PROSES ME NGUATNYA PERAN NEGARA PADA MASA ORDE BARU
Sejak orde baru berkuasa, telah banyak perubahan yang di capai oleh bangsa Indonesia melalui tahap-tahap pembangunan di segala bidang. Pemerintah Orde Baru berusaha meningkatkan peran negara dalam kehidupan bangsa dan negara. Oleh karna itu, langkah yang dilakukan pemerintah Orde Baru adalah menegakan tata kehidupan negara yang didasarkan ata kemurnian pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945. Pada Sidang Umum IV MPRS telah diambil suatu keputusan untuk menugaskan Jenderal Soeharto selaku pengambilan Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar, yang sudah ditingkatkan menjadi ketetapan MPRS No IX/MPRS 1966 untuk membentuk kabinet baru.
Tujuan perjuangan Orde Baru
Menegakan tata kehidupan negara yang di dasarkan atas
kemurnia pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945
Pembentukan kabinet baru di namai Kabinet Ampera. Kabinet
Ampera di bebani tugas untuk menciptakan stabilitas politik dan ekonomi sebagai persyaratan pembangunan nasional. Tugas itulah yang kemudian di kenal sebagai Dwii Dharma Kabinet Ampera. Program yang di bebankan oleh MPRS kepada kabinet Ampera yaitu: 1. Memperbaiki kehidupan rakyat terutama di bidang sandang dan pangan 2. Melaksanakan pemilihan umum dalam waktu seperti tercantum dalam Ketetapan MPRS No. XI/MPRS/1966 yakni 5 juli 1968 3. Melaksanakan politik luar negri yang bebas aktif untuk kepentingan nasional sesuai dengan ketetapan MPRS No XI/1966 4. Melanjutkan perjuangan anti imperialisme dan kolonialisme dalam segala bentuk manifestasinya Keempat program kabinet ini di sebut Catur Karya Kabinet Ampera. Program ini di jalankan oleh pemerintahan orde baru
Tanggal 21 Maret 1968, Jendral Soeharto selaku Pejabat Presiden
menyampaikan laporan kepada sidang umum V MPRS mengenai pelakasanaan Dwi Darma dan Catur Karya Kabinet Ampera. Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, kedudukan MPRS dibawah kekuasaan Presiden. Hal itu terjadi karna MPRS di rangkap oleh Wakil Perdana Menteri III yang dengan jelas berada di bawah
presiden dalam susunan keanggotaan pada badan eksekutif sehingga
MPRS selalu membenar benarkan apa yang di inginkan oleh presiden. Pada zaman Orde Baru tatanan kehidupan kenegaraan di kembalikan kepada kemurnian pelaksanaan UUD 1945, hal itu terlihat pada peringatan proklamasi kemerdekaan Indonesia, dimana Presiden Soeharto berbicara langsung di hadapan wakil-wakil rakyat yaitu Dewan Perwakilan Rakyat (Anggota DPR)