You are on page 1of 11

Accounting for Leasing

Akuntansi untuk Lease


Dasar Dasar Akuntansi Untuk Pajak Penghasilan
Jumlah yang dilaporkan perusahaan sebagai beban pajak akan berbeda dengan jumlah
hutang pajak kepada IRS.
Laba Keuangan Sebelum Pajak : Istilah pelaporan keuangan yang sering diacu sebagai laba
sebelum pajak, laba untuk tujuan pelaporan keuangan, atau laba untuk tujuan pembukuan.
Laba Kena Pajak (taxable income) : Istilah akuntansi pajak yang digunakan untuk
menunjukkan jumlah yang menjadi dasar perhitungan hutang pajak penghasilan perusahaan.
Chelsea Inc. Melaporkan pendapatn sebesar $130.000 dan beban sebesar $60.000 pada
masing masing tiga tahun pertama operasinya.
Pelaporan GAAP:
2007

2008

2009

Total

Pendapatan

$130.000

$130.000

$130.000

Beban

$60.000

$60.000

$60.000

Laba Keuangan sebelum pajak

$70.000

$70.000

$70.000

$210.000

Beban pajak penghasilan (40%)

$28.000

$28.000

$28.000

$84.000

Pelaporan Pajak :
Chelsea melaporakan beban yang sama kepada IRS dalam setiap tahun, tetapi PKP tahun
2007 $100.000, 2008 $150.000, 2009 $140.000.
2007

2008

2009

Total

Pendapatan

$100.000

$150.000

$140.000

Beban

$60.000

$60.000

$60.000

Laba kena pajak

$40.000

$90.000

$80.000

$210.000

Hutang pajak penghasilan (40%)

$16.000

$36.000

$32.000

$84.000

Beban pajak Penghasilan dan Hutang Pajak Penghasilan :


2008

2009

Total

Beban pajak penghasilan

$28.000

$28.000

$28.000

$84.000

Hutang pajak Penghasilan

$16.000

$36.000

$32.000

$84.000

2007

Perbedaan

$12.000

$(8.000)

$(4.000)

Jumlah yang dapat Dikurangkan di Masa Depan dan Pajak yang


Ditangguhkan
Untuk tujuan pajak, pengurangan pajak untuk jaminan baru tidak diperbolehkan
sampai hal itu dibayar, oleh karena itu tidak ada kewajiban jaminan yang diakui dalam
neraca dasar pajak.
Ketika kewajiban jaminan itu dibayar, suatu beban (jumlah yang dapat dikurangkan)
akan dilaporkan untuk tujuan pajak. Karena adanya perbedaan sementara, manfaat pajak
(konsekuensi pajak yang positif) diakui sebesar pengurangan pajak yang berasal dari
penyelesaian kewajiban di masa depan. Manfaat pajak masa depan akan dilaporkan dalam
neraca sebagai aktiva pajak yang ditangguhkan (deferred tax asset).
Jumlah yang dapat dikurangkan di masa depan menyebabkan laba kena pajak lebih
kecil daripada laba keuangan sebelum pajak di masa depan sebagai akibat dari perbedaan
sementara yang ada sekarang.
Aktiva Pajak yang Ditangguhkan
Aktiva pajak yang ditangguhkan (deferred tax asset) adalah konsekuensi pajak yang
ditangguhkan akibat adanya perbedaan sementara yang dapat dikurangkan.
Aktiva pajak yang ditangguhkan menunjukkan kenaikan pajak yang diminta kembali
(atau dihemat) di tahun-tahun mendatang sebagai akibat dari perbedaan sementara yang dapat
dikurangkan yang terdapat pada akhir tahun berjalan.
Aktiva pajak yang ditangguhkan memenuhi ketiga syarat utama agar suatu pos
dilaporkan sebagai aktiva :
1. Pos tersebut timbul dari transaksi masa lalu.
2. Pos tersebut menimbulkan manfaat yang mungkin diterima di masa depan.
3. Pos tersebut mengendalikan akses terhadap manfaat.
Aktiva Pajak yang Ditangguhkan Penyisihan Penilaian
Aktiva pajak yang ditangguhkan diakui untuk semua perbedaan sementara yang dapat
dikurangkan. Akan tetapi, aktiva pajak yang ditangguhkan harus dikurangi oleh suatu
penyisihan penilaian, jika sebagian atau seluruh aktiva pajak yang ditangguhkan itu tidak
akan direalisasi.
Suatu penyisihan penilaian dibuat sekaligus untuk mengakui penurunan nilai tercatat
aktiva pajak yang ditangguhkan.

Penyajian dalam Laporan Laba Rugi


Penyajian beban pajak dalam laporan laba rugi tergantung pada situasinya. Misalnya,

kenaikan kewajiban pajak yang ditangguhkan akan ditambahkan ke hutang pajak

penghasilan. Sebaliknya, kenaikan aktiva pajak yang ditangguhkan akan dikurangkan dari
hutang pajak penghasilan.
Rumus untuk menghitung beban (manfaat) pajak penghasilan :

Hutang pajak penghasilan atau Perubahan


yang dapatpajak
didanai
penghasilan
kembali yang
Totalditangguhkan
beban atau manfaat pajak penghasilan

Perbedaan-perbedaan Khusus

Untuk tujuan pengakuan akuntansi, perbedaan antara laba keuangan sebelum pajak
dan laba kena pajak ada dua jenis, yaitu :
1. Perbedaan Sementara
Perbedaan sementara yang akan menghasilkan jumlah kena pajak dalam tahun-tahun
mendatang ketika aktiva yang terkait dipulihkan disebut sebagai perbedaan sementara kena
pajak (taxable temporary difference). Sedangkan perbedaan sementara yang akan
menghasilkan yang dapat dikurangkan dalam tahun-tahun mendatang ketika hutang terkait
diselesaikan disebut sebagai perbedaan sementara yang dikurangkan (deductible
temporary difference).
Contoh-contoh perbedaan sementara :
a. Pendapatan atau keuntungan yang dapat dikenakan pajak setelah diakui dalam laba
keuangan.
b. Beban atau kerugian yang dapat dikurangkan setelah diakui dalam laba keuangan.
c. Pendapatan atau keuntungan yang dapat dikenakan pajak sebelum diakui dalam laba
keuangan.
d. Beban atau kerugian yang dapat dikurangkan sebelum diakui dalam laba keuangan.
Aspek yang Timbul dan Membalik dalam Perbedaan Sementara
Perbedaan sementara yang timbul (originating temporary difference) adalah
perbedaan yang pada awalnya ada antara dasar pembukuan dan dasar pajak untuk suatu
aktiva atau kewajiban.
Perbedaan sementara yang membalik (reversing difference) adalah perbedaan
sementara yang timbul dalam periode-periode sebelumnya dihilangkan dan pengaruh pajak
yang terkait dihapuskan dari akun pajak yang ditangguhkan.
2. Perbedaan permanen
Perbedaan permanen (permanent difference) disebabkan oleh pos-pos yang :
1) Termasuk dalam laba keuangan sebelum pajak tetapi tidak pernah termasuk dalam
laba kena pajak, atau
2) Termasuk dalam laba kena pajak tetapi tidak pernah termasuk dalam laba keuangan
sebelum pajak.
Perbedaan permanen hanya mempengaruhi periode terjadinya, oleh karena itu,

perbedaan permanen tidak menimbulkan jumlah kena pajak atau yang dapat dikurangkan di

masa depan. Akibatnya tidak ada konsekuensi pajak yang ditangguhkan yang harus diakui.
Contoh-contoh perbedaan permanen :
a. Pos-pos yang diakui untuk tujuan pelaporan keuangan tetapi diakui untuk tujuan pajak.
b. Pos-pos yang diakui untuk tujuan pajak tetapi tidak diakui untuk tujuan pelaporan
keuangan.

Permasalahan Tarif Pajak


Pertimbangan tarif pajak
Untuk menghitung jumlah pajak penghasilan yang ditangguhkan yang akan
dilaporkan dalam neraca, perbedaan sementara kumulatif cukup dikalikan dengan tarif pajak
yang berlaku saat itu.
Tarif pajak masa depan
Tarif pajak untuk tahun-tahun mendatang adalah tarif pajak yang ditetapkan, yang
diperkirakan akan diberlakukan. Perubahan tarif pajak yang sekarang ditetapkan, yang
berlaku untuk tahun-tahun tertentu di masa datang, harus dipertimbangkan pada saat
menentukan tarif pajak yang akan diterapkan pada perbedaan sementara yang ada sekarang.
Jika tarif baru untuk tahun-tahun mendatang belum ditetapkan menjadi undang-undang, maka
harus digunakan tarif yang sekarang berlaku.
Dalam menentukan tarif pajak yang ditetapkan yang sesuai untuk tahun tertentu,
perusahaan diharuskan untuk menggunakan tarif pajak rata-rata. Dalam menghitung pajak
penghasilan yang ditangguhkan, perusahaan diharuskan untuk menentukan tarif pajak ratarata dan menggunakan tarif itu.
Revisi Tarif pajak masa depan
Jika perubahan tarif pajak menjadi undang-undang, maka pengaruhnya terhadap akun
pajak penghasilan yang ditangguhkan yang sudah ada harus segera dicatat. Pengaruh itu
dilaporkan sebagai penyesuaian terhadap beban pajak penghasilan dalam periode perubahan.

Akuntansi untuk Kerugian Operasi Bersih


Kerugian operasi bersih (net operating loss) terjadi untuk tujuan pajak dalam suatu
tahun apabila beban yang dapat dikurangkan melebihi pendapatan kena pajak. Tanggungan
pajak yang tidak adil akan terjadi jika perusahaan dikenai pajak dalam periode yang
menguntungkan tetapi tidak mendapat keringanan pajak dalam periode terjadinya kerugian
operasi bersih. Ketentuan merata-ratakan laba dicapai melalui kompensasi ke belakang

(carryback) dan kompensasi ke depan (carryforward) kerugian operasi bersih.

Kompensasi kerugian ke belakang


Melalui penggunaan kompensasi kerugian ke belakang, suatu perusahaan dapat
mengalihkan kerugian operasi bersih ke dua tahun ke belakang dan menerima restitusi pajak
penghasilan yang telah dibayar dalam tahun-tahun tersebut.
Kerugian itu pertama-tama harus dibebankan ke tahun paling awal baru ke tahun
kedua. Kerugian yang masih tersisa setelah kompensasi 2 tahun ke belakang itu dapat
dikompensasi ke depan sampai 20 tahun untuk mengurangi laba kena pajak masa depan.

Kompensasi kerugian ke depan


Perusahaan dapat memilih untuk melewatkan kompensasi kerugian ke depan dan
hanya menggunakan opsi kompensasi kerugian ke depan, dengan mengoffset laba kena pajak
masa depan hingga 20 tahun.

Penyajian Laporan Keuangan


Penyajian dalam Neraca
Akun pajak yang ditangguhkan dilaporkan di neraca sebagai aktiva dan kewajiban.
Masing-masing akun kewajiban atau aktiva pajak yang ditangguhkan diklasifikasikan sebagai
lancar atau tidak lancar berdasarkan klasifikasi aktiva atau kewajiban terkait untuk tujuan
pelaporan keuangan.
Saldo akun pajak yang ditangguhkan harus dianalisis dan diklasifikasikan di neraca
menjadi dua kategori, yaitu jumlah bersih lancar (net current amount) dan jumlah bersih
tak lancar (net noncurrent amount). Prosedurnya ditunjukkan sebagai berikut :
1. Klasifikasikan jumlah-jumlah tersebut sebagai lancar atau tidak lancar,
2. Menentukan jumlah bersih lancar dengan menjumlahkan berbagai aktiva dan kewajiban
pajak yang ditangguhkan yang diklasifikasikan sebagai lancar,
3. Menentukan jumlah bersih tidak lancar dengan menjumlahkan berbagai aktiva dan
kewajiban pajak pajak yang ditangguhkan yang diklasifikasikan sebagai tidak lancar.

Penyajian Laporan Laba Rugi


Beban (atau manfaat) pajak penghasilan harus dialokasikan ke operasi berlanjut,
operasi yang dihentikan, pos-pos luar biasa, pengaruh kumulatif perubahan akuntansi, dan
penyesuaian periode sebelumnya. Pendekatan ini disebut alokasi pajak intraperiode.
Komponen beban pajak penghasilan yang signifikan yang dapat dikaitkan dengan

operasi berlanjutnyang juga harus diungkapkan :


1. Beban atau manfaat pajak tahun berjalan,
2. Beban atau manfaat pajak yang ditangguhkan,
3. Kredit pajak investasi

4. Bantuan pemerintah (sebatas jumlah yang diakui sebagai pengurangan beban


penghasilan),
5. Manfaat kompensasi kerugian operasi ke depan (yang menghasilkan penurunan beban
pajak penghasilan),
6. Beban pajak yang berasal dari pengalokasian manfaat pajak tertentu baik secara langsung
pajak ke modal disetor atau untuk mengurangi goodwill atau aktiva tak berwujud tidak
lancar lainnya milik entitas yang diakuisisi,
7. Penyesuaian kewajiban atau aktiva pajak yang ditangguhkan karena adanya penetapan
perubahan dalam undang-undang pajak atau tarif atau perubahan status pajak
perusahaan,
8. Penyesuaian saldo penyisihan penilaian awal tahun karena adanya perubahan yang
menyebabkan berubahnya pertimbangan mengenai dapat direalisasinya aktiva pajak yang
ditangguhkan terkait dalam tahun-tahun mendatang.
Alasan pengungkapan pajak penghasilan :
1. Penilaian kualitas laba
2. Prediksi yang lebih baik atas arus kas masa depan
3. Bermanfaat dalam kebijakan pemerintah

Pengungkapan kompensasi kerugian operasi ke depan


Jumlah dan tanggal kadaluwarsa setiap kompensasi kerugian operasi bersih ke depan
harus diungkapkan untuk tujuan pajak. Kompensasi kerugian ke depan bisa sangat bernilai
bagi calon pengakuisisi. Kompensasi pajak ke depan yang substantial dapat memiliki nilai
ekonomis yang riil.

Masalah-masalah khusus
Sejumlah masalah yang berhubungan dengan pajak penghasilan yang ditangguhkan
yang bersifat khusus :
1. Perbedaan sementara lebih dari satu
2. Perlunya penyisihan penilaian
3. Tarif pajak lebih dari satu
4. Pajak minimum alternatif

Kaji Ulang Pendekatan Aktiva-Kewajiban


Metode aktiva-kewajiban (atau disebut pendekatan aktiva-kewajiban) adalah metode
yang paling konsisten dalam akuntansi untuk pajak penghasilan. Tujuan dari pendekatan

aktiva-kewajiban, yaitu :

1. Mengakui jumlah hutang pajak atau yang dapat diminta kembali selama tahun
berjalan.
2. Mengakui kewajiban dan aktiva pajak yang ditangguhkan untuk konsekuensi pajak di
masa depan.
Untuk melaksanakan tujuan-tujuan tersebut, prinsip-prinsip dasar yang akan
diterapkan dalam akuntansi untuk pajak penghasilan pada tanggal laporan keuangan, antara
lain :
a. Kewajiban atau aktiva pajak lancar diakui sebesar estimasi hutang pajak atau yang
dapat diminta kembali dalam SPT pajak tahun berjalan.
b. Kewajiban atau aktiva pajak yang ditangguhkan diakui sebesar estimasi pengaruh
pajak masa depan yang ditimbulkan oleh perbedaan sementara dan kompensasi ke
depan.
c. Pengukuran kewajiban serta aktiva pajak lancar dan yang ditangguhkan didasarkan
pada ketentuan dalam undang-undang pajak yang ditetapkan.
d. Pengukuran aktiva pajak yang ditangguhkan dikurangi tidak diharapkan akan
direalisasi.

Implementasi metode aktiva-kewajiban


Prosedur perhitungan pajak penghasilan yang ditangguhkan adalah sebagai berikut :
a. Identifikasi jenis dan jumlah perbedaan sementara serta kompensasi ke depan yang
ada.
b. Ukur total kewajiban pajak yang ditangguhkan untuk perbedaan sementara kena pajak
dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku.
c. Ukur total aktiva pajak yang ditangguhkan untuk perbedaan sementara yang dapat
dikurangkan dan kompensasi kerugian operasi ke depan dengan menggunakan tarif
pajak yang berlaku.
d. Ukur total aktiva pajak yang ditangguhkan untuk setiap jenis kompensasi keringanan
pajak ke depan.
e. Kurangi aktiva pajak yang ditangguhkan dengan penyisihan penilaian jika lebih
mungkin daripada tidak bahwa sebagian atau seluruh aktiva pajak yang ditangguhkan
tidak akan direalisasi.

Beberapa masalah konseptual


Masalah konseptual yang penting adalah sebagai berikut :
1. Kelalaian mendiskontokan;
2. Masalah klasifikasi;
3. Kriteria berganda atas pengakuan aktiva pajak yang ditangguhkan.

Akuntansi untuk Pensiun

Sifat Program Pensiun


Program pensiun (pension plan) adalah sebuah perjanjian yang menetapkan bahwa
pemberi kerja atau majikan memberi tunjangan (pembayaran) kepada para karyawan setelah
mereke pensiun atas jasa-jasa yang mereka berikan ketika masih bekerja.
Akuntansi pensiun dibagi menjadi dua, yaitu : akuntansi untuk pemberi kerja dan
akuntansi untuk dana pensiun. Perusahaan atau pemberi kerja adalah organisasi yang
mensponsori program pensiun. Organisasi yang menanggung biaya dan memberikan
kontribusi ke dana pensiun. Dana atau program adalah entitas yang menerima kontribusi
dari pemberi kerja, melakukan aktiva pensiun, dan melakukan pembayaran tunjangan kepada
para penerima pensiun (karyawan yang purnakarya).
Program pensiun dikatakan sedang didanai, yaitu pemberi kerja menyisihkan dana
untuk tunjangan pensiun di masa depan dengan melakukan pembayaran kepada suatu badan
pendanaan yang bertanggung jawab mengakumulasi aktiva dana pensiun, dan melakukan
pembayaran kepada para penerima ketika tunjangan itu jatuh tempo.
Beberapa program bersifat wajib, dimana para karyawan menanggung sebagian dari
biaya tunjangan yang ditetapkan secara sukarela melakukan pembayaran untuk menaikkan
tunjangan mereka. Program lainnya bersifat tidak wajib, dimana pemberi kerja yang
menanggung keseluruhan biaya.

Program dengan Iuran Pasti


Dalam Program dengan Iuran Pasti (defined contribution plan), pemberi kerja
sepakat untuk memberikan kontribusi ke dalam perwalian pensiun suatu jumlah tertentu
setiap periode berdasarkan rumus tertentu. Rumus ini dapat mempertimbangkan faktor-faktor
seperti umur, lama masa kerja karyawan, laba pemberi kerja, dan tingkat kompensasi.

Program dengan Tunjangan Pasti


Program dengan Tunjangan Pasti (defined benefit plan) menetapkan tunjangan
yang akan diterima karyawan pada saat pensiun. Rumus yang lazim digunakan menetapkan
bahwa tunjangan itu merupakan fungsi dari jumlah tahun masa kerja karyawan dan tingkat
kompensasi karyawan menjelang pensiun.

Peran Aktuaris dalam akuntansi pensiun

Aktuaris adalah orang yang dilatih melalui suatu program sertifikasi yang panjang
dan berat untuk menaksir probabilitas peristiwa di masa depan serta dampak keuangannya.
Para aktuaris bertugas membuat prediksi (disebut asumsi aktuarial) mengenai angka
kematian atau mortalitas, perputaran karyawan, suku bunga dan pendapatan, frekuensi
pendapatan dini, gaji masa depan, dan faktor lainnya yang diperlukan untuk mengoperasikan
program pensiun. Mereka membantu dalam perhitungan berbagai ukuran pensiun.

Akuntansi untuk Pensiun


Ukuran Alternatif Kewajiban
Salah satu ukuran kewajiban pensiun mendasarkan kewajiban itu hanya pada
tunjangan yang dijamin untuk karyawan. Tunjangan yang terjamin adalah tunjangan yang
menjadi hak karyawan sekalipun karyawan itu tidak lagi memberikan jasa tambahan menurut
program pensiun. Kewajiban pensiun untuk tunjangan terjamin dihitung dengan
menggunakan tingkat gaji saat ini dan hanya mencakup tunjangan terjamin.
Ukuran kewajiban pensiun lainnya, disebut akumulasi kewajiban tunjangan,
mendasarkan perhitungan jumlah kompensasi yang ditangguhkan pada seluruh tahun masa
kerja yang dijalani karyawan menurut program baik terjamin maupun tidak terjamindengan menggunakan tingkat gaji saat ini.
Ukuran kewajiban ketiga, disebut proyeksi kewajiban tunjangan, mendasarkan
perhitungan jumlah kompensasi yang ditangguhkan pada masa kerja yang terjamin maupun
tidak terjamin dengan menggunakan gaji masa depan.

Kapitalisasi lawan non kapitalisasi


Dalam program dengan tunjangan pasti, jika diperlukan dana tambahanuntuk
memenuhi kewajiban pensiun, maka sumbernya adalah pemberi kerja. Dari sudut pandang
kapitalisasi, kekurangan pendanaan tidak menambah kewajiban, mendanakan lebih banyak
dari jumlah yang dicatat sebagai beban tidak menciptakan beban dibayar di muka.
Kapitalisasi berarti mengukur dan melaporkan dalam laporan keuangan suatu penyajian yang
wajar atas aktiva serta kewajiban pensiun pemberi kerja.
Pendekatan nonkapitalisasi disebut juga pembiayaan di luar neraca (off-balance
sheet financig), karena neraca melaporkan aktiva atau kewajiban untuk perjanjian program
pensiun hanya jikajumlah yang benar-benar didanai selama suatu tahun oleh pemberi kerja
berbeda dengan jumlahyang dilaporkan oleh pemberi kerja sebagai beban pensiun tahun
berjalan.

Komponen-komponen beban pensiun

Beban pensiun merupakan fingsi dari komponen-komponen berikut ini:

1)
2)
3)
4)
5)

Biaya jasa;
Bunga atas kewajiban;
Pengembalian aktual atas aktiva program;
Amortisasi biaya jasa sebelumnya yang belum diakui; serta
Keuntungan atau kerugian.

Menggunakan Lembar Kerja Pensiun


Beberapa pos yang signifikan dari program pensiun tidak diakui (nonkapitalisasi)
dalam akun dan dalam laporan keuangan. Pos-pos tersebut antara lain:
1. Proyeksi kewajiban tunjangan;
2. Aktiva program pensiun;
3. Biaya jasa sebelumnya yang belum diakui;
4. Keuntungan atau kerugian bersih yang belum diakui.
Keempat pos-pos tersebut harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
oleh pemberi kerja.
Lembar kerja yang unik untuk akuntansi dapat dimanfaatkan guna mencatat baik ayat
jurnal yang formal maupun ayat jurnal memo untuk memantau semua pos dan komponen
program pensiun pemberi kerja yang relevan. Format lembar kerja pensiun:

Ayat Jurnal Umum


Pos

Catatan Memo

Beban

Biaya dibayar

Proyeksi

pensiun

di muka /

kewajiban

akrual

tunjangan

kas

tahunan

Aktiva
program

Kewajiban minimum
Pengakuan segera atas kewajiban (disebut sebagai kewajiban minimum) disyaratkan
apabila akumulasi kewajiban tunjangan melebihi nilai wajar aktiva program. Tujuan
persyaratan kewajiban minimum ini adalah untuk memastikan bahwa jika terjadi perubahan
program atau kerugian aktuarial yang signifikan, maka kewajiban akan diakui paling tidak
sampai sebatas bagian akumulasi kewajiban tunjangan yang belum didanai.

Pelaporan Program Pensiun dalam Laporan Keuangan


Persyaratan pelaporan dan pengungkapan yang ekstensif dibagi dalam dua kategori,
yaitu pelaporan dalam laporan keuangan dan pelaporan dalam catatan atas laporan

keuangan.

Persyaratan pengungkapan program pensiun dalam laporan keuangan yang sekarang


berlaku adalah sebagai berikut:
1) Komponen beban pensiun periodik bersih selama periode berjalan
2) Suatu skedul yang menunjukkan perubahan kewajiban tunjangan dan aktiva program
selama tahun berjalan.
3) Suatu skedul yang merekonsiliasi status pendanaan program dengan jumlah yang
dilaporkandalam laporan posisi keuangan pemberi kerja.
4) Asumsi tingkat diskonto rata-rata tertimbang, tingkat kenaikan kompensasi yang
digunakan untuk mengukur proyeksi kewajiban tunjangan, dan rata-rata tertimbang
tingkat pengembalian jangka panjang yang diperkirakan atas aktiva program.
Masalah-masalah khusus
Masalah-masalah akuntansi yang berkaitan dengan pengungkapan adalah sebagai
berikut:
a. Penghentian pensiun;
b. Program pensiun saldo kas;
c. Pengamatan tertutup.

Sumber :

Nama : NORMA SAFITRI


NPM : 1110205136

Clas

: 3 SM4

You might also like