You are on page 1of 2

WHO 2003 :

Terapi suportif penting untuk demam tifoid, seperti terapi cairan oral atau
cairan intravena, penggunaan antipiretik, dan pemberian nutrisi yang baik.
Lebih dari 90% pasien dapat dirawat dirumah dengan antibiotic oral,
perawatan yang baik, dan follow up jikan ada komplikasi atau kegagakan
dalam terapi. Tetapi pasien dengan muntah yang persistent, diare severe
dan distensi abdomen memerlukan rawat inap dan terapi antibiotic
parenteral

Antibiotik Terapi Demam Tifoid Tanpa Komplikasi pada Anak :


Obat-obat lini pertama dalam pengobatan demam tifoid adalah
kloramfenikol, tiamfenikol atau ampisilin/amoksisilin. Kloramfenikol masih
merupakan pilihan utama untuk pengobatan demam tifoid karena efektif,
murah, mudah didapat, dan dapat diberikan secara oral. Umumnya
perbaikan klinis sudah tampak dalam waktu 72 jam dan suhu akan kembali
normal dalam waktu 3-6 hari, dengan lama pengobatan antara 7-14 hari.
Namun demikian, dalam lima tahun terakhir telah dilaporkan kasus demam
tifoid berat pada anak bahkan fatal yang disebabkan oleh adanya resistensi
obat ganda terhadap Salmonella typhi (multiple drugs resistance (MDR).
WHO 2003 :
Ada dua kategori resistensi obat:
1. Resisten obat kloramfenikol, amoksisilin dan kotrimoksazol, disebut
sebagai Multiple Drug Resistance (MDR)
2. Resisten terhadap obat golongan fluroquinolon
Alasan kenapa tidak menggunakan Kloramfenikol:
Lima tahun terakhir telah dilaporkan kasus demam tifoid berat pada anak
bahkan fatal yang disebabkan oleh adanya resistensi obat ganda terhadap
Salmonella typhi (multiple drugs resistance (MDR)). Disamping itu
pemakaian kloramfenikol dapat menimbulkan efek samping berupa
penekanan sumsum tulang dan yang paling ditakuti terjadinya anemia
aplastik. (sumber: Antibiotik Terapi Demam Tifoid Tanpa Komplikasi
pada Anak)

Alasan tidak memilih Seftiakson :

1. Seftriakson diberikan secara intravena, walaupun lebih efektif dari pada


kloramfenikol. Perbedaan yang mendasar pada kedua antibiotik ini adalah
lama demam turun lebih cepat sehingga lama terapi lebih singkat, efek
samping lebih ringan, dan angka kekambuhan yang lebih rendah pada
penggunaan seftriakson dibandingkan kloramfenikol.(Pilihan Terapi

Empiris Demam Tifoid pada Anak: Kloramfenikol atau


Seftriakson?)

2. Sediaan seftriakson : bubuk obat suntuk 0,25 g; 0,5 g dan 1 g (buku


farmakologi FK UI)
Alasan memilih tiamfenikol:
1. Merupakan terapi lini pertama (jurnal: Antibiotik Terapi Demam
Tifoid Tanpa Komplikasi pada Anak)
2. Tidak termasuk kedalam MDR (Multi Drug Resisten) untuk S. thypi
(sumber: WHO 2003)
3. Terdapat dalam bentuk sediaan oral
4. Harganya murah
5. Pemberian antibiotik kloramfenikol, tiamfenikol, sefiksim, dan
azitromisin pada demam tifoid anak tidak terdapat perbedaan
bermakna pada rerata waktu bebas demam dan lama rawat inap.
(jurnal: Antibiotik Terapi Demam Tifoid Tanpa Komplikasi pada
Anak)

You might also like