You are on page 1of 11

PENGENALAN POMPA

Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan
dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan dengan
cara menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung
secara terus menerus.
Pompa beroperasi dengan prinsip membuat perbedaan tekanan antara bagian
masuk (suction) dengan bagian keluar (discharge). Dengan kata lain, pompa
berfungsi mengubah tenaga mekanis dari suatu sumber tenaga (penggerak)
menjadi tenaga kinetis (kecepatan), dimana tenaga ini berguna untuk
mengalirkan cairan dan mengatasi hambatan yang ada sepanjang pengaliran.
Gambar 5 : Struktur pembagian jenis pompa
Sumber : www.energyefficiencyasia.org UNEP. 2006. Pedoman Energi untuk
Industri.
4.2 HEAD POMPA
Head (H) sebuah pompa adalah pemanfaatan energi mekanik yang dihasilkan
pompa dalam menangani fluida yang mengalami hambatan seperti ketinggian,
gesekan laju air dan tekanan.
Head terbagi menjadi 3 antara lain :
Head statik
Head statik adalah head yang terjadi penjumlahan head elevasi dan head
tekanan.
Head terbagi menjadi dua yakni :
1. Head elevasi adalah perbandingan ketinggian permukaan cairan sisi masuk
dan keluar.
2. Head tekanan adalah perbandingan tekanan dari sumber ke tujuan/
penampungan
Head kecepatan
Head kecepatan adalah head yang terjadi akibat dari perbedaan kecepatan pada
fluida.
Head loss
Head kerugian (loss) yaitu head untuk mengatasi kerugian kerugian yang terdiri
dari kerugian gesek aliran di dalam perpipaan, dan head kerugian di dalam
belokan-belokan (elbow), percabangan, dan perkatupan (valve )
4.3 KAVITASI
Kavitasi adalah Peristirwa menguapnya zat cair yang sedang mengalir sehingga
membentuk gelembung-gelembung uap disebabkan karena berkurangnya
tekanan cairan tersebut sampai dibawah titik jenuh uapnya. Misalnya, air pada
tekanan 1 atm akan mendidih dan menjadi uap pada suhu 1000C. Tetapi jika
tekanan direndahkan maka air akan bisa mendidih pada temperatur yang lebih
rendah bahkan jika tekanannya cukup rendah maka air bisa mendidih pada suhu
kamar.
Apabila zat cair mendidih, maka akan timbul gelembung-gelembung uap zat cair.
Hal ini dapat terjadi pada zat cair yang sedang mengalir di dalam pompa
maupun didalam pipa. Tempat-tempat yang bertekanan rendah dan yang
berkecepatan tinggi di dalam aliran, maka akan sangat rawan mengalami
kavitasi. Misalnya pada pompa maka bagian yang akan mudah mengalami

kavitasi adalah pada sisi isapnya. Kavitasi pada bagian ini disebabkan karena
tekanan isap terlalu rendah.
Knapp (Karassik dkk, 1976) menemukan bahwa mulai terbentuknya gelembung
sampai gelembung pecah hanya memerlukan waktu sekitar 0,003 detik.
Gelembung ini akan terbawa aliran fluida sampai akhirnya berada pada daerah
yang mempunyai tekanan lebih besar dari pada tekanan uap jenuh cairan. Pada
daerah tersebut gelembung tersebut akan pecah dan akan menyebabkan shock
pada dinding di dekatnya. Cairan akan masuk secara tiba-tiba ke ruangan yang
terbentuk akibat pecahnya gelembung uap tadi sehingga mengakibatkan
tumbukan. Peristiwa ini akan menyebabkan terjadinya kerusakan mekanis pada
pompa sehingga bisa menyebabkan dinding akan berlubang atau bopeng.
Peristiwa ini disebut dengan erosi kavitasi sebagai akibat dari tumbukan
gelembung-gelembung uap yang pecah pada dinding secara terus menerus.
Selain itu kavitasi juga menyebabkan suara yang berisik, getaran, korosi yang
disebabkan karena adanya reaksi kimia gas-gas dan logam, dan juga dapat
menyebabkan kemampuan pompa akan menurun secara tiba-tiba sehingga
pompa tidak dapat bekerja dengan baik.
Cara-cara yang bisa digunakan untuk menghindari terjadinya kavitasi antara
lain :
1. Tekanan sisi isap tidak boleh terlalu rendah Pompa tidak boleh diletakkan jauh
di atas permukaan cairan yang dipompa sebab menyebabkan head statisnya
besar.
2. Kecepatan aliran pada pipa isap tidak boleh terlalu besar. Bagian yang
mempunyai kecepatan tinggi maka tekanannya akan rendah. Oleh karena itu
besarnya kecepatan aliran harus dibatasi, caranya dengan membatasi diameter
pipa isap tidak boleh terlalu kecil.
3. Menghindari instalasi berupa belokan-belokan tajam pada belokan yang tajam
kecepatan aliran fluida akan meningkat sedangkan tekanan fluida akan turun
sehingga menjadi rawan terhadap kavitasi.
4. Pipa isap dibuat sependek mungkin, atau dipilih pipa isap satu nomer lebih
tinggi untuk mengurangi kerugian gesek.
5. Tidak menghambat aliran cairan pada sisi isap.
6. Head total pompa harus sesuai dengan yang diperlukan pada kondisi operasi
sesungguhnya.

Gambar 2 : kerusakan impeller akibat kavitasi


4.4 EFISIENSI POMPA
Efisiensi pompa merupakan perbandingan daya yang diberikan pompa kepada
fluida dengan daya yang diberikan motor listrik kepada pompa. Efisiensi total
pompa dipengaruhi oleh efisiensi hidrolis, efisiensi mekanis dan efisiensi
volumetric
a. Efisiensi Hidrolis
Efisiensi hidrolis merupakan perbandingan antara head pompa sebenarnya
dengan head pompa teoritis dengan jumlah sudu tak berhingga.
Besarnya efisiensi hidrolis dapat dihitung dengan rumus (Karassik dkk, 1976) :

dengan Q : kapasitas pompa (rpm)


b. Efisiensi Volumetris
Kerugian volumetris disebabkan adanya kebocoran aliran setelah melalui
impeler, yaitu adanya aliran balik menuju sisi isap.
c. Efisiensi Mekanis
Besarnya efisiensi mekanis sangat dipengaruhi oleh kerugian mekanis yang
terjadi disebabkan oleh gesekan pada bantalan, gesekan pada cakra dan
gesekan pada paking.

Pompa Sentrifugal
Terdapat dua jenis pompa dinamik:
1. Pompa sentrifugal merupakan pompa yang sangat umum digunakan untuk
pemompaan air dalam berbagai penggunaan industri. Biasanya lebih dari 75%
pompa yang dipasang di sebuah industri adalah pompa sentrifugal.
2. Pompa dengan efek khusus terutama digunakan untuk kondisi khusus di lokasi
industri.
Pompa sentrifugal merupakan salah satu peralatan yang paling sederhana dalam
berbagai proses pabrik. bagaimana pompa jenis ini beroperasi:
1. Cairan dipaksa menuju sebuah impeler oleh tekanan atmosfir, atau dalam hal
jet pump oleh tekanan buatan.
2. Baling-baling impeler meneruskan energi kinetik ke cairan, sehingga
menyebabkan cairan berputar. Cairan meninggalkan impeler pada kecepatan
tinggi.
3. Impeler dikelilingi oleh volute casing atau dalam hal pompa turbin digunakan
cincin diffuser stasioner. Volute atau cincin diffuser stasioner mengubah energi
kinetik menjadi energi tekanan. Peralatan Energi Listrik: Pompa dan Sistim
Pemompaan
Pompa ini digerakkan oleh motor. Daya dari motor diberikan pada poros pompa
untuk memutar impeler yang dipasangkan pada poros tersebut. Akibat dari
putaran impeler yang menimbulkan gaya sentrifugal, maka zat cair akan
mengalir dari tengah impeler keluar lewat saluran di antara sudu-sudu dan
meninggalkan impeler dengan kecepatan yang tinggi.
Zat cair yang keluar dari impeler dengan kecepatan tinggi kemudian melalui
saluran yang penampangnya semakin membesar yang disebut volute, sehingga
akan terjadi perubahan dari head kecepatan menjadi head tekanan. Jadi zat cair
yang keluar dari flens keluar pompa head totalnya bertambah besar. Sedangkan
proses pengisapan terjadi karena setelah zat cair dilemparkan oleh impeller,
ruang diantara sudu-sudu menjadi vakum, sehingga zat cair akan terisap masuk.
Selisih energi persatuan berat atau head total dari zat cair pada flens keluar dan
flens masuk disebut sebagai head total pompa. Sehingga dapat dikatakan bahwa
pompa sentrifugal berfungsi mengubah energi mekanik motor menjadi energi
aliran fluida. Energi inilah yang mengakibatkan pertambahan head kecepatan,
head tekanan dan head potensial secara kontinu.
Sekarang ini pemakaian pompa sentrifugal sangat banyak digunakan dan telah
berkembang sedemikian maju sehingga banyak menggantikan pemakaian
pompa-pompa lain.

Gambar 7 : Lintasan Aliran Cairan Pompa Sentrifugal


Komponen dari pompa sentrifugal
Komponen utama dari pompa sentrifugal terlihat pada gambar dan diterangkan
dibawah ini:
komponen berputar yaitu Impeller yang disambungkan ke sebuan poros
komponen statis (diam) yaitu casing, penutup casing, dan bearings.

Gambar 8. Komponen Utama Pompa Sentrifugal.


4.5 KLASIFIKASI POMPA SENTRIFUGAL
Pompa Sentrifugal dapat diklasifikasikan, berdasarkan :
1. Kapasitas :
Kapasitas rendah < 20 m3 / jam
Kapasitas menengah 20 - 60 m3 / jam
Kapasitas tinggi > 60 m3 / jam
2. Tekanan Discharge :
Tekanan Rendah < 5 Kg / cm2
Tekanan menengah 5 - 50 Kg / cm2
Tekanan tinggi > 50 Kg / cm2
3. Jumlah / Susunan Impeller dan Tingkat :
Single stage : Terdiri dari satu impeller dan satu casing
Multi stage : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun seri dalam satu
casing.
Multi Impeller : Terdiri dari beberapa impeller yang tersusun paralel dalam satu
casing.
Multi Impeller dan Multi stage : Kombinasi multi impeller dan multi stage.
4. Posisi Poros :
Poros tegak
Poros mendatar
5. Jumlah Suction :
Single Suction
Double Suction
6. Arah aliran keluar impeller :
Radial flow
Axial flow
Mixed fllow
4.6 BAGIAN-BAGIAN UTAMA POMPA
Secara umum bagian-bagian pompa sentrifugal sebagai berikut :

Penjelasan dari bagian-bagian pompa sentrifugal antara lain :


A. Stuffing Box
Stuffing Box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana poros
pompa menembus casing.
B. Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing pompa
melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.
C. Shaft (poros)
Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak selama
beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian-bagian berputar lainnya.
D. Shaft sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan keausan
pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai leakage joint, internal
bearing dan interstage atau distance sleever.
E. Vane
Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller
F. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung
elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide vane), inlet dan outlet
nozel serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan
energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis (single stage).
G. Eye of Impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.
H. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi
kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga cairan pada
sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat
perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya.
I. Wearing Ring
Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang melewati
bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller, dengan cara
memperkecil celah antara casing dengan impeller.
J. Bearing
Beraing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari poros
agar dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban axial. Bearing juga
memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan lancar dan tetap pada
tempatnya, sehingga kerugian gesek menjadi kecil.
K. Discharge Nossel
Lubang pengeluaran ( outlet ) cairan dari dalam pompa
4.6 PREVENTIVE DAN PREDICTIVE MAINTENANCE
Preventive maintenance adalah tindakan pemeliharaan yang dilakukan secara
berkala sesuai dengan anjuran pada instruction manual atau pengalaman si crew

maintenance terhadap equipment yg bersangkutan. Misalnya, penggantian oli


yang dilakukan setiap 6 bulan atau penggantian grease setiap 8000 running
hours, penggantian bucket gas turbine setiap 12000 running hours.
Predictive maintenance adalah salah satu metode pemeliharaan yang didasarkan
pada kondisi equipment yang sedang dicheck. Predictive maintenance
membutuhkan bantuan alat-alat presisi seperti Vibration Analyzer, Oil Analysis.
Dengan memakai Vibration Analyzer, kita misalnya bisa mengetahui gejala
kerusakan pada bearing, kerusakan pada kondisi yang paling dini, sehingga kita
bisa melakukan persiapan untuk shutdwon dengan lebih terencana. Pembelian
atau pembuatan spare parts, manpower, tools dapat dipersiapkan lebih awal
sehingga kalaupun kita melakukan shutdwon akan membutuhkan waktu dan
biaya yang jauh lebih sedikit.
Predictive maintenance bertujuan untuk mengetahui lebih dini kemungkinan
terjadinya kerusakan pada suatu unit. Dengan diketahuinya kondisi peralatan
tersebut dapat dilakukan tindakan untuk mencegah peralatan tersebut
breakdown pada saat beroperasi yang dapat menyebabkan terjadinya
penghambatan proses produksi.
Dalam implementasi di lapangan kedua system ini diimplemaentasikan karena
predictive biasanya digunakan untuk melakukan maintanance pada peralatan
dengan tingkat kritikal yang tinggi terhadap proses produksi sedangkan
preventive lebih diarahkan pada tingkat kritikal yang lebih kecil terhadap proses
produksi.
Pada perusahaan yang telah memiliki tingkat kemampuan penguasaan
metodologi predictive maintanance yang sangat baik,predictive maintanance ini
dapat digunakan untuk meningkatkan schedule antara untuk melakukan
overhaul pada power plant equipment,yang biasanya 2 tahun bisa saja hingga 4
dan 6 tahun.
Predictive maintenance secara konservatif adalah melakukan aktifitas
maintenance sebagai aktifitas rutin, jadi ter schedule dengan baik. Jadi
parameter pengendalinya hanya waktu atau jam operasi dari suatu equipment.
Contoh sederhana kita setiap 2000 km akan melakukan penggantian oli mesin
motor tanpa kita pernah memeriksa jangan-jangan olinya masih bagus sehingga
bisa cukup sampai 3000 km, atau malah jangan-jangan karena kondisi operasi
dan lingkungan 2000 km kondisi oli sudah benar-benar jelek (sudah turun drastis,
kekentalan naik, kontaminasi air) sehingga seharusnya 1000 km harus sudah
ganti. Pertimbangan-pertimbangan itu tidak pernah diambil pokoknya hanya
rutin fungsi waktu operasi saja.
Dalam manajeman maintenance, maka akan sangat baik bila semua aktifitas itu
dapat direncanakan sebelumnya dengan matang sebelum di eksekusi.Sehingga
sebelum terjadi kerusakan, dapat dipersiapkan/direncanakan aktifitas
antisipasinya. Sehingga itu menjadi aktifitas yang memang terencana (planned
work), dengan demikian diharapkan waktu shutdown bisa diminimalkan karena
semuanya dipersiapkan dengan matang.
Jadi jika dilihat dari aktifitas perbaikannya Predictive maintenance adalah
termasuk pekerjaan yang dieksekusi setelah melalui perencanaan dengan baik
berdasar kondisi mesin dan tidak semata-mata karena telah di schedulkan.
Inti dari Predictive Maintenance adalah pemantauan kondisi mesin (Condition
Monitoring), hal ini bisa berupa pemantauan getaran mesin (ini yang sangat
populer), pemantauan kondisi oli, pemantauan parameter proses mesin, dan
lain-lain. Dalam kondisi normal, aktifitas pemantauan kondisi ini dapat

dischedulkan secara rutin seperti halnya kegiatan Predictive Maintenance rutin


lainnya.
Predictive Maintenance adalah benar-benar aktifitas maintenance untuk
mencegah terjadinya kerusakan mesin.
Beberapa keuntungan penerapan Predictive Maintenance adalah :
1. Pentingnya tool untuk meyakinkan tingkat safety yang tinggi dan
meningkatkan reliability pada equipment.
2. Mendeteksi sejak awal kerusakan equipment.
3. Mengurangi resiko kerusakan ekstrim pada equipment(catastrophic failures).
4. Mengurangi waktu repair dan down-time, yang berujung kepada penghematan
biaya perbaikan.
5. Meningkatkan efisiensi.
Satu hal yang menurut saya penting adalah adanya data / dokumentasi yang
jelas pada rotating equipment kita sehingga :
1. Mempunyai laporan maintenance yang komprehensif, beserta dengan analisa
kondisi per rotating equipment baik.
2. Analisa biaya perbaikan yang lebih jelas dan terarah, sebagai mekanisme
pelaporan kita kepada management.
PEMBAHASAN
ANALISA PERFORMANCE RIVER PUMP UNIT 2 DI HUKO-HUKO
PADA PT. ANTAM (Persero) Tbk. UBPN SULAWESI TENGGARA
5.1. Sistem Pemeliharaan Pada River Pump Unit 2 di Huko-Huko
Setiap fasiilitas produksi sangat membutuhkan pemeliharaan untuk menjamin
kondisi yang memuaskan dan selaras dengan standar tertentu agar pompa tetap
bisa beroperasi dengan baik. Tujuan umumnya adalah untuk meminimumkan
atau mencegah terjadinya kerusakan berat (breakdown) pada pompa river
pump.
Dalam hal ini kegunaan dari pompa river pump di huko-huko bekerja untuk
mengisap air yang ada didalam kolam yang berhubungan dengan sungai yang
berada di huko-huko lalu air diteruskan ke bak penampungan, air melalaui media
perpipaan lalu air dicampurkan dengan zat kimia didalam bak penampungan
guna untuk menetralkan air.

5.2. Spesifikasi River Pump


Penampungan air dihuko-huko merupakan salah satu tempat sumber air
pendingin pada PT.ANTAM (Persero) Tbk.UBPN Sulawesi Tenggara yang terdapat
banyak macam pompa, pada pembahasan ini kami hanya membahas river
pump. Pompa river pump yang terdapat di huko-huko berjumlah 6 unit dan
masing-masing pompa ini mempunyai peranan yang sama. Pada table Di bawah
ini spesifikasi pompa river pump dan motor yang digunakan.
Spesifikasi river pump dan Motor di Pump unit 2
EBARA PUMP
ITEM. NO : 20P-7101A
SER. NO : RN 42300-02 1/2
MODEL : 250 VYM
BRN NO. : 6314 CAPACITY : 420 M3/H

HEAD : 12 M
SPEED : 1470 RPM
DATE : 1993

Tabel 1 : Spesifikasi river pump A no.3 unit 2


3-PHASE INDUCTION MOTOR
TYPE FEVF-50 PROT JPW4
30 Kw POLES 4 RATING CONT
V Hz A r/min PFC INS. F
380
50 58 1460 . VIB VJIS C 4004
BRG NO : 6314ZZC3
SER NO : S2602110801
YASKAWA ELEKTRIC CORPORATION
P-7101AM01
Tabel 2 : spesifikasi motor dari river pump A no.3 unit 2
EBARA PUMP
ITEM. NO : 20P-7101B
SER. NO : RN 42300-02 1/2
MODEL : 250 VYM
BRN NO. : 6314 CAPACITY : 420 M3/H
HEAD : 12 M
SPEED : 1470 RPM
DATE : 1993

Tabel 3 : Spesifikasi river pump B no.4 unit 2


3-PHASE INDUCTION MOTOR
TYPE FEVF-50 PROT JPW4
30 Kw POLES 4 RATING CONT
V Hz A r/min PFC INS. F
380
50 58 1460 . VIB VJIS C 4004
BRG NO : 6314ZZC3
SER NO : S2602110901

YASKAWA ELEKTRIC CORPORATION


P-7101BM01

Tabel 4 : spesifikasi motor dari river pump B no.4 unit 2

5.3. Permasalahan yang terjadi


Proses kerja pompa kurang efisien ini di sebabkan karena adanya kebocoran
pada gland paking,terjadinya vibrasi yang tinggi (temperature yang tinggi)
akibat gesekan dan terjadinya umbalance (kondisi yang tak seimbang) sehingga
terjadinya getaran mesin yang tinggi.

5.4. Penyelesaian masalah


Point Permasalahan Jenis Permasalahan Penyebab Penyelesaian
Bearing Bergetar dan berbunyi Keausan Ganti Bearing
Shaft Deformasi yang berlebihan Gesekan dari gland paking Ganti Shaft
Metal sleeve Akibat gesekan Gesekan dari shaft Ganti Metal sleeve
Umbalance Terjadinya getaran yang tinggi Gesekan dari shaft dan kondisi yang
tak seimbang Ganti shaft dan perbaiki keseimbangan
Gland Paking Pemanasan yang berlebihan Gesekan dari Shaft sleeve Ganti Gland
Paking
Berikut ini table jenis permasalahan pada pompa river pump dan penyelesaian
permasalahannya.
Tabel 5 : permasalahan dan penyelesaian pada river pump
5.5. PEMELIHARAAN PENCEGAHAN
Pemeliharaan pencegahan pada pompa river pump meliputi inspeksi dan
pemeliharaan rutin.
5.5.1. Pemeriksaan (Inpeksi)
Kegiatan ini mempunyai fungsi :
Memeriksa secara periodik pompa-pompa agar bekerja lebih efisien.
Menentukan peralatan-peralatan yang memerlukan perhatian khusus.
Mengontrol kulitas pekerjaan.
Pemeriksaan pada pompa river pump meliputi pemeriksaan sebelum, selama,
dan setelah operasi.
Pemeriksaan Sebelum Operasi
Sebelum pompa beroperasi maka bagian-bagian perlu untuk mendapat
perhatian atau pemerikasaan dapat dilihat pada table 6 berikut:
Alat Bagian yang diperiksa
Main motor Kencangkan baut pengikat
Bearing Sistem Pelumasan
Shaft sleeve Keausan dari gesekan dari gland paking
Gland packing Kebocoran
Rubber coupling Keausan pada rubber
Tabel 6 : pemeriksaan sebelum operasi pada river pump
Pemeriksaan Selama Operasi
Selama pompa beroperasi maka bagian pemeliharaan harus memperhatikan dan
memeriksa beberapa bagian seperti pada table 7 berikut:
Alat Bagian yang diperiksa

Bearing Sistem pelumasan


Seal Kebocoran
Gland paking Kebocoran
Rubber coupling Keausan pada rubber
Tabel 7 : pemeriksaan selama operasi pada river pump
Pemeriksaan Setelah Operasi
Untuk menjamin kesiapan pompa untuk operasi selanjutnya maka setelah
operasi pompa harus diperiksa pada bagian tertentu seperti pada table 8 berikut:
Alat Bagian yang diperiksa
Bearing Sistem pelumasan
Seal Kebocoran
Gland paking Kebocoran
Rubber coupling Keausan pada rubber
Tabel 8 : pemeriksaan setelah operasi pada river pump
Setelah melakukan pemeriksaan dan apabila ternyata ditemukan kerusakankerusakan seperti yang dijelaskan pada table diatas, maka segera dilakukan
kegiatan perbaikan/perawatan untuk mencegah terjadinya kerusakan alat yang
lebih berat.
5.5.2. Pemeliharaan Rutin
Pada pompa river pump, kegiatan yang perlu dilakukan secara rutin untuk
menjaga kondisi operasi agar tetap baik yaitu:
- Kegiatan pengencangan baut-baut pengikat pada semua bagian pompa dan
motor penggerak.
- Kegiatan pelumasan yang meliputi penyuplaian dan penggantian minyak
pelumas pada bagian-bagain yang memerlukan pelumasan.
- Kegiatan-kegiatan rutin lainya yang dianggap perlu untuk menjamin kondisi alat
yang baik.

5.6. Pemeliharaan Perbaikan ( Repair )


Pemeliharaan perbaikan pada pompa river pump meliputi kegiatan mekanis yang
diperlukan untuk membongkar perlengkapan, mencari dan mengganti part-part
yang rusak, memasang kembali perlengkapan dan memeriksa agar dapat
berfungsi secara normal kembali. Kegiatan tersebut dilakukan bila terjadi
gangguan operasional akibat kerusakan pada komponen dari pompa sehingga
dibutuhkan perbaikan yang dilaksanakan oleh Bagian Pemeliharaan Mechanical.

Gambar 11. Kerusakan Bearing Gambar 12. Kerusakan (Ke Ausan Shaft)
5.7. Analisa Pompa River Pump
5.7.1. Kapasitas tangki/bak penampungan di huko-huko yaitu :
No Bak Penampungan Kapasitas air/ volume air
1 UNIT I 900 m3
2 UNIT II 1000 m3
3 UNIT III 1400 m3
Tabel 9 : kapasitas tangki penampungan di huko-huko
5.7.2. Jumlah debit air selama bulan januari sampai bulan maret 2011 yaitu :
No BAK PENAMPUNGAN JUMLAH DEBIT AIR
JANUARI FEBRUARI MARET
1 UNIT I 163.680 m3 147.846 m3 163.680 m3
2 UNIT II 238.080 m3 215.040 m3 238.080 m3
3 UNIT III 208.320 m3 188.160 m3 208.320 m3
Tabel 10 : jumlah debit air priode januari februari
Debit air perjam di huko-huko yaitu.
a. UNIT I = 220 m3/Jam
b. UNIT II = 320 m3/Jam
c. UNIT III = 280 m3/Jam
Jam operasi priode januari sampai dengan maret yaitu :
Bulan januari beroperasi selama 744 jam
Bulan februari beroperasi selama 672 jam
Bulan maret beroperasi selama 744 jam
5.7.3. Data pompa
EBARA PUMP
ITEM. NO : 20P-7101A
SER. NO : RN 42300-02 1/2
MODEL : 250 VYM
BRN NO. : 6314 CAPACITY : 420 M3/H
HEAD : 12 M
SPEED : 1470 RPM
DATE : 1993

You might also like