You are on page 1of 5

Definisi

Pneumothorax adalah kumpulan dari udara/gas dalam rongga pleuradari


dada antara paru-paru dan dinding dada. Dapat terjadi secara spontan pada orang
tanpa kondisi paru-paru kronis (primer), dan serta pada mereka dengan penyakit
paru-paru (sekunder), dan banyak pneumothoraks terjadi setelah trauma fisikdada,
cedera ledakan/ sebagai komplikasi dari perawatan medis (marx.2010) (IPD)
Pneumothoraks adalah suatu keadaan dimana terdapatnya udara pada
rongga potensial diantara pleura visceral dan parietal (suarjaya,2013).
Pneumothoraks yaitu keadaan terdapatnya udara/gas di dalam pleura yang
menyebabkan kolapsnya paru (Amita,2012) (journal Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara)

Etiologi dan Gejala


- Luka tusuk di dinding dada
- Merokok
- Riwayat penyakit

- Nyeri dada
- Sesak nafas

Sindroma Birt-Hogg-Dube disebabkan oleh mutase gen FLCN (kromosom 17p12.2)


yang mengkode protein folliculin yang bernama FLCN mutase dan lesi paru-paru
juga telah diidentifikasikan dalam kasus familia pneumothoraks mana fitur2 lain dari
sindroma Birt-Hogg-Dube tidak hadir. (Menko.2009)
Jenis-jenis Pneumothoraks
(berdasarkan dengan penyebab)
1. Pneumothoraks Spontan : terjadi tiba-tiba tanpa adanya suatu penyebab. Ada
2 jenis :
Primer : disebabkan oleh rupture kista kecil udara subpleura di apeks
(bleb), tetapi jarang menyebabkan gangguan fisiologis yang signifikan.
Biasa menyerang laki2 muda 5:1 (20-40 tahun)
Sekunder : Dihubungkan dengan penyakit respirasi yang merusak arsitektur
paru, paling sering bersifat obstruktif (missal penyakit PPOK, dan asma),
fibrotic/infeksi (misal Pnemonia)
2. Pneumonia Traumatik : Terjadi setelah trauma benda tumpul (missal
kecelakaan) atau benda tajam (missal : pisau). Ada 2 Jenis :
Bukan iatrogenik : Terjadi karena kecelakaan, misal jejas pada dinding dada
baik terbuka maupun tertutup
Iatrogenik : Terjadi akibat komplikasi dari tindakan medis. Dibedakan 2 :
Aksidensial : Tindakan medis karena kesalahan/komplikasi tindakan tersebut.
Contoh Biopsi pleura, biopsy transbronkial.
Artifisial : Tindakan yang sengaja dilakukan dengan cara mengisi udara ke
dalam rongga pleura melalui jarum dengan suatu alat Maxwell box. Biasanya
untuk terapi tuberculosis.
Jenis-jenis Pneumothoraks
(berdasarkan jenis fistulnya)

1. Pneumothoraks Tension : Terjadi apabila udara menumpuk dalam rongga


pleura lebih cepat dibanding dengan yang dikeluarkan .
2. Pneumothoraks Tertutup : Tekanan udara di rongga pleura yang sedikit lebih
tinggi dibandingkan tekanan pleura pada sisi hemithoraks kontralateral tetapi
tekanannya masih lebih rendah dari tekanan atmosfir. Pada jenis ini tidak ada
lesi, defek terbuka dari dinding dada.
3. Pneumothoraks Tebuka : terjadi karena luka terbuka pada dinding dada
sehingga pada saat inspirasi udara dapat keluar melalui luka tersebut. Pada
saat inspirasi mediastinum dalam keadaan normal tetapi saat ekspirasi
mediastinum bergeser kearah sisi dinding dada yang terluka (sucking
wound).
Patofisiologi
Rongga dada mempunyai 2 struktur yang penting dan digunakan untuk
melakukan preoses ventilasi dan oksigenasi, yaitu tulang. Tulang-tulang yang
menyusun struktur pernafasan seperti os clavicular, sternum, scapula. Dan yang
kedua yaitu otot-otot pernafasan yang berperan dalam inspirasi dan ekspirasi.
Jika salah satu ada yang mengalami kerusakan, akan berpengaruh dalam prose
ventilasi dan oksigenasi. Contoh kasus adanya fraktur pada tulang iga/tulang
rangka akibat kecelakaan, sehingga dapat mengakibatkan flail chest pada
pasien atau karena trauma tumpul dapat merusak otot-otot pernafasan , serta
adanya kerusakan pada organ visceral seperti paru-paru, jantung pemb.
Darahdan organ lainnya diabdominal dibagian atasbaik itu karena trauma
tumpul ataupun tajam.
Tekanan intrapleura adalah negatif, pada proses respirasi, udara tidak akan
dapat masuk ke rongga pleura. Jumlah dari keseluruhan tekanan parsial dari
udara pada kapiler pembuluh darah ke rongga pleura, memerlukan tekanan
pleura lebih rendah dari -54mmHg (-36cmH2O) yang sulit terjadi pada keadaan
normal.Jadi yang menyebabkan masuknya udara pada rongga pleura adalah
akibat trauma yang mengenai dinding dada dan merobek pleura parietal atau
visceral atau yang disebabkan karena kelainan kongenital adanya bula pada
subpleura yang akan pecah jika terjadi peningkatan tekanan pleura.
Pemeriksaan fisik

Pneumothorax kecil pada pemeriksaan fisik mungkin tidak ada kelainan.


Pada pemeriksaan fisik biasanya dapat memastikan diagnosa bilamana
Pneumothorax yang besar.
Inspeksi : rongga dada lebih besar daripada normal/biasa, bagian dada
yang terkena tertinggal dalam gerak pernafasan (pada saat ekspirasi )
Palpasi : vocal fremitus (getaran suara) berkurang di sisi yang kena.
Perkusi : dada terdengar hipersonor (bernada tinggi).

Auskultasi : terdengar dengan stetoskop berkurang pada sisi yang


terkena, seperti udara dalam rongga pleura yang mengimbangi suara.

Pneumothoraks tension dicurigai apabila didapatkan adanya takikardi


berat, hipotensi, dan pergeseran mediastinum dan trakea.
Pemeriksaan Penunjang
Rontgen : Pemeriksaan foto dada garis pleura visceral tampak putih, lurus/
cembung terhadap dinding dada dan terpisah dari garis pleura parietalis. Celah
antara kedua garis pleura tersebut tampak lusens karena berisi kumpulan udara
dan tidak didapatkan coracan vascular pada daerah tersebut. Tension
Pneumothoraks gambaran foto dadanya tampak jumlah udara pada hemithoraks
yang cukup besar dan susunan mediastinum yang bergeser kea rah
kontralateral.
CT-scan : Diperlukan apabila dengan pemeriksaan rontgen masih belum
dapat menegakan diagnose . Pemeriksaan ini lebih spesifik lagi untuk
membedakan emfisema bullosa dengan pneumothoraks, batas antara udara
dengan cairan intra dan ekstrapulmoner serta untuk membedakan antara
pneumothoraks spontan primer dan sekunder. Sensitivitas pemeriksaan CT-Scan
untuk mendiagnosis emfisema subpleura yang bias menimbulkan
pneumothoraks spontan primer antara 80-90%
Endoskopi (Torakoskopi) : Pemeriksaan invasive, tetapi memiliki sinsitivitas
yang lebih besar dibandingkan pemeriksaan CT-Scan .
Pemeriksaan AGD
- Yang diperiksa dalam pemeriksaan AGD yaitu : pH, pCO2, pO2, HCO3-, BE,
saturasi O2 (presentase O2), kadar o2
- pH, pCO2, pO2 dapat diukur secara langsung
Hasil pemeriksaan AGD
pH darah arteri normal = 7.35-7.45
pCO2 darah normal = 35-45 mmHg
HCO3 normal = 22-28 mmol/l
BE = jumlah asam/basa yang ditambahkan ke dalam 1 liter darah cairan
ekstraseluler agar pH menjadi 7,4 ( 37 derajat, pCO2 40mmHg, & SO4 100%).
Nilai BE dapat + atau -. Nilai rujukan -2 sampai +2
Anion Gap : Selisih antara elektrolit (kation & anion) yang terukur dengan yang
tidak terukur untuk memastikan apakah ada ketidakseimbangan asam basa.
manfaatnya untuk mengetahui penyebab asidosis metabolik. Normalnya : 8-16
mmol/L. Rumus : AG : [Na] [HCO3] + [Cl]
ASIDOSIS METABOLIK DENGAN AG NORMAL : penyakit ginjal (diuretik
spironolakton), kehilangan alkali (diare), KetoasidosiS, Obat peroral (carbonic
anhydrase inhibitor (diamox))

Bilamana albumin dalam tubuh tidak adekuat. Maka dihitung terlebih dahulu
dengan Rumus : Albumin Koreksi = (4-albumin) * (2.5) Normal albumin : 3.54.5g/dL
Delta Ratio : Menilai peningkatan AG pada asidosis metabolik yang bertujuan
untuk menilai adanya gangguan asam basa campuran (mix). Rumus : AG-12/24[HCO3]. Maka Interpretasinya :
<0.4 : asidosis metabolik, AG normal/hiperkloremik
0.4-0.8 : asidosis metabolik, AG normal/tinggi, Asidosis metabolik pada gagal
ginjal
1-2 : Asidosis metabolik dengan AG tinggi asidosis asam laktat (biasanya 1.6)
KAD ( +- 1 karena ketonuria)
>2 : Peningkatan HCO3 alkalosis metabolik/ kompensasi asidosis respiratorik
Winter formula : Jika hasil AGD Asidosis metabolik maka winter formula dapat
digunakan untuk menilai kompensasi respiratorik. Setiap penurunan 1.2 mmHg
pCO2=1 mmol HCO3. Rumus : pCO2 = (1.5 x HCO3) + 8 (2)

Interpretasinya :
- pCO2 terukur =pCO2 hitung, artinya kompensasi adekuat
- pada asidosis respiratorik primer -> pCO2 terukur > pCO2 hitung
- pada alkalosis respiratorik primer -> pCO2 terukur < pCO2 hitung
Gangguan keseimbangan asam basa dapat berupa :
1. Gangguan fungsi nafas
2. fungsi ginjal
3. tambahan asam basa tubuh secara abnormal
4. kehilangan asam basa tubuh secara abnormal
catatan :
1. Bila <7.25 pH atau >7.55 -> Uncompensated
2. pH 7.25 7.34 -> asidosis dengan kompensasi
3. 7.46 - 7.55 -> alkalosis dengan kompensasi
4. 7.35 7.45 -> Mix/Normal
Diagnosis
Diagnosis penyakit dapat ditegakkan dengan mendapatkan informasi melalui
anamnesis, pemeriksaan tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik
Diagnosis banding
- Infark miokard
- Emboli paru
- Pneumonia
Tatalaksana

1. Observasi dan Pemberian Tambahan O2 : dilakukan dalam beberapa hari


dengan foro dada serial tiap 12-24 jam selama 2 hari bisa dilakukan dengan
atau tanpa harus dirawat di RS. Jika pasien dirawat diRS dianjurkan untuk
pemberian tambahan O2
2. Aspirasi dengan jarum dan Tube Turakostomi : Bertujuan untuk mengeluarkan
udara dari rongga pleura (dekompresi) dengan cara menusukkan jarum
melalui dinding dada sampai masuk ke rongga pleura sehingga tekanan
udara positif akan keluar melalui jarum tersebut.
3. Torakoskopi : Tindakan untuk melihat langsung ke dalam rongga toraks
dengan alat bantu torakoskop. Torakoskop juga dipandu dengan video ( Video
assited torakoskopi surgery =VATS) yang memberikan kenyamanan dan
keamanan dengan diperoleh lapangan pandang yang luas . Sngat efektif
untuk Pneumothoraks spontan primer
4. Torakotomi : Hampir sama dengan torakoskopi, tindakan ini dilakukan jika
dengan torakoskopi gagal/ jika bleb/bulla terdapat di apek paru, maka
tindakan ini efektif untuk reseksi bleb/ bulla tersebut.

Komplikasi
1. Kegagalan respirasi akut
2. Hidropneumothoraks/hemopneumothoraks
3. Pneumomediastinum
4. Emfisema subkutan akibat komplikasi pneumothoraks spontan, karena
pecahnya esofagus atau bronkus sehingga kelainan tersebut ditegakkan
pneumothoraks simultan bilateral.

You might also like