Professional Documents
Culture Documents
Nama
: An . A
Umur
: 5 tahun
Jenis Kelamin
: Laki laki
Berat Badan
: 16 kg
Tinggi Badan
: 87 cm
Alamat
: bandongan
Agama
: islam
Identitas orangtua
Nama Ayah : bp.I
Usia :35 tahun
Pekerjaan : karyawan
Agama : islam
Nama Ibu : ny.M
Usia : 30tahun
Pekerjaan : guru
Agama : islam
Alamat : bandongan magelang
ANAMNESIS
Dilakukan secara alloanamnesis dengan ibu pasien pada tanggal
19 Agustus 2016
Keluhan Utama
Riwayat Imunisasi :
Ibu pasien rajin membawa pasien ke posyandu untuk
imunisasi.
BCG
Hep B
DPT
Polio
Campak
Usia
Jenis
Frekuensi
0-6 bulan
ASI
6-9 bulan
ASI+MPASI(buah
yang
dihaluskan,bubur)
9-12 bulan
ASI+MPASI(bubur
dengan sayur dan
tempe/ikan)
1tahun2tahun
ASI+nasi tim
sayur,ikan/ayam dan
buah
3-4kali sehari,diselingiASI
3tahunsekarang
Makanan dewasa,
sayur,nasi,susu
formula,temper,ikan/
ayam
3kali sehari
: 3 bulan
: 4 bulan
Duduk sendiri
: 6 bulan
Berdiri sendiri
: 11 bulan
Berjalan
: 13 bulan
Bahasa
Bersuara (aaa/ooh)
: 2,5 bulan
Mengoceh
: 4bulan
Berkata 2-3kata
: 9 bulan
Motorik halus
Mengambil benda ringan dengan jari telunjuk dan jempol :
3,5 bulan
Mengancing baju
: 13 bulan
:12bulan
Personal sosial
Tersenyum
: 2 bulan
Mulai marah
: 5 bulan
Menyatakan keinginan
Kesan
: 12 bulan
Anamnesis Sistem
Sistem serebrospinal
: pasien sadar, demam, sakit
kepala (-), gangguan neurologis (-)
Sistem kardiovaskuler
Sistem integumentum
(-), purpura (-)
Sistem mukuloskeletal
: gerakan bebas kekuatan dan
sensibilitas normal, nyeri sendi (-), bengkak pada sendi (-)
Simpulan : terdapat keluhan pada system
respiratoriuspasien, yaitu sesak nafas batuk
VITAL SIGN
Keadaan Umum : Sedang, tampak sesak
Kesadaran : Compos mentis
Vital Sign
Nadi: 136 kpm, teratur, kuat angkat, isi dan tegangan
cukup
Pernafasan : 60 kpm, tipe thorakoabdominal
Suhu : 37,80 C
Status Gizi :
BB = 16 kg
TB = 100 cm
Berdasarkan WHO growth chart standart, status gizi pasien :
BB/TB: -2SD s/d 2SD ( normal )
BB/U: -2SD s/d 2SD ( gizi baik )
TB/U: -2SD s/d 2SD (tinggi badan normal)
Pemeriksaan Thoraks
Paru paru :
Inspeksi Simetris kanan kiri, tidak ada deformitas, tidak
ada ketinggalan gerak, retraksi dinding dada intercosta (+)
Palpasi
Perkusi
: Batas Jantung
Kanan atas
Auskultasi
SI-SII reguler, tunggal, tidak terdapat bising jantung
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : datar, dinding dada // dinding perut, massa (-),
sikatrik (-), tanda-tanda radang (-)
Auskultasi : peristaltik (+) normal
Perkusi : timpani (+)
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), turgor kulit baik
Pemeriksaan Ekstremitas
Simetris, sianosis (-), akral hangat, deformitas (-), gerak aktif
Pemeriksaan Kepala
Bentuk mesochephal, rambut hitam, distribusi merata
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Ro Thorax :
Gambaran difus merata pada kedua paru, berupa bercak-bercak
infiltrat yang dapat meluas hingga daerah perifer paru, disertai
dengan peningkatan corakan peribronkial
Kesan :
Bronchopneumonia
Diagnosis banding
Bronkopneumonia
Asma
Tuberkulosis
Bronkhiolitis
Diagnosis
Diagnosis kerja
: Bronkopneumonia
Diagnosis Gizi
: Gizi cukup
Diagnosis Imunisasi
Prognosis
ad vitam
: ad bonam
ad functionam : ad bonam
ad sanasionam : dubia ad bonam
edukasi
Jangan minum es, mengkonsumsi snack terlalu banyak
Hidari dari asap rokok
Ventilasi rumah yang baik
Jangan tidur dilantai
Hindari penggunaan kipas angina secara langsung mengenai
badan
BAB II
ETIOLOGI
Infeksi
Bakteri : Streptococcus Pneumoniae, Diplococus pneumonia,
Pneumococcus sp, Hemoliticus aureus, Haemophilus influenza,
Virus : Respiratory syntical virus, Virus influenza
Jamur : Citoplasma capsulatum, Criptococcus nepromas,
Blastomices dermatides, dan Mycoplasma pneumonia
Non Infeksi
Terjadi akibat aspirasi makanan, sekresi orofariengal atau isi
lambung kedalam paru dan karena kongesti paru yang lama
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan bila ditemukan 3 dari 5 gejala
klinis berikut:
TRIAS BRONKOPNEUMONIA:
1. Sesak napas disertai dengan pernapasan cuping hidung
dan retraksi dinding dada.
2. Demam dengan suhu 39-40oC
3. Ronkhi basah, halus, nyaring (crackles)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pemeriksaan darah tepi dapat terjadi leukositosis
Pada foto dada terlihat infiltrate alveolar yang dapat
ditemukan diseluruh lapangan paru. Luasnya kelainan pada
gambaran radiologis biasanya sebanding dengan derajat
klinis penyakitnya
Pemerikasaan mikorbiologis guna mencari etiologi kuman
penyebab dapat meliputi pemeriksaan sputum, sekret
nasofaring bagian posterior, aspirasi trakea
Pemeriksaan Analisa Gas Darah (AGD), kadar pCo2 dapat
rendah, normal, ataupun meningkat
PLANNING
Antibiotik merupakan drug of choice untuk kuman yang
dicurigai
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan terapi :
Kuman yang dicurigai atas dasar klinis, etiologis dan
epidemiologis
Berat ringannya penyakit
Riwayat pengobatan sebelumnya serta respon klinis
Ada / tidaknya penyakit yang mendasari
PLANNING TERAPI
Rawat inap
Lini I :
>3 bln : inj.ampisilin + kloramfenikol
<3 bln : inj.ampisilin + gentamisin
Lini II : amikasin, sefalosporin
Injeksi diberikan selama 3 hari,
PO 7-10hr
Rawat jalan
Lini I amoksisilin atau kotrimoksasol
Alternatif : eritromisin
Catatan :
Neonatus & bayi kecil antibiotik iv harus segera, sering
sepsis dan meningitis
ampisilin/amoksisilin (25-50 mg/kgBB/kali IV atau IM setiap 6
jam)
Bila pasien datang dengan keadaan klinis berat, sebagai
alternatif, dapat diberikan seftriakson (80-100 mg/kgBB IM
atau IV satu kali sehari)
Apabila diduga pneumonia stafilokokal, ganti antibiotik
dengan gentamisin (7.5 mg/kgBB IM satu kali sehari) dan
kloksasilin (50 mg/kgBB IM atau IV setiap 6 jam) atau
klindamisin (15 mg/kgBB/hari dalam 3 kali pemberian
Terapi Suportif
Terapi O2 untuk mencapai saturasi 95-96%
KOMPLIKASI
Pneumotoraks
Empiema torasis
Perikarditis purulenta
Infeksi ekstrapulmoner seperti meningitis purulenta
Miokarditis
OMA