You are on page 1of 50

MATERI KIMIA

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN


ELEKTROLIT &
LARUTAN NON-ELEKTROLIT

Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas selesainya penyusunan materi ini. materi
pelajaran kimia ini disusun untuk memenuhi kebutuhan bagi siswa dalam kegiatan
pembelajaran kimia. Materi ini disertai contoh-contoh dan ilustrasi yang jelas, dengan
kalimat yang yang sederhana dan bahasa yang komunikatif. Dalam menyajikan materi
ini dilengkapi dengan percobaan-percobaan sederhana di laboratorium, yang
diharapkan akan lebih membantu meningkatkan pemahaman para siswa. Pada akhir
konsep juga disajikan soal uji kompetensi, sehingga para siswa dapat lebih memahami
konsep yang dipelajari. Akhirnya, penulis berharap materi ini akan dapat memberikan
pengetahuan bagi para pembaca.
Penulis menyadari bahwa tak ada gading yang tak retak, maka kritik dan saran
demi perbaikan materi ini senantiasa penulis harap dan nantikan.

Nunukan, 01 Juni 2012


Penulis

Daftar Isi
Kata
Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Daftar
isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Sifat Koligatif Larutan
1.1 Konsentrasi Larutan
.......................................... .........
A. Molalitas (m)
B. Fraksi Mol (x)
1.2 Pengertian Sifat Koligatif Larutan
.........................................
1.3 Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
A. Penurunan Tekanan Uap Jenuh(P)
B. Kenaikan Titik Didih (Tb) dan Penurunan Titik Beku (Tf)
C. Tekanan Osmotik
1.4 Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
...........................................
Rangkuman . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.
Uji Kompetensi
..................... .......... ..........................
Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
..

Pengantar
Pernahkah Anda memperhatikan ibu ketika memasak sayur atau membuat kolak
pisang?
Saat kuah bergolak atau mendidik dan kemudian sayuran dimasukkan
maka kuah akan berhenti mendidih. Juga ketika kuah kolak yang mendidih dimasuki
gula atau pisang, maka kuah juga berhenti mendidih selanjutnya kuah akan mendidih
lagi jika pemanasan dilanjutkan.
Mengapa demikian?
Pertanyaan di atas akan terjawab setelah kalian mempelajari sifat koligatif
larutan yang di bahas pada bab ini.
Apa yang dimaksud dengan sifat koligatif larutan dan sifat larutan apa saja yang
termasuk di dalamnya?
Sifat koligatif larutan adalahsifat larutan yang hanya bergantung pada konsentrasi
partikel zat terlarut, tetapi
tidak bergantung pada jenis zat terlarutnya. Sifat koligatif larutan meliputi empat
sifat, yaitu :
penurunan tekanan uap,
kenaikan titik didih,
penurunan titik beku, dan
tekanan osmotik.

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN


Dalam bab ini akan dibahas sifat koligatif larutan nonelektrolit dan elektrolit serta
penggunaan sifat koligatif untuk menentukan massa molekul relatif (Mr) suatu zat, serta
penggunaan sifat koligatif dalam kehidupan sehari-hari, tetapi sebelumnya akan
dibahas tentang molalitas dan fraksi mol.
1.1 Konsentrasi Larutan
Konsentrasi larutan yang dipelajari dalam bab ini adalah molalitas dan fraksi
mol, sedangkan molaritas sudah dibahas di kelas XI.
A. Molalitas (m)
Molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut di dalam setiap 1 kg (1.000
gram) pelarut.
Molalitas dapat dirumuskan: mana rumusnya...?
(1.1)
dengan: m = molalitas
n = mol zat terlarut
p = massa zat pelarut (gram)
Bila g gram zat terlarut dilarutkan dalam p gram zat pelarut dengan massa
rumus relatif (Mr), maka molalitas dapat juga dirumuskan menjadi:
(1.2)
dengan: g = massa zat terlarut (gram)
p = massa zat pelarut (gram)
Mr = massa rumus zat terlarut
C o n t o h 1.1
1. Sebanyak 1,8 gram glukosa, C6H12O6 dilarutkan ke dalam 100 gram air (Ar C =12,
H = 1, O = 16). Tentukan molalitas larutan glukosa tersebut!
Jawab: caranya ?
Jadi, molalitas C6H12O6 = 0,1 m.
2. Tentukan banyaknya (gram) NaOH yang harus dilarutkan dalam 1 liter air (air =
1,00 g/mL) agar diperoleh NaOH 0,25 m.
Jawab:
1 L air = 1.000 mL = 1.000 g (karen air = 1,00 g/mL)
mNaOH
0,25
0,25
g = 10 gram
Jadi, banyaknya NaOH yang diperlukan adalah 10 gram.
3. Tentukan berapa mL volume air yang diperlukan untuk melarutkan 4,9 gram H2SO4
yang konsentrasinya 0,25 M (Ar H = 1; S = 32; O =16)!
Jawab:
m
0,25
p = 20 gram (20 mL)
Jadi, volume air = 20 mL.
Kristal NaOH dan KOH dengan massa yang sama dilarutkan dalam sejumlah pelarut
yang sama pula. Bila Ar K = 39 dan Na = 23, manakah larutan yang memiliki molalitas
lebih tinggi dari kedua larutan tersebut?

B. Fraksi Mol (x)


Fraksi mol menyatakan perbandingan mol suatu zat dengan jumlah mol campuran.
Misal a mol zat p dicampurkan dengan b mol zat q, maka:
(1.3)
(1.4)
xp + xq = 1 (1.5)
Latihan 1.1
1. Sebanyak 90 gram glukosa, C6H12O6 dilarutkan dalam 360 mL air (Ar C = 12, H = 1,
O = 16). Tentukan fraksi mol masing-masing zat!
Jawa :
= = 0,5 mol
nair = = 20 ol
===
=1=
2. Fraksi mol urea, CO(NH2)2 di dalam air adalah 0,4. Tentukan berapa massa urea
dan
air yang terdapat dalam campuran tersebut?
Jawab:
xurea = 0,4 =
Berarti nurea = 4 mol
nair = 10 4 = 6 mol
massa urea = 4 60 = 240 gram
massa air = 6 18 = 108 gram
3. Berapa fraksi mol 46 gram toluena (C7H8) dan 117 gram benzena (C6H6) dalam
larutan?
(Ar C = 12, H = 1)
Ja wab:
= = 0 5 mol = = 1 5 mo
==
=1=
Bila a mol HCl dilarutkan dalam b mol air, kemudian kedua campuran tersebut
ditambahkan sejumlah air, bagaimana perubahan fraksi mol dari kedua zat tersebut?

1.2 Pengertian Sifat Koligatif Larutan


Kalau kita melarutkan suatu zat terlarut dalam suatu pelarut murni, maka
kemungkinan besar akan terjadi hal-hal sebagai berikut.
1. Pada larutan akan lebih sukar menguap jika dibandingkan pelarut murninya
C o n t o h 1.2
Latihan 1.2
karena pada larutan mengalami penurunan tekanan uap akibat adanya partikel
terlarut.
2. Jika dididihkan, larutan akan mendidih pada suhu yang lebih tinggi jika
dibandingak pelarut murninya. Akibat adanya partikel terlarut akan terjadi
kenaikan titik didih.
3. Jika dibekukan, larutan akan membeku pada suhu yang lebih kecil atau
dibawah suhu membeku pelarut murniya. Akibat adanya partikel terlarut akan
terjadi penurunan titik beku.
4. Jika larutan dihubungkan dengan pelarut murninya melewati membran
semipermiabel, maka larutan akan mengalami volume akibat tekanan osmotik.
Besarnya perubahan keempat sifat tersebut bergantung pada jumlah partikel
zat terlarut dalam larutan. Sifat yang hanya bergantung pada jumlah partikel zat
terlarut dan tidak bergantung pada jenis zat terlarut disebut sifat koligatif larutan.
1.3 Sifat Koligatif Larutan Nonelektrolit
A. Penurunan Tekanan Uap Jenuh (P)
Bila kita mengamati pada peristiwa pe-nguapan, ketika partikel-partikel zat cair
meninggalkan kelompoknya. Bila zat cair disimpan dalam ruang tertutup yang hampa
udara, maka sebagian dari partikel-partikel zat cair akan menguap, sedangkan zat cair
yang telah menjadi uap akan kembali menjadi zat
cair (mengembun). Tekanan uap yang ditimbulkan pada saat tercapai kondisi
kesetimbangan dinamakan tekanan uap jenuh.
Dari hasil pengukuran data-data eksperimen ternyata diketahui bahwa tekanan uap
jenuh larutan lebih rendah daripada tekanan uap jenuh pelarut murni, mengapa?
Dalam suatu larutan, partikel-partikel zat terlarut
akan menghalangi gerak molekul-molekul pelarut untuk berubah menjadi bentuk gas
(uap)(ada interaksi molekul antra zat terlarut dengan pelarutnya). Oleh karena itu
tekanan uap jenuh larutan lebih rendah daripada tekanan uap jenuh pelarut murni.
Makin lemah gaya tarik-menarik molekul-molekul zat cair, makin mudah zat cair
tersebut menguap, maka makin besar pula tekanan uap jenuhnya. Selisih antara
tekanan uap jenuh pelarut murni dengan tekanan uap jenuh larutan disebut penurunan
tekanan uap jenuh.
P = P P (1.6)
Pengaruh konsentrasi zat terlarut terhadap penurunan tekanan uap jenuh dapat
dijelaskan dengan hukum Rault sebagai berikut.
P = xpelarut P (1.7)
Dari persamaan (1.6) dan (1.7) dapat kita turunkan suatu rumus untuk menghitung
penurunan tekanan uap jenuh, yaitu:
P = P P
= P (xpelarut P)
= P (1 xpelarut)
P = P xterlarut

1. Tekanan uap jenuh air pada suhu 100 C adalah 72 cmHg. Berapa tekanan uap
jenuh
larutan urea, CO(NH2)2 40% pada suhu yang sama, bila diketahui Mr urea = 60 dan
Ar air = 18?
Jawab:
Larutan urea 40% = 40 gram urea dalam 100 gram larutan
= 40 gram urea + 60 gram air
nu ea = = mol
n 2O = = mol
xpela ut = =
P = Po xpelarut
= 72
= 60 cmHg
atau...
xair = 1 =
P = P xterlarut
C o n t o h 1.3
Keterangan:
P = penurunan tekanan uap jenuh
Po = tekanan uap jenuh pelarut air murni
xterlarut = fraksi mol zat terlarut
xpelarut = fraksi mol zat pelarut
= 72
= 12 cmHg
P = P P
= 72 12 cmHg
= 60 cmHg
2. Sebanyak 20 gram zat A (nonelektrolit) dilarutkan dalam 450 mL air, ternyata tekanan
uapnya sebesar 40 cmHg. Bila pada keadaan yang sama tekanan uap jenuh air adalah
40,2 cmHg, tentukan massa molekul relatif (Mr) dari zat A tersebut!
Jawab:
A = mol
n 2O = mol
P = 40 cmHg
P = 40,2 cmHg
P = Po xpelarut
40 = 40,2
40 = 40,2 25
1.000 + = 1.005
=5
r A = = 160
Urea, CO(NH2)2 dan glukosa, C6H12O6 yang massanya sama masing-masing
dilarutkan
dalam suatu pelarut yang massanya juga sama. Bila tekanan uap jenuh air pada suhu
tertentu adalah Po mmHg. Jelaskan manakah yang memiliki tekanan uap larutan paling
besar?

B. Kenaikan Titik Didih (Tb) dan Penurunan Titik Beku (Tf)


Titik didih suatu zat cair adalah suhu pada saat tekanan uap jenuh zat cair
Latihan 1.4
tersebut sama dengan tekanan luar. Bila tekanan uap sama dengan tekanan
luar, maka gelembung uap yang terbentuk dalam cairan dapat mendorong diri ke
permukaan menuju fasa gas. Oleh karena itu, titik didih suatu zat cair bergantung pada
tekanan luar. Yang dimaksud dengan titik didih adalah titik didih normal, yaitu titik didih
pada tekanan 76 cmHg. Titik didih normal air adalah 100 oC. Pada tekanan udara luar 1
atm, air mendidih pada suhu 100 oC (titik B). Pada saat itu tekanan uap air juga 1 atm
dan tekanan uap jenuh larutan masih di bawah 1 atm (titik P). Agar larutan mendidih,
maka suhu perlu diperbesar
sehingga titik P berpindah ke titik E. Pada titik E tekanan uap jenuh larutan sudah
mencapai 1 atm. Jadi pada titik E larutan mendidih dan suhu didihnya adalah titik E.
selisih titik didih larutan dengan titik didih pelarut disebut
kenaikan titik didih (Tb).
Tb = titik didih larutan titik didih pelarut
titik beku larutan (titik F) lebih rendah daripada titik beku pelarut (titik C). selisih antara
titik beku pelarut dengan titik beku larutan disebut penurunan titik beku (Tf).
Tf = titik beku pelarut titik beku larutan
Kenaikan titik didih dan penurunan titik beku yang disebabkan oleh penambahan
zat terlarut dapat dirumuskan sebagai berikut.
Tb = m Kb atau Tb =
Tf = m Kf atau Tf =
dengan:
Tb = kenaikan titik didih
Tf = penurunan titik beku
Gambar 1.3 Diagram P-T air dan larutan
Sumber: General Chemistry, Principles and
Structure, James E. Brady, 1990.
Air murni
Larutan
Suhu
Tekanan
F C B E Tf
Tb
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal (oC/m)
Kf = tetapan penurunan titik beku molal (oC/m)
m = molalitas
g = massa zat terlarut (gram)
Mr = massa rumus relatif zat terlarut
p = massa pelarut (gram)

1. Sebanyak 36 gram glukosa, C6H12O6 dilarutkan dalam 250 mL air. Bila Kb = 0,52
C/m,
tentukan titik didih larutan!
Jawab:
Tb = m Kb
Tb =
Tb =
= 0,416 C
Titik didih larutan glukosa = 100 + 0,416 = 100,416 C
2. Sebanyak 2,4 gram urea, CO(NH2)2 dilarutkan dalam 50 mL air. Tentukan titik beku
larutan! Diketahui Kf air = 1,86 C/m; Ar C = 12, N = 14, O =16
Jawab:
Tf = m Kf Tf =
Tf =
= 1,488 C
Titik beku larutan urea = (0 1,488) = 1,488 C.
Bila massa glukosa, C6H12O6 dan sukrosa, C12H22O11 sama, dilarutkan dalam
pelarut
yang massanya sama, dan Kb adalah tetapan kenaikan titik didih molal. Manakah
larutan yang memiliki titik didih larutan lebih tinggi?
C. Tekanan Osmotik
Osmosis adalah peristiwa perpindahan pelarut dari larutan yang konsentrasinya
lebih kecil (encer) ke larutan yang konsentrasinya lebih besar (pekat) melalui
mem-bran semipermeabel. Aliran zat cair dari larutan yang konsentrasinya
C o n t o h 1.4 mana contohnya?
Latihan 1.5
lebih kecil menuju larutan yang konsen-trasinya lebih besar melalui membrane
semipermeabel akan terhenti, bila telah terjadi kesetimbangan konsentrasi antara
kedua larutan tersebut. Tekanan smotik () adalah besarnya tekanan yang harus
diberikan pada suatu larutan untuk mencegah mengalirnya molekul-molekul pelarut ke
dalam larutan melalui membran semipermeabel. Besarnya tekanan osmotik larutan
encer memenuhi persamaan yang sesuai dengan persamaan gas ideal, yaitu Dalam
suatu sistem osmosis, larutan yang memiliki tekanan osmosis sama disebut isotonik,
bila tekanan osmotiknya lebih kecil dibandingkan larutan yang lain disebut hipotonik,
sedangkan bila tekanan osmotiknya lebih besar dibandingkan larutan yang lain disebut
hipertonik.
1. Sebanyak 17,1 gram gula tebu, C12H22O11 dilarutkan dalam air, sehingga
volumenya
menjadi 500 mL. Bila Ar C = 12; O =16; H = 1, berapa tekanan osmotiknya pada suhu
27 oC?
J wa :
atm

2. Berapa gram urea, CO(NH2)2 yang terlarut dalam 200 mL larutan agar isotonik
dengan
18 gram glukosa, C6H12O6 yang terlarut dalam 500 mL larutan pada keadaan yang
sama? (Ar C = 12, O = 16, N = 14, H = 1)
Jawab:
murea = mglukosa
C o n t o h 1.5
larutan gula setelah beberapa waktu air murni Sebelum osmosis Setelah osmosis air
murni membrane semipermeabel H2O larutan gula terlarut tekanan osmotic ( )
Keterangan:
( ) = tekanan osmotik
C = M = konsentrasi (mol/L)
R = tetapan gas
T = temperatur mutlak (K)
MRT=MR
Jadi, massa urea adalah 2,4 gram.
Jelaskan apakah kedua larutan berikut ini isotonik, bila 6 gram urea, CO(NH2)2 yang
terlarut dalam 500 mL larutan dan 36 gram glukosa, C6H12O6 yang terlarut dalam 1
liter larutan pada suhu yang sama?
1.4 Sifat Koligatif Larutan Elektrolit
Untuk larutan elektolit, ternyata memiliki harga sifat koligatif larutan yang lebih
tinggi daripada larutan yang nonelektrolit untuk konsentrasi yang sama. Untuk
konsentrasi yang sama, larutan elektrolit akan mengandung jumlah partikel yang lebih
banyak daripada larutan nonelektrolit. Harga sifat koligatif larutan elektrolit
dipengaruhi oleh faktor Vant Hoff (i).
i = {1 + (n-1)}
dengan:
n = jumlah ion
= derajat ionisasi
Untuk n = 2 (biner)
n = 3 (terner)
n = 4 (kuartener)
n = 5 (pentaner)
= 1Untuk (elektrolit kuat)
= 0 (nonelektrolit)
0 < < 1 (elektrolit lemah)
maka persamaan sifat koligatifnya dirumuskan:
P = xterlarut P i
Tb = m Kb i
Tf = m Kf i
Latihan 1.6
= M R T i
1. Sebanyak 12 gram asam asetat, CH3COOH dilarutkan dalam 250 mL air. Bila larutan
tersebut terionisasi sebanyak 60%, tentukan titik didih larutan! (Kb = 0,52; Ar C = 2,
O = 16, H = 1)
Jawab:
Tb = m Kb i
Tb = . . 0,52{1 + 0,6(2 1)}
Tb = 0,4 . 0,52 . (1,6)
Tb = 0,33C
Jadi, titik didih larutan CH3COOH = (100 + 0,33) = 100,33 C.
2. Sebanyak 2,22 gram CuCl2 dilarutkan dalam 500 mL air. Bila larutan CuCl2
terionisasi

sempurna, tentukan titik beku larutan! (Kf = 1,86; Ar Ca = 40, Cl = 35,5)


Jawab:
Tf = m Kf i
Tf = {1 + 1( 3 1)}
Tf = 0,02 2 1,86 (3)
Tf = 0,223 C
Jadi, titik didih larutan CuCl2 = (0 0,223) = 0,223 C.
3. Berapa gram garam dapur, NaCl yang terlarut dalam 400 mL larutan agar isotonik
dengan 12 gram urea, CO(NH2)2 yang terlarut dalam 500 mL larutan pada suhu yang
sama? (Ar Na = 23, Cl = 35,5, C = 12, h = 1, O = 16)
Jawab:
mNaCl =
MRTi=MRTi
. . { 1 + 1 (2 1) = .
= 4,68 gram
Jadi, massa NaCl = 4,68 gram

A. Tujuan
Menentukan titik beku beberapa larutan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
B. Alat dan Bahan
1. gelas kimia 500 mL
2. tabung reaksi dan raknya
3. termometer
4. pengaduk gelas
5. sendok makan
6. es batu secukupnya

7. larutan urea 1 m
8. larutan urea 2 m
9. larutan NaCl 1 m
10. larutan NaCl 2 m
11. air suling
12. garam dapur

C. Langkah Kerja
1. Siapkan gelas kimia ukuran 500 mL dan masukkan butiran es batu ke dalamny
hingga tinggi gelas kimia tersebut.
2. Tambahkan 8 sendok makan garam dapur dan 2 sendok makan air, kemudian aduk
hingga bercampur rata. Campuran ini dinamakan campuran pendingin.
3. Masukkan 3 mL air suling ke dalam tabung reaksi dan masukkan ke dalam campuran
pendingin.
4. Aduklah tabung reaksi tersebut dengan gerakan naik-turun hingga membeku.
5. Setelah air suling membeku, keluarkan dari campuran pendingin dan biarkan
sebagian mencair. Gantilah pengaduk gelas dengan termometer dan aduklah air
suling yang sebagian mencair tersebut dengan gerakan naik-turun menggunakan
termometer.
6. Bacalah skala suhu yang ditunjukkan pada termometer dan catatlah.
7. Ulangi langkah no. 2-6 dengan larutan yang berbeda, yaitu larutan urea 1 m dan 2
m masing-masing sebanyak 20 mL dan larutan NaCl 1 m dan 2 m masing-masing
sebanyak 20 mL.
8. Bila es batu dalam campuran pendingin telah banyak yang mencair, buatlah
campuran pendingin baru dengan cara yang sama.
D. Hasil Pengamatan
1. Berapa titik beku air suling?
2. Buatlah datanya!
3. Apa fungsi garam dapur yang terdapat dalam campuran pendingin?
4. Bagaimana pengaruh konsentrasi larutan terhadap titik beku larutan dan penurunan
titik bekunya?
E. Tugas
Berilah kesimpulan hasil percobaan tersebut!

Rangkuman
1. Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang hanya bergantung pada konsentrasi
partikel zat terlarut, tetapi tidak bergantung pada jenis zat terlarutnya. Sifat koligatif
larutan meliputi empat sifat, yaitu: penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih,
penurunan titik beku, dan tekanan osmotik.
2. Molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg (1.000 gram) pelarut.
Molalitas dapat dirumuskan:
atau dapat juga ditulis:
3. Fraksi mol menyatakan perbandingan mol suatu zat dengan jumlah mol
campuran.
Misal a mol zat p dicampurkan dengan b mol zat q, maka:
4. Penurunan tekanan uap jenuh adalah selisih antara tekanan uap jenuh pelarut murni
dengan tekanan uap jenuh larutan.
P = P P
5. Kenaikan titik didih (Tb) :
Tb = titik didih larutan titik didih pelarut
6. Penurunan titik beku (Tf):
Tf = titik beku pelarut titik beku larutan
RangkuKeterangan: m = molalitas
n = mol zat terlarut
p = massa pelarut (kg)
xp + xq = 1
7. Kenaikan titik didih dan penurunan titik beku yang disebabkan oleh penambahan
zat terlarut dapat dirumuskan sebagai berikut.
Tb = m . Kb atau Tb =
Tf = m . Kf atau Tf =
Keterangan:
Tb = kenaikan titik didih
Tf = penurunan titik beku
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal (oC/m)
Kf = tetapan penurunan titik beku molal (oC/m)
m = molalitas
g = massa zat terlarut (gram)
Mr = massa rumus relatif zat terlarut
p = massa pelarut (gram)
8. Tekanan osmotik adalah besarnya tekanan yang harus diberikan pada suatu larutan
untuk mencegah mengalirnya molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui
membran semipermeabel.
Besarnya tekanan osmotik larutan encer memenuhi persamaan yang sesuai dengan
persamaan gas ideal, yaitu:
Bila g gram zat terlarut dilarutkan dalam V mL, maka dapat juga digunakan rumus
berikut.

soal uji kompetensi


I.Berilah tanda silang (x) huruf A, B, C, D, atau E pada jawaban yang paling tepat!
Keterangan:

= tekanan osmotik (atm)


M
= molaritas (mol.L1)

n
R
V
T
g

= jumlah mol
= tetapan gas = 0,082 L.atm/mol.K
= volume larutan (liter)
= suhu mutlak (K)
= massa terlarut (gram)

1. Larutan yang mengandung 20 gram zat nonelektrolit dalam 1 liter air (massa
jenis air 1g/mL) mendidih pada suhu 100,52 C. Jika Kb air = 0,52 C, maka Mr
zat nonelektrolit tersebut adalah .
A. 20 D. 150
B. 40 E. 200
C. 100
2. Penambahan 5,4 gram suatu zat nonelektrolit ke dalam 300 gram air ternyata
menurunkan titik beku sebesar 0,24 C. Jika Kf air = 1,86 C, maka Mr zat tersebut
adalah .
A. 8,04 D. 108,56
B. 12,56 E. 139,50
C. 60,96
3. Sebanyak 500 mL larutan yang mengandung 17,1 gram zat nonelektrolit pada
suhu 27 C mempunyai tekanan osmotik 2,46 atm.
Jika R = 0,082 L.atm.mol1K1, maka Mr zat nonelektrolit tersebut adalah ... .
A. 90 D. 278
B. 150 E. 342
C. 207
4. Sebanyak 60 gram urea (Mr = 60) dilarutkan dalam 72 gram air (Mr = 18). Jika
tekanan uap pelarut murni pada suhu 20 C adalah 22,5 mmHg, maka tekanan
uap larutan pada suhu tersebut adalah .
A. 4,5 mmHg
D. 22,5 mmHg
B. 9,0 mmHg
E. 29 mmHg
C. 18 mmHg
5. Data percobaan penurunan titik beku sebagai berikut.
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa penurunan titik beku tergantung
pada ... .
A. jenis zat terlarut
D. jenis partikel zat terlarut
B. konsentrasi molal larutan
E. jumlah partikel zat terlarut
C. jenis pelarut

6. Urea seberat 2,4 gram dilarutkan ke dalam air sampai volume 250 cm3 pada suhu
27 C (Mr urea = 60 dan R = 0,082 L.atm.mol1.K1 ). Tekanan osmotik larutan
Larutan Konsentrasi (molal) Titik Beku (C)
NaCl 0,1 0,372
NaCl 0,2 0,744
CO(NH2)2 0,1 0,186
CO(NH2)2 0,2 0,372
C6H12O6 0,1 0,186
tersebut adalah .
A. 3,936 atm
B. 4,418 atm
C. 7,872 atm
D. 15,774 atm
E. 39,360 atm
7. Di antara kelima larutan di bawah ini, yang titik bekunya paling tingi adalah
larutan .
A. Na2CO3 0,3 M
B. CH3COOH 0,5 M
C. glukosa 0,8 M

D. Mg(NO3)2 0,2 M
E. CuSO4 0,2 M
8. Di antara larutan 0,01 M di bawah ini, yang mempunyai tekanan osmotik paling
tinggi adalah .
A. NaCl
B. C12H22O11
C. BaCl2
D. CO(NH2)2
E. [Cr(NH3)4Cl2]Cl
9. Untuk menaikkan titik didih 250 mL air menjadi 100,1 C pada tekanan 1 atm
(Kb = 0,50), maka jumlah gula (Mr = 342) yang harus dilarutkan adalah .
A. 684 gram
B. 171 gram
C. 86 gram
D. 17,1 gram
E. 342 gram
10. Suatu larutan diperoleh dari melarutkan 6 gram urea (Mr = 60) dalam 1 liter air.
Larutan yang lain diperoleh dari melarutkan 18 gram glukosa (Mr = 180) dalam
1 liter air. Pada suhu yang sama, tekanan osmotik larutan pertama dibandingkan
terhadap larutan kedua adalah ... .
A. sepertiga larutan kedua
B. tiga kali larutan kedua
C. dua pertiga kali larutan kedua
D. sama seperti larutan kedua
E. tiga perdua kali larutan kedua

11. Suatu zat nonelektrolit (Mr = 40) sebanyak 30 gram dilarutkan dalam 900 gram
air, penurunan titik beku larutan ini adalah 1,550 C. Massa zat tersebut yang
harus ditambahkan ke dalam 1,2 kg air agar diperoleh larutan dengan penurunan
titik beku yang setengahnya dari penurunan titik beku di atas adalah ... .
A. 10 gram
B. 15 gram
C. 20 gram
D. 45 gram
E. 80 gram
12. Suatu larutan urea dalam air mempunyai penurunan titik beku 0,372 C. Bila Kf
molal air = 1,86 C dan Kb molal air = 0,52 C, maka kenaikan titik didih larutan
urea tersebut adalah .
A. 2,60 C
B. 1,04 C
C. 0,892 C
D. 0,104 C
E. 0,026 C
13. Dalam 25 gram air dilarutkan 3 gram urea, CO(NH2)2. Jika Kf air = 1,86 C dan
Ar N = 14, C = 12, O = 16, H = 1, maka titik beku larutan urea tersebut jika titik
beku air 0 C ... .
A. 5,6 C
B. 3,72 C
C. 1,86 C
D. 0,9 C
E. 0,36 C
14. Jika 10 gram zat di bawah ini dilarutkan dalam 1 kg air, maka zat yang akan
memberikan larutan dengan titik beku paling rendah adalah ... .
A. etanol, C2H5OH

B. gliserin, C3H8O3
C. glukosa, C6H12O6
D. metanol, CFraksi molH3OH
E. semua zat tersebut memberikan efek yang sama.
15. Kenaikan titik didih molal air = 0,5 C. Jika 1 gram H2SO4 dilarutkan dalam
1.000 gram air dan dipanaskan, maka akan mendidih pada suhu .
A. 100 C
B. 100,5 C
C. 101C
D. 101,5 C
E. 102 C

II. Kerjakan soal-soal berikut ini dengan benar!


1. Apa yang dimaksud dengan sifat koligatif larutan?
2. Bagaimana pengaruh zat terlarut yang sukar menguap dalam larutan terhadap
tekanan uap pelarut?
3. Tekanan uap jenuh air pada 100 C adalah 760 mmHg. Berapa tekanan uap jenuh
larutan glukosa 10% pada 100 C? (Ar C = 12, O = 16, H = 1)
4. Apa yang dimaksud dengan penurunan titik beku larutan?
5. Sebanyak 18 gram glukosa (Mr = 180) dilarutkan dalam 500 gram air. Tentukan
titik didih larutan itu jika diketahui Kb air = 0,52 C!
6. Larutan 3 gram suatu zat X dalam 100 gram air mendidih pada 100,26 C. Jika
Kb air = 0,59 C, tentukan massa molekul relatif zat X tersebut!
7. Apakah yang dimaksud dengan tekanan osmotik?
8. Berapa tekanan osmotik larutan sukrosa 0,0010 M pada suhu 25 C?
9. Sebutkan kegunaan pengukuran tekanan osmotik!
10. Supaya air sebanyak 1 ton tidak membeku pada suhu 5 C, ke dalamnya harus
dilarutkan garam dapur yang jumlahnya tidak boleh kurang dari berapa?
(Kf air = 1,86 C, Mr NaCl = 58,5)

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat
terlarut tetapi hanya bergantung pada konsentrasi pertikel zat terlarutnya. Sifat koligatif
larutan terdiri dari dua jenis,yaitu sifat koligatif larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan
nonelektrolit

Dengan mempelajari sifat koligatif larutan, akan menambah pengetahuan kita tentang
gejala-gejala di alam, dan dapat di manfaatkan untuk kehidupan, misalnya: mencairkan
salju di jalan raya, menggunakan obat tetes mata atau cairan infuse, mendapatkan air
murni dari air laut, menentukan massa molekul relative zat terlarut dalam larutan, dan
masih banyak lagi.
Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat
Larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan
jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini
dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non
elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan
atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit.
Diterima Tanggal 1 Juli 2012
Tugas Awal Kimia

Contoh Soal Titik Didih Larutan & Pembahasannya


Posted in
20.07

1. Suatu larutan mengandung 3,24 gram zat yang tak mudah menguap juga nonelektolit
dan 200 gram air mendidih pada 100,130C pada 1 atmosfer. Berapakah berat molekul zat
telarut ? Kd molal air adalah 0,51?
Jawab:
Tb = 100,13-100 = 0,13
Tb = Kb x m
0,13 = 0,51 x m
m = 0,25
0,25 = mol x 1000/200
Mol = 0,25/5 = 0,05
Mr = gram/mol = 3,24/0,05 = 64,8
2. Untuk menaikkan titik didih 250 ml air menjadi 100,1C pada tekanan 1 atm (Ka=0,50),
maka jumlah gula (Mr=342) yang harus dilarutkan adalah.
Jawab:
Untuk larutan non elektrolit dapat digunakan rumus;
Tb = w/Mr x 1000/p x Kb
Dan Tb = 100,1C 100C =0,1C
0,1 = w/342 x 1000/250 x 0,5C
w = 0,1 x 342/2 = 17,1 gram

Contoh Soal Penurunan Titik Beku:


1. Suatu zat non elektrolit sebanyak 5,23 gram dilarutkan dalam 168 gram air. Larutan ini
membeku pada -0,510 derajat Celcius. Hitung massa molekul relative zat tersebut.
Jawab:
Tf = Kf (w/Mr) (1000/p)
Mr = 1,86 . 5,23 . 1000 / 0,51 168
= 113,5

2. Hitung titik didih air dalam radiator mobil yang berisi cairan dengan perbandingan 88
gram etilen glikol (Mr = 62) dan 160 gram air.
Jawab:
Tf = 1,86 (88/62) (1000/160)
= 16
Jadi titik bekunya = -16 derajat Celcius

1.

SOAL DAN PEMBAHASAN


Data percobaan penurunan titik beku:

No

LARUTAN
Zat terlarut

Jumlah mol zat

Titik beku larutan

CO(NH2)2

-toC

CO(NH2)2

2a

-2toC

C12H22O11

-toC

C12H22O11

2a

-2toC

NaCl

-2toC

NaCl

2a

-4toC

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa penurunan titik beku larutan
tergantung pada . . . .
A. jenis zat terlarut
B. konsentrasi molal larutan
C. jenis pelarut
D. jenis partikel zat terlarut
E. jumlah partikel zat terlarut
Pembahasan:
Penurunan titik beku merupakan sifat koligatif larutan yang bergantung pada konsentrasi
partikel dalam larutan dan tidak bergantung pada jenisnya (atom, ion atau molekul), di sini
larutan elektrolit pada konsentrasi yang sama mempunyai harga penurunan titik beku yang
lebih besar dibandingkan larutan non elektrolit karena pada jumlah partikelnya lebih banyak
(zat elektrolit dalam larutannya terurai menjadi ion-ionnya), sehingga konsentrasinya lebih
besar.
Jawab: E
2. Larutan yang mengandung 20 gr zat nonelektrolit dalam 1 L air (massa jenis air 1 g/ml)
mendidih pada suhu 100,052C. Jika Kb air = 0,52C, maka Mr zat nonelektrolit
tersebut adalah . . . .
A. 20
C. 100
E. 200
B. 40
D. 150
Pembahasan:
20 gram zat nonelektrolit dalam 1 liter air
Td = 100,052C
Td pelarut murni = 100C
Kd air = 0,52oC
1 liter air = 1000 gram air
Td = titik didih larutan titik didih pelarut murni
= 100,052C 100C
= 0,052C
Td = Kd .m .
0,052
= 0,52 20/Mr . 1000/1000
Mr
= 200
Jawab: E
4. Dalam 250 gram air dilarutkan 1,9 gram MgCl2, ternyata larutan membeku pada
0,372C. Jika tetapan titik beku molal air = 1,86C/m, derajat ionisasi garam
MgCl2 adalah . . . .
(Ar : Mg = 24, Cl = 35,5)
A. 0,40
C. 0,75
E. 0,98
B. 0,55
D. 0,87

Pembahasan:
Tf
= kf . m . i
0,372 = 1,86 x 1,9/Mr x 1000/250 x i
i = 2,5
i = (n 1) + 1
n dari MgCl2 = 3
i = (3 1) + 1
2,5= (2) + 1
= 0,75
Jawab: C
5. Untuk menaikkan titik didih 250 ml air menjadi 100,1C pada tekanan 1 atm (Kb =
0,50), maka jumlah gula
(Mr = 342) yang harus dilarutkan adalah . . . .
A. 684 gram
C. 86 gram
E. 342 gram
B. 171 gram
D. 17,1 gram
Pembahasan:
Kb = Kd = 0,5
Titik didih: t = t.dlarutan t.dpelarut
= 100,1 100
= 0,1oC
Td = Kd x m
0,1 = 0,5 x g/342 x 1000/250
gr = 17,1 gram
Jumlah gula yang harus dilarutkan adalah 17,1 gram
Jawab: D
6. Suatu larutan diperoleh dari melarutkan 6 g Urea (Mr = 60) dalam 1 liter air. Larutan
yang lain diperoleh dari melarutkan 18 g glukosa (Mr = 180) dalam 1 liter air. Pada suhu
yang sama berapa tekanan osmosa larutan pertama dibandingkan terhadap larutan kedua?
A. Sepertiga larutan kedua
B. Tiga kali larutan kedua
C. Dua pertiga larutan kedua
D. Sama seperti larutan kedua
E. Tiga perdua kali larutan kedua
Pembahasan:
Ingat sifat Koligatif Larutan!
6 g Urea (Mr = 60) = 6/60mol/L
= 0,1mol/L
18 g glukosa (Mr = 180) =18/180 mol/L
= 0,1mol/L
Jumlah mol sama dalam volume yang sama: (molar) tekanan osmosa kedua larutan
sama.
Jawab: D
7. Supaya air sebanyak 1 ton tidak membeku pada suhu 5C, ke dalamnya harus
dilarutkan garam dapur, yang jumlahnya tidak boleh kurang dari (tetapan penurunan titik
beku molal air 1,86; Mr NaCl = 58,5)
A. 13,4 kg
C. 58,5 kg
E. 152,2 kg
B. 26,9 kg
D. 78,6 kg
Pembahasan:
Membeku pada suhu 5C, maka Tb. air = 0C (-5C) = 5C. Untuk larutan elektrolit:
Tb
= Kb m. n = Kb. g/Mr 1000/p . n
g = jumlah berat zat yang dilarutkan
Mr
= massa molekul relatif zat yang dilarutkan
Kb
= Tetapan bekum molal zat pelarut
P = jumlah berat zat pelarut
= derajat ionisasi elektrolit yang dilarutkan
n = jumlah mol ion yang dihasilkan oleh 1 mol elektrolit 1.
NaCl Na+ + Cl+ n = 2
Misal: NaCl yang dilarutkan x mol

Tb =
5

Kb m. n = Kb. g/Mr 1000/p . n

= 1,86. kg/58,5 1000/1000 . 2

kg = 78,620 kg
NaCl =

78.620 g = 78,62 kg

Jadi supaya 1 ton air tidak membeku pada 5C, harus dilarutkan garam dapur (NaCl),
jumlahnya tidak boleh kurang dari 78,6 kg, sebab bila sama dengan 78,62 kg maka larutan
membeku.
Jawab: D
8. Penambahan 5,4 gram suatu zat nonelektrolit ke dalam 300 gram air ternyata
menurunkan titik beku sebesar 0,24C. Jika Kf air = 1,86oC maka Mr zat
tersebut adalah . . . .
A. 8,04
C. 60,96
E. 139,50
B. 12,56
D. 108,56
Pembahasan:
tf = Kf .m
0,24 = 1,86 . 5,4/Mr 1000/300
Mr
= 139,50
Jawab: E

Read Users' Comments (2)

2 Response to "Contoh Soal Titik Didih Larutan & Pembahasannya"


1. muhammad hidayat says:

11 Juni 2015 01.11


ijin copas buat bljr hehe
2. Tresca Sg says:

31 Agustus 2015 09.44


Mantap, kalau mau soal sifat koligatif larutan lebih banyak plus pembahasannya boleh
kunjungi disini.
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Berbagi Itu Indah


MADIUN, JAWA TIMUR

Senin, 15 Februari 2016

SOAL UN KIMIA TH 2014 DAN PEMBAHASANNYA


SOAL NO. 1 TENTANG STRUKTUR ATOM
Berikut ini beberapa senyawa kovalen:
(1) CH4
(2) NH3
(3) PCl5
(4) PCl3
(5) CO2
(Nomor atom: C = 6; H = 1; N = 7; P = 15; Cl = 17; dan O = 8)
Senyawa kovalen yang mengalami penyimpangan kaidah oktet dalam
struktur Lewisnya adalah ....
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)

PEMBAHASAN
Untuk menjawab soal di atas, Anda harus hafal nomor atom unsur-unsur gas
mulia berikut ini:
2 10 18 36 54 86
Caranya, nomor atom unsur-unsur yang diketahui pada soal dikurangi
dengan nomor atom unsur gas mulia terdekat. Nomor atom unsur pertama
pada senyawa kovalen dikurangi nomor atom gas mulia yang lebih kecil
sehingga hasilnya positif. Sedang nomor atom unsur kedua dikurangi nomor
atom gas mulia yang lebih besar sehingga hasilnya negatif. Hasil
pengurangan yang negatif ini kemudian diberi harga mutlak.
Selanjutnya nilai yang diperoleh dijumlahkan. Jika hasilnya 8 maka senyawa
kovalen tersebut memenuhi kaidah oktet. Jika tidak, berarti menyimpang
dari kaidah oktet.
C:6-2=4
H : 1 - 2 = |-1| = 1
CH4 = 4 + 1 x 4 = 8 (oktet).
N:7-2=5
H:1
NH3 = 5 + 1 x 3 = 8 (oktet).
P : 15 - 10 = 5
Cl : 17 - 18 = |-1| = 1
PCl5 = 5 + 1 x 5 = 10 (bukan oktet).
PCl3 = 5 + 1 x 3 = 8 (oktet).
C=4
O = 8 - 10 = |-2| = 2
CO2 = 4 + 2 x 2 = 8 (oktet).
Jadi, senyawa kovalen yang mengalami penyimpangan kaidah oktet adalah
PCl5 (C).

SOAL NO. 2 TENTANG SISTEM PERIODIK UNSUR


Unsur L dinotasikan sebagai berikut:
Konfigurasi elektron dan letak unsur L pada tabel periodik, sesuai dengan
golongan dan periodenya, secara berturut-turut adalah ....
Konfigurasi Elektron Golongan Periode
A
B
C
D
E

[Ar] 4s2 3d8


[Ar] 4s2 4p6 3d2
[Ar] 4s2 3d5 4p3
[Xe] 6s2 3f3
[Xe] 6s2 4f3

VIII B
VIII B
VB
lantanida
lantanida

4
3
4
6
6

PEMBAHASAN

Yang perlu diperhatikan hanya nomor atomnya, yaitu 28.


2
2
6
2
6
2
8
28L : 1s 2s 2p 3s 3p 4s 3d
2
8
28L : [Ar] 4s 3d
Golongan ditentukan berdasarkan jumlah elektron valensi.
Valensi golongan A adalah ns dan ns np.

Valensi golongan B adalah ns (n-1)d.

Valensi golongan lantanida 6s 4f.

Valensi golongan aktinida 7s 5f.


Periode ditentukan berdasarkan kulit terluas (n terbesar).
Golongan = 2 + 8 = 10 (jumlah 8, 9, dan 10 masuk golongan VIII), karena
bervalensi ns (n-1)d maka termasuk golongan VIII B.
Periode = 4.
Jadi, unsur L mempunyai konfigurasi elektron [Ar] 4s2 3d8 dan terletak pada
golongan VIII B periode 4 (A).

SOAL NO. 3 TENTANG IKATAN KIMIA


Jika atom 4X dan 17Y berikatan, bentuk molekul dan sifat kepolaran yang
terbentuk adalah ....
A. segi empat planar dan polar
B. linear dan polar
C. tetrahedral dan nonpolar
D. oktahedral dan nonpolar
E. linear dan nonpolar

PEMBAHASAN
Langkah pertama untuk menentukan bentuk molekul dan sifat kepolaran
adalah menentukan elektron valensi (elektron terluar) masing-masing unsur.
X : 2, 2
(mempunyai 2 elektron terluar)
Y : 2, 8, 7 (mempunyai 7 elektron terluar)

Ikatan yang terbentuk adalah XY2. Artinya, kedua elektron terluar unsur X
masing-masing berikatan dengan satu elektron dari dua unsur Y sehingga
tidak terdapat elektron bebas.
Atom X sebagai atom pusat mempunyai 2 PEI (pasangan elektron ikatan) dan
tidak mempunyai PEB (pasangan elektron bebas). Dengan demikian senyawa
yang terbentuk mempunyai tipe AX2 dengan bentuk molekul linear.
Karena tidak mempunyai pasangan elektron bebas, bentuk molekulnya
simetris. Bentuk molekul yang simetris ini adalah salah satu ciri senyawa
nonpolar.
Jadi, senyawa yang terbentuk mempunyai bentuk molekul linear dan bersifat
nonpolar (E).

SOAL NO. 4 TENTANG IKATAN MOLEKUL


Perhatikan ilustrasi dari triklorometana, CHCl3, berikut!

Gaya dipol sesaat ditunjukkan oleh nomor ....


A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)

PEMBAHASAN
Dipol sesaat terjadi pada molekul nonpolar. Jika pada molekul nonpolar, misal
CHCl3, terjadi dipol sesaat maka antarmolekul tersebut terjadi gaya yang
dikenal dengan gaya London.
Kata kunci pengertian di atas adalah molekul nonpolar dan antarmolekul.
Dengan kata kunci antarmolekul, soal di atas langsung bisa dijawab hanya
dengan melihat gambar. Ini adalah soal pandangan mata. Coba perhatikan
gambar pada soal, hanya opsi (3) yang menunjukkan gaya antarmolekul,
sedangkan opsi yang lain menunjukkan gaya antaratom.
Jadi, gaya dipol sesaat ditunjukkan oleh nomor 3 (C).

SOAL NO. 5 TENTANG HUKUM DASAR KIMIA


Perhatikan tabel percobaan reaksi pembentukan gas CO2 dari karbon dan
oksigen berikut ini!
Massa C (gram) Massa O (gram) Massa CO2 (gram)
1,5
3,0
4,0
5,0

4
8
8
12

5,5
11,0
11,0
16,5

Berdasarkan tabel, perbandingan massa C dan O dan senyawa


CO2 adalah ....
A. 1 : 3
B. 1 : 4
C. 3 : 1
D. 3 : 8
E. 4 : 1

PEMBAHASAN
Hukum kekekalan massa (hukum Lavoisier) menyatakan:
Dalam reaksi kimia, massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama.
Isi tabel yang sesuai dengan hukum Lavoisier adalah baris 1 dan baris 2.
Baris 1: 1,5 + 4 = 5,5
Baris 2: 3,0 + 8 = 11,0
Sedangkan baris 3 dan 4 adalah reaksi berlebih. Artinya, pada akhir reaksi
masih terdapat sisa zat yang tidak bereaksi. Contoh baris 3, massa C yang
tersedia 4 gram dan yang bereaksi 3 gram sehingga tersisa 1 gram. Hal ini
sesuai dengan Hukum Perbandingan Tetap yang dikemukakan oleh Joseph
Proust.
Jadi, perbandingan massa C dan massa O adalah 1,5 : 4 atau 3 : 8 (D)

SOAL NO. 6 TENTANG STOIKIOMETRI


Pada pembuatan gas amonia (NH3) menurut proses Haber Bosch, dilakukan
dengan cara mereaksikan gas nitrogen dan gas hidrogen sesuai persamaan
reaksi:
N2(g) + H2(g) NH3(g) (belum setara)
Gas nitrogen (Ar N = 14) yang direaksikan sebanyak 14 gram. Volume gas
amonia (NH3) yang dihasilkan pada keadaan 0 C, 1 atm adalah ....
A. 1,12 liter
B. 2,24 liter
C. 11,2 liter
D. 22,4 liter
E. 33,6 liter

PEMBAHASAN
Langkah pertama adalah menyetarakan reaksi terlebih dahulu.
N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)
Langkah berikutnya adalah menentukan nilai mol dari gas nitrogen. Hal ini
karena hanya nilai besaran nitrogen yang diketahui, yaitu massa 14 gram
dan Mr = 2 14 = 28.
Nilai mol N2 ini digunakan untuk menentukan nilai mol NH3 dengan
memanfaatkan hukum kesetaraan antara mol dan koefisien.
Selanjutnya nilai mol NH3 ini digunakan untuk menentukan volume gas NH3.
Volume pada keadaan 0 oC, 1 atm (STP) adalah 22,4 liter. Diperoleh:

volume NH3 = 1 22,4 = 22,4


Jadi, Volume gas amonia (NH3) yang dihasilkan pada keadaan 0 oC, 1 atm
adalah 22,4 liter (D).

SOAL NO. 7 TENTANG TATA NAMA DAN PERSAMAAN REAKSI


Serbuk tembaga (II) oksida larut dalam asam klorida membentuk tembaga
(II) klorida dan air. Persamaan reaksi setara dan lengkap dari reaksi tersebut
adalah ....
A. Cu2O (s) + HCl (aq) Cu2Cl (aq) + H2O (l)
B. Cu2O (s) + 2HCl (aq) 2 CuCl (aq) + H2O (l)
C. CuO (s) + HCl (aq) CuCl (aq) + H2O (l)
D. CuO (s) + 2 HCl (aq) CuCl2 (aq) + H2O (l)
E. Cu2O (s) + 4 HCl (aq) 2 CuCl2 (aq) + 4 H2O (l)

PEMBAHASAN

Senyawa logam yang mempunyai atom logam dengan bilangan oksidasi


lebih dari satu, penamaannya adalah:
nama logam + (huruf romawi biloks logam) + nama nonlogam + ida
CuO : tembaga (II) oksida (biloks O = -2 sehingga biloks Cu = +2).

Cu2O : tembaga (I) oksida (biloks O = -2 sehingga biloks 2 Cu = +2,


biloks Cu = +1).

CuCl : tembaga (I) klorida (biloks Cl = -1 sehingga biloks Cu = +1).

CuCl2 : tembaga (II) klorida (biloks 2 Cl = -2 sehingga biloks Cu = +2).

Cu2Cl : tidak ada senyawa Cu2Cl (lucu kan, kalau biloks Cu = ).


Jadi, persamaan reaksi tembaga (II) oksida dan asam klorida yang
menghasilkan tembaga (II) klorida dan air adalah CuO + 2 HCl CuCl2 + H2O
(D).

SOAL NO. 8 TENTANG LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT.


Berikut data hasil pengujian terhadap beberapa air limbah beserta nilai
derajat ionisasinya ().
Air Limbah Nyala Lampu Gelembung Gas
K
L
M
N
O

terang
tidak
tidak
tidak
redup

ada
ada
tidak ada
tidak ada
ada

1
0,001
0
0
1

Pasangan air limbah yang bersifat elektrolit kuat dan nonelektrolit adalah ....
A. K dan L
B. K dan M
C. L dan M
D. L dan N
E. L dan O

PEMBAHASAN

Untuk menjawab soal di atas, perhatikan tabel berikut!


Larutan

Nyala
Lampu

Gelembung
Gas

Elektrolit kuat
Elektrolit
lemah
Nonelektrolit

terang
redup
mati

banyak
sedikit
tidak ada

1
0<<
1
0

Berdasarkan tabel di atas, pasangan air limbah yang bersifat elektrolit kuat
dan nonelektrolit adalah K dan M atau K dan N. Opsi jawaban yang ada
adalah K dan M (B).

SOAL NO. 9 TENTANG PH ASAM DAN BASA


Gas HCl murni 24 ml ditiupkan ke dalam 250 ml air sehingga tidak merubah
volume air. Tekanan gas semula 76 cmHg dan temperaturnya 27 C. Kalau
tetapan gas ideal adalah R = 0,08 L.atm/mol.K dan log 4 = 0,6 maka pH
larutan HCl adalah ....
A. 1,70
B. 2,40
C. 2,47
D. 3,20
E. 3,40

PEMBAHASAN
Kita tentukan dulu nilai mol dari gas HCl. Namun sebelumnya kita
mengonversi beberapa satuan sebagai berikut:
V = 24 ml = 24 10-3 liter.
p = 76 cmHg = 1 atm.
T = 27 C = 300 K
Mengonversi satuan tersebut karena pada tetapan R terkandung satuan liter,
atm, dan K.
Selanjutnya, mari kita tentukan nilai mol gas HCl dengan menggunakan
persamaan gas umum pV = nRT.
Gas HCl 10-3 mol tersebut ditiupkan ke dalam 250 ml air sehingga
konsentrasi molarnya adalah:
Dengan konsentrasi molar tersebut, gas HCl yang terlarut dalam air
mempunyai pH:
[H+] = a M = 1 4 10-3 = 4 10-3
pH = 3 - log 4 = 3 - 0,6 = 2,4
Jadi, pH larutan gas HCl adalah 2,40 (B).

SOAL NO. 10 TENTANG LARUTAN PENYANGGA


Perhatikan kurva perubahan harga pH pada titrasi CH3COOH dengan NaOH
berikut!

Daerah kurva yang merupakan larutan penyangga adalah ....


A. R
B. T
C. Z
D. Y
E. Q

PEMBAHASAN
Larutan penyangga adalah larutan yang berfungsi untuk mempertahan pH
dari penambahan sedikit asam, sedikit basa, atau pengenceran. Pada soal di
atas, asam asetat atau CH3COOH yang bersifat asam lemah dititrasi oleh
NaOH yang bersifat basa kuat. Pada awal titrasi, asam asetat cenderung
mempertahankan pH-nya. Tetapi jika titrasi dilanjutkan maka asam asetat
sudah tidak dapat lagi mempertahankan pH-nya. pH-nya akan semakin naik
sampai menjadi basa.
Jadi, kurva yang merupakan larutan penyangga adalah kurva awal titrasi
yang cenderung mendatar, yaitu Q (E).

SOAL NO. 11 TENTANG LARUTAN PENYANGGA


Berikut ini merupakan senyawa/ion yang dapat bersifat larutan penyangga.
(1) CH3COOH dan CH3COO
(2) NH3 dan NH4+
(3) HCOOH dan HCOO
(4) H2CO3 dan HCO3
(5) C5H7O4CO2H dan C5H7O4CO2
Larutan penyangga yang terdapat dalam cairan ekstrasel makhluk hidup
adalah nomor ....
A. (1)
B. (2)
C. (3)
D. (4)
E. (5)

PEMBAHASAN

Larutan penyangga alami yang terdapat dalam cairan ekstrasel makhluk


hidup adalah H2CO3 dan HCO3-. Larutan penyangga ini berfungsi untuk
mempertahankan pH darah sekitar 7,4. pH darah tidak boleh turun di bawah
7,0 atau naik di atas 7,8. Jadi opsi jawaban yang benar adalah (D).

SOAL NO. 12 TENTANG HIDROLISIS


Larutan 25 ml CH3COOH 0,2 M direaksikan dengan 25 ml NaOH 0,2 M sesuai
reaksi:
CH3COOH (aq) + NaOH (aq) CH3CONa (aq) + H2O (l)
Jika Ka CH3COOH = 105 maka pH larutan yang terbentuk adalah ....
A. 5 log 2
B. 7 + log 1
C. 9 + log 1
D. 13 log 2
E. 13 + log 2

PEMBAHASAN
Kita periksa dulu jumlah mol asam dan basanya.
mol CH3COOH = 25 ml 0,2 M = 5 mmol
mol NaOH = 25 ml 0,2 M = 5 mmol
Karena mol CH3COOH sama dengan mol NaOH maka pada reaksi tersebut
terjadi hidrolisis garam. Mol garam juga sama dengan 5 mmol karena
perbandingan koefisiennya sama. Sedangkan volumenya merupakan volume
campuran (25 ml + 25 ml = 50 ml) karena garam tersebut terhidrolisis
dalam air. Sehingga konsentrasi molar garam tersebut adalah:
Hidrolisis garam tersebut berasal dari asam lemah dan basa kuat sehingga
garamnya bersifat basa. Dengan demikian rumus hidrolisisnya adalah:
pOH
= 5 log 1
pH
= 14 (5 log 1) = 9 + log 1
Jadi, pH larutan yang terbentuk adalah 9 + log 1 (C).

SOAL NO. 13 TENTANG KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN


100 ml NaOH 0,008 M direaksikan dengan 100 ml CH3COOH 0,008 M. Ke
dalam larutan reaksi ditetesi larutan encer CaCl2 dan penetesan diakhiri
ketika di larutan tepat jenuh atau tepat Ca(OH)2 akan mengendap.
Kalau Kw = 1014, KspCa(OH)2 = 4 1016, dan Ka = 105 maka [Ca2+] pada
saat tepat jenuh adalah ....
A. 101 M
B. 102 M
C. 103 M
D. 104 M
E. 105 M

PEMBAHASAN

Mula-mula akan terjadi hidrolisis garam dengan konsentrasi garam = 0,8


mmol : 200 ml = 4 103. Hidrolisis garam tersebut bersifat basa sehingga
dapat diperoleh:
Tepat saat Ca(OH)2 akan mengendap, berlaku:
Ca(OH)2
Ca2+ + 2 OH
Ksp Ca(OH)2 = [Ca2+] . [OH]2
4 10-16
= [Ca2+] . (2 106)2
[Ca2+]
= 104
Jadi, konsentrasi Ca2+ pada saat tepat jenuh adalah 104 M (D).

SOAL NO. 14 TENTANG SIFAT KOLIGATIF LARUTAN


Berikut ini peristiwa kimia dalam kehidupan sehari-hari:
(1) etilen glikol dapat ditambahkan ke dalam radiator mobil, dan
(2) desalinasi air laut.
Kedua contoh di atas berhubungan dengan sifat koligatif larutan secara
berturut-turut ....
A. penurunan tekanan uap dan tekanan osmotik
B. tekanan osmotik dan kenaikan titik didih
C. kenaikan titik didih dan penurunan titik beku
D. penurunan titik beku dan osmosis balik
E. penurunan titik beku dan kenaikan titik didih

PEMBAHASAN
Di daerah yang beriklim dingin, air radiator mudah membeku. Untuk
mengatasinya, ke dalam air radiator biasanya ditambahkan etilen glikol.
Etilen glikol ini berfungsi untuk menurunkan titik beku. Sehingga pada suhu
yang dingin, air radiator campuran ini belum membeku karena titik bekunya
sudah turun.
Desalinisasi air laut adalah proses pembuatan air murni dari air laut. Mulamula air laut dipisahkan dengan membran semipermeabel. Dengan memberi
tekanan yang cukup, partikel air pada air laut akan mampu menembus
membran. Sementara itu, partikel-partikel lain yang terkandung dalam air
laut akan tertahan. Proses ini disebut osmosis balik.
Jadi, penambahan etilen glikol dan desalinisasi air laut berhubungan dengan
penurunan titik beku dan osmosis balik (D).

SOAL NO. 15 TENTANG SISTEM KOLOID


Beberapa contoh penerapan sifat koloid dalam kehidupan sehari-hari.
(1) Terjadinya delta di muara sungai.
(2) Penggunaan obat norit pada diare.
(3) Peristiwa cuci darah.
(4) Penjernihan air.
(5) Sorot lampu di malam hari.
Contoh penerapan sifat koloid dari koagulasi dan dialisis berturut-turut
adalah ....
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (2) dan (3)

D. (3) dan (4)


E. (4) dan (5)

PEMBAHASAN
Penerapan sifat koloid dalam kehidupan sehari-hari antara lain:

Efek Tyndall

Efek Tyndall adalah peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel-partikel


koloid. Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah:
1. langit berwarna biru pada siang hari dan berwarna jingga pada sore
hari,
2. sorot lampu pada udara yang berkabut, dan
3. sinar matahari melalui celah-celah daun pada pagi yang berkabut.

Elektroforesis
Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid yang bermuatan karena
pengaruh medan listrik. Dalam kehidupan sehari-hari, elektroforesis
diterapkan untuk:
1. identifikasi DNA,
2. mendeteksi kelainan genetik, dan
3. penyaringan debu pabrik (Cottrell).

Adsorpsi
Adsorpsi adalah penyerapan partikel bermuatan oleh permukaan-permukaan
koloid. Sifat adsorpsi ini biasanya diterapkan untuk:
1. pemutihan gula pasir,
2. penyembuhan diare dengan norit,
3. penjernihan air dengan tawas,
4. pewarnaan serat wol, dan
5. bahan aktif deodorant.

Koagulasi
Koagulasi adalah proses penggumpalan atau pengendapan partikel-partikel
koloid. Penerapan koagulasi dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
1. penjernihan air,
2. pengolahan karet dari lateks,
3. pembuatan tahu,
4. penggumpalan debu atau asap pabrik, dan
5. pembentukan delta di muara sungai.

Koloid Pelindung
Koloid pelindung adalah koloid yang dapat melindungi koloid lain agar stabil,
misal tidak mengalami koagulasi. Contoh penerapannya adalah:
1. penambahan kasein pada susu,
2. penambahan lisitin pada margarin,
3. penambahan gelatin pada es krim, dan
4. penambahan minyak silikon pada cat.

Dialisis

Dialisis adalah proses pemisahan koloid dengan larutan sejati melalui


membran semipermeabel. Penerapan sifat koloid ini dalam kehidupan seharihari adalah:
1. proses cuci darah pada pasien gagal ginjal dan
2. pemisahan ion sianida dari tepung tapioka.

Dari keterangan yang panjang lebar di atas (lumayan sebagai pengingat),


penerapan sifat koloid dari koagulasi dan dialisis adalah terjadinya delta dan
peristiwa cuci darah (B).

SOAL NO. 16 TENTANG BENZENA DAN TURUNANNYA


Berikut ini beberapa kegunaan senyawa benzena:
(1) bahan pembuat anilina,
(2) pengawet kayu,
(3) bahan pembuat semir sepatu,
(4) pengawet makanan, dan
(5) bahan baku pembuatan peledak.
Kegunaan dari nitrobenzena adalah ....
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (3) dan (4)
D. (3) dan (5)
E. (4) dan (5)

PEMBAHASAN
Kegunaan nitrobenzena antara lain:
1. pewangi sabun,
2. bahan dasar anilina,
3. pengkilap lantai,
4. pelarut cat,
5. bahan pembuatan semir, dan
6. zat aditif pada karet.
Sementara itu, nitrobenzena juga berbahaya bagi kesehatan, antara lain:
1. penyebab kanker darah putih (leukemia),
2. penyebab kematian (jika menghirup dalam kadar yang tinggi).
Berdasarkan keterangan di atas, kegunaan benzena adalah bahan pembuat
anilina dan bahan pembuat semir sepatu (B).

SOAL NO. 17 TENTANG SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK


Perhatikan beberapa karakteristik senyawa organik dan anorganik berikut!
(1) Titik leleh dan titik didih tinggi.
(2) Ikatannya bersifat kovalen.
(3) Di alam ditemukan sebagai garam mineral.
(4) Hasil pembakarannya menghasilkan air dan karbondioksida.
(5) Ikatannya bersifat ionik.
Senyawa organik ditunjukkan oleh nomor ....
A. (1) dan (2)
B. (1) dam (3)
C. (2) dan (3)
D. (2) dan (4)
E. (2) dan (5)

PEMBAHASAN
Model soal seperti ini butuh hafalan, pemahaman, dan referensi yang cukup.
Baiklah, agar adik-adik tidak disibukkan buka-buka buku, akan Kak Ajaz
sampaikan beberapa perbedaan karakteristik antara senyawa organik dan
anorganik.

Senyawa Organik

Senyawa organik pada mulanya diartikan sebagai senyawa yang berasal dari
makhluk hidup. Belakangan, senyawa organik juga bisa disintesis di
laboratorium. Definisi pun berubah. Senyawa organik kemudian diartikan
sebagai senyawa yang mengandung unsur karbon. Lebih tepatnya disebut
senyawa karbon. Contoh senyawa organik adalah golongan alkohol, asam
karboksilat, benzena, karbohidrat, protein, dan lain sebagainya. Adapun ciricirinya antara lain:
1. titik didih dan titik leleh rendah,
2. tidak tahan terhadap pemanasan,
3. berikatan kovalen,
4. larut dalam pelarut organik (nonpolar),
5. mudah terbakar dan menghasilkan air dan karbondioksida
(mengeruhkan air), dan
6. struktur molekulnya lebih kompleks.

Senyawa Anorganik

Semua senyawa anorganik berasal dari garam mineral atau bukan berasal
dari makhluk hidup. Ciri-ciri senyawa anorganik antara lain:
1. titik didih dan titik leleh tinggi,
2. tahan terhadap pemanasan,
3. berikatan ion maupun kovalen,
4. larut dalam air (pelarut polar),
5. tidak mudah terbakar, dan
6. struktur molekulnya sederhana.
Berdasarkan keterangan di atas, yang merupakan karakteristik senyawa
organik adalah nomor 2 dan 4 (D).

SOAL NO. 18 TENTANG KARBOHIDRAT


Data yang berhubungan dengan tepat adalah ....
Jenis Karbohidrat

Hasil Identifikasi

Galaktosa

Tidak terbentuk warna merah ungu saat uji Molisch

Laktosa

Diperoleh dari hidrolisis amilum dengan bantuan enzim

Glukosa

Hasil tes Fehling menghasilkan warna ungu

Sukrosa

Tidak menghasilkan Cu2O dengan pereaksi Fehling

Amilum

Tidak terjadi perubahan warna saat bereaksi dengan iodin

PEMBAHASAN
Berikut ini beberapa identifikasi atau uji pengenalan karbohidrat yang perlu
adik-adik ketahui.

Uji Molisch

Uji Molisch sangat efektif untuk membedakan senyawa karbohidrat atau


bukan karbohidrat. Uji Molisch dilakukan dengan meneteskan larutan
alfanaftol dan asam sulfat pekat pada larutan yang akan diuji. Jika suatu
senyawa adalah karbohidrat maka hasil uji menunjukkan adanya cincin atau
lapisan warna merah ungu.

Uji Benedict dan Fehling

Uji Benedict dan Fehling digunakan untuk menunjukkan adanya gula


pereduksi. Berikut ini hasil dari uji Benedict dan Fehling.
fruktosa, glukosa, maltosa, dan laktosa menunjukkan hasil positif,
sukrosa dan amilum menunjukkan hasil negatif.
Reaksi positif ditandai dengan adanya endapan Cu2O yang berwarna merah
bata, kuning, atau biru kehijauan tergantung kadar gula pereduksinya.
Karbohidrat yang menunjukkan hasil positif disebut gula pereduksi. Uji
Benedict ini biasanya digunakan untuk menentukan kadar gula dalam urine.

Uji Iodin

Uji iodin digunakan untuk membuktikan adanya polisakarida.


amilum menghasilkan warna biru ungu,

dekstrin menghasilkan warna merah anggur,

glikogen menghasilkan warna merah coklat, dan

selulosa menghasilkan warna coklat.


Berdasarkan keterangan di atas, data yang berhubungan dengan tepat
adalah opsi (D).

SOAL NO. 19 TENTANG HIDROKARBON


Di antara rumus struktur berikut yang mempunyai titik didih tertinggi
adalah ....

PEMBAHASAN
Sifat alkana yang berkenaan dengan titik didih dan titik leleh.
1. Semakin bertambah jumlah atom C, titik didih dan titik leleh semakin
tinggi.

2. Alkana rantai lurus mempunyai titik didih dan titik leleh lebih tinggi
dibandingkan dengan alkana rantai bercabang.
3. Semakin banyak cabang, titik didih dan titik leleh semakin tinggi.
Jadi, rumus struktur alkana yang mempunyai titik didih tertinggi adalah opsi
(D).

SOAL NO. 20 TENTANG TATA NAMA SENYAWA KARBON


Perhatikan rumus struktur karbon berikut!

Nama IUPAC salah satu isomer senyawa tersebut adalah ....


A. 4,4-dimetil-2-pentanol
B. 3,3-dimetil-1-pentanol
C. 2,3,4-trimetil-1-pentanol
D. 4,4-dimetil pentanal
E. 3,3-dimetil-2-pentanon

PEMBAHASAN
Penomoran atom C dimulai dari ujung yang paling dekat dengan gugus -OH,
yaitu ujung kanan.

Nama senyawa alkohol di atas adalah 4,4-dimetil-2-pentanol, opsi (A). Tapi


sayang sekali pertanyaan bukan nama senyawa tersebut, melainkan nama
salah satu isomer dari senyawa tersebut.
Isomer gugus fungsi dari senyawa alkohol adalah eter atau alkoksi alkana.
Opsi (D) adalah alkanal atau aldehid sedangkan opsi (E) adalah alkanon atau
keton. Sementara itu, eter tidak ada dalam opsi jawaban. Berarti yang
dimaksud adalah isomer rangka. Mari kita bandingkan dua opsi yang tersisa,
kita hitung jumlah atom C-nya.
(B) 3,3-dimetil-1-pentanol (dimetil = 2C, pentanol = 5C, total = 7C)
(C) 2,3,4-trimetil-1-pentanol (trimetil = 3C, pentanol = 5C, total = 8C)
Jadi, nama IUPAC salah satu isomer senyawa alkohol tersebut adalah 3,3dimetil-1-pentanol (B).

SOAL NO. 21 TENTANG REAKSI SENYAWA KARBON


Apabila 2-metil-1-butena direaksikan dengan asam klorida menurut reaksi:

Produk utama dari reaksi tersebut adalah ....

PEMBAHASAN
Reaksi tersebut adalah reaksi adisi alkena atau reaksi pemutusan ikatan
rangkap alkena menjadi alkana, tepatnya menjadi haloalkana karena
direaksikan dengan senyawa asam halida. Untuk menyelesaikan reaksi ini
harus menggunakan hukum Markovnikov.
Atom H terikat pada atom C rangkap yang mengikat gugus dengan Mr lebih
kecil.
Dari hukum Markovnikov tersebut, atom H dari HCl akan terikat pada C1 dan
Cl terikat pada C2.

Jadi, produk utama dari reaksi tersebut adalah opsi (B).

SOAL NO. 22 TENTANG POLIMER


Rumus struktur suatu polimer sebagai berikut.

Nama polimer dan kegunaannya adalah ....


A. dakron, serat sintetis
B. protein, pembentuk jaringan tubuh

C. nilon 66, karpet


D. bakelit, alat-alat listrik
E. orlon, kaos kaki

PEMBAHASAN
Rumus struktur polimer di atas mengandung gugus ester (-COO-) sehingga
dapat dipastikan polimer tersebut adalah poliester. Poliester tersusun dari
dua monomer, yaitu asam tereftalat dan etanadiol. Perhatian reaksi
polimerisasinya berikut ini.

Gugus -OH pada kedua ujung rantai asam tereftalat lepas. Sedangkan pada
etanadiol, yang lepas adalah atom H yang terikat pada O. Induk asam
tereftalat akan bergabung dengan induk etanadiol membentuk poliester.
Sedangkan gugus -OH akan bergabung dengan atom H membentuk air.
Poliester terdiri dari banyak jenis dan kegunaannya. Jenis poliester yang
paling dikenal adalah dakron dan tetoron. Poliester jenis ini digunakan
sebagai serat sintetis (A).

SOAL NO. 23 TENTANG KEGUNAAN SENYAWA KARBON


Perhatikan tabel senyawa karbon dan kegunaannya.
No.

Senyawa

Kegunaan

1
2
3
4
5

Asam asetat
Formalin
Metanol
Gliserol
Aseton

Pengawet preparat biologi


Antiseptik
Bahan bakar
Obat-obatan
Pelumas

Pasangan yang tepat antara senyawa dan kegunaannya adalah ....


A. (1) dan (3)
B. (1) dan (4)
C. (2) dan (5)
D. (3) dan (4)
E. (4) dan (5)

PEMBAHASAN
Senyawa-senyawa karbon mempunyai banyak manfaat. Berikut ini beberapa
senyawa karbon dan manfaatnya.

Asam asetat atau asam cuka digunakan sebagai pemberi rasa asam
pada makanan, bahan baku pembuatan polimer serat rayon, plastik, lem,
cat, dan parfum.

Formalin atau formaldehida (metanal) digunakan untuk menyimpan


preparat biologi.

Metanol merupakan bahan dasar pembuatan spiritus yang digunakan


sebagai bahan bakar.

Gliserol banyak digunakan dalam dunia kosmetika, biasanya digunakan


untuk cream kulit. Gliserol juga digunakan sebagai obat-obatan, pelumas,
dan bahan tinta.

Aseton atau propanon digunakan sebagai bahan dasar plastik, serat,


dan obat-obatan.
Jadi, pasangan yang tepat antara senyawa dan kegunaannya adalah nomor 3
dan 4 (D).

SOAL NO. 24 TENTANG IDENTIFIKASI SENYAWA KARBON


Hasil reaksi identifikasi zat organik dengan rumus molekul C2H4O.
(1) Zat tersebut dapat mereduksi pereaksi Fehling.
(2) Dengan KMnO4 menghasilkan gas yang dapat memerahkan lakmus biru.
Gugus fungsi senyawa tersebut adalah ....

PEMBAHASAN
Rumus molekul C2H4O atau CnH2nO adalah rumus molekul untuk golongan
aldehid atau keton. Dari opsi jawaban kita ketahui:
A. asam karboksilat,
B. aldehid,
C. keton,
D. alkohol, dan
E. eter.
Tinggal dua opsi yang betul, yaitu B dan C. Mari kita perhatikan perbedaan
antara aldehid dan keton.
1. Aldehid dapat bereaksi dengan larutan Fehling menghasilkan endapan
merah bata sedangkan keton tidak.

2. Oksidasi aldehid (bereaksi dengan KMnO4) menghasilkan asam


karboksilat sedangkan keton tidak dapat dioksidasi.
3. Reduksi aldehid menghasilkan alkohol primer sedangkan reduksi keton
menghasilkan alkohol sekunder.
Nah, jelaskan? Jadi, gugus fungsi senyawa tersebut adalah aldehid (B).

SOAL NO. 25 TENTANG MAKROMOLEKUL


Beberapa kegunaan makromolekul dalam tubuh di antaranya sebagai
berikut.
(1) Menjaga keseimbangan asam basa.
(2) Sumber energi bagi tubuh.
(3) Komponen pembuat jaringan baru atau memperbaiki jaringan yang
rusak.
(4) Mempertahankan suhu badan dari pengaruh suhu rendah.
(5) Komponen penting dalam kontrol genetika.
Kegunaan dari protein adalah pernyataan nomor ....
A. (1) dan (3)
B. (1) dan (4)
C. (2) dan (4)
D. (3) dan (4)
E. (3) dan (5)

PEMBAHASAN
Kegunaan protein bagi tubuh antara lain:
1. membangun jaringan tubuh baru serta mengganti jaringan yang rusak,
2. sebagai katalis, pengangkut, dan pelindung,
3. mengatur metabolisme tubuh,
4. menjaga keseimbangan antara asam dan basa serta keseimbangan
cairan dalam tubuh, serta
5. berperan sebagai enzim untuk mempercepat reaksi biologis.
Jadi, kegunaan protein adalah pernyataan nomor 1 dan 3 (A).

SOAL NO. 26 TENTANG POLIMER


Dua jenis monomer, yaitu asam adipat dan heksametilendiamina.

Reaksi dua jenis monomer tersebut akan dihasilkan ....

PEMBAHASAN
Polimerisasi antara asam adipat (asam heksanadioat) dengan
heksametilendiamina (diaminoheksana) termasuk polimerisasi kondensasi.
Ciri polimerisasi kondensasi adalah:
1. monomernya tidak sejenis,
2. monomernya mempunyai gugus fungsional pada kedua ujung
rantainya, dan
3. dihasilkan senyawa selain polimer dengan struktur yang lebih
sederhana.
Perhatikan polimerisasi antara asam adipat dan heksametilendiamina
berikut!

Reaksi polimerisasi tersebut adalah polimerisasi nilon 66. Pada polimerisasi


tersebut, gugus -OH pada kedua ujung rantai asam adipat akan lepas.
Demikian juga salah satu atom H pada kedua ujung rantai
heksametilendiamina. Induk asam adipat dan induk heksametilendiamina
membentuk nilon 66. Sedangkan gugus -OH dan atom H membentuk air.
Jadi, reaksi dua jenis monomer tersebut akan dihasilkan nilon 66 (A).

SOAL NO. 27 TENTANG ENERGETIKA


Perhatikan beberapa persamaan reaksi kimia dalam kehidupan sehari-hari
berikut!
(1) C6H12O6 (aq) 2 C2H5OH (aq) + 2 CO2 (g)
(2) C6H12O6 (aq) + O2 (g) 6 CO2 (g) + 6 H2O (l)
(3) H2O (aq) H2 (g) + O2 (g)
(4) C8H18 (g) + 12 O2 (g) 8 CO2 (g) + 9 H2O (g)
(5) C (s) + 2 H2O (g) CO2 (g) + 2 H2 (g)
Reaksi eksoterm terjadi pada ....
A. (1) dan (3)
B. (1) dan (5)
C. (2) dan (4)
D. (2) dan (5)
E. (3) dan (5)

PEMBAHASAN
Reaksi eksoterm adalah reaksi yang melepaskan, membebaskan,
mengeluarkan, atau menghasilkan kalor. Dengan demikian, pada akhir reaksi
eksoterm terdapat kenaikan suhu, suhu menjadi lebih panas daripada
sebelum reaksi. Yang termasuk reaksi eksoterm adalah:
1. reaksi pembakaran (reaksi dengan O2),
2. reaksi netralisasi asam dan basa,
3. reaksi korosi (oksidasi logam),
4. reaksi polimerisasi,
5. respirasi, dan
6. dekomposisi tumbuhan menjadi kompos.
Jadi, reaksi eksoterm terjadi pada reaksi nomor 2 dan nomor 4. Kedua reaksi
tersebut adalah reaksi pembakaran yang ditandai dengan adanya O2 pada
ruas kiri (C).

SOAL NO. 28 TENTANG ENERGETIKA


Perhatikan diagram entalpi berikut!

Entalpi reaksi N2 (g) + O2 (g) NO (g) + O2 (g) adalah ....


A. -88,25 kJ
B. -55,07 kJ
C. -33,18 kJ
D. +33,18 kJ
E. +88,25 kJ

PEMBAHASAN
Dalam diagram entalpi, arah panah ke atas adalah reaksi endoterm
sedangkan arah panah ke bawah berarti eksoterm. Reaksi N2 (g) + O2 (g)
NO (g) + O2 (g) adalah reaksi ke atas atau endoterm. Reaksi endoterm
mempunyai harga H positif. Opsi A, B, dan C sudah pasti salah.
Hreaksi = Hhasil - Hpereaksi
Hreaksi = 0 - (-88,25) = +88,25
Jadi, entalpi reaksi tersebut adalah +88,25 kJ (E).

SOAL NO. 29 TENTANG KECEPATAN REAKSI


Berikut tabel hasil percobaan reaksi antara logam Q dengan larutan HCl 2M.
No. Suhu (C) Volume H2 (ml)
1
2
3

25
25
25

0
14
28

Waktu (detik)
0
10
20

Laju reaksi pembentukan gas H2 pada suhu tersebut adalah ....


A. 0,7 ml/det
B. 1,0 ml/det
C. 1,4 ml/det
D. 2,0 ml/det
E. 2,8 ml/det

PEMBAHASAN
Karena tidak disebutkan valensi logam Q, ada dua kemungkinan reaksi
antara logam Q dan larutan HCl.
2 Q + 2 HCl 2 QCl + H2
Q + 2 HCl QCl2 + H2
Tapi, dari dua kemungkinan reaksi tersebut, perbandingan antara koefisien
HCl dan H2 sama, yaitu 2 : 1. Secara kebetulan molaritas HCl 2 M,
sebagaimana disebutkan pada soal.
Dengan demikian, untuk mendapatkan laju reaksi pembentukan H2, langsung
bisa digunakan rumus kelajuan umum. Data bisa diambil dari baris kedua
atau ketiga pada tabel.
Adapun suhu, sebagaimana disebutkan dalam tabel, hanya berfungsi
sebagai pemanis data. Suhu tidak berpengaruh karena semua menunjukkan
angka 25 C.
Jadi, laju reaksi pembentukan gas H2 adalah 1,4 ml/det (C).

SOAL NO. 30 TENTANG KESETIMBANGAN KIMIA


Pada reaksi kesetimbangan:
2 SO2 (g) + O2 (g) 2 SO3 (g) H = y kJ
Jika volume diperkecil, kesetimbangan akan bergeser ke ....
A. kiri karena ke arah endoterm
B. kanan karena ke arah endoterm

C. kiri karena jumlah koefisien pereaksi lebih besar


D. kanan karena ke arah eksoterm
E. kanan karena jumlah koefisien hasil reaksi lebih kecil

PEMBAHASAN
Faktor yang memengaruhi pergeseran kesetimbangan:
1. Konsentrasi: jika konsentrasi ruas kiri diperbesar maka reaksi akan
bergeser ke kanan. Sebaliknya, jika konsentrasi ruas kiri dikurangi
maka reaksi akan bergeser ke kiri.
2. Volume: jika volume sistem diperbesar maka reaksi akan bergeser ke

ruas yang mempunyai jumlah koefisien lebih besar, demikian juga


sebaliknya.
3. Tekanan: jika tekanan sistem diperbesar maka reaksi akan bergeser

ke ruas yang mempunyai jumlah koefisien lebih kecil, demikian juga


sebaliknya.
4. Suhu: Jika suhu sistem diperbesar maka reaksi akan bergeser ke

endoterm, demikian juga sebaliknya.


Pada reaksi di atas, faktor yang memengaruhi pergeseran hanya volume
sehingga hanya berkaitan dengan jumlah koefisien. Jumlah koefisien ruas kiri
= 3 dan jumlah koefisien ruas kanan = 2. Jadi, jika volume diperkecil maka
reaksi akan bergeser ke kanan karena jumlah koefisiennya lebih kecil (E).

SOAL NO. 31 TENTANG KECEPATAN REAKSI


Perhatikan gambar reaksi CaCO3 dengan larutan 10 ml HCl berikut!

Laju reaksi yang hanya dipengaruhi oleh suhu adalah ....


A. (1) terhadap (2)
B. (1) terhadap (3)
C. (1) terhadap (5)
D. (2) terhadap (4)
E. (4) terhadap (5)

PEMBAHASAN
Reaksi akan berlangsung lebih cepat apabila tumbukan antarpartikel lebih
sering terjadi. Faktor memengaruhi kecepatan reaksi:

1. Konsentrasi: semakin besar konsentrasi semakin cepat reaksi

berlangsung (membuat minuman dari sirup pekat lebih cepat manis


daripada sirup encer).
2. Luas Permukaan: semakin besar luas permukaan semakin cepat

reaksi berlangsung (membuat minuman dengan gula bubuk lebih


cepat manis dari pada gula pasir).
3. Suhu: semakin tinggi suhu semakin cepat reaksi berlangsung

(membuat teh panas lebih cepat manis daripada membuat es teh).


4. Katalis: katalis adalah pemercepat reaksi.

Untuk menentukan laju reaksi yang hanya dipengaruhi suhu pada gambar di
atas, carilah dua gambar yang mengalami perubahan suhu tetapi masa dan
konsentrasinya tidak mengalami perubahan. Ya, gambar (1) dan (3). Kedua
gambar tersebut mengalami perubahan suhu dari 25 C menjadi 28 C.
Sementara itu, massanya tidak mengalami perubahan, tetap 1 gram.
Demikian juga konsentrasinya, tetap 0,5 M.
Jadi, laju reaksi yang hanya dipengaruhi oleh suhu adalah gambar 1 dan 3
(B).

SOAL NO. 32 TENTANG KESETIMBANGAN KIMIA


Dalam ruangan 2 liter terjadi reaksi kesetimbangan:
2 SO3 (g) 2 SO2 (g) + O2 (g)
Keadaan Zat SO3 (mol) SO2 (mol) O2 (mol)
Setimbang

0,2

0,2

0,1

Harga tetapan kesetimbangan (Kc) dari data tersebut adalah ....


A. 10-2
B. 2 10-2
C. 5 10-2
D. 5 10-1
E. 2

PEMBAHASAN
Harga tetapan kesetimbangan konsentrasi (Kc) adalah perbandingan antara
konsentrasi produk pangkat koefisien terhadap konsentrasi reaktan pangkat
koefisien.
Tabel di atas sangat membantu karena sudah menunjukkan data mol dalam
keadaan setimbang. Kita tinggal memanfaatkan data pada tabel untuk
dimasukkan langsung pada rumus tetapan kesetimbangan. Tapi perlu
diingat, konsentrasi yang terdapat pada rumus tersebut adalah konsentrasi
dalam satuan molar yang ditandai kurung siku. Sedangkan konsentrasi yang
terdapat pada tabel masih dalam satuan mol. Jadi, masing-masing harus
dibagi volume 2 liter terlebih dahulu.
[SO3] = 0,2 : 2 = 0,1
[SO2] = 0,2 : 2 = 0,1
[O2] = 0,1 : 2 = 0,05
Perlu dicatat, besarnya volume tidak akan memengaruhi perhitungan jika
jumlah koefisien ruas kiri sama dengan jumlah koefisien ruas kanan. Hal ini

karena perubahan volume pada kondisi tersebut tidak akan memengaruhi


pergeseran kesetimbangan.
Jadi, harga tetapan kesetimbangan (Kc) dari data tersebut adalah 5 102
(C).

SOAL NO. 33 TENTANG REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI


Pada reaksi berikut:
Br2 + 2 NaOH NaBr + NaBrO + H2O
Zat yang mengalami reaksi disproporsionasi (autoredoks) berikut perubahan
bilangan oksidasinya adalah ....
A. bromin dari -1 menjadi -2 dan 0
B. bromin dari 0 menjadi -1 dan +1
C. bromin dari 0 menjadi -2 dan +1
D. natrium dari +1 menjadi -1 dan 0
E. oksigen dari -2 menjadi -3 dan -1

PEMBAHASAN
Autoredoks atau disproporsionasi adalah reaksi redoks yang terjadi jika suatu
unsur mengalami reduksi sekaligus oksidasi. Jadi unsur tersebut bertindak
sebagai oksidator dan reduktor.
Mari kita tentukan terlebih dahulu bilangan oksidasi masing-masing unsur
selain H dan O. Dalam hal ini, untuk menentukan bilangan oksidasi, nilai
koefisien tidak perlu dihitung.

Jadi zat yang mengalami reaksi autoredoks atau disproporsionasi adalah


bromin dari 0 menjadi -1 dan +1 (B).

SOAL NO. 34 TENTANG ELEKTROKIMIA


Perhatikan reaksi setengah sel berikut!
Mg2+ + 2e Mg
Eo = -2,37 volt
Pb2+ + 2e Pb
Eo = -0,13 volt
Cu2+ + 2e Cu
Eo = +0,34 volt
Mn2+ + 2e Mn
Eo = -1,18 volt
Notasi sel yang menunjukkan reaksi spontan adalah ....
A. Cu | Cu2+ || Mg2+ | Mg
B. Mn | Mn2+ || Mg2+ | Mg
C. Mg | Mg2+ || Pb2+ | Pb
D. Pb | Pb2+ || Mn2+ | Mn
E. Cu | Cu2+ || Pb | Pb2+

PEMBAHASAN

Notasi sel pada reaksi spontan.

Untuk menerapkan notasi sel tersebut, mari kita urutkan unsur-unsur


tersebut dari potensial reduksi terendah sampai tertinggi.

Harga Eo yang lebih kecil akan mengalami oksidasi sebaliknya harga Eo yang
lebih besar akan mengalami reduksi. Dengan kata lain:
Unsur yang letaknya lebih kiri akan mengalami oksidasi, sebaliknya
unsur yang letak lebih kanan akan mengalami reduksi.

Unsur yang letaknya lebih kiri akan berada di sebelah kiri dalam notasi
sel, sebaliknya unsur yang letaknya lebih kanan akan berada di sebelah
kanan dalam notasi sel.

Kiri di kiri, kanan di kanan


Mari kita periksa kelima opsi jawaban yang tersedia.
A. Cu | Cu2+ || Mg2+ | Mg (salah, seharusnya Mg sebelah kiri)
B. Mn | Mn2+ || Mg2+ | Mg (salah, seharusnya Mg sebelah kiri)
C. Mg | Mg2+ || Pb2+ | Pb
(betul, karena Eo Mg lebih kecil)
D. Pb | Pb2+ || Mn2+ | Mn (salah, seharusnya Mn sebelah kiri)
E. Cu | Cu2+ || Pb | Pb2+
(salah, seharusnya Pb sebelah kiri)
Jadi, notasi sel yang menunjukkan reaksi spontan adalah opsi (C).

SOAL NO. 35 TENTANG ELEKTROLISIS


Fluorin dapat diperoleh dari elektrolisis leburan KHF2 sesuai persamaan
reaksi:
HF2- HF + F2 + e
Untuk menghasilkan gas fluorin sebanyak 2,24 liter (STP), muatan listrik
yang diperlukan adalah ... (1 F = 96.500)
A. 96.500 C
B. 19.300 C
C. 1.930 C
D. 965 C
E. 482,5 C

PEMBAHASAN
Soal di atas dapat diselesaikan dengan Hukum Faraday I yang dirumuskan:
Karena yang ditanyakan adalah muatan, kita harus memasukkan besaran
muatan (Q= i . t) dalam rumus tersebut. Selain itu, data tentang Ar dan
massa (W) dari fluorin tidak disebutkan dalam soal tetapi ada data tentang
volume dalam STP. Berarti kita bisa mendapatkan nilai mol dari fluorin. Itu
artinya, Ar dan W bisa kita ganti dengan mol (mol = W/Ar). Dengan demikian
diperoleh:
Q = mol . n . 96500
Nilai mol fluorin dapat ditentukan dengan rumus:

Sedangkan n adalah valensi atau banyaknya mol elektron tiap mol zat.
Bingung kan? Artinya begini, n adalah koefisien elektron (e) jika koefisien F
sama dengan 1. Berarti persamaan di atas harus dijadikan:
2 HF2- 2 HF + 1 F2 + 2 e (diperoleh n = 2)
Sekarang nilai mol dan n sudah kita dapatkan. Tinggal kita masukkan ke
dalam rumus:
Q = mol . n . 96500
Q = 0,1 2 96500 = 19.300
Jadi, muatan listrik yang diperoleh adalah 19.300 coulomb (B).

SOAL NO. 36 TENTANG KOROSI


Cara yang tepat dilakukan untuk melindungi hiasan rumah yang terbuat dari
besi dari peristiwa-peristiwa korosi adalah ....
A. dilapisi dengan perak
B. dilapisi dengan aluminium
C. proteksi katodik
D. dilumuri dengan oli
E. dilapisi dengan seng

PEMBAHASAN
Cara mencegah korosi pada besi ada dua, yaitu proses pelapisan dan
proteksi katodik. Perhatikan gambar Deret Volta berikut ini!

Proses Pelapisan

Besi dicat atau dilapisi dengan logam lain yang sukar teroksidasi (sebelah
kanan besi pada deret volta). Contoh, besi dilapisi perak, platina, timah, atau
nikel.

Proteksi Katodik
Besi dihubungkan dengan logam lain yang mudah mengalami oksidasi
(sebelah kiri besi pada deret volta). Logam yang paling baik sebagai proteksi
katodik adalah Mg. Bila Mg dihubungkan dengan besi maka Mg akan
terserang karat sampai habis sehingga besi selamat dari korosi. Proteksi
katodik biasanya untuk skala besar, misal melindungi pipa pabrik dari korosi.
Jadi, cara yang tepat dilakukan untuk melindungi hiasan rumah yang terbuat
dari besi dari peristiwa korosi adalah dengan melapisi perak (A).

SOAL NO. 37 TENTANG UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT


Sifat-sifat suatu senyawa sebagai berikut:
No.

Sifat-sifat Senyawa

1
2
3
4

Senyawanya berwarna
Paramagnetik
Membentuk senyawa kompleks
Mengalami reaksi oksidasi

Contoh senyawa yang mempunyai sifat tersebut adalah ....


A. NaCl
B. FeSO4
C. CaCO3
D. Mg(NO3)2
E. SrSO4

PEMBAHASAN
Sifat-sifat senyawa yang disebutkan pada tabel adalah sifat-sifat yang
dimiliki oleh senyawa yang berasal dari unsur transisi periode keempat.
Unsur-unsur transisi periode keempat:
Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
Jadi, senyawa yang mempunyai sifat sebagaimana tersebut pada tabel
adalah FeSO4(B). Adapun senyawa yang lain, berasal dari unsur-unsur logam
golongan utama.

SOAL NO. 38 TENTANG UNSUR RADIOAKTIF


Perhatikan sifat unsur berikut!
(1) Dapat menghitamkan plat foto.
(2) Memancarkan cahaya tampak.
(3) Memancarkan sinar ultraungu.
(4) Memancar radiasi dengan daya tembus kuat.
Sifat unsur radioaktif terdapat pada nomor ....
A. (1) dan (2)
B. (1) dan (3)
C. (1) dan (4)
D. (2) dan (4)
E. (3) dan (4)

PEMBAHASAN
Sifat-sifat unsur radioaktif:
1. memengaruhi/menghitamkan plat film,
2. mengionkan gas yang disinari,
3. daya tembus tinggi (menembus kertas atau lempengan logam tipis),
4. menyebabkan benda yang berlapis ZnS berpendar (berfluoresensi),
dan
5. dapat diuraikan oleh medan magnet menjadi sinar , , dan .

Jadi, sifat unsur radioaktif terdapat pada nomor 1 dan 4 (C).

SOAL NO. 39 TENTANG PEMBUATAN UNSUR DAN SENYAWANYA


Suatu logam dapat diperoleh dengan memurnikan mineralnya dan
elektrolisis dengan persamaan reaksi:
2 Al2O3 (s) 4 Al (s) + 3 O2 (g)
Proses pembuatan unsur tersebut dikenal dengan nama ....
A. Wohler
B. Kontak

C. Frasch
D. tanur tiup
E. Hall-Heroult

PEMBAHASAN
Proses pembuatan unsur logam dan senyawa:
Sel Dawn
Sel Dawn adalah proses pembuatan unsur-unsur logam golongan alkali dan
alkali tanah. Proses pembuatannya melalui reaksi elektrolisis lelehan garam
kloridanya. Misal pembuatan logam natrium.
NaCl Na+ + Clkatoda: Na+ + e Na
anoda: 2 Cl- Cl2 + 2 e
Hall-Heroult
Hall-Heroult adalah proses pembuatan logam aluminium dari bauksit.
Pengolahan aluminium dari bauksit berlangsung dalam dua tahap. Tahap
pertama adalah pemurnian bauksit menjadi Al2O3 murni (alumina). Tahap
kedua adalah reduksi alumina melalui elektrolisis. Reaksi akhirnya adalah:
2 Al2O3 (s) 4 Al (s) + 3 O2 (g)
Tanur Tinggi atau Tanur Tiup
Tanur tinggi atau tanur tiup adalah sebuah tungku yang digunakan untuk
mengolah besi dari bijihnya (Fe2O3). Besi yang dihasilkan dari tanur tiup
disebut besi gubal (pig iron) atau besi kasar. Reaksi totalnya adalah:
Fe2O3 (s) + 3 CO (g) 2 Fe (l) + 3 CO2 (g)
Selanjutnya, silakan dihafal tabel berikut ini.

Nama Proses

Unsur atau Senyawa yang


Dihasilkan

Sel Dawn
Hall-Heroult
Tanur Tiup
Goldschmidt
Kalsinasi
Deacon,
Weldon
Frasch
Haber-Bosch
Wohler
Kontak
Oswald

Natrium dan Magnesium


Aluminium
Besi
Krom
Logam Alkali
Klorin
Belerang
Amonia
Urea dan fosfor
Asam sulfat
Asam nitrat

Jadi, proses pembuatan aluminium dikenal dengan nama Hall-Heroult E).

SOAL NO. 40 TENTANG UNSUR ALKALI DAN ALKALI


TANAH
Berikut senyawa yang mengandung unsur golongan IA dan IIA.
(1) KNO3
(2) NaIO3
(3) CaC2

(4) SrSO4
(5) Na2SO4
(6) K2SO4
Senyawa yang digunakan untuk membuat campuran garam dapur dan
mematangkan buah adalah ....
A. (1) dan (2)
B. (2) dan (3)
C. (3) dan (4)
D. (4) dan (5)
E. (5) dan (6)

PEMBAHASAN
Mari kita telusuri satu per satu senyawa yang mengandung unsur golongan
IA dan IIA sebagaimana yang disebutkan pada soal.
1. KNO3 (kalium nitrat atau potasium nitrat) adalah pupuk kimia dengan
kandungan kalium (K) dan nitrogen (N) yang sangat penting untuk
merangsang pertumbuhan dan mencegah kerontokan bunga dan buah.
2. NaIO3 adalah garam beryodium untuk mencegah penyakit gondok.
3. CaC2 (kalsium karbida atau karbit) biasanya digunakan untuk
mempercepat kematangan buah.
4. SrSO4 (strontium sulfat) biasanya digunakan sebagai bahan cat.
5. Na2SO4 (natrium sulfat) digunakan dalam pembuatan deterjen dan pulp
kertas (proses kraft.
6. K2SO4 (kalium sulfat) adalah pupuk kimia untuk tanaman.
Jadi, senyawa yang digunakan untuk campuran garam dapur dan
mematangkan buah adalah nomor 2 dan 3 (.B).
sumber : http://kakajaz.blogspot.co.id/search/label/Pembahasan%20Kimia
%20UN%202014

You might also like