You are on page 1of 6

Nama : Iskarimah Yolanisa

NPM : 230110150150
Kelas : B Perikanan Shift Genap
PRAKTIKUM OSEANOGRAFI PERIKANAN

ANALISIS KEADAAN SUHU DAN SALINITAS TERHADAP


KEDALAMAN
(Benua Asia, CTD 3015)
Analisis data dibawah ini berdasarkan pada data CTD (Conductivity
Temperature Depth) yang diunduh melalui situs http://www.nodc.noaa.gov . Pada
analisis ini pula, ditampilkan visualisasi suhu dan salinitas terhadap kedalaman dari
3 stasiun acak yang diambil di wilayah Benua Asia dengan kode 3015 pada posisi
koordinat 156oE / 4oS .
A. Grafik Pengaruh Suhu terhadap Kedalaman

Berdasarkan grafik diatas diketahui bahwa suhu dipermukaan perairan


Benua Asia, CTD 3015 berkisar sebesar 30. Pada kedalaman 0 200 m, secara
konstan suhu di perairan tersebut mengalami penurunan, yaitu 30, 27,5, 25 ,
22,5, 20,dan 17,5. Berikut merupakan rincian data yang dapat ditampilkan
dari grafik yang disajikan diatas :
1. Pada kedalaman 0 50 m, suhu perairan tersebut adalah antara 28 30oC
2. Pada kedalaman 50 100 m, suhu perairan tersebut adalah antara 25 27,5oC
3. Pada kedalaman 100 150 m, suhu perairan tersebut adalah antara 21 22,5oC
4. Pada kedalaman 150 200 m, suhu perairan tersebut adalah antara 16 21oC
Secara vertikal nilai suhu dapat menurun sesuai dengan kedalaman,semakin
dalam kedalaman perairan maka semakin rendah atau semakin dingin suhu perairan
tersebut, ini disebabkan kurangnya cahaya yang masuk kedalam perairan.
Permukaan perairan kedalaman 200 meter merupakan lapisan hangat karena
intensitas cahaya matahari yang diserap oleh permukaan lebih banyak jadi suhunya
hangat dan dalam kedalaman 200-100 meter suhu turun secara derastis. Pada
kedalaman lebih dari 1000 meter suhu relatif konstan sekitar 2C 4C
(Hutagalung, 1988). Faktor lain yang mempengaruhi suhu permukaan laut adalah
letak ketinggian dari permukaan laut (Altituted), intensitas cahaya matahari yang
diterima, musim, cuaca, kedalaman air, sirkulasi udara, dan penutupan awan
(Hutabarat dan Evans, 1986).
Baik lautan maupun daratan keduanya dipanasi oleh sinar matahari melalui
suatu proses yang dinamakan insolation. Akan tetapi pengaruh pemanasan ini
tidaklah sama untuk daerah yang terletak pada lintang yang berbeda. Daerah tropik
seperti perairan Benua Asia ini lebih banyak menerima panas daripada daerah
kutub, yang pada dasarnya disebabkan beberapa faktor berikut : Pertama, sinar
matahari yang merambat melalui atmosfer akan banyak kehilangan panas sebelum
sampai di daerah kutub, bila dibandingkan dengan daerah ekuator. Kedua, besarnya
perbedaan sudut batang sinar matahari yang sampai dipermukaan bumi akan
tersebar pada daerah yang lebih luas dari pada di daerah ekuator. Ketiga, di daerah
kutub lebih banyak panas yang diterima oleh permukaan bumi yang dipentulkan
kembali ke atmosfer. Peningkatan suhu air mengakibatkan peningkatan viskositas,
reaksi kimia, evaporasi dan volatisasi serta penurunan kelarutan gas dalam air
seperti O2, CO2, N2, CH4, dan sebagainya.
Suhu merupakan salah satu faktor yang penting dalam mengatur proses
kehidupan dan penyebaran organisme seperti di perairan. Suhu mempengaruhi baik
aktivitas maupun perkembangbiakan dari organisme tersebut. Suhu air normal
adalah suhu air yang memungkinkan makhluk hidup dapat melakukan metabolisme
dan berkembang biak dan suhu merupakan faktor fisik yang sangat penting di air.
Oleh karena itu, tidak heran jika banyak dijumpai bermacam-macam jenis ikan
yang terdapat di berbagai tempat di dunia yang mempunyai toleransi tertentu
terhadap suhu. sedangkan ikan di daerah tropis menyukai suhu yang hangat. Suhu
optimum dibutuhkan oleh ikan untuk pertumbuhannya. Proses metabolisme pada
organisme hanya berfungsi dengan baik pada kisaran suhu yang relatif sempit,
yakni antara 0 - 40C. Proses metabolisme organisme akan meningkat dua kali lipat
untuk kenaikan suhu sebesar 10C. Suhu air laut normal berkisar -2 hingga 40C
mulai dari suhu air laut di daerah kutub sampai air laut di daerah tropis (perairan
dangkal). Suhu air permukaan memperlihatkan kisaran yang amat luas sedangkan
air laut dalam lebih stabil.
Dari uraian yang telah disampaikan, dapat dikatakan bahwa suhu normal air
laut berkisar antara -2 sampai 40C. Sehingga, visualisasi suhu grafik Benua Asia,
CTD dapat dikatakan normal pula karena suhunya berkisar antara 17,5 - 30C.

B. Grafik Pengaruh Salinitas terhadap Kedalaman


Berdasarkan grafik dibawah ini diketahui bahwa salinitas dipermukaan
perairan Benua Asia, CTD 3015 berkisar sebesar 35,5 psu. Pada kedalaman 0 200
m, secara konstan suhu di perairan tersebut mengalami peningkatan, yaitu 34 psu,
34,25 psu, 34,5 psu, 34,75 psu, 35 psu, 35,25 psu,dan 35,5 psu. Berikut merupakan
rincian data yang dapat ditampilkan dari grafik yang disajikan diatas :
1. Pada kedalaman 0 50 m, salinitas perairan tersebut adalah antara 34 - 34,25
psu
2. Pada kedalaman 50 100 m, salinitas perairan tersebut adalah antara 34,75 -
35,25 psu
3. Pada kedalaman 100 150 m, salinitas perairan tersebut adalah antara 35,25 -
35,5 psu
4. Pada kedalaman 150 200 m, salinitas perairan tersebut adalah merata di 35,5
psu.

Secara horizontal, wilayah CTD 3015 yang berada di Benua Asia


merupakan daerah yang masih ada di garis ekuator, sehingga terdapat ciri khusus
pada daerah tropis ini seperti memiliki temperatur yang tinggi, penguapan yang
tinggi, curah hujan banyak yang menyebabkan salinitasnya menjadi rendah (34-35
psu). Normalnya, secara vertikal nilai salinitas air laut akan semakin kecil dengan
bertambahnya kedalaman. Namun, untuk daerah ekuator (tropik) seperti wilayah
pada CTD 3015 ini, salinitas terbesar bukan pada permukaan tetapi terdapat pada
kedalaman 100-200 m. Penyebaran salinitas pada permukaan terjadi akibat
penguapan baik angin maupun perbedaan temperatur antara air dan udara, atau
kelembaban udara kecil, maka salinitasnya besar.
Faktor faktor yang mempengaruhi salinitas :
1. Penguapan, makin besar tingkat penguapan air laut di suatu wilayah,
maka salinitasnya tinggi dan sebaliknya pada daerah yang rendah
tingkat penguapan air lautnya, maka daerah itu rendah kadar garamnya.
2. Curah hujan, makin besar/banyak curah hujan di suatu wilayah laut
maka salinitas air laut itu akan rendah dan sebaliknya makin
sedikit/kecil curah hujan yang turun salinitas akan tinggi.
3. Banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut tersebut, makin
banyak sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitas laut
tersebut akan rendah, dan sebaliknya makin sedikit sungai yang
bermuara ke laut tersebut maka salinitasnya akan tinggi
Distribusi salinitas permukaan juga cenderung zonal. Air laut bersalinitas
lebih tinggi terdapat di daerah lintang tengah dimana evaporasi tinggi. Air laut lebih
tawar terdapat di dekat ekuator dimana air hujan mentawarkan air asin di
permukaan laut, sedangkan pada daerah lintang tinggi terdapat es yang mencair
akan menawarkan salinitas air permukaannya.

Faktor khas daerah ekuator inilah yang menyebabkan salinitas di permukaan


menjadi rendah dan keadaannya menjadi terbalik. Semakin dalam suatu perairan
maka semakin tinggi salinitasnya. Di perairan laut lepas, angin sangat menentukan
penyebaran salinitas secara vertikal. Pengadukan di dalam lapisan permukaan
memungkinkan salinitas menjadi homogen. Terjadinya upwelling yang
mengangkat massa air bersalinitas tinggi di lapisan dalam juga mengakibatkan
meningkatnya salinitas permukaan perairan. Kemudian, salinitas air laut ini
ditentukan oleh konsentrasi natrium klorida di dalamnya, yang diukur dalam satuan
bagian per seribu (). Salinitas perairan terbuka berkisar antara 33 sampai 37,
dengan nilai -35 dan 36 dianggap sebagai nilai normal. Dalam setiap liter air laut
terdapat sekitar 35 gram (2,5 sendok makan) garam.
Dari uraian yang telah disampaikan, dapat dikatakan bahwa salinitas normal
air laut berkisar 33 sampai 37, dengan nilai -35 dan 36 dianggap sebagai nilai
normal. Sehingga, visualisasi suhu grafik Benua Asia, CTD 3015 yang merupakan
daerah tropik dan berada di ekuator dapat dikatakan normal pula karena salinitasnya
berkisar antara 34-35,5 .

Sumber :
Hutabarat, Sahala. & Evans, Stewart M. 2008. Pengantar Oseanografi. Penerbit
Universitas Indonesia (UI-Press):Jakarta.
Supangat, A. & Susanna. 2003. Pengantar Oseanografi. Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan
Perikanan.
https://docs.google.com/document/d/10MamPaPCU8TNy_GkXZVQj7mVPcCuTfJTZ-
VCfDgxdGI/edit (dilihat 22 September 2016)
http://karyatulisilmiah.com/tugas-oseanografi-perikanan-pengaruh-suhu-dan-salinitas-
terhadap-organisme-ikan/ (dilihat 22 September 2016)
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/194902051978031-
DJAKARIA_M_NUR/AIR__LAUT.pdf (dilihat 22 September 2016)
http://mdc.undip.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=207:mengenal-
lingkungan-laut-salinitas&catid=30:seputar-ilmu-kelautan (dilihat 22
September 2016)

You might also like