You are on page 1of 22

BAB I

PE N DAH U LUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap manusia pada umumnya memiliki payudara tetapi antara lakilaki dan perempuan berbeda dalam fungsinya. Payudara yang matang adalah
salah satu tanda pertumbuhan sekunder dari seseorang perempuan dan
merupakan salah satu organ yang indah dan menarik. Lebih dari itu,
mempertahankan kelangsungan hidup keturunannya, maka organ ini menjadi
sumber utama kehidupan, karena air susu ibu (ASI) adalah makanan bayi yang
paling penting, terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan bayi (Sitti,2009).
Seseorang bayi dapat disusui oleh ibunya sendiri atau wanita lain. ASI
juga dapat diperoleh dan diberikan melalui alat menyusui lain, seperti botol
susu,cangkir, sendok atau pipet. Susu formula juga tersedia bagi para ibu yang
tidak bisa menyusui atau memilih untuk tidak menyusui bayinya,namun para
ahli sepakat bahwa kualitas susu formula tidak ada yang sebaik ASI. Pada
banyak negara, pemberian susu formula terkait dengan tingkat kematian bayi
akibat diare, tetapi apabila pembuatannya dilakukan dengan hati-hati dan
bersih,susu formula cukup aman (Ayu,2011).
Pemerintah
dan
organisasi
internasional

sepakat

untuk

mempromosikan menyusui sebagai metode terbaik untuk pemberian gizi bayi


setidaknya tahun pertama atau bahkan lebih lama lagi. Organisasi tersebut
antara lain WHO,American Academy of Pediatrics dan Departemen Kesehatan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merekomendasikan bahwa


ibu hamil dan ibu yang baru melahirkan harus diberi informasi tentang manfaat
dan keunggulan dari menyusui atau memberikan ASI, khususnya tentang ASI
sebagai sumber nutrisi terbaik dan memberikan perlindungan bagi bayi dari
risiko sakit. Para ibu harus diberi petunjuk cara persiapan dan perawatan masa
laktasi dengan menekankan secara khusus akan pentingnya diet yang seimbang
selama masa kehamilan dan setelah melahirkan. Tidak dianjurkan untuk
memberikan makanan parsial dengan susu botol atau makanan dan minuman
yang lain karena akan mengakibatkan dampak negatif pada pemberian ASI.
Para ibu harus diingatkan akan sulitnya merubah keputusan yang telah diambil
untuk tidak menyusui bayinya apabila suatu saat mereka ingin menyusui lagi
bayinya, sebelum menyarankan menggunakan formula bayi, ibu harus
diberitahu dampak sosial dan ekonomi yang timbul atas keputusannya.
Contohnya bila bayi sepenuhnya mengkonsumsi susu botol, akan dibutuhkan
lebih dari satu kaleng (450 gr) per minggu, karenanya kondisi keluarga dan
biaya harus dipertimbangkan.

Para ibu harus diingatkan bahwa ASI tidak

hanya sebagai sumber nutrisi terbaik tapi juga paling ekonomis untuk bayi. Bila
telah memutuskan menggunakan formula bayi maka sangat penting untuk
memberi petunjuk cara penyajian yang benar dengan menekankan bahwa air
yang tidak di masak, botol yang tidak direbus atau penyajian yang tidak benar
dapat mengakibatkan penyakit.Lihat : Kode etik internasional tentang
pemasaran pengganti air susu ibu, diadopsi oleh World Health Assembly pada
Resolusi WHA 34.22 mei 1981

ASI Eksklusif adalah Pemberian ASI saja, termasuk kolostrum tanpa


tambahan apa pun sejak dari lahir, dengan kata lain pemberian susu formula,
air matang, air gula, dan madu untuk bayi baru lahir tidak dibenarkan
(Sitti,2009). ASI mengandung semua zat gizi yang diperlukan bayi dan di
produksi khusus oleh tubuh ibu untuk bayinya. Agar ASI cepat keluar maka
dianjurkan bayi disusui dalam 30 menit pertama setelah dilahirkan. Komposisi
ASI yang sesuai untuk kebutuhan bayi dan mengandung Zat pelindung dengan
kandungan terbanyak ada pada kolostrum. Kolostrum adalah ASI yang
berwarna kekuningan yang dihasilkan tiga hari pertama setelah bayi lahir.
Banyak penelitian yang membuktikan bahwa Air Susu Ibu (ASI)
merupakan makanan terbaik dan utama bagi bayi, karena didalam ASI
terkandung antibodi yang diperlukan bayi untuk melawan penyakit-penyakit
yang menyerangnya. Pada dasarnya ASI adalah imunisasi pertama karena ASI
mengandung berbagai zat kekebalan antara lain imunoglobin. Bayi yang tidak
mendapat ASI beresiko terhadap infeksi saluran pernafasan (seperti batuk,
pilek) diare dan alergi (Soekirman, 2006: 48-51).
Cairan pertama yang diproleh bayi dari ibunya sesudah dilahirkan\
adalah kolostrum, yang mengandung campuran yang lebih kaya protein,
mineral dan antibodi dibandingkan dengan ASI yang telah matur. ASI mulai
ada kira-kira pada hari ke-3 dan hari ke-4 setelah kelahiran bayi dan kolostrum
berubah menjadi ASI yang matur kira kira 15 hari sesudah bayi lahir. Bila
ibu menyusui sesudah bayi lahir dan bayi diperbolehkan sering menyusu,
proses pembentukan ASI akan meningkat. Disamping protein, lemak
karbohidrat, mineral dan vitamin dalam kadar yang diperlukan oleh bayi, ASI
juga mengandung enzim, imunoglobulin, leukosit, hormon dan faktor
3

pertumbuhan. Susu terdiri dari kira- kira 90 % air, sehingga bayi yang menyusu
tidak memerlukan tambahan air atau cairan bagi tubuhnya (Bahiyatun,2009).
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2007-2008 pemberian ASI Eksklusif pada bayi berumur 2 bulan hanya
64%. Presentase ini menurun dengan jelas menjadi 45% pada bayi berumur 2-3
bulan dan 14% pada bayi berumur 4-5 bulan.
Dari data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Sumatera Selatan
diketahuinya bahwa cakupan ASI Eksklusif di Kota Palembang hingga
pertengahan 2011 sebesar 66.1% dibanding tahun sebelumnya cakupan sebesar
41.51% memang telah mengalami peningkatan. Sedangkan data dari
Puskesmas Prabumulih Timur Kota Prabumulih tahun 2012 mengenai ASI
Eksklusif yang berjumlah 23.3%.
Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah membuat programprogram yang dapat mendukung penggunaan ASI Eksklusif antara lain melalui
pemberian pendidikan kesehatan tentang pentingnya pemberian ASI Eksklusif
pada masyarakat. Penelitian-penelitian yang dapat menunjang program
pemberian ASI Eksklusif seperti tentang komposisi ASI juga terus dilakukan.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
FAKTOR FAKTOR

YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI


PUSKESMAS PRABUMULIH TIMUR KOTA PRABUMULIH TAHUN
2012.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan

latar

belakang

di

atas

ada

beberapa

menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apa yang menjadi faktor sehingga
4

dapat mempengaruhi ibu dalam pemberian ASI Eksklusif pada bayi umur 0-6
bulan di Puskesmas Prabumulih Timur Kota Prabumulih tahun 2012 ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Dari uraian rumusan masalah di atas, tujuan penelitian adalah
Pemberian ASI Eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan di Puskesmas Prabumulih
Timur Kota Prabumulih tahun 2012.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.

Diketahuinya Distribusi Frekuensi kejadian dalam faktor faktor yang


mempengaruhi ibu dalam pemberian ASI Eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan
di Puskesmas Prabumulih Timur Kota Prabumulih tahun 2012.

2.

Diketahuinya Distribusi Frekuensi Pola pikir dengan faktor faktor


yang mempengaruhi ibu dalam pemberian ASI Eksklusif pada bayi umur 0-6

bulan di Puskesmas Prabumulih Timur Kota Prabumulih tahun 2012.


3.
Diketahuinya Distribusi Frekuensi Pendidikan dengan faktor faktor
yang mempengaruhi ibu dalam pemberian ASI Eksklusif pada bayi umur 0-6
bulan di Puskesmas Prabumulih Timur Kota Prabumulih tahun 2012.
Diketahuinya Hubungan antara Pola Pikir Ibu dengan Pemberian ASI

4.

Eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan di Puskesmas Prabumulih Timur Kota
Prabumulih tahun 2012.
Diketahuinya Hubungan antara Pendidikan dengan Pemberian ASI

5.

Eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan di Puskesmas Prabumulih Timur Kota
Prabumulih tahun 2012.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukkan bagi


pendidik dan peserta didik tentang ASI Eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan dan
dapat memberikan kemudahan dalam penelusuran sumber sebagai bahan
pemikiran penelitian lanjutan di masa yang akan datang.
1.4.2 Bagi Puskesmas
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi panduan dan menambah
wawasan, informasi bagi pegawai dan staf Puskesmas Prabumulih Timur Kota
Prabumulih dalam pentingnya pemberian ASI Eksklusif pada bayi umur 0-6
bulan .
1.4.3 Bagi Peneliti
Penelitian ini mengharapkan dapat menambah pengetahuan serta
wawasan bagi peneliti mengenai ASI Eksklusif bagi bayi umur 0-6 bulan
sebagai upaya pencegahan dan aplikasi langsung ke lapangan dari mata kuliah
Metodelogi Penelitian.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
..
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada aspek pola pikir dan aspek
pendidikan yang berhubungan dengan faktor faktor yang mempengaruhi ibu
dalam pemberian ASI Eksklusif pada bayi umur 0-6 bulan di Puskesmas
Prabumulih Timur Kota Prabumullih tahun 2012.

B A B II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi ASI Eksklusif


ASI Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman
tambahan lain pada bayi berumur 0-6 bulan (Wenny,2011).
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja, termasuk kolostrum tanpa
tambahan apa pun sejak dari lahir dengan kata lain pemberian susu formula,
air matang, air gula, dan madu untuk bayi baru lahir tidak dibenarkan
(Sitti,2009).
ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan, tanpa
tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh dan air
putih, serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu,
biskuit, bubur nasi, dan nasi tim (Weny,2009).
2.1.1 Manfaat ASI
1. Bagi Bayi
Berikut manfaat ASI yang diperoleh bayi
1) ASI mudah dicerna dan diserap oleh pencernaan bayi yang belum
sempurna
2) ASI termasuk kolostrum yang mengandung zat kekebalan tubuh,yang
meliputi immunoglobulin, lactoferin, enzyme, macrofag, lymphosit, dan
bifidus faktor. Semua faktor ini berperan sebagai antivirus, antiprotozoa,
antibakteri, dan antiinflamasi bagi tubuh bayi sehingga bayi tidak
mudah terserang penyakit. Jika mengonsumsi ASI, bayi juga tidak
mudah mengalami alergi.
3) ASI juga menghidarkan bayi dari diare karena saluran pencernaan bayi
7

yang mendapatkan ASI mengandung lactobacilli dan bifidobateria


(bakteri baik) yang membantu membentuk feses bayi yang PH-Nya
rendah sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri jahat
penyebab diare dan masalah pencernaan lain.
4) ASI yang didapat selama proses menyusui akan memenuhi kebutuhan
nutrisi bayi sehingga dapat menunjang perkembangan otak bayi.
5) Menghisap ASI membuat bayi mudah mengoordinasi saraf menelan,
menghisap, dan bernafas menjadi lebih sempurna dan bayi menjadi
lebih aktif dan ceria.
6) Mendapatkan ASI dengan menghisap dari payudara membuat kualitas
hubungan psikologis ibu dan bayi menjadi semangkin dekat.
7) Menghisap ASI dari payudara membuat pembentukan rahang dan gigi
menjadi lebih baik dibandingkan dengan menghisap susu formula
dengan menggunakan dot.
2. Bagi Ibu
Sementara itu, menyusui juga memberikan manfaat bagi sang ibu
1) Menghentikan perdarahan pasca persalinan
Ketika bayi menyusu, isapan bayi akan merangsang otak untuk
memproduksi hormone prolaktin dan oksitosin. Hormone oksitosin, selain
mengerutkan otot otot untuk pengeluaran ASI, juga membuat otot otot
rahim dan juga pembuluh darah yang ada di rahim mengerut sehingga
perdarahan di rahim, sebagai bekas proses persalinan cepat terhenti. Efek
ini akan berlangsung maksimal jika ibu langsung menyusui bayinya.
2) Psikologi ibu
Rasa bangga dan bahagia karena dapat memberikan sesuatu dari dirinya
demi kebaikan bayinya (menyusui bayinya) akan memperkuat hubungan
batin antara ibu dan bayinya.
8

3) Mencegah kanker
Wanita yang menyusui memiliki angka insidensi terkena kanker payudara,
indung telur, dan rahim lebih rendah.
4) Menyusui dengan frekuensi yang sering dan lama dapat digunakan
sebagai metode kontrasepsi alami yang dapat mencegah terjadinya ovulasi
pada ibu.
5) Mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil
Dengan menyusui, cadangan lemak dalam tubuh ibu yang memang
disiapkan sebagai sumber energy selama kehamilan akan digunakan
sebagai energy pembentukan ASI. Akibatnya, cadangan lemak tersebut
akan menyusut sehingga penurunan berat badan ibu pun akan berlangsung
lebih cepat.
6) ASI lebih murah sehingga ibu tidak perlu membeli
7) ASI tersedia setiap saat tanpa harus menunggu waktu menyiapkan dengan
temperature atau suhu yang sesuai dengan kebutuhan bayi.
8) ASI mudah disajikan dan tanpa kontaminasi bahan berbahaya dari luar
steril dari bakteri (Wenny,2011: 14-19).
3. Bagi Keluarga
1) Aspek Ekonomi
ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk
membeli susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain.
2) Aspek Psikologi
Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang,
sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan
bayi dengan keluarga.
3) Aspek Kemudahan
Menyususi sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan
kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol, dan
dot yang harus dibersihkan serta minta pertolongan orang lain.
9

4. Bagi Negara
1. Menurunkan angka kesakitan dan kemtaian bayi.
Adanya faktor protektif dan nutrient yang sesuai dalam ASI menjamin
status gizi bayi baik serta kesakitan dan kematian anak menurun.
2. Menghemat devisa Negara
ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu
menyusui diperkirakan dapat menghemat devisa sebesar Rp.8,6 milyar
yang seharusnya dipakai untuk subsidi membeli susu formula.
3. Mengurangi subsidi untuk rumah sakit
Subsidi untuk rumah sakit berkurang, karena rawat gabung akan
memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi
persalinan dan infeksi nasokomial serta mengurangi biaya yang
diperlukan untuk perawatan anak sakit.
4. Peningkatan kualitas generasi penerus
Anak yang mendapatkan ASI dapat tumbuh kembang secara optimal
sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin (Weni, 2009:
20 22).
2.1.2 Keuntungan ASI
Beberapa keuntungan ASI yang diperoleh bayi dari mengonsumsi ASI
1) ASI mengandung semua bahan yang diperlukan untuk pertumbuhan
dan perkembangan bayi.
2) Dapat diberikan dimana saja dan kapan saja dalam keadaan segar,
bebas bakteri, dan dalam suhu yang sesuai , serta tidak memerlukan
alat bantu.
3) Bebas dari kesalahan dalam penyediaan.
4) Problem kesulitan pemberian makanan bayi jauh lebih sedikit dari
pada bayi yang mendapat susu formula.
5) Mengandung zat anti yang berguna untuk mencegah penyakit infeksi
usus dan alat pencernaan.

10

6) Mencegah terjadinya keadaan gizi yang salah (marasmus, kelebihan


makanan, dan obesitas).
2.1.3 Komposisi ASI berdasarkan Kandungan Zat Gizi
1. Protein, keistimewaan protein dalam ASI, yaitu:
a. Rasio protein,whey : kasein ASI adalah 60 : 40, sedangkan susu sapi
rasionya 20 : 80
b. ASI mengandung alfa-laktalbumin, sedangkan susu sapi mengandung
beta-laktoglobulin dan bovine serum albumin
c. ASI mengandung asam amino esensial taurin yang tinggi
d. Kadar metiolin dalam ASI lebih rendah daripada susu sapi, tetapi kadar
sistin lebih tinggi
e. Kadar tirosin dan fenilalanin pada ASI rendah
f. Kadar poliamin dan nukleotid yang penting untuk sintesis protein pada
ASI lebih tinggi bila dibandingkan dengan ASI
2. Karbohidrat
a. ASI mengandung karbohidrat lebih tinggi daripada susu sapi (6,5-7gram
%)
b. Karbohidrat yang utama adalah laktosa
3. Lemak, keistimewaan lemak dalam ASI dibandingkan susu sapi yaitu:
a.Bentuk emulsi lebih sempurna
b. Kadar asam lemak tak- jenuh dalam ASI 7-8 kali lebih besar daripada
susu sapi
c.Kolesterol diperlukan untuk mielinisasi saraf pusat dan diperkirakan juga
berfungsi dalam pembentukan enzim.
4. Mineral
a. ASI mengandung mineral lengkap
b. Total mineral dalam masa laktasi konstan
c. Fe dan Ca paling stabil, tidak dipengaruhi diet ibu
d.Garam organik yang terdapat di dalam ASI, terutama kalsium, kalium
5.

serta natrium dari asam klorida dan fosfat.


Air

11

Kira kira 88 % ASI terdiri dari air yang berguna untuk melarutkan zat- zat
yang terdapat di dalamnya yang sekaligus juga dapat merendahkan
rangsangan haus sapi.
6. Vitamin
Kandungan vitamin dalam ASI yang lengkap dan cukup yaitu vitamin A, D,
dan C. Akan tetapi, golongan vitamin B-kecuali riboflavin dan asam
pantotenat kurang (Bahiyatun,2009).
2.1.4 Air Susu Ibu menurut Stadium Laktasi
1.
Kolostrum
Kolostrum mengandung sel darah putih dan antibodi yang paling
tinggi daripada ASI sebenarnya, khususnya kandungan imunoglobulin A(IgA),
yang membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegah kuman
memasuki bayi. IgA ini juga membantu dalam mencegah bayi mengalami
alergi makanan. Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh
kelenjar payudara. Kolostrum mengandung jaringan debris dan material
residual yang terdapat dalam alveoli serta duktus dari kelenjar

payudara

sebelum dan setelah masa puerperium (Sitti,2009).


Manfaat
a) Kolostrum Disekresi oleh kelenjar payudara dari hari pertama sampai hari
ketiga dan keempat.
b) Komposisi dari kolostrum ini dari hari ke hari selalu berubah.
c) Merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekoneum dari usus
bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi yang
akan datang.
d) Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan dengan ASI yang matur,
sehingga dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai usia bayi 6
bulan.
2.

Air susu masa peralihan


Ciri dari air susu pada masa peralihan adalah sebagai berikut.
a) Merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI matur
12

b) Disekresi dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi, tetapi ada
pula pendapat yang mengatakan bahwa ASI matur terjadi pada minggu
ke-3 sampai minggu ke-5.
c) Kadar protein makin rendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak
mangkin tinggi.
d) Volumenya juga makin meningkat.
Tabel
Komposisi ASI menurut penyelidikan dari I.S.Kleiner dan J.M.Osten
Waktu
Hari ke-5
Hari ke-9
Hari ke-34

Protein
2,00
1,73
1,30

Karbohidrat
6,42
6,73
7,11

Lemak
3,2
3,7
4,0

Kadar di atas dalam satuan gram/ 100 ml AS


3.

Air susu matur


Adapun ciri dari matur adalah sebagai berikut :
a) Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya,
komposisi relatif konstan (ada pula yang mengatakan bahwa komposisi
ASI relatif konstan baru di mulai pada minggu ke-3 sampai minggu ke5).
b) Pada ibu yang sehat, maka produksi ASI untuk bayi akan tercukupi, ASI
ini merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk
bayi sampai usia 6 bulan.
c) Merupakan suatu cairan berwarna putih kekuning kuningan yang di
akibatkan warna dari garam kalsium asetat, riboflavin, dan karoten yang
terdapat di dalamnya.
d) Tidak menggumpal jika dipanaskan.

2.2 Faktor faktor yang Mempengaruhi dalam Pemberian ASI Eksklusif


yang Diteliti
1. Pola Pikir Ibu

13

ASI merupakan makanan utama bayi yang sangat baik dan tidak ada
bandingnya, meskipun susu formula termahal dan terbaik. Meskipun
pemberian

ASI Eksklusif telah banyak disosialisasikan, namun tidak

sedikit ibu yang belum mengerti dan menganggap remeh hal itu, terutama
para ibu yang bekerja di luar rumah. Beberapa anggapan keliru sering kali
mengenyampingkan kebutuhan nutrisi bayi. Selain itu, keberhasilan media
promosi dapat berpengaruh terhadap pola pikir para ibu bahwa susu
formula yang banyak mengandung DHA, AA, dan kandungan lain lebih
cocok dan sangat dibutuhkan oleh bayi ketimbang ASI, yang membuat
merepot menyusui. Adapun mitos tentang pemberian ASI bagi bayi,
misalnya ibu menyusui anaknya dapat menurunkan kondisi fisik dirinya
merupakan suatu mitos yang sulit diterima oleh akal sehat. Demikian
halnya dengan kekhawatiran ibu yang menganggap bahwa produksi ASI
tidak mencukupi kebutuhan makanan bayi. Anggapan ini sering menjadi
kendala bagi ibu, yang akhirnya mencari alternative lain dengan memberi
susu pendamping manakala bayi lapar.Hal hal tersebut menyebabkan
terjadinya perubahan dari pola dasar pemberian ASI menjadi pemberian
susu formula. Bila kondisi itu terus berlanjut, maka bisa jadi bangsa
Indonesia mengalami kemunduran di masa mendatang (Prasetyono,2009).
2. Pendidikan
Sebagian ibu, menyusui bayi

merupakan

tindakan yang alamiah dan

naluriah. Oleh kerena itu, mereka beranggapan ini tidak dipelajari.


Kebanyakan ibu kurang menyadari pentingnya ASI sebagai

makanan

utama bayi. Mereka hanya mengetahui bahwa ASI adalah makanan yang
diperlukan bayi tanpa memperhatikan aspek lainnya. Waktu yang lama
bersama bayi tidak dimanfaatkan secara optimal, sehingga para ibu tidak
memberikan ASI Eksklusif pada bayi. Kegiatan dan pekerjaan ibu sering
14

kali dijadikan alasan untuk tidak memberikan ASI Eksklusif. Sebenarnya


kunci keberhasilan menyusui yang utama adalah kemauan yang kuat pada
diri ibu untuk menyusui anaknya, kemauan tersebut biasa timbul dari dalam
dirinya sendiri atau lingkungan di sekitarnya. Oleh karena itu, secara
psikologis, seorang ibu yang didukung suami atau keluarga akan lebih
termotivasi untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Kecerdasan
anak bukanlah kontribusi sang ayah, melainkan seberapa banyak ASI
Eksklusif

yang

diberikan

kepada

bayi

selama

masa

menyusui

(Prasetyono,2009).
2.3 Faktor faktor yang Mempengaruhi dalam Pemberian ASI Eksklusif
yang tidak Diteliti
1. Aspek Gizi
ASI mengandung nutrisi lengkap yang dibutuhkan oleh bayi hingga 6 bulan
pertama kelahirannya. ASI pertama yang diberikan kepada bayi, yang
sering disebut kolostrum, banyak mengandung zat kekebalan, terutama IgA
yang berfungsi melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi, seperti
diare. Walaupun jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung
dari isapan bayi pada hari hari pertama kelahirannya, namun kolostrum
2.

cukup memenuhi kebutuhan gizi bayi (Prasetyono, 2009).


Aspek Imunologik
Para ahli berpendapat bahwa ASI mengandung zat anti infeksi yang
bersih dan bebas kontaminasi. Kadar immunoglobulin A(IgA) dalam

kolostrum cukup tinggi (Prasetyono,2009).


3. Aspek Psikologis
Secara psikologis, menyusui mengandung tiga hal penting yaitu :
a)
Menyusui dapat membangkitkan rasa percaya diri bahwa
ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mencakup kebutuhan
bayi.
15

b) Interaksi antara ibu dan bayi. Secara psikologis, pertumbuhan dan


perkembangan bayi sangat tergantung pada integritas ibu dan bayi.
c)
Kontak langsung ibu dan bayi melalui sentuhan kulit
mampu memberikan rasa aman dan puas, karena bayi merasakan
kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah
dikenal sejak bayi masih dalam rahim (Prasetyono,2009).
4. Aspek Kecerdasan
Para ahli gizi sependapat bahwa ASI mengandung DHA dan AA yang
dibutuhkan bagi perkembangan otak. Pemberian ASI Eksklusif selama 6
bulan pertama setelah kelahiran bayi yang mempunyai dua dampak positif:
a) Proses pemberian ASI yang lancar memungkinkan asupan gizi menjadi
lebih maksimal.
b) Berdasarkan hasil penelitian di dermark, diketahui bahwa bayi yang di
beri ASI hingga lebih dari 9 bulan akan tumbuh cerdas.
5. Aspek Neurologis
Dengan meminum ASI, koordinasi saraf pada bayi yang terkait aktivitas
menelan, menghisap, dan bernafas semakin sempurna. Hal ini akan
mengurangi risiko gangguan sesak napas pada bayi yang baru lahir, atau
terjadinya asma pada anak pra sekolah Aspek Biaya ditinjau dari sudut
biaya, maka dapat disimpulkan bahwa menyusui secara eksklusif dapat
mengurangi biaya tambahan,
6. Aspek Penundaan Kehamilan
Menyusui secara eksklusif dapat menunda datang bulan dan kehamilan,
sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang dikenal
sebagai Metode Amenore Laktasi (MAL) (Prasetyono,2009).

16

B A B III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN
HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual


Kerangka konsep dalam suatu penelitian adalah kerangka hubungan
antar konsep konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang
akan dilakukan. Konsep hanya dapat diamati dan diukur melalui konstruk atau
yang lebih dikenal dengan nama variabel. Variabel adalah ukuran atau ciri yang
diamati oleh anggota anggota kelompok yang berbeda dengan kelompok lain.
Variabel dibedakan menjadi dua, yaitu variabel independen (bebas, sebab,
mempengaruhi) dan variabel dependen (tergantung, akibat, terpengaruh)
(Notoatmodjo,2010). Dalam penelitian ini, dengan pertimbangan kapasitas
penelitian dilapangan, keterbatasan kemampuan dan waktu penelitian
dilapangan,

keterbatasan kemampuan dan waktu penelitian yang hanya

meneliti variabel aspek pola pikir ibu dan aspek pendidikan.


Variabel dalam penelitian ini digambarkan pada kerangka konsep
dibawah ini:
Bagan Kerangka Konsep
Variabel Independen

Variabel Dependen

Pola Pikir Ibu


Pemberian ASI
Eksklusif
Pendidikan

3.2 Definisi Operasional


3.2.1 Variabel Dependen
17

1. ASI Eksklusif
a. Pengertian

: Hanya memberikan ASI dan hanya ASI kepada bayi, dari


umur nol sampai dengan 6 bulan bayi tidak diberikan
tambahan apapun, tanpa makanan atau minuman selain
ASI.

b.Cara ukur : Wawancara


c.Alat ukur : Kuesioner
d.Hasil ukur : 1. Ya: Diberi ASI saja sampai bayi berumur 6 bulan
2. Tidak : Diberi makanan tambahan selain ASI pada bayi
e.Skala ukur

umur < 6 bulan.


: Ordinal

2. Variabel independen
1. Pola Pikir
a. Pengertian
: Anggapan ibu untuk mengetahui pentingnya
b. Cara ukur
c. Alat Ukur
d. Hasil ukur
e. Skala ukur
2. Pendidikan
a. Pengertian
b. Cara ukur
c. Alat ukur
d. Hasil ukur
e. Skala ukur

pemberian ASI pada anaknya.


: Wawancara
: Kuesioner
: 1. Baik, jika 75 % jawaban benar
2. Kurang, jika < 75 % jawaban yang benar
: Ordinal
: Tingkat pendidikan formal yang diselesaikan oleh
ibu pada saat penelitian
: Wawancara
: Kuesioner
: 1.Tinggi, SMA / Sederajat
2.Rendah, < SMA / Sederajat
: Ordinal

3.3 Hipotesis
1) Tidak ada hubungan antara pola pikir dengan faktor faktor yang
mempengaruhi ibu dalam pemberian ASI Eksklusif pada bayi umur 0-6
bulan di Puskesmas Prabumulih Timur Kota Prabumulih tahun 2012.
18

2) Tidak ada hubungan antara pendidikan dengan

faktor faktor yang

mempengaruhi ibu dalam pemberian ASI Eksklusif pada bayi umur 0-6
bulan di Puskesmas Prabumulih Timur Kota Prabumulih tahun 2012.

B A B IV
METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian


Jenis penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan
pendekatanCross Sectional yaitu penelitian yang berusaha mengukur atau
mengumpulkan variabel sebab dan resiko (independent) dan variabel akibat
atau kasus (dependen) secara simultan dikumpulkan dalam waktu yang
bersamaan.
4.2 Populasi dan Sampel Penelitian
4.2.1 Populasi Penelitian
Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian yang
diteliti yang berjumlah 150 orang ibu yang mempunyai anak di atas 6-12
bulan di Puskesmas Prabumulih Timur Kota Prabumulih tahun 2012.
19

4.2.2 Sampel Penelitian


Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari keseluruhan subyek
yang diteliti dan dianggap mewakili populasi. Pengambilan sampel dilakukan
dengan menggunakan metode non random teknik Accidental sampling yaitu
sampel diambil dari responden yang ada sewaktu dilakukan penelitian. Sampel
penelitian ini lebih kurang 50 orang ibu yang mempunyai anak diatas 6-12
bulan di Puskesmas Prabumulih Timur Kota Prabumulih tahun 2012.
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
4.3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Prabumulih Timur
Kota Prabumulih tahun 2012.
4.3.2 Waktu penelitian
Waktu penelitian akan dilakukan pada bulan Mei Juni 2012
4.4 Teknik dan Instrument Pengumpulan Data
4.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan
a.Data Primer
Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui
pertemuan atau percakapan. Data primer diambil dengan cara
melakukan wawancara yaitu dilakukan berdasarkan pedoman
pedoman berupa kuesioner yang telah disiapkan sebelumnya
(Notoatmodjo,2005).
b.Data sekunder
20

Data sekunder yaitu data yang didapat dari suatu lembaga atau institusi
(Notoatmodjo,2005). Data sekunder diperoleh dari data data catatan
buku laporan KIA yang ada di Puskesmas Prabumulih Timur Kota
Prabumulih Tahun 2012.
4.4.2

Instrument Pengumpulan Data


Instrument pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner

dengan pertanyaan tertutup.


4.5 Teknik Pengolahan Data
Menurut Hidayat (2009),ada 4 tahap pengolahan data yaitu :
4.5.1 Editing (Pengeditan Data)
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan.
4.5.2 Coding (Buku Kode/pengkodean)
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)
terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini
sangat penting bila pengolahan dan analisa data menggunakan
komputer.
4.5.3 Data Entry (Pemasukan Data)
Data Entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan
kedalam master table atau base komputer, kemudian membuat
distribusi frekuensi sederhana atau dengan table kontingensi.
4.5.4 Melakukan teknik analisis
Dalam melakukan teknik analisis, khususnya terhadap data penelitian
akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan

21

tujuan yang hendak dianalisis. Apabila penelitian deskritif, maka akan


menggunakan statistik deskritif. Sedangkan analisis analitik akan
mengguankan statistik inferensial.
4.6 Teknik Analisa Data
4.6.1 Analisis Univariat
Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap variabel dari
hasil penelitian menggunakan tabel distribusi frekuensi, yaitu variabel
pola pikir ibu dan pendidikan dan variabel pemberian ASI Eksklusif.
Distribusi dalam bentuk tabel sehingga didapatkan angka persentase.
4.6.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat

dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel

independen (pola pikir ibu dan pendidikan) dan variabel dependen


(pemberian ASI Eksklusif)

22

You might also like