You are on page 1of 33

RINGKASAN MATERI KULIAH

SAP 5
BIAYA BAHAN BAKU DAN BIAYA TENAGA KERJA

KELOMPOK 3

AINUN ROVIKO

(1415351130)

AGIS FITRIYAH HALIFAH

(1415351145)

NI KETUT AYU GALIH SUKMA ADIPUTRI

(1415351147)

NI LUH PUTU SINTA RATNA DEWI

(1415351148)

MADE EMI WIASTRINI

(1415351204)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2014/2015
1

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena berkat karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan paper ini tepat pada waktunya. Dalam paper ini akan dibahas
mengenai Biaya Bahan Baku dan Biaya Tenaga Kerja
Kami menyadari bahwa paper ini jauh dari sempurna, menyadari tentang hal itu, kami
sebagai penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca agar hasil penulisan ini
semakin baik.
Kami sebagai penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
pihak yang telah membantu terselesainya laporan ini.
Akhir kata, jika ada suatu kekurangan mohon saran dan kritiknya, karena semua di dunia
ini tidak ada yang sempurna seperti istilah menyebutkan Tak Ada Gading yang tak Retak.
Demikianlah paper ini kami buat, semoga dapat berguna dan bermanfaat bagi dunia
pendidikan khususnya bagi kami pribadi dan umumnya bagi para pembaca.

Denpasar, 12 Oktober 2015


Penulis

DAFTAR ISI
JUDUL ........................................... 1
KATA PENGANTAR .... 2
DAFTAR ISI ..... 3
BAB I
MATERI
1.1 Biaya Bahan Baku .
1.2 Perilaku Biaya..

4
20

DAFTAR PUSTAKA.. 33
2

1.1 BIAYA BAHAN BAKU


PENGERTIAN BIAYA BAHAN BAKU
Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian menyeluruh pruduk jadi. Bahan baku
yang diolah perusahaan manufaktur dapat diproleh dari pembelian local, impor, atau dari
pengelolaan sendiri. Di dalam memperoleh bahan baku, perusahaan tidak hanya mengeluarkan
biaya sejumlah harga beli bahan baku saja, tetapi juga mengeluarkan biaya-biaya pembelian,
pergudangan, dan biaya-biaya perolehan lain. Timbul masalah mengenai unsur biaya apa saja
yang diperhitungkan sebagai harga pokok bahan baku yang dibeli.

Biaya bahan baku merupakan komponen biaya yang terbesar dalam pembuatan produk jadi.
Dalam perusahaan manufaktur, bahan baku diolah menjadi produk jadi dengan mengeluarkan
biaya konversi. Bahan yang digunakan untuk produksi diklasifikasikan menjadi bahan baku
(bahan langsung) dan bahan pembantu (bahan tidak langsung). Bahan langsung yaitu bahan yang
digunakan untuk produksi yang dapat diidentifikasikan ke produk. Biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung merupakan biaya utama (prime cost) yang dibebankan kepada persediaan
produk dalam proses. Bahan tidak langsung meliputi semua bahan yang bukan merupakan bahan
baku. Biaya bahan tidak langsung dibebankan pada biaya overhead pabrik saat bahan tersebut
digunakan untuk produksi.
PEROLEHAN DAN PENGGUNAAN BAHAN BAKU
Proses produksi dan kebutuhan bahan baku bervariasi sesuai dengan ukuran dan jenis
industry dari perusahaan, pembelian dan penggunaan bahan baku biasanya meliputi langkahlangkah :
1. Untuk setiap produk atau variasi produk, insinyur menentukan rute (routing) untuk setiap
produk, yang merupakan urtan orprai yang dilakukan, dan sekaligus menetapkan daftar
bahan baku yang diperlukan, yang merupakan daftar kebutuhan bahan baku untuk setiap
langkah dalam urutan operasi tersebut.
2. Anggaran produksi ( production budget ) menyedikan rencana utama, darimana rincian
mengenai bahan baku dikembangkan.
3. Bukti permintaan pembelian atau ( purchase requisition ) menginformasikan agen
pembelian mengenai jumlah dan jenis bahan baku yang dibutuhkan.
4. Pesanan pembelian ( purchase order ) merupakan kontrak atas jumlah yang harus
dikirimkan.
5. Laporan penerimaan (receiving report ) mengesahkan jumlah yang diterima, dan
mungkin juga melaporkan hasil pemeriksaan dan pengujian mutu.

6. Bukti permintaan bahan baku (material requisition) memberiakan wewenang bagi


gudang untuk mengirimkan jenis dan jumlah tertentu dari bahan baku ke department
tertentu pada waktu tertentu.
7. 7.

Kartu catatan bahan baku ( material record card ) mencatat setiap penerimaan dan

pengeluarandari setiap jenis bahan baku dan berguna sebagai catatan persediaan
perpetual.
PEMBELIAN BAHAN BAKU
Dalam oraganisasi besar, pembelian bahan baku biasanya dilakukan oleh departemen pembelian,
yang dikealai oleh agen pembelian. Adapun tugas dari departemen pembelian adalah :
a) menerima bukti permintaan pembelian atas bahan baku, perlengkapan dan peralatan.
b) menyimpan informasi mengenai sumber pasokan harga dan jadwal pengapalan serta
penghantaran
c) membuat dan menempatkan pesanan pembelian.
d) mengatur pelaporan diantara departemen pembelian, penerimaan dan akuntansi.
Dibeberapa perusahaan, departemen pembelian memiliki fungsi tambahan yaitu menyetujui
pembayaran atas setiap faktur yang diterima dari pemasok.
PEMBELIAN PERLENGKAPAN, JASA , DAN PERBAIKAN
Langkah-langkah pembelian bahan baku berikut ini dapat diterapkan ke semua departemen divisi
di suatu perusahaan. Bukti permintaan pembelian , pesanan pembelian, dan laporan penerimaan
dapat diterapkan untuk perlengkapan dan peralatan kantor, kafetaria perusahaan, unit PPPK ,
kantor bendahara, serta departemen-departemen lainnya.
FORMULIR PEMBELIAN

Formulir utama yang diperlukan dalam pembelian adalah bukti permintaan pembelian dan
pesanan pembelian :

Bukti permintaan pembelian : Bukti permintaan pembelian berasal dari (1) karyawan
bagian gudang yang mengeahui jumlah persediaan telah mencapai titik pemesanan
kembali (2) klerek catatan bahan baku atau karyawan maupun penyelia departemen lain
yang bertanggung jawab untuk memberitahukan kepada agen pembelian kapan harus
dilakukan pembelian (3) Karyawan bagian riset, insinyur, ataupun penyelia maupun
karyawan departemen lain yang memerlukan bahan baku khusus. (4) program computer
yang dirancang untuk meningkatkan department pembeian kapan diperlukan pengisian
kembali persediaan. Setiap kopi dari bukti permintaan embelian tetap dpegang oleh si
pembuat, dan aslinya dikirimkan ke department pembelian untuk dieksekusi. Catatancatatan ini dapat berada dalam bentuk elektronik atau ketras.

Pesanan pembelian. Pesanan pembelian yang ditandatangani oleh agen pembelian atau
pihak yang berwenang lainnya, memberikan wewenang kepada pemasok untuk
mengirimkan barang yang telah ditentukan dalam jumlah yang juga telah ditentukan
sesuai dengan persyaratan yang disepakati, pada waktu dan tempat terntu. Untuk
mempermudahkan, formulir pemesanan milik pemasok dapat digunakan. Namun pada
prakteknya, formulir pesanan pembelian dibuat oleh perusahaan pembeli , dan formulir
terebut dibuat sesuai dengan kebutuhan terentu si pembeli.

Electronic data interchange. electronic data interchange adalah pertukaran informasi


transaksi antara computer uatu peruahaan dengan computer perusahaan lain. Hal ini
merupakan langkah untuk mencapai lingkungan bisnis tanpa batas ( paperless ) dengan
cara menghilangkan sebanyak mungkin dokumen kertas.

PENERIMAAN
Departement penerimaan berfungsi :
a)

membongkar bahan baku yang rusak.

b)

membandingkan jumlah yang diterima dengan daftar perusahaan perkapalan ( shippers

packing list)
c)

mencocokan bahan baku yang diterima dengan deskripsi dalam pesanan pembelian.

d)

membuat laporan penerimaan.

e)

memberitaukan kepada department pembelian mengenai perbeaan yang ditemukan

f)

mengatur pemeriksaan apabila diperlukan.

g)

memberitahukan kepada department pengantaran dan department pembelian mengenai

kerusakan yang terjadi selama bahan baku tersebut dalam perjalanan.


h)

mengirimkan bahan baku yag diterima kelokasi yang sesuai.

Laporan penerimaan menunjukan nomor pesanan pembelian, omor akun yang akan dibebankan,
nama pemasok, rincian mngenai transortasi, serta jumlah dan jenis barang yang diterima.
Laporan tersebut juga menyediakan ruang bagi department pemeriksaan untuk menuliskan
persetujuaannya atas kiriman tersebut maupun jumlah yang ditolak dan alas an penolakan.
PERSETUJUAN FAKTUR DAN PEMROSESAN DATA
Persetujuan faktur adalah penting bagi pengendalian bahan baku, karena proses tersebut
memverivikasi bahwa barang telah diterima sesuai engan pesanan dan pembelian dapat
dilakukan. Pada saat bahan baku sama di department penerimaan, perusahaan biasanya juga
menerima faktur dari pemasok. Faktur dan satu salinan pesanan pembelian disimpan di
department akuntansi. Saat laporan penerimaan dan pemeriksaan diterima, laporan penerimaan ,
pesanan pembelian dan faktur dibandingkan dalam hal jenis bahan baku, jumlah, harga , diskon,
persyaratan kredit, instruksipengiriman, dan persyaratan lainnya.jika faktur sesuai (atau
disesuaikan dengan memo debit atau kredit untuk barang yang ditolak, untuk barang yang
kekkurangan atau kelebihan jumlahnya, dan seterusnya), klerek faktur memberikan persetujua
dan melampirkannya ke pesanan pembelian dan laporan penerimaan untuk pembuatan vocucher.
Data voucher dijurnal, diposting ke buku pembantu, dan dimasukan kejurnal pembayaran kas
7

sesuai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran. Transaksi pembelian memengaruhi akun
pengendalian dan akun buku pembantu.
BIAYA PEROLEHAN BAHAN BAKU
Harga yang tercantum dalam faktur pemasok dan bahan transportasi adalah biaya pembelian
barang yang paling jelas terlihat. Sementara, biaya yang tidak terlalu jelas keliatan adalah biaya
yang dapat disebut biaya akuisisi, yaitu biaya untuk , melakukan fungsi pembelian, penerimaan,
pembongkaran, pemeriksaan, asuransi, penyimpanan, dan akuntansi.

Diskon pembelian. Diskon perdagangan dan diskon pembelian dalam jumlah besar
biasanya tidak dicatatat oleh catatan akuntansi mana pun. Melainkan, keduanya
diperlukan sebagai pengurangan harga. Yaitu, harga yang dibayar ke pemasok dicatat
pada harga sesudah diskon.

Beban Angkut Pembelian ( Freight-In). Beban angkut pembelian jelas merupakan


biaya bahan baku, tetapi dapat muncul beberapa kesulitan praktis dalam akuntansi untuk
biaya ini.

Biaya akuisisi dibebankan. Jika biaya bahan baku akan memasukan biaya akuisisi,
maka suatu tarif pembebanan tertentu dapat dikenakan ke setiap faktur dan setiap item,
daripada membedakan biaya ini ke overhead pabrik.

Perhitungan biaya persediaan untuk pajak penghasilan. Tax Reform Act tahun 1986
memasukan persyaratan perhitungan biaya persediaan yang baru. Aturan kapitalisasi yang
seragam mengharuskan dikapitalisasinya beberapa biaya tertentu kedalam nilai
persediaan. Padahal tadinya, biaya-biaya tersebut dapat dibedakan. Banyak kategori
biaya, seperti tenaga kerja yang melakukan pengerjaan kembali, bahan baku sisa dan
barang rusak, pembelian bahan baku, pergudangan, administrasi pabrik, gaji karyawan
kantor yang berhubungan dengan jasa prosuksi, serta kelebihan biaya penyusutan diluar
nilai yang dihitung untuk pelaporan keuangan, sekarang harus dikapitalisasi kedalam
nilai persediaan untuk tujuan tersebut.

PENYIMPANAN DAN PENGGUNAAN BAHAN BAKU


Bahan baku dan satu salinan laporan penerimaan dikirimkan kebagian gudang dari departemen
penerimaan ataun departemen pemeriksaan petugas gudang bertanggung jawab untuk
mengamankan bahan baku, menempatkannya di kota atau lokasi lain sampai dibutuhkan, dan
memastikan bahwa semua bahan baku yang dikeluarkan dari gudang sesuai dengan bukti
permintaan bahan baku yang bersangkutan. Akses ke gudang biasanya sangat ketat, dimana
bahan baku dikeluarkan dari jendela berjeruji.
PENGELUARAN DAN PERHITUNGAN BIAYA BAHAN BAKU
Selain pembelian, penerimaan, pemyimpanan, dan pencatatan yang efektif, pengendalian bahan
bakumemerlukan suatu sistem untuk mengeluarkan bahan baku.

Bukti permintaan bahan baku. bukti permintaan bahan baku memberikan otorisasi bagi
petugas gudang untuk mengeluarkan bahan baku.bukti permintaan tersebut dibuat oleh
klerek, kepala departemen, penyelia, atau pimpinan kelompok dari bagian pengendali
produksi.bukti permintaan tersebut dibedakan dari bukti permintaan pembelian yang
digunakan untuk membuat pesanan pembelian ke pemasok seperti yang telah dibahas
sebelumnya. Bukti permintaan bahan baku digunakan untuk mengeluarkan bahan baku
dari gudang.

Pemrosesan Data Elektronik untuk bukti penerimaan bahan baku. ketika EDP
digunkan untuk bukti penerimaan bahan baku, maka informasi permintaan dimasukan
dan dikirimkan secara elektronik dan bukanya dalam bentuk dokumen kertas. Sistem
tersebut mengahasilkan ikhtisar bahan baku sesuai kebutuhan dan memutakhirkan buku
pembantu serta akun buku besar secara otomatis.

Daftar Bahan Baku yang Dipergunakan. Daftar bahan baku yanag diperlukan
membuat daftar dari semua bahan baku yang diperlukan untuk suatu pesanan atau
production run tertentu. Daftar tersebut dapat menghemat waktu dan mengurangi
kesalahan karena berguna sebagai salinan induk dari bukti permintaan bahan baku untuk
produk tersebut. Saat suatu pesanan atau production run dimulai, semua bahan baku yang
9

terdapat dalam BOM dikirimkan ke pabrik atau dikeluarkan sesuai dengan jadwal
tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. BOM merupakan media posting yang
merepotkan. EDP dapat memperbaiki prosedur tersebut dengan cra memberikan catatan
BOM, memproses informasi secara internal, dan memutakhirkan semua catatan akuntansi
secara otomatis.
BUKU PEMBANTU BAHAN BAKU
Sistem persediaan perpetual memasukan setiap penambahan dan setiap pengurangan persediaan
ke dalam buku pembantu bahan baku agar catatan tersebut selalu terkini. Catatan ini, baik dalam
bentuk kertas maupun elektronik, merupakan buku pembantu yang dikendalikan olrh akun bahan
baku di buku besar. Selain menunjukan jumlah dan harga dari setiap jenis bahan baku yang
diterima, dikeluarkan, dan tersedia, catatan tersebut biasanya memuat rincian dari nomer akun,
deskripsi jenis bahan baku, serta lokasi dan jumlah maksimum atau minimum yang harus
tersedia. Buku pembantu bahan baku yang baru dibuat dan yang lama dihapus ketika terjadi
perubahan dalam jenis bahan baku yang disimpan dipersediaan. Buku pembantu ini pararel
dengan kolom debit, kredit, dan saldo yang sudah tidak asing lagi, tetapi menggunakan judul
diterima, dikeluarkan, dan persediaan. (contoh ditampilkan dalam pembahasan mengenai metode
perhitungan biaya bahan baku dilampirkan bab ini). Kolom tambahan dapatditambahkan untuk
mencatata nomer laporan penerimaan dan nomer bukti permintaan bahan baku.
Ketika perhitungan persediaan berbeda dari saldo di buku pembantu bahan baku, buku pembantu
bahan baku disesuaikan dengan hasil perhitungan actual. Selain koreksi atas buku pembantu
bahan baku, akun bahan baku di buku besar disesuaiakan melalui ayat jurnal, seperti ayat jurnal
berikut ini untuk mencatat penurunan :
Pengendali overhead pabrik
Bahan baku

xxx
xxx

Satu satunya langkah yang tersisa adalah membebankan biaya ke bahan baku yang dikeluarkan
untuk digunakan. Hal ini dilakukan mengunakan asumsi aliran biaya yang sudah dikenal oleh
mahasiswa pengantar akuntansi dan diilustrasikan di dalam makalah ini.
10

PENGENDALIAN BAHAN BAKU


Pengendalian bahan baku dilakukan melalui pengaturan fungsional, pembebebanan tanggung
jawab,dan bukti-bukti documenter . hal tersebutdimulai dari persetujuan anggaran pejualan dan
produksi dan dari penyelesaian produk yang siap untuk dijual dan pengiriman produk ke gudan
atau pelanggan. Ada 2 tingkat pengendalian persediaan : pengendalian unit dan pengendalian
uang. Manajer pembelian dan menejer produksi terutama tertarik pada pengendalian unit ;
mereka berfikir , memesan , dan melakukan permintaan dalam unit dan bukannya dalam nilai
uang. Manajemen eksekutif paling berkepentingan pada pengendalian financial dari persediaan.
Para eksekutif ini berfikir dalam hal tingkat pengembalian yang memadai atas modal yang
digunakan, yaitu nilai uang yang diinvestasikan dalam persediaan harus digunakan secara efisien
dan efektif. Pengendalian persediaan akn beroprasi dengan berhasil apabila peningkatan atau
penurunan dalam persediaan mengikuti pola yang telah ditentukan atau diperkirakan
sebelumnya, dimana pola tersebut berkaitan erat dengan jadwal penjualan dan produksi.
Pengendalian bahan baku harus memenuhi 2 kebutuhan yang saling berlawanan :
a) menjaga persediaan dalam jumlah dan variasi yang memadai hguna beroprasi secara efisien
b)menjaga tingkat persediaan yang menguntungkan secara financial.
Tujuan dasar dari pengendalian bahan baku adalah kemampuan untuk melakukan pemesanan
pada waktu yang sesuai dengan sumber terbaik untuk memperoleh jumlah yang tepat pada harga
dan kualitas yang tepat. Pengendalian persediaan yang efektif sebaiknya:
1. Menyediakan pasokan bahan baku yang diperlukan untuk operasi yang efisien dan bebas
ganguan.
2. Menyediakan cukup persediaan dalam periode dimana psokan kecil ( musiman, siklu,
atau pemogokan kerja) dan mengantisipasi perubahan harga.
3. Menyimpan bahan baku dengan waktu penanganan dan biaya minimum serta melindungi
bahan baku tersebut dari kehilangan akibat kebakaran, pencurian, cuaca, dan kerusakan
karena penanganan.
11

4. Meminimalkan item-item yang tidak aktif, berlebih, atau usang dengan cara melaporkan
perubahan produk yang memengaruhi bahan baku.
5. Memastikan persediaan yang cukup untuk pengiriman segera ke lapangan.
6. Menjaga agar jumlah modal yang dinvestasikan dalam persediaan berada di tingkat yang
konsisten dengan kebutuhan operasi dan rencana manajemen.
PEMBELIAN PERLENGKAPAN, JASA , DAN PERBAIKAN
Adapun metode pengendalian bahan baku, metode siklus pesanan dan metode minimum
maksimum dibahas berikut ini.
1.

Metode siklus pesanan (order cyling method) atau metode tinjauan siklus (cycle

review method)
Memeriksa secara periodik status jumlah bahan baku yang tersedia untuk setiapitem atau
kelas.perusahaan yang berbeda menggunakan periode waktu yang berbeda ( misalnya 30 , 60,
atau 90 hari ) antar tinjauan dan dapat menggunakan siklus yang berbeda untuk jenis bahan baku
yang berbeda.
2.

Metode minimum maksimum ( min max method)

Didasarkan pada pernyantaan bahwa jumlah dari sebagian besar item persediaan berada pada
kisaran batas tertentu. Jumlah maksimum untuk setiap item ditetapkan. Tingkat minimum sudah
memasukan margin pengaman yang diperlukan untuk mencegah terjadinya kehabisan persediaan
selama sikluspemesanan kembali. Tingkat minimum menentukan titik pemesanan kembali, dan
jumlah pesanan sama dengan selisih antara tingkat maksimum dengan tingkatminimum. Metode
ini dapat didasarkan pada observasi fisik, atau dapat dimasukan kedalam sistem akuntansi
3.

Metode dua tempat.

Dalam metode ini, setiap item persediaan disimpan dalam 2 tempat, tumpukan, atau kumpulan.
Tempat pertama berisi persediaan yang mencukupi untuk penggunaan yang terjadi selama
12

periode antara penerimaan suatu pesanan dengan penempatan pesanan berikutnya. Tempat yang
kedua berisi jumlah normal yang digunakan dari tanggal pemesanan sampai dengan tanggal
pengiriman plus persediaan pengaman. Apabila persediaan di tempat yang pertama kosong dan
persediaan di tempat kedua mulai digunakan , maka bukti permintaan pembelian untuk
pemasokan baru di buat.
4.

Pengendalian selektif.

Dalam pengendalian selektif , yang juga disebut dengan rencana ABC, signifikansi biaya dari
setiap item dievaluasi. Item di klasifikasikan ke dalam tiga kategori. Item yang nilainya tinggi
dan merupakan item penting, disebut item A, berada dalam tingkat pengendaliaan yang paling
ketat. Item yang nilainya menengah, disebut item B, berada dalam tingkat pengendalian yang
moderat. Item yang bukan merupakan item yang penting dikendalikan menggunakan
pengendaliaan fisik yang sederhana, seperti metode dua tempat.
PENGENDALIAN KEUSANGAN DAN KELEBIHAN PERSEDIAAN
Hampir semua organisasi pada suatu waktu diperhadapkan pada masalah kelebihan dan
keusangan persediaan . apapun penyebabnya, diperlukan suatu tindakan untuk mengurangi atau
menghilangkan item item tersebut dari persediaan. Untuk melakukan hal ini, menejemen
pertama tama sebaiknya memastikan bahwa penumpukan persediaan tidak berlanjut akibat
kebijakan pemesanan saat ini; baru kemudian mengambil langkah langkah untuk mengeluarkan
persediaan tersebut. Catatan persediaan perpetual akurat yang menunjukan jumlah serta tanggal
perolehan dan pengeluaran bahan baku, dan tinjauan ulang periodik atas catatan tersebut,
diperlukan untuk mengidentifikasikan item yang usang atau berlebih. Keusangan bahan baku
biasanya terjadi bila suatu produk dirancang ulang atau dihentikan produksinya. Penjualan segera
persediaan tersebut dengan cara menerima tawaran pertama yang wajar sering kali merupakan
kebijakan yang terbaik.
METODE PENGHITUNGAN BIAYA BAHAN BAKU
Karena dalam satu periode akuntansi seringkali terjadi fluktuasi harga, maka harga beli bahan
baku juga berbeda dari pembelian yang satu dengan pembelian yang lain. Oleh karena itu
13

persediaan bahan baku yang ada digudang mempunyai harga pokok persatuan yang berbedabeda, meskipun jenisnya sama. Hal ini menimbulkan masalah dalam penentuan harga pokok
bahan baku yang dipakai dalam produksi.
Untuk mengatasi masalah ini diperlukan berbagai macam metode harga pokok bahan baku yang
dipakai dalam produksi( materials costing method), diantaranya adalah:
1. Metode identifikasi khusus.
2. Metode masuk pertama keluar pertama.
3. Metode masuk terakhir keluar pertama.
4. Metode rata-rata bergerak
5. Metode biaya standart.
6. Metode rata rata harga pokok bahan baku pada akhir bulan.
METODE IDENTIFIKASI KHUSUS
Dalam metode ini, setiap jenis bahan baku yang ada di gudang harus diberi tanda pada harga
pokok per satuan berapa bahan baku tersebut dibeli. Setiap pembelian bahan baku yang harga per
satuannya berbeda dengan harga per satuan bahan baku yang sudah ada di gudang harus
dipisahkan penyimpanannya dan diberi tanda pada harga berapa bahan tersebut dibeli. Dalam
metode ini, tiap-tiap jenis bahan baku yang ada di gudang jelas identitas harga pokoknya,
sehingga setiap pemakaian bahan baku dapat diketahui harga pokok per satuannya secara tepat.
Kesulitan yang timbul dari pemakaian metode ini adalah terletak dalam penyimpanan bahan
baku di gudang. Meskipun jenis bahan bakunya sama, namun jikaharga pokok per satuannya
berbeda, bahan baku tersebut harus disimpan secara terpisah,agar mudah identifikasi pada saat
pemakaiannya nanti. Metode ini merupakan metode yang paling teliti dalam penentuan harga
pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi, namun sering kali tidak praktis. Metode ini
sangat efektif dipakai apabila bahan baku yang yang dibeli bukan merupakan barang standard an
14

dibeli untuk memenuhi pesanan tertentu. Perusahaan yang memakai metode harga pokok
pesanan seringkali memakai metode identifikasi khusus untuk bahan baku yang tidak disediakan
dalam persediaan gudang (yang hanya secara incidental dibeli untuk memenuhi spesifikasi
pemesan) dan memakai metode penentuan harga pokok yang lain untuk bahan baku yang biasa
dipakai dalam produksi.
METODE MASUK PERTAMA KELUAR PERTAMA (FIFO)
Metode masuk pertama, keluar pertama menentukan biaya bahan baku dengan anggapan bahwa
harga pokok per satuan bahan baku yang pertama masuk dalam gudang dipergunakan untuk
menentukan harga bahan baku yang pertama kali dipakai. Perlu ditekanakan disini bahwa untuk
menentukan biaya bahan baku, anggapan aliran biaya tidak harus sesuai dengan aliran fisik
bahan baku dalam produksi.
METODE MASUK TERAKHIR KELUAR PERTAMA (LIFO)
Metode masuk terakhir , keluar pertama menentukan harga pokok bahan baku yang dipakai
dalam produksi dengan anggapan bahwa harga pokok per satuan bahan baku yang terakhir
masuk dalam persediaan gudang, dipakai untuk menentukan harga pokok bahan baku yang
pertama kali dipakai dalam produksi.
METODE RATA RATA BERGERAK (MOVING AVERAGE METHOD).
Dalam metode ini, persediaan bahan baku yang ada di gudang dihitung harga pokok rata
ratanya, dengan cara membagi total harga pokok dengan jumlah satuannya. Setiap kali terjadi
pembelian yang harga pokok per satuannya berbeda dengan harga pokok rata rata persediaan
yang ada di gudang, harus dilakukan perhitungan harga pokok rata rata per satuan yang baru.
Bahan baku yang dipakai dalam proses produksi dihitung harga pokoknya dengan mengalikan
jumlah satuan bahn baku yang dipakai dengan harga pokok rata rata per satuan bahan baku
yang ada di gudang. Metode ini disebut juga dengan metode rata rata tertimbang, karena dalam
menghitung rata rata harga pokok persediaan bahan baku, metode ini menggunakan kuantitas
bahan baku sebagai angka penimbangnya.

15

METODE BIAYA STANDAR.


Dalam metode ini, bahan baku yang dibeli dicatat dalam kartu persediaan sebagai harga standar
yaitu harga taksiran yang mencerminkan harga yang diharapkan akan terjadi di masa yang akan
datang. Harga standar merupakan harga yang diperkirakan untuk tahun anggaran tertentu. Pada
saat dipakai, bahan baku dibebankan kepada produk pada harga standar tersebut. Jurnal yang
dibuat pada saat pembelian bahan baku adalah sebagai berikut:
Persediaan bahan baku

xx

Selisih harga

xx

Untuk mencatat bahan baku yang dibeli sebesar harga standar


Selisih harga

xx

Utang dagang

xx

Untuk mencatat harga sesungguhnya bahan baku yang dibeli.


Selisih harga standar dengan harga sesungguhnya tampak dalam rekening selisih harga setiap
akhir bulan saldo rekening selisih harga dibiarkan tetap terbuka, dan disajikan dalam laporan
keuangan bulanan. Hal ini dilakukan karena saldo rekening selisih harga setiap akhir bulan
mungkin saling mengkompensasi, sehingga hanya pada akhir tahun saja saldo rekening selisih
harga perlu ditutup ke rekening lain.
Pemakaian bahan baku dalam produksi dicatat sebesar hasil kali kuantitas bahan baku
sesungguhnya yang dipakai dengan harga standarnya dan dijurnal sebagai berikut:
Bahan dalam proses biaya bahan baku
Persediaan bahan baku

xx
xx

Perlakuan terhadap saldo rekening selisih harga pada akhir tahun tergantung pada mataerial
tidaknya saldo tersebut. Jika material , saldo rekening selisih harga ditutup ke rekening
16

rekening persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, persediaan produk jadi, dan
harga pokok penjualan, atas dasar perbandingan unsure biaya bahan baku yang terkandung di
dalam tiap rekening tersebut, atau atas dasar perbandingan satuan ekuivalensinya. Jika saldo
tekening selisih harga tidak material, saldo tersebut langsung ditutup ke rekening hatga pokok
penjualan.
Jurnal yang dibuat pada saat pemakaian bahan baku adalah sebagai berikut:
Barang dalam proses biaya bahan baku

xx

Persediaan bahan baku

xx

METODE RATA RATA HARGA POKOK BAHAN BAKU PADA AKHIR BULAN.
Dalam metode ini, pada setiap akhir bulan dilakukan perhitungan harga pokok rata rata per
satuan tiap jenis persediaan bahan baku yang ada di gudang. Harga pokok rata rata satuan ini
kemudian digunakan untuk menghitung harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi
dalam bulan berikutnya.
METODE PENCATATAN BIAYA BAHAN BAKU
Ada dua macam metode pencatatan biaya bahan baku yang dipakai dalam produksi: metode
mutasi persediaan ( perpetual inventory method) dan metode persediaan fisik ( fisycal inventory
method). Dalam metodemutasi persediaan, setiap mutasi bahan baku dicatatat dalam kartu
persediaan. Dalam metode persediaan fisik, hanya tambahan persediaan bahan baku dari
pembelian saja yang dicatatat, sedangkan mutasi berkurangnya bahan baku karena pemakaian
tidak dicatat dalam kartu persediaan. Untuk mengetahui beberapa biaya bahan baku yang dipakai
dalam produksi, harus dilakukan dengan cara menghitung sisa persediaan bahan baku yang
masih ada di gudang pada akhir periode akuntansi. Harga pokok persediaan awal bahan baku
ditambah dengan harga pokok bahan baku yang dibeli selama periode dikurangi dengan harga
pokok persediaan bahan baku yang masih ada pada akhir periode merupakan biaya bahan baku
yang dipakai dalam produksi selama periode yang bersangkutan.

17

Metode persediaan fisik adalah cocok digunakan dalam penentuan biiaya bahan baku dalam
perusahaan yang harga pokok produksinya dikumpulkan dengan metode harga pokok proses.
Metode mutasi persediaan adalah cocok digunakan dalam perusahaan yang harga pokok
produksinya dikumpulkan dengan metode harga pokok pesanan.

MASALAH MASALAH KHUSUS YANG BERHUBUNGAN DENGAN BAHAN BAKU


Dalam bagian ini diuraikan akuntansi biaya bahan baku, jika dalam proses produksi terjadi sisa
bahan ( scrap materials ), produk cacat ( defevtive goods ), dan produk rusak ( spoiled goods )
SISA BAHAN ( scrap materials )
Didalam proses produksi, tidak semua bahan baku dapat menjadi bagian produk jadi. Bahan
yang mengalami kerusakan didalam proses pengerjaannya disebut sisa bahan. Perlakuan
terhadap sisa bahan tergantung dari harga jual sisa bahan itu sendiri. jika harga jual sisa bahan
rendah, biasanya tidak dilakukan pencatatan jumlah danharganya sampai saat penjualannya.
Tetapi jika harga jual sisa bahan tinggi, perlu dicatat jumlah dan harga jual sisa bahan tersebut
dalam kartu persediaan pada saat sisabahan diserahkan oleh bagian produksi dibagian gudang.
Hasil penjualan sisa bahan dapat diperlakukan sebagai:
a) Pengurang biaya bahan baku yang dipakai dalam pesanan yang menghasilkan sisa bahan
tersebut.
Kas

Jurnal
Piutang

untuk

mencatat

penjualan

dagang

sisa

bahan

adalah:
xxx

Produk dalam proses biaya bahan baku

xxx

b) Pengurang biaya overhead pabrik sesungguhnya. Jurnal untuk mencatat penjualan sisa bahan
adalah:
Kas

Piutang

dagang

Biaya overhead pabrik sesungguhnya

xxx
xxx

18

c) Penghasilan di luar usaha (other income). Jurnal untuk mencatat penjualan sisa bahan adalah:
Kas

Piutang

dagang

Penghasilan lain-lain

xxx
xxx

PRODUK RUSAK ( spoiled goods )


Produk rusak adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan, yang
secara ekonomis tidak dapat diperbaiki menjadi produk yang baik. Produk rusak berbeda dengan
sisa bahan, karena sisa bahan merupakan bahan yang mengalami kerusakan dalam proses
produksi, sehingga belum sempat menjadi produk, sedangkan produk rusak merupakan produk
yang telah menyerap biaya bahan, biaya tenaga kerja dan overhead pabrik.
PRODUK CACAT (defevtive goods)
Produk cacat adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu yang telah ditentukan, tetapi
dengan mengeluarkan biaya pengerjaan kembali kembali untuk memperbaikinya, produk
tersebut secara ekonomis dapat disempurnakan lagi menjadi produk jadi yang baik.
Masalah yang timbul dalam produk cacat adalah bagaimana memperlakukan biaya tambahan
untuk pekerjaan kembali (rework) produk cacat tersebut. Perlakuan terhadap biaya pengerjaan
kembali produk cacat adalah mirip dengan yang telah dibicarakan dengan produk rusak.
Jika produk cacat bukan merupakan hal biasa yang terjadi dalam proses produksi, tetapi karena
karakteristik pengerjaan pesanan tertentu, maka biaya pengerjaan kembali produk cacat dapat
dibebankan sebagai tambahan biaya produksi pesanan yang bersangkutan
Jika produk cacat merupakan hal yang biasa terjadi dalam proses pengerjaan produk, maka biaya
pengerjaan kembali dapat dibebankan kepada seluruh produksi dengan caramemperhitungkan
biaya pengerjaan kembali tersebut kedalam tarif biaya overhead pabrik. Biaya pengerjaan
kembali produk cacat kembali terjadi didebitkan dalam rekening biaya overhead pabrik
sesungguhnya.

19

1.2 BIAYA TENAGA KERJA


PENGERTIAN BIAYA TENAGA KERJA DAN CARA PENGGOLONGANNYA
-

Definisi Biaya Tenaga Kerja


Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah
produk. Biaya tenaga kerja adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja
manusia tersebut. Dapat juga diartikan semua balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada
semua karyawan , elemen biaya tenaga kerja yang merupakan biaya produksi adalah biaya
tenaga kerja untuk karyawan di pabrik.

Penggolongan Kegiatan dan Biaya Tenaga Kerja


Dalam perusahaan manufaktur penggolongan kegiatan tenaga kerja dapat dilakukan sebagai
berikut:

a. Penggolongan menurut fungsi pokok dalam organisasi perusahaan


b. Penggolongan menurut kegiatan departemen-departemen dalam perusahaan
c.

Penggolongan menurut jenis pekerjaannya

d. Penggolongan menurut hubungannya dengan produk


Penggolongan menurut fungsi pokok dalam organisasi perusahaan. Organisasi dalam
perusahaan manufaktur dibagi menjadi ke dalam tiga fungsi pokok: produksi, pemasaran, dan
administrasi. Oleh karena itu perlu ada penggolongan dan pembedaan antara tenaga kerja pabrik
dan tenaga kerja nonpabrik. Pembagian ini bertujuan untuk membedakan biaya tenaga kerja yang
merupakan unsur harga pokok produk dari biaya tenaga kerja nonpabrik, yang bukan merupakan
unsur harga pokok produksi, melainkan merupakan unsur biaya tenaga usaha. Dengan demikian
20

biaya tenaga kerja perusahaan manufaktur digolongkan menjadi: biaya tenaga kerja produksi,
biaya tenaga kerja pemasaran dan biaya tenaga kerja administrasi & umum. Berikut ini diberikan
beberapa contoh biaya tenaga kerja yang termasuk dalam tiap golongan tersebut:
a.

Biaya tenaga kerja produksi:


Gaji karyawan pabrik
Biaya kesejahteraan karyawan pabrik
Upah lembur karyawan pabrik
Upah mandor pabrik
Gaji manajer pabrik

b. Biaya tenaga kerja pemasaran


Upah karyawan pemasaran
Biaya kesejahteraan karyawan pemasaran
Biaya komisi pramuniaga
Gaji manajer pemasaran
c.

Biaya tenaga kerja administrasi dan umum


Gaji karyawan Bagian Akuntansi
Gaji karyawan Bagian Personalia
Penggolongan menurut kegiatan departemen-departemen dalam perusahaan. Misalnya
departemen produksi suatu perusahaan kertas terdiri dari tiga departemen: bagian pulp, bagian
kertas, dan bagian Penyempurnaan. Biaya tenaga kerja dalam departemen produksi tersebut
digolongkan sesuai dengan bagian-bagian yang dibentuk dalam perusahaan tersebut. Tenaga
kerja yang bekerja di departemen-departemen nonproduksi digolongkan pula menurut
departemen yang menjadi tempat kerja mereka. Dengan demikian Biaya Tenaga Kerja di
departemen-departemen non produksi dapat digolongkan menjadi Biaya Tenaga Kerja Bagian
Akuntansi, Biaya Tenaga Kerja Bagian Personalia, dan lain sebagainya. Penggolongan semacam
ini dilakukan untuk lebih memudahkan pengendalian terhadap biaya tenaga kerja yang terjadi
dalam tiap departemen yang dibentuk dalam perusahaan. Kepala departemen yang bersangkutan
bertanggung jawab atas pelaksanaan kerja karyawan dan biaya tenaga kerja yang terjadi dalam
departemennnya.

21

Penggolongan menurut jenis pekerjaannya. Dalam suatu departemen, tenaga kerja dapat
digolongkan menurut sifat pekerjaannya. Misalnya dalam suatu departemen produksi, tenaga
kerja digolongkan sebagai berikut: operator, mandor, dan penyelia (superintendant). Dengan
demikian biaya tenaga kerja juga digolongkan menjadi: upah operator, upah mandor dan upah
penyelia. Penggolongan biaya tenaga kerja semacam ini digunakan sebagai dasar penetapan
deferensiasi upah standar kerja.
Penggolongan menurut hubungan dengan produk. Dalam hubungan dengan produk, tenaga
kerja di bagi menjadi : (1) Tenaga Kerja Langsung dan (2) Tenaga Kerja Tak Langsung.
(1)Tenaga Kerja Langsung adalah semua karyawan yang secara langsung ikut serta memproduksi
produk jadi, yang jasanya dapat diusut secara langsung pada produk, dan yang upahnya
merupakan bagian yang besar dalam memproduksi produk. Upah tenaga kerja langsung
diperlakukan sebagai biaya tenaga kerja langsung dan diperhitungkan langsung sebagai unsur
biaya produksi. (2)Tenaga kerja yang jasanya tidak secara langsung dapat diusut pada produk
disebut tenaga kerja tak langsung. Upah tenaga kerja tak langsung ini disebut biaya tenaga kerja
tak langsung dan merupakan unsur biaya overhead pabrik. Upah tenaga kerja tak langsung
dibebankan pada produk tidak secara langsung, tetapi melalui tarif biaya overhead pabrik yang
ditentukan di muka.

AKUNTANSI BIAYA TENAGA KERJA


Biaya Tenaga Kerja dibagi ke dalam 3 golongan besar, yaitu :
Potongan-potongan pajak penghasilan dan biaya asuransi hari tua
- Premi Lembur
- Biaya-Biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja (labor related costs)
Gaji dan Upah
Ada berbagai macam cara perhitungan upah karyawan dalam perusahaan. Salah satu cara adalah
dengan mengalikan tarif upah dengan jam kerja karyawan. Dengan demikian untuk menentukan
upah seorang karyawan perlu dikumpulkan data jumlah jam kerjanya selama periode waktu
tertentu.

22

Dalam perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan, dokumen pokok
untuk mengumpulkan waktu kerja karyawan adalah kartu hadir (clock card) dan kartu jam kerja (
job time ticket ). Kartu hadir adalah suatu catatan yang digunakan untuk mencatat jam kehadiran
karyawan, yaitu jangka waktu antara jam hadir dan jam meninggalkan perusahaan. Jika jam kerja
perusahaan dimulai jam 07.00 sampai dengan jam 14.00, maka kartu hadir karyawan akan berisi
jam kedatangan di perusahaan dan jam pergi dari perusahaan setiap hari kerja. Jika seorang
karyawan hadir di perusahaan dari jam 07.00 sampai dengan jam 14.00, maka ia hadir di
perusahaan selama 7 jam, yang merupakan jam kerja regular perusahaan. Jika karyawan tersebut
bekerja lebih dari 7 jam sehari, kelebihan jam kerja di atas jam kerja reguler tersebut dinamakan
jam lembur. Pada setiap hari minggu, kartu hadir tiap karyawan dikirim ke bagian pembuat daftar
gaji dan upah untuk dipakai sebagai dasar perhitungan gaji dan upah karyawan per minggu.
Disamping kartu hadir, perusahaan menggunakan kartu jam kerja untuk mencatat
pemakaian waktu hadir karyawan pabrik, dalam mengerjakan berbagai pekerjaan atau produk.
Kartu jam kerja ini biasanya hanya digunakan untuk mencatat pemakaian waktu hadir tenaga
kerja langsung dipabrik. Kartu jam kerja untuk setiap karyawan kemudian disesuaikan dengan
waktu yang tercantum dalam kartu jam hadir dan dikirim ke Bagian Akuntansi Biaya untuk
keperluan distribusi gaji dan upah ( labor cost distribution ) tenaga kerja langsung. Kartu jam
kerja sangat penting dalam perusahaan yang menggunakan metode harga pokok pesanan dalam
perhitungan harga pokok produknya. Dalam perusahaan yang menggunakan metode harga pokok
proses, kartu jam kerja tersebut tidak diperlukan, karena karyawan melakukan pekerjaan atau
membuat produk yang sama dalam departemen tertentu dari hari ke hari, sehingga distribusi
biaya tenaga kerja tidak diperlukan.
Akuntansi biaya gaji dan upah dilakukan dalam empat tahap pencatatan berikut ini :
Tahap 1
Berdasarkan kartu hadir karyawan ( baik karyawan produksi, pemasaran maupun administrasi
dan umum), bagian pembuatan daftar gaji dan upah tersebut kemudian membuat daftar gaji dan
upah karyawan. Dari daftar gaji dan upah tersebut kemudian dibuat rekapitulasi gaji dan upah
untuk mengelompokkan gaji dan upah tersebut menjadi: gaji dan upah karyawan pabrik, gaji dan
23

upah karyawan administrasi dan umum, serta gaji dan upah karyawan pemasaran. Gaji dan upah
karyawan pabrik dirinci lagi ke dalam upah karyawan langsung dan karyawan tak langsung
dalam hubungannya dengan produk. Atas dasar rekapitulasi gaji dan upah tersebut, Bagian
Akuntansi kemudian membuat jurnal sebagai berikut:
Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja

xxx

Barang Overhead Pabrik

xxx

Biaya Administrasi & Umum

xxx

Biaya Pemasaran

xxx

Gaji dan Upah

xxx

Tahap 2
Atas dasar daftar gaji dan upah tersebut Bagian Keuangan membuat bukti kas keluar dan cek
untuk pengambilan uang dari bank. Atad dasar bukti kas keluar tersebut, Bagian Akuntansi
membuat jurnal sebagai berikut:
Gaji dan Upah

xxx

Utang PPh Karyawan

xxx

Utang Gaji dan Upah

xxx

*Perusahaan berkewajiban memungut pajak penghasilan (PPh) yang diperoleh karyawan dan
menyetorkannya ke Kas Negara
Tahap 3
Setelah cek diuangkan di bank, uang gaji dan upah kemudian dimasukkan kedalam amplop gaji
dan upah tiap karyawan. Uang gaji dan upah karyawan kemudian dibayarkan oleh juru bayar
kepada tiap karyawan yang berhak. Tiap karyawan menandatangani daftar gaji dan upah sebagai
bukti telah diterimanya gaji dan upah mereka. Setelah tiap karyawan mengambil gaji dan
upahnya, atas dasar daftar gaji dan upah yang telah ditandatangani karyawan, Bagian Akuntansi
membuat jurnal sebagai berikut :
Utang Gaji dan Upah
Kas

xxx
xxx

24

Tahap 4
Penyetoran pajak penghasilan (PPh) karyawan ke Kas Negara dijurnal oleh Bagian Akuntansi
sebagai berikut :
Uang PPh Karyawan
Kas

xxx
xxx

Contoh 1
Misalkan perusahaan X hanya mempekerjakan 2 orang karyawan : Risa Rimendi dan Eliona
Sari. Berdasarkan kartu hadir minggu pertama bulan April 19X1, bagian pembuat daftar gaji dan
upah membuat daftar gaji dan upah untuk periode yang bersangkutan. Menurut kartu hadir,
karyawan Risa Rimendi bekerja selama seminggu sebanyak 40 jam, dengan upah per jam Rp.
1.000,- , sedangkan karyawan Eliona Sari selama periode yang sama bekerja 40 jam dengan tarif
upah Rp. 750 per jam. Menurut kartu jam kerja, penggunaan jam hadir masing-masing karyawan
tersebut
Penggunaan Waktu Kerja

Risa Rimendi

Eliona Sari

Untuk pesanan # 103

15 jam

20 jam

Untuk pesanan # 188

20 jam

10 jam

5 jam

10 jam

Untuk menunggu persiapan pekerjaan

Dengan demikian upah karyawan tersebut dihitung sebesar Rp. 70.000 (40 jam x Rp. 1.000
ditambah 40 jam x Rp. 750) dan didistribusikan seperti berikut
Distribusi Biaya Tenaga Kerja

Risa Rimendi

Eliona Sari

Rp. 15.000

Rp. 15.000

Dibebankan sebagai biaya tenaga kerja langsung :


Pesanan # 103

25

Pesanan # 188

20.000

Dibebankan sebagai biaya overhead pabrik

7.500

5.000 *

Jumlah upah minggu pertama bulan April 19X1

7.500

Rp. 40.000

Rp. 30.000

PPh yang dipotong oleh perusahaan 15% dari upah minggu pertama
bulan April 19X1

6.000

4.500

Jumlah upah bersih yang


diterima karyawan

Rp. 34.000

Rp. 25.000

* Biaya tenaga kerja yang dibayarkan pada saat karyawan menunggu pekerjaan disebut dengan
titik time cost. Biaya upah yang dikeluarkan pada saat tenaga kerja menganggur merupakan
unsur biaya overhead pabrik.
Akuntansi biaya gaji dan upah dasar data tersebut di atas dilakukan sebagai berikut :
Tahap 1
Berdasarkan atas rekapitulasi gaji dan upah, Bagian Akuntansi kemudian membuat
jurnal distribusi gaji dan upah sebagai berikut :
Barang Dalam Proses Biaya Tenaga Kerja
Biaya overhead Pabrik
Gaji dan Upah

Rp. 57.500
12.500
Rp. 70.000

Tahap 2
Atas dasar bukti kas keluar, Bagian Akuntansi membuat jurnal sebagai berikut :
26

Gaji dan Upah

Rp. 70.000

Utang PPh, karyawan

Rp. 10.500

Utang Gaji dan Upah

59.500

Tahap 3
Atas dasar daftar gaji dan upah yang telah ditandatangani karyawan (sebagai bukti telah
dibayarkannya upah karyawan), Bagian Akuntansi membuat jurnal berikut :
Utang Gaji dan Upah

Rp. 59.500

Kas

Rp. 59.500

Tahap 4
Penyetoran PPh karyawan ke Kas Negara dijurnal oleh Bagian Akuntansi sebagai berikut :
Utang PPh Karyawan
Kas

Rp. 10.500
Rp. 10.500

Insentif
Dalam hubungan dengan gaji dan upah, perusahaan memberikan insentif kepada karyawan agar
dapat bekerja lebih baik . Insentif dapat didasarkan atas waktu kerja, hasil yang diproduksi atau
kombinasi diantara keduanya.
Ada beberapa cara pemberian insentif :
a.

Insentif Satuan dengan Jam Minimum ( Straight Piecework with a Guaranted Hourly Minimun
Plan ) .

b. Taylor differential piece rate plan .


a.

Insentif Satuan dengan Jam Minimum ( Straight Piecework with a Guaranted Hourly
Minimun Plan ) .
Karyawan dibayar atas dasar tarif per-jam untuk menghasilkan jumlah satuan keluaran (output)
standar . Untuk hasil produksi yang melebihi jumlah standar tersebut, karyawan menerima upah
27

tambahan sebesar jumlah kelebihan satauan keluaran diatas standar kali tarif upah per satuan .
Tarif upah persatuan dihitung dengan cara membagi upah standar per jam dengan satuan
keluaran standar per jam .
Contoh 2
Jika menurut penyelidikkan waktu ( time study ), dibutuhkan waktu 5 menit untuk menghasilkan
1 satuan produk, maka jumlah keluaran standar per jam adalah 12 Rp 50 (Rp600:12) . Karyawan
yang tidak dapat menhasilkan jumlah standar per jam, tetap dijamin mendapatkan upah Rp 600
per jam . tetapi bila ia dapat menghasilkan 14 satuan per jam (ada kelebihan 2 satuan dari jumlah
standar per jam) maka upahnya dapat dihitung sebagai berikut:
Upah dasar per jam
Insentif: 2 X Rp50 (Rp600:12)
Upah yang diterima pekerja per jam

Rp 600
100
Rp 700

b. Taylor differential piece rate plan .


Cara pemberian insetif ini adalah semacam straight piece rate plan yang menggunakan tarif tiap
potong untuk jumlah keluaran rendah per jam dan tariff tiap potong yang lain untuk jumlah
keluaran tunggi per jam.
Contoh 3
Karyawan dapat menerima upah Rp 4200 per hari (untuk 7 jam kerja) . Misalkan rata- rata
seorang karyawan dapat menghasilkan 12 satuan per jam, sehingga upahnya per satuan Rp
50{upah perhari dibagi dengan jumlah yang dihasilkan perhari Rp 4.200/ (12 x 8)}. Dalam
Taylor plan ini, misalnya diterapkan tariff upah Rp 45 per satuan untuk karyawan yang
menghasilkan 14 satuan atau kurang per jam dan Rp 65 per satuan untuk karyawan yang
menghasilkan 16 satuan per jam, maka upah per jam karyawan dihitung sebangai berikut : Rp 65
x 16 = Rp 1.040 per jam. Sedangkan bila karyawan hanya menghasilkan 12 satuan per jam, maka
upah per jam dihitung sebagai berikut : Rp 45 x 12 = Rp 540
28

Premi Lembur
Dalam perusahaan, jika karyawan bekerja lebih dari 40 jam satu minggu, maka mereka berhak
menerima uang lembur dan premi lembur. Misalnya dalam satu minggu seorang karyawan
bekerja selama 44 jam dengan tarif upah (dalam kerja biasa maupun lembur) Rp 50 per jam.
Premi lembur dihitung sebesar 50% dari tariff upah. Upah karyawan tersebut dihitung sebagai
dihitung sebagai berikut ;
Jam biasa

40 x Rp 600 = Rp 24.000

Lembur

4 x Rp 600 =

2.400

Premi lembur

4 x Rp 300 =

1.200

Jumlah upah karyawan tersebut satu minggu

= Rp 27.600

Perlakuan terhadap premi lembur tergantung atas alasan-alasan terjadinya lembur tersebut. Premi
lembur dapat ditambahkan pada upah tenaga kerja langsung dan dibebankan pada pekerjaan atau
departemen tempat terjadinya lembur tersebut. Perlakuan ini dapat dibenarkan bila pabrik telah
bekerja pada kapasitas penuh dan pelangganan / pemesan maupun penerima beban tambahan
karena lembur tersebut.
Premi lembur dapat diberlakukan sebagai unsur biaya overhead pabrik atau dikeluarkan
sama sekali dari harga pokok produk dan dianggap sebagai biaya periode (period expenses).
Perlakuan yang terakhir ini hanya dapat dibenarkan jika lembur tersebut terjadi karena
ketidakefisienanatau pemborosan waktu kerja.
Program Gaji dan Upah Intensif
Tujuan program insentif adalah meningkatkan produktifitas karyawan yang berarti
meningkatkan penghasilan karyawan yang produktifitasnya tinggi sekaligus menekan biaya
produksi satuan.
a.

Sistem premi bonus berdasarkan jam kerja


1. Premi Sistem Halsey

Dimana : G = Jumlah gaji atau upah


29

Dihitung dengan rumus :

T = Tarif upah per Jam


JS = Jam sesungguhnya

G = T (JS + 1/2 JH)

JH = Jam dihemat, sebesar Jst - JS


JSt = Jam standar

2. Premi Sistem Rowan


Dihitung dengan rumus :
G = ( 1 + JH/JSt) (JS x T)
3. Premi Sistem Bart
Dihitung dengan rumus :
G = ( JSt x JS ) T
b. Sistem Premi Bonus Berdasar Satuan Hasil
Sistem ini dikenal dengan istilah : Payment By Result Schames (PBR Schemes) dihitung dengan
menggunakan rumus :
G = JP x T
Dimana: G = Gaji atau Upah
JP = Jumlah produk yang dihasilkan
T = Tarif upah per buah (satuan Produk)
Sistem ini meliputi :
1. Straight Piece-Work
Pada sistem ini apabila standar waktu yang sudah ditentukan

dapat menghasilkan

jumlah produk yang melebihi standar jumlah produk yang dihasilkan akan memperoleh premi
tertentu dalam presentase yang jumlahnya sama. sedangkan apabila hasil produksi besarnya
sama atau berada dibawah standar jumlah produksi yang dihasilkan tidak memperoleh premi.

30

2. Sistem Taylor
Pada sistem ini apabila dalam waktu standar karyawan dapat menghasilkan produk
yang melebihi hasil standar

diberikan upah diatas tarif upah standar, karyawan yang

menghasilkan jumlah produk sama dengan hasil standar diberikan upah sama dengan upah
standar, karyawan yang hasilnya dibawah hasil standar hanya diberikan upah dibawah tarif upah
standar.

Selisih Upah Langsung (direct labo variance)


Selisih upah langsung adalah perbedaan antara upah langsung standar dengan upah
langsung yang dibayarkan sesungguhnya .
Jumlah selisih upah langsung dicari sebagai berikut:
Upah Langsung Sesungguhnya

xxx

Upah Langsung Standar

xxx -

Selisih Upah Langsung

xxx

Sebab-sebab adanya Selisih Upah Langsung.


a. Selisih Tarif Upah
Selisih ini disebabkan oleh perbedaan

antara tarif

menurut standar dengan tarif

sesungguhnya yang dikomsumsi


Selisih upah dicari sebagai berikut:

Selisih Tarif Upah = (Tarif Standar - Tarif Sesungguhnya) X


perjam kerja

perjam kerja

Jam kerja sesungguh


nya dikomsumsi

b. Selisih Penggunaan Jam Kerja /Selisih Efisiensi


31

Selisih antara jam kerja yang digunakan seharusnya (menurut standar) dengan jam kerja
digunakan sesungguhnya bisa dicari sebagai berikut :
Selisih Efisiensi = (Jam Kerja Standar - Jam kerja sesungguhnya) X Tarif standar per jam
BIAYA-BIAYA YANG BERHUBUNGAN DENGAN TENAGA KERJA
(LABOR RELATED COSTS)
-

Setup time
Seringsekali terjadi sebuah pabrik memerlukan waktu dan sejumlah biaya untuk memulai
produksi. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memulai produksi disebut biaya pemula produksi
(set up costs). Biaya pemula produksi diperlukan pada waktu pabrik atau proses mulai dijalankan
atau dibuka kembali atau pada waktu produk baru diperkenalkan. Biaya pemula produksi
meliputi pengeluaran-pengeluaran untuk pembuatan rancang bangun, penyusunan mesin dan
peralatan, latihan bagi karyawan dan kerugian-kerugian yang timbul akibat belum adanya
pengalaman.
Ada tiga cara perlakuan terhadap biaya pemula produksi:

1. Dimasukkan ke dalam kelompok biaya tenaga kerja langsung. Bila biaya pemula produksi
dapat diidentifikasikan pada pesanan tertentu, maka biaya ini seringkali dimasukkan dalam
2.

kelompok biaya tenaga kerja langsung dan dibebankan langsung rekening Barang Dalam Proses.
Dimasukkan sebagai unsur biaya overhead pabrik. Biaya pemula produksi dapat
diperlakukan sebagai unsure biaya overhead pabrik. Jurnal untuk mencatat biaya permula
produksi adalah sebagai berikut:
Biaya overhead pabrik sesungguhnya
Kas
Utang Dagang
Persediaan

xxx
xxx
xxx
xxx

3. Dibebankan kepada pesanan yang bersangkutan. Biaya pemula produksi dapat dibebankan
kepada pesanan tertentu, dalam kelompok biaya tersendiri, yang terpisah dari biaya bahan baku,
biaya tenaga kerja langsung, dan dan biaya overhead pabrik.
-

Waktu Menganggur (Idel time)

32

Dalam mengolah produk, seringkali terjadi hambatan-hambatan, kerusakan mesin atau


kekurangan pekerjaan. Hal ini menimbulkan waktu menganggur bagi karyawan. Biaya-biaya
yang dikeluarkan selama waktu menganggur ini diperlukan sebagai unsur biaya overhead pabrik.
Misalkan seorang karyawan harus bekerja 40 jam per minggu. Upahnya Rp600 per jam. Dari 40
jam kerja tersebut misalnya 10 jam merupakan waktu menganggur, dan sisanya digunakan untuk
mengerjakan pesanan tertentu. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja tersebut adalah:
Barang Dalam Proses Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya overhead pabrik Sesungguhnya
Gaji dan Upah

RP18.000
6.000
Rp24.000

DAFTAR PUSTAKA
Mulyadi. 1993. Akuntansi Biaya Edisi Kelima. Yogyakarta : BP-STIE YKPN
Carter, William K. 2006. Akuntansi Biaya Edisi Ketigabelas, Buku I. Salemba Empat : Jakarta

33

You might also like