Professional Documents
Culture Documents
ANALISIS BUTIR
open in browser PRO version
pdfcrowd.com
ANALISIS BUTIR
ANGKET [Makalah]
Oktober 25, 2014 by widyalestari2801
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Secara umum yang dimaksud dengan instrumen adalah suatu alat yang memenuhi
persyratan akademis, sehingga dapat di pergunakan sebagai alat ukur atau pengumpulan
data mengenai suatu variable. Dalam bidang penelitian instrumen diartikan sebagai alat
untuk mengumpulkan data mengenai variable-variable penelitian untuk kebutuhan
penelitian. Sedangkan dalam bidang pendidikan instrumen digunakan untuk mengukur
prestasi belajar siswa, faktor-faktor yang diduga mempunyai hubungan atau berpengaruh
terhadap hasil belajar, perkembangan hasil belajar, keberhasilan proses belajar mengajar
open in browser PRO version
pdfcrowd.com
dan keberhasilan pencapaian suatu program tertentu (Djaali dan Pudji Mulyono, 2007).
pdfcrowd.com
guru ketahui dengan evaluasi tes. Teknik non tes dilakukan melalui pengamatan langsung
terhadap proses pembelajaran dikelas serta proses mental yang lain yang tidak dapat
guru dapatkan saat menggunakan instrumen tes. Jadi instrumen non tes dapat
memberikan gambaran yang jelas tentang psikis atau softskill yang dimiliki siswa.
Menurut (Widiyoko : 2009) teknik evaluasi non tes biasanya digunakan untuk mengukur
hasil belajar yang berkenaan dengan soft skill, terutama yang berhubungan dengan apa
yang dapat dibuat atau dikerjakan oleh peserta didik. Hal tersebut diperoleh dari hasil
pemahaman yang mereka dapatkan selama proes pembelajaran berlangsung. Dengan
kata lain, instrumen ini berhubungan dengan penampilan yang dapat diamati, dari pada
pengetahuan dan proses mental lainnya yang tidak dapat diamati dengan panca indra.
Matematika adalah bagian yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Berbagai
bentuk simbol digunakan manusia sebagai alat bantu dalam perhitungan, penilaian,
pengukuran, perencanaan dan peramalan. Meskipun peradaban manusia berkembang
pesat, namun ilmu matematika tetap digunakan, karena matematika merupakan subjek
yang sangat penting di dalam sistem pendidikan di dunia. Banyak yang telah
disumbangkan matematika bagi perkembangan peradaban manusia.
open in browser PRO version
pdfcrowd.com
Selain banyaknya penelitian tentang aspek kognitif, dalam 20 tahun terakhir ini aspek
afektif mulai ditelaah para peneliti, antara lain kemandirian belajar yang diperkirakan
dapat meningkatkan kemampuan matematika siswa. kemandirian belajar siswa juga
mempengaruhi peningkatan hasil belajar matematika siswa. Kemandirian belajar adalah
kemampuan seseorang untuk mengolah secara efektif pengalaman belajarnya sendiri
dengan berbagai cara sehingga mencapai hasil belajar yang optimal. Mengembangkan
kemandirian siswa adalah suatu strategi yang penting agar siswa dapat menentukan
sendiri pilihan-pilihan kegiatan belajar, target dan cara mencapai target yang telah
ditetapkan dalam belajar.
Menurut Zimmerman (2008:167) kemandirian belajar merupakan tingkatan aspek
metakognitif, motivasi dan tingkah laku siswa ketika aktif berpartisipasi dalam proses
pembelajaran mereka sendiri. Siswa tersebut dengan sendirinya memulai usaha belajar
mereka secara langsung untuk memperoleh pengetahuan dan keahlian yang mereka
inginkan, tanpa tergantung pada guru, orang tua atau orang lain.
Kemandirian belajar mempunyai banyak pengertian. Skinner mengatakan belajar mandiri
tidak berarti harus belajar secara individual (dalam Yamin: 2012:115). Belajar mandiri
open in browser PRO version
pdfcrowd.com
bukan merupakan usaha untuk mengasingkan siswa dari teman belajar dan dosen. Siswa
boleh bertanya, berdiskusi ataupun meminta penjelasan dariorang lain. Kemandirian
belajar akan terbentuk dari proses belajar mandiri. Hal yang terpenting dalam proses
belajar adalah peningkatan kemampuan dan ketrampilansiswa dalam proses belajar
tanpa bantuan orang lain, sehingga pada akhirnya siswa tidak tergantung pada guru,
pembimbing, teman, atau orang lain dalam belajar. Kemandirian belajar ini juga dituntut
dalam kurikulum matematika. Tuntutan pengembangan kemampuan kemandirian belajar
yang tertulis dalam kurikulum matematika antara lain menyebutkan bahwa pelajaran
matematika harus menanamkan sikap menghargai matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian minat dalam mempelajari matematika sikap mandiri,
ulet dan percaya diri dan pemecahan masalah.
Masih banyak siswa yang belum bisa menjadi pembelajar mandiri. Sebagai contoh, (1)
siswa tidak melakukan persiapan sebelum menghadapi pembelajaran di sekolah, dan
mempelajari materi pembelajaran hanya apabila akan dilaksanakan tes, (2) ketika
mengerjakan suatu materi yang diterapkan pada persoalan nyata siswa cenderung sulit
untuk mengerjakan walaupun sebenarnya sama dengan persoalan yang ada, (3) dan
apabila diminta untuk maju ke depan mengerja kansuatu soal hanya menunggu teman
open in browser PRO version
pdfcrowd.com
pdfcrowd.com
1. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Jumlah butir angket yang valid dari hasil validitas angket
2. Tingkat kepercayaan reliabilitas angket
3. Angket yang penulis berikan dapat dijadikan ukuran untuk melihat kecerdasan
emosional siswa SMP di kota Langsa.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kemandirian Belajar
Menurut Busnawir, kemandirian belajar berasal dari kata mandiri yang berarti keadaan
open in browser PRO version
pdfcrowd.com
dapat berdiri sendiri tidak bergantung pada orang lain, atau menggunakan kekuatan
sendiri. Sedangkan kemandirian dalam belajar dapat diartikan sebagai belajar aktif, yang
didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suaatu
masalah, dan dapat dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah
dimiliki. Disini belajar mandiri lebih dimaknai sebagai usaha siswa untuk
melakukankegiatan belajar yang didasari oleh niat dan motifnya untuk menguasai suatu
kompetensi tertentu.
Selanjutnya, menurut Fauzi (2011), ada beberapa alasan yang berkaitan dengan
pentingnya kemandirian belajar bagi siswa yaitu: (1) tuntutan kurikulum agar siswa dapat
menghadapi persoalan di dalam kelas maupun di luar kelas yang semakin kompleks; (2)
mengurangi ketergantungan siswa dengan orang lain di dalam kehidupan sehari-hari.
Prinsip-prinsip pembelajaran mandiri yang digunakan guru di dalam kelas, yaitu dalam
ketegori penilaian diri, sebagai refleksi untuk menganalisis cara belajar mereka,
mengevaluasi pemahaman mereka dan model pemantauan kognitif.
Siswa yang memiliki kemandirian belajar tinggi cenderung belajar lebih baik dalam
pengawasannya sendiri dari pada dalam pengawasan program, mampua memantau,
open in browser PRO version
pdfcrowd.com
pdfcrowd.com
Dalam siklus umpan balik tersebut memonitor derajat efektifitas metode belajar atau
strategi belajar dan respon-respon yang dilakukan untuk mencapai hasil melalui berbagai
cara yang senantiasa diperbaiki.
Kemandirian belajar memiliki manfaat yang banyak terhadap kemampuan kognisi, afeksi,
dan psikomotorik siswa (Yamin, 2012:118) yaitu:
1. Memupuk tanggung jawab
2. Meningkatkan keterampilan
3. Memecahkan masalah
4. Mengambil keputusan
5. Berfikir kreatif
6. Berfikir kritis
7. Percaya diri yang kuat
8. Menjadi guru bagi dirinya sendiri
Peserta didik yang memiliki kemandirian belajar yang kuat dan positif mampu
menentukan sendiri tujuan-tujuan belajarnya, mampu menunjukkan rasa kemampuan
open in browser PRO version
pdfcrowd.com
diri untuk meraih target yang hendak dicapai, penataan lingkungan untuk menopang
pencapaian target, menentukan sendiri bagaimana mendapatkan social support agar
dapat sukses, melakukan evaluasi diri, dan memonitor kegiatan belajarnya.
Menurut Zimmerman (2008:153) siklus kemandirian belajar yang terdiri dari tiga fase
yaitu:
1. Fase pemikiran awal (Forethought)
Fase ini meliputi hal-hal yang mempengaruhi proses kemandirian belajar dan keyakinan
peserta didik, serta menetapkan tujuan belajar. Fase ini terdiri dari lima proses yaitu:
1. Penetapan tujuan (Goal getting)
Peserta didik harus menentukan tujuan/target belajar mereka sendiri sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki.
1. Perencanaan Strategi (Strategic Planning)
open in browser PRO version
pdfcrowd.com
Peserta didik memiliki strategi-strategi atau metode belajar agar tercapai tujuan belajar
yang telah dirumuskan sebelumnya.
1. Kepercayaan diri (self-efficasy)
Peserta didik memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk melaksanakan proses
belajar atau mengerjakan tugas pada tingkatan yang ditetapkan.
1. Orientasi Tujuan (Goal-orientation)
Keyakinan mengenai tujuan belajar peserta didik yang memiliki learning-goal-orientation
cenderung untuk fokus pada kemajuan belajar mereka dari fokus pada persaingan yang
ada dan mereka cenderung untuk belajar lebih efektif dari peserta didik yang memiliki
performance goal-orientation.
1. Ketertarikan instrinsik (instrinsic interest)
Peserta didik yang memiliki ketertarikan terhadap tugas sekolahnya akan terus berusaha
open in browser PRO version
pdfcrowd.com
untuk belajar walaupun tidak diberi reward oleh guru, teman maupun orang tua.
2. Fase Performasi/kontrol kamauan (performanc/volitional control)
Fase ini meliputi proses-proses yang terjadi selama belajar dan hal apa saja yang
mempengaruhi perhatian peserta didik terhadap tugas serta tindakan yang dilakukan
peserta didik pada saat belajar/mengerjakan tugas. Fase ini terdiri dari tiga proses:
1. Memfokuskan perhatian (Attention focusing)
Menekankan pada kebutuhan peserta didik untuk tetap fokus dari hal-hal yang dapat
mengganggu proses belajar serta dari persaingan yang ada.
1. Intruksi diri (self intruction)
Peserta didik memberitahukan pada dirinya sendiri bagaimana cara menyelesaikan tugas
dengan menggunakan strategi-strategi yang sudah ditetapkan, seperti bagaimana
memecahkan soal matematika.
open in browser PRO version
pdfcrowd.com
pdfcrowd.com
Proses ini sangat penting dalam self-reflection karena kesalahan atribusi terhadap
kemampuan peserta didik bereaksi negatif dan akhirnya menyerah. Atribusi ini
dipengaruhi oleh faktor personal dan lingkungan seperti goal orientasi, kondisi tugas, dan
seberapa bagus orang lain mengenakan tugas yang ditentukan self-regulated learning
cenderung menganggap penyebab satu kegagalan karena kesalahan dalam pemeriksaan
sedangkan penyebab dari kesuksesan karena kompetensi dari yang dimiliki.
1. Reaksi diri (self reaction)
Peserta didik membuat respon evaluatif terhadap pertunjukan diri mereka sendiri (seperti
baik atau buruk).
1. Kemampuan beradaptasi (adaptiving)
Peserta didik mampu menyesuaikan strategi yang sudah digunakan dengan tugas
berikutnya. Jika strategi yang digunakan sebelumnya tidak sesuai maka peserta didik
mampu mencari inisiatif sendiri untuk menentukan strategi lain yang sesuai dengan
tugas mereka. Proses adaptasi ini membutuhkan latihan yang berulang-ulang.
open in browser PRO version
pdfcrowd.com
pdfcrowd.com
pdfcrowd.com
Peserta didik memiliki konsekuensi untuk menerima reward ataupun punishment jika
sukses ataupun gagal dalam mengerjakan tugas atau ujian.
8. Mengulang dan mengingat (reheasing and memorizing)
Peserta didik berusaha mengulang dan mengingat bahan bacaan dengan perilaku yang
covert dan overt.
9. Meminta bantuan teman (seek per assistance)
10. Meminta bantuan orang dewasa (seek adult assistance)
11. Meminta bantuan guru (seek teacer assistance)
12. Mengulang catatan (review notes)
Sebelum mengikuti ujian, peserta didik mengulang-ulang catatan sehingga bisa
menjawab soal ujian.
3. Mengulang tugas/tes sebelumnya (review text/work)
Soal-soal ujian terdahulu tentanngbtopik-topik tertentu, juga tugas-tugas yang telah
open in browser PRO version
pdfcrowd.com
pdfcrowd.com
digunakan untuk mengukur aspek lain seperti sikap. Instrumen non tes seringkali
digunakan tanpa menguji objek/subjek penelitian tetapi digunakan dengan cara tertentu,
tujuan utamanya biasanya adalah untuk mendapatkan beragam informasi terkait kondisi
objek/subjek yang sedang diteliti.
Menurut Hasyim, Penilaian non-tes adalah penilaian yang mengukur kemampuan siswa
secara langsung dengan tugas-tugas rill dalam proses pembelajaran. Contoh penilaian
non test banyak pada keterampilan menulis untuk bahasa, percobaan laboratorium sains,
bongkar pasang mesin, teknik dan sebagainya.
Instrument non-tes adalah instrumen selain tes prestasi belajar. Alat penilaian yang dapat
digunakan antara lain adalah lembar pengamatan/observasi( seperti catatan harian,
portofolio) dan instrument tes sikap, minat, dan sebagainya. Pada prinsipnya, prosedur
penulisan butir soal untuk instrument non tes adalah sama dengan prosedur penilaian
tes pada tes prestasi belajar, yaitu menyusun kisi-kisi tes, menuliskan butir soal
berdasarkan kisinya, telaah, validasi uji coba akhir, perbaikan butir berdasarkan hasil uji
coba.
pdfcrowd.com
Instrumen non tes digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa dari ranah sikap
hidup ( afektif domain) dan ranah keterampilan ( psychomotoric domain ) , sedangkan
tehnik tes digunakan untuk mengukur ranah kognitif ( proses berfikir ). Kedua instrument
ini sangat penting digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa.
Berdasarkan pengertian di atas, Instrumen Non-tes dalam Evaluasi Pembelajaran
merupakan alat untuk mengevaluasi hasil belajar siswa dan keberhasilan proses
pembelajaran tanpa menggunakan tes baik dalam bentuk lisan ataupun non lisan.
Instrumen Non-tes memegang peranan dalam mengevaluasi dari segi sikap (ranah
afektif) khususnya dan bisa juga untuk mengevaluasi keterampilan ( ranah psikomotorik).
Teknik yang digunakan dalam evaluasi non-tes yakni seperti : observasi, wawancara,
angket, daftar cek, skala penilaian, dan lain sebagainya yang dapat dilakukan guru untuk
mengevaluasi peserta didiknya.
1. Macam-Macam Instrument Non Tes
2. Observasi (Pengamatan)
Secara umum, pengertian observasi/pengamatan adalah cara menghimpun bahan-bahan
open in browser PRO version
pdfcrowd.com
pdfcrowd.com
tenggah kegiatan observe ( dalam hal ini peserta didik sedang diamati tingkah lakunya,
seperti murid, siswa, mahasiswa dan sebgainya) sedangkan pada observasi
nonpartisipasi, evaluator berada diluar garis, seolah-olah hanya sebagai penonton belaka.
Observasi sebagai alat penilai non-tes, mempunyai beberapa kelebihan, antara lain:
1. Observasi dapat memperoleh data sebagai aspek tingkah laku anak.
2. Dalam observasi memungkinkan pencatatan yang serempak dengan terjadinya
suatu gejala atau kejadian yang penting
3. Observasi dapat dilakukan untuk melengkapi dan mencek data yang diperoleh dari
teknik lain, misalnya wawancara atau angket
4. Observer tidak perlu mengunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan objek yang
diamati, kalaupun menggunakan, maka hanya sebentar dan tidak langsung
memegang peran.
Selain keuntungan diatas, observer juga mempunyai beberapa kelemahan, antara lain:
1. Observer tidak dapat mengungkapkan kehidupan pribadi seseorag yang sangat
open in browser PRO version
pdfcrowd.com
pdfcrowd.com
keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan Tanya jawab lisan secara sepihak,
berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.
Ada dua jenis wawancara yang dapat dipergunakan sebagai alat evaluasi, yaitu:
1. Wawancara terpimpin yang juga sering dikenal dengan istilah wawancara
berstruktur atau wawancara sistematis.
2. Wawancara tidak terpimpin yang sering dikenal dengan istilah wawancara
sederhana atau wawancara tidak sistematis atau wawancara bebas.
Dalam wawancara terpimpin, evaluator melakukan Tanya jawab lisan dengan pihak-pihak
yang diperlukan, misalnya wawancara dengan peserta didik, wawancara dengan orang tua
atau wali murid dan lain-lain, dalam rangka menghimpun bahan-bahan keterangan untuk
penilaian terhadap peserta didiknya. Wawancara ini sudah dipersiapkan secara matang,
yaitu dengan berpegang pada panduan wawancara yang butir-butir itemnya terdiri dari
hal-hal yang dipandang perlu guna mengungkap kebiasaan hidup sehari-hari dari peserta
didik, hal-hal yang disukai dan tidak disukai, keinginan atau cita-citanya, cara belajarnya,
cara menggunakan waktu luangnya, bacaannya, dan sebagainya.
open in browser PRO version
pdfcrowd.com
Agar hasil wawancara sesuai dengan apa diinginkan oleh pewawancara, maka
pewawancara harus :
1. Membuat pedoman wawancara, yaitu berupa daftar pertanyaan yang akan
ditanyakan kepada orang yang akan diwawancara.
2. Merekam pelaksanaan wawancara untuk menganalisis jawaban dari orang yang
diwawancara ( responden ).
Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam
menggunakan metode interview dan juga kuesioner (angket) adalah sebagai berikut:
1. Bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
2. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat
dipercaya.
3. Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti
kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti.
Langkah langkah penyelenggaraan wawancara adalah sebagai berikut :
open in browser PRO version
pdfcrowd.com
1. Tahap persiapan
Meliputi langkah menetapkan variabel-variabel yang akan diukur, membuat pedoman
wawancara. Pedoman wawancara ini meliputi: identitas siswa, masalah yang dialami,
daftar pertanyaan beserta deskripsi jawaban siswa.
1. Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini wawancara mempersiapkan pedoman wawancara yang akan dipakai.
Kemudian pewawancara mengadakan kontrak dengan siswa/ responden untuk
menentukan waktu dan tempat diadakan wawancara. Selanjutnya menentukan taktik
wawancara. Ada beberapa kode etik yang ditetapkan bagi pewawancara dalam
melaksanakan tugasnya, yaitu: Cermat, Obyektif, Jujur dalam mencatat jawaban, Netral,
Menulis jawaban responden secara lengkap, Menaruh perhatian dan penuh pengertian,
Sanggup membuat responden tenang dan bersedia untuk menjawab pertanyaan, Harus
menghargai responden. Adapun sikap pewawancara selama proses wawancara meliputi:
Ramah, Hindarkan ketegangan, Hindarkan kata-kata atau bahasan yang menimbulkan
sugesti.
open in browser PRO version
pdfcrowd.com
3. Angket
Angket juga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam rangka penilaian hasil belajar.
Berbeda dengan wawancara di mana penilaian ( evaluator ) berhadapan secara lansung (
open in browser PRO version
pdfcrowd.com
face to face) dengan peserta didik atau pihak lainnya, maka dengan menggunakan angket,
penggumpulan data sebagai bahan penilaian hasil belajar jauh lebih praktis, menghemat
waktu dan tenaga. Hanya saja, jawaban-jawaban yang diberikan acapkali tidak sesuai
dengan kenyataan yang sebenarnya, apalagi jika pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
dalam angket itu kurang tajam, sehingga memungkinkan bagi responden untuk
memberikan jawaban yang diperkirakan akan melegakan atau memberikan kepuasan
kepada pihak penilai.
Angket dapat diberikan lansung kepada peserta didik, dapat pula diberikan kepada para
orang tua mereka. Pada umumnya tujuan penggunaan angket atau kuesioner dalam
proses pembelajaran terutama adalah untuk memperoleh data mengenai latar belakang
peserta didik sebagai salah satu bahan menganalisis tingkah laku dalam proses belajar
mereka. Disamping itu juga dimaksudkan untuk memperoleh data sebagai bahan dalam
menyusun kurikulum dan program pembelajaran.
Data yang dapat dihimpun melalui kuisioner misalnya adalah data yang berkenaan
dengan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh para peserta didik dalam mengikuti
pelajaran, cara belajar mereka, fasilitas belajarnya, bimbingan belajar, motivasi dan minat
open in browser PRO version
pdfcrowd.com
belajarnya, sikap belajarnya, sikap terhadap mata pelajaran tertentu, pandangan siswa
terhadap proses pembelajaran dan sikap mereka terhadap guru.
Langkah langkah penyelenggaraan angket adalah sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
Langkah pertama yang dilakukan dalam menyusun angket ialah memerinci atau
menjabarkan variabel-variabel yang akan diukur. Langkah kedua menetapkan model
jawaban yang ditentukan oleh bentuk jawaban yang dikehendaki dari variabel angket
tertentu. Adapun langkah-langkah menyusun angket, yaitu :
1. Pengantar
Isi dari pengentar ini ialah mengadakan pendekatan terhadap responden agar bersedia
memberi keterangan yang dibutuhkan.
1. Petunjuk pengisian
open in browser PRO version
pdfcrowd.com
Petunjuk pengisian ini harus dirancang dengan baik dan jelas sebab akan mempermudan
responden dalam mengisi setiap butir pertanyaan. Petunjuk pengisian angket hendaknya
dirimuskan dengan bahasa yang sederhana, singkat dan mudah dimengerti, petunjuk
memuat tentang cara mengisi angket
1. Penyusunan butir pertanyaan
Yang harus diperhatikan dalam menyusun butir pertanyaan adalah susunan kalimat
hendaknya sederhana dan jelas, gunakan kata-kata yang tidak mempunyai arti ganda,
pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan responden, hindarkan kata-kata
yang bersifat sugestif, pertanyaan jangan bersifat memaksa untuk dijawab, pertanyaan
jangan menuntut siswa/ responden untuk berpikir terlalu berat, gunakan kata-kata yang
netral, hindarkan kata-kata yang tidak berguna atau tidak perlu.
1. Penutup : Berisi ucapan terima kasih kepada responden atau siswa karena
dedikasinya dalam bekerja sama untuk kepentingan bimbingan
2. Tahap Pelaksanaan
pdfcrowd.com
Pada tahap ini kita mempersiapkan instrumen angket dan lembar jawaban yang
diperlukan. Kemudian membagikan instrumen tersebut untuk diisi responden.
Selanjutnya kita membacakan petunjuk pengisiannya dan mengecek jumlah responden
yang sudah mengembalikan angket dan lembar jawabannya.
3. Tahap Analisis Hasil
Pada tahap ini dilakukan penyekoran terhadap jawaban responden. Penyekoran ini
dibedakan atas penyekoran terhadap pertanyaan-pertanyaan tertutup atau berstruktur
dengan model jawaban yang sudah tersedia dan terbatas serta penyekoran terhadap
pertanyaan terbuka atau tidak berstruktur yang memerlukan jawaban uraian bebas.
Selanjutnya, akan diperoleh gambaran menyeluruh tentang responden.
4. Pemeriksaan Dokumen
Pemeriksaan dokumen merupakan salah satu cara untuk mengukur prestasi belajar anak,
yaitu dengan cara melakukan pemerikasaan terhadap dokumen-dokumen yang memuat
informasi mengenai riwayat hidup, seperti kapan dan dimana peserta didik dilahirkan,
agama yang dianut, jenis penyakit yang diderita dan lain sebagainya.
open in browser PRO version
pdfcrowd.com
Berbagai informasi tentang peserta didik dan latar be;akang keluarganya sangat
membantu guru untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik. Informasi tersebut dapat
direkam melalui sebuah dokumen berbentuk formulir atau blannko isian, yang harus diisi
pada saat peserta didik untuk pertama kali diterima sebagai siswa di sekolah yang
bersangkutan.
5. Studi Kasus
Studi kasus adalah suatu prosedur evaluasi dalam upaya mempelajari satu orang siswa
atau sekelompok siswa yang dijadikan sebagai kasus, dengan cara menghimpun data dan
informasi dari semua pihak yang terkait dengan kasus tersebut, dan dengan berbagai
tehnik pengukuran yang relevan. Informasi yang dikumpulkan antara lain hal-hal yang
berkenaan dengan informasi umum, situasi masyarakat yang mempenagaruhi siswa
tersebut, latar belakang keluarga, catatan sekolah, abilitas mental. Kondisi jasmaniah dan
pengalaman-pengalaman di luar sekolah. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi
mempelajari catatan, observasi, pembahasan, pertemuan, analisis, kunjungan dan
sebagainya.
open in browser PRO version
pdfcrowd.com
Studi kasus sama juga seperti alat penilaian hasil belajar yang lain yaitu mempunyai
kelebihan dan kelemahan salah kelebihan studi kasus adalah dapat mempelajari
seseorang secara mendalam dan komprehensif, sehingga karakternya dapat diketahui
selengkap-lengkapnya, Sedangkan kelemahannya adalah hasil studi kasus tidak dapat
digeneralisasikan, melainkan hanya berlaku untuk peserta didik itu saja.
6. Penugasan
Penilaian dengan penugasan adalah suatu teknik penilaian yang menuntut peserta didik
melakukan kegiatan tertentu di luar kegiatan pembelajaran di kelas. Penilaian dengan
penugasan dapat diberikan secara individual atau kelompok. Penilaian dengan
penugasan dapat berupa tugas atau proyek.Tugas adalah kegiatan yang dilakukan oleh
siswa secara terstruktur di luar kegiatankelas, misalnya mengamati suatu obyek.
Hasil pelaksanaan tugas ini bisa berupa hasil karya, berupa laporan hasil praktikum.
Dalam pelaksanaan pemberian ada hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu banyaknya tugas
setiap mata pelajaran diusahakan agar tidak memberatkan siswa karena memerlukan
waktu untuk istirahat, bermain, belajar mata pelajaran lain, bersosialisasi dengan teman,
open in browser PRO version
pdfcrowd.com
dan lingkungan sosial lainnya. Selain itu, jenis dan materi pemberian tugas harus
didasarkan kepada tujuan pemberian tugas yaitu untuk melatih siswa menerapkan atau
menggunakan hasil pembelajarannya dan memperkaya wawasan pengetahuannya.
Materi tugas dipilih yang esensial sehingga siswa dapat mengembangkan keterampilan
hidup yang sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, perkembangan, dan lingkungannya.
Diupayakan pemberian tugas dapat mengembangkan kreativitas dan rasa tanggung jawab
serta kemandirian.
Proyek adalah suatu tugas yang melibatkan kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan
pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. Tahapan dalam tugas
proyek yaitu pertama tahap Persiapan : kemampuan membuat perencanaan, merancang
kegiatan, dan mengembangkan suatu ide. Kedua Tahap Produksi : kemampuan memilih
dan menggunakan bahan, peralatan, dan langkah-langkah kerja. Ketiga tahap Pelaporan :
kemampuan melaporkan hasil pelaksanaan proyek, kendala yang dihadapi, kelengkapan
dan keruntutan laporan. (Disnawati, 2012)
1. Angket (Questionnare)
pdfcrowd.com
Dalam penelitian ini instrumen non test yang digunakan adalah berupa instrumen angket
(Questionnare).
1. Pengertian Angket (Questionnare)
Angket atau kuesioner adalah instrumen penelitian yang berupa daftar pertanyaan untuk
memperoleh keterangan dari sejumlah responden (sumber yang diambil datanya melalui
angket). Angket atau kuesioner dapat disebut sebagai wawancara tertulis, karena isi
kuesioner merupakan satu rangkaian pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada
responden dan diisi sendiri oleh responden.
Pada dasarnya angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang
akan diukur (responden). Pada umumnya tujuan penggunaan angket atau kuesioner
dalam proses pembelajaran terutama adalah untuk memperoleh data mengenai latar
belakang peserta didik sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan
proses belajar mereka. Hal ini juga disampaikan oleh Yusuf (dalam Arniatiu, 2010) yang
menyatakan kuisioner adalah suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan
objek yang dinilai dengan maksud untuk mendapatkan data.
open in browser PRO version
pdfcrowd.com
Menurut Kusumah (2011:78), Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang diberikan
kepada subjek yang diteliti untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan peneliti.
Sedangkan menurut Sugiyono (2011:199-203), Angket adalah teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang
efisien jika peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang tidak
bisa diharapkan dari responden. Angket sebagai teknik pengumpulan data sangat cocok
untuk mengumpulkan data dalam jumlah besar. Selanjutnya, Walgito (1999:35-37)
menjelaskan bahwa kuesioner atau angket adalah metode pengumpulan data penelitian
dengan menggunakan daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.
Tujuan dari teknik evaluasi dengan angket itu sama dengan teknik evaluasi observasi
yaitu untuk mengumpulkan informasi. Selain itu teknik evaluasi angket ini juga bertujuan
membimbing siswa untuk belajar efektif sampai tingkat penguasaan tertentu, mendorong
siswa untuk lebih kreatif dalam belajar serta untuk membantu anak yang lemah atau
kesulitan belajar. Jadi teknik evaluasi angket ini nantinya akan menjadi pertimbangan
guru dalam memilih model dan metode yang sesuai dengan karateristik dan kemampuan
siswanya.
open in browser PRO version
pdfcrowd.com
pdfcrowd.com
pdfcrowd.com
1. d) Angket langsung,
yaitu angket di mana responden menjawab tentang dirinya.
1. e) Angket tidak langsung,
yaitu angket di mana responden menjawab tentang orang lain.
3. Keuntungan dan Kelemahan Angket
Penggunaan angket dalam pengumpulan data memiliki beberapa keuntungan dan
kelemahan.
1. a) Keuntungan Angket
Dalam suatu penelitian, pengumpulan data dengan menggunakan angket memiliki
beberapa keuntungan di antaranya adalah sebagai berikut.
pdfcrowd.com
pdfcrowd.com
(1) Responden sering tidak teliti dalam menjawab, sehingga ada pertanyaan yang terlewati
tidak dijawab.
(2) Seringkali sukar diberi validitasnya.
(3)Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan
jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.
(4) Seringkali angket tidak dikembalikan, terutama jika dikirim lewat pos.
(5)Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-kadang ada yang terlalu
lama, sehingga terlambat.
(6) Pilihan jawaban mungkin tidak mencakup apa yang terkandung dalam hati responden.
(7) Jawaban responden sudah diarahkan oleh peneliti, sehingga kurang ada kebebasan
secara leluasa dari responden.
open in browser PRO version
pdfcrowd.com
(8) Jawaban dari responden terkadang seadanya, bisa jadi tidak dalam keadaan yang
sesungguhnya, karena dalam pilihan jawaban ada yang paling baik, dan pilihan itu
cenderung dipilih oleh responden, padahal dalam kenyataannya tidak seperti itu.
4. Petunjuk Pembuatan Angket
Angket adalah alat untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam memecahkan
masalah penelitian. Masalah tersebut harus dirumuskan dengan jelas dan dianalisis
menjadi submasalah yang dijadikan pegangan dalam mengemukakan hipotesis. Oleh
karena itu dalam membuat angket kita hendaknya memerhatikan hal-hal berikut ini.
1. a) Memakai bahasa yang sederhana, karena yang dihadapi adalah orang-orang
yang berbeda karakteristik dan pengetahuan, sehingga hindari istilah teknis, serta
pilih kata-kata yang mengandung arti sama bagi semua orang.
2. b) Memakai kalimat yang pendek, karena kalimat majemuk, panjang, dan berbelitbelit akan mempersulit pemahaman responden.
3. c) Menghindari pertanyaan yang menyangkut harga diri dan bersifat pribadi.
4. d) Menyusun angket dengan sesingkat-singkatnya, sehingga tidak memakan waktu
open in browser PRO version
pdfcrowd.com
yang lama.
5. f) Dalam daftar pertanyaan hindari kata-kata yang menyinggung perasaan
responden atau usaha untuk memberikan pemahaman kepada responden
terhadap angket yang kita buat.
1. Angket Kemandirian Belajar
Kemandirian belajar siswa diperoleh melalui angket tertutup yang disusun dan
dikembangkan berdasarkan 14 aspek kemandirian belajar, yaitu evaluasi terhadap
kemajuan tugas, mengatur mata pelajaran, membuat rencana dan tujuan belajar, mencari
informasimengatur lingkungann belajar, mengulang dan mengingat, meminta bantuan
teman, guru, dan orang dewas, dan mengulang tugas/tes sebelumnya. Angket
kemandirian belajar siswa berisi 40 item pernyataan.
Pernyataan-pernyataan dalam angket diukur dengan menggunakan skala Likert.
Menurut Ridwan (2007:87) skala Likert yaitu suatu skala yang digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial. Jawaban dari setiap item memiliki gradasi dari sangat positif
sampai dengan yang negatif, yang berupa kata-kata seperti: selalu, sering, kadangopen in browser PRO version
pdfcrowd.com
kadang, jarang, dan tidak pernah. Dengan demikian dalam pengukuran variabel
penelitian, responden diminta untuk menyatakan presepsinya dengan memilih salah
satu dari alternatif jawaban dalam skala satu sampai lima.
Pernyataan pada angket kemandirian belajar disusun dari pernyataan-pernyataan posotif
dan negatif. Hal ini dimaksud agar siswa tidak asal menjawab karena suatu kondisi
pernyataan yang monoton dan membuat siswa cenderung malas berfikir. Selain itu,
pernyataan positif dan negatif dapat menuntut siswa untuk membaca pernyataanpernyataan tersebut dengan teliti, sehingga data yang diperoleh dari angket kemandirian
belajar matematis menjadi akurat. Berikut skor tiap instrument:
1. a) Skor 5 : untuk jawaban selalu
2. b) Skor 4 : untuk jawaban sering
3. c) Skor 3 : untuk jawaban kadang-kadang
4. d) Skor 2 : untuk jawaban jarang
5. e) Skor 1 : untuk jawaban tidak pernah
Kisi-kisi angket kemandirian belajar selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
open in browser PRO version
pdfcrowd.com
No
Indikator
Nomor soal
Jumlah
Pernyataan
Pernyataan
Positif
Negatif
1,2
4,5
7,8
9,10
tugas (Self-evaluating)
2
pdfcrowd.com
11,12
13
14,16
15
17,18
19
20,22
21
23,24
25
26,27
28,29
information)
5
Konsekuensi setelah
mengerjakan tugas (selfcosequenting)
pdfcrowd.com
30
31
32,33
34,35
36,37,38
39,40
24
16
40
notes)
11
Mengulang tugas/tes
sebelumnya (Review test/work)
12
Jumlah
pdfcrowd.com
(yang merupakan bagian tak terpisahkan dari tes sebagai suatu totalitas), dalam
mengukur apa yang harus diukur soal tersebut. Arikunto (2009:73) menjelaskan bahwa
validitas adalah suatu ukuran yang menjadi tingkat kesahihan suatu alat ukur. Validitas
butir soal dihitung dengan menggunakan rumus Korelasi product Moment dengan rumus
sebagai berikut:
Keterangan:
rXiXt = koefisien korelasi butir dengan total
Xi
SXt
SX2i
SX2t
pdfcrowd.com
= jumlah responden
Setelah besarnya koefesien korelasi setiap butir dengan total diperoleh, maka dilakukan
koreksi terhadap koefisien korelasi yang telah diperoleh. Koreksi dilakukan karena
terikutnya skor butir ke dalam skor total.
Keterangan:
= koefisien koreksi antar korelasi butir dengan butir total
St
Si
SX2t
Kesimpulan:
open in browser PRO version
pdfcrowd.com
= 27556
= 5885
= 886159
= 976910
= 40
Maka :
=
=
pdfcrowd.com
=
Dari daftar nilai kritis r untuk dan N = 40 didapat rtabel = 0,312. Dengan demikian diperoleh
rxy > rtabel yaitu < 0,312, sehingga butir soal nomor 1 dinyatakan valid.
Selanjutnya dengan cara yang sama dapat dicari validitas untuk butir soal berikutnya.
Hasil perhitungan validitas keseluruhan soal dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.1 Hasil Perhitungan Uji Validitas Tes
No
rxy
rtabel
Keterangan
No
rxy
rtabel
Keterangan
0,464
0,312
Valid
21
0,212
0,312
Tidak valid
0,55
0,312
Valid
22
0,749
0,312
Valid
0,568
0,312
Valid
23
0,299
0,312
Tidak valid
pdfcrowd.com
0,585
0,312
Valid
24
0,766
0,312
Valid
0,498
0,312
Valid
25
0,676
0,312
Valid
0,583
0,312
Valid
26
0,625
0,312
Valid
0,662
0,312
Valid
27
0,474
0,312
Valid
0,64
0,312
Valid
28
0,39
0,312
Valid
0,684
0,312
Valid
29
0,686
0,312
Valid
10
0,292
0,312
Tidak valid
30
0,304
0,312
Valid
11
0,535
0,312
Valid
31
0,337
0,312
Valid
12
0,717
0,312
Valid
32
0,69
0,312
Valid
13
0,57
0,312
Valid
33
0,64
0,312
Valid
pdfcrowd.com
14
0,466
0,312
Valid
34
0,749
0,312
Valid
15
0,568
0,312
Valid
35
0,544
0,312
Valid
16
0,395
0,312
Valid
36
0,73
0,312
Valid
17
0,64
0,312
Valid
37
0,747
0,312
Valid
18
0,546
0,312
Valid
38
0,626
0,312
Valid
19
0,684
0,312
Valid
39
0,686
0,312
Valid
20
0,369
0,312
Valid
40
0,662
0,312
Valid
Setelah harga rxy dikonsultasikan dengan rtabel pada dan N = 40, maka dari 40
butir soal angket yang diujicobakan, 37 soal dinyatakan valid dan 3 soal dinyatakan tidak
valid.
open in browser PRO version
pdfcrowd.com
: Banyaknya item
pdfcrowd.com
No.
d2i
No.
d2i
No.
d2i
0,8775
15
0,594375
29
0,849375
0,834375
16
1,04
30
0,85
pdfcrowd.com
0,594375
17
31
0,91
1,06
18
0,9275
32
0,9975
0,749375
19
0,999375
33
0,944375
20
1,219375
34
1,824375
0,799375
22
1,824375
35
0,894375
24
1,259375
36
0,744375
1,469375
25
1,4975
37
1,219375
11
0,844375
26
0,96
38
0,91
12
0,794375
27
0,65
39
0,849375
13
0,9775
28
1,3975
40
0,799375
pdfcrowd.com
14
0,84
pdfcrowd.com
Berdasarkan hasil pengujian pada lampiran diperoleh nilai r11 = 0,899 sedangkan nilai rtabel
= 0,321 atau r11 rtabel., jadi dapat disimpulkan bahwa tes tersebut dinyatakan reliabel.
Jadi, instrumen memenuhi syarat untuk pengumpulan data dalam penelitian ini.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan tentang analisi butir angket di atas, dapat kita simpulkan bahwa:
1. Jumlah butir angket yang valid dari hasil validitas angket adalah 37 butir angket.
2. Tingkat kepercayaan reliabilitas angket dapat dikategorikan sangat tinggi.
3. Angket yang penulis berikan dapat dijadikan ukuran untuk melihat kecerdasan
emosional siswa SMP di kota Langsa.
open in browser PRO version
pdfcrowd.com
1. Saran
Akhir dari penyajian makalah ini penulis menyarankan kepada rekan sejawat khususnya
guru mata pelajaran matematika agar dapat melakukan analisis butir angket terlebih
dahulu sebelum melakukan analisis angket agar soal angket yang diberikan nantinya
layak digunakan sehingga memberikan pengaruh yang positif terhadap siswa.
DAFTAR PUSTAKA
pdfcrowd.com
http://naythea.multiply.com/journal/item/29/Antara_Matematika_
http://web.maths.unsw.edu.au/~jim/interview.html).
Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1999.
Nazir M. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia;Bogor;2005.
Riduwan, 2007. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula.
Bandung: Alfabeta
Segal, Jeane.2000. Melejitkan Kepekaan Emosional. Bandung: Mizan Media Utama
Thorndike, Robert M, et al. Measurement and Evaluation in Psychology and Education. New
York: MacMillan Publishing Company, 1991.
pdfcrowd.com
Wiersma, William and Stephen G. Jurs. Educational Measurement and Testing. Boston: Allyn
and Bacon, 1990.
Zaim, Elmubarok, 2008, Membumikan Pendidikan Nilai ,Bandung: Alfabeta
Bagikan ini:
pdfcrowd.com
Facebook 1
Suka
Memuat...
Jadilah yang pertama menyukai ini.
Berikan Balasan
Ketikkan komentar di sini...
Cari
open in browser PRO version
pdfcrowd.com
Pos-pos Terakhir
ANALISIS BUTIR ANGKET [Makalah]
Komentar Terakhir
Arsip
Oktober 2014
Kategori
Tak Berkategori
pdfcrowd.com
Meta
Mendaftar
Masuk log
RSS Entri
RSS Komentar
Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.
Ikuti
Ikuti
open in browser PRO version
pdfcrowd.com