Professional Documents
Culture Documents
Mungkin tidak asing lagi bagi kita semua tentang pelaksanaan Akreditasi Puskesmas,
namun pada kali ini kami akan menambahkan sedikit informasi yang mungkin anda
butuhkan sehingga kita semua bisa lebih tahu betapa pentingnya pelaksanaan Akreditasi
Puskesmas tersebut. Yang kami sajikan di sini hanya merupakan garis-garis besar dari
pelaksanaan Akreditasi Puskesmas yang kami ambil dari berbagai sumber.
Akreditasi
Puskesmas
terdiri
dari
bagian
dan
bab:
4.
Meningkatkan pendidikan pada staf Fasyankes primer untuk memberikan
pelayanan terbaik bagi masyarakat
5.
Meningkatkan pengelolaan risiko baik pada pelayanan pasien baik di Puskesmas
maupun fasyankes primer lainnya, dan penyelenggaraan upaya Puskesmas kepada
masyarakat
6.
Membangun dan meningkatkan kerja tim antar staf fasyankes primer
7.
Meningkatkan reliabilitas dalam pelayanan, ketertiban pendokumentasian, dan
konsistensi dalam bekerja
8.
Meningkatkan keamanan dalam bekerja.
Terdiri dari Widyaiswara dan staf Dinas Kesehatan Provinsi atau peserta dari
individu atau Pihak Ketiga yang diusulkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi;
Keterangan:
1.
Pengajuan permohonan akreditasi
2.
Cek kesiapan Puskesmas
3.
Mengirimkan surat permohonan akreditasi kepada Dinas Kesehatan Provinsi
4.
Meneruskan permohonan kepada Komisi Akreditasi
5.
Menugaskan koordinator untuk membentuk tim surveyor
6.
Survei Akreditasi
7.
Pengiriman hasil survei kepada koordinator surveyor
8.
Meneruskan rekomendasi hasil survei kepada Komisi Akreditasi
9.
Penerbitan sertifikasi oleh Komisi Akreditasi yang kemudian dikirimkan kepada
Dinas Kesehatan Provinsi
10.
Meneruskan sertifikasi kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
11.
Menyerahkan sertifikasi akreditasi kepada Puskesmas atau Klinik.
Pada tahun 2019 akreditasi akan menjadi persyaratan PPK 1 sebagai provider
JKN (recredentialing fasilitas primer).
Demikianlah yang dapat kami bagikan kepada Mitra Kesehatan Masyarakat, semoga
dapat bermanfaat untuk kita semua.
Lokakarya di Puskesmas selama dua hari efektif untuk menggalang komitmen dan
pemahaman tentang Standar dan Instrumen Akreditasi, pembentukan Panitia Persiapan
Akreditasi Puskesmas, dan pembentukan kelompok kerja, yaitu Kelompok Kerja
Manajemen, Kelompok Kerja Upaya Puskesmas, dan Kelompok Kerja Pelayanan Klinis.
Panitia Persiapan Akreditasi Puskesmas melakukan pembahasan hasil selfassessment bersama Tim Pendamping Akreditasi dan menyusun Rencana Aksi untuk
persiapan akreditasi.
Penilaian tiap Bab adalah penjumlahan dari nilai tiap elemen penilaian pada masingmasing kriteria yang ada pada bab tersebut dibagi jumlah elemen penilaian bab tersebut
dikalikan 10, kemudian dikalikan dengan 100%.
Sistem manajemen mutu dan sistem pelayanan di FKTP serta sistem penyelenggaraan
upaya kesehatan masyarakat di Puskesmas perlu dibakukan berdasarkan regulasi internal.
Regulasi internal ini disusun dalam bentuk dokumen akreditasi yang harus dipersiapkan
oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama mandiri untuk memenuhi standar akreditasi.
Penyusunan regulasi internal perlu didukung regulasi eksternal yang berupa peraturan
perundangan dan pedoman-pedoman yang diberlakukan oleh Kementrian Kesehatan,
Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Organisasi Profesi,
yang merupakan acuan bagi Puskesmas dalam menyelenggarakan manajemen
Puskesmas, upaya kesehatan masyarakat, dan upaya kesehatan perorangan. Dokumendokumen tersebut sebaiknya ada di Puskesmas/Klinik, dan merupakan dokumen eksternal
yang dikendalikan, meskipun dokumen eksternal tersebut tidak merupakan persyaratan
dalam penilaian akreditasi.
Dokumen Di Puskesmas
7.
Berbagai bukti pelaksanaan kegiatan dan pelayanan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
perlu menyiapkan rekam implementasi (bukti tertulis kegiatan yang dilaksanakan) dan
Sumber:
Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan
Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar
Tahun 2014
Pengertian
Istilah prosedur ada beberapa pengertian, diantaranya:
1.
Standar Operating Procedures (SPO) adalah serangkaian instruksi tertulis yang
dibakukan mengenai berbagai proses penyelenggaraan administrasi pemerintah,
(Kepmenpan No. 021 tahun 2008).
2.
Instruksi kerja adalah petunjuk kerja terdokumentasi yang dibuat secara rinci dan
bersifat instruktif yang dipergunakan oleh pekerja sebagai acuan dalam melaksanakan
suatu pekerjaan spesifik agar dapat mencapai hasil yang sesuai persyaratan yang telah
ditetapkan (Susilo, 2003). Langkah dalam penyusunan instruksi kerja sama dengan
penyusunan prosedur, namun ada perbedaan, instruksi kerja adalah suatu proses yang
melibatkan suatu bagian/unit profesi, sedangkan prosedur adalah suatu proses yang
melibatkan lebih dari satu bagian/unit/profesi. Prinsip dalam penyusunan prosedur dan
instruksi kerja adalah kerjakan yang ditulis, tulis yang dikerjakan, buktikan dan tindaklanjut serta dapat ditelusur hasilnya.
3.
Standar Prosedur Operasional (SPO) adalah suatu perangkat instruksi/langkahlangkah yang dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu. Istilah ini
digunakan di Undang-undang No. 29 Tahun 2004, tentang Praktik Kedokteran dan
Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
5.
Petunjuk pelaksanaan disingkat Juklak;
6.
Petunjuk pelaksanaan secara tehnis, disingkat Juknis;
7.
Prosedur untuk melakukan tindakan klinis: protokol klinis, Algoritma/Clinical
Pathway.
Walaupun banyak istilah tentang pengertian prosedur tidak menjadikan salah tapsir maka
yang dipergunakan didalam dokumen akreditasi Puskesmas dan Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama didalam pembahasan ini adalah "Standar Prosedur Operasional
(SPO)". Sedangkan pengertian SPO adalah Suatu perangkat instruksi/langkah-langkah
yang di bakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu.
Manfaat SPO
1.
Memenuhi persyaratan standar pelayanan Puskesmas
2.
Mendokumentasikan langkah-langkah kegiatan;
3.
Memastikan staf Puskesmas memahami bagaimana melaksanakan pekerjaannya.
Contoh: SPO Pemberian Informasi, SPO Pemasangan Infus, SPO Pemindahan Pasien
dari tempat tidur ke kereta dorong.
Format SPO
1.
Format SPO dibakukan agar tidak terjadi banyak format yang digunakan;
2.
Format yang dibahas disini merupakan format minimal, oleh karena itu format ini
dapat diberi tambahan materi kolom misalnya, nama penyusun SPO, unit yang
memeriksa SPO. Untuk SPO tindakan agar memudahkan didalam melihat langkahlangkahnya dengan bagan alir, persiapan alat dan bahan dan lain-lain, namun tidak boleh
mengurangi ite-item yang ada di SPO.
3.
Contoh format SPO sebagai berikut:
Penjelasan: Penulisan SPO yang harus tetap didalam tabel kotak adalah: nama
puskesmas dan logo, judul SPO, nomor dokumen, tanggal diterbitkan, dan tandatangan
kepala puskesmas, sedangkan untuk pengertian, tujuan, kebijakan, prosedur/langkahlangkah, dan unit terkait boleh tidak diberi kotak/tabel.
Heading dan kotaknya dicetak pada setiap halaman. Pada halaman pertama kotak
heading harus lengkap, untuk halaman-halaman berikutnya kotak heading dapat hanya
memuat: kotak nama puskesmas, judul SPO, No. Dokumen, Nomor Revisi dan Halaman.
Kotak Puskesmas/Klinik diberi nama puskesmas dan Logo Pemerintah daerah atau
logo dan nama Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama.
No. Revisi: diisi dengan status revisi, dapat menggunakan huruf. Contoh:
dokumen baru diberi huruf A, dokumen revisi pertama diberi huruf B dan seterusnya.
Tetapi dapat juga dengan angka, misalnya untuk dokumen baru dapat diberi nomor 0,
sedangkan dokumen revisi pertama diberi 1, dan seterusnya.
Halaman: diisi nomor halaman dengan mencantumkan juga total halaman untuk
SPO tersebut. misalnya: halaman pertama: 1/5, halaman kedua: 2/5, halaman terakhir 5/5,
ini jika SPO ada memiliki 5 halaman.
SPO diberi penamaan sesuai ketentuan (istilah yang digunakan Puskesmas/FKTP,
misalnya SPO, Prosedur, Prosedur tetap, petunjuk pelaksanaan, prosedur kerja dan
sebagainya, namun didalam akreditasi Puskesmas dan FKTP memakai istilah SPO.
Isi SPO
Isi dari SPO minimal adalah sebagai berikut:
1.
Pengertian: yang paling awal diisi adalah Judul SPO adalah, dan berisi penjelasan
dan atau definisi tentang istilah yang mungkin sulit dipahami atau menyebabkan salah
pengertian/menimbulkan multi persepsi;
2.
Tujuan: berisi tujuan pelaksanaan secara spesifik. Kata kunci: "Sebagai acuan
penerapan langkah-langkah untuk ....".
3.
Kebijakan: berisi kebijakan Kepala Puskesmas/FKTP yang menjadi dasar
dibuatnya SPO tersebut. Dicantumkan kebijakan yang mendasari SPO tersebut, contoh
untuk SPO imunisasi pada bayi, pada kebijakan dituliskan: Keputusan Kepala Puskesmas
No. 005/2014 tentang Pelayanan Imunisasi.
4.
Referensi: berisikan dokumen eksternal sebagai acuan penyusunan SPO, bisa
berbentuk buku, peraturan perundang-undangan, ataupun bentuk lain sebagai bahan
pustaka.
5.
Langkah-langkah prosedur: bagian ini merupakan bagian utama yang menguraikan
langkah-langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja tertentu.
6.
Unit terkait: berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait dalam proses
kerja tersebut.
Dari keenam isi SPO sebagaimana diuraikan diatas, dapat ditambahkan antara lain: bagan
alir, dokumen terkait, dan sebagainya menyesuaikan dengan format SPO yang ditentukan
oleh Pemerintah Daerah, yang penting dalam satu organisasi menggunakan satu format
yang seragam.
Diagram alir makro, menunjukkan kegiatan-kegiatan secara garis besar dari proses
yang ingin kita tingkatkan, hanya mengenal satu simbol yaitu simbol blok:
Akhir kegiatan:
Simbol keputusan:
Penghubung:
Dokumen:
Arsip:
Adanya target waktu yaitu ada target dan jadwal yang disusun dan disepakati;
dengan lama penyimpanan sesuai ketentuan dalam ketentuan retensi dokumen yang
berlaku di Puskesmas/FKTP;
4.
SPO di unit upaya Puskesmas/FKTP harus diletakan ditempat yang mudah dilihat,
mudah diambil, dan mudah dibaca oleh pelaksana.
Evaluasi SPO
Evaluasi SPO dilaksanakan sesuai kebutuhan dan minimal sekali dalam dua tahun
yang dilakukan oleh masing-masing unit kerja.
Hasil evaluasi: SPO masih tetap bisa dipergunakan, atau SPO tersebut perlu
diperbaiki/direvisi. Perbaikan/Revisi isi SPO bisa dilakukan sebagian atau seluruhnya.
Melakukan akreditasi puskesmas merupakan hal yang wajib bagi setiap puskesmas
sebagaimana yang telah diatur dalam Permenkes Nomor 46 Tahun 2015. Batas akhir
pelaksanaan akreditasi puskesmas yaitu pada tahun 2019.
Sebagaimana kita ketahui bahwa kondisi puskesmas di seluruh Indonesia masih memiliki
banyak kekurangan baik dari segi sarana prasarana, ketenagaan maupun pembiayaan
terutama bagi puskesmas-puskesmas yang berada di daerah terpencil dan tidak menutup
kemungkinan juga masih ditemukan pada puskesmas pedesaan yang tersebar di seluruh
kabupaten kota di Indonesia.
Dari hal tersebut diatas, maka saya membuat tulisan ini sebagai bahan yang mungkin
dapat menjadi bahan pertimbangan untuk kita semua dalam mempersiapkan pelaksanaan
akreditasi puskesmas. Tulisan ini kami beri judul "Akreditasi Puskesmas dan
Ketersediaan Sumber Daya di Puskesmas". Yang kami maksudkan sumber daya disini
adalah menyangkut Ketersediaan Sumber Daya Tenaga serta Sumberdaya Sarana dan
Prasarana di Puskesmas.
Terima kasih telah berkunjung pada blog sederhana ini, semoga bermanfaat.
Persyaratan Puskesmas
Di dalam PMK No. 75 Tahun 2014 disebutkan bahwa:
Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan, dalam kondisi tertentu, pada 1 (satu)
kecamatan dapat didirikan lebih dari 1 (Satu) puskesmas; yang mana kondisi tertentu
dimaksud ditetapkan berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk
dan aksesibilitas.
Pendirian Puskesmas harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan
kesehatan, ketenagaan, kefarmasian dan laboratorium.
Persyaratan Lokasi:
Lokasi pendirian puskesmas harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. geografis;
b. aksesibilitas untuk jalur transportasi;
c. kontur tanah;
d. fasilitas parkir;
e. fasilitas keamanan;
f. ketersediaan utilitas publik;
g. pengelolaan kesehatan lingkungan; dan
h. kondisi lainnya.
Selain persyaratan tersebut, pendirian Puskesmas harus memperhatikan ketentuan teknis
pembangunan bangunan gedung negara
Persyaratan Bangunan:
Persyaratan Prasarana:
Puskesmas harus memiliki prasarana yang berfungsi paling sedikit terdiri atas:
a. sistem penghawaan (ventilasi);
b. sistem pencahayaan;
c. sistem sanitasi;
d. sistem kelistrikan;
e. sistem komunikasi;
f. sistem gas medik;
g. sistem proteksi petir;
h. sistem proteksi kebakaran;
i. sistem pengendalian kebisingan;
j. sistem transportasi vertikal untuk bangunan lebih dari 1 (satu) lantai;
k. kendaraan Puskesmas keliling; dan
l. kendaraan ambulans.
Persyaratan Peralatan:
Peralatan kesehatan di Puskesmas harus memenuhi persyaratan:
a. standar mutu, keamanan, keselamatan;
b. memiliki izin edar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
c. diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan pengkalibrasi yang
berwenang.
3.
4.
5.
3.
4.
5.
Pelayanan Kefarmasian;
3.
4.
Pelayanan Laboratorium.
Demikianlah
yang
dapat
kami
bagikan
kepada Mitra
Kesehatan
Masyarakat tentangUpaya Kesehatan yang Dilaksanakan Di Puskesmas
Berdasarkan Permenkes Nomor 75 Tahun 2014, semoga dapat bermanfaat.
Mau tidak mau semua Puskesmas di Indonesia harus mempersiapkan diri dalam rangka
akreditasi Puskesmas sebagai salah satu syarat kerjasama dengan JKN atau BPJS. maka dari
itu disinilah tempat untuk semua Puskesmas di indonesia bisa berbagi, saling sharing
mengenai buku pedoman dan materi akreditasi di puskesmas. Tentu semua ingin belajar
namun kadang materi yang dibutuhkan kurang tersedia di Puskesmas sendiri. dan ketika
kita cari di internet kita juga kesulitan untuk mendownloadnya.
Di blog ini kami akan memberikan beberap buku pedoman wajib bagi anda yang kami
usahakan selalu bisa kami update setiap hari dan bulannya. namun juga bukan berarti anda
yang sudah pandai bisa transfer ilmu dan jangan pelit kepada teman Puskesmas lain yang
masih membutuhkan.
Berikut ini buku wajib yang harus anda pelajari sebelum melangkah ke akreditasi :
1.
Download standart akreditasi puskesmas pdf tahun 2014
2.
Download Permenkes No 75 tahun 2014 tentang sarpras Puskesmas.
3.
Download Permenkes No 46 tahun 2015 tentang AKREDITASI PUSKESMAS,
KLINIK PRATAMA, TEMPAT PRAKTIK MANDIRI DOKTER, DAN TEMPAT PRAKTIK
MANDIRI DOKTER GIGI (Terbaru)
4.
Silahkan di baca dahulu Download Peraturan BPJS Norma Kapitasi No 02
Thn 2015 (Terbaru)
5.
Materi Manajemen Puskesmas
6.
Draft contoh Penyusunan Manual Mutu Puskesmas
7.
Buku Instrumen/ Elemen Penilaian tiap BAB Akreditasi Puskesmas
8.
Download Buku saku permenkes no 75 tahun 2014
9.
Buku Pedoman penyusunan dokumen akreditasi Puskesmas tahun
2015 (update)
Buku diatas adalah update terbaru terutama mengenai elemen penilaian akreitasi terbaru
tahun 2015. Dan berita hangat mengenai Peraturan BPJS tentang norma kapitasi juga kami
cantumkan. Semoga bermanfaat bagi anda yang membutuhkan.