You are on page 1of 14

KAJIAN TEKNIS PRODUKSI ALAT GALI MUAT DAN ALAT

ANGKUT PADA PENGUPASAN MATERIAL WASTE


DI PT. J RESOURCE BOLAANG MONGONDOW
BAKAN SITE, SULAWESI UTARA

Oleh
PATRICK F. E. KALANGI

NPM : 112110007

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2015

KAJIAN TEKNIS PRODUKSI ALAT GALI MUAT DAN ALAT


ANGKUT PADA PENGUPASAN MATERIAL WASTE
DI PT. J RESOURCE BOLAANG MONGONDOW
BAKAN SITE, SULAWESI UTARA

PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Melaksanakan Skripsi
Pada Program Studi Teknik Pertambangan

Oleh
PATRICK F. E. KALANGI
NPM : 112110007

Mengetahui :
Ketua Program Studi

Dosen Wali

Ir. Inmarlinianto, MT

Ir. Sudarsono, MT

KAJIAN TEKNIS PRODUKSI ALAT GALI MUAT DAN ALAT


ANGKUT PADA PENGUPASAN MATERIAL WASTE
DI PT. J RESOURCE BOLAANG MONGONDOW
BAKAN SITE, SULAWESI UTARA

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh
PATRICK F. E. KALANGI

NPM : 112110007

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
YOGYAKARTA
2015

A. JUDUL

KAJIAN TEKNIS PRODUKSI ALAT GALI MUAT DAN ALAT


ANGKUT PADA PENGUPASAN MATERIAL WASTE DI PT. J
RESOURCES BOLAANG MONGONDOW BAKAN SITE,
SULAWESI UTARA
B. LATAR BELAKANG PEMILIHAN JUDUL
Pada kegiatan penambangan, keberadaan alat mekanis sangat dibutuhkan
dalam menunjang keberhasilan penambangan itu sendiri disamping meningkatkan
efisiensi dan produktifitas. Walaupun demikian dalam penggunaannya perlu
dilakukan secara cermat akan kebutuhan alat mekanis yang akan digunakan dalam
proses penambangan tersebut, agar kemampuan alat dapat digunakan secaa
optimal serta mempunyai tingkat efisiensi yang tinggi.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka sekiranya perlu diadakan analisa
terhadap kebutuhan alat muat dan alat angkut pada kegiatan penambangan
khususnya pada kegiatan pengupasan material waste di PT. J Resources Bolaang
Mongondow Bakan Site. Hal ini dikarenakan berdasarkan kenyataan yang ada
masih sering terjadi ketidakserasian kerja antara alat muat dan alat angkut.
Masalah yang dihadapi pada saat sekarang yaitu bagaimana mengupayakan
agar

penggunaan

alat

muat

dan

angkut

dapat

diserasikan,

sehingga

penggunaannyadapat dioptimalkan berdasarkan jam operasi yang tersedia.


C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:
1

Menghitung jumlah kebutuhan dump truck dan excavator untuk dapat


memenuhi target produksi dalam pengupasan material waste.

Mencatat cycle time berdasarkan perhitungan data rata-rata dilapangan.

D. IDENTIFIKASI MASALAH
Permasalahan yang terjadi yaitu kurang produktifnya alat gali muat maupun
alat angkut yang ada di lapangan yang diakibatkan oleh karena berbagai faktor
seperti waktu edar yang terlalu lama buat alat angkut, yang menyebabkan tidak
tercapainya target produksi yang telah ditentukan. Kurang disiplinnya karyawan

yang ada sehingga waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk produksi
terbuang percuma. Dengan adanya permasalahan tersebut perlu dilakukan kajian
terhadap produksi alat gali muat dan alat angkut yang ada.
E. BATASAN MASALAH
Batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Daerah penelitian hanya pada 1 pit dan dilakukan pada satu shift.
2. Menghitung kebutuhan alat gali muat dan alat angkut yang digunakan untuk
mengangkut material waste menuju dumping area.
F. METODE PENELITIAN
Dalam melakukan penelitian permasalahan ini, penulis melakukan permodelan
teori menggunakan data-data lapangan, sehingga dari keduanya didapatkan
pendekatan penyelesaian masalah. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa thap
yaitu :
Studi Pustaka
Kegiatan ini dimaksud untuk memperoleh bahan pustaka dan dasar teori yang
nantinya akan digunakan dalam draft skripsi.
Orientasi Lapangan
Pada orientasi lapangan dilakukan pengamatan terhadap kondisi lapangan dan
kegiatan apa saja yang ada dalam proses penambangan.
Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data adalah kegiatan untuk mendapatkan data-data apa
saja yang dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan penelitian. Data ini diperoleh
dari pengamatan langsung di lapangan (data primer), pengujian laboratorium
dan literatur-literatur yang berhubungan dan permasalahan yang ada (data
sekunder). Pengambilan data tergantung dari jenis data yang dibutuhkan,
yaitu:
a. Data primer : Cycle Time alat muat, dan Cycle Time alat angkut,
Geometri jalur angkut.

b. Data sekunder atau data pendukung : spesifikasi alat, data penyediaan alat,
data geologi daerah penelitian, data ketersediaan dan penggunaan alat, data
faktor pengisian mangkuk excavator, data faktor pengembangan material
(swell factor), target produksi alat.
4. Pengolahan Data
Mengolah, menganalisa, menghitung data dengan menggunakan program excel
dan penggambaran, selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel, grafik, dan atau
rangkaian perhitungan pada penyelesaian dalam suatu proses tertentu.
5. Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk menyelesaikan masalah dan menarik kesimpulan
dari permasalahan yang ada.
6. Kesimpulan Dan Saran
Diperoleh setelah dilakukan korelasi antara hasil pengolahan dengan
permasalahan yang diteliti. Kesimpulan ini merupakan hasil akhir dari semua
masalah yang dibahas serta memberikan saran.
G. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk :
1. Perusahaan dapat mengetahui jumlah kebutuhan alat gali muat dan alat angkut
yang akan digunakan agar mencapai target produksi yang direncanakan.
2. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai acuan untuk analisis alat muat dan alat
angkut dalam memenuhi kebutuhan produksi material waste.
3. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan tentang penambangan khususnya pada
analisis kebutuhan alat muat dan alat angkut dalam memenuhi kebutuhan
produksi material waste.
H. PENYELESAIAN MASALAH
Dalam hal ini dapat mengacu pada beberapa hal diantaranya :
1. Dasar Teori
Langkah-Langkah Dalam Pemilihan Alat-Alat Mekanis:
1. Analisa tempat kerja

Medan kerja sangat berpengaruh sekali, karena apabila medan kerja buruk
akan mengakibatkan peralatan mekanis sulit untuk dapat dioperasikan secara
optimal. Kondisi suatu medan kerja tercipta oleh keadaan alam dan jenis material
yang ada didalamnya seperti ketinggian tempat kerja serta sifat fisik dari material
itu sendiri. Sifat fisik material berpengaruh besar terhadap pengoperasian alat-alat,
terutama dalam menentukan jenis alat yang akan digunakan dan taksiran kapasitas
produksinya serta perhitungan volume pekerjaan. Beberapa sifat fisik material
yang perlu diperhatikan dalam pemilihan peralatan adalah :
a. Pengembangan dan Penyusutan ( swell factor )
Pengembangan dan penyusutan material adalah perubahan yang berupa
penambahan atau pengurangan volume material, apabila material tersebut
diganggu dari bentuk aslinya ( digali, diangkut atau dipadatkan ). Untuk
menghitung swell faktor digunakan rumus
- swell factor ( faktor pengembangan )
SF=

V insitu
x 100
V loose

- shringkage factor (faktor penyusutan )


V compt
Sh = (1 V loose ) x 100
keterangan :
V insitu = volume material dalam keadaan asli ( BCM )
V loose = volume material dalam keadaan lepas ( LCM )
V compt= volume material dalam keadaan padat (CCM)
b. Berat material
Berat adalah suatu sifat yang dimiliki oleh setiap material. Kemampuan alat
mekanis untuk melakukan pekerjaan seperti mendorong, mengangkat, menarik,
mengangkut dan lainnya sangat dipengaruhi oleh berat material tersebut. Pada
umumnya setiap alat berat mempunyai batasan kapasitas, volume tertentu. Berat
material akan berpengaruh terhadap volume yang diangkat atau didorong dan
biasanya dihitung dalam keadaan asli atau lepas.
c. Bentuk material
Bentuk material ini didasarkan pada ukuran butir material, yang akan
mempengaruhi susunan butir-butir material dalam suatu satu kesatuan volume dan
tempat. Material yang kondisi butirnya halus dan seragam kemungkinan isinya

sama dengan ruang yang ditempati, sedangkan material yang berbutir kasar dan
berbongkah-bongkah akan lebih kecil dari nilai ruangan yang ditempati, hal
tersebut terjadi karena material ini akan membentuk rongga-rongga udara yang
akan memakan sebagian dari ruangan tersebut. Ukuran butir disini akan
berpengaruh dalam pengisian bucket.
d. Kohesivitas material
Kohesivitas material adalah daya lekat atau kemampuan saling mengikat
diantara butir-butir material itu sendiri. Material dengan kohesi tinggi akan mudah
menggumpal. Jadi apabila material ini berada pada suatu tempat, akan munjung.
Volume material yang menempati ruangan ini akan ada kemungkinan bisa
melebihi volume ruangan. Kohesivitas ini berhubungan dengan daya dukung
tanah, dimana semakin tinggi kohesi semakin tinggi pula daya dukung tanah.
e. Kekerasan material
Material yang keras akan lebih sukar untuk dikoyak, digali atau dikupas oleh
alat mekanis. Hal ini akan menurunkan produktivitas alat. Material yang
umumnya keras adalah batu-batuan (beku, sedimen atau metamorf )
f. Daya dukung tanah
Daya dukung tanah adalah kemampuan tanah untuk mendukung alat yang
berada diatasnya. Apabila suatu alat berada diatas tanah, maka alat tersebut akan
memberikan Ground Pressure, sedangkan perlawanan yang akan diberikan
tanah adalah Daya Dukung. Jika daya dukung relatif lebih kecil maka alat
tersebut akan terbenam. Daya dukung tanah dapat dirumuskan sebagai berikut :
q = c Nc + DNq + 1/2 BN
Keterangan :
q = daya dukung keseimbangan
B = lebar jejak ban luar alat
D = dalamnya jejak ban terhadap tanah
= berat isi tanah
c = kohesi
g. Keadaan jalan angkut
Pemilihan alat-alat mekanis untuk transportasi sangat ditentukan oleh jarak
yang dilalui. Fungsi jalan adalah untuk menunjang operasi tambang terutama
dalam kegiatan pengangkutan. Secara geometri yang perlu diperhatikan dan
dipenuhi dalam penggunaan jalan angkut:
- Lebar jalan angkut

Lebar jalan angkut minimum yang dipakai sebagai jalur ganda atau lebih
menurut Aasho Manual Rural High-Way pada jalan lurus adalah :
L(m) = n . Wt + (n + 1)(1/2 . Wt)
Keterangan :
L(m) = lebar minimum jalan angkut ,m
n
= jumlah jalur
W(t) = lebar alat angkut, m
- Lebar jalan angkut pada belokan
Lebar jalan angkut pada tikungan selalu lebih besar dari pada jalur lurus. Untuk
jalur ganda, lebar minimum pada tikungan dihitung dengan mendasarkan pada :
a. Lebar jejak ban
Lebar juntai atau tonjolan alat angkut bagian depan dan belakang saat
membelok:
W = 2 ( U + Fa + Fb + Z ) + C
Z=

U + Fa+ Fb
2

Keterangan :
W = lebar jalan angkut pada tikungan, m
U = jarak jejak roda, m
Fa = lebar juntai depan, m
Fb = lebar juntai belakang, m
Z = lebar bagian tepi jalan, m
C = total lateral clearance, m
b. Radius Putar
R=

W
sin

Keterangan :
R = jari-jari tikungan jalan angkut, m
W= jarak antara poros depan dan belakang, m
= sudut penyimpangan roda depan (derajat )
2. Penambangan
Penambangan yang dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi yang ada,
misalnya letak waste material, lebar jenjang, tinggi jenjang.
3. Jenis alat dan sistem kerja yang digunakan
Sistem kerja dan jenis alat yang digunakan disesuaikan dengan kondisi kerja
yang ada, karena jika tidak sesuai akan menyebabkan berkurangnya produktivitas.

4. Memeperkirakan kapasitas produksi alat muat dan angkut


- Kemampuan Nyata
Alat muat ( Excavator Back Hoe )
Qtm = ( 60/CTm) x Cm x BFF x MA x Eu x SF , BCM/jam
Alat angkut ( Dump truck )
Qta = Na x ( 60/CTa ) x Ca x MA x Eu x SF, BCM/jam
Keterangan :
Qtm = kemampuan produktivitas alat muat (BCM/jam)
CTm = waktu edar alat muat sekali pemuatan (menit)
3
Cm = kapasitas baku mangkuk alat muat ( m )

BFF = factor pengisian (%)


MA = mechanical avaibility (%)
Eu = penggunaan efektif (%)
SF = faktor pengembangan
Na = jumlah alat angkut (unit)
Cta = waktu edar alat angkut (menit)
Ca = kapasitas bak alat angkut ( m

= n x Cm x BFF
n = jumlah pengisian bucket alat muat untuk penuhi bak alat angkut
5. Estimasi jumlah alat yang diperlukan
Untuk dapat mengestimasikan jumlah alat yang diperlukan, maka harus
diketahui terlebih dahulu :
a. volume pekerjaan, dinyatakan dalam m3/ton
b. waktu penyelesaian pekerjaan, dinyatakan dalam jam kerja
c. taksiran kapasitas produksi alat yang digunakan, dinyatakan dalam m 3/jam atau
ton/jam.
Dari ketiga data tersebut maka dapat dihitung jumlah alat yang diperlukan, dengan
memasukkan kepersamaan:
N=

Vp/
TVp
atau N=
Kp
Kp

dimana :
Vp = volume pekerjaan
Wp = waktu penyelesaian
Tvp = target volume pekerjaan ( Tvp = Vp/Wp )
Kp = kapasitas produksi alat
6. Keserasian kerja alat muat dan alat angkut
Untuk menilai keserasian kerja alat muat dan alat angkut digunakan

dengan

menggunakan Mitch Factor yang dirumuskan :

nL x cH
MF=

nH x<

dimana :
nH = jumlah alat angkut
Lt = waktu yang diperlukan alat muat untuk mengisi alat angkut sampai penuh.
nL

= jumlah alat muat

cH

= waktu edar alat angkut diluar waktu tunggu

Adapun cara menilainya adalah :


- MF < 1 , artinya alat muat bekerja kurang dari 100%, sedang alat angkut bekerja
100% sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat muat karena menunggu alat
angkut yang belum datang.
- MF = 1 , artinya alat muat dan angkut bekerja 100%, sehigga tidak terjadi waktu
tunggu dari kedua jenis alat tersebut.
- MF > 1 , artinya alat muat bekerja 100%, sedangkan alat angkut bekerja kurang
dari 100%, sehingga terdapat waktu tunggu bagi alat angkut.
1. Waktu Edar (cycle time)
Waktu edar adalah jumlah waktu yang diperlukan oleh alat mekanis baik alat muat
maupun alat angkut untuk melakukan satu siklus kegiatan produktivitas dari awal
sampai akhir dan siap untuk memulai lagi.
- Waktu Edar Alat Muat
CTm= Tm1+Tm2+Tm3+Tm4

dimana:
CTm = Total waktu edar alat muat (menit)
Tm1

= Waktu untuk mengisi muatan (menit)

Tm2

= Waktu ayunan bermuatan (menit)

Tm3

= Waktu untuk menumpahkan muatan (menit)

Tm4

= Waktu ayunan kosong (menit)

Waktu Edar Alat Angkut

Cta = Ta1+Ta2+Ta3+Ta4+Ta5+Ta6
dimana:
Cta

= Total waktu edar alat angkut (menit)

Ta1

= Waktu mengatur posisi untuk diisi muatan (menit)

Ta2

= Waktu diisi muatan (menit)

Ta3

= Waktu mengangkut muatan (menit)

Ta4

= Waktu mengatur posisi untuk menumpahkan muatan (menit)

Ta5

= Waktu menumpahkan muatan (menit)

Ta6

= Waktu kembali kosong (menit)

I. JADWAL KEGIATAN
Bulan
Minggu

Februari
1

Maret
4

April
4

Studi literatur
Observasi
Lapangan
Pengambilan
Data
Pengolahan
Data
Penyusunan
Draft

A RENCANA DAFTAR PUSTAKA


1 Rochmanhadi, Ir, 1989. Alat-alat Berat dan Penggunaanya, Departemen
Pekerjaan Umum.

2 Partanto Prodjosumarto, Prof, Ir., 1995. Pemindahan Tanah Mekanis, Program


3

Studi Teknik Pertambangan ITB.


Adisoma G, 1998, Perencanaan Berdasarkan Waktu, Teknik Pertambangan
Institut Teknologi Bandung.

Drevdahal Jr., ER, Profitable Use of Excavation Equipment, Technical

Publication, Desert Laboratories Inc., Tueson Arizona, 1961.


Howard L. Hartman, Introductory Mining Engineering, John Willey and

Sons, 1987.
Partanto Prodjosumarto, Tambang Terbuka, Jurusan Teknik Pertambangan,

Fakultas Teknologi Mineral, ITB, Bandung, 1986.


Wesley LD, Ir, Mekanika Tanah, Cetakan IV, Badan Penerbit Pekerjaan

Umum, Jakarta, 1977.


............, Teknik Dasar Pemilihan Alat-alat Besar, Salah satu aspek Penting
dalam Mencapai Optimasi Return On Invesment, PT. United Tractors, 1984.

J. RENCANA DAFTAR ISI


RINGKASAN
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB
I

PENDAHULUAN
1 Latar Belakang Masalah
2 Tujuan Penelitian
3 Permasalahan
4 Hasil Yang Diharapkan

II

TINJAUAN UMUM
1 Lokasi dan Kesampaian Masalah
2 Keadaan Topografi dan Geologi
3 Penambangan

III DASAR TEORI

1 Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan Alat Muat dan


2

Angkut
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Produksi Alat Mekanis

Langkah-Langkah Dalam Pemilihan Alat Mekanis

IV HASIL PENELITIAN
4.1 Faktor Pengembangan Material
2 Jadwal Kerja
3 Faktor Pengisian Bucket
4 Ketersediaan Dan Penggunaan Alat
5 Waktu Edar Alat Muat Dan Alat Angkut
6 Lebar Jalan Angkut
V PEMBAHASAN
5.1 Menghitung Cycle Time
5.2 Kebutuhan Alat Muat Dan Alat Angkut untuk Produksi Material Waste
5.3 Menghitung Produksi Alat Untuk Material waste
1
2

VI KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

You might also like