You are on page 1of 15

AKTIVITAS PERILAKU BIAYA

BEHAVIOUR COST ACTIVITIES

Makalah

Disusun oleh :

1. Unna Wati
2. Riza Basier Irawan
3. Sugiharto

(1261600004)
(1261600005)
(1261600006)

PROGRAM PASCASARJANA ILMU MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
SURABAYA

KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan lancar
dan baik. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kulia Akuntansi Manajemen.
Makalah ini Perilaku Biaya Aktivitas yang mendukung mata kuliah Akuntansi Manajemen
ini. Dalam kesempatan ini saya ucapkan terima kasih kepada
1. Dr. Sri Hartutie. M.SE., MM, sebagai dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Manajemen
2. Teman-teman yang memberikan semangat terselesaikan makalah ini.
3. Semua pihak yang telah mendukung terselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun dari para pembaca yang budiman sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini kedepannya. Terima kasih.

Surabaya, September 2016

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Akuntansi manajemen terus berubah dan menyesuaikan dengan perubahan-

perubahan dalam sektor manufaktur dan jasa di dunia bisnis saat ini. Salah satu penyesuaian
yang signifikan adalah perkembangan manajemen berdasarkan aktivitas. Pengaruh model
manajemen berdasarkan aktivitas atas akuntansi manajemen sangatlah besar, yaitu
menyebarkan penerimaan dan praktik konsep-konsep aktivitas berdasarkan konsep-konsep
metode berdasarkan aktivitas dalam kerangka yang terintegrasi dan komprehensif.
Setiap aktivitas perusahaan yang melibatkan kegiatan ekonomi maka konsekuensi
yang didapat adalah harus mampu mewujudkan tujuan perusahaan yaitu memperoleh
keuntungan yang semaksimal mungkin dengan pengeluaran biaya yang minimum. Prinsip
ekonomi tersebut kemudian diinterpretasikan kedalam lingkungan perusahaan, terlebih
khususnya perusahaan manufaktur yang memiliki banyak penggunaan biaya dalam kegiatan
operasionalnya, seperti biaya bahan baku yang digunakan, biaya tenaga kerja, overhead, dan
lain-lain.
Oleh karena hal tersebut, maka sebelum penjelasan lebih lanjut, kami akan
menguraikan sedikit

mengenai pengertian dari perilaku biaya yang mana pendefisian

tersebut berdasarkan dari pemikiran beberapa tokoh dan pendapat kami sendiri, berikut
pengertian dari perilaku biaya.
Menurut kami, pada hubungannya perilaku biaya itu berasal dari dua kata, yaitu
perilaku dan biaya. Yang dimaksud dari keduanya sangat berbeda meskipun dalam satu
konteks kegiatan ekonomi.
Menurut Soekidjo Notoadmojo Perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan
dan reaksi atau respon seseorang terhadap suatu objek.
Menurut Mulyadi Biaya adalah Pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam
bentuk uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan
tersebut.
Sedangkan dalam buku Akuntansi manajemen karangan Baldric Siregar, dkk
(2013:73) bahwa pengertian dari perilaku biaya adalah pola yang menggambarkan bagaimana
jumlah biaya bervariasi atas perubahan aktivitas bisnis.
Makalah ini akan membahas mengenai perilaku biaya aktivitas, karena biaya-biaya
ini penting untuk mempersiapkan laporan keuangan eksternal. Biaya-biaya yang disajikan
dalam laporan keuangan tersebut diatur berdasarkan fungsi. Oleh karena itu, semua biaya
perusahaan dimasukkan ke dalam satu dari tiga katagori yaitu biaya produksi atau manufaktur
(dalam akun harga pokok penjualan), biaya pemasaran, dan biaya administrasi, tetapi

pengelompokan data berdasarkan fungsional tidak membantu dalam penyusunan anggaran,


pengendalian, dan pengambilan keputusan. Untuk itu diperlukan suatu pemahaman atas
perilaku biaya.
1.2

Rumusan Masalah

Adapun Rumusan Masalah sebagai berikut :


1. Apa saja dasar-dasar perilaku biaya?
2. Bagaimana hubungan aktivitas, penggunaann sumber daya, dan perilaku biaya?
3. Bagaimana metode untuk memisahkan biaya campuran ke dalam komponen tetap dan
variable?
4. Bagaimana keandalan rumus biaya?
5. Apa yang dimaksud dengan regresi berganda pada perilaku biaya?
6. Bagaimana penilaian manajerial terhadap perilaku biaya?
1.3

Tujuan

Adapun Tujuan sebagai berikut :


1. Menjelaskan dasar-dasar perilaku biaya
2. Menerangkan hubungan aktivitas, penggunaan sumber daya, dan perilaku biaya
3. Mengidentifikasikan metode-metode untuk memisahkan biaya campuran ke dalam
komponen-komponen tetap dan variable
4. Mengetahui keandalan rumus biaya
5. Menjelaskan tentang regresi berganda dalam hubungan dengan perilaku biaya
6. Menjelaskan penilaian manajerial terhadap perilaku biaya
1.4 Manfaat
Dengan adanya makalah ini diharapkan memiliki manfaat bagi seluruh pembaca khususnya
dalam mengaplikasikan pemahamannya di dalam kehidupan sehari hari.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

LANDASAN TEORI

2.1.1 DASAR-DASAR PERILAKU

Perilaku biaya adalah cara biaya berubah dalam hubungannya dengan perubahan
penggunaan aktivitas. Atau dengan kata lain perilaku biaya adalah istilah untuk
menggambarkan apakah biaya berubah seiring dengan perubahan output. Biaya-biaya
bereaksi pada perubahan output dengan berbagai macam cara yaitu:
1. Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang dalam jumlah total tetap konstan dalam rentang yang
relevan ketika tingkat output aktivitas berubah. Rentang yang relevan adalah rentang output
di mana asumsi hubungan biaya/output berlaku.
Contoh: biaya listrik, biaya penyusutan, biaya sewa gedung
2. Biaya variabel
Biaya variabel adalah biaya yang dalam jumlah total bervariasi secara proporsional
atau sebanding dengan perubahan output,
Rumus total biaya variabel = biaya variabel per unit x jumlah unit
Contoh : biaya bahan baku
3. Biaya campuran
Biaya campuran adalah biaya yang memiliki komponen biaya tetap dan biaya
variabel sekaligus. Contoh : gaji dan bonus penjualan untuk bagian marketing.
Rumus total biaya = biaya tetap + total biaya variable.
Untuk dapat mengklasifikasikan biaya sesuai dengan perilakunya maka diperlukan berbagai
pertimbangan atas dasar:
1. Batasan Waktu
Menentukan apakah suatu biaya merupakan biaya tetap atau biaya variable
bergantung pada batasan waktu, tetapi batasan ini bersifat subjektif, tergantung dari
prespektif tiap-tiap manajer. Dalam ilmu ekonomi dalam jangka panjang semua biaya
merupakan biaya variabel sedangkan dalam jangka pendek minimal ada satu biaya tetap.
Contoh : perbedaan perspektif manajemen terhadap biaya tenaga kerja, ada yang memandang
sebagai biaya variabel karena dapat memberhentikan dan mempekerjakan karyawan sesuai
dengan kenaikan atau penurunan output. Tetapi ada juga yang dipandang sebagai biaya tetap
karena adanya kontrak yang membuat pihak manajemen tidak bias seenaknya
memberhentikan karyawan.
2. Sumber Daya dan Ukuran Keluaran
Setiap aktivitas memerlukan sumber daya, sumber daya ini kemudian digabungkan
dan diolah untuk menghasilkan output. Salah satu bentuk untuk mengukur output adalah

frekuensi dilakukannya aktivitas tersebut. Semakin sering frekuensi melakukan aktivitas,


semakin besar pula biayanya.

Istilah lain untuk pengukuran output adalah penggerak. Untuk dapat memahami
perilaku biaya perlu menentukan aktivitas yang dilakukan dan penggerak yang terkait, yang
berfungsi sebagai pengukur kapasitas atau penggerak aktivitas. Penggerak aktivitas ini dibagi
menjadi:
1. Penggerak tingkat produksi (tingkat unit) adalah perubahan dalam biaya ketika unit
yang diproduksi berubah. Contoh: biaya pemakaian bahan baku.
2. Penggerak tingkat non unit adalah perubahan dalam biaya ketika faktor-faktor lain
selain unit berubah. Contoh: biaya penyusutan mesin
2.1.2 AKTIVITAS, PENGGUNAAN SUMBER DAYA, DAN PERILAKU BIAYA
Kapasitas adalah kemampuan aktual atau potensial untuk melakukan sesuatu. Berapa
banyaknya kapasitas tergantung pada tingkat kinerja yang diminta. Tingkat yang efisien atas
kinerja aktivitas ini disebut kapasitas praktis (practical capacity). Kadang-kadang terjadi
kelebihan kapasitas. Untuk mengetahui kelebihan kapasitas yang mempengaruhi perilaku
biaya penting untuk mengetahui sumber daya fleksibel dan sumber daya terikat.
1. Sumber daya fleksibel
yaitu sumber daya yang dipasok saat digunakan atau dibutuhkan. Oleh karena itu
biaya sumber daya fleksibel merupakan biaya variable. Contoh : biaya bahan baku
2. Sumber daya terikat

yaitu sumber daya yang harus ada sebelum dibutuhkan. Oleh karena itu sumber daya
terikat merupakan biaya tetap. Contoh : gedung. Dalam jangka yang lebih pendek
dikenal dengan biaya diskresi, biaya ini terjadi karena adanya perolehan kapasitas
aktivitas jangka pendek. Contoh : biaya iklan.
3. Perilaku Biaya Bertahap (Step-Cost)
Biaya bertahap menampilkan tingkat biaya yang konstan untuk rentang output tertentu
dan pada titik tertentu naik ke tingkat biaya yang lebih tinggi di mana biaya tersebut
tidak berubah untuk rentang output yang sama.
Biaya satu pesanan perubahan adalah suatu kombinasi dari biaya tetap (sumber daya
terikat-teknisi) dan biaya variabelnya (sumber daya fleksibel-perlengkapan).Agar
dapat menghitung biaya tetap per unit, maka tarif aktifitas tetap perlu dihitung lebih
dahulu.Tarif aktifitas tetap adalah total biaya terikat dibagi dengan total kapasitas
yang tersedia.
Dalam pembahasan perilaku biaya perilaku biaya diasumsikan bahwa biaya bersifat
kontinyu, padahal dalam kenyataannya fungsi biaya tidaklah kontinyu yang dikenal dengan
fungsi biaya bertahap. Biaya bertahap menampilkan tingkat biaya yang konstan untuk rentang
output tertentu dan pada titik tertentu naik ke tingkat biaya yang lebih tinggi dimana biaya
tersebut tidak berubah untuk rentang output yang sama. Lebar dari tiap tahap menunjukkan
rentang output yang mengharuskan diperolehnya sumber daya tersebut, sedangkan penilaian
rentang juga bersifat subjektif. Rentang yang sempit akan menjadi biaya variabel, sedangkan
rentang yang lebar merupakan biaya tetap.
2.1.3 METODE-METODE UNTUK MEMISAHKAN BIAYA CAMPURAN KE
DALAM KOMPONEN-KOMPONEN TETAP DAN VARIABEL
Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya campuran perlu dipisahkan ke dalam
komponen-komponen tetap dan variabel. Ada tiga metode yang digunakan secara luas untuk
memisahkan biaya campuran menjadi komponen tetap dan variabel., yaitu metode tinggi
rendah, metode scatterplot, dan metode kuadrat terkecil. Masing-masing metode
menggunakan asumsi hubungan linear.
1. Metode Tinggi Rendah
Metode tinggi rendah adalah suatu metode untuk menentukan persamaan suatu garis lurus
dengan terlebih dahulu memilih dua titik (titik tinggi dan rendah) yang akan digunakan untuk
menghitung parameter pemintas dan kemiringan. Titik tinggi di definisikan sebagai titik

dengan tingkat output atau aktivitas tertinggi. Titik rendah di definisikan sebagai titik dengan
tingkat output atau aktivitas terendah.
Persamaan untuk penentuan biaya variabel per unit dan biaya tetap adalah sebagai berikut:
Biaya variabel per unit = perubahan biaya / perubahan output
Biaya variabel per unit =

(biaya tinggi biaya rendah)


(output tinggi output rendah)

Biaya tetap = biaya total titik tinggi (biaya variabel per unit x output tinggi)
Biaya tetap = biaya total titik rendah (biaya variabel per unit x output rendah)
2. Metode Scatterplot
Metode scatterplot adalah suatu metode penentuan persamaan suatu garis dengan memplot
data dalam suatu grafik. Langkah pertama dalam menerapkan metode scatterplot adalah
memplot titik-titik data sehingga hubungan antara biaya penyetelan dan aktivitas dapat
dilihat. Plot ini disebut dengan grafik scatter. Grafik scatter memungkinkan seseorang untuk
secara visual menyesuaikan suatu garis dengan titik-titik dalam grafik scatter. Dalam
melakukan hal ini, garis yang dipilih seharusnya adalah garis yang paling sesuai dengan titiktitik tersebut. Keunggulan signifikan metode scatterplot adalah memungkinkan kita untuk
melihat data secara visual. Sedangkan kelemahannya adalah tidak adanya kriteria objektif
untuk memilih garis terbaik.
3. Metode Kuadrat Terkecil
Kedekatan setiap titik pada garis dapat diukur dengan jarak vertikal titik dari garis. Jarak
vertikal ini adalah perbedaan antara biaya aktual dengan biaya yang diprediksi oleh garis.
Untuk titik 5, biaya yang diprediksi adalah 5*, dan deviasinya adalah jarak antara titik 5 dan
5* (jarak dari titik ke garis).
Metode kuadrat terkecil pertama-tama mengkuadratkan setiap deviasi dan kemudian
menjumlahkan deviasi yang dikuadratkan tersebut sebagai ukuran kedekatan keseluruhan.
Pengkuadratan deviasi ini menghindari masalah yang disebabkan oleh bauran angka positif
dan negatif. Karena ukuran kedekatan adalah jumlah deviasi kuadrat titik-titik dari garis,
maka semakin kecil ukurannya, semakin baik garisnya. Garis yang lebih mendekati titik
disbanding garis lainnya disebut garis kesesuaian terbaik, yaitu garis dengan jumlah kuadrat
deviasi terkecil.
4. Penggunaan Program Regresi

Langkah pertama dalam penggunaan computer untuk menghitung koefisien regresi adalah
memasukkan data. Selanjutkan jalankan regresi, dalam Excel fungsi regresi terdapat dalam
menu tools, kemudian pilih add in dan tambahkan data analysis klik dan pilih
regression. Ketika layar regression muncul, kita dapat memberitahu letak variabel terikat
dan bebas. Terakhir beri perintah pada computer di mana meletakkan output.
2.1.4 KEANDALAN RUMUS BIAYA
Kegunaan utama yaitu terletak pada kemampuannya menginformasikan seberapa
jauh rumus biaya yang diperkirakan dapat diandalkan.
R Kuadrat Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi atau R kuadrat adalah persentase variabilitas variabel terikat
yang dijelaskan oleh suatu variabel bebas. Persentase ini merupakan ukuran goodness of fit.
Semakin tinggi persentase variabilitas biaya yang dijelaskan, semakin bak garisnya. Karena
koefisien determinasi tersebut merupakan persentase variabilitas yang dijelaskan, nilainya
berkisar antara 0-1.
Tidak ada batasan yang jelas untuk koefisien determinasi yang baik dan buruk. Yang
pasti, semakin dekat R kuadrat ke-1, semakin baik garisnya.
Koefisien Korelasi
Ukuran alternatif untuk goodness of fit adalah koefisien korelasi, yaitu akar dari
koefisien determinasi. Karena akar dapat bernilai negatif, nilai koefisien korelasinya dapat
berkisar antara -1 dan +1. Jika koefisien korelasinya positif, maka kedua variabelnya
bergerak menuju arah yang sama dan terdapat korelasi positif. Korelasi positif sempurna akan
menghasilkan nilai 1 untuk koefisien korelasi. Di lain pihak, jika koefisien korelasinya
negatif, maka kedua variabel bergerak menuju arah yang dapat diprediksi, tetapi berlawanan
arah. Korelasi negatif sempurna akan menghasilakan koefisien korelasi sebesar -1. Nilai
koefisien yang mendekati nol mengidentifikasi tidak adanya korelasi
2.1.5 REGRESI BERGANDA
Regresi berganda (multiple regresssion) adalah kuadrat terkecil yang digunakan
untuk membuat suatu persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel penjelas.
2.1.6 PENILAIAN MANAJERIAL

Pertimbangan manajerial merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan


perilaku biaya. Pertimbangan manajerial merupakan metode paling luas yang digunakan.
Metode ini memiliki banyak bentuk. Secara sederhana beberapa manajer menentukan biaya
aktivitas tertentu menjadi kategori tetap dan lainnya menjadi kategori variabel, tanpa
menghiraukan kemungkinan biaya campuran. Daya tarik dari metode ini terletak pada
kesederhanaannya. Sebelum memilih metode ini, manajemen berupaya memastikan sebagian
besar biaya adalah variabel atau tetap dan keputusan yang dibuat tidak terlalu sensitif
terhadap kesalahan pengklasifikasian biaya.
Kemungkinan lain adalah manajemen mengidentifikasi biaya campuran dan
membagi biaya-biaya ini dalam komponen tetap dan variabel dengan memutuskan bagian
biaya yang merupakan biaya tetap dan variabel. Sebagai contoh, suatu pabrik dapat
memasukkan pembayaran sewa mesinn fotokopi dalam satu akun dan biaya kertas dan tinta
ke akun lainnya. Dengan demikian, akan mudah untuk mengelompokkan akun pembayaran
sewa dengan akun-akun biaya tetap lainnya, dan memperlakukan biaya variabel secara
terpisah. Kemudian, komponen variabel dapat dihitung dengan menggunakan satu atau lebih
data biaya/ volume. Hal ini memiliki keunggulan akuntansi untuk biaya campuran, tetapi
rentan terhadap jenis kesalahan, yaitu manajemen mungkin saja salah dalam penilaiannya.
Kemungkinan

terakhir

adalah

manajemen

menggunakan

pengalaman

dan

pertimbangan mereka untuk memperbaiki hasil estimasi statistik.


Keunggulan dari penggunaan pertimbangan manajerial untuk memisahkan biaya
tetap dan variabel terletak pada kesederhanaannya. Saat manajer memiliki pengetahuan yang
mendalam tentang perusahaan dan pola biayanya, metode ini dapat memberikan hasil yang
baik. Akan tetapi, kesalahan akan terjadi jika manajer tidak memiliki pertimbangan yang
baik. Oleh karena itu, mempertimbangkan pengalaman manajer, potens kesalahan, dan
pengaruh pertimbangan yang salah terhadap keputusan terkait merupakan hal yang penting.

2.2

PENELITIAN TERDAHULU

Tabel 2.2
Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu

No.

Nama
Penulis

1.

Emerald Insight
Johannes Van
Biesebroeck

2.

Sumber

Henrik
Agndal,

Emerald Insight

Ulf Nilsson

costing: effects of
longterm buyer
supplier
relationships",
Qualitative
Research in
Accounting &
Management, Vol.
4 Iss: 3, pp.222 245

Santiago
Velasquez

Emerald Insight

Petri Suomala
Marko
Jrvenp

"The cost of
flexibility"

"The cost of
flexibility",
Assembly
Automation, Vol.
27 Iss: 1, pp.55 64

"Activitybased

3.

Judul

"Cost
consciousness:
conceptual
development from
a management
accounting
perspective",
Qualitative
Research in
Accounting &
Management, Vol.
12 Iss: 1, pp.55 86

"Activitybased

costing: effects
of longterm
buyersupplier
relationships"

"Cost
consciousness:
conceptual
development
from a
management
accounting
perspective"

Variabel

Hasil

Estimate a number
of statistical
models of the
effect of variety on
productivity for a
sample that
includes almost all
assembly plants in
North America
from 1994 to 2004
Activitybased
costs, Channel
relationships, Purc
hasing

A first systematic
evaluation on the
scalescope tradeoff
and a quantification
of the gains from
production
flexibility in the
automotive industry.

This paper presents


the findings of a
thorough literature
review identifying
the drivers,
interpretations,
definitions and
results which
management
accounting
scholars have
associated with
cost consciousness.

Complexities when
implementing ABC
are presented,
concerning:
allocation
of costs relating to
SRM; allocation
of costs pertaining
both to transactions
and to relationships;
less
apparent cost drivers
due to involvement
of many functions in
exchanges;
and cost allocation
over time.
cost consciousness
is a concept that
appears in hundreds
of peer-reviewed
articles on
management
accounting.
However, only a
handful of
management
accounting scholars
have defined or
evaluated this
concept to a certain
degree. As a result,
what management
accountants believe
cost consciousness
to be, how it is
driven and what
result may be
expected from it, is
nowhere to be found
in any synthesized
manner. The
findings of this
paper develop the
concept of
cost consciousness
by illuminating the
common use of the

construct across
various disciplines.

BAB III
PEMBAHASAN, KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 PEMBAHASAN
Perilaku biaya adalah cara biaya berubah dalam hubungannya dengan perubahan
penggunaan aktivitas. Waktu merupakan salah satu faktor penting dalam penentuan perilaku

biaya. Biaya variabel merupakan biaya yang meningkat secara proporsional dengan
peningkatan aktivitas. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah jumlah totalnya ketika
penggunaan aktivitas berubah, sedangkan biaya campuran merupakan biaya yang mempunyai
komponen tetap dan variabel.
Model penggunaan sumber daya meningkatkan pemahaman tentang perilaku biaya.
Sumber daya yang diperoleh sebelum penggunaan dikatagorikan sebagai beban terikat,
sedangkan sumber daya yang diperoleh pada saat digunakan dan dibutuhkan disebut sumber
daya fleksibel. Dikenal juga biaya diskresi yang cenderung merupakan biaya tetap. Sumber
daya juga dapat diperoleh dalam rentang tertentu, jika rentang sempit maka merupakan fungsi
biaya variabel, sedangakan rentang lebar menunjukkan biaya tersebut merupakan biaya tetap.
Terdapat tiga metode untuk memisahkan biaya campuran. Metode tinggi rendah
bersifat objektif dan sederhana tetapi tidak merepresentasikan hubungan biaya yang
sebenarnya. Metode scatterplot baik dalam mengidentifikasikan nonlinearitas, adanya outlier
dan adanya pergeseran dalam hubungan biaya, kelemahannya adalah bersifat subjektif.
Metode kuadrat terkecil menghasilkan garis yang paling sesuai dengan titik-titik data
sehingga lebih direkomendasikan.
Metode kuadrat terkecil memiliki keunggulan dibanding metode lainnya dalam
menilai keandalah persamaan biaya. Koefisien korelasi juga mengukur kekuatan hubungan
dan menunjukkan arah hubungan.
Peranan regresi berganda dapat memberikan variabel tambahan ke dalam persamaan
sehingga dapat meningkatkan kemampuan persamaan tersebut dalam memprediks biaya
aktivitas serta member pemahaman mengenai cara pengelolaan biaya aktivitas.
Pertimbangan manajerial dapat digunakan secara terpisah atau bersama-sama dengan
metode tinggi rendah, scatterplot, dan kuadrat terkecil. Manajer menggunakan pengalaman
dan pengetahuan mereka mengenai hubungan biaya dan tingkat aktivitas untuk
mengidentifikasikan outlier, memahami perubahan structural dan menyesuaikan parameter
yang disebabkan oleh perubahan kondisi yang diantisipasi.
3.2

KESIMPULAN
Perilaku biaya adalah cara biaya berubah dalam hubungannya dengan perubahan

penggunaan aktivitas. Waktu merupakan salah satu faktor penting dalam penentuan perilaku
biaya. Biaya variabel merupakan biaya yang meningkat secara proporsional dengan
peningkatan aktivitas. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah jumlah totalnya ketika
penggunaan aktivitas berubah, sedangkan biaya campuran merupakan biaya yang mempunyai

komponen tetap dan variabel. Estimasi biaya membantu manajemen untuk memprediksi
berapa besarnya biaya pada level aktivitas yang direncanakan termasuk menyusun
perencanaan kegiatan dan menyusun anggaran.

DAFTAR PUSTAKA
Hansen, D.R. & Mowen, M.M. 2004. Management Accounting Akuntansi Manajemen Buku
1. Terjemahan Fitriasari & Kwary. 2004. Jakarta : Salemba Empat.
http://www.dwibcc.org/2016/04/makalah-akuntansi-manajeman-perilaku.html
Hansen, Mowen. 1999. Akuntansi Manajemen jilid I. Jakarta : Erlanggawww.google.com

WEB https://www.scribd.com/doc/103449670/Makalah-Perilaku-Biaya-Aktifitas
Carter, William K.2009.Cost Accounting Buku 1 Edisi 14. Jakarta : Salemba Empat
Santiago Velasquez , Petri Suomala , Marko Jrvenp , "Cost consciousness: conceptual
development from a management accounting perspective", Qualitative Research in
Accounting & Management, Vol. 12 Iss: 1, pp.55 86
Henrik Agndal, Ulf Nilsson, "Activitybased costing: effects of longterm buyersuppl ier
relationships",Qualitative Research in Accounting & Management, Vol. 4 Iss: 3, pp.222
245
Johannes Van Biesebroeck, "The cost of flexibility", Assembly Automation, Vol. 27 Iss: 1,
pp.55 - 64

You might also like