Professional Documents
Culture Documents
1.
L1/1
L1/2
Dalam option Building Plan Grid System and Story Definition, pilih Structural
Object : Grid Only.
L1/3
L1/4
Dalam option Define Materials, pilih CONC (concrete) karena material yang
digunakan merupakan beton, lalu pilih perintah Modify/Show Materials. Ubah nama
CONC menjadi 25 MPa.
Masukkan data material beton gedung, lalu klik OK pada Analysis Property Data
dan dilanjutkan dengan klik OK pada Define Material.
Nilai Edit Box Modulus Elasticity adalah diperoleh dari rumus SNI 03-2847-2002
yaitu 4700
f'c .
L1/5
Lakukan hal yang sama untuk material dengan mutu beton 30 MPa dan 35 MPa.
Kolom
Hapus penampang yang telah tersedia oleh ETABS supaya tidak membingungkan.
Caranya dengan mendrag semua type properties hingga tersisa 1 buah, lalu klik
Delete Property.
L1/6
Pada option Rectangular Section isi Edit Boxes sesuai data yang diperoleh.
Tulangan yang digunakan pada kolom 68A adalah 19 mm. Ukuran 19 mm tidak terdapat
dalam program ETABS, sehingga harus diubah kedalam satuan #.
Diketahui:
1 inch = 25.4 mm, maka 19 mm =
19mm
= 0.748 inch
25.4
L1/7
Karena 1 inch = #8, maka 0.748 inch = 0.748 inch#8 = #6
-
Untuk struktur beton bertulang, sifat kekakuan momen dan geser bruto dari
komponen struktur harus dikalikan persentase efektif penampang < 100%. Untuk
itu pada option Property Modifiers > Analysis Property Modification Factors,
pada Moment of Inertia about 2 Axis dan 3 Axis harus dikali atau diisi dengan 0.7.
L1/8
Klik OK pada Analysis Property Modification Factors dan kemudian klik OK pada
Rectangular Section.
Lalukan hal yang sama untuk semua jenis kolom yang digunakan.
b)
Balok
Seperti yang dilakukan pada kolom, untuk mendefinisikan balok yang dilakukan
antara lain:
Pada option Rectangular Section isi Edit Boxes sesuai data yang diperoleh.
L1/9
Kemudian klik Set Modifiers untuk mengisi nilai kekakuan elemen struktur balok
sebesar 0.35.
Klik OK.
c)
Shear Wall
Langkah-langkah untuk mendefinisikan shear wall adalah:
L1/10
Pada option Wall/Slab/Deck Sections, isi Edit Boxes sesuai data yang diperoleh.
Misalnya untuk mendefinisikan shear wall koridor yaitu SW LIFT lantai terbawah,
Karena elemen shear wall mempunyai kemampuan elemen membrane dan elemen
Isi tebal shear wall pada option Membrane dan option Bending = 0.2 m.
Pilih option Thick Plate, agar shear wall bisa menerima pengaruh deformasi
akibat gaya geser transversal.
L1/11
Untuk struktur beton bertulang, sifat kekakuan momen dan geser bruto dari
komponen struktur harus dikalikan persentase efektifitas penampang <100%. Untuk
itu pada option Property Modifiers > Analysis Property Modification Factors,
pada Moment of Inertia about 2 Axis dan 3 Axis harus diisi dengan 0.7.
L1/12
Klik OK pada option tersebut dan dilanjutkan dengan klik OK pada option Define
Wall/Slab/Deck Sections.
d)
Pelat Lantai
Beri nama S10 dan masukkan dimensi membrane 0.12 dan bending 0.12.
Pilih type Membrane dan klik OK pada Wall/Slab Sections. Tipe pemodelan
terdapat 3 jenis yaitu shell (shear wall), membrane dan plate. Tipe shell jika elemen
struktur tersebut mempunyai kemampuan elemen membran dan bending (lentur). Di
program ETABS, membrane dipakai dengan fungsi untuk mendistribusikan beban
merata ke balok-balok. Perbedaan membrane dan plate adalah pada membrane
hanya punya kekakuan pada bidang (inplane stiffness) sedangkan plate hanya punya
kekakuan keluar bidang (out of plane stiffness) sedangkan shell memiliki kedua tipe
kekakuan. Selain itu, pemakaian tipe membrane dikarenakan distribusi bebannya
sesuai tributari (trapesium). Jumlah derajat kebebasan (degree of freedom, DOF)
adalah jumlah minimum koordinat independen yang diperlukan untuk menyatakan
posisi suatu massa pada saat tertentu. Untuk struktur tiga dimensi jumlah DOF pada
setiap lantai berjumlah 3, yaitu 2 translasi horisonal pada arah yang saling tegak
lurus dan dan 1 rotasi pada sumbu tegak lurus bidang horisontal.
L1/13
Kolom
Untuk melakukan penggambaran elemen kolom terdapat beberapa langkah yang
harus dilakukan.
Misalnya untuk menggambarkan elemen kolom 68A, langkah-langkahnya adalah:
Klik Draw Menu > Draw Line Object > Create Columns in Region or at Clicks
(Plan).
L1/14
Pada properties of object pilih property elemen kolom yang sudah dibuat yaitu
K68A.
Lakukan hal yang sama untuk semua elemen kolom hingga lantai teratas.
Jika ingin melakukan penggambaran dalam arah X-Z atau Y-Z yaitu dalam
tampilan vertikal maka pilih menu view > set elevation view > 1.
Replicate.
Pada replicate arah linear, ketik pada Edit Boxes Increment Data yaitu nilai jarak
yang diinginkan pada boxes dx dan dy, (nilai positif berarti arah replicate searah
sumbu dan nilai negatif berarti arah replicate berlawanan sumbu). Sedangkan nilai
Number adalah jumlah penggandaan yang diinginkan.
L1/15
Shear Wall
Untuk melakukan penggambaran elemen shear wall terdapat beberapa langkah
Plih menu Draw > Draw Area Object > Draw Walls (Plan).
Pada Properties of Object, pilih property elemen shear wall yang sudah dibuat yaitu
SWLIFT35 dengan tipe Pier.
Kemudian lakukan Mesh Area terhadap area shear wall agar elemen tersebut dapat
lebih berdeformasi lateral (tidak kaku) dan menghindari perubahan tegangan yang
signifikan maupun konsentrasi tegangan. Dalam melakukan meshing, sebaiknya
tidak perlu terlalu halus karena juga berpengaruh pada lamanya analisis struktur.
Meshing yang dilakukan pada setiap shear wall menjadi 44 segmen, yaitu dengan
L1/16
cara memilih semua area shear wall yaitu pilih menu Select > by Wall/Slab/Deck
Setelah shear wall terpilih semua, maka dilakukan meshing yaitu pilih menu Edit >
L1/17
Setelah semua area shear wall selesai dimesh, maka dilanjutkan dengan pemodelan
area shear wall sebagai pier. Kegunaan pemodelan area shear wall sebagai pier
adalah penggabungan area-area pada tiap tipe shear wall dalam satu kesatuan
sehingga menjadi struktur yang menerima beban aksial dan lentur.
Untuk melakukan pemodelan tersebut agar tampak pada Section Designer, harus
mengatur tampilan tampak atas pada setiap lantai. Pilih/ blok area yang ingin
dimodelkan sebagai suatu pier dengan cara memilih menu Assign > Shell/Area >
Pier Label > Add New Pier > kemudian ketik nama tipe shear wall (misalnya
1LIFT).
L1/18
Lakukan hal yang sama untuk semua jenis shear wall SWLIFT pada semua lantai.
Untuk mengecek apakah bentuk area shear wall yang tampak pada view sudah
sesuai dengan area yang dimodelkan pada pier, maka harus cek pada Section
L1/19
Designer. Pilih menu Design > Shear Wall Design > Define Pier Sections for
Checking > Add Pier Sections > lalu isi Edit Boxes yang ditampilkan.
Kemudian pilih option Section Designer, maka akan terlihat penampang pier yang
dimodelkan. Atur ukuran tulangan yang digunakan pada shear wall tersebut.
L1/20
Agar dapat mendapatkan diagram interaksi dari pier, maka harus menentukan
ukuran tulangan yang dipakai dengan cara klik kanan pada corner reinforcing dan
pada edge reinforcing.
Karena tulangan, bentuk geometri penampang pier dan ukuran serta lokasi
penulangan tulangan menggunakan section designer, maka harus memodelkan area
pier sebagai general reinforcement pier section. Untuk memodelkan pier sebagai
general reinforcement pier, pilih suatu jenis pier terdahulu dengan Select > By Pier
ID > 1LIFT > OK, lalu modelkan sebagai general reinforcement pier dengan pilih
menu Design > Shear Wall Design > Assign Pier Section for Checking > General
L1/21
Gambar 1.26 Pemilihan Model Tipe Pier untuk Top Section dan Bottom Section
Lakukan hal yang sama untuk semua shear wall hingga lantai teratas.
L1/22
c)
Balok
Untuk menggambar balok terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan.
Misalnya untuk menggambar balok induk B37A dan balok anak B25A, maka langkahlangkahnya adalah:
Kemudian klik dari titik A sampai titik B lokasi balok tersebut terletak.
Sedangkan untuk menggambar balok anak B25A, maka pilih Property: B25A, dan
Lakukan hal yang sama untuk setiap jenis balok induk dan balok anak hingga
termodelkan pada semua lantai bangunan.
L1/23
Pelat Lantai
Langkah-langkah yang dilakukan untuk membuat pelat lantai antara lain:
Klik Draw Menu > Draw Area Objects > Draw Area.
Pastikan Snap to Grid Intersections and Point akitf dengan cara Draw Menu > Snap
Klik semua titik tempat beradanya pelat lantai tersebut, misalnya untuk
menggambar pelat lantai S8 pada tepi lantai 1, yaitu dengan klik C1, C2, G2, G1
dan kemudian kembali ke C1 lalu tekan enter.
Untuk melihat pelat yang sudah dipasang, klik View > Set Building View Options,
beri check list pada bagian Special Effect yaitu Object Fill dan Apply to All
Windows.
Klik OK.
L1/24
Lakukan hal yang sama untuk semua jenis pelat lantai pada semua lantai bangunan.
L1/25
Kemudian memodelkan perletakan struktur adalah jepit : blok semua joint pada
level base.
Pilih gambar jepit atau beri tanda check list pada semua kotak Restraints in Global
Directions.
L1/26
F.
sambungan, yang dianggap sebagai suatu titik saja yang sangat kecil. Pada konstruksi
beton, sering dijumpai ukuran kolom yang relatif besar dibandingkan dengan panjang as
ke as balok yang menghubungkannya. Jika ukuran sambungan cukup besar diabaikan,
dapat menghasilkan kesalahan yang signifikan. Maka untuk ukuran sambungan yang
cukup besar, pengaruhnya harus diperhitungkan dalam analisis karena pada daerah
sambungan mempunyai kekakuan yang relatif besar (rigid)
Pada ETABS, pendekatan pengaruh kekakuan sambungan dapat dimodelkan sebagai
Rigid Zone Offset. Nilai default Rigid Zone Factor = 0. Jika Rigid Zone Factor adalah 1,
maka dianggap end-offset sebagai elemen yang sangat kaku. Pada penelitian ini
L1/27
disarankan menggunakan Engineering Judgement dalam memasukkan Rigid-Zone
Factor. Secara umum, manual program menyatakan bahwa Rigid Zone Factor 0.5.
Langkah-langkah dalam melakukan pemodelan Rigid Offset antara lain:
Misalnya untuk kolom 68A, pilih Select > By Frame Section > Kolom 68A
Masukkan nilai Rigid Offset dengan cara pilih Assign > Frame Line > End (Length)
Langkah-langkah untuk mendefinisikan beban mati akibat berat sendiri antara lain:
Pastikan selfweight multiplier pada Load DEAD = 1 yang artinya berat sendiri
dimasukkan dalam beban DEAD.
L1/28
b)
Klik pada kolom Load, kemudian tuliskan SDEAD dengan tipe superdead yang
akan digunakan untuk mendefinisikan beban mati selain berat sendiri. Pastikan
Klik pada kolom Load, kemudian tuliskan TEMBOK dengan tipe superdead yang
akan digunakan untuk mendefinisikan beban tembok. Pastikan selfweight multiplier
= 0, lalu klik Add New Load.
L1/29
Klik pada lokasi pelat yang akan diberi beban sehingga pada sekeliling pelat
terdapat garis putus-putus.
Klik Load Case Name = SDEAD dan masukkan nilai 385 pada Load dan klik OK.
Klik pada lokasi balok B35 dimana beban tembok bekerja sehingga pada lokasi
balok tersebut terdapat garis putus-putus.
Pada Load Case Name pilih TEMBOK lalu isikan nilai 675 pada Uniform Load dan
klik OK.
L1/30
Untuk melihat beban tembok yang bekerja klik tombol 3-d, dan untuk
menghilangkan tampilan beban, klik Assign Menu > Clear Display of Assigment.
I.
Kombinasi Pembebanan
Sesuai tata cara SNI 03-2847-2002, beban kombinasi yang telah disebutkan harus
L1/31
J.
Analisa Struktur
Setelah semua beban ditempatkan dan kombinasi pembebanan ditentukan maka
tahapan selanjutnya adalah proses running. Proses analisa struktur pada pembebanan
langsung dilakukan hanya satu kali.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisa struktur adalah:
Pilih Menu Analyze > Run Analysis atau tekan tombol F5.
Selanjutnya proses running akan berjalan hingga tercapai kondisi complete analysis.
Karena struktur bangunan merupakan 3 dimensi maka dalam analisa struktur harus
mencakup 6 derajat kebebasan. Selain itu, analisa juga ditinjau menggunakan analisa
dinamik.
Tahapan untuk pemodelannya adalah:
L1/32
Pilih semua option yaitu UX, UY, UZ, RX, RY, RZ atau dengan pilih ikon Full 3D.
Pilih menu Analyze > Set Analysis Option > Klik Dynamic Analysis.
Set Dynamic Parameter > Number of Modes = 18 karena jumlah tingkat sebanyak
18 lantai.
L1/33
Kemudian dilakukan dua kali proses running yaitu dengan pilih Analyze > Run
Analysis.
Dari proses running ini, kemudian didapat data output yang digunakan sebagai
bahan pembanding. Data output diperoleh pada Menu Display > Show Table atau
2.
metode pembebanan langsung. Perbedaan antara kedua metode hanya terletak pada
proses running yaitu dilakukannya dua kali running untuk proses sequential loading.
A. Analisa Struktur
Setelah semua beban ditempatkan dan kombinasi pembebanan ditentukan maka
tahapan selanjutnya adalah proses running. Proses analisa struktur pada pembebanan
sequential dimulai dengan mendefinisikan tahap sequence case pada struktur bangunan
yang dimodelkan.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk memodelkan sequence load case adalah:
L1/34
Klik atau beri tanda check list pada Replace Dead Type Cases with this Case in all
Beri tanda check list pada User Specified Active Structure dan klik OK.
Kemudian dilakukan dua kali proses running yaitu dengan pilih Analyze > Run
Analysis.
L1/35
Setelah proses running pertama selesai, maka dilanjutkan dengan running kedua
yaitu dengan pilih Analyze > Run Construction Sequence Analysis.
3.
loading dengan program ETABS untuk metode sequential loading adalah pada definisi
input material elemen struktur yaitu pada modulus elastisitas yang diubah menjadi
modulus elastisitas rangkak dan nilai kekakuan elemen struktur shear wall yang diubah
menjadi 0.35.
Misalnya untuk kolom 68A lantai 1, input data untuk define material menjadi:
L1/36
and crack sequential loading, modulus elastisitas bahan yang digunakan adalah modulus
L1/37
elastisitas rangkak. Selanjutnya pada proses penentuan dimensi rangka, dimana nilai
kekakuan lentur shear wall rangkak yang diisi adalah sebesar 0.35.
L1/38
Salah satu metode yang paling sering digunakan dalam perhitungan konstruksi
statis tak tentu, khususnya pada konstruksi portal adalah metode Takabeya. Dalam
perhitungan untuk konstruksi portal dengan metode Takabeya, didasarkan pada asumsiasumsi bahwa deformasi akibat gaya aksial dan gaya geser dalam diabaikan serta
hubungan antara balok-balok dan kolom pada satu titik kumpul adalah kaku sempurna.
Untuk perjanjian tanda pada perhitungan yaitu momen ditinjau terhadap ujung batang
dinyatakan positif (+) apabila berputar ke kanan dan sebaliknya negatif (-) apabila
berputar ke kiri.
L1/39
A.
1.
Diketahui:
I=
1 3 1
bh = 0.6m 0.8 3 m 3 = 0.0256m 4
12
12
H = 3.24 m
KA1 = KBa
Lakukan perhitungan yang sama untuk semua nilai kekakuan batang yaitu batang kolom
dan batang balok, seperti yang ditampilkan dalam tabel 4.37.
Tabel 2.1 Angka Kekakuan Batang
Kolom
Lantai
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
14
15
16
17
18
atap
Nama
Kekakuan
Batang
K1A kBa
k12 kab
k23 kbc
k34 k cd
k45 kde
k56 kef
k67 kfg
k78 kgh
k89 khi
k910 kij
k1011 kjk
k1112 kkl
k1214 klm
k1415 kmn
k1516 kno
k1617 kop
k1718 kpq
k18atap kqr
Balok
H
(m)
I
(m 4 )
Nilai k
(m)
3.24
5.04
5.04
3.96
3.96
3.2
3.2
3.2
3.2
3.2
3.2
3.2
3.2
3.2
3.2
3.2
3.2
3.2
0.026
0.026
0.026
0.026
0.026
0.026
0.026
0.026
0.026
0.026
0.026
0.026
0.026
0.026
0.026
0.026
0.026
0.026
0.0079
0.0051
0.0051
0.0065
0.0065
0.0080
0.0080
0.0080
0.0080
0.0080
0.0080
0.0080
0.0080
0.0080
0.0080
0.0080
0.0080
0.0080
Nama
Kekakuan
Batang
k1a
k2b
k3c
k4d
k5e
k6f
k7g
k8h
k9i
k10j
k11k
k12l
k14m
k15n
k16o
k17p
k18q
katapr
L
(m)
I
(m 4 )
5.1
5.1
5.1
5.1
5.1
5.1
5.1
5.1
5.1
5.1
5.1
5.1
5.1
5.1
5.1
5.1
5.1
5.1
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
Nilai
k
(m)
0.002
0.002
0.002
0.002
0.002
0.002
0.002
0.002
0.002
0.002
0.002
0.002
0.002
0.002
0.002
0.002
0.002
0.002
L1/40
2.
3.
Nilai
0.0299
0.0242
0.0270
0.0298
0.0329
0.0359
0.0359
0.0359
0.0359
0.0359
0.0359
0.0359
0.0359
0.0359
0.0359
0.0359
0.0359
0.0199
Nama
a
b
c
d
e
f
g
h
i
j
k
l
m
n
o
p
q
r
Nilai
0.0299
0.0242
0.0270
0.0298
0.0329
0.0359
0.0359
0.0359
0.0359
0.0359
0.0359
0.0359
0.0359
0.0359
0.0359
0.0359
0.0359
0.0199
L1/41
Tabel 2.39 Nilai Koefisien Rotasi Batang
Nama
Nilai
Nama
Nilai
Nama
Nilai
Nama
Nilai
Nama
Nilai
Nama
Nilai
A1
21
32
43
54
65
76
87
98
109
1110
1211
1412
1514
1615
1716
1817
atap
0.2227
aB
ba
cb
dc
ed
fe
gf
hg
ih
ji
kj
lk
kl
nm
on
po
qp
0.0546
Ba
ab
bc
cd
de
ef
fg
gh
hi
ij
jk
kl
lm
mn
no
op
pq
0.0546
a1
b2
c3
d4
e5
f6
g7
h8
i9
j10
k11
l12
m14
n15
o16
p17
q18
0.2227
1a
2b
3c
4d
5e
6f
7g
8h
9i
10j
11k
12l
14m
15n
16o
17p
18q
0.4016
atapr
0.0984
ratap
0.0984
qr
0.2227
rq
1A
12
23
34
45
56
67
78
89
910
1011
1112
1214
1415
1516
1617
1718
18at
0.2644
0.1700
0.2096
0.2393
0.2171
0.2435
0.2227
0.2227
0.2227
0.2227
0.2227
0.2227
0.2227
0.2227
0.2227
0.2227
0.2227
ap
4.
0.2227
18
0.0000
0.2096
0.1881
0.2171
0.1968
0.2227
0.2227
0.2227
0.2227
0.2227
0.2227
0.2227
0.2227
0.2227
0.2227
0.2227
0.0656
0.0809
0.0726
0.0658
0.0597
0.0546
0.0546
0.0546
0.0546
0.0546
0.0546
0.0546
0.0546
0.0546
0.0546
0.0546
0.0656
0.0809
0.0726
0.0658
0.0597
0.0546
0.0546
0.0546
0.0546
0.0546
0.0546
0.0546
0.0546
0.0546
0.0546
0.0546
0.2644
0.1700
0.2096
0.2393
0.2171
0.2435
0.2227
0.2227
0.2227
0.2227
0.2227
0.2227
0.2227
0.2227
0.2227
0.2227
Diketahui:
Beban bangunan = beban kolom + beban balok + beban dinding
Beban lantai 1 = (b h 2400 kg/m) + (b h 2200 kg/m) + (h 250 kg/m))
Beban lantai 1 = (0.6 m 0.8 m 2400 kg/m) + (0.35 m 0.7 m 2200 kg/m)
+ (2.54 m 250 kg/m)
Beban lantai 1 = (1152 + 539 + 635) kg/m = 2326 kg/m
M 1a =
M a1 =
1 2
1
ql = 2326 5.12 = 5041.605 kg-m
12
12
1 2 1
ql = 2326 5.12 = 5041.605 kg-m
12
12
0.0000
0.2096
0.1881
0.2171
0.1968
0.2227
0.2227
0.2227
0.2227
0.2227
0.2227
0.2227
0.2227
0.2227
0.2227
0.2227
0.2227
0.4016
L1/42
Tabel 2.4 Nilai Momen Primer
beban (kg/m)
L (m)
2326
5.1
2776
5.1
2776
5.1
2506
5.1
2506
5.1
2316
5.1
2316
5.1
2316
5.1
2316
5.1
2316
5.1
2316
5.1
2316
5.1
2316
5.1
2316
5.1
2316
5.1
2316
5.1
2316
5.1
2316
5.1
5.
M
M 1a
M a1
M 2b
M b2
M 3c
M c3
M 4d
M d4
M 5e
M e5
M 6f
M f6
M 7g
M g7
M 8h
M h8
M 9i
M i9
Nilai (kg-m)
-5041.605
5041.605
-6016.980
6016.980
-6016.980
6016.980
-5431.755
5431.755
-5431.755
5431.755
-5019.930
5019.930
-5019.930
5019.930
-5019.930
5019.930
-5019.930
5019.930
M
M 10j
M j10
M 11k
M k11
M 12l
M l12
M 14m
M m14
M 15n
M n15
M 16o
M o16
M 17p
M p17
M 18q
M q18
M atapr
M ratap
Nilai (kg-m)
-5019.93
5019.93
-5019.93
5019.93
-5019.93
5019.93
-5019.93
5019.93
-5019.93
5019.93
-5019.93
5019.93
-5019.93
5019.93
-5019.93
5019.93
-5019.93
5019.93
L1/43
Tabel 2.5 Jumlah Momen Primer Tiap Titik Hubung
Nilai (kg-m)
1
-5041.605
2
-6016.98
3
-6016.98
4
-5431.755
5
-5431.755
6
-5019.93
7
-5019.93
8
-5019.93
9
-5019.93
10
-5019.93
11
-5019.93
12
-5019.93
14
-5019.93
15
-5019.93
16
-5019.93
17
-5019.93
18
-5019.93
atap
-5019.93
6.
Nilai (kg-m)
a
5041.605
b
6016.98
c
6016.98
d
5431.755
e
5431.755
f
5019.93
g
5019.93
h
5019.93
i
5019.93
j
5019.93
k
5019.93
l
5019.93
m
5019.93
n
5019.93
o
5019.93
p
5019.93
q
5019.93
r
5019.93
L1/44
Tabel 2.6 Momen Rotasi Awal
m
m1
m2
m3
m4
m5
m6
m7
m8
m9
m10
m11
m12
m14
m15
m16
m17
m18
matap
B.
Nilai (kg-m)
168712.7850
248235.1918
222771.9717
182395.1250
165345.8918
139746.9596
139746.9596
139746.9596
139746.9596
139746.9596
139746.9596
139746.9596
139746.9596
139746.9596
139746.9596
139746.9596
139746.9596
251984.6752
m
ma
mb
mc
md
me
mf
mg
mh
mi
mj
mk
ml
mm
mn
mo
mp
mq
mr
Nilai (kg-m)
-168712.7850
-248235.1918
-222771.9717
-182395.1250
-165345.8918
-139746.9596
-139746.9596
-139746.9596
-139746.9596
-139746.9596
-139746.9596
-139746.9596
-139746.9596
-139746.9596
-139746.9596
-139746.9596
-139746.9596
-251984.6752
ke titik 1 secara beraturan. Pemberesan momen parsiil dilakukan sampai diperoleh hasil
yang hampir konvergen.
Tahap 1
m1 1 = m1 + (- 1a ma) + (- 12 m2)
m1 1 = 168712.7850 + (-0.0656 -168712.7850) + (-0.1700 248235.1918)
m1 1 = 137588.9017 kg-m
ma 1 = ma + (- a1 m1 1 ) + (- ab mb)
ma 1 = -168712.7850 + (-0.0656 137588.9017 ) + (-0.1700 -248235.1918)
L1/45
ma 1 = -135546.6805 kg-m
Tabel 2.7 Pemberesan Momen Parsiil Tahap 1
Momen Parsiil
m1 1
m2 1
m3 1
m4 1
m5 1
m6 1
m7 1
m8 1
m9 1
m10 1
m11 1
m12 1
m14 1
m15 1
m16 1
m17 1
m18 1
matap 1
Nilai (kg-m)
137588.9017
201593.6624
159579.315
117190.9796
115210.8457
87105.02195
93145.49822
93069.95695
93086.57165
93083.80943
93080.2128
93099.92561
93010.61768
93411.80449
91610.35771
99699.21575
63378.65514
220338.5815
Momen Parsiil
ma 1
mb 1
mc 1
md 1
me 1
mf 1
mg 1
mh 1
mi 1
mj 1
mk 1
ml 1
mm 1
mn 1
mo 1
mp 1
mq 1
mr 1
Nilai (kg-m)
-135546.6805
-193229.0453
-158950.4561
-124006.4508
-116780.1668
-90244.5734
-96154.2470
-94838.1188
-95131.2303
-95065.9522
-95080.4901
-95077.2524
-95077.9735
-95077.8129
-95077.8487
-95077.8407
-70081.6700
-248643.2836
Tahap 2
m1 2 = m1 + (- 1a ma 1 ) + (- 12 m2 1 )
m1 2 = 168712.7850 + (-0.0656 -135546.6805) + (-0.1700 201593.6624)
m1 2 = 177606.8006 kg-m
L1/46
Tabel 2.8 Pemberesan Momen Parsiil Tahap 2
Momen Parsiil
m1 2
m2 2
m3 2
m4 2
m5 2
m6 2
m7 2
m8 2
m9 2
m10 2
m11 2
m12 2
m14 2
m15 2
m16 2
m17 2
m18 2
matap 2
Nilai (kg-m)
177606.8006
192403.0898
166156.8887
128799.3322
126293.4779
96290.1233
103266.5358
101820.6549
101860.4286
101852.9278
101847.8832
101878.3492
101744.2468
102325.6946
99809.7728
110680.2240
65149.4958
250940.5751
Momen Parsiil
ma 2
mb 2
mc 2
md 2
me 2
mf 2
mg 2
mh 2
mi 2
mj 2
mk 2
ml 2
mm 2
mn 2
mo 2
mp 2
mq 2
mr 2
Nilai (kg-m)
-147522.2367
-200320.5247
-167004.4377
-128507.5300
-124957.0358
-95258.4764
-102495.3979
-100814.2802
-101204.1224
-101113.9132
-101134.5282
-101130.8525
-101126.8320
-101149.6183
-101046.2132
-107077.6066
-63984.8102
-247976.8559
Tahap 3
m1 3 = m1 + (- 1a ma 2 ) + (- 12 m2 2 )
m1 3 = 168712.7850 + (-0.0656 -147522.2367) + (-0.1700 192403.0898)
m1 3 = 145688.6043 kg-m
L1/47
Tabel 2.9 Pemberesan Momen Parsiil Tahap 3
Momen Parsiil
m1 3
m2 3
m3 3
m4 3
m5 3
m6 3
m7 3
m8 3
m9 3
m10 3
m11 3
m12 3
m14 3
m15 3
m16 3
m17 3
m18 3
matap 3
Nilai (kg-m)
145688.6043
198537.5453
168129.5161
127696.0729
124509.5916
94143.6694
101618.9750
99887.8147
100236.2344
100222.9646
100218.0935
100253.0965
100100.3439
100752.8687
97971.0755
109514.4069
62777.6818
250537.5126
Momen Parsiil
ma 3
mb 3
mc 3
md 3
me 3
mf 3
mg 3
mh 3
mi 3
mj 3
mk 3
ml 3
mm 3
mn 3
mo 3
mp 3
mq 3
mr 3
Nilai (kg-m)
-144222.5119
-198580.7960
-166731.7951
-127556.0052
-124584.7685
-94430.5319
-101901.3102
-100071.7680
-100501.4819
-100400.7809
-100423.7510
-100421.1938
-100409.3686
-100466.7697
-98973.4180
-109496.4494
-63691.1960
-251106.7712
Tahap 4
m1 4 = m1 + (- 1a ma 3 ) + (- 12 m2 3 )
m1 4 = 168712.7850 + (-0.0656 -144222.5119) + (-0.1700 198537.5453)
m1 4 = 144429.3773 kg-m
L1/48
Tabel 2.10 Pemberesan Momen Parsiil Tahap 4
Momen Parsiil
m1 4
m2 4
m3 4
m4 4
m5 4
m6 4
m7 4
m8 4
m9 4
m10 4
m11 4
m12 4
m14 4
m15 4
m16 4
m17 4
m18 4
matap 4
Nilai (kg-m)
144429.3773
199056.8570
167106.9375
127232.0192
124659.0354
94447.3313
102037.3236
100174.7432
100603.7065
100521.1368
100517.0077
100554.7861
100389.8094
101090.4553
98188.5574
109934.1525
62771.3868
251520.1645
Momen Parsiil
ma 4
mb 4
mc 4
md 4
me 4
mf 4
mg 4
mh 4
mi 4
mj 4
mk 4
ml 4
mm 4
mn 4
mo 4
mp 4
mq 4
mr 4
Nilai (kg-m)
-144435.5994
-199089.5146
-167007.0751
-127504.4184
-124690.0695
-94422.2238
-101978.5911
-100105.5359
-100564.1246
-100456.1535
-100480.5031
-100479.6244
-100458.6985
-100831.5575
-98253.1172
-109658.6195
-62828.5583
-251413.5133
Tahap 5
m1 5 = m1 + (- 1a ma 4 ) + (- 12 m2 4 )
m1 5 = 168712.7850 + (-0.0656 -144435.5994) + (-0.1700 199056.8570)
m1 5 = 144355.0885 kg-m
L1/49
Tabel 2.11 Pemberesan Momen Parsiil Tahap 5
Momen Parsiil
m1 5
m2 5
m3 5
m4 5
m5 5
m6 5
m7 5
m8 5
m9 5
m10 5
m11 5
m12 5
m14 5
m15 5
m16 5
m17 5
m18 5
matap 5
Nilai (kg-m)
144355.0885
199104.0564
166957.3256
127430.1054
124757.0241
94424.5515
101988.9847
100092.1489
100555.7474
100451.5537
100462.4234
100502.4182
100327.2225
101053.4895
98112.5406
109921.3828
62667.6240
251536.9504
Momen Parsiil
ma 5
mb 5
mc 5
md 5
me 5
mf 5
mg 5
mh 5
mi 5
mj 5
mk 5
ml 5
mm 5
mn 5
mo 5
mp 5
mq 5
mr 5
Nilai (kg-m)
-144344.2547
-199092.9794
-166944.5357
-127464.5815
-124708.8521
-94417.4052
-101994.9795
-100103.5971
-100572.2830
-100457.9732
-100483.4012
-100484.4607
-100392.1810
-101025.2150
-98185.7430
-109888.6519
-62708.6710
-251558.3747
Tahap 6
m1 6 = m1 + (- 1a ma 5 ) + (- 12 m2 5 )
m1 5 = 168712.7850 + (-0.0656 -144435.5994) + (-0.1700 199056.8570)
m1 5 = 144341.0721 kg-m
L1/50
Tabel 2.12 Pemberesan Momen Parsiil Tahap 6
Momen Parsiil
m1 6
m2 6
m3 6
m4 6
m5 6
m6 6
m7 6
m8 6
m9 6
m10 6
m11 6
m12 6
m14 6
m15 6
m16 6
m17 6
m18 6
matap 6
Nilai (kg-m)
144341.0721
199112.3398
166938.4680
127470.4224
124723.9310
94401.6146
101992.5114
100098.8811
100572.3540
100459.1747
100475.1639
100514.0222
100332.8048
101068.6926
98112.7400
109942.5708
62658.1898
251580.6285
Momen Parsiil
ma 6
mb 6
mc 6
md 6
me 6
mf 6
mg 6
mh 6
mi 6
mj 6
mk 6
ml 6
mm 6
mn 6
mo 6
mp 6
mq 6
mr 6
Nilai (kg-m)
-144342.7461
-199110.2190
-166939.9672
-127474.5383
-124713.9149
-94411.3844
-101994.1135
-100097.4646
-100570.6256
-100453.8987
-100480.2520
-100497.1174
-100342.8169
-101049.1957
-98125.0231
-109928.1775
-62661.9428
-251578.7917
Tahap 7
m1 7 = m1 + (- 1a ma 6 ) + (- 12 m2 6 )
m1 7 = 168712.7850 + (-0.0656 -144342.7461) + (-0.1700 199112.3398)
m1 7 = 144339.5651 kg-m
L1/51
Tabel 2.13 Pemberesan Momen Parsiil Tahap 7
Momen Parsiil
m1 7
m2 7
m3 7
m4 7
m5 7
m6 7
m7 7
m8 7
m9 7
m10 7
m11 7
m12 7
m14 7
m15 7
m16 7
m17 7
m18 7
matap 7
Nilai (kg-m)
144339.5651
199113.5453
166935.0955
127476.7376
124714.4438
94407.7494
101997.8526
100098.2626
100571.6901
100455.8489
100473.6700
100512.5488
100329.6548
101069.3362
98108.2082
109944.6843
62652.0101
251585.1663
Momen Parsiil
ma 7
mb 7
mc 7
md 7
me 7
mf 7
mg 7
mh 7
mi 7
mj 7
mk 7
ml 7
mm 7
mn 7
mo 7
mp 7
mq 7
mr 7
Nilai (kg-m)
-144339.7169
-199112.4812
-166935.7897
-127477.0007
-124712.9213
-94410.5465
-101995.8584
-100097.8126
-100572.3620
-100454.6293
-100477.9660
-100509.2537
-100335.0781
-101065.2718
-98112.6510
-109942.4961
-62653.6919
-251586.4041
Tahap 8
m1 8 = m1 + (- 1a ma 7 ) + (- 12 m2 7 )
m1 8 = 168712.7850 + (-0.0656 -144339.7169 ) + (-0.1700 199113.5453)
m1 8 = 144339.1615 kg-m
L1/52
Tabel 2.14 Pemberesan Momen Parsiil Tahap 8
Momen Parsiil
m1 8
m2 8
m3 8
m4 8
m5 8
m6 8
m7 8
m8 8
m9 8
m10 8
m11 8
m12 8
m14 8
m15 8
m16 8
m17 8
m18 8
matap 8
C.
Nilai (kg-m)
144339.1615
199113.8385
166934.5090
127477.9272
124712.5955
94410.1061
101996.7737
100097.0212
100571.8091
100455.9098
100474.1457
100513.0373
100329.5142
101070.3968
98107.5121
109946.1200
62650.8071
251587.7978
Momen Parsiil
ma 8
mb 8
mc 8
md 8
me 8
mf 8
mg 8
mh 8
mi 8
mj 8
mk 8
ml 8
mm 8
mn 8
mo 8
mp 8
mq 8
mr 8
Nilai (kg-m)
-144339.3059
-199113.5403
-166934.7563
-127477.8565
-124712.3906
-94410.6110
-101996.0581
-100097.3476
-100572.2666
-100454.9782
-100475.1039
-100511.5342
-100330.8180
-101069.0110
-98108.3820
-109945.3997
-62651.0126
-251587.9267
dicapai hasil konvergensi pada langkah ke-8. Besarnya jumlah momen-momen akhir
dari struktur pada satu titik temu sama dengan nol.
Pada struktur yang ditinjau yaitu pada portal batang C25 dan batang C28 terdapat
36 titik temu ditambah titik A dan titik B pada dasar tumpuan jepit.
-
Titik A
L1/53
-
Titik B
Titik 1
L1/54
Tabel 2.15 Momen Akhir Portal C25
Titik Temu
A
B
1
10
11
12
Nama Batang
MA1
MBa
M1A
M1a
M12
M21
M2b
M23
M32
M3c
M34
M43
M4d
M45
M54
M5e
M56
M65
M6f
M67
M76
M7g
M78
M87
M8h
M89
M98
M9i
M910
M109
M10j
M1011
M1110
M11k
M1112
M1211
M12l
M1214
L1/55
Lanjutan Tabel 2.15 Momen Akhir Portal C25
Titik Temu
14
15
16
17
18
atap
Nama Batang
M1412
M14m
M1415
M1514
M15n
M1516
M1615
M16o
M1617
M1716
M17p
M1718
M1817
M18q
M18atap
Matap18
Matapr
Dari data perhitungan manual yang diperolah dapat disimpulkan bahwa nilai
momen yang diperoleh perhitungan manual memiliki kemiripan dengan nilai momen
yang dihasilkan dari program ETABS. Walaupun tidak memiliki nilai yang mirip
sempurna tetapi nilai momen maksimum tiap lantai tidak beda jauh. Hal ini dikarenakan
pada perhitungan manual hanya diambil bentuk portal sebagian dari seluruh portal
bangunan yang ada. Akibatnya kekakuan-kekakuan dari batang-batang di sekeliling
tidak dapat dimasukkan semuanya.
L1/56
L1/57
L1/58
L1/59
L1/60
L1/61
L1/62
L1/63
L1/64
L1/65
L1/66
L1/67
L1/68
L1/69
L1/70
L1/71
L1/72
L1/73
8
Gambar 3.19 Denah Lantai Atap
L1/74
L1/75
L1/76
L1/77