Professional Documents
Culture Documents
BIOMEKANIKA
1.1 Tujuan Praktikum
1. Mampu melakukan pengukuran kerja dan memahami postur kerja.
2. Mampu merancang metode kerja yang didasarkan pada prinsip prinsip
biomekanika.
3. Mengetahui besar beban kerja pada saat melakukan kerja.
4. Mampu mengaplikasikan metode REBA untuk mengurangi resiko kerja.
5. Mampu memahami keterbatasan manusia dari beban kerja yang dibebankan
pada anggota tubuh manusia.
6. Mampu memberikan rekomendasi berdasar hasil analisa.
1.2 Tugas Praktikum
1. Pekerja mengisi kuisioner Nordic Body Map.
2. Mengambil video pekerja ketika melakukan pengangkatan.
3. Mengambil screen capture dari video pengangkatan yang telah diambil dan
menentukan sudut pada foto tersebut sesuai ketentuan.
4. Melakukan analisa hasil kuisioner Nordic Body Map, perhitungan MPL, dan
score REBA dan memberikan rekomendasi.
1.3 Output
1.3.1 Deskripsi
Nama Operator
: Dedi
Umur
: 21 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki - laki
Berat Badan
: 49 kg
Tempat Penelitian
Segmentasi Tubuh
Panjang
Sudut (derajat)
1|Page
Telapak tangan
SL1= 0,07
1=12
Lengan bawah
SL2 = 0,27
2=18
Lengan atas
SL3= 0,30
3=86
Punggung
SL4= 0,40
4=56
Inklinasi perut
H =63
Inklinasi paha
I =80
No Pain
Moderately Pain
Painful
Very Painful
Location
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
A
1
Grade of Complain
B
C
D
2
2
2
2
1
2
1
1
1
2
2
2
2
1
1
2
2
2|Page
No.
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Location
Left thigh/paha kiri
Right thigh/paha kanan
Left knee/lutut kiri
Right knee/lutut kanan
Left calf/betis kiri
Right calf/betis kanan
Left ankle/pergelangan kaki kiri
Right ankle/pergelangan kaki kanan
Left foot/kaki kiri
Right foot/kaki kanan
A
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Grade of Complain
B
C
D
( 1 17 ) + ( 2 11 ) + ( 0 )+(0)
= 39
1.3.3 Pengukuran Biomekanika.
Metode MPL dilakukan untuk mengetahui nilai gaya tekan di bagian
L5/S1. MPL merupakan batas besarnya gaya tekan pada segmen L5/S1 dari
kegiatan pengangkatan dalam satuan Newton.
3|Page
WH=2,94 N
WLA=1,7 W badan
WLA=1,7 490
WLA=8,33 N
4|Page
WUA=2,8 W badan
WUA=2,8 490
WUA=13,72 N
WT =50 W badan
WT =50 490
WT =245 N
Sehingga :
W total=W 0 +2W H +2 W LA +2 W UA +2 W T
W total=50+ 5,88+ 16,66+27,44+245
W total =344,98 N
2=0,43
E=0,05 m
3 =0,436
D=0,11 m
4=0,67
AA=465
Segmentasi Tubuh
Panjang
Sudut (derajat)
5|Page
Telapak tangan
SL1= 0,07
1=12
Lengan bawah
SL2 = 0,27
2=18
Lengan atas
SL3= 0,30
3=86
Punggung
SL4= 0,40
4=56
Inklinasi perut
H =63
Inklinasi paha
I =80
a. Telapak Tangan
F yw=
Wo
+ WH
2
25+2,94
27,94 N
MW =(
Wo
+W H ) SL1 cos 1
2
Me=10 Nm
F ys=F ye +WUA
49,99 N=50 N
d. Segmen Punggung
F ys=2 F ys +WT
345 N
Mt=2 Ms+ ( WT 4 SL4 cos 4 ) +(2 F ys SL4 cos 4 )
Mt=21,76+36,72+22,37
Mt=80,85 Nm
e. Gaya Perut dan Tekanan Perut
PA
PA =
104 [430,360(H +T )]
[5/11,8]
75
104 [430,360(64 +90)]
[80,851,8]
75
PA = -0,03 N/cm2
FA = PA x AA
FA = -0,03 x 465
= -13,95 N
f. Gaya Ototpada Spinal Erector
ML 5 /S 1FA . D
FM =
E
FM =
80,85(13,95).0,11
0,05
FM = 1647,69N
g. Gaya Tekan/kompresipada L5/S1
7|Page
Fc = Wtot * Cos 4 + FA + FM
Fc = 1853,65 N < 3500 N
Pekerjaan tersebut sangat aman karena score yang didapat kurang dari 3500 N
1.3.4 Perhitungan Postur Kerja
Metode yang digunakan dalam perhitungan postur kerja adalah metode
REBA (Rapid Entire Body Assessment). Metode tersebut digunakan secara
cepat untuk menilai postur seorang pekerja. Selain itu metode ini juga
dipengaruhi oleh factor coupling, beban eksternal yang ditopang oleh tubuh
serta aktivitas pekerja. Adapun input dari metode REBA yaitu pengambilan
data postur kerja menggunakan handicam, penentuan sudut pada batang tubuh,
leher, kaki, lengan atas, lengan bawah, dan pergelangan tangan. Adapun hasil
perhitungan kami yaitu sebagai berikut :
Tahap 1 :
Untuk mendapatkan gambaran sikap (postur) pekerja dilakukan screen
capturedari video yang telah direkam terhadap postur tubuh pekerja tersebut
dan hasil yang didapatkan yaitu :
8|Page
Score
Perubahan Score
9|Page
Tegak/Alamiah
0 - 20 flexion
0 - 20 extension
20 - 60 flexion
>20 extension
>60 flexion
miring ke samping
4
Skor yang didapatkan adalah sebesar 17 flexiondan pekerja tersebut
memutar sehingga score keseluruhan adalah 2
b. Leher
Score pergerakan leher dapat dilihat pada tabel 1.4.
Tabel 1.5 Tabel pergerakan leher.
Pergerakan
0 - 20 flexion
Score
1
Perubahan Score
+1 jika memutar
atau miring ke
samping.
Score yang didapatkan adalah sebesar 35 flexiondan pekerja tersebut
memutar sehingga score keseluruhan adalah 3
c. Kaki
Score pergerakan kaki dapat dilihat pada tabel 1.5.
Tabel 1.6 Tabel pergerakan kaki
Kaki
Pergerakan
tertopang,
bobot
Score
Perubahan
+1 jika lutut antara 30 dan
60 flexion
duduk
Kaki tidak tertopang, bobot
tidak tersebar merata/postur
tidak stabil.
Berdasarkan pengamatan, kaki pekerja tersebut tertopang dan besar
sudut pada lutut sebesar 174 flexion sehingga scorenya adalah 1
d. Lengan Atas
Score pergerakan lengan atas dapat dilihat pada tabel 1.7.
Tabel 1.7 Tabel Pergerakan Lengan Atas
Pergerakan
20 extension sampai 20 flexion
>20extension
20 - 45 flexion
>45 - 90 flexion
>90 flexion
Score
1
2
3
4
Perubahan score
+1 jika posisi lengan :
-abducted
-rotated
+1 jika bahu ditinggikan
+1 jika bersandar, bobot
10 | P a g e
lengan
ditopang
atau
sesuai gravitasi
Berdasarkan hasil pengamatan, posisi lengan atas adalah 31 flexion,
berabduksi dan berotasi sehingga scorenya menjadi 3.
e. Lengan Bawah
Score pergerakan lengan bawah dapat dilihat pada tabel 1.7.
Tabel 1.8 Pergerakan Lengan Bawah
Pergerakan
Score
60 - 100 flexion
1
<60 flexion atau >100 flexion
2
Berdasarkan hasil pengamatan, posisi lengan bawah pekerja adalah
36 flexion sehingga scorenya menjadi 2.
f. Pergelangan Tangan
Score pergerakan pergelangan tangan dapat dilihat pada tabel 1.8.
Tabel 1.9 Pergerakan Pergelangan Tangan
Pergerakan
0 - 15 flexion/extension
Score
1
Perubahan score
+1 jika pergelangan
tangan
>15 flexion/extension
menyimpang
atau berputar.
Berdasarkan hasil pengamatan, posisi pergelangan tangan pekerja
adalah 16 flexion sehingga scorenya menjadi 2.
Tahap 3 :
Selain scoring pada masing masing segmen tubuh, factor lain yang perlu
disertakan adalah berat beban yang diangkat (Tabel 1.10), coupling (Tabel
1.11 dan Gambar 1.3) dan aktivitas pekerjanya (Tabel 1.12). Masing masing
factor juga mempunyai kategori skor.
Tabel 1.10. Skor berat beban yang diangkat
0
<5 kg
1
5-10 kg
2
>10 kg
+1
Penambahan beban
11 | P a g e
Good
Pegangan pas
Fair
Pegangan tangan
Poor
Pegangan
Unacceptable
Dipaksakan,
dan tepat
tangan tidak
genggaman tidak
ditengah,
bisa diterima
aman, tanpa
genggaman kuat.
walaupun
pegangan
digunakan oleh
memungkinka
coupling tidak
sesuai digunakan
tubuh
lain
Pada pengamatan ini, coupling dikategorikan sebagai kopling yang tidak
dapat diterima (Unacceptable) karena dipaksakan dan genggaman tidak
aman sehingga skornya 3.
12 | P a g e
Satu atau lebih bagian tubuh statis, ditahan lebih dari 1 menit
Pengulangan gerakan dalam rentang waktu singkat, diulang
lebih dari 4 kali per menit (tidak termasuk berjalan)
Gerakan menyebabkan perubahan atau pergeseran postur yang
13 | P a g e
Location
Berdasarkan grafik 1.1 dapat dilihat bagian anggota tubuh dengan tingkat
kesakitan pekerja pada saat melakukan kerja. Bagian tubuh yang cukup sakit
dapat dilihat pada grafik yang nilainya 2 yang berarti tingkat kesakitan pekerja
pada bagian tersebut adalah cukup sakit. Bagian bagian tersebut adalah
bagian bawah leher, kiri bahu, kanan bahu, kiri atas lengan, kanan atas lengan,
kiri siku, kanan siku, kiri lengan bawah, kanan lengan bawah, tangan kiri, dan
tangan kanan.
Bagian yang cukup sakit tersebut dibatasi hanya pada sekitar lengan bawah
sampai daerah bawah leher. Efek yang terjadi pada bagian ini berhubungan
dengan jenis pekerjaan mereka sebagai tukang angkut batu bata. Dimana
gerakan berulang ulang pada saat melakukan kerja efeknya mendominasi
pada bagian lengan sampai leher.
Pada saat diwawancarai, pekerja tersebut mengatakan bahwa bagian
bagian yang cukup sakit pada saat bekerja itu baru terasa ketika malam hari
dan akan normal pada esok harinya. Hal ini berulang ulang ketika setelah
14 | P a g e
melakukan kerja. Dapat dianalisis bahwa hal ini terjadi karena factor
kebiasaan para pekerja. Mereka sudah merasa enjoydengan pekerjaan mereka
sehingga rasa sakit tersebut bahkan bisa diabaikan dan tidak menjadi masalah
bagi mereka.
Saran yang diberikan adalah sebaiknya pada saat mengangkut batu bata
tersebut para pekerja bisa istirahat sejenak agar bisa mengurangi rasa keram
pada otot otot lengan sehingga bisa meminimalisir efek sakit pada bagian
tubuh tersebut ketika malam hari. Kedua, pada saat efek sakit tersebut
berlangsung gunakan obat obatan seperti balsem, minyak pijat/urut, dan
istirahat yang maksimal sehingga keesokan harinya bisa melakukan
aktivitasnya dengan kondisi yang prima.
1.3.6 Analisa Biomekanika
Sudut yang didapat dari screen capture adalah :
1=12
2=18
3=86
4=56
H =63
I =80
15 | P a g e
17 | P a g e
Ketiga tabel diatas, digunakan untuk menganalisis hasil score dari masing
masing segmen yang telah diamati pada aktivitas pekerja.. Adapun hasil
perhitungan score REBA (Gambar 1.5) yang telah dianalisis adalah sebagai
berikut :
18 | P a g e
1.3.8 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan melalui 3 metode.
Nordic Body Map yang mendapatkan skor 39, kedua metode MPL dengan skor
1853,56N, dan ketiga metode REBA dengan skor 9. Dari ketiga metode
tersebut analisis yang didapatpun berbeda. Pada metode NBM ada beberapa
otot yang dirasa cukup sakit pada saat aktivitas pengangkatan yaitu pada
bagian bawah leher, kiri bahu, kanan bahu, kiri atas lengan, kanan atas lengan,
kiri siku, kanan siku, kiri lengan bawah, kanan lengan bawah, tangan kiri, dan
tangan kanan yang berefek di malam hari. Tetapi aktivitas tersebut sangat
aman atau tidak berpengaruh terhadap tekanan pada bagian L5/L1 karena
beban yang diangkat tidak terlalu berat dan posisi pengangkatan yang
seimbang. Hal ini dihitung dengan metode MPL. Sedangkan hasil dari analisis
postur kerja dengan metode REBA ini menunjukkan bahwa level resiko yang
mungkin terjadi pada pekerja adalah beresiko tinggi dan perlu adanya tindakan
perbaikan segera. Keluhan yang dirasakan pekerja ada pada mata dan telapak
tangan.
Solusi yang ditawarkan pada pekerja lebih mengarah pada APD
(Alat Pelindung Diri) saat bekerja dengan menggunakan masker dan sarung
tangan agar tidak terjadi gesekan langsung antara telapak tangan dan batu bata
yang terjadi secara terus-menerus, serta Administrative control dengan
penjadwalan waktu istirahat agar tubuh pekerja tidak langsung kehilangan
energi terlalu besar.
20 | P a g e