You are on page 1of 18

BAB I

STATUS PASIEN NEUROLOGI


1. Identitas Pasien
Nama
Jenis kelamin
Usia
Agama
Suku bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
Status marital
Nomor rekam medis
Tanggal masuk Rumah Sakit
Tanggal pemeriksaan

: Ny. E
: Perempuan
: 46 tahun
: Islam
: sunda
: SD
: Ibu rumah tangga
: Lebak
: Menikah
: 0177506
: 8 agustus 2016
:

2. Anamnesa (Autoanamnesa + alloanamnesis)


2.1.
Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan sesak
2.2.

Keluhan Tambahan
Pasien mengeluh merasa bengkak padaperut dan kaki disertai sakit
kepala

2.3.

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengalami sesek napas sejak 2 minggu sebelum masuk rumah
sakit yang semakin berat sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit.
Sesak terasa semakin berat saat pasien berbaring dan melakukan
gerakan ringan seperti hanya berjalan ke toilet atau depan rumah.
Sesak juga disertai bengkak pada perut dan kedua kaki.
Pasien menambahkan bahwa dirinya juga mengalami sakit kepala
hingga ke leher yang rasanya seperti diikat.
Awalnya, pasien adalah pasien kontrol dari poli penyakit dalam. Pasien
mengatakan bahwa dirinya di diagnosis dengan hipertensi. Hipertensi
sudah ada sejak kurang lebih 10 tahun yang lalu, dan hanya berobat ke
puskesmas jika merasaskan sakit kepala. Pasien sudah kontrol selama 3
bulan kepoli penyakit dalam, namun diakui tidak rutin.
Adanya batuk,pilek disangkal.Buang air besardan buang air kecil
(berbusa gak?) dalam batas normal

2.4.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien belum pernahmengalami gejala serupa sebelumnya. Riwayat
dirawat di Rumahsakit disangkal

3.

2.5.

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gejala seperti yang
dirasakan oleh pasien. Ibu pasien memilik darah tinggi. Riwayat
diabetes melitus, kolesterol yang tidak terkontrol, dan kelainan jantung
pada keluarga disangkal.

2.6.

Riwayat Kebiasaan / Pola Hidup


Pasien tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, tidak
mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan tidak memiliki alergi
terhadap apapun. Pasien mengaku tidak pernah berolahraga.

Pemeriksaan Fisik
3.1.
Status Generalis (19 Oktober 2012)
Kesadaran
: Compos Mentis (GCS: E4, M6, V5)
Keadaan umum
: Tampak sakit sedang
Tekanan darah
: 200/110 mmHg
Nadi
: 98 x/menit
Pernapasan
: 30 x /menit
Suhu
: 36C

Kepala
:
Normocephal, tidak terdapat jejas, distribusi rambut merata.

Mata
:
Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/Pupil : 3mm / 3mm, isokor
Refleks cahaya langsung, tidak langsung ++/++

Telinga
:
Aurikula normal, serumen -/-, hiperemis -/-

Hidung
:
Bentuk normal, septum nasi di tengah, tidak ada luka dan
perdarahan.

Mulut
:
Tidak terdapat deviasi.

Leher
:
Tidak ada luka, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.

Thorax
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
jantung
paru

:
simetris dalam keadaan statis/dinamis
fremitus normal, kanan = kiri
sonor pada kedua lapang paru
: S1 dan S2 normal, murmur (-), gallop (-)
: bunyi vesikuler, wheezing (-), ronchi (-)

Abdomen
:
Hepar
tidak teraba
Lien
tidak teraba
Bising usus (+), normal
Tidak terdapat nyeri tekan ataupun nyeri lepas, tidak ada
tahanan, tidak teraba massa.

Punggung
:
Tidak terdapat luka dan deformitas.

Ekstremitas
:
Akral hangat, bentuk normal, tidak terdapat deformitas,
cyanosis, bekas luka maupun benjolan. Capillary refill time < 2
detik.

4.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Parameter
Hasil
HEMATOLOGI
LENGKAP
Hemoglobin
16,5
Leukosit
6.900
Hematokrit
50
Trombosit
134.000
Hitung jenis leukosit
*Basofil
*Eusinofil
*Batang
*Segmen
*Limfosit
*Monosit
Laju Endap Darah
Eritrosit
KIMIA KLINIK
LIVER FUNGSI TEST
Protein total
Albumin
Globulin
Bilirubin total
Bilirubin direk
Bilirubin indirek
SGOT / AST
SGPT / ALT
Cholesterol total
Trigliserida

Nilai Rujukan

Satuan

13 16
5.000 10.000
40-48
150.000400.000

g/dL
U/L
%
/ul

4
69
24
3
20
5,45

01
13
26
50 70
20 40
28
< 15
4,5 5,5

%
%
%
%
%
%
mm/jam
juta/ul

7,6
4,6
3,0
0,83
0,32
0,51
44,9
81,6
245
179

6,0 8,7
3,5 5,2
2,5 3,1
< 1,4
< 0,5
< 1,0
< 37
< 40
< 200
< 200

g/dl
g/dl
g/dl
mg/dL
mg/dL
mg/dL
U/L
U/L
mg/dL
mg/dL

RENAL FUNGSI TEST


Ureum
Creatinine
Asam urat
Glukosa darah sewaktu

31
1.4
8.3
84

mg/dL
mg/dL
mg/dL
mg/dL

EKG : normal
Pemeriksaan CT Scan
Tampak chronic cerebral infark kapsula eksterna kanan
sampai korona radiata kanan.
Subacute multiple lacunar infark basal ganglia kiri.
Perdarahan ringan pada pons.
Brain atropi terutama hemisphere kanan.

5.

DIAGNOSIS
Klinis
: Hemiparese sinistra, vertigo
Topis
: Cerebri
Etiologi
: CVD hemoragik.

6.

DIAGNOSIS BANDING
CVD Iskemik

7.

10 50
0,5 1,3
2,4 5,7
< 200

PENATALAKSANAAN
Umum
Observasi tanda-tanda vital (tekanan darah, suhu, nadi,
respiratory rate)
Breathing: menjaga oksigenisasi dan ventilasi baik;
penghisapan lendir jika ada, pengobatan jika ada gangguan
saluran napas seperti asma atau pneumonia.
Blood: menjaga suplai darah ke otak tetap berjalan dengan
baik; tekanan darah hanya boleh diturunkan jika sistolik
>180mmHg atau diastolik > 100mmHg. Penunurunan darah
hanya boleh sebesar 20% maksimal; koreksi hipovolemia
dengan salin normal; kadar gula darah dijaga untuk dapat tetap
<140 mg/dl.
Brain: pengendalian peninggian tekanan intra kranial;
memonitor adanya muntah proyektil, bradikardia relatif,
maupun nyeri kepala; menghindari hipertermia; pengendalian
kejang.
Bladder: menjaga agar output urin tetap lancar; jika ada
retensio urin dipasang kateter.
Bowel: menjaga nutrisi seimbang (25-30 kkal/kgBB/hari) dan
pencegahan adanya obstipasi
Khusus
Medikamentosa
- Menurunkan tekanan darah
Captopril 3 x 25 mg
Nifedipine 3 x 10mg

8.

Bisoprolol 1 x 5mg
Terazosene 2 x 2mg
- Pertahanan hemodinamik: Ringer Laktat 14 gtt/menit
- Neuroprotektor : Citicholin (2 x 500 mg)
- Obat-obatan untuk pencegahan gejala lain
Ranitidin 2x1
Asam Folat 2x1
Fisioterapi pasif selama fase akut dilanjutkan secara aktif
Nonmedikamentosa: pengendalian faktor resiko

PROGNOSIS
Quo ad vitam
Quo ad functionam
Quo ad sanationam

: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam

BAB II
FOLLOWUP
20 Oktober 2012
S : Kepala terasa pusing berputar, kelemahan sisi kiri tubuh belum membaik.
O : ku/ ks : tampak sakit ringan, kompos mentis E4V5M6
TD 180/120 mmHg, nadi 68 x/menit, respirasi 16 x/menit, suhu 35,8 oC
Rangsang meningeal : Tidak ada kelainan
Nervus cranialis
: Tidak ada kelainan
Refleks fisiologis
: ++/++
Refleks patologis
:-/Kekuatan motorik
: 5555 3333
5555 3333
Sensoris
: Dalam batas normal
Tonus
: Normal
Klonus
:-/A : Diagnosis klinis
Diagnosis topik
Diagnosis etiologi

: hemiparese sinistra disertai vertigo


: cerebri
: CVD hemoragik

P : inj. Citicoline 2 x 500 mg


Asam folat 2 x 1
Ranitidine 2 x 1
Captopril 3 x 25 mg
Nifedipine 3 x 10 mg
Bisoprolol 1 x 5 mg
Terazosene 2 x 2 mg

21 Oktober 2012
S : Kepala terasa pusing berputar, kelemahan sisi kiri tubuh belum membaik.

O : ku/ ks : tampak sakit ringan, kompos mentis E4V5M6


TD 170/110 mmHg, nadi 72 x/menit, respirasi 16 x/menit, suhu 36 oC
Rangsang meningeal : Tidak ada kelainan
Nervus cranialis
: Tidak ada kelainan
Refleks fisiologis
: ++/++
Refleks patologis
:-/Kekuatan motorik
: 5555 3333
5555 3333
Sensoris
: Dalam batas normal
Tonus
: Normal
Klonus
:-/A : Diagnosis klinis
Diagnosis topik
Diagnosis etiologi

: hemiparese sinistra disertai vertigo


: cerebri
: CVD hemoragik

P : inj. Citicoline 2 x 500 mg


Asam folat 2 x 1
Ranitidine 2 x 1
Captopril 3 x 25 mg
Nifedipine 3 x 10 mg
Bisoprolol 1 x 5 mg
Terazosene 2 x 2 mg

22 Oktober 2012
S : Kepala terasa pusing berputar, kelemahan sisi kiri tubuh membaik.
O : ku/ ks : tampak sakit ringan, kompos mentis E4V5M6

TD 150/110 mmHg, nadi 72 x/menit, respirasi 16 x/menit, suhu 36 oC


Rangsang meningeal : Tidak ada kelainan
Nervus cranialis
: Tidak ada kelainan
Refleks fisiologis
: ++/++
Refleks patologis
:-/Kekuatan motorik
: 5555 4444
5555 4444
Sensoris
: Dalam batas normal
Tonus
: Normal
Klonus
:-/A : Diagnosis klinis
Diagnosis topik
Diagnosis etiologi

: hemiparese sinistra disertai vertigo


: cerebri
: CVD hemoragik

P : inj. Citicoline 2 x 500 mg


Asam folat 2 x 1
Ranitidine 2 x 1
Captopril 3 x 25 mg
Nifedipine 3 x 10 mg
Bisoprolol 1 x 5 mg
Terazosene 3 x 2 mg

23 Oktober 2012
S : Kepala terasa pusing berputar, kelemahan sisi kiri tubuh membaik.
O : ku/ ks : tampak sakit ringan, kompos mentis E4V5M6
TD 160/90 mmHg, nadi 68 x/menit, respirasi 20 x/menit, suhu 36,2 oC
Rangsang meningeal : Tidak ada kelainan
Nervus cranialis
: Tidak ada kelainan
Refleks fisiologis
: ++/++
Refleks patologis
:-/Kekuatan motorik
: 5555 4444
5555 4444
Sensoris
: Dalam batas normal
Tonus
: Normal
Klonus
:-/A : Diagnosis klinis
Diagnosis topik
Diagnosis etiologi
P : Cholinar 2 x 500 mg
Asam folat 2 x 1
Ranitidine 2 x 1
Captopril 3 x 25 mg
Nifedipine 3 x 10 mg
Bisoprolol 1 x 5 mg
Terazosene 3 x 2 mg

: hemiparese sinistra disertai vertigo


: cerebri
: CVD hemoragik

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
1. VASKULARISASI OTAK

Gambar 1. Sistem yang memperdarahi otak


Otak memperoleh darah melalui dua sistem yakni sistem karotis (arteri
karotis interna kanan dan kiri) dan sistem vertebral. Arteri koritis interna,
setelah memisahkan diri dari arteri karotis komunis, naik dan masuk ke rongga
tengkorak melalui kanalis karotikus, berjalan dalam sinus kavernosum,
mempercabangkan arteri oftalmika untuk nervus optikus dan retina, akhirnya
bercabang menjadi dua yaitu arteri serebri anterior dan arteri serebri media.
Untuk otak, sistem ini memberi darah bagi lobus frontalis, parietalis dan
beberapa bagian lobus temporalis.

Gambar 2. Sirkulus Wilisi


Sistem vertebral dibentuk oleh arteri vertebralis kanan dan kiri yang
berpangkal di arteri subklavia, menuju dasar tengkorak melalui kanalis
tranversalis di kolumna vertebralis servikal, masuk rongga kranium melalui

foramen magnum, lalu mempercabangkan masing-masing sepasang arteri


serebeli inferior. Pada batas medula oblongata dan pons, keduanya bersatu
arteri basilaris, dan setelah mengeluarkan 3 kelompok cabang arteri, pada
tingkat mesensefalon, arteri basilaris berakhir sebagai sepasang cabang arteri
serebri posterior, yang melayani darah bagi lobus oksipitalis, dan bagian
medial lobus temporalis.

Gambar 3. Pembagian perdarahan di otak.


2. STROKE
Saat ini stroke dikategorikan sebagai penyebab kematian ketiga setelah
penyakit jantung dan keganasan, serta penyebab kecacatan jangka panjang
nomor satu di dunia.
2.1. Definisi
Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal
maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat, selama lebih
dari 24 jam atau berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya penyebab lain
selain gangguan vaskuler.
2.2. Epidemiologi

Stroke merupakan satu masalah kesehatan yang besar dalam kehidupan


modern saat ini. Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000
penduduk terkena serangan stroke, sekitar 2,5 % atau 125.000 orang
meninggal, dan sisanya cacat ringan maupun berat. Pada 1999, 50 juta orang
telah mengalami kecacatan akibat stroke. Jumlah ini merupakan 3,5 % dari
seluruh penderita cacat. Proyeksi hingga 2020 nanti menunjukan bahwa setiap
tahun sekitar 61 juta orang akan mengalami kecacatan akibat stroke.
2.3. Faktor Resiko
a. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi: usia, jenis kelamin, ras/etnis,
genetik.
b. Faktor resiko yang dapat dimodifikasi: inaktivitas fisik, diet yang buruk,
obesitas, hipertensi, diabetes mellitus, dyslipidemia, sindorma metabolik,
hiperhomocysteinemia, infeksi, penyalahgunaan alkohol, dll.
2.4. Klasifikasi
a. Berdasarkan kelainan patologis
Stroke hemoragik: perdarahan intra serebral, pendarahan
subarakhnoid .
Stroke non-hemoragik: thrombosis serebri, emboli, hipoperfusi
sistemik
b. Berdasarkan waktu terjadinya
Transient Ischemic Attack (TIA) : < 24 jam
Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND) : 24 jam 1 minggu
Stroke In Evolution (SIE) : gejala makin memburuk dibandingkan
awal
Completed stroke : gejala menetap, permanen lesi otak.
c. Berdasarkan lokasi lesi vaskuler
Sistem karotis (anterior)
- Motorik : hemiparese kontralateral, disartria
- Sensorik : hemihipestesi kontralateral, parestesia
- Gangguan visual : hemianopsia homonim, amaurosis fugaks
- Gangguan fungsi luhur : afasia, agnosia
Sistem vertebrobasiler (posterior)
- Motorik : hemiparese alternans, disartria
- Sensorik : hemihipestesi alternans, parestesia
- Gangguan lain : gangguan keseimbangan, vertigo, diplopia
2.5. Etiologi
Pada stroke hemorrhagik, penyebab utamanya adalah pecahnya
pembuluh darah otak menyebabkan keluarnya darah ke jaringan parenkim
otak, ruang cairan serebrospinalis disekitar otak atau kombinasi keduanya.
Pendarahan intraserebral ditemukan 10% dari seluruh kasus stroke. Selain itu,
pendarahan terjadi di ruang subaraknoid.
Pada stroke non-hemmorhagic palinf sering disebabkan oleh emboli
atau thrombus. Selain itu, stroke non hemoragik juga dapat diakibatkan oleh
penurunan aliran serebral. Pada tingkatan seluler, setiap proses yang
mengganggu aliran darah menuju otak menyebabkan timbulnya kaskade
iskemik yang berujung pada terjadinya kematian neuron dan infark serebri.

2.6. Gambaran Klinis


Gejala klinis yang terjadi bergantung pada neuroanatomi dan vaskularisasinya.
Defisit neurologis yang ditemukan berguna untuk menilai lokasi iskemi.
Gejala Klinis
Defisit fokal
Onset
Nyeri kepala
Muntah pada
awalnya
Hipertensi
Penurunan
kesadaran
Hemiparesis
Gangguan bicara
Liquor
Parese / gang
N.III

PIS
Berat
Menit/jam
Hebat
Sering

PSA
Ringan
1-2 menit
Sangat hebat
Sering

Hampir
selalu
Ada

Biasanya tidak

Non Hemoragik
Berat ringan
Pelan (jam/hari)
Ringan
Tidak, kecuali lesi
batang otak
Sering kali

Ada

Tidak ada

Sering dari
awal
Sering ada
Berdarah
Tidak ada

Permulaan tidak Sering dari awal


ada
Jarang
Sering
Berdarah
Jernih
Bisa ada
Tidak ada

di

2.7. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan melalu anamnesis, pemeriksaan fisik, maupun
pemeriksaan penunjang yang sesuai dengan manifestasi klinis yang telah
disebutkan di atas. Selain itu ada yang disebut Siriraj Stroke Score dan
alogaritma Gajah Mada yang sering digunakan untuk membantu membedakan
stroke berdasarkan etiologinya.

No.
1

Siriraj Stroke Score


Gejala/Tanda
Kesadaran

Muntah

Nyeri Kepala

4
5

Penilaian
(0) Kompos Mentis
(1) Mengantuk
(2) Semi koma/koma
(0) Tidak
(1) Ya
(0) Tidak
(1) Ya
Diastolik

Indek

Skor

x 2,5

x2

x2

Tekanan Darah
x 10%
+
Ateroma:
(0) Tidak
DM
x (-3)
(1) Ya
Angina Pektoris
Klaudikasio Intermiten
6
Konstanta
-12
-12
Hasil SSS
Bila SSS > 1 : Stroke Hemoragik
SSS < -1 : Stroke Non Hemoragik.
Skor antara 1 dan -1 menunjukkan hasil yang ekuivokal dan memerlukan
pemeriksaan lebih lanjut untuk menegakkan diagnosis.

Algoritma Stroke Gajah Mada

2.8. Penatalaksanaan

Non Farmakologis
- Mengendalikan faktor risiko
- Rehabilitasi medik dilakukan sedini mungkin pada stroke
ischemic dan dilakukan setelah melewati fase akut pada
stroke hemorrhagic (1-2minggu), dengan tujuan untuk
memperbaiki fungsi motoric, mencegah kontraktur sendi,
agar penderita dapat mandiri, rehabilitasi sosial.
- Terapi umum (5B : Breating - stabilisasi jalan nafas dan
pernafasan; Blood - TD tidak boleh segera diturunkan
kecuali sistolik > 220 mmHg, diastolik > 120 mmHg. Batas
penurunan TD maksi-mal 20-25%. Stabilisasi hemodinamik
dengan pemberian cairan kristaloid atau koloid; Brain - Bila
didapatkan kenaikan TIK maka diberikan manitol, posisi
kepala 20-30 derajat. Aktivitas metabolisme otak harus
diturunkan (mengatasi hipertermia, agitasi, kejang, nyeri,
bila ada); Bladder - mengosongkan kandung kemih yang
penuh, sebaiknya dengan kateterisasi intermiten; Bowel Perhatikan kebutuhan cairan dan kalori, hindari obstipasi,
jika terdapat kesulitan menelan pasang NGT. Nutrisi oral
hanya boleh diberikan bila fungsi menelan baik.)

Farmakologis
stroke iskemik
- reperfusi : trombolisis penghilang sumbatan akibat stroke
rt-PA 0,9 mg/kgBB maksimal 90 mg (10% diberikan
bolus & sisanya infus kontinyu dalam 60 menit);
pemberian harus kurang dari 3 jam onset.
- Hemorheologi memperbaiki aliran darah, mengurangi
viskositas
pentoxifilin 15 mg/kgBB/hari, Naftidroufuril 600
mg/hari IV selama 10 hari dilanjutkan oral 300
mg/hari.
- Antikoagulan: untuk pasien stroke yang beresiko emboli
otak
Heparin 1000 u/jam, cek aPTT 6 jam kemudian,
hari ketiga oral
LMWH 2 x 0,4cc subkutan, cek trombosit hari ke1 dan ke-3
Warfarin 8 mg hari ke-1, 6 mg hari ke-2, cek INR
- Anti agregasi trombosit:
Aspirin 80 120 mg/hari, Clopidogrel 1x75 mg,
Cilostazol 2x50 mg, Ticlopidin 2x250 mg
- Neuroproteksi:
Citicoline: 500-2000 mg.hari selama 14 hari
meningkatkan oksigen ke otak, memperbaiki

membrane sel, dan menghasilkan asetilkolin untuk


fungsi kognitif.
Piracetam: bolus 12 gr/hari, minggu kelima oral
2x2,4 gr mencegah hipoksia dan memperbaiki
integritas sel.
Cerebrosilin: 30-50 cc selama 21 hari protein otak
penghambat caspase yang berfungsi dalam
apoptosis, inflamasi, dan nekrosis.
stroke hemoragik
- Konservatif
PIS: anti pendarahan: epsilon aminocaproat 30-36
gr/hari, asam traneksamat 6x1 gr untuk mencegah
lisis bekuan darah. Diberikan pula agen
neuroproteksi dan antikoagulan.
PSA: bed rest total 3 minggu, morphine 15 mg IM
pada pasien sadar untuk menghilangkan nyeri,
nimodipine 60-90 md oral tiap 4 jam selama 21 hari
atau 15-30 mg/kg/jam selama 7 hari, baru
dilanjutkan oral 360 mg/hari selama 14 hari untuk
mencegah terjadinya vasospasme global.
- Operatif
Indikasi:
pendarahan > 30 cc / diameter > 3cm pada fossa
posterior.
GCS >7
pendarahan cerebellum
pendarahan ventricular / terjadi hydrocephalus
letak lobar/kortikal dengan peningkatan TIK atau
ancaman herniasi

BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan definisi stroke, maka pasien ini dapat dimasukkan ke dalam kategori
stroke, sebab :

Gangguan fungsi serebral : pada pasien ini terjadi hemiparese kiri.

Berlangsung dengan cepat : pada pasien ini, gejala yang dirasakan muncul
mendadak.

Lebih dari 24 jam : Setelah di follow up, gejala tetap ada walaupun membaik
selama lebih dari 5 hari.

tanpa ditemukannya penyebab lain selain gangguan vaskuler : Pada pasienini


ditemukan adanya tanda perdarahan berdasarkan hasil CT scan.
Adapun pada pasien ini, karena terjadi suatu perdarahan pada daerah pons,
maka dapat kita curigai adanya gangguan fungsi pada daerah yang diperdarahi
oleh arteri vertebrobasilaris. Pembuluh darah yang paling mungkin terkena adalah
arteri basilaris yang memperdarahi batang otak.
Pasien ini memiliki beberapa faktor resiko untuk terjadinya suatu stroke, yakni
: umur yang relatif tua (50 tahun), jenis kelamin lelaki, adanya hipertensi, adanya
hipercholesterol, serta gaya hidup yang kurang olahraga. Adanya riwayat stroke
sebelumnya juga menjadi salah satu faktor yang harus diperhatikan.
Adapun pada pasien ini, gejala hemiparese kiri mungkin disebabkan oleh
adanya perifocal edema yang menyebabkan terjadinya penekanan pada jaras
motorik, sehingga berakibat pada hemiparese pada tangan dan kaki pasien. Seiring
dengan perjalan waktu, apabila perdarahan yang ada telah tertangani dan edema
yang ada berkurang, maka gejala yang dirasakan juga akan membaik. Adapun
gejala vertigo yang dirasakan oleh pasien disebabkan oleh perdarahan yang terjadi
pada daerah pons (berdasarkan hasil CT scan).
Apabila kita menggunakan Siriraj Stroke Score pada pasien ini, maka akan
dapat kita temukan :
No.
1

Gejala/Tanda
Kesadaran

Muntah

Nyeri Kepala

4
5

Penilaian
(3) Kompos Mentis
(4) Mengantuk
(5) Semi koma/koma
(2) Tidak
(3) Ya
(2) Tidak
(3) Ya
Diastolik

Tekanan Darah
Ateroma:
(2) Tidak
DM
(3) Ya
Angina Pektoris
Klaudikasio Intermiten
6
Konstanta
Hasil SSS
Bila SSS > 1 : Stroke Hemoragik

Indek

Skor

x 2,5

+3

x2

+2

x2

+2

x 10%

+11

x (-3)

-6

-12

-12
0

SSS < -1 : Stroke Non Hemoragik.


Skor antara 1 dan -1 menunjukkan hasil yang ekuivokal dan memerlukan
pemeriksaan lebih lanjut untuk menegakkan diagnosis.
HASIL : Kasus ini merupakan salah satu kasus yang memerlukan pemeriksaan
lebih lanjut untuk menegakkan diagnosis.

DAFTAR PUSTAKA

1. Duus, Peter. 2006. Diagnosis Topik Neurologi Anatomi, Fisiologi, Tanda, Gejala.
Jakarta: EGC.
2.

Aliah A, Kuswara F F, Limoa A, Wuysang G. Gambaran umum tentang gangguan


peredaran darah otak dalam Kapita selekta neurology cetakan keenam editor
Harsono. Gadjah Mada university press, Yogyakarta. 2007. Hal: 81-115.

3.

Chung, Chin-Sang. Neurovascular Disorder in Textbook of Clinical Neurology


editor Christopher G. Goetz. W.B Saunders Company: 1999. Hal: 10-3

4.

D. Adams. Victors. Cerebrovasculer diseases in Principles of Neurology 8 th


Edition. McGraw-Hill Proffesional. 2005. Hal: 660-67

5.

Ginsberg L. Stroke. Dalam Neurologi. Edisi 8. Erlangga. Jakarta. 2007

6. Goetz Christopher G. 2007. Cerebrovascular Diseases. In : Goetz: Textbook of


Clinical Neurology, 3rd ed. Philadelphia : Saunders.
7. Harsono. 2008. Buku Ajar Neurologi Klinis. Jakarta: PERDOSSI.
8. LY, Hung, Wang PY, Wang Y, Chia LG. Clinical distinction between acute
hemorrhagic and acute ischemic stroke by Siriraj stroke score [online]. Tersedia
pada: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/7780882. Diunduh pada: 7 April 2012
9. Ropper AH, Brown RH. Cerebrovascular Diseases. In : Adam and Victors
Priciples of Neurology. Eight edition. New York : Mc Graw-Hill. 2005.
10. Rumantir CU. 2007. Gangguan peredaran darah otak. Pekanbaru : SMF Saraf
RSUD Arifin Achmad/FK UNRI. Pekanbaru.
11. Snell, Richard S. 2006. Neuroanatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran .
Jakarta : EGC.
12. Wibowo, Samekto. Gofir, Abdul. Farmakoterapi stroke prevensi primer dan
prevensi sekunder dalam Farmakoterapi dalam Neurologi. Penerbit Salemba
Medika. Hal: 53-73.

You might also like