You are on page 1of 19

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Quran merupakan kalammullah yang diturunkan kepada nabi
muhammad lewat perantara malaikat Jibril sebagai mujizat. Al-Quran juga
merupakan sumber ilmu bagi kaum muslimin yang menjadi dasar-dasar hukum
dalam segala hal, baik aqidah, ibadah, etika, muamalah dan sebagainya. 1 Selain
sebagai sumber ilmu, Al-Quran juga mempunyai ilmu dalam membacanya.
Dalam surat Al-Isro,Allah Swt telah berfirman :


Artinya : Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada
(jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang
mumin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang
besar. (QS. Al-Isra : 9).2
Juga telah di sebutkan dalam sebuah hadits, Sabda Rasulullah saw,Orang
yang membaca satu huruf dari Kitabullah maka baginya satu kebaikan dan setiap
kebaikan setara dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif laam
miim satu huruf akan tetapi alih satu huruf, laam satu huruf dan miim satu huruf.
(HR. Tirmidzi)
Keagungan

Al-Quran

yang

begitu

besar

terdapat

ilmu

dalam

membacanya. Tata cara membaca Al-Quran dapat di sebut dengan ilmu Qiraat.
Kekhawatiran para ulama muncul ketika terdapat kesalahan dalam membaca AlQuran yang mana akan menimbulkan kesalah fahaman dalam arti atau makna
yang terkandung dalam Al-Quran tersebut.
Qiraat merupakan aplikasi dari pemahaman teori yang berada dalam ranah
tajwid. Sebab, dalam kaidah-kaidah hukum tajwid akan tetap berada pada
1 Anwar Rosihon. Ulum Al-Quran. (Jakarta: Pustaka Setia, 2010). hlm.140-141
2 ____Al-Qur'an dan Terjemahannya. Departemen Agama Republik Indonesia.

porosnya dan tidak berubah.3 Perbedaan cara membaca Al-Qur`an telah tercatat
dalam sejarah sebagai ijtihadi antar pembaca Al-Qur`an. Sehingga muncul
macam-macam Qiraat di kalangan ulama.
Oleh karena itu, ketelitian dan kehati-hatian mereka telah menjadikan AlQuran terjaga dari adanya kemungkinan penyelewengan dan masuknya unsurunsur asing yang dapat merusak kemurnian Al-Quran. Hal inilah penulis
berkeinginan membahas tentang Al-Quran dan Qiraat.
B. Rumusan Masalah
1.
2.
3.
4.

Apa pengertian dari Al-Quran dan Qiraat?


Bagaimana perbedaan Al-Quran dan Qiraat?
Apa isi kandungan dalam Al-Quran?
Bagaimana pembagian dan macam-macam Qiraat?

C. Tujuan
1.
2.
3.
4.

Untuk mengetahui pengertian dari Al-Quran dan Qiraat


Untuk memahami perbedaan Al-Quran dan Qiraat
Untuk mengetahui isi kandungan dalam Al-Quran
Untuk mengetahui pembagian dan macam-macam
Qiraat

3 Abduh Zulfidar Akaha, Al-Quran dan Qiroat , (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1996), hlm. 119.

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
1. Pengertian Al-Quran
Al-Quran secara etimologi diambil dari kata - -
- - yang berarti sesuatu yang dibaca. Jadi, Al-Quran
secara lughawi adalah sesuatu yang dibaca.

Berarti

menganjurkan kepada umat agar membaca Al-Quran,


tidak

hanya

pengertian

menjadikan

Al-Quran

sama

hiasan

rumah

dengan

saja.

bentuk

Atau

mashdar

(bentuk kata benda) yakni yang berarti menghimpun


dan mengumpulkan () . Seolah-olah Al-Quran
menghimpun beberapa huruf, kata, dan kalimat satu
dengan yang lain secara tertib sehingga tersusun rapi dan
benar.5 Oleh karena itu, Al-Quran harus dibaca dengan
benar sesuai dengan makhraj (tempat keluarnya huruf) dan
sifat-sifat

hurufnya,

dipahami

dihayati

dan

diresapi

maknanya yang terkandung didalamnya dan diamalkan.


Disamping itu masih ada lagi bentuk mashdar dari
) tanpa alif dan nun yang
lafadh qaraa yaitu qur ((
) . Dengan demikian kata qaraa

mengikuti wazan ful (

mempunyai tiga wazan (bentuk/sighat) mashdar, yakni
) . Ketiga wazan
quran (), qiraah, dan qur ((
tersebut tetap memiliki satu makna yaitu bacaan. Lebih
lanjut bahwa kata Al-Quran merupakan bentuk mashdar
yang mengandung fungsi makna isim maful (yang di...),
sehingga maknanya menjadi yang dibaca atau bacaan.6
4 Syaikh Manna Al-qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Quran, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006), hlm. 16
5Abdul Majid Khon, Praktikum qiroat, keanehan bacaan Al-Quran Qiraat Ashim dari
Hafash (Jakarta: Amzah, 2011), hlm. 1.

Secara

terminologi

al-Quran

sebagimana

yang

disepakati oleh para ulama dan ahli usul fiqh adalah


sebagai berikut:
Al-Quran adalah kalam Allah yang mengandung
mukjizat (seuatu yang luar biasa yang melemahkan lawan)
diturunkan kepada penghulu para Nabi dan Rasulullah
(yaitu Nabi Muhammad SAW) melalui malaikat Jibril yang
tertulis dalam mushaf, yang diriwayatkan kepada kita
secara

mutawatir,

dinilai

ibadah

membacanya,

yang

dimulai dari surah A-Fatihah sampai surah An-Nas.7


Dari

definisi

diatas

dapat

dikeluarkan

faktor

penting, yaitu sebagai berikut.8


1. Al-quran adalah firman Allah atau kalam allah, bukan
perkataan malaikat jibril (ia hanya penyampai wahyu dari
Allah) bukan sabda Nabi (beliau hanya menerima wahyu
dari Allah), dan bukan perkataan manusia bisa, mereka
hanya berkewajiban untuk melaksanakannya.
2. Al-quran hanya diberikan kepada Nabi Muhammad SAW
tidak diberikan kepada nabi-nabi sebelumnya. Karena kitab
suci

yang

diberikan

kepada

nabi-nabi

sebelumnya

namanya bukan al-quran.


3. Al-quran sebagai Mukjizat, maka tidak seorangpun dalam
sejarah sejak awal turunnya sampai era modern dari masa
kemasa

yang

perorangan

mampu

maupun

menandinginya,

secara

baik

perkelompok,

secara

sekalipun

mereka ahli dari sastra bahasa sekalipun atau surah yang


pendek.

6 M. Syakur, Ulum al-Quran, (Semarang: PKPI2 Universitas Wahid Hasyim, 2001), hlm. 2
7Op. cit, Abdul Majid Khon, hlm. 1.
8 Ibid. hlm. 2

4. Diriwayatkan

secara

Mutawatir,

artinya

diterima

dan

diriwayatkan banyak orang, tidak sedikit jumlahnya dan


mustahil mereka bersepakat dusta dari masa ke masa
bahkan berturut-turut sampai ke manusia.
5. Membacanya dicatat sebagai amal ibadah.
Berikut ini pengertian al Qur'an menurut beberapa
ahli, diantaranya sebagai berikut:9
a. Muhammad Ali ash-Shabuni
Al

Qur'an

tandingannya,

adalah

Firman

diturunkan

kepada

Allah
Nabi

swt

yang

Muhammad

tiada
saw

penutup para nabi dan rasul dengan perantaraan malaikat


Jibril as, ditulis pada mushaf-mushaf kemudian disampaikan
kepada kita secara mutawatir, membaca dan mempelajari al
Qur'an adalah ibadah, dan al Qur'an dimulai dengan surat al
Fatihah serta ditutup dengan surat an Nas.
b. Dr. Subhi as-Salih
Al-Qur'an adalah kalam Allah swt merupakan mukjizat
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw ditulis dalam
mushaf

dan

diriwayatkan

dengan

mutawatir

serta

membacanya adalah ibadah.


c. Syekh Muhammad Khudari Beik
Al-Qur'an adalah firman Allah yang berbahasa arab
diturunkan kepada Nabi Muhammad saw untuk dipahami
isinya, disampaikan kepada kita secara mutawatir ditulis
dalam mushaf dimulai surat al Fatihah dan diakhiri dengan
surat an Nas.
Dari beberapa pengertian tersebut, menunjukkan bahwa
Al-Qur'an merupakan

wahyu Allah swt. yang diturunkan

kepada nabi Muhammad saw dengan perantara malaikat jibril,

9 Http://ulumulislam.blogspot.co.id/2014/04/pengertian-al-quran-menurut-bahasa.html "Pengertian Al
Qur'an menurut Bahasa, Istilah dan Para Ahli, diakses tanggal 05/09/2016 pada pukul 18:50

disampaikan dengan jalan mutawatir kepada kita, ditulis


dalam mushaf dan membacanya termasuk ibadah.
Selain itu, posisinya yang sangat sentral membuat
kajian

terhadapnya

tidak

pernah

menemukan

titik

penghabisan. Mengkajinya selalu menghadirkan kemenarikan,


karena berkaitan dengan cabang-cabang ilmunya yang rumit,
disamping

isyarat-isyarat

keluarbiasaan
perubahan

ilmiah

linguistiknya,
tasyri,

yang

maupun

dalam

rangka

dari

dikandungnya,
sisi

paradigm

membangun

dan

menyebarkan nilai-nilai kemanusiaan.10


2. PENGERTIAN QIRAAT
Secara etimologi atau bahasa Qiraat ( ) adalah
jamak dari qiraah (), yang berarti bacaan. 11 Sedangkan
Menurut istilah ilmiah, qiraat adalah salah satu mazhab
( aliran ) pengucapan quran yang dipilih oleh salah seorang
imam sebagai suatu mazhab yang berbeda dengan mazhab
yang lainnya.12
Pengertian qiraat menurut istilah cukup beragam. Hal ini disebabkan
oleh keluasan makna dan sisi pandang yang dipakai oleh ulama tersebut.
Beberapa definisi yang dkemukakan para ulama adalah sebagai berikut:
1. Menurut az-Zarqani
Az-Zarqani mendefinsikan qiraat dalam terjemahan bukunya yaitu:
mazhab yang dianut oleh seorang imam qiraat yang berbeda dengan lainnya
dalam pengucapan al-Quran serta kesepakatan riwayat-riwayat dan jalur10 Sumbulah, Umi, dkk, Studi Al-Quran dan Hadits, (Malang: UIN MALIKI PRESS, 2014), hlm.1
1111 Syaban Muhammad Ismail, Mengenal Qiraat Al-Quran, (Semarang: Dina Utama), hlm. 24-25. 12 Ibid,
hlm. 24

12

jalurnya, baik perbedaan itu dalam pengucapan huruf-huruf ataupun bentukbentuk lainnya.13
2. Menurut al-Qasthalani
Suatu

ilmu

yang

mempelajari

hal-hal

yang

disepakati

atau

diperselisihkan ulama yang menyangkut persoalan lughat, hadzaf, Irab,


itsbat, fashl, dan washl yang kesemuanya diperoleh secara periwayatan.
3. Menurut az-Zarkasyi
Qiraat adalah perbedaan cara mengucapkan lafaz-lafaz al-Quran, baik
menyangkut huruf-hurufnya atau cara pengucapan huruf-huruf tersebut,
seperti takhfif (meringankan), tatsqil (memberatkan), dan atau yang lainnya.
Dari pengertian di atas, pengertian Qiraat menurut al-Zarkasyi hanya terbatas
pada lafal-lafal al-Qur'an yang memiliki perbedaan qiraat saja.14
4. Menurut Ibnu al-Jazari
Qiraat adalah pengetahuan tentang cara-cara melafalkan kalimatkalimat Al-Quran dan perbedaannya dengan membangsakaanya kepada
penukilnya
5. Menurut Al-Dimyathi
Sebagaimana dikutip oleh Dr. Abdul Hadi al-Fadli bahwasanya qiraat
adalah: Suatu ilmu untuk mengetahui cara pengucapan lafal-lafal al-Quran,
baik yang disepakati maupun yang diikhtilapkan oleh para ahli qiraat, seperti
hazf (membuang huruf), isbat (menetapkan huruf), washl (menyambung
huruf), ibdal (menggantiukan huruf atau lafal tertentu) dan lain-lain yang
didapat melalui indra pendengaran.

6. Menurut Imam Shihabuddin al-Qushthal

13 Kamaludin Marzuki, Ulum al-Quran, (Bandung: Pusataka Setia) hlm. 110-112


14 Ibid, hlm. 110

Qiraat adalah Suatu ilmu untuk mengetahui kesepakatan serta


perbedaan para ahli qiraat, seperti yang menyangkut aspek kebahasaan, irab,
isbat, fashl dan lain-lain yang diperoleh dengan cara periwayatan.
7. Muhammad Ali ash-Shobuni
Mengemukakan definisi sebagai berikut: Qiraat merupakan suatu
madzhab tertentu dalam cara pengucapan al-Quran, dianut oleh salah satu
imam qiraat yang berbeda dengan madzhab lainnya, berdasarkan sanadsanadnya yang bersambung sampai kepada Nabi SAW.
Perbedaan cara pendefenisian di atas sebenarnya berada pada satu
kerangka yang sama, yaitu bahwa ada beberapa cara melafalkan Al-Quran
walaupun sama-sama berasal dari satu sumber, yaitu Nabi Muhammad SAW
yang diperoleh melalui melalui al-sima ( ) dan an-naql ( ) .15
Secara etimologi, term qiraat seakar dengan term al-quran, yaitu akar
kata dari kata qaraa yang berarti tala (membaca). Term qiraah merupakan
bentuk masdar (verbal noun) dari kata qara;a, yaitu artinya bacaan.16
Sedangkan secara terminologi, terdapat berbagai ungkapan atau
redaksi yang dikemukakan oleh para ulama, sehubungan dengan pengertian
qiraat ini ditetapkan berdasarkan sanad-sanadnya sampai kepada rasulullah.
Periode qurra(ahli atau imam qiraat) yang mengajarkan bacaan al-quran
kepada orang-orang menurut cara mereka masing-masing dengan berpedoman
kepada masa para sahabat.
B. PERBEDAAN ANTARA AL-QURAN DAN QIRAAT
Adapun beberapa perbedaan al-Quran dan Qiraat sebagai berikut:
Pertama, Al-Zarkasy berpendapat bahwa, Al-Quran dan Qiraat adalah
dua hakikat yang berbeda. Al-Quran adalah wahyu yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad saw. sebagai bukti kerasulan dan mukjizat.
Sementara

qirat

adalah

perbedaan

lafadh-lafadh

tersebut,

menyangkut huruf-hurufnya maupun tata cara pengucapaannya.17

15 Ibid, hlm. 111


16 Ibid, hlm. 112

baik

Pendapat Imam Az-Zarkasyi tersebut ditolak oleh Dr. Muhammad


Salim Muhaisin yang berpendapat bahwa Al-Quran dan dan qiraat adalah
dua hal yang pada hakikatnya satu. Beliau menjelaskan bahwa kata
adalah sinonim dari kata yang kata jamanya dan keduanya
mempunyai makna yang sama. Beliau menyimpulkan uraiannya dengan
kalimat: Semuanya menunjukkan dengan jelas dan pasti bahwa tidak ada
perbedaan antara Al-Quran dengan Qiraat karena keduanya sama-sama
wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.18
Kedua, Jumhur ulama dan para ahli Qiraat berpendapat bahwa, jika Qiraat
itu diriwayatkan dengan sanad yang shahh, sesuai dengan kaidah bahasa
Arab dan tidak menyalahi rasm al-mushaf, maka Qiraat tersebut tergolong
Al-Quran. Akan tetapi bilamana tidak memenuhi persyaratan tersebut,
maka hanya tergolong qirat semata.
Ketiga, Ibn Daqq al-Id sebagaimana dikutip oleh Dr. Abdul Hd al-Fadl
menyatakan bahwa setiap Qiraat tergolong Al-Quran, termasuk qirat
syzzat.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa pada
dasarnya qirat dan Al-Quran merupakan dua substansi yang berbeda.
Namun demikian, Qiraat bisa digolongkan kepada Al-Quran bilamana
memenuhi persyaratan berikut:
a) Qiraat tersebut sesuai dengan kaidah bahasa Arab
b) Qiraat tersebut tidak menyalahi rasm al-mushaf
c) Qiraat tersebut bersumber dari Nabi saw. melalui sanad yang shahh, serta
diriwayatkan secara mutawtir.19
C. CAKUPAN KANDUNGAN AL-QURAN
1. Cakupan Kandungan Al-Quran

17 Akaha, Abduh Zulfidar, Al-Quran dan Qiroat , (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1996), hlm. 119
18 Ibid, hlm. 25
19 Hasanuddin AF, Perbedaan Qiraat dan Pengaruhnya terhadap Istinbath Hukum dalam Al-Quran,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995), hlm. 115-117

Al- Quran adalah sumber utama ajaran Islam. Di dalamnya termuat


ajaran dan petunjuk tentang akidah, hukum, ibadah, dan akhlak. Pada intinya,
Al-Quran mengandung petunjuk tentang jalan hidup manusia kepada
kebahagiaan dan kesejahteraan. Allah berfirman:
(9)
Sesungguhnya al-Quran ini menunjukkan kepada jalan yang lebih
lurus. (Al-Isra: 9)
..(89) ......
Kami menurunkan al-kitab (al-Quran) kepadamu untuk menjelaskan
segala sesuatu. (An-Nahl: 89)
Menurut fazhul Rahma, terdapat delapan tema pokok yang terkandung
dalam Al-Quran, yaitu :20
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Tuhan
Manusia sebagai individu
Manusia sebagai anggota masyarakat
Alam semesta
Kenabian dan wahyu
Eskatologi
Setan dan kejahatan, dan
Lahirnya masyarakat muslim
Di dalam karyanya yang lain, Rahman menyatakan bahwa semangat

dasar Al-Quran adalah semangat moral

yang sangat menekankan

monoteisme (tauhid), keadilan sosial, dan ekonomi. Menurutnya, hukum


moral adalah abadi, manusia tidak dapat memusnahkan hukum moral.
Manusia harus menyerahkan diri (islam) kepada hukum moral itu. 21 Selain itu,
dalam al-Quran terkandung juga pernyataan-pernyataan hukum yang penting.
Hukum moral dan pernyatan-pernyataan itu mengarah kepada satu tujuan,
yaitu menciptakan tata tertib yang berkeadilan di alam semesta.
Dari pernyataan yang lain, dikatakan pula bahwa di dalam surat-surat
dan ayat-ayat Al-Quran terkandung kandungan yang secara garis besar dapat
20 Nasr Hamid Abu Zaid, Tekstualitas Al-Qur`an: Kritik terhadap Ulumul Qur`an (Yogyakarta: LKiS,
2013), hlm. 303

21 Ibid. hlm. 309

10

kita bagi menjadi beberapa hal pokok atau hal utama beserta pengertian atau
arti definisi dari masing-masing kandungan inti sarinya, yaitu sebagaimana
berikut ini :22
1. Akidah
Akidah adalah keyakinan atau kepercayaan. Akidah islam adalah
keyakinan atau kepercayaan yang diyakini kebenarannya dengan sepenuh hati
oleh setiap muslim. Dalam islam, akidah bukan hanya sebagai konsep dasar
yang ideal untuk diyakini dalam hati seorang muslim. Akan tetapi, akidah tau
kepercayaan yang diyakini dalam hati seorang muslim itu harus mewujudkan
dalam amal perbuatan dan tingkah laku sebagai seorang yang beriman.
2. Ibadah dan Muamalah
Kandungan penting dalam Al-Quran adalah ibadah dan muamallah.
Menurut Al-Quran tujuan diciptakannya jin dan manusia adalah agar mereka
beribadah kepada Allah. Seperti yang dijelaskan dalam (Q.S Az-Zariyat
51:56).
Manusia selain sebagai makhluk pribadi juga sebagai makhluk sosial.
manusia memerlukan berbagai kegiatan dan hubungan alat komunikasi.
Komonikasi dengan Allah atau hablum minallah ,seperti shalat, membayar
zakat dan lainnya. Hubungan manusia dengan manusia atau hablum minanas,
seperti silahturahmi, jual beli, transaksi dagang, dan kegiatan kemasyarakatan.
Kegiatan seperti itu disebut kegiatan Muamallah, tata cara bermuamallah di
jelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 82.
3. Hukum
Secara garis besar Al-Quran mengatur beberapa ketentuan tentang
hukum seperti hukum perkawinan,hukum waris, hukum perjanjian, hukum
pidana, hukum musyawarah, hukum perang, hukum antar bangsa.
4. Akhlak
Dalam bahasa Indonesia akhlak dikenal dengan istilah moral. Akhlak,
di samping memiliki kedudukan penting bagi kehidupan manusia, juga
menjadi barometer kesuksesan seseorang dalam melaksanakan tugasnya. Nabi
Muhammad saw berhasil menjalankan tugasnya menyampaikan risalah
22 Syakur, Ulum al-Quran, (Semarang: PKPI2 FAI Universitas Wahid Hasyim, 2001) hlm. 17-20

11

islamiyah, antara lain di sebabkan memiliki komitmen yang tinggi terhadap


akhlak. ketinggian akhlak Beliau itu dinyatakan Allah dalam Al-Quran surat
Al-Qalam ayat 4.
5. Tadzkir
Tadzkir adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan
ancaman Allah SWT berupa siksa neraka. Tadzkir juga bisa berupa kabar
gembira bagi orang-orang yang beriman kepada-Nya dengan balasan berupa
nikmat surga.
6. Kisah-kisah umat terdahulu
Kisah merupakan kandungan lain dalam Al-Quran. Al-Quran
menaruh perhatian penting terhadap keberadaan kisah di dalamnya. Bahkan, di
dalamnya terdapat satu surat yang dinamakan al-Qasas. Bukti lain adalah
hampir semua surat dalam Al-Quran memuat tentang kisah. Kisah para nabi
dan umat terdahulu yang diterangkan dalam Al-Quran antara lain di jelaskan
dalam surat al-Furqan ayat 37-39.
7. Isyarat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Al-Quran banyak menghimbau manusia untuk mengali dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seperti dalam surat ar-Rad
ayat 19 dan al-Zumar ayat 9. Selain kedua surat tersebut masih banyak lagi
dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi seperti dalam kedokteran,
farmasi, pertanian, dan astronomi yang bermanfaat bagi kemjuan dan
kesejahteraan umat manusia.
Keistimewaan dan Keutamaan Al-quran :23
a. Memberi pedoman dan petunjuk hidup lengkap beserta hukum-hukum
untuk kesejahteraan dan kebahagiaan manusia seluruh bangsa di mana pun
berada serta segala zaman / periode waktu.
b. Memiliki ayat-ayat yang mengagumkan sehingga pendengar ayat suci alquran dapat dipengaruhi jiwanya.
c. Memberi gambaran umum ilmu alam untuk merangsang perkembangan
berbagai ilmu.
d. Memiliki ayat-ayat yang menghormati akal pikiran sebagai dasar utama
untuk memahami hukum dunia manusia.
23 Kadar M. Yusuf. Studi Al-Quran. (Jakarta : Amzah, 2014). hlm. 179

12

e. Menyamakan manusia tanpa pembagian strata, kelas, golongan, dan lain


sebagainya. Yang menentukan perbedaan manusia di mata Allah SWT
adalah taqwa.
f. Melepas kehinaan pada jiwa manusia agar terhindar dari penyembahan
terhadap makhluk serta menanamkan tauhid dalam jiwa.
D. PEMBAGIAN DAN MACAM-MACAM QIRAAT
Ibn

al-Jazari,

sebagaimana

menyatakan bahwa Qiraat

dinukil

oleh

al-Suyuti,

dari segi sanad dapat dibagi

menjadi 6 (enam) macam, yaitu :24


1. Qiraat Mutawatir
Qiraat Mutawatir adalah Qiraat yang diriwayatkan oleh
orang banyak dari banyak orang yang tidak mungkin terjadi
kesepakatan diantara mereka untuk berbuat kebohongan.
Contoh untuk Qiraat mutawatir ini ialah qiraat yang telah
disepakati jalan perawiannya dari imam Qiraat Sabah.
2. Qiraat Masyhur
Qiraat

Masyhur

adalah

Qiraat

yang

sanadnya

bersambung sampai kepada Rasulullah SAW. diriwayatkan


oleh beberapa orang yang adil dan kuat hafalannya, serta
Qiraat -nya sesuai dengan salah satu rasam Usmani; baik
Qiraat itu dari para imam Qiraat sabah, atau imam Qiraat
asyarah ataupun imam-imam lain yang dapat diterima Qiraat
-nya dan dikenal di kalangan ahli Qiraat bahwa Qiraat itu tidak
salah dan tidak syadz, hanya saja derajatnya tidak sampai
kepada derajat Mutawatir.
Misalnya ialah Qiraat yang diperselisihkan perawiannya
dari imam Qiraat Sabah, dimana sebagian ulama mengatakan
bahwa Qiraat itu dirawikan dari salah satu imam Qiraat Sabah
dan sebagian lagi mengatakan bukan dari mereka.

24 Subhi As-Salahi, Membahas Ilmu-ilmu al-Quran, (Jakarta, Pustaka Firdaus, 2001) hlm. 27-30

13

Dua macam Qiraat di atas, Qiraat Mutawatir dan Qiraat


Masyhur, dipakai untuk membaca Al-Quran, baik dalam
shalat maupun diluar shalat, dan wajib meyakini ke-Quranannya serta tidak boleh mengingkarinya sedikitpun.
3. Qiraat Ahad
Qiraat Ahad adalah Qiraat yang sanadnya bersih dari
cacat tetapi menyalahi rasm Utsmani dan tidak sesuai dengan
kaidah bahasa Arab. Juga tidak terkenal di kalangan imam
Qiraat.
Qiraat Ahad ini tidak boleh dipakai untuk membaca AlQuran dan tidak wajib meyakininya sebagai Al-Quran.
4. Qiraat Syazah
Qiraat Syazah adalah Qiraat yang cacat sanadnya dan
tidak bersambung sampai kepada Rasulullah SAW. Hukum
Qiraat Syazah ini tidak boleh dibaca di dalam maupun di luar
sholat.25
Qiraat Syazah dibagi lagi dalam 5 (lima) macam, sebagai
berikut :
a. Ahad, yaitu Qiraat yang sanadnya sahih tetapi tidak
sampai mutawatir dan menyalahi rasm Usmani atau kaidah
bahasa Arab.
b. Syaz, yaitu Qiraat yang tidak mempunyai salah satu dari
rukun yang tiga.
c. Mudraj, yaitu Qiraat yang ditambah dengan kalimat lain
yang merupakan tafsirnya.
d. Maudu, yaitu Qiraat yang dinisbahkan kepada orang yang
mengatakannya (mengajarkannya) tanpa mempunyai asal
usul riwayat Qiraat sama sekali.
e. Masyhur, yaitu Qiraat yang sanadnya shahih tetapi tidak
mencapai derajat mutawatir serta sesuai dengan kaidah
tata bahasa Arab dan Rasam Usmani.
25 Ibid, hlm. 27

14

5. Qiraat Maudu
Qiraat

Maudu adalah Qiraat yang dibuat-buat dan

disandarkan kepada seseorang tanpa mempunyai dasar


periwayatan sama sekali.
6. Qiraat Syabih bil Mudraj
Qiraat

Syabih

bil

Mudraj

adalah

Qiraat

yang

menyerupai kelompok Mudraj dalam hadits, yakni Qiraat yang


telah memperoleh sisipan atau tambahan kalimat yang
merupakan tafsir dari ayat tersebut.
Dari segi jumlah, macam-macam Qiraat dapat dibagi
menjadi 3 (tiga) macam Qiraat yang terkenal, yaitu :
1. Qiraat Sabah, adalah Qiraat yang dinisbahkan kepada para
imam Qurra yang tujuh yang termasyhur. Mereka adalah
Nafi, Ibn Kasir, Abu Amru, Ibn Amir, Ashim, Hamzah dan
Kisai.
2. Qiraat Asyarah, adalah Qiraat Sabah di atas ditambah
dengan tiga Qiraat lagi, yang disandarkan kepada Abu
Jafar, Yakub dan Khalaf al-Asyir.
3. Qiraat Arba Asyarah, adalah Qiraat Asyarah lalu ditambah
dengan empat Qiraat lagi yang disandarkan kepada Ibn
Muhaisin, Al-Yazidi, Hasan al-Bashri dam al-Amasy.
Dari ketiga macam Qiraat di atas, yang paling terkenal
adalah Qiraat Sabah kemudian disusul oleh Qiraat Asyarah.

15

16

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa pengertian diatas, menunjukkan bahwa
Al-Qur'an merupakan

wahyu Allah swt. yang diturunkan

kepada nabi Muhammad saw dengan perantara malaikat jibril,


disampaikan dengan jalan mutawatir kepada kita, ditulis
dalam mushaf dan membacanya termasuk ibadah.
Sedangkan Qiraat itu sendiri, dapat kita mengerti bahwa term qiraat
seakar dengan term al-quran, yaitu akar kata dari kata qaraa yang berarti tala
(membaca). Term qiraah merupakan bentuk masdar (verbal noun) dari kata
qara;a, yaitu artinya bacaan.
Berdasarkan pendapat-pendapat dalam perbedaan Al-Quran dengan
Qiraat, dapat dikatakan bahwa pada dasarnya qirat dan Al-Quran
merupakan dua substansi yang berbeda. Namun demikian, Qiraat bisa
digolongkan kepada Al-Quran bilamana memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan.
Al-Quran adalah sumber utama ajaran Islam. Di dalamnya terkandung
ajaran dan petunjuk tentang akidah, hukum, ibadah, dan akhlak. Pada intinya,
Al-Quran mengandung petunjuk tentang jalan hidup manusia kepada
kebahagiaan dan kesejahteraan.
Pembagian Qiraat dari segi jumlah, macam-macam Qiraat
dapat dibagi menjadi 3 (tiga) macam Qiraat yang terkenal,
yaitu : Qiraat Sabah, Qiraat Asyarah, dan Qiraat Arba
Asyarah.

17

DAFTAR PUSTAKA
_______Al-Qur'an dan Terjemahannya. Departemen Agama Republik Indonesia.

Akaha, Abduh Zulfidar. 1996. Al-Quran dan Qiroat . Jakarta: Pustaka Al-Kautsar

Al-qaththan, Syaikh Manna. 2006. Pengantar Studi Ilmu Al-Quran. Jakarta:


Pustaka Al-Kautsar

As-Salahi, Subhi. 2001. Membahas Ilmu-ilmu al-Quran. Jakarta: Pustaka


Firdaus.

Hasanuddin, AF. 1995. Perbedaan Qiraat dan Pengaruhnya terhadap Istinbath


Hukum dalam Al-Quran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Ismail, Syaban Muhammad. 2010. Mengenal Qiraat Al-Quran. Semarang : Dina


Utama

Marzuki, Kamaludin. 2012. Ulum al-Quran. Surabaya : Apolo

Khon, Abdul Majid. 2011. Praktikum qiroat, keanehan bacaan Al-Quran Qiraat
Ashim dari Hafash. Jakarta: Amzah

Rosihon, Anwar. 2010. Ulum Al-Quran. Jakarta: Pustaka Setia

Syakur, M. 2001. Ulum al-Quran. Semarang: PKPI2 Universitas Wahid


Hasyim

18

Syakur. 2001. Ulum al-Quran. Semarang: PKPI2 FAI Universitas Wahid


Hasyim.

Yusuf, Kadar M. 2014. Studi Al-Quran. Jakarta : Amzah

Zaid, Nasr Hamid Abu. 2013. Tekstualitas Al-Qur`an: Kritik terhadap Ulumul
Qur`an. Yogyakarta: LKiS

Https://id.wikipedia.org/wiki/Al-Quran

Http://ulumulislam.blogspot.co.id/2014/04/pengertian-al-quran-menurutbahasa.html

19

You might also like