasan untuk memanfaatkan air hujan menjadi salah satu alternatif pembangkit
listrik tenaga air dengan melakukan penelitian yang berjudul EMBER Pengubah
Energi Air Hujan menjadi Hidroelektrik. Karya tulis ini meneliti alat yang dapat
memanfaatkan air hujan menjadi listrik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana cara memanfaatkan air hujan sebagai energi alternatif?
2. Bagaimana model yang tepat untuk memanfaatkan air hujan sebagai energi
alternatif?
3. Bagaimana cara membuat EMBER (Electric Maker By the Energy of Rain)?
4. Bagaimana cara kerja alat tersebut dalam menghasilkan listrik?
1.3 Tujuan Penelitian
Penulisan karya tulis berjudul Ember Pengubah Energi Air Hujan menjadi
Hidroelektrik ini bertujuan untuk:
1. Memanfaatkan air hujan sebagai energi alternatif.
2. Mengetahui model yang tepat untuk memanfaatkan air hujan sebagai energi
alternatif.
3. Mengetahui cara membuat EMBER (Electric Maker By the Energy of Rain).
4. Mengetahui cara kerja EMBER dalam menghasilkan listrik.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang penulis harapkan melalui penulisan karya tulis ini adalah
sebagai berikut:
1. Sumber energi alternatif dari air hujan
2. Mendatangkan inovasi baru kreasi alat yang memanfaatkan air hujan sebagai
energi listrik alternatif.
1.5 Hipotesis
Hipotesis yang mendasari penulis dalam penelitian ini adalah:
1. Air hujan dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif dengan menggunakan
energi potensial yang dimilikinya.
2. Model yang tepat untuk memanfaatkan air hujan sebagai energi alternatif yaitu
menampung air hujan di sebuah wadah penampung air hujan kemudian
2

mengalirkannya untuk menggerakkan dinamo pembangkit listrik tenaga air untuk


menghasilkan listrik.
3. Cara membuat Ember yaitu dengan menyiapkan wadah penampung air, dynamo,
katup otomatis serta alat dan bahan pendukung lainnya.
4. Cara kerja Ember yaitu dengan menampung air hujan terlebih dahulu di wadah
penampungan air. Dengan menggunakan sistem katup otomatis maka jika air
hujan sudah terkumpul cukup banyak, katup membuka kemudian air dialirkan
untuk memutar dinamo. Sedangkan jika air yang ditampung telah habis dialirkan,
katup menutup untuk diisi air hujan sampai penuh kembali.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hujan
2.1.1 Pengertian Hujan

Hujan merupakan satu bentuk presipitasi atau kandungan kelembapan udara


yang berwujud cairan.(Handoyo,2011)
2.1.2

Cara Pembentukan Hujan


Hujan turun dari awan hujan yang tebentuk melalui tiga proses yaitu
orografis, konveksional, dan konvergen. (Utoyo,2006)

Gambar 2 Bentuk butir hujan menurut ukurannya

2.1.3

Curah Hujan
Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh di permukaan tanah datar selama
periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi (mm) di atas permukaan
horizontal bila tidak terjadi evaporasi, runoff dan infiltrasi. Satuan CH adalah
mm, inch.
terdapat beberapa cara mengukur curah hujan.
Hujan adalah sumber utama air tawar di sebagian besar daerah di dunia,
menyediakan

kondisi

cocok

untuk

keragaman ekosistem,

juga

air

untuk pembangkit listrik hidroelektrik dan irigasi ladang. Curah hujan dihitung
menggunakan pengukur hujan. Jumlah curah hujan dihitung secara aktif
oleh radar cuaca dan secara pasif oleh satelit cuaca.
4

Gambar 2 Air Hujan


2.1.4

Pengukuran Hujan
Cara standar untuk mengukur curah hujan atau curah salju adalah
menggunakan pengukur hujan standar, dengan variasi plastik 100-mm (4-in) dan
logam 200-mm (8-in). Tabung dalam diisi dengan 25 mm (0.98 in) hujan,
limpahannya mengalir ke tabung luar. Pengukur plastik memiliki tanda di
tabung dalam hingga resolusi 025 mm (0.98 in), sementara pengukur logam
membutuhkan batang yang dirancang dengan tanda 025 mm (0.98 in). Setelah
tabung dalam penuh, isinya dibuang dan diisi dengan air hujan yang tersisa di
tabung luar sampai tabung luar kosong, sehingga menjumlahkan total
keseluruhan sampai tabung luar kosong. Jenis pengukuran lain adalah pengukur
hujan sepatu yang populer (pengukur termurah dan paling rentan), ember
miring, dan beban. Untuk mengukur curah hujan dengan cara yang murah,
kaleng silindris dengan sisi tegak dapat dipakai sebagai pengukur hujan jika
dibiarkan berada di tempat terbuka, namun akurasinya bergantung pada
penggaris yang digunakan untuk mengukur hujan. Semua pengukur hujan tadi
dapat dibuat sendiri dengan pengetahuan yang memadai.
Ketika penghitungan curah hujan dilakukan, berbagai jaringan muncul di
seluruh Amerika Serikat dan tempat lain ketika penghitungan curah hujan dapat
dikirimkan melalui Internet, seperti CoCoRAHS atau GLOBE. Jika jariingan
Internet tidak tersedia di daerah tempat tinggal, stasiun cuaca terdekat atau
kantor meteorologi akan melakukan penghitungan.

Satu milimeter curah hujan sama dengan satu liter air per meter persegi. Ini
menyederhanakan penghitungan kebutuhan air untuk pertanian.
2.1.5

Intensitas Hujan
Intensitas curah hujan dikelompokkan menurut tingkat presipitasi:
a. Gerimis ketika tingkat presipitasinya< 25 millimetre (0.98 in) per jam
b. Hujan sedang ketika tingkat presipitasinya antara 25 millimetre (0.98 in) 76 millimetre (3.0 in) atau 10 millimetre (0.39 in) per jam
c. Hujan deras ketika tingkat presipitasinya> 76 millimetre (3.0 in) per
jam,atau antara 10 millimetre (0.39 in) dan 50 millimetre (2.0 in) per jam
d. Hujan badai ketika tingkat presipitasinya> 50 millimetre (2.0 in) per jam

2.2 Hidroelektrik
2.2.1 Pengertian Hidroelektrik
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah pembangkit listrik yang
mengandalkan energi potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi
listrik. Energi listrik yang dibangkitkan ini biasa disebut sebagai hidroelektrik.
Contoh pemanfaatan air menjadi hidroelektrik di Indonesia antara lain:

Gambar 3 PLTA Wadaslintang


6

2.3 Dinamo
2.3.1 Pengertian Dinamo
Dinamo adalah suatu alat pengubah energi gerak menjadi energi listrik, di
dalam dinamo terdapat sebuah magnet silinder yang dilingkupi kumparan
Dinamo menggunakan prinsip elektromagnetisme untuk mengubah putaran
mekanik menjadi listrik arus bolak-balik. (Hipolyte Pixii,1832)
Generator listrik adalah sebuah alat yang dapat
memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan
menggunakan induksi elektromagnetik. Proses ini dikenal sebagai pembangkit
listrik. Walau generator dan motor punya banyak kesamaan, tapi motor adalah
alat yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik.

Contoh dinamo pada sepeda.

Gambar 4 Dinamo sepeda


2.4 Multitester
2.4.1 Pengertian Multitester

Gambar 5 Multitester Digital


Multimeter atau multitester adalah alat pengukur listrik yang sering dikenal
sebagai VOM (Volt-Ohm meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter),
hambatan (ohm-meter), maupun arus (amperemeter). Multimeter dibagi menjadi
dua yaitu multimeter digital atau DMM (digital multi-meter)(untuk yang baru dan
lebih akurat hasil pengukurannya), dan multimeter analog. Masing-masing
kategori dapat mengukur listrik AC, maupun listrik DC.
Sebuah multimeter merupakan perangkat genggam yang berguna untuk
menemukan kesalahan dan pekerjaan lapangan, maupun perangkat yang dapat
mengukur dengan derajat ketepatan yang sangat tinggi.
2.5 Hipotesis
Hipotesis yang mendasari penulis dalam penelitian ini adalah:
1. Air hujan dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif dengan menggunakan
energi potensial yang dimilikinya.
2. Model yang tepat untuk memanfaatkan air hujan sebagai energi alternatif yaitu
menampung air hujan di sebuah wadah penampung air hujan kemudian
mengalirkannya untuk menggerakkan dinamo pembangkit listrik tenaga air untuk
menghasilkan listrik.
3. Cara membuat Ember yaitu dengan menyiapkan wadah penampung air,
dynamo, katup otomatis serta alat dan bahan pendukung lainnya.

Cara kerja Ember yaitu dengan menampung air hujan terlebih dahulu di wadah
penampungan air. Dengan menggunakan sistem katup otomatis maka jika air
hujan sudah terkumpul cukup banyak, katup membuka kemudian air dialirkan
untuk memutar dinamo. Sedangkan jika air yang ditampung telah habis dialirkan,
katup menutup untuk diisi air hujan sampai penuh kembali.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di lingkungan SMA Negeri 1 Magelang.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada 1 6 November 2014
3.2 Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan karya tulis ini, penulis menggunakan
metode sebagai berikut:

1. Eksperimen, yaitu dengan melakukan percobaan langsung pembuatan Ember


(Electric Maker By the Energy of Rain).
2. Observasi, berupa pengamatan langsung terhadap hidroelektrik dari energi air
hujan.
3.3 Metode Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan cara deskriptif kuantitatif.

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Cara Pemanfaatkan Air Hujan


Air hujan dapat dimanfaatkan energinya untuk menghasilkan listrik. Caranya yaitu
dengan menampung air hujan pada suatu wadah penampungan kemudian dialirkan ke
baling-baling dinamo. Dengan memanfaatkan energi kinetik dari air yang dialirkan dapat
memutar dinamo sehingga bisa menghasilkan listrik.

10

Gambar 7 Ilustrasi Sketsa Cara Pemanfaatan Energi Air Hujan


4.2 Model Pemanfaatan Energi Air Hujan

Gambar 8 EMBER (Electric Maker By the Energy of Rain)

4.3 Cara Membuat EMBER


Bahan:
1. Ember
2. Selang
3. Dinamo
4. Kabel
5. Lampu LED
6. Kayu
7. 1 set Kran gallon
8. Kawat
9. Multitester
10. Sekrup
11

11. Karet
12. Plastik
13. Besi pipih
14. Papan Kayu
15. Mur
16. Baut
17. Gabus
18. Kursi plastik
19. Pipa pralon
20. Lem aibond
Alat:
1. Bor listrik
2. Tang
3. Tang potong
4. Palu
5. Papan
6. Multi tester
7. Jas hujan
8. Gunting
9. Cutter
10. Obeng
11. Kunci inggris
12. Kunci baut 10,11,12,13,14
13. Gergaji

Cara pembuatan
1. Sistem Katup Otomatis
1. Menyiapkan papan, kayu, kawat, kran dispenser, mur, karet, baut, dan besi, selang
kecil, pipa pralon
2. Membuat dudukan dengan papan. Potong papan menjadi dua menggunakan
gergaji. Kemudian gabungkan papan yang satu dan lainnya secara vertical legak
lurus menggunakan mur dan sekrup dengan bantuan bor listrik untuk melubangi
papan.
3. Memasangkan besi yang sudah berbentuk datar ke mur yang ada di papan.
4. Memotong kawat setinggi ember, kemudian pasangkan bagian atas ke besi yang
sudah dipasangkan mur. Masukkan selang kecil ke kawat tersebut, selanjutnya
12

masukkan kayu yang sudah dilubangi ke kawat. Lalu masukkan pipa pralon yang
telah dibagi dua dan dilubangi ke kawat. Sedangkan kawat baigan bawah
dipasangkan dengan tutup kran dispenser.
5. Menyetel baut yang ada di besi agar katup dapat membuka dan menutup dengan
mudah.

Gambar 9 Sistem Katup posisi membuka

Gambar 10 Sistem Katup posisi menutup

Cara membuat Badan EMBER:


13

1. Menyiapkan ember, sistem katup buka tutup otomatis, kran gallon, kursi plastic,
dinamo, pipa, selang, mur, dan baut.
2. Memasukkan sistem katup buka tutup ke dalam ember lalu ditandai di dasar ember.
3. Melubangi dasar ember sesuai ukuran kran gallon dan sesuai letak katup.
4. Melekatkan kran gallon ke lubang tersebut dengan lem aibond agar air tidak bocor.
Tempelkan selang ke kran gallon.
5. Kemudian memasangkan dinamo pada pipa yang sudah dilubangi terlebih dahulu agar
air yang keluar dapat tepat mengenai baling-baling dinamo dan tidak membasahi
dinamo.
6. Memasangkan pipa tersebut ke sebuah kursi plastic sesuai letak selang agar air yang
keluar dari selang dapat mengenai baling-baling dinamo.
7. Meletakkan ember di atas kursi plastic yang ditengahnya terdapat lubang.
8. Alat siap digunakan.

Gambar 11 Badan EMBER

4.4 Cara Kerja EMBER


1. Air keluar melalui selang dengan sistem katup otomatis yaitu ketika air dalam ember
sudah penuh, katup membuka sehingga air keluar. Kemudian apabila air surut katip
otomatis akan tertutup.
2. Air yang keluar dari selang tersebut akan menggerakkan turbin untuk membangkitkan
listrik.Kecepatan air yang keluar dari wadah penampung akan berkurang sengan stabil
hingga air habis ,kemudian akan terisi kembali hingga penuh .
14

BAB V
PENUTUP

5.1

Kesimpulan
Air hujan dapat dimanfaatkan untuk memutar dinamo yang mengubah energi

mekanik menjadi energi listrik melalui alat ini yang bernama EMBER (Electric Maker
By the Energy of Rain), yang bekerja dengan menggerakkan dinamo menggunakan
energi kinetik yang dihasilkan dari penampungan air hujan yang mengeluarkan air
dengan kuantitas yang diperlukan, sehingga air yang keluar tidak membasahi dynamo
agar alat ini bekerja dengan optimal.
Penggunaan alat ini di masyarakat khususnya masyarakat yang tinggal jauh dari
sumber air mengalir akan memudahkan masyarakat untuk mendapatkan sumber energi
alternatif listrik. Selain itu, keberadaan alat ini dapat membantu mengurangi pengunaan
energi listrik bertenaga fosil yang tidak dapat diperbarui, khususnya minyak dan gas
bumi. Hal ini akan menguntungkan semua pihak yang mengunakannya.

5.2

Saran

15

Dalam pemilihan kayu sebagai penggerak katup harus menggunakan kayu yang
proporsional, yaitu dapat menekan katup ke bawah sehingga air tidak bocor saat air
mulai naik dan dapat mengapung sehingga mendorong katup ke atas.
Selain itu, dalam proses pembuatan alat membutuhkan pengawasan orang tua
karena menggunakan alat-alat yang berbahaya seperti bor listrik, gergaji, dan palu.

DAFTAR PUSTAKA
Dini,Natalia, dan Wirastuti Widyatmanti. 2006. Gerografi SMP atau Mts kelas
VII (KTSP). Jakarta:Grasindo
Wijaya ,Agung ,2006. IPA Terpadu SMP/MTs Kls IX B (KTSP). Jakarta
Grasindo

Munawir S.Pd .dkk. Seri Pengetahuan Sosial ,Cakrawala Geografi 1, Yudhistira


Ghalia, Indonesia
Budiharto ,Widodo .Tehnik Reparasi PC & Monitor ,Elex Media
Komputindo,
Indonesia

Singgih,Handoyo, dan Dudi Sudibyo. 2011. Aviapedia. Jakarta:Kompas


Drs. Sudjatmoko, Dkk.2006. Horizon IPS Oleh ,Yudhistira Ghalia ,Indonesia
16

Idianto Mu'in. 2004. Pengetahuan Sosial: Geografi.


Grasindo,Indonesia

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

: Satria Surya Dewangga

TTL

: Klaten, 20 Desember 1998

17

Magelang

Alamat

: Bogeman Wetan RT 01 RW 08,

Hobi

: Berenang, futsal dan membaca

Nama

: Royan Dani Karabisi

TTL

: Magelang, 26 Maret 1998

Alamat

: Dsn. Karangboyo RT 8/4 Desa

Payaman, Kec Secang, Kab. Magelang


Hobi

: Bersepeda, dan membaca

18

You might also like