You are on page 1of 15

TUGAS KEWIRAUSAHAAN

ANALISIS SWOT DAN STUDI KELAYAKAN USAHA


PT. Go-Jek Indonesia (GO-JEK)

Disusun oleh :
MIRA FAJRIATI
2014A/14030174043

Universitas Negeri Surabaya


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Jurusan Matematika
2016

KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
kemudahan sehingga saya mampu menyelesaikan tugas makalah ini untuk memenuhi tugas mata
kuliah Kewirausahaan.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang saya hadapi. Namun saya
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan, dan bimbingan orang sekitar, diantaranya orang tua, dosen pengajar, dan teman-teman,
sehingga kendala-kendala yang saya hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca khususnya calon wirausahawan dan wirausahawan
dapat memperluas ilmunya tentang Analisis SWOT dan Studi Kelayakan Usaha yang akan
diaplikasikan pada saat berwirausaha.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Negeri Surabaya.
Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,
kepada dosen pengajar, saya meminta masukannya demi perbaikan pembuatan makalah saya di
masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Surabaya, 25 September 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................1
1.1.

Latar Belakang..........................................................................................1

1.2.

Rumusan Masalah......................................................................................1

1.3.

Tujuan....................................................................................................1

1.4.

Profil Perusahaan.......................................................................................2

BAB II...............................................................................................................3
2.1

Analisis SWOT.........................................................................................3

2.2

Studi Kelayakan Usaha...............................................................................4

BAB III............................................................................................................12
3.1.

KESIMPULAN.......................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................iii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Jasa sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit. Kata jasa itu
sendiri mempunyai banyak arti, dari mulai pelayanan pribadi sampai jasa sebagai
suatu produk. (Rambat Lupiyoadi:2013). Sebenarnya banyak pakar mengemukakan
mengenai apa itu jasa, seperti yang dikemukakan oleh Kotler (2004) dalam Rambat
Lupianto (2013) mendefinisikan jasa adalah setiap tindakan dan kegiatan yang
ditawarkan oleh suatu pihak ke pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
mengakibatkan perpindahan kepemilikan apapun. Produksi jasa mungkin berkaitan
dengan produk fisik atau tidak.
Banyak sekali contoh dari usaha jasa itu sendiri seperti: Jasa Reparasi, Salon,
Rumah Sakit, sekolah dan juga transportasi. Dengan didukung banyaknya jumlah
warga di Ibu Kota Jakarta yang membutuhkan transportasi yang murah,cepat,dan
nyaman disitulah PT. Go-Jek Indonesia (GO-JEK) memanfaatkan peluang tersebut
untuk membuka usahanya. Tidak hanya Jakarta, PT. Go-Jek Indonesia (GO-JEK) juga
mengembangkan sayapnya ke kota besar lainnya seperti Yogyakarta, Malang,
Surabaya dan rencananya juga akan merambah ke kota Solo.
Kemajuan yang diperoleh Go-Jek ini yang mendorong saya untuk membahas
analisis SWOT dan studi kelayakan usaha pada PT. Go-Jek Indonesia (GO-JEK).
Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut muncul beberapa rumusan masalah yaitu :
a. Bagaimana analisis SWOT dari PT. Go-Jek Indonesia (GO-JEK)?
b. Bagaimana studi kelayakan usaha yang digunakan PT. Go-Jek Indonesia (GO-

1.2.

JEK)?
Tujuan
Tujuan yang dapat diperoleh dari penulisan ini yaitu :
a. Mengetahui analisis SWOT dari PT. Go-Jek Indonesia (GO-JEK).
b. Mengetahui studi kelayakan usaha dari PT. Go-Jek Indonesia (GO-JEK).

1.3.

1.4.

Profil Perusahaan
PT. Go-Jek Indonesia (Go-jek), pertama kali didirikan oleh Nadiem Makarim
pada tahun 2011. Go-Jek adalah sebuah perusahaan teknologi berjiwa sosial yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja di berbagai sektor informal di
Indonesia. Go-Jek bermitra dengan sekitar 200.000 pengendara ojek yang
1

berpengalaman dan terpercaya di Indonesia, untuk menyediakan berbagai macam


layanan, termasuk transportasi dan pesan antar makanan. Kegiatan Go-Jek bertumpu
pada tiga nilai pokok: kecepatan, inovasi, dan dampak sosial. Go-Jek telah resmi
beroperasi di 10 kota besar di Indonesia, termasuk Jakarta, Bandung, Bali, Surabaya,
Makassar, Yogyakarta, Medan, Semarang, Palembang, dan Balikpapan dengan
rencana pengembangan di kota-kota lainnya pada tahun mendatang. Dengan
perkembangannya yang pesat ini, kabarnya Go-Jek telah menuai prestasi sebagai
Juara 1 dalam kompetisi bisnis Gobal Entrepreneurship Program Indonesia (GEPI) di
Bali. Selain itu, Go-Jek telah memperoleh berbagai penghargaan dari komunitas
bisnis maupun sosial.
Di situs resminya disebutkan Go-Jek memberikan layanan jasa kurir (90
minute delivery anywhere in the city), Jasa transportasi (transparent pricing, free
shower cap and masker), Jasa delivery makanan (delivering your favorite food under
60 minutes in Jabodetabek) dan Jasa belanja dengan nominal dibawah 1 juta rupiah
(shop for food, ticket, medicine, anything under RP 1.000.000. we`ll pay for it first).
Go-Jek dapat dipesan melalui Go-Jek App yang bisa diunduh melalui Play Store
maupun App store. Dalam waktu 1 bulan aplikasi ini sudah berhasil mencapai 150
ribu download, dengan rating 4,4 dari 5 bintang. Untuk pembayarannya pun memiliki
2 cara yaitu cash atau menggunakan Go-Jek Credit. Go-Jek Credit adalah metode
pembayaran Go-Jek yang dibuat cashless dan dapat digunakan untuk membayar
semua layanan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Analisis SWOT
1. Kekuatan (Sthrenghts)
Sebagai salah satu pelopor ojek online berbasis aplikasi, Go-Jek
menawarkan berbagai macam kemudahan kepada para pengguna. Selain
menyediakan jasa antar jemput penumpang, Go-Jek juga menyediakan jasa lain
yang cukup membantu seperti pengantar makanan (GO-FOOD), kurir instan
(GO-SEND), pengantar barang belanja (GO-MART), layanan jasa kebersihan
professional (GO-CLEAN) dan lain-lain. Keunggulan-keunggulan lain yang
menjadi nilai tambah dari Go-Jek adalah harga yang ditetapkan lebih bersaing,
pengendara lebih banyak, aplikasi mudah digunakan dan servis yang disediakan
melebihi pesaing.
2. Kelemahan (Weakness)
Kelemahan dari Go-Jek ini adalah ketika pelanggan menggunakan layanan
pengantar barang belanja atau makanan, kemungkinan terjadi barang atau
makanan yang diterima kurang sesuai dengan apa yang diinginkan. Hal ini dapat
terjadi ketika pengguna kurang lengkap menjelaskan barang atau makanan apa
yang ingin dibeli. Kelemahan lain yang dimiliki Go-Jek adalah tidak melayani
sistem booking/pre-order dan tidak terdapat komunikasi langsung antara
karyawan dan manajemen sehingga keamanan pengendara dan pengguna tidak
bisa secara langsung dijamin oleh manajemen.
3. Peluang (Oportunities)
Peluang yang yang dimiliki Go-Jek adalah Go-Jek dapat memperluas
jangkauannya sampai ke seluruh daerah di Indonesia (khususnya kota-kota besar
lainnya) karena dengan adanya Go-Jek, dapat ikut serta membantu tukang ojek
lainnya dalam hal beroperasi sehingga struktur tranportasi umum di Indonesia
menjadi lebih baik kedepannya. Selain itu dengan menambah layanan-layanan
tambahan yang akan membuat Go-Jek dapat terus bersaing dengan ojek online
berbasis aplikasi lainnya di Indonesia.
4. Ancaman (Threaths)
Ancaman utama untuk Go-Jek datang dari peraturan pemerintah yang
menganggap bahwa Go-Jek sebagai bisnis abu-abu atau tidak memiliki
pengaturan yang baik. Selain itu adanya kasus-kasus yang berkaitan dengan
3

pengendara Go-Jek, banyak ditentang oleh ojek tradisional serta kompetisi dengan
ojek online berbasis aplikasi lainnya juga harus menjadi perhatian untuk Go-Jek
agar dapat terus eksis di Indonesia.
2.2 Studi Kelayakan Usaha
Dalam suatu studi kelayakan usaha akan menyangkut beberapa aspek, yaitu:
1. Aspek hukum
Sempat diberitakan tentang adanya larangan bagi taksi dan ojek online
beroperasi oleh Menteri Perhubungan seperti yang tertuang dalam Surat Nomor
UM.302/1/21/Phb/2015. Surat ini ditandatangani oleh Menteri Perhubungan
Ignasius Jonan, tertanggal 9 November 2015. Selain ditujukan kepada
Kepolisian RI, surat ini juga ditembuskan kepada Menteri Koordinator Bidang
Politik, Hukum dan Kemanaan Republik Indonesia, Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian, serta Gubernur, Kapolda, Korlantas, Dirjen Perhubungan Darat
dan Ketua Umum DPP Organda.
Akan tetapi, kemudian Ignasius Jonan membatalkan surat tersebut dan
menyatakan bahwa jasa transportasi online dan layanan sejenisnya dipersilakan
untuk beroperasi sebagai solusi sampai transportasi publik dapat terpenuhi dengan
layak.
Namun, jika dicermati dari isi surat ini, sebenarnya surat tersebut berisikan
pemberitahuan kepada instansi-instansi yang saya sebutkan di atas bahwa taksi
maupun ojek online dinilai tidak memenuhi ketentuan sebagai angkutan umum
karena tidak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ) dan Peraturan Pemerintah
Nomor 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan Jalan (PP 74/2014).
Oleh karena itu, Menteri Perhubungan meminta segenap instansi terkait
tersebut untuk mengambil langkah-langkah yang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Jadi, sifatnya adalah pemberitahuan dan imbauan.
Advokat Bimo Prasetio dalam sebuah tulisan Peran Pemerintah dalam
Mengatur Bisnis Jasa Berbasis Teknologi Aplikasi yang dimuat di laman
strategihukum.net yang dia kelola, berpendapat, model bisnis dan regulasi dalam
satu industri yang akan menentukan apakah perusahaan teknologi aplikasi seperti
ojek online itu harus memiliki izin khusus dari instansi terkait industri yang
didukungnya atau tidak.
4

Sementara, pelaku usaha penghubung seperti Go-Jek menyatakan dalam


situs Go-Jek (Terms of Use Pasal 1.5) dan dalam artikel Gojek Bukan
Perusahaan Transportasi Umum bahwa mereka adalah Perusahaan
Teknologi yang tidak diwajibkan untuk memiliki izin usaha transportasi yang
mereka hubungkan.
Bimo juga menjelaskan bahwa selaku pelaku usaha penghubung, operator
teknologi aplikasi tidak perlu memiliki izin untuk memperdagangkan barang dan
jasa yang ia hubungkan melalui teknologi aplikasi. Hal ini mengingat tanggung
jawab atas perdagangan barang dan jasa tersebut ada pada produsen barang dan
jasa. Sebagai ilustrasi, Agoda tidak perlu memiliki izin usaha perhotelan, namun
hotel yang dipesan melalui Agoda, harus memiliki izin usaha perhotelan.
Jika memang perusahaan yang menyediakan aplikasi jasa ojek online
sebagai pelaku usaha penghubung seperti Go-Jek ini adalah perusahaan teknologi,
maka sebetulnya ia tidak wajib memiliki izin usaha seperti perusahaan angkutan
umum. Sebaliknya, jika perusahaan penyedia aplikasi itu menghendaki menjadi
perusahaan angkutan umum, maka ia wajib memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam UU LLAJ dan PP Angkutan Jalan sebagaimana diwajibkan
pemerintah.
Untuk saat ini, Go-Jek hanya memiliki izin domisili dari tiap kota dimana
Go-Jek beroperasi.
2. Aspek ekonomi dan budaya
Ditinjau dari aspek ekonomi, Go-Jek terbukti mampu menaikkan
pendapatan masyarakat Indonesia khususnya pengendara Go-Jek. Dengan
dibukanya Go-Jek di kota-kota besar, Go-Jek mampu membuka lowongan
pekerjaan untuk masyarakat di kota-kota besar dan sekitarnya. Seperti yang diulas
dalam artikel 5 Fakta Go-Jek Dalam Membangun Perekonomian Indonesia
pada laman cermati.com , Go-Jek memberikan pendapatan yang menggiurkan
seperti menerapkan sistem bagi hasil, mendapatkan asuransi gratis, mendapatkan
bonus, tidak terikat kontrak kerja dan membuka peluang investasi.
Sedangkan dari aspek budaya, Go-Jek dapat menjadi alternatif layanan
jasa yang terjangkau dan mudah digunakan. Selain itu, Go-Jek dapat
memudahkan masyarakat dalam kegiatan sehari-hari misalkan pengiriman barang,
5

jasa mengantar makanan dan lain-lain sehingga masyarakat khususnya pengusaha


yang memiliki segudang kesibukan dapat terbantu dengan adanya layanan jasa
yang ditawarkan Go-Jek ini.
3. Aspek pasar dan pemasaran
Saat ini Go-Jek telah membanjiri jalanan di kota-kota besar. Potensi dan
peluang yang besar menjadikan Go-Jek menjadi salah satu alat transportasi
pilihan favorit masyarakat. Hal ini tidak terlepas dari daya beli masyarakat yang
tinggi serta pendekatan segmentasi yang dilakukan sebagai berikut :
a. Segmentasi berdasarkan karakteristik konsumen
Demografi dan Sosioekonomi
Dalam segmentasi ini Go-Jek membagi pasar menjadi beberapa kelompok
yaitu segmentasi Karyawan, Masyarakat umum dan Mahasiswa juga

Pelajar.
Psikografis
Dalam segmentasi ini Go-Jek membagi pasar dalam kelompok gaya hidup
masyarakat dimana tempat beroperasi Go-Jek. Menengah kebawah dan

menengah ke atas.
Geografi
Dalam hal segmentasi ini Go-Jek menentukan tempat beroperasi yaitu

dipusat kota terlebih dahulu kemudian merambah ke daerah pinggiran.


b. Segmentasi berdasarkan respon konsumen
Segmentasi Manfaat
Awalnya konsumen berfikir mencari alat transportasi yang memberikan
banyak kemudahan dan manfaat maka dari itu Go-Jek datang untuk
menjawab itu semua bukan hanya menyediakan jasa antar jemput tetapi

juga personal shopping dan kurir isntan.


Segmentasi Pengguna
Dalam hal ini Go-Jek membagi pasar berdasarkan pengguna, dimana akan
mengidentifikasi mana yang termasuk pengguna berat, menengah dan

ringan.
Respon Promosional
Go-Jek memasarkan produknya menggunakan iklan di Radio, Televisi dan
untuk langkah awal akan mengadakan event saat pembukaan Go-Jek.
Setelah itu akan mengidentifikasikan konsumen berdasarkan bagaimana

konsumen merespon bentuk-bentuk promosi yang dilakukan Go-Jek.


Loyalitas
6

Dalam hal segmentasi ini Go-Jek akan membagai konsumen dalam 2


kelompok yaitu konsumen Loyal dan kurang Loyal.
Setelah mengevaluasi berbagai macam segmen pasar yang ada, Go-Jek
memutuskan melakukan pasar target dengan melakukan strategi pemasaran tanpa
perbedaan yaitu mengabaikan perbedaan segmen pasar daan menawarkan satu
macam produk kepada seluruh pasar, karena jasa yang ditawarkan oleh Go-Jek ini
dirasa bisa di nikmati atau dipakai untuk semua kalangan.
Situasi persaingan di lingkungan industri menuntut Go-Jek untuk
menciptakan suatu inovasi-inovasi baru agar tetap terus bersaing dengan pesaing
bisnis lainnya. Selain itu sikap, perilaku dan kepuasan konsumen sangat perlu
diperhatikan untuk menjaga kredibilitas Go-Jek.

4. Aspek teknis dan teknologi


Ada beberapa persyaratan khusus yang harus dipenuhi ketika seseorang
akan mendaftar di Go-Jek. Dari segi administrasi misalnya, calon pengendara
harus membawa foto copy SIM, STNK dan Kartu Keluarga ke salah satu kantor
Go-Jek daerah setempat. Setelah melengkapi administrasi, Go-Jek akan
melakukan pengecekan kondisi fisik motor dan tes wawancara.
Kemudian setiap calon pengendara akan menjalani training, diantara nya
soal penggunaan aplikasi Go-Jek Driver dalam smartphone, pelayanan pelanggan,
hingga edukasi soal safety riding. Selepas itu, jika diterima, akan langsung
dilakukan penandatanganan kontrak. Jaket dan helm pun akan dipinjamkan.
Sedangkan untuk masker, hair cover dan handphone dapat diambil di kantor GoJek.
Tidak hanya mengedukasi para calon pengendara agar tertib administrasi,
Go-Jek juga memberikan value terhadap para pengendara mengenai teknologi,
customer service, hingga keselamatan berkendara. Sehingga dengan adanya
kebijakan tersebut, para pengendara Go-Jek ikut berpartisipasi dalam usaha
pemerintah untuk menertibkan lalu lintas.

Salah satu strategi Go-Jek yang paling ampuh adalah dengan menciptakan
brand awareness. Beberapa cara Go-Jek melakukan ini adalah dengan
memberikan atribut yang merupakan ciri khas Go-Jek. Contohnya adalah, semua
driver Go-Jek diharuskan menggunakan Helm yang berstiker hijau dan jaket hijau
khas Go-Jek. Dengan ini, orang-orang pun akan mengenali secara seketika jika
ada driver Go-Jek yang lewat. Ini juga sekaligus merupakan marketing berjalan,
karena orang-orang terus diingatkan bahwa servis Go-Jek selalu tersedia untuk
digunakan. Juga, karena sering melihat, secara tidak sadar, nantinya, pada situasisituasi tertentu, mereka akan langsung teringat akan Go-Jek dan kemudahan yang
ditawarkannya.
Dari segi produk, tentunya Go-Jek sangat memudahkan para pelanggannya
untuk baik memesan walaupun mengetahui perkembangan ordernya dengan
menggunakan teknologi smartphone dan Location Services. Ini sangat berbeda
dengan ojek tradisional dimana pelanggan harus mencari-cari ojek yang tersedia
dan jika memanggil ojek, harus mengenal secara personal. Begitu juga dengan
servis-servis Go-Jek lainnya seperti servis kurir, Go-Food, Go-Mart. Go-Jek
sangat berhasil dalam menghubungkan pengguna (yang membutuhkan pelayanan)
dan pengendara (yang bersedia melayani) tanpa proses yang rumit. Aplikasi GoJek pun sangat mudah digunakan dan sangat user-friendly. Selain itu, beberapa
servis yang tidak diberikan oleh ojek tradisional pun diberikan oleh Go-Jek, yaitu
pemberian Masker dan Shower Cap secara gratis bagi pelanggan. Untuk servis
lainnya, pelanggan pun bisa langsung menelepon pengendara dan mengetahui
perkembangan ordernya dan Estimated Time of Arrival ordernya dengan lebih
jelas.
Selain itu, dari segi harga, strategi Go-Jek lainnya dalam menjalin hubungan
yang baik dengan customernya adalah dengan memberikan sebuah sistem
pengenaan tarif yang transparan. Ini sangat membantu kesediaan orang-orang
untuk menggunakan servis Go-Jek karena pada ojek tradisional, orang-orang bisa
merasa bahwa mereka ditipu atau tarifnya dilebih-lebihkan sesuai dengan
pengendara ojek.

Dari segi promosi, Go-Jek, saat pertama kali launching di Surabaya atau
kota-kota lainnya akan mengadakan promosi yaitu Rp 10.000 kemana saja. Ini
sangat efektif untuk pengenalan dan proses familiarisasi orang-orang terhadap
sistem Go-Jek dan kemudahan yang diberikannya. Jika orang-orang sudah
mencoba menggunakan servis Go-Jek dan merasa bahwa servisnya itu
memuaskan dengan harga Rp 10.000, mereka tidak akan keberatan untuk
membayar tarif normalnya (lebih mahal sekitar Rp 5.000) jika sudah merasa
servis Go-Jek itu memuaskan.
5. Aspek manajemen
Pengembangan produk adalah sebuah straetgi yang mengupayakan
peningkatan penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasi produk atau
jasa yang ada saat ini. Dalam kasus Go-Jek, pengembangan yang dilakukan
adalah pada jasa atau servisnya. Go-Jek sudah sangat ahli dalam hal
mengembangkan

servis

yang

ditawarkannya.

Dulunya,

Go-Jek

hanya

menyediakan empat layanan:


a. GoRide layanan ojek online
b. GoCourier layanan kurir online (mengantar barang)
c. GoFood layanan pembelian makanan online
d. GoMart layanan belanja online (diantar ke pembeli)
Sekarang berkembang menjadi beberapa layanan seperti:
a. GoBusway layanan informasi Transjakarta
b. GoBox layanan perpindahan dengan Mobil Box
c. GoClean layanan cleaning service
d. GoGlam layanan mempercantik diri seperti salon online
e. GoMassage layanan panggilan tukang pijat.
6. Aspek keuangan
Meskipun sempat diisukan krisis keuangan pada bulan mei lalu, Go-Jek
berhasil mendapatkan investor senilai 7,2 trilliun. Setelah pendanaan ini, nilai GoJek sebagai perusahaan menjadi USD1.3 miliar (Rp17 triliun). Go-Jek berencana
menggunakan uang ini untuk mengembangkan bisnis layanan mereka dan
melanjutkan persaingan dengan para pesaingnya di Indonesia.
Menurut laman metrotvnews.com , bulan lalu Wall Street Journal
melaporkan bahwa Go-Jek sedang berdiskusi untuk mendapatkan investasi
sebesar USD400 juta (Rp5,2 triliun). Dua calon investor yang berpotensi adalah
KKR dan Warburg Pincus. Saat ini, investor dari Go-Jek adalah Sequioa Capital,
9

DST Global, dan NSI Ventures, yang bermarkas di Singapura. Investasi ini
menjadikan Go-Jek sebagai salah satu startup unicorn di Asia Tenggara
Go-Jek mengklaim bahwa mereka memiliki 200 ribu ojek di seluruh
Indonesia. Pada pertengahan bulan Juli lalu, Go-Jek mengatakan bahwa mereka
telah memproses 20 juta permintaan untuk ojek di bulan Juni 2016, atau sekitar
667 ribu pesanan setiap harinya. Sementara dokumen internal yang Tech Crunch
lihat menunjukkan bahwa Go-Jek melayani sekitar 256 ribu pesanan per bulan
April 2016. Investasi untuk Go-Jek muncul saat bisnis transportasi berbasis
aplikasi di Asia Tenggara sedang memanas.
Go-Jek memiliki kas USD104 juta per bulan Maret lalu. Terlihat juga GoJek menghabiskan USD73 juta selama 6 bulan terakhir. Mengingat kompetisi
yang semakin ketat, investasi ini penting bagi Go-Jek jika mereka ingin terus
bersaing dengan para kompetitornya.

10

BAB III
PENUTUP
3.1.

KESIMPULAN
Go-Jek adalah sebuah perusahaan yang patut dicontoh bagi pengusahapengusaha lainnya di Indonesia. Ide-ide seperti inilah yang menjadi sebuah bisnis
yang sangat lucrative dan profitable. Selain profitable dan menguntungkan
shareholders, bisnis ini menguntungkan banyak orang yang kebutuhannya
sekarang terpenuhi.
Namun, masih banyak peluang yang bisa diambil oleh Go-Jek dan masih
terdapat kelemahan-kelemahan dari sistemnya serta pelayanannya. Go-Jek tidak
boleh merasa puas begitu saja karena perusahaan lain akan tetap berusaha untuk
menyainginya.
Strategi-strategi yang telah diterapkan oleh Go-Jek ini sangatlah bagus dan
memperlihatkan sebuah analisa yang baik sebelum pengimplementasiannya.
Contoh yang paling bagus adalah promosi Rp 10.000 yang membiarkan orangorang merasakan mudahnya dan bagus servis Go-Jek sehingga saat tarif naik
sebesar Rp 5.000, mereka tidak akan keberatan untuk menggunakan servis Go-Jek
yang memuaskan.
Go-Jek bisa menjadi inspirasi kita semua, terlebih lagi Go-Jek dimiliki oleh
anak bangsa. Ini membuktikan bahwa, dengan analisa yang baik, maka strategi
yang bagus dan ampuh bisa dihasilkan.

11

DAFTAR PUSTAKA
Lupiyoadi,Rambat. Manajemen Pemasaran Jasa Berbasis Kompetensi. 2013. Jakarta : Salemba
Empat
https://www.go-jek.com/ diakses pada tanggal 24 September 2016
https://www.linkedin.com/pulse/go-jek-swot-analysis-its-future-yandri-susanto
diakses pada tanggal 24 September 2016

http://strategihukum.net/peran-pemerintah-dalam-mengatur-bisnis-jasa-berbasisteknologi-aplikasi

diakses pada tanggal 25 September 2016


http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt56739f735626d/apakah-perusahaan-aplikasi-ojekharus-berizin-perusahaan-angkutan-umum
diakses pada tanggal 25 September 2016
http://www.jatim.metrotvnews.com/bisnis/GKdX54mK-Go-Jek-terancam-tak-beroperasi-disurabaya
diakses pada tanggal 25 September 2016
https://www.cermati.com/artikel/5-fakta-gojek-dalam-membangun-perekonomian-masyarakat
diakses pada tanggal 25 September 2016
http://teknologi.metrotvnews.com/news-teknologi/Obz98E9N-makin-serius-saingi-uber-dangrab-go-jek-dapat-investasi-rp7-2-triliun
diakses pada tanggal 25 September 2016

You might also like