You are on page 1of 8

TUGAS PRAKTIKUM PARASITOLOGI

Kelas

: AK 2 EKS Rawa Buaya

Nama

: Nesha Mooloobhy / NIM : 22150071

JUDUL

: DEMODEX CANIS

Dosen : Maroloan Aruan M.Si

IDENTIFIKASI ARTHROPODA
A.PENGAMATAN MITES ( TUNGAU )
Tungau adalah arachnida yang memiliki suatu gnathosoma (suatu kapitulum anterior mulut) yang
mudah dibedakan dari arachnida lain, karena tidak adanya pembagian yang jelas antara cephalothorax
(prosoma) dan perut (opisthosoma). Tungau merupakan hewan bertubuh kecil sampai mikroskopis dan
umumnya berukuran 1 mm atau kurang.
Tungau merupakan spesies yang melimpah diperkirakan terdiri atas 20.000 spesies dengan memiliki
habitat antara lain tanah, humus, air tawar, air laut, dan tumbuhan, serta bersifat parasit pada hewan dan
tanaman. Beberapa dari mereka memakan tumbuhan dan hewan yang masih hidup maupun yang sudah mati,
sedangkan yang lain menghisap cairan tumbuhan. Selain itu beberapa dari mereka memiliki kebiasaan
berada di kulit, darah atau jaringan dari vertebrata darat.
Tungau dewasa memiliki empat pasang kaki, seperti arachnida lain, tetapi beberapa memiliki kaki
lebih sedikit. Beberapa tungau parasit hanya memiliki satu atau tiga pasang kaki dalam tahap dewasa.
Tungau dewasa dengan hanya tiga pasang kaki dapat disebut 'larviform'.
Tungau bernapas melalui tracheae, stigmata (lubang kecil pada kulit), usus dan kulit. Kebanyakan
tungau tidak memiliki mata. Mata pusat arachnida selalu hilang, atau mereka menyatu menjadi satu
mata.Panjang tungau dewasa hanya 0,3-0,4 milimeter. Tungau memiliki tubuh semitransparan memanjang
yang terdiri dari dua segmen menyatu. Tungau memiliki delapan kakipendek, kaki yang tersegmentasi
melekat pada segmen tubuh pertama. Tubuh ditutupi dengan sisik untuk penahan dirinya dalam folikel
rambut, dan tungau memiliki pin (seperti mulut) yaitu bagian untuk makan sel-sel kulit dan minyak (sebum)
yang menumpuk di folikel rambut. Tungau dapat meninggalkan folikel rambut dan perlahan-lahan berjalanjalan pada kulit, dengan kecepatan 8-16 mm per jam, terutama pada malam hari, ketika mereka mencoba
untuk menghindari cahaya.

Keterangan:
a. Gnatosoma
Gnatosoma terletak di bagian anterior tubuh merupakan alat mulut yang terdiri atas kelisera
dan pedipalpi. Pada gnatosoma terdapat stigmata, peritrema dan alat sensori.
b. Kapitulum
Gnatosoma merupakan bagian dari kapitulum
c. Podosoma
Terdapat empat pasang tungkai yang terletak pada podosoma.
d. Opistosoma
Opistosoma merupakan bagian posterior dari tubuh tungau yang terdiri dari organ sekresi dan
organ genital.
e. idiosoma
Idiosoma pada tungau adalah podosoma dan opistosoma yang menyatu.

T1, T2, T3, T4 = tungkai ke-1 hingga ke-4

Adapun jenis-jenis tungau yaitu:


1. familia sarcoptidae ( tungau gatal dan tungau kudis )
2. familia psoroptidae ( tungau keropeng )
3. familia listrophoridae ( tungau kudis miokoptik )
4. familia trombidiidae dan trombiculidae ( tungau chiggers dan harvest )
5. familia dermanyssidae ( tngau gamasida : parasitoidea )
6. familai acaridae dan glycyphagidae ( tungau makanan )
7. familia demodicidae ( tungau folikuler )

B. BIONOMI MITES
Tungau termasuk dalam filum Arthropoda, sub filum Chelicerata, kelas Arachnida, dan ordo Acarina.
Acarina berasal dari bahasa Yunani, yaitu akari yang berarti tungau.
Klasifikasi :

Kingdom
Phylum
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies

:
:
:
:
:
:
:

Animalia
Arthropoda
Arachanida
Acarinida
Demodicidae, Psorergatidae, Tydeidae, dll
Demodex, Psorergates, Tydeus, dll
Brevis, Canis, Psorergatesovis, Tydeusmolestus, dll

C. PEMBAHASAN
DEMODEX CANIS
1. Morfologi
Tungau tersebut memiliki bentuk tubuh memanjang seperti wortel atau cacing dengan ukuran
yang bervariasi, umumnya memiliki panjang 0,25 mm dan lebar 40 m. Tubuh tungau terdiri atas
kepala dan thoraks yang menyatu. Abdomen yang panjang , dilengkapi dengan empat pasang kaki
yang pendek, tumpul dan terdiri atas lima ruas. Bagian mulut memiliki sepasang palpus dan chelicerae
serta hipostom tunggal.

2. Siklus hidup

Daur

hidup

Demodex

canis

berlangsung dalam tubuh inangnya (anjing)


terdiri atas lima tahapan yaitu telur, larva,
nimfa (protonimfa, deutonimfa) dan bentuk
dewasa. Telur Demodex canis berbentuk
lonjong

seperti

gelondongan,

kemudian

menetas menjadi larva yang mempunyai enam


buah kaki yang berujung dengan cakar. Lalu
berubah menjadi protonimfa dan deutonimfa
yang berkaki delapan, kemudian berubah menjadi bentuk dewasa. Perubahan dari telur sampai dewasa
(yang merupakan satu siklus di dalam tubuh inang) memerlukan waktu antara 18-24 hari. Tungau
jantan dapat ditemukan di dekat permukaan kulit, sedangkan betina yang telah dibuahi meletakan 2024 butir telurnya di dalam folikel rambut. Telur akan menetas menjadi larva kemudian menjadi nimfa,
bergerak melewati aliran sebaceus (kelenjar keringat) ke muara dari folikel rambut dan disanalah
mereka akan menjadi dewasa dan mengulangi siklus hidupnya.
Pemeriksaan mikroskopik stadium parasit tersebut perlu diperhatikan tidak hanya yang dewasa
saja. Demodex memiliki daya tahan hidup yang lama. Diluar tubuh inang dapat hidup berhari-hari
apalagi kalau dalam suasana lembab.
3. Habitat
Tungau demodex hidup di kelenjar minyak dan kelenjar keringat (glandula sebacea).
4. Makanan
Tungau yan memenjang seperti cerutu ini memakan epitel dan cairan limfe dari beberapa
hewan, kecuai unggas. Dalam keadaan tertentu tungau demodek dapat menginfestasi manusia.
5. Epidemiologi
Umumnya anjing dengan ras murni lebih sering terkena di bandingkan dengan ras campuran.
Hal ini disebabkan adanya faktor predisposisi genetik seperti Dachshunds, pugs dan Bulldog dan ras
lain seperti anjing berbulu pendek. Adapun faktor predisposisi lain seperti umur, nutrisi, stress,
hypothroidism, estrus dan suhu lingkungan. Kejadian demodikosis sering terjadi pada anjing umur tiga
bulan sampai satu tahun karena kekebalan tubuh belum berfungsi sempurna. Jika hal ini terjadi pada
hewan tua, hal ini karena hewan tersebut menderita dari masa mudanya dan terjadi defisiensi tanggap
kebal yang disebabkan karena mengalami penyakit dalam yang serius.
6. Penularan
Penularan penyakit ini dapat terjadi secara kontak langsung dengan anjing yang menderita
demodekosis. Anak anjing dapat tertular penyakit ini saat kontak dengan induk selama 2-3 hari setelah
lahir. Anak anjing tertular saat mereka menyusu dengan induknya yang menderita demodekosis dan
lesinya menular dari kulit moncong, mata, kaki depan sebelah plantar (dalam). Parasit dapat meluas
dari tempat-tempat tersebut ke seluruh permukaan tubuh.

7. Gejala
Gejala Demodecosis biasanya anjing akan merasa kegatalan, kulit merah meradang, muncul
bisul kecil di kulit, bulu rontok, perdarahan. Anjing dengan bulu yang panjang dan tebal biasanya
paling menderita jika terinfeksi penyakit ini. Parasit ini menyerang semua ras anjing segala umur.
Induk yang terinfeksi dapat menularkannya pada anak saat umur 2 3 hari. Penularannya melalui
melalui kontak langsung, namun ada sifat kebal (resistensi) individual.
Jadi untuk anjing kebal, kecil kemungkinan tertular. Bagian yang pertama kali diserang
adalah kepala terutama sekitar mata, moncong, pipi, telinga dan leher, badan dan kaki juga akan
terserang. Jika semua bagian terserang pertanda sudah parah, anjing bisa kesakitan dan sulit berjalan
Pada anjing dewasa terjadinya demodecosis dapat mengindikasikan adanya penyakit dalam yang
berdampak pada gangguan sistem imun hewan, diantaranya kanker, penyakit liver, ginjal maupun
ketidakseimbangan hormonal. Hewan yang sedang dalam terapi menggunakan obat imunosupresif
seperti kortikosteroid juga dapat berpengaruh pada sistem kekebalan tubuh hewan yang akhirnya
dapat memicu timbulnya demodecosis.
8. Diagnosa
Penyakit ini didiagnosa dengan kerokan kulit yang kemudian diperiksa di bawah mikroskop.
Pemeriksaan histopatologi meklalui biopsi kulit. Melaui biopsi dapat diketahui tingkatan
perifolikulitis, folikulitis dan furunkulitis. Folikel rambut yang menderita akan dipenuhi oleh tungau
demodex. Pada beberapa hewan pada kulitnya ditemukan nodul-nodul atau pustula yang menonjol.
Jika nodul-nodul atau pustula tersebut dipecahkan maka didalamnya akan terdapat tungau-tungau
demodec yang bersarang.
Kerokan dilakukan pada bagian yang mengalami kerontokan, dibantu dengan larutan basa
keras (KOH 10%) yang nantinya akan dilihat di bawah mikroskop.
9. Pencegahan
1. Terapi untuk Demodekosis Lokal
Terapi pertama dapat dilakukan dengan menggunakan sampo antibacterial. Hal ini untuk mengurangi
infeksi sekunder yang dilakukan oleh bakteri. Treatment terhadap demodecosis lokal diantaranya :
1.

Pemberian salep yang mengandung 1% rotenone (Goodwinol ointment) maupun gel benzoyl
peroxide 5 % yang diaplikasikan sehari sekali setiap hari selama 1-3 minggu.
2. Mandi dengan shampoo yang mengandung benzoyl peroxide secara regular minimal seminggu
sekali.

3. Pemberian amitraz yang telah diencerkan dengan konsentrasi 0.1% pada area alopecia sehari
sekali selama 2 minggu.
2. Terapi untuk Demodekosis General
Pada demodekosis yang bersifa general tidak mudah ntuk mengatasinya. Memerlukan waktu
yang lama dalam penyembuhannya. Pengobatan dapat diberikan denga amitraz (mitaban) yang
diaplikasikan dengan memandikan anjing dengan amitraz. Terapi lain jika amitraz tidak berhasil
adalah dengan larutan organofosfat ronnel, larutan thriclorfon (negovon) 3 % dengan memendikan
anjing. Berikut merupakan beberapa terapi yang dapat dilakukan :
1. Mandi dengan amitraz dengan konsentrasi 0.025% 2 kali seminggu. Adapun sebaiknya sebelum
menggunakan amitraz, hewan terlebih dahulu dimandikan dengan shampoo yang mengandung
benzoyl peroxide untuk mengurangi minyak dan runtuhan sel kulit mati. Sedangkan bagi hewan
berbulu panjang, perlu dicukur terlebih dahulu agar obat lebih mudah meresap ke dalam kulit.
Namun amitraz memiliki efek diantaranya : Depresi, ngantuk 2-6 jam, Tidak nafsu makan ,
Muntah dan diare ringan, haus dan kencing.
2. Pemberian ivermectin oral 200 g/kg sehari sekali selama 2-4 minggu. Sayangnya obat ini
kontraindikasi untuk anjing jenis collie, shelties, australian shepherds, old english sheepdogs
maupun hewan yang positif menderita heartworm karena faktor sensitivitasnya. Efek samping
yang dapat ditimbulkan oleh pemberian ivermectin diantaranya salivasi dan inkoordinasi
sehingga penggunannya harus sesuai petunjuk dan pengawasan dokter hewan.
3. Pilihan obat lainnya selain ivermectin yaitu doramectin 1% injeksi yang diaplikasikan selang 2
minggu.
4. Pemberian antibiotik bila terjadi infeksi sekunder oleh bakteri (pyoderma).
5. Pemberian antihistamin bila terjadi kegatalan karena iritasi demodec pada kulit hewan.
Pencegahan penularan dapat dilakukan dengan menjauhkan anjing sehat dari anjing penderita
demodekosis
10. Pengobatan
Kejadian demodex lokal dilakukan dengan menciptakan kondisi yang kondusif agar
demodekosis dapat hilang secara spontan dengan memandikan secara teratur menggunakan shampo
benzoyl peroksida atau dengan pemberian 1% rotenone salep dilanjutkan dengan 5% benzoyl
peroksida.
Pemberian amitraz secara dipping dilakukan untuk kejadian demodex umum karena amitraz
tergolong sebagai pestisida dengan aktifitas farmakologi yang dapat menghambat oksidase monoamin

dan syntesis prostaglandin pada anjing. Namun sebelumnya dilakukan pencukuran bulu kemudian
dimandikan dengan shampo benzoyl peroksida untuk mengurangi minyak pada kulit dan sel-sel yang
mati, kemudian sesudah kering diberikan amitraz secara dipping. Untuk menghindari keracunan
ditambahkan yohimbin dengan dosis 0,25/10 kg untuk mengurangi sensitifitas akibat amitraz.
Pemberian milbemycin oxime dan Ivermectin dilakukan apabila pemberian amitraz tidak
memberikan respon. Obat ini relatif aman dan praktis untuk pengobatan demodex kronis.

D. KESIMPULAN
1. Demodex canis adalah flora normal pada kulit anjing, dan menimbulkan gangguan pada kulit anjing
saat terjadi overpopulasi yang biasanya dikaitkan dengan kondisi kekebalan tubuh yang rendah
(imunosupresi) pada hewan.
2. Demodekosis atau nama lainnya (Red mange, Follicular mange, or Puppy mange) merupakan satu
penyakit yang patu diwaspadai terutama bagi anjing kesayangan yang disebabkan oleh sejumlah
parasit external dalam jumlah kecil yang menyerang hewan (kecuali unggas), namun terkadang
menyerang manusia juga.
3. Gejala Demodecosis pada anjing biasanya anjing akan merasa kegatalan, kulit merah meradang,
muncul bisul kecil di kulit, bulu rontok, perdarahan.

E. DAFTAR PUSTAKA
1 http://ilmuveteriner.com/pengenalan-demodekosis-pada-anjing/ (diakses 23 Juli 2016 pukul 20.00)
2.http://cahyadiblogsan.blogspot.co.id/2012/03/demodekosis-demodex-anjing.html (diakses 23 Juli 2016
pukul 20.00)
3.http://goresantintaanakrantau.blogspot.co.id/2012/01/pendahuluan-parasit-merupakan-organisme.html
(diakses 23 Juli 2016 pukul 20.00)
4.http://kandadvm.blogspot.co.id/2009/11/dapet-kasus-tentang-demodex-ney.html (diakses 23 Juli 2016
pukul 20.00)
5.http://wiki.isikhnas.com/images/9/90/Penyakit_DEMODECOSIS.pdf (diakses 23 Juli 2016
20.00)

pukul

LAMPIRAN

Morfologi Demodex sp

Demodex canis

Siklus Hidup Demodex


canis
Anjing
yang terinfeksi Demodex canis,
kulitnya pitak dan kemerahan

You might also like