You are on page 1of 66

widyalestari2801

Di Atas Langit Masih Ada Langit

ANALISIS BUTIR
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

ANALISIS BUTIR
ANGKET [Makalah]
Oktober 25, 2014 by widyalestari2801

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Secara umum yang dimaksud dengan instrumen adalah suatu alat yang memenuhi
persyratan akademis, sehingga dapat di pergunakan sebagai alat ukur atau pengumpulan
data mengenai suatu variable. Dalam bidang penelitian instrumen diartikan sebagai alat
untuk mengumpulkan data mengenai variable-variable penelitian untuk kebutuhan
penelitian. Sedangkan dalam bidang pendidikan instrumen digunakan untuk mengukur
prestasi belajar siswa, faktor-faktor yang diduga mempunyai hubungan atau berpengaruh
terhadap hasil belajar, perkembangan hasil belajar, keberhasilan proses belajar mengajar
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

dan keberhasilan pencapaian suatu program tertentu (Djaali dan Pudji Mulyono, 2007).

Dalam tahap evaluasi pembelajaran dibutuhkan instrumen-instrumen untuk melakukan


evaluasi yang bukan hanya dalam segi kognitif, dan psikomotor, tetapi juga afektif. Untuk
mengevaluasi ranah kognitif dapat digunakan instrumen tes, sementara untuk
mengevaluasi afektif digunakan instrumen non-tes, dan untuk mengevaluasi psikomotorik
dapat menggunakan instrumen tes maupun non-tes. Masing-masing instrumen memiliki
tujuan, langkah, dan karakteristik masing-masing yang tentunya akan memiliki
kekurangan dan kelebihannya masing-masing yang tentunya menjadi pertimbangan
evaluator dalam memilih instrumen apa yang tepat dan sesuai untuk melakukan evaluasi
yang diinginkan.
Penilaian yang dilakukan secara non tes akan lebih memberikan gambaran kepada
pengajar yaitu guru tentang kemampuan atau kecakapan siswanya terutama yang
berhubungan dengan kejiwaan seperti persepsi siswa tentang guru, persepsi siswa
tentang mata pelajaran tertentu atau tentang bakat dan minat siswa yang tidak mungkin
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

guru ketahui dengan evaluasi tes. Teknik non tes dilakukan melalui pengamatan langsung
terhadap proses pembelajaran dikelas serta proses mental yang lain yang tidak dapat
guru dapatkan saat menggunakan instrumen tes. Jadi instrumen non tes dapat
memberikan gambaran yang jelas tentang psikis atau softskill yang dimiliki siswa.
Menurut (Widiyoko : 2009) teknik evaluasi non tes biasanya digunakan untuk mengukur
hasil belajar yang berkenaan dengan soft skill, terutama yang berhubungan dengan apa
yang dapat dibuat atau dikerjakan oleh peserta didik. Hal tersebut diperoleh dari hasil
pemahaman yang mereka dapatkan selama proes pembelajaran berlangsung. Dengan
kata lain, instrumen ini berhubungan dengan penampilan yang dapat diamati, dari pada
pengetahuan dan proses mental lainnya yang tidak dapat diamati dengan panca indra.
Matematika adalah bagian yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Berbagai
bentuk simbol digunakan manusia sebagai alat bantu dalam perhitungan, penilaian,
pengukuran, perencanaan dan peramalan. Meskipun peradaban manusia berkembang
pesat, namun ilmu matematika tetap digunakan, karena matematika merupakan subjek
yang sangat penting di dalam sistem pendidikan di dunia. Banyak yang telah
disumbangkan matematika bagi perkembangan peradaban manusia.
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

Selain banyaknya penelitian tentang aspek kognitif, dalam 20 tahun terakhir ini aspek
afektif mulai ditelaah para peneliti, antara lain kemandirian belajar yang diperkirakan
dapat meningkatkan kemampuan matematika siswa. kemandirian belajar siswa juga
mempengaruhi peningkatan hasil belajar matematika siswa. Kemandirian belajar adalah
kemampuan seseorang untuk mengolah secara efektif pengalaman belajarnya sendiri
dengan berbagai cara sehingga mencapai hasil belajar yang optimal. Mengembangkan
kemandirian siswa adalah suatu strategi yang penting agar siswa dapat menentukan
sendiri pilihan-pilihan kegiatan belajar, target dan cara mencapai target yang telah
ditetapkan dalam belajar.
Menurut Zimmerman (2008:167) kemandirian belajar merupakan tingkatan aspek
metakognitif, motivasi dan tingkah laku siswa ketika aktif berpartisipasi dalam proses
pembelajaran mereka sendiri. Siswa tersebut dengan sendirinya memulai usaha belajar
mereka secara langsung untuk memperoleh pengetahuan dan keahlian yang mereka
inginkan, tanpa tergantung pada guru, orang tua atau orang lain.
Kemandirian belajar mempunyai banyak pengertian. Skinner mengatakan belajar mandiri
tidak berarti harus belajar secara individual (dalam Yamin: 2012:115). Belajar mandiri
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

bukan merupakan usaha untuk mengasingkan siswa dari teman belajar dan dosen. Siswa
boleh bertanya, berdiskusi ataupun meminta penjelasan dariorang lain. Kemandirian
belajar akan terbentuk dari proses belajar mandiri. Hal yang terpenting dalam proses
belajar adalah peningkatan kemampuan dan ketrampilansiswa dalam proses belajar
tanpa bantuan orang lain, sehingga pada akhirnya siswa tidak tergantung pada guru,
pembimbing, teman, atau orang lain dalam belajar. Kemandirian belajar ini juga dituntut
dalam kurikulum matematika. Tuntutan pengembangan kemampuan kemandirian belajar
yang tertulis dalam kurikulum matematika antara lain menyebutkan bahwa pelajaran
matematika harus menanamkan sikap menghargai matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian minat dalam mempelajari matematika sikap mandiri,
ulet dan percaya diri dan pemecahan masalah.
Masih banyak siswa yang belum bisa menjadi pembelajar mandiri. Sebagai contoh, (1)
siswa tidak melakukan persiapan sebelum menghadapi pembelajaran di sekolah, dan
mempelajari materi pembelajaran hanya apabila akan dilaksanakan tes, (2) ketika
mengerjakan suatu materi yang diterapkan pada persoalan nyata siswa cenderung sulit
untuk mengerjakan walaupun sebenarnya sama dengan persoalan yang ada, (3) dan
apabila diminta untuk maju ke depan mengerja kansuatu soal hanya menunggu teman
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

yang lain untuk mengerjakannya di depan kelas.


Selama ini guru jarang melihat kemandirian belajar siswa-siswanya. Untuk itu penulis
ingin membuat angket yang berguna untuk melihat kemandirian belajar siswa, dan
penulis juga akan mengujicobakan angket ini terhadap siswa SMP sebanyak 42 siswa
dengan soal angketnya sebanyak 40 soal. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah
angket yang penulis berikan dapat dijadikan ukuran untuk melihat kemandirian belajar
siswa SMP di kota Langsa.
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penulisan makalah ini adalah:
1. Berapa jumlah butir angket yang valid dari hasil validitas angket?
2. Bagaimana tingkat kepercayaan reliabilitas angket?
3. Apakah angket yang penulis berikan dapat dijadikan ukuran untuk melihat
kemandirian belajar siswa SMP di kota Langsa.
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

1. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Jumlah butir angket yang valid dari hasil validitas angket
2. Tingkat kepercayaan reliabilitas angket
3. Angket yang penulis berikan dapat dijadikan ukuran untuk melihat kecerdasan
emosional siswa SMP di kota Langsa.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Kemandirian Belajar
Menurut Busnawir, kemandirian belajar berasal dari kata mandiri yang berarti keadaan
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

dapat berdiri sendiri tidak bergantung pada orang lain, atau menggunakan kekuatan
sendiri. Sedangkan kemandirian dalam belajar dapat diartikan sebagai belajar aktif, yang
didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suaatu
masalah, dan dapat dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah
dimiliki. Disini belajar mandiri lebih dimaknai sebagai usaha siswa untuk
melakukankegiatan belajar yang didasari oleh niat dan motifnya untuk menguasai suatu
kompetensi tertentu.
Selanjutnya, menurut Fauzi (2011), ada beberapa alasan yang berkaitan dengan
pentingnya kemandirian belajar bagi siswa yaitu: (1) tuntutan kurikulum agar siswa dapat
menghadapi persoalan di dalam kelas maupun di luar kelas yang semakin kompleks; (2)
mengurangi ketergantungan siswa dengan orang lain di dalam kehidupan sehari-hari.
Prinsip-prinsip pembelajaran mandiri yang digunakan guru di dalam kelas, yaitu dalam
ketegori penilaian diri, sebagai refleksi untuk menganalisis cara belajar mereka,
mengevaluasi pemahaman mereka dan model pemantauan kognitif.
Siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi cenderung belajar lebih baik dalam
pengawasannya sendiri dari pada dalam pengawasan program, mampua memantau,
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

mengevaluasi dan mengatur belajarnya secara efektif, menghemat waktu dalam


menyelesaikan tugasnya, dan mengatur belajar serta waktu secara efisien.
Chamot (dalam Ellianawati 2010:36) mengatakan bahwa pada kemandirian belajar adalah
sebuah situasi belajar di mana pebelajar memiliki kontrol terhadap proses pembelajaran
tersebut melalui penerapan strategi yang sesuai, penguatan dalam pengambilan
keputusan dan motivasi belajar, sedangkan menurut Ridley, dkk (1992:294)
mendefinisikan kemandirian belajar terdiri dari tiga hal yaitu: (1) mengembangkan
metakognitif pribadi, lingkungan dan situasi (2) membangun dan memfokuskan niat siswa
untuk merencanakan tujuan, dan (3) strategi pengelolaan sumber daya yang mengacu
pada pelaksanaan dan mengontrol pencapaian tujuan.
Dari beberapa pendapat tersebut ada dua ciri khusus yang dapat disimpulkan untuk
memahami kemandirian belajar. Kedua hal tersebut adalah; (1) siswa diasumsikan
memiliki kesadaran diri atas potensi yang dimiliki dan dapat menggunakan secara baik
dalam proses pengaturan diri atas potensi yang dimiliki dan dapat menggunakan secara
baik dalam proses pengaturan diri untuk mencapai hasil belajar yang optimal, (2) Siswa
memiliki orientasi diri terhadap siklus umpan balik selama proses belajar berlangsung.
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

Dalam siklus umpan balik tersebut memonitor derajat efektifitas metode belajar atau
strategi belajar dan respon-respon yang dilakukan untuk mencapai hasil melalui berbagai
cara yang senantiasa diperbaiki.
Kemandirian belajar memiliki manfaat yang banyak terhadap kemampuan kognisi, afeksi,
dan psikomotorik siswa (Yamin, 2012:118) yaitu:
1. Memupuk tanggung jawab
2. Meningkatkan keterampilan
3. Memecahkan masalah
4. Mengambil keputusan
5. Berfikir kreatif
6. Berfikir kritis
7. Percaya diri yang kuat
8. Menjadi guru bagi dirinya sendiri
Peserta didik yang memiliki kemandirian belajar yang kuat dan positif mampu
menentukan sendiri tujuan-tujuan belajarnya, mampu menunjukkan rasa kemampuan
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

diri untuk meraih target yang hendak dicapai, penataan lingkungan untuk menopang
pencapaian target, menentukan sendiri bagaimana mendapatkan social support agar
dapat sukses, melakukan evaluasi diri, dan memonitor kegiatan belajarnya.
Menurut Zimmerman (2008:153) siklus kemandirian belajar yang terdiri dari tiga fase
yaitu:
1. Fase pemikiran awal (Forethought)
Fase ini meliputi hal-hal yang mempengaruhi proses kemandirian belajar dan keyakinan
peserta didik, serta menetapkan tujuan belajar. Fase ini terdiri dari lima proses yaitu:
1. Penetapan tujuan (Goal getting)
Peserta didik harus menentukan tujuan/target belajar mereka sendiri sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki.
1. Perencanaan Strategi (Strategic Planning)
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

Peserta didik memiliki strategi-strategi atau metode belajar agar tercapai tujuan belajar
yang telah dirumuskan sebelumnya.
1. Kepercayaan diri (self-efficasy)
Peserta didik memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk melaksanakan proses
belajar atau mengerjakan tugas pada tingkatan yang ditetapkan.
1. Orientasi Tujuan (Goal-orientation)
Keyakinan mengenai tujuan belajar peserta didik yang memiliki learning-goal-orientation
cenderung untuk fokus pada kemajuan belajar mereka dari fokus pada persaingan yang
ada dan mereka cenderung untuk belajar lebih efektif dari peserta didik yang memiliki
performance goal-orientation.
1. Ketertarikan instrinsik (instrinsic interest)
Peserta didik yang memiliki ketertarikan terhadap tugas sekolahnya akan terus berusaha
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

untuk belajar walaupun tidak diberi reward oleh guru, teman maupun orang tua.
2. Fase Performasi/kontrol kamauan (performanc/volitional control)
Fase ini meliputi proses-proses yang terjadi selama belajar dan hal apa saja yang
mempengaruhi perhatian peserta didik terhadap tugas serta tindakan yang dilakukan
peserta didik pada saat belajar/mengerjakan tugas. Fase ini terdiri dari tiga proses:
1. Memfokuskan perhatian (Attention focusing)
Menekankan pada kebutuhan peserta didik untuk tetap fokus dari hal-hal yang dapat
mengganggu proses belajar serta dari persaingan yang ada.
1. Intruksi diri (self intruction)
Peserta didik memberitahukan pada dirinya sendiri bagaimana cara menyelesaikan tugas
dengan menggunakan strategi-strategi yang sudah ditetapkan, seperti bagaimana
memecahkan soal matematika.
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

1. Memperhatikan diri (self monitoring)


Peserta didik dengan sengaja terus-menerus memberikan perhatian terhadap
perkembangan belajar mereka.
3. Fase refleksi diri (self-reflection)
Fase ini terjadi setelah peserta didik menampilkan tugas yang dikerjakannya, dan peserta
didik memberikan evaluasi terhadap usaha yang telah mereka lakukan. Fase ini terdiri
dari empat proses yaitu:
1. Evaluasi diri (self evaluation)
Peserta didik mengevaluasi apakah hal-hal yang mereka pelajari sudah mencapai tujuan
yang mereka rumuskan sebelumnya.
1. Atribusi (Attribution)

open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

Proses ini sangat penting dalam self-reflection karena kesalahan atribusi terhadap
kemampuan peserta didik bereaksi negatif dan akhirnya menyerah. Atribusi ini
dipengaruhi oleh faktor personal dan lingkungan seperti goal orientasi, kondisi tugas, dan
seberapa bagus orang lain mengenakan tugas yang ditentukan self-regulated learning
cenderung menganggap penyebab satu kegagalan karena kesalahan dalam pemeriksaan
sedangkan penyebab dari kesuksesan karena kompetensi dari yang dimiliki.
1. Reaksi diri (self reaction)
Peserta didik membuat respon evaluatif terhadap pertunjukan diri mereka sendiri (seperti
baik atau buruk).
1. Kemampuan beradaptasi (adaptiving)
Peserta didik mampu menyesuaikan strategi yang sudah digunakan dengan tugas
berikutnya. Jika strategi yang digunakan sebelumnya tidak sesuai maka peserta didik
mampu mencari inisiatif sendiri untuk menentukan strategi lain yang sesuai dengan
tugas mereka. Proses adaptasi ini membutuhkan latihan yang berulang-ulang.
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

Selanjutnya, dalam Zimmerman (2008:168) sebuah penelitian yang dilakukan oleh


Zimmerman dan Martinez Port telah menghasilkan penggolongan perilaku belajar dalam
14 kategori strategi kemandirian belajar yang telah dijabarkan sebagai berikut:
1. Evaluasi terhadap kemajuan tugas (self evaluating)
Merupakan inisiatif peserta didik untuk mampu mengevaluasi kualitas tugas dan
kemajuan pekerjaannya.
2. Mengatur materi pelajaran (organization and transforming)
Strategi ini menandakan perilaku overt dan covert dari peserta didik untuk mengatur
materi yang dipelajari dengan tujuan meningkatkan efektivitas proses belajar.
3. Membuat rencana dan tujuan belajar (goal setting and planning)
Strategi ini merupakan pengaturan peserta didik terhadap tujuan khusus dan umum dari
belaja dalam urusan pengerjaan tugas, waktu dan menyelesaikan kegiatan yang
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

berhubungan dengan tujuan tersebut.


4. Mencari informasi (seeking information)
Peserta didik berusaha mencari informasi di luar sumber-sumber sosial ketika
pengerjaan tugas.
5. Mencatat hal yang penting (keeping record and monitoring)
Pendidik berusaha mencatat hal-hal penting yang berhubungan dengan topik pelajaran.
6. Mengatur lingkungan belajar (enviromental structuring)
Peserta didik berusaha mengatur lingkungan belajar dengan cara tertentu sehingga
membantu mereka untuk belajar lebih baik.
7. Konsekuensi setelah mengerjakan tugas (self-consequenting)

open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

Peserta didik memiliki konsekuensi untuk menerima reward ataupun punishment jika
sukses ataupun gagal dalam mengerjakan tugas atau ujian.
8. Mengulang dan mengingat (reheasing and memorizing)
Peserta didik berusaha mengulang dan mengingat bahan bacaan dengan perilaku yang
covert dan overt.
9. Meminta bantuan teman (seek per assistance)
10. Meminta bantuan orang dewasa (seek adult assistance)
11. Meminta bantuan guru (seek teacer assistance)
12. Mengulang catatan (review notes)
Sebelum mengikuti ujian, peserta didik mengulang-ulang catatan sehingga bisa
menjawab soal ujian.
3. Mengulang tugas/tes sebelumnya (review text/work)
Soal-soal ujian terdahulu tentanngbtopik-topik tertentu, juga tugas-tugas yang telah
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

Soal-soal ujian terdahulu tentanngbtopik-topik tertentu, juga tugas-tugas yang telah


dikerjakan, dijadikan sumber informasi untuk belajar.
4. Membaca ulang buku pelajaran (review text books)
Membaca buku merupakan sumber informasi yang dijadikan penunjang catatan sebagai
sarana belajar.

1. Pengertian Instrumen Non-tes


Pada saat melakukan penelitian di bidang pendidikan, peneliti biasanya akan
menggunakan dua macam bentuk instrumen yaitu instrumen berbentuk tes dan non tes
Instrumen dalam lingkup evaluasi pendidikan didefinisikan sebagai perangkat untuk
mengukur hasil belajar siswa yang mencakup hasil belajar dalam ranah kognitif, afektif
dan psikomotorik.
Instrumen berbentuk tes digunakan untuk mengukur prestasi belajar. Instrumen non tes
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

digunakan untuk mengukur aspek lain seperti sikap. Instrumen non tes seringkali
digunakan tanpa menguji objek/subjek penelitian tetapi digunakan dengan cara tertentu,
tujuan utamanya biasanya adalah untuk mendapatkan beragam informasi terkait kondisi
objek/subjek yang sedang diteliti.
Menurut Hasyim, Penilaian non-tes adalah penilaian yang mengukur kemampuan siswa
secara langsung dengan tugas-tugas rill dalam proses pembelajaran. Contoh penilaian
non test banyak pada keterampilan menulis untuk bahasa, percobaan laboratorium sains,
bongkar pasang mesin, teknik dan sebagainya.
Instrument non-tes adalah instrumen selain tes prestasi belajar. Alat penilaian yang dapat
digunakan antara lain adalah lembar pengamatan/observasi( seperti catatan harian,
portofolio) dan instrument tes sikap, minat, dan sebagainya. Pada prinsipnya, prosedur
penulisan butir soal untuk instrument non tes adalah sama dengan prosedur penilaian
tes pada tes prestasi belajar, yaitu menyusun kisi-kisi tes, menuliskan butir soal
berdasarkan kisinya, telaah, validasi uji coba akhir, perbaikan butir berdasarkan hasil uji
coba.

open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

Instrumen non tes digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa dari ranah sikap
hidup ( afektif domain) dan ranah keterampilan ( psychomotoric domain ) , sedangkan
tehnik tes digunakan untuk mengukur ranah kognitif ( proses berfikir ). Kedua instrument
ini sangat penting digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa.
Berdasarkan pengertian di atas, Instrumen Non-tes dalam Evaluasi Pembelajaran
merupakan alat untuk mengevaluasi hasil belajar siswa dan keberhasilan proses
pembelajaran tanpa menggunakan tes baik dalam bentuk lisan ataupun non lisan.
Instrumen Non-tes memegang peranan dalam mengevaluasi dari segi sikap (ranah
afektif) khususnya dan bisa juga untuk mengevaluasi keterampilan ( ranah psikomotorik).
Teknik yang digunakan dalam evaluasi non-tes yakni seperti : observasi, wawancara,
angket, daftar cek, skala penilaian, dan lain sebagainya yang dapat dilakukan guru untuk
mengevaluasi peserta didiknya.
1. Macam-Macam Instrument Non Tes
2. Observasi (Pengamatan)
Secara umum, pengertian observasi/pengamatan adalah cara menghimpun bahan-bahan
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

keterangan (data) yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan


secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan pengamatan.
Pengamatan/observasi merupakan suatu alat penilaian yang pengisiannya dilakukan oleh
pendidik atas dasar pengamatan terhadap perilaku peserta didik yang sesuai dengan
kompetensi yang hendak diukur. Pengamatan dapat dilakukan dengan menggunakan
antara lain lembar pengamatan penilaian portofolio dan penilaian kecakapan hidup.
Pelaksanan pengamatan sikap dapat dilakukan pendidik pada sebelum mengajar, saat
mengajar, dan sesudah mengajar. Perilaku minimal yang dapat dinilai dengan
pengamatan untuk perilaku/budi pekerti peserta didik, misalnya ketaatan pada ajaran
agama, toleransi, disiplin, tanggung jawab, kasih sayang, gotong royong, kesetiakawanan,
hormat menghormati, sopan santun, dan jujur.
Observasi/pengamatan dapat dilakukan baik secara partisipatif maupun nonpartisipatif.
Observasi dapat pula berbentuk eksperimental yaitu observasi yang dilakukan dalam
situasi buatan atau berbentuk observasi yang dilakukan dalam situasi yang wajar. Pada
observasi berpartisipasi, observer( dalam hal ini pendidik yang sedang melakukan
kegiatan penilaian, seperti guru, dosen dan sebagainya) melibatkan diri di tenggahopen in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

tenggah kegiatan observe ( dalam hal ini peserta didik sedang diamati tingkah lakunya,
seperti murid, siswa, mahasiswa dan sebgainya) sedangkan pada observasi
nonpartisipasi, evaluator berada diluar garis, seolah-olah hanya sebagai penonton belaka.
Observasi sebagai alat penilai non-tes, mempunyai beberapa kelebihan, antara lain:
1. Observasi dapat memperoleh data sebagai aspek tingkah laku anak.
2. Dalam observasi memungkinkan pencatatan yang serempak dengan terjadinya
suatu gejala atau kejadian yang penting
3. Observasi dapat dilakukan untuk melengkapi dan mencek data yang diperoleh dari
teknik lain, misalnya wawancara atau angket
4. Observer tidak perlu mengunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan objek yang
diamati, kalaupun menggunakan, maka hanya sebentar dan tidak langsung
memegang peran.
Selain keuntungan diatas, observer juga mempunyai beberapa kelemahan, antara lain:
1. Observer tidak dapat mengungkapkan kehidupan pribadi seseorag yang sangat
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

dirahasiakan. Apabila seseorang yang diamati sengaja merahasiakan kehidupannya


maka tidak dapat diketahui dengan observasi. Misalnya mengamati anak yang
menyanyi, dia kelihatan gembira, lincah. Tetapi belum tentu hatinya gembira, dan
bahagia. Mungkin sebaliknya, dia sedih dan duka tetapi dirahasiakan.
2. Apabila si objek yang diobservasikan mengetahui kalau sedang diobservasi maka
tidak mustahil tingkah lakunya dibuat-buat, agar observer merasa senang.
3. Observer banyak tergantung kepada faktor-faktor yang tidak dapat dapat dikontrol
sebelumya.
Agar pelaksanaan observasi berhasil dengan baik, diperlukan alat atau intrumen
observasi itu sendiri. Instrumen observasi adalah alat yang berfungsi sebagai pedoman
bagi observer untuk mencatat hasil pengamatannya tentang hal-hal yang menjadi bahan
observasinya. Berikut ini dijelaskan beberapa instrument obsservasi yang bisa digunakan
untuk mencatat hasil observasi, yaitu daftar cek ( check list ) , catatan insedental (
anecdotal recort), dan skala penilaian.
2. Wawancara ( Interview)
Secara umum yang dimaksud dengan wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan Tanya jawab lisan secara sepihak,
berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.
Ada dua jenis wawancara yang dapat dipergunakan sebagai alat evaluasi, yaitu:
1. Wawancara terpimpin yang juga sering dikenal dengan istilah wawancara
berstruktur atau wawancara sistematis.
2. Wawancara tidak terpimpin yang sering dikenal dengan istilah wawancara
sederhana atau wawancara tidak sistematis atau wawancara bebas.
Dalam wawancara terpimpin, evaluator melakukan Tanya jawab lisan dengan pihak-pihak
yang diperlukan, misalnya wawancara dengan peserta didik, wawancara dengan orang tua
atau wali murid dan lain-lain, dalam rangka menghimpun bahan-bahan keterangan untuk
penilaian terhadap peserta didiknya. Wawancara ini sudah dipersiapkan secara matang,
yaitu dengan berpegang pada panduan wawancara yang butir-butir itemnya terdiri dari
hal-hal yang dipandang perlu guna mengungkap kebiasaan hidup sehari-hari dari peserta
didik, hal-hal yang disukai dan tidak disukai, keinginan atau cita-citanya, cara belajarnya,
cara menggunakan waktu luangnya, bacaannya, dan sebagainya.
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

Agar hasil wawancara sesuai dengan apa diinginkan oleh pewawancara, maka
pewawancara harus :
1. Membuat pedoman wawancara, yaitu berupa daftar pertanyaan yang akan
ditanyakan kepada orang yang akan diwawancara.
2. Merekam pelaksanaan wawancara untuk menganalisis jawaban dari orang yang
diwawancara ( responden ).
Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam
menggunakan metode interview dan juga kuesioner (angket) adalah sebagai berikut:
1. Bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat
dipercaya.
3. Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti
kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti.
Langkah langkah penyelenggaraan wawancara adalah sebagai berikut :
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

1. Tahap persiapan
Meliputi langkah menetapkan variabel-variabel yang akan diukur, membuat pedoman
wawancara. Pedoman wawancara ini meliputi: identitas siswa, masalah yang dialami,
daftar pertanyaan beserta deskripsi jawaban siswa.
1. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini wawancara mempersiapkan pedoman wawancara yang akan dipakai.
Kemudian pewawancara mengadakan kontrak dengan siswa/ responden untuk
menentukan waktu dan tempat diadakan wawancara. Selanjutnya menentukan taktik
wawancara. Ada beberapa kode etik yang ditetapkan bagi pewawancara dalam
melaksanakan tugasnya, yaitu: Cermat, Obyektif, Jujur dalam mencatat jawaban, Netral,
Menulis jawaban responden secara lengkap, Menaruh perhatian dan penuh pengertian,
Sanggup membuat responden tenang dan bersedia untuk menjawab pertanyaan, Harus
menghargai responden. Adapun sikap pewawancara selama proses wawancara meliputi:
Ramah, Hindarkan ketegangan, Hindarkan kata-kata atau bahasan yang menimbulkan
sugesti.
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

1. Tahap analisis hasil


Beberapa langkah yang perlu diperhatikan selama analisis data ialah:
1. Pengelompokan variabel yang akan ditabulasi, seperti: variabel tempat belajar,
waktu belajar, strategi belajar, fasilitas belajar, dan sebagainya.
2. Pemberian skor jawaban, penyekoran ini tentu tidak lepas dengan bentuk
pertanyaan ataupun jawaban yang diharapkan. Kemudian ditabulasi terfhadap
variabel masing-masing.
3. Hasil tabulasi tersebut akn diketahui frekuensi setiap variabel, yang selanjutnya
dapat memberikan simpulan dan intrepetasinya.

3. Angket
Angket juga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam rangka penilaian hasil belajar.
Berbeda dengan wawancara di mana penilaian ( evaluator ) berhadapan secara lansung (
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

face to face) dengan peserta didik atau pihak lainnya, maka dengan menggunakan angket,
penggumpulan data sebagai bahan penilaian hasil belajar jauh lebih praktis, menghemat
waktu dan tenaga. Hanya saja, jawaban-jawaban yang diberikan acapkali tidak sesuai
dengan kenyataan yang sebenarnya, apalagi jika pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
dalam angket itu kurang tajam, sehingga memungkinkan bagi responden untuk
memberikan jawaban yang diperkirakan akan melegakan atau memberikan kepuasan
kepada pihak penilai.
Angket dapat diberikan lansung kepada peserta didik, dapat pula diberikan kepada para
orang tua mereka. Pada umumnya tujuan penggunaan angket atau kuesioner dalam
proses pembelajaran terutama adalah untuk memperoleh data mengenai latar belakang
peserta didik sebagai salah satu bahan menganalisis tingkah laku dalam proses belajar
mereka. Disamping itu juga dimaksudkan untuk memperoleh data sebagai bahan dalam
menyusun kurikulum dan program pembelajaran.
Data yang dapat dihimpun melalui kuisioner misalnya adalah data yang berkenaan
dengan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh para peserta didik dalam mengikuti
pelajaran, cara belajar mereka, fasilitas belajarnya, bimbingan belajar, motivasi dan minat
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

belajarnya, sikap belajarnya, sikap terhadap mata pelajaran tertentu, pandangan siswa
terhadap proses pembelajaran dan sikap mereka terhadap guru.
Langkah langkah penyelenggaraan angket adalah sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
Langkah pertama yang dilakukan dalam menyusun angket ialah memerinci atau
menjabarkan variabel-variabel yang akan diukur. Langkah kedua menetapkan model
jawaban yang ditentukan oleh bentuk jawaban yang dikehendaki dari variabel angket
tertentu. Adapun langkah-langkah menyusun angket, yaitu :
1. Pengantar
Isi dari pengentar ini ialah mengadakan pendekatan terhadap responden agar bersedia
memberi keterangan yang dibutuhkan.
1. Petunjuk pengisian
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

Petunjuk pengisian ini harus dirancang dengan baik dan jelas sebab akan mempermudan
responden dalam mengisi setiap butir pertanyaan. Petunjuk pengisian angket hendaknya
dirimuskan dengan bahasa yang sederhana, singkat dan mudah dimengerti, petunjuk
memuat tentang cara mengisi angket
1. Penyusunan butir pertanyaan
Yang harus diperhatikan dalam menyusun butir pertanyaan adalah susunan kalimat
hendaknya sederhana dan jelas, gunakan kata-kata yang tidak mempunyai arti ganda,
pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan responden, hindarkan kata-kata
yang bersifat sugestif, pertanyaan jangan bersifat memaksa untuk dijawab, pertanyaan
jangan menuntut siswa/ responden untuk berpikir terlalu berat, gunakan kata-kata yang
netral, hindarkan kata-kata yang tidak berguna atau tidak perlu.
1. Penutup : Berisi ucapan terima kasih kepada responden atau siswa karena
dedikasinya dalam bekerja sama untuk kepentingan bimbingan
2. Tahap Pelaksanaan

open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

Pada tahap ini kita mempersiapkan instrumen angket dan lembar jawaban yang
diperlukan. Kemudian membagikan instrumen tersebut untuk diisi responden.
Selanjutnya kita membacakan petunjuk pengisiannya dan mengecek jumlah responden
yang sudah mengembalikan angket dan lembar jawabannya.
3. Tahap Analisis Hasil
Pada tahap ini dilakukan penyekoran terhadap jawaban responden. Penyekoran ini
dibedakan atas penyekoran terhadap pertanyaan-pertanyaan tertutup atau berstruktur
dengan model jawaban yang sudah tersedia dan terbatas serta penyekoran terhadap
pertanyaan terbuka atau tidak berstruktur yang memerlukan jawaban uraian bebas.
Selanjutnya, akan diperoleh gambaran menyeluruh tentang responden.
4. Pemeriksaan Dokumen
Pemeriksaan dokumen merupakan salah satu cara untuk mengukur prestasi belajar anak,
yaitu dengan cara melakukan pemerikasaan terhadap dokumen-dokumen yang memuat
informasi mengenai riwayat hidup, seperti kapan dan dimana peserta didik dilahirkan,
agama yang dianut, jenis penyakit yang diderita dan lain sebagainya.
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

Berbagai informasi tentang peserta didik dan latar be;akang keluarganya sangat
membantu guru untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik. Informasi tersebut dapat
direkam melalui sebuah dokumen berbentuk formulir atau blannko isian, yang harus diisi
pada saat peserta didik untuk pertama kali diterima sebagai siswa di sekolah yang
bersangkutan.
5. Studi Kasus
Studi kasus adalah suatu prosedur evaluasi dalam upaya mempelajari satu orang siswa
atau sekelompok siswa yang dijadikan sebagai kasus, dengan cara menghimpun data dan
informasi dari semua pihak yang terkait dengan kasus tersebut, dan dengan berbagai
tehnik pengukuran yang relevan. Informasi yang dikumpulkan antara lain hal-hal yang
berkenaan dengan informasi umum, situasi masyarakat yang mempenagaruhi siswa
tersebut, latar belakang keluarga, catatan sekolah, abilitas mental. Kondisi jasmaniah dan
pengalaman-pengalaman di luar sekolah. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi
mempelajari catatan, observasi, pembahasan, pertemuan, analisis, kunjungan dan
sebagainya.
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

Studi kasus sama juga seperti alat penilaian hasil belajar yang lain yaitu mempunyai
kelebihan dan kelemahan salah kelebihan studi kasus adalah dapat mempelajari
seseorang secara mendalam dan komprehensif, sehingga karakternya dapat diketahui
selengkap-lengkapnya, Sedangkan kelemahannya adalah hasil studi kasus tidak dapat
digeneralisasikan, melainkan hanya berlaku untuk peserta didik itu saja.
6. Penugasan
Penilaian dengan penugasan adalah suatu teknik penilaian yang menuntut peserta didik
melakukan kegiatan tertentu di luar kegiatan pembelajaran di kelas. Penilaian dengan
penugasan dapat diberikan secara individual atau kelompok. Penilaian dengan
penugasan dapat berupa tugas atau proyek.Tugas adalah kegiatan yang dilakukan oleh
siswa secara terstruktur di luar kegiatankelas, misalnya mengamati suatu obyek.
Hasil pelaksanaan tugas ini bisa berupa hasil karya, berupa laporan hasil praktikum.
Dalam pelaksanaan pemberian ada hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu banyaknya tugas
setiap mata pelajaran diusahakan agar tidak memberatkan siswa karena memerlukan
waktu untuk istirahat, bermain, belajar mata pelajaran lain, bersosialisasi dengan teman,
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

dan lingkungan sosial lainnya. Selain itu, jenis dan materi pemberian tugas harus
didasarkan kepada tujuan pemberian tugas yaitu untuk melatih siswa menerapkan atau
menggunakan hasil pembelajarannya dan memperkaya wawasan pengetahuannya.
Materi tugas dipilih yang esensial sehingga siswa dapat mengembangkan keterampilan
hidup yang sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, perkembangan, dan lingkungannya.
Diupayakan pemberian tugas dapat mengembangkan kreativitas dan rasa tanggung jawab
serta kemandirian.
Proyek adalah suatu tugas yang melibatkan kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan
pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. Tahapan dalam tugas
proyek yaitu pertama tahap Persiapan : kemampuan membuat perencanaan, merancang
kegiatan, dan mengembangkan suatu ide. Kedua Tahap Produksi : kemampuan memilih
dan menggunakan bahan, peralatan, dan langkah-langkah kerja. Ketiga tahap Pelaporan :
kemampuan melaporkan hasil pelaksanaan proyek, kendala yang dihadapi, kelengkapan
dan keruntutan laporan. (Disnawati, 2012)
1. Angket (Questionnare)

open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

Dalam penelitian ini instrumen non test yang digunakan adalah berupa instrumen angket
(Questionnare).
1. Pengertian Angket (Questionnare)
Angket atau kuesioner adalah instrumen penelitian yang berupa daftar pertanyaan untuk
memperoleh keterangan dari sejumlah responden (sumber yang diambil datanya melalui
angket). Angket atau kuesioner dapat disebut sebagai wawancara tertulis, karena isi
kuesioner merupakan satu rangkaian pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada
responden dan diisi sendiri oleh responden.
Pada dasarnya angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang
akan diukur (responden). Pada umumnya tujuan penggunaan angket atau kuesioner
dalam proses pembelajaran terutama adalah untuk memperoleh data mengenai latar
belakang peserta didik sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan
proses belajar mereka. Hal ini juga disampaikan oleh Yusuf (dalam Arniatiu, 2010) yang
menyatakan kuisioner adalah suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan
objek yang dinilai dengan maksud untuk mendapatkan data.
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

Menurut Kusumah (2011:78), Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang diberikan
kepada subjek yang diteliti untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan peneliti.
Sedangkan menurut Sugiyono (2011:199-203), Angket adalah teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang
efisien jika peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang tidak
bisa diharapkan dari responden. Angket sebagai teknik pengumpulan data sangat cocok
untuk mengumpulkan data dalam jumlah besar. Selanjutnya, Walgito (1999:35-37)
menjelaskan bahwa kuesioner atau angket adalah metode pengumpulan data penelitian
dengan menggunakan daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.
Tujuan dari teknik evaluasi dengan angket itu sama dengan teknik evaluasi observasi
yaitu untuk mengumpulkan informasi. Selain itu teknik evaluasi angket ini juga bertujuan
membimbing siswa untuk belajar efektif sampai tingkat penguasaan tertentu, mendorong
siswa untuk lebih kreatif dalam belajar serta untuk membantu anak yang lemah atau
kesulitan belajar. Jadi teknik evaluasi angket ini nantinya akan menjadi pertimbangan
guru dalam memilih model dan metode yang sesuai dengan karateristik dan kemampuan
siswanya.
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

Angket memiliki ciri-ciri khusus yaitu :


1. Berkepentingan dengan sumber data (responden)
2. Perlu menyusun daftar pertanyaan tertulis sesuai dengan informasi atau
keterangan yang diperlukan dari responden
3. Perlu menyebarkan angket dan menghimpunnya kembali setelah diisi responden
2. Jenis-Jenis Angket
Angket sebagai instrumen pengumpulan data dibuat untuk memperoleh informasi yang
relevan dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian, kita mengenal beberapa jenis angket,
yaitu sebagai berikut :
1. a) Angket tertutup,
yaitu angket yang apabila pertanyaannya disertai dengan pilihan jawaban yang sudah
ditentukan oleh peneliti, dapat berbentuk ya atau tidak, dan dapat pula berbentuk
sejumlah alternatif atau pilihan ganda. Apabila jawaban terlebih dahulu ditentukan
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

pilihannya, maka tertutuplah kesempatan bagi responden untuk menggunakan jawaban


lain menurut keinginan sendiri.
1. b) Angket terbuka,
yaitu angket yang apabila dalam daftar pertanyaan tidak diberi pilihan jawaban, sehingga
memberi kebebasan kepada responden untuk menjawab sesuai dengan keinginannya
sendiri. Dalam hal ini responden dapat leluasa untuk mengemukakan pendapat karena
dalam menjawab pertanyaan sesuai dengan keinginan mereka sendiri.
1. c) Kombinasi antara angket terbuka dan angket tertutup,
yaitu angket di mana dalam daftar pertanyaan, selain menentukan atau memberikan
alternative jawaban juga memberi keleluasan kepada responden untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan. Pembuatan angket ini misalnya dimulai dengan membuat angket
tertutup dengan mengemukakan sejumlah alternative jawaban, setelah itu masih diberi
kebebasan untuk memberi jawaban tambahan.

open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

1. d) Angket langsung,
yaitu angket di mana responden menjawab tentang dirinya.
1. e) Angket tidak langsung,
yaitu angket di mana responden menjawab tentang orang lain.
3. Keuntungan dan Kelemahan Angket
Penggunaan angket dalam pengumpulan data memiliki beberapa keuntungan dan
kelemahan.
1. a) Keuntungan Angket
Dalam suatu penelitian, pengumpulan data dengan menggunakan angket memiliki
beberapa keuntungan di antaranya adalah sebagai berikut.

open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

1. Tidak memerlukan kehadiran seorang peneliti.


2. Dapat dibagikan secara serentak kepada responden.
3. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatan masing-masing, dan menurut
waktu senggang responden.
4. Dapat dibuat anonim, sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu-malu
menjawab.
5. Dapat dibuat terstandar, sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan
yang benar-benar sama.
6. Mudah pengisiannya karena responden tidak perlu menuliskan buah pikirannya.
7. Tidak memerlukan banyak waktu untuk mengisinya.
8. Lebih besar harapan untuk dikembalikan.
9. Lebih mudah pengolahannya.
10. Dapat menjangkau responden dalam jumlah besar.
1. b) Kelemahan Angket
Selain mempunyai beberapa keuntungan, pengumpulan data dengan menggunakan
angket juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya adalah sebagai berikut.

open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

(1) Responden sering tidak teliti dalam menjawab, sehingga ada pertanyaan yang terlewati
tidak dijawab.
(2) Seringkali sukar diberi validitasnya.
(3)Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan
jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.
(4) Seringkali angket tidak dikembalikan, terutama jika dikirim lewat pos.
(5)Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-kadang ada yang terlalu
lama, sehingga terlambat.
(6) Pilihan jawaban mungkin tidak mencakup apa yang terkandung dalam hati responden.
(7) Jawaban responden sudah diarahkan oleh peneliti, sehingga kurang ada kebebasan
secara leluasa dari responden.
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

(8) Jawaban dari responden terkadang seadanya, bisa jadi tidak dalam keadaan yang
sesungguhnya, karena dalam pilihan jawaban ada yang paling baik, dan pilihan itu
cenderung dipilih oleh responden, padahal dalam kenyataannya tidak seperti itu.
4. Petunjuk Pembuatan Angket
Angket adalah alat untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam memecahkan
masalah penelitian. Masalah tersebut harus dirumuskan dengan jelas dan dianalisis
menjadi submasalah yang dijadikan pegangan dalam mengemukakan hipotesis. Oleh
karena itu dalam membuat angket kita hendaknya memerhatikan hal-hal berikut ini.
1. a) Memakai bahasa yang sederhana, karena yang dihadapi adalah orang-orang
yang berbeda karakteristik dan pengetahuan, sehingga hindari istilah teknis, serta
pilih kata-kata yang mengandung arti sama bagi semua orang.
2. b) Memakai kalimat yang pendek, karena kalimat majemuk, panjang, dan berbelitbelit akan mempersulit pemahaman responden.
3. c) Menghindari pertanyaan yang menyangkut harga diri dan bersifat pribadi.
4. d) Menyusun angket dengan sesingkat-singkatnya, sehingga tidak memakan waktu
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

yang lama.
5. f) Dalam daftar pertanyaan hindari kata-kata yang menyinggung perasaan
responden atau usaha untuk memberikan pemahaman kepada responden
terhadap angket yang kita buat.
1. Angket Kemandirian Belajar
Kemandirian belajar siswa diperoleh melalui angket tertutup yang disusun dan
dikembangkan berdasarkan 14 aspek kemandirian belajar, yaitu evaluasi terhadap
kemajuan tugas, mengatur mata pelajaran, membuat rencana dan tujuan belajar, mencari
informasimengatur lingkungann belajar, mengulang dan mengingat, meminta bantuan
teman, guru, dan orang dewas, dan mengulang tugas/tes sebelumnya. Angket
kemandirian belajar siswa berisi 40 item pernyataan.
Pernyataan-pernyataan dalam angket diukur dengan menggunakan skala Likert.
Menurut Ridwan (2007:87) skala Likert yaitu suatu skala yang digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial. Jawaban dari setiap item memiliki gradasi dari sangat positif
sampai dengan yang negatif, yang berupa kata-kata seperti: selalu, sering, kadangopen in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

kadang, jarang, dan tidak pernah. Dengan demikian dalam pengukuran variabel
penelitian, responden diminta untuk menyatakan presepsinya dengan memilih salah
satu dari alternatif jawaban dalam skala satu sampai lima.
Pernyataan pada angket kemandirian belajar disusun dari pernyataan-pernyataan posotif
dan negatif. Hal ini dimaksud agar siswa tidak asal menjawab karena suatu kondisi
pernyataan yang monoton dan membuat siswa cenderung malas berfikir. Selain itu,
pernyataan positif dan negatif dapat menuntut siswa untuk membaca pernyataanpernyataan tersebut dengan teliti, sehingga data yang diperoleh dari angket kemandirian
belajar matematis menjadi akurat. Berikut skor tiap instrument:
1. a) Skor 5 : untuk jawaban selalu
2. b) Skor 4 : untuk jawaban sering
3. c) Skor 3 : untuk jawaban kadang-kadang
4. d) Skor 2 : untuk jawaban jarang
5. e) Skor 1 : untuk jawaban tidak pernah
Kisi-kisi angket kemandirian belajar selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

Tabel 3.7. Kisi-Kisi Angket Kemandirian Belajar

No

Indikator

Evaluasi terhadap kemajuan

Nomor soal

Jumlah

Pernyataan

Pernyataan

Positif

Negatif

1,2

4,5

7,8

9,10

tugas (Self-evaluating)
2

Mengatur materi pelajaran


(Organization and
transforming)

Membuat rencana dan tujuan


belajar (Goal setting and
planning)

open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

Mencari informasi (Seeking

11,12

13

14,16

15

17,18

19

20,22

21

23,24

25

26,27

28,29

information)
5

Mencatat hal-hal penting


(keeping record and
monitoring)

Mengatur lingkungan belajar


(Environmental structuring)

Konsekuensi setelah
mengerjakan tugas (selfcosequenting)

Mengulang dan mengingat


(Rehesing and memorizing)

Meminta bantuan teman,


guru, orang dewasa (seekper,

open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

teacher, adult assistance)


10

Mengulang catatan (review

30

31

32,33

34,35

36,37,38

39,40

24

16

40

notes)
11

Mengulang tugas/tes
sebelumnya (Review test/work)

12

membaca ulang buku


pelajaran (review text books)

Jumlah

1. Uji Validitas Tes


Pengujian validitas suatu tes, adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh alat ukur
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

(yang merupakan bagian tak terpisahkan dari tes sebagai suatu totalitas), dalam
mengukur apa yang harus diukur soal tersebut. Arikunto (2009:73) menjelaskan bahwa
validitas adalah suatu ukuran yang menjadi tingkat kesahihan suatu alat ukur. Validitas
butir soal dihitung dengan menggunakan rumus Korelasi product Moment dengan rumus
sebagai berikut:
Keterangan:
rXiXt = koefisien korelasi butir dengan total
Xi

= jumlah skor butir ke i

SXt

= jumlah skor total

SX2i

= jumlah kuadrat skor butir ke i

SX2t

= jumlah kuadrat skor total

open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

= jumlah responden

Setelah besarnya koefesien korelasi setiap butir dengan total diperoleh, maka dilakukan
koreksi terhadap koefisien korelasi yang telah diperoleh. Koreksi dilakukan karena
terikutnya skor butir ke dalam skor total.
Keterangan:
= koefisien koreksi antar korelasi butir dengan butir total
St

= simpangan baku skor butir total

Si

= simpangan baku skor butir ke i

SX2t

= jumlah kuadrat skor total

Kesimpulan:
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

Jika : rxy > rtabel : butir angket valid


rxy < rtabel : butir angket tidak valid
Perhitungan koefisien korelasi untuk butir soal nomor 1, diperoleh hasil sebagai berikut:
= 166

= 27556

= 5885

= 886159

= 976910

= 40

Maka :
=
=

open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

=
Dari daftar nilai kritis r untuk dan N = 40 didapat rtabel = 0,312. Dengan demikian diperoleh
rxy > rtabel yaitu < 0,312, sehingga butir soal nomor 1 dinyatakan valid.
Selanjutnya dengan cara yang sama dapat dicari validitas untuk butir soal berikutnya.
Hasil perhitungan validitas keseluruhan soal dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.1 Hasil Perhitungan Uji Validitas Tes

No

rxy

rtabel

Keterangan

No

rxy

rtabel

Keterangan

0,464

0,312

Valid

21

0,212

0,312

Tidak valid

0,55

0,312

Valid

22

0,749

0,312

Valid

0,568

0,312

Valid

23

0,299

0,312

Tidak valid

open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

0,585

0,312

Valid

24

0,766

0,312

Valid

0,498

0,312

Valid

25

0,676

0,312

Valid

0,583

0,312

Valid

26

0,625

0,312

Valid

0,662

0,312

Valid

27

0,474

0,312

Valid

0,64

0,312

Valid

28

0,39

0,312

Valid

0,684

0,312

Valid

29

0,686

0,312

Valid

10

0,292

0,312

Tidak valid

30

0,304

0,312

Valid

11

0,535

0,312

Valid

31

0,337

0,312

Valid

12

0,717

0,312

Valid

32

0,69

0,312

Valid

13

0,57

0,312

Valid

33

0,64

0,312

Valid

open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

14

0,466

0,312

Valid

34

0,749

0,312

Valid

15

0,568

0,312

Valid

35

0,544

0,312

Valid

16

0,395

0,312

Valid

36

0,73

0,312

Valid

17

0,64

0,312

Valid

37

0,747

0,312

Valid

18

0,546

0,312

Valid

38

0,626

0,312

Valid

19

0,684

0,312

Valid

39

0,686

0,312

Valid

20

0,369

0,312

Valid

40

0,662

0,312

Valid

Setelah harga rxy dikonsultasikan dengan rtabel pada dan N = 40, maka dari 40
butir soal angket yang diujicobakan, 37 soal dinyatakan valid dan 3 soal dinyatakan tidak
valid.
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

1. Uji Reliabilitas Tes


Reliabilitas adalah ketelitian suatu alat evaluasi yang menunjukkan tingkat kepercayaan
ataupun konsistensi suatu tes Arikunto (2009:75). Untuk mengetahui reliabilitas instrumen
peneliti menggunakan rumus alpha yaitu sebagai berikut:
r11 =
Keterangan :
r11

: reliabilitas yang dicari

: Jumlah varians skor tiap-tiap item


: Varians total
n

: Banyaknya item

open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

dengan rumus varians


Distribusi (Tabel r) untuk dan derajat kebebasan (dk = n 1)
Kaidah keputusan:

Jika r11 rtabel berarti reliabel, sebaliknya

Jika r11 < rtabel berarti tidak reliabel


Tabel Besar Variansi dari Setiap Butir Kuesioner yang Sahih

No.

d2i

No.

d2i

No.

d2i

0,8775

15

0,594375

29

0,849375

0,834375

16

1,04

30

0,85

open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

0,594375

17

31

0,91

1,06

18

0,9275

32

0,9975

0,749375

19

0,999375

33

0,944375

20

1,219375

34

1,824375

0,799375

22

1,824375

35

0,894375

24

1,259375

36

0,744375

1,469375

25

1,4975

37

1,219375

11

0,844375

26

0,96

38

0,91

12

0,794375

27

0,65

39

0,849375

13

0,9775

28

1,3975

40

0,799375

open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

14

0,84

Jumlah varians semua item:


0,96+ 0,65 +1,3975
+0,849375+0,85+0,91+0,9975+1+1,824375+0,894375+0,744375+1,219375+0,91+0,849375+0,799375
Varians total =
Dimasukkan kedalam rumus Alpha:
.
.
.

open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

Berdasarkan hasil pengujian pada lampiran diperoleh nilai r11 = 0,899 sedangkan nilai rtabel
= 0,321 atau r11 rtabel., jadi dapat disimpulkan bahwa tes tersebut dinyatakan reliabel.
Jadi, instrumen memenuhi syarat untuk pengumpulan data dalam penelitian ini.

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan tentang analisi butir angket di atas, dapat kita simpulkan bahwa:
1. Jumlah butir angket yang valid dari hasil validitas angket adalah 37 butir angket.
2. Tingkat kepercayaan reliabilitas angket dapat dikategorikan sangat tinggi.
3. Angket yang penulis berikan dapat dijadikan ukuran untuk melihat kecerdasan
emosional siswa SMP di kota Langsa.
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

1. Saran
Akhir dari penyajian makalah ini penulis menyarankan kepada rekan sejawat khususnya
guru mata pelajaran matematika agar dapat melakukan analisis butir angket terlebih
dahulu sebelum melakukan analisis angket agar soal angket yang diberikan nantinya
layak digunakan sehingga memberikan pengaruh yang positif terhadap siswa.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto ,Suharsimi, 2009, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.


Goleman, Daniel. 2006, Kecerdasan Emosional: Mengapa EI lebih penting dari IQ. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
http://en.wikipedia.org/wiki/Definitions_of_mathematics
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

http://naythea.multiply.com/journal/item/29/Antara_Matematika_
http://web.maths.unsw.edu.au/~jim/interview.html).
Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1999.
Nazir M. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia;Bogor;2005.
Riduwan, 2007. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula.
Bandung: Alfabeta
Segal, Jeane.2000. Melejitkan Kepekaan Emosional. Bandung: Mizan Media Utama
Thorndike, Robert M, et al. Measurement and Evaluation in Psychology and Education. New
York: MacMillan Publishing Company, 1991.

open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

Wiersma, William and Stephen G. Jurs. Educational Measurement and Testing. Boston: Allyn
and Bacon, 1990.
Zaim, Elmubarok, 2008, Membumikan Pendidikan Nilai ,Bandung: Alfabeta

Tentang iklan-iklan ini

Bagikan ini:

open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

Twitter

Facebook 1

Google

Suka
Memuat...
Jadilah yang pertama menyukai ini.

Berikan Balasan
Ketikkan komentar di sini...

Cari
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

Pos-pos Terakhir
ANALISIS BUTIR ANGKET [Makalah]

Komentar Terakhir

Arsip
Oktober 2014

Kategori
Tak Berkategori

open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

Meta
Mendaftar
Masuk log
RSS Entri
RSS Komentar
Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com. | Tema Eighties.

Ikuti

Ikuti
open in browser PRO version

Are you a developer? Try out the HTML to PDF API

pdfcrowd.com

You might also like