You are on page 1of 8

BAB II

PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN AKHLAQ
Secara etimologis atau dalam bahasa arab Akhlaq adalah bentuk jamak dari khuluk
yaitu perilaku. Jadi ahlak adalah perilaku manusia secara umum. Dengan ini ahlak atau
perilaku itu bisa baik ataupun buruk. Kita bisa menyebut ahlak hasanah =ahlak hasanah =
ahlak yang baik. Kita juga sering menyebutnya dengan akhlaq karimah (akhlaq yang mulia)
kita mengatakan akhlaq sayyiah sama dengan akhlaq yang buruk atau perilaku yang buruk.
Islam adalah agama yang mengatur cara berperilaku manusia. Tanpa perilaku yang
baik manusia akan sangat berpotensial dalam membuat kerusakan. Perlunya membina ahlak
adalah sebagai salah satu misi nabi Muhammad S.A.W dalam haditsnya:

Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan keutamaan keutamaan ahlak.
Hadits shahih riwayat al-bukhari dalam al-adabul mufrad dari abu hurairah R.A. Ahlak nabi
adalah al-quran itu sendiri sebagaimana yang diriwayatkan aisyah R.A ketika ditanya
tentang akhlak nabi S.A.W beliau menjawab: akhlak nabi adalah al-quran. Ibnu katsir
mengatakan: artinya nabi adalah pengaplikasian al-quran baik menjalan perintahnya ataupun
meninggalkan larangannya, sebagai sifat dan budi pekertinya. Istiqamah pada al-quran
dalam menjalankan perintah dan meninggalkan larangannya. Mempunyai akhlak yang dipuji
oleh al-quran dan menjauhi dari segala yang Al-Quran cela. Secara terminologis
(ishthilabah) ada beberapa definisi tentang akhlaq sebagai berikut;
1. Ibnu Misawaih


Sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan
tanpa meerlukan pemikiran dan pertimbangan.
2. Imam Al-Gazali


Sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan
gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
3. Ibrahim Anis


Sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan,
baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.
Akhlak hasanah / karimah secara garis besar bisa dibagi menjadi dua:

Yang pertama adalah berakhlak yang baik kepada pencipta yaitu Allah S.W.T: Yaitu
dengan cara menerima segala hukum syariat dengan ridha dan pasrah. Tidak merasa
keberatan dengan hal-hal tersebut. Apabila Allah memerintahkan kepadanya untuk shalat,
zakat, puasa.
B. AKHLAQ TERHADAP ALLAH SWT
Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya
dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada Tuhan sebagai khalik. Sikap atau perbuatan
itu memiliki ciri-ciri perbuatan akhlak sebagaimana telah disebut diatas. Sekurang-kurangnya
ada empat alasan mengapa manusia perlu beakhlak kepada Allah. Pertama, karena Allah-lah
yang mencipatakan manusia. Dia yang menciptakan manusia dari air yang ditumpahkan
keluar dari tulang punggung dan tulang rusuk
Sebagai mana di firmankan oleh Allah dalam surat At-Thariq ayat 5-7,sebagai
berikut :
Artinya :
5) "Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan?, (6). Dia tercipta
dari air yang terpancar, (7). yang terpancar dari tulang sulbi dan tulang dada. (QS. AtTariq:5-7)
Kedua, karena Allah-lah yang telah memberikan perlengkapan panca indera, berupa
pendengaran, penglihatan, akal pikiran dan hati sanubari, disamping anggota badan yang
kokoh dan sempurna kepada manusia. Firman Allah dalam surat, An-Nahl ayat, 78.
Artinya:
"Dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati, agar kamu
bersyukur. ( Q.S An-Nahl : 78)
Ketiga, karena Allah-lah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana yang
diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan makanan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan, air, udara, binatang ternak dan lainnya. Firman Allah dalam surat AlJatsiyah ayat 12-13.
Artinya :
(12) "Allah-lah yang menundukkan lautan untuk kamu supaya kapal-kapal dapat berlayar
padanya dengan seizin-Nya, supaya kamu dapat mencari sebagian dari karunia-Nya dan
mudah-mudahan kamu bersyukur. (13), "Dan Dia menundukkan untuk kamu apa yang ada di
langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) dari pada Nya.Sesungguhnya

pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kamu yang berpikir.
(Q.S Al-Jatsiyah :12-13 ).
Keempat, Allah-lah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya
kemampuan, daratan dan lautan. Firman Allah dalam surat Al-Israa' ayat, 70.
Artinya:
"Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak cucu Adam, Kami angkut mereka dari
daratan dan lautan, Kami beri mereka dari rizki yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka
dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (Q.S
Al-Israa : 70).
Sementara itu menurut pendapat Quraish Shihab bahwa titik tolak akhlak kepada
Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Dia memiliki
sifat-sifat terpuji demikian agung sifat itu, jangankan manusia, malaikat pun tidak akan
mampu menjangkaunya.
Menurut Kahar Masyhur dalam bukunya yang berjudul "Membina Moral dan Akhlak"
bahwa akhlak terhadap Allah, itu antara lain :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Cinta dan ikhlas kepada Allah SWT.


Berbaik sangka kepada Allah SWT.
Rela terhadap kadar dan qada (takdir baik dan buruk) dari Allah SWT.
Bersyukur atas nikmat Allah SWT.
Bertawakal/ berserah diri kepada Allah SWT.
Senantiasa mengingat Allah SWT.
Memikirkan keindahan ciptaan Allah SWT.
Melaksanakan apa-apa yang diperintahkan Allah SWT.
Dari uraian-uraian diatas dapat dipahami bahwa akhlak terhadap Allah SWT, manusia
seharusnya selalu mengabdikan diri hanya kepada-Nya semata dengan penuh keikhlasan dan
bersyukur kepada-Nya, sehingga ibadah yang dilakukan ditujukan untuk memperoleh
keridhaan-Nya.
Dalam melaksanakan kewajiban yang diperintahkan oleh

Allah, terutama

melaksanakan ibadah-ibadah pokok, seperti shalat, zakat, puasa, haji, haruslah menjaga
kebersihan badan dan pakaian, lahir dan batin dengan penuh keikhlasan. Tentu yang tersebut
bersumber kepada al-Qur'an yang harus dipelajari dan dipelihara kemurnianya dan
pelestarianya oleh umat Islam.
C. AKHLAQ TERHADAP RASULULLAH
Disamping akhlak kepada Allah Swt, sebagai muslim kita juga harus berakhlak
kepada Rasulullah Saw, meskipun beliau sudah wafat dan kita tidak berjumpa dengannya,
namun keimanan kita kepadanya membuat kita harus berakhlak baik kepadanya,

sebagaimana keimanan kita kepada Allah Swt membuat kita harus berakhlak baik kepadaNya. Meskipun demikian, akhlak baik kepada Rasul pada masa sekarang tidak bisa kita
wujudkan dalam bentuk lahiriyah atau jasmaniyah secara langsung sebagaimana para sahabat
telah melakukannya.
1. Ridha Dalam Beriman Kepada Rasul
Iman kepada Rasul Saw merupakan salah satu bagian dari rukun iman. Keimanan
akan terasa menjadi nikmat dan lezat manakala kita memiliki rasa ridha dalam keimanan
sehingga membuktikan konsekuensi iman merupakan sesuatu yang menjadi kebutuhan.
Karenanya membuktikan keimanan dengan amal yang shaleh merupakan bukan suatu beban
yang memberatkan, begitulah memang bila sudah ridha. Ridha dalam beriman kepada Rasul
inilah sesuatu yang harus kita nyatakan sebagaimana hadits Nabi Saw:
Aku ridha kepada Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama dan Muhammad
sebagai Nabi dan Rasul (HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, NasaI dan Ibnu
Majah).
2. Mencintai dan Memuliakan Rasul
Keharusan yang harus kita tunjukkan dalam akhlak yang baik kepada Rasul adalah
mencintai beliau setelah kecintaan kita kepada Allah Swt. Penegasan bahwa urutan kecintaan
kepada Rasul setelah kecintaan kepada Allah disebutkan dalam firman Allah :
Artinya :
Katakanlah, jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, keluarga, harta
kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumahrumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan RasulNya dasn (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan
keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik (QS AtTaubah : 24).
Disamping itu, manakala seseorang yang telah mengaku beriman tapi lebih mencintai
yang lain selain Allah dan Rasul-Nya, maka Rasulullah Saw tidak mau mengakuinya sebagai
orang yang beriman, beliau bersabda:
Tidak beriman seseorang diantara kamu sebelum aku lebih dicintainya daripada
dirinya sendiri, orang tuanya, anaknya dan semua manusia (HR. Bukhari, Muslim dan
Nasai).
3. Mengikuti dan Mentaati Rasul
Mengikuti dan mentaati Rasul merupakan sesuatu yang bersifat mutlak bagi orangorang yang beriman. Karena itu, hal ini menjadi salah satu bagian penting dari akhlak kepada

Rasul, bahkan Allah Swt akan menempatkan orang yang mentaati Allah dan Rasul ke dalam
derajat yang tinggi dan mulia, hal ini terdapat dalam firman Allah yang artinya:
Artinya :
Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul, mereka itu akan bersama-sama dengan
orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu Nabi-nabi, orang-orang yang benar,
orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka itulah teman yang
sebaik-baiknya (QS An-Nisaa:69).
Disamping itu, manakala kita telah mengikuti dan mentaati Rasul Saw, Allah Swt
akan mencintai kita yang membuat kita begitu mudah mendapatkan ampunan dari Allah
manakala kita melakukan kesalahan, Allah berfirman dalam Al-Quran
Artinya:
Katakanlah: jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan
mencintai kamu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang (QS Al-Imran : 31)
Oleh karena itu, dengan izin Allah Swt, Rasulullah Saw diutus memang untuk ditaati,
Allah Swt berfirman :
Artinya:
Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul melainkan untuk dita'ati dengan seizin Allah.
Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya313 datang kepadamu, lalu memohon
ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka
mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang (QS An-Nisaa : 64)
4. Mengucapkan Shawalat dan Salam Kepada Rasul
Secara harfiyah, shalawat berasal dari kata ash shalah yang berarti doa, istighfar dan
rahmah. Kalau Allah bershalawat kepada Nabi, itu berarti Allah memberi ampunan dan
rahmat kepada Nabi, inilah salah satu makna dari firman Allah:
Artinya:
Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang
beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan Ucapkanlah salam penghormatan kepadanya
(QS Al-Ahzab : 56).
Adapun, bila kita bershalawat kepada Nabi hal itu justeru akan membawa
keberuntungan bagi kita sendiri, hal ini disabdakan oleh Rasul Saw:
Barangsiapa bershalawat untukku satu kali, maka dengan shalawatnya itu Allah akan
bershalawat kepadanya sepuluh kali (HR. Ahmad).

Manakala seseorang telah menunjukkan akhlaknya kepada Nabi dengan banyak


mengucapkan shalawat, maka orang tersebut akan dinyatakan oleh Rasul Saw sebagai orang
yang paling utama kepadanya pada hari kiamat, beliau bersabda: Sesungguhnya orang yang
paling utama kepadaku nanti pada hari kiamat adalah siapa yang paling banyak
bershalawat kepadaku (HR. Tirmidzi).
5. Menghidupkan Sunnah Rasul
Kepada umatnya, Rasulullah Saw tidak mewariskan harta yang banyak, tapi yang
beliau wariskan adalah Al-Quran dan sunnah, karena itu kaum muslimin yang berakhlak
baik kepadanya akan selalu berpegang teguh kepada Al-Quran dan sunnah (hadits) agar
tidak sesat, beliau bersabda:
Aku tinggalkan kepadamu dua pusaka, kamu tidak akan tersesat selamanya bila
berpegang teguh kepada keduanya, yaitu kitab Allah dan sunnahku (HR. Hakim).
Dengan demikian, menghidupkan sunnah Rasul menjadi sesuatu yang amat penting
sehingga begitu ditekankan oleh Rasulullah Saw.
6. Menghormati Pewaris Rasul
Berakhlak baik kepada Rasul Saw juga berarti harus menghormati para pewarisnya,
yakni para ulama yang konsisten dalam berpegang teguh kepada nilai-nilai Islam, yakni yang
takut kepada Allah Swt dengan sebab ilmu yang dimilikinya.
Artinya :
Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang
ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut
kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama1259. Sesungguhnya Allah Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun. (QS Faathir:28).
Kedudukan ulama sebagai pewaris Nabi dinyatakan oleh Rasulullah SAW:
Dan sesungguhnya ulama adalah pewaris Nabi. Sesungguhnya Nabi tidak tidak
mewariskan uang dinar atau dirham, sesungguhnya Nabi hanya mewariskan ilmui kepada
mereka, maka barangsiapa yang telah mendapatkannya berarti telah mengambil mbagian
yang besar (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).
Karena ulama disebut pewaris Nabi, maka orang yang disebut ulama seharusnya tidak
hanya memahami tentang seluk beluk agama Islam, tapi juga memiliki sikap dan kepribadian
sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi dan ulama seperti inilah yang harus kita
hormati. Adapun orang yang dianggap ulama karena pengetahuan agamanya yang luas, tapi
tidak mencerminkan pribadi Nabi, maka orang seperti itu bukanlah ulama yang berarti tidak
ada kewajiban kita untuk menghormatinya.

7. Melanjutkan Misi Rasul


Misi Rasul adalah menyebarluaskan dan menegakkan nilai-nilai Islam. Tugas yang
mulia ini harus dilanjutkan oleh kaum muslimin, karena Rasul telah wafat dan Allah tidak
akan mengutus lagi seorang Rasul. Meskipun demikian, menyampaikan nilai-nilai harus
dengan kehati-hatian agar kita tidak menyampaikan sesuatu yang sebenarnya tidak ada dari
Rasulullah Saw. Keharusan kita melanjutkan misi Rasul ini ditegaskan oleh Rasul Saw:
Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat, dan berceritalah tentang Bani Israil tidak
ada larangan. Barangsiapa berdusta atas (nama) ku dengan sengaja, maka hendaklah ia
mempersiapkan tempat duduknya di neraka (HR. Ahmad, Bukhari dan Tirmidzi dari Ibnu
Umar).
D. AKHLAQ TERHADAP MANUSIA
Banyak sekali rincian yang dikemukakan Al-Qur'an berkaitan dengan perlakuan
sesama manusia. Petunjuk dalam hal ini bukan hanya dalam bentuk larangan melakukan halhal negative seperti membunuh, menyakiti badan, atau mengambil harta tanpa alasan yang
benar, tetapi juga sampai kepada menyakiti hati dengan cara menceritakan aib sesorang
dibelakangnya, tidak perduli aib itu benar atau salah.
Dalam hal ini Allah berfiman dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 263 yakni:
Artinya:
"Perkataan yang baik dan pemberian ma'af, lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan
sesuatu yang menyakitkan (perasaan penerimanya), Allah Maha Kaya Lagi Maha
Penyantun. (Al-Baqarah :263)
Di sisi lain Al-Qur'an menekankan bahwa setiap orang hendaknya didudukan secara
wajar. Tidak masuk kerumah orang lain tanpa izin, jika bertemu saling mengucapkan salam,
dan ucapan yang dikeluarkan adalah ucapan yang baik, firman allah surat An-Nur ayat 24 :
Artinya:
"Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa
yang dahulu mereka kerjakan. ( An-Nur ayat 24 )
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu komponen utama agama
islam adalah Akhlak. Suatu perbuatan baru dapat disebut sebagai cerminan akhlak jika
dilakukan berulang-ulang sehingga hampir menjadi suatu kebiasaan dan timbul dengan

sendirinya tanpa pertimbangan yang lama dan dipikir-pikir terlebih dahulu. Secara garis besar
akhlak dibagi menjadi dua Akhlak terhadap Allah dan Akhlak terhadap makhluk Allah.
Akhlak kepada Allah dibagi lagi menjadi dua yaitu Akhlak baik dan buruk kepada Allah.
Sedangkan Akhlak kepada Makhluk Allah yaitu Akhlak terhadap Rasulullah (Nabi
Muhammad SAW.), akklak terhadap Kedua Orang Tua, Akhlak terhadap diri sendiri, Akhlak
terhadap Keluarga, akhlak terhadap Tetangga, Akhlak terhadap Kawan, Akhlak terhadap
Masyarakat dan Akhlak terhadap Non-Muslim.
B. SARAN
Kajian tentang akhlak merupakan kajian yang sangat penting, karena jatuh bangunnya
suatu bangsa ataupun masyarakat tergantung pada bagaimana akhlak manusia. Seseorang
yang berakhlak mulia akan memenuhi kewajiban terhadap dirinya, memberikan hak kepada
yang berhak, dia akan melakukan kewajibannya terhadap Tuhannya, terhadap sesama
manusia, dan terhadap alam lingkungannya. Oleh karena itu, secara tidak langsung akhlak
yang mulia dapat mewujudkan kehidupan yang sejahtera dan harmonis di dunia ini, dan
menjadi kunci kebahagiaan abadi di akhirat kelak.
Dalam Islam salah satu komponen utama dalam agama adalah Akhlak. Maka kita
sebagai umat muslim harus memiliki Akhlak mulia, karena dengan Akhlak kita bisa menjalin
hubungan baik dengan Allah dan Makhluk Allah.

You might also like