Professional Documents
Culture Documents
pembangunan sarana dan prasana transportasi yang mana hal ini tidak lepas dari
peranan seorang insinyur teknik sipil.
Proses yang dibutuhkan oleh seorang insinyur sipil untuk dapat membangun dan
menciptakan bangunan yang kuat, aman, dan nyaman bukanlah merupakan sebuah
proses singkat dan instan, melainkan harus melalui proses belajar yang panjang dan
matang untuk dapat memahami ilmu-ilmu yang dibutuhkannya dalam proses
konstruksi.
Proses belajar ini dilakukan baik dengan mempelajari dan memahami ilmu-ilmu dari
dosen di dalam kelas, kegiatan-kegiatan praktikum di laboratorium, ataupun lebih
jauh lagi dengan terjun langsung ke lapangan melalui kegiatan Kerja Praktek di
proyek pembangunan.
Kegiatan Kerja Praktek di proyek pembangunan dalam kurikulum jurusan teknik sipil
adalah salah satu kegiatan wajib yang harus dilakukan seluruh mahasiswa untuk
memenuhi tahapan dalam jenjang pendidikannya di bangku perkuliahan. Kerja
Praktek ini memiliki peranan yang penting untuk seorang calon insinyur karena ilmuilmu yang selama ini hanya dipelajari di dalam kelas tentu dapat dilihat aplikasi
kegunaannya dalam kehidupan nyata yaitu dalam pelaksanaan kegiatan
pembangunan ataupun bahkan dengan adanya kerja praktek ini tentu dapat ditarik
ilmu-ilmu pelaksanaan yang tidak bisa didapatkan di bangku kuliah.
Melalui kegiatan ini pula mahasiswa memiliki wawasan yang luas terhadap
perkembangan pembangunan di bidang konstruksi serta dapat melihat dan
mempelajari kebijakan dan cara kontraktor utama sebagai pembangun dalam
menghadapi permasalahan yang tidak timbul secara terduga. Sehingga pada
akhirnya setelah selesai menyelesaikan pendidikannya di bangku perkuliahan, lulus,
dan mendapat gelar, mahasiswa tidak hanya memiliki teori literatur saja namun
telah memiliki pengalaman dan gambaran tentang kehidupan pembangunan dan
pelaksanaan kegiatan di proyek yang dapat dijadikan bekal untuk kedepannya.
Laporan Kerja Praktek ini disusun berdasarkan data serta pengamatan langsung
selama 40 hari yang dilakukan pada PT. PP (Persero), Tbk. selaku kontraktor utama
dalam proyek Pembangunan Jalan Layang Non Tol Antasari Blok M.
2. Latar Belakang Proyek
Jakarta kini telah menginjak usianya hampir mencapai setengah abad sudah tumbuh
dan berkembang dengan pesat. Seiring dengan pesatnya perkembangan tersebut,
Jakarta masih harus berpacu untuk mengatasi berbagai problematika, khususnya
terkait dengan lingkungan dan transportasi.
jaringan
jalan
seperti
Dalam rangka menunjukan keseriusan dari Pemprov DKI Jakarta, maka ditunjuk
Dinas Pekerjaan Umum sebagai pengurus sistem transportasi di Indonesia untuk
memilih pelaksana-pelaksana terbaik yaitu PT. Waskita Karya, PT. Hutama Karya PT.
Nindya Karya, PT. Yasa Patria Perkasa, PT. Modern-PT. Lampiri, KSO dan PT. PP
(Persero), Tbk.
3. Maksud dan Tujuan Proyek
Maksud dan tujuan dibangunya Jalan Layang Non Tol Antasari Blok M adalah
sebagai salah satu cara Pemprov DKI Jakarta untuk mengatasi masalah kemacetan
dan kepadatan kendaraan yang terjadi di Jakarta agar warga Jakarta serta para
pengguna jasa transportasi lainnya dapat melakukan perjalanan yang aman serta
nyaman.
4. Data Umum Proyek
Proyek Pembangunan Jalan Layang Non Tol Pangeran Antasari Blok M dikerjakan
oleh lima kontraktor utama. Berikut panjang jalan layang dikerjakan oleh kelima
kontraktor.
Tabel 2.1 Kontraktor Proyek JLNT P. Antasari Blok M
N
o
Kontraktor
Panjang
yang
Ditangani
Paket
1170 m
Pasar Cipete
PT. Waskita
803 m
Cipete Utara
PT.
926 m
Taman
Hutama
Karya
&
Nidya Karya
Brawijaya
1062 m
Prapanca
PT. Modern
KSO
904 m
Lapangan
Mabak
Lampiri,
1. Nama Proyek
3. Lokasi Proyek
Nomor 10037/-1.792
:
4. Pemilik Proyek
:
Pemerintah Daerah Khusus Ibukota
Jatakarta dan Dinas Pekerjaan Umum
5. Konsultan Struktur
6. Konsultan Supervisi
Stressing
2. c.
Tim Erection
3. Sumber Dana
4. Sistem Pelelangan
Pelelangan Umum
5. Sistem Kontrak
6. Waktu Pelaksanaan
2012
7. Jenis Pekerjaan
Multy Years
:
8. Kuantitas Pekerjaan
1. Deskripsi Proyek
:
1.170 m dan Lebar 8,75 m x 2
2. Jenis Pondasi
3. Jenis Struktur :
Bore Pile
: 1.170 m
2. Konstruksi Bangunan
Pondasi
: Bore Pile
Pier
: Beton Bertulang
Pier Head
: Beton Prategang
Girder
: Box Girder
Pelat Lantai
: Aspal
Railing Jembatan
: Beton Bertulang
1. Fungsi Bangunan
1. Pondasi
: Sebagai penyalur beban terakhir pada
struktur ke tanah agar bangunan tidak terjadi penurunan
yang tidak wajar ataupun guling.
2. Pile Cap
: Digunakan agar beban yang tersalur
daripier dapat menyebar dengan merata kepondasi
(khususnya pondasi kelompok).
3. Pier
: Sebagai penyalur beban dari pier
head kepile cap yang bertujuan agar beban yang tersalur
dari pier head danbox girder dapat diarahkan dengan baik.
1. Pier
Head
:
Sebagai
dudukan box
girder serta sebagai penyalur beban lalu lintas
dan box girder ke pier.
2. Girder
: Sebagai balok dengan
panjang bentang tertentu yang berfungsi
sebagai penyalur utama dari beban lalu lintas
yang nantinya akan di salurkan ke pondasi
3. Parapet
jembatan.
4. Railing
jembatan.
1. Jenis Pondasi
Bore Pile
2. Kedalaman Pondasi
26 40 meter
3. Diameter Pondasi
1,5 m
4. fc
29 MPa
1,75 m 2,75 m
3. Struktur Bawah
1. Pondasi
2. Pile Cap
4. Struktur Atas
1. Pier
2. Pier Head
3. Box Girder
(Precast )
5. Tendon
270
6. Baja Tulangan
D > 13 mm BJTD 40
D < 13 mm BJTP 24
6. Data Administrasi Proyek
1. Tipe Kontrak
2. Sistem Pembayaran
3. Nilai Proyek
Rp. 325.499.285.000,00
Rp. 309.347.000.000,00
5. Uang Muka
menjamin bahwa proyek dilaksanakan tepat waktu, tepat biaya, dan tepat mutu
(Ervianto, 2003).
Dalam proses pelaksanaan sebuah proyek ada 3 hal yang sangat berkaitan erat dan
mempengaruhi kualitas suatu pengerjaan proyek (triple constrainst), yakni jadwal,
mutu dan dan anggaran biaya proyek. Dibutuhkan pengaturan khusus yang tersusun
secara sistematis dan terkonsep dengan baik agar ketiga aspek tersebut dapat
terpenuhi sehingga diperoleh hasil yang baik yang sesuai perencanaan proyek.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen proyek adalah:
1. Perencanaan (planning)
Setiap proyek selalu dimulai dengan proses perencanaan. Dalam tahap perencanaan
biasanya diawali dengan brainstorming dalam team. Dibutuhkan pengalamanpengalaman yang cukup dan analisa suatu masalah yang matang dalam proses
perencanaan. Sasaran perencanaan yang harus direncanakan diantaranya:
perencanaan biaya, perencanaan rnutu, perencanaan waktu dan perencanaan
kearnanan kerja. Dalarn perencanaannya, proyek Pembangunan Jalan Layang Non Tol
Antasari Blok M Paket Pasar Cipete ini akan rnernakan waktu pelaksanaan
konstruksi struktur selarna dua tahun (2010 2012). Penjadwalan awal (Master Time
Schedule) pada proyek ini dibuat dalam bentuk kurva S yang dapat dilihat pada
larnpiran dari laporan ini.
1. Penjadwalan (scheduling)
Merupakan implementasi dari perencanaan yang dapat memberikan informasi
tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek yang meliputi sumber daya (biaya,
tenaga kerja, peralatan, material), durasi, dan progress waktu untuk menyelesaikan
proyek.Penjadwalan proyek mengikuti perkembangan proyek dengan berbagai
permasalahannya.
Proses monitoring dan updating dalam suatu proyek harus selalu dilakukan untuk
mendapatkan
penjadwalan
yang
realistis
agar
sesuai
dengan
tujuan proyek.Adabeberapa metode untuk mengelola penjadwalan proyek, yaitu
kurva S (hanumm curve), barchart, penjadwalan linear (diagram vektor), network
planning waktu dan durasi kegiatan.Bila terjadi penyimpangan terhadap rencana
semula, maka dilakukan evaluasi dan tindakan koreksi.
Pada lampiran dicantumkan s curve pelaksanaan proyek pembangunan Jalan
Layang Non Tol Antasari Blok M, dimana keterangan dalam s curve itu adalah
sebagai berikut:
1. Sisi atas menunjukkan waktu pelaksanaan pekerjaan.
meminimalkan
yang akan terjadi adalah perbedaan warna sehingga tidak estetik dan akan terlihat
adanya keretakan yang disebabkan adanya rongga akibat bekas coran yang lama
dengan yang baru.
c. Mutu Air
Pengendalian terhadap air yang digunakan haruslah bebas dari bahan organik,
garam, zat asam, ataupun minyak dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah cukup
besar yang dapat mengurangi ketahanan beton dan baja tulangan. Sedangkan
apabila terdapat keraguan terhadap air yang digunakan dapat dilakukan pengetesan
di laboratorium untuk mendapatkan keterangan tentang kelayakan air.
Dalam hal pengendalian material agar terjaga kelancaran pelaksanaan proyek dan
mengurangi sampah yang dihasilkan (waste) maka diperlukan pula beberapa
kebijakan oleh material manager yang meliputi:
1. Menggunakan material baru sesuai dengan yang tercantum dalam
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Struktur dan tidak memperbolehkan
pekerja untuk membawa serta memiliki material bekas untuk mencegah
penyalahgunaan bahan.
2. Menyetujui dan memesan material hanya sebesar kebutuhan yang
dibutuhkan dalam kurun waktu terbatas.
3. Material sisa yang masih berkualitas baik dan sekiranya masih dapat
digunakan untuk keperluan pelengkap disimpan dan dicatat secara
khusus untuk menghindari terjadinya kehilangan.
d. Pembesian
Besi beton yang dipakai adalah besi beton ulir (deformamed bar) untuk D>13
dengan tegangan leleh 4000 kg/cm2 (BJTD-40) dan besi polos (plain bar) untuk
D<13 dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2 (BJTP-24).
di
proyek.
Penyusunan Time
Schedule dapat
memudahkan
pelaksanaan
dan
pengawasan
terhadap
perubahan-perubahan,
misalnya
perubahan
spesifikasi proyek.
5. Cukup mendetail untuk dipakai sebagai alat pengukur progress proyek.
sistem
manajemen
operasional
proyek
yang kurang baik
atau tidak konsisten
yang
dalam
Upah harian yaitu upah yang diperhitungkan secara harian tergantung pekerjaan
(tukang, K3). Upah harian ini dibayar seminggu sekali yaitu setiap hari
Sabtu.Pembayaran upah dihitung dari jumlah hadir, sedangkan besar atau kecilnya
upah per harinya tergantung keterampilan dan prestasi kerja yang bersangkutan.
1. Upah Lembur
Upah lembur yaitu upah yang dibayarkan untuk kerja diluar jam kerja biasa.Besarnya
disesuaikan dengan perjanjian yang telah disetujui oleh pekerja sebelum kerja
lembur dilaksanakan.
9.d Pengendalian Keselamatan Kerja
K3 sangat penting dalam pelaksanaan suatu proyek. Semakin kecil tingkat
kecelakaan dalam suatu proyek, maka nama baik suatu perusahaan kontraktor akan
semakin baik. Oleh karena itu, di PT. PP (Persero), Tbk ini, K3
sangat diutamakan.Salah satu kegiatannya adalah selalu melakukan pendekatan
psikis kepada para pekerja mengenai pentingnya K3 setiap minggunya. Dengan hal
ini, diharapkan para pekerja menyadari akan dibutuhkannya peralatan K3, karena
tanpa kesadaran dari pekerja, tim safety tidak ada gunanya.
Pada penerapan program K3 pada proyek JLNT Antasari-Blok M terdiri dari beberapa
point utama, yaitu:
1)
2)
SHE Introduction
SHE Talk
jumat
3)
Inspeksi
4)
Training K3
tentang K3
:
:
Gambar 3.5 SHE Introduction (kiri), SHE Talk (tengah), Rambu-rambu K3 (kanan)