Professional Documents
Culture Documents
A.
Definisi
B.
1.
Asam adalah ion hydrogen atau dodnor proton. Suatu cairan disebut asam bila
mengandung H+ atau mampu melepas atau memberikan H+.
2.
Basa adalah garam dari ion hydrogen atau akseptor proton. Suatu cairan
bersifat basa bila sanggup menerima H+.
3.
Asam karbonat (H2CO3) adalah asam karena mampu melepas H+ dan menjadi
HCO-3. Sedangkan bikarbonat adalah (HCO3) adalah basa karena mampu
menerima H+ untuk kemudian menjadi H2CO3.
C.
Regulasi sistem asam basa diatur oleh tiga sistem yaitu sistem pernafasan, sistem
renal dan sistem buffer.
1.
Sistem Pernafasan
2.
Sistem Renal
3.
Sistem Buffer
D.
Tujuan
1.
2.
3.
E.
Indikasi
1.
2.
3.
4.
Infark miokard
5.
Pneumonia
6.
Klien syok
7.
8.
9.
F.
Komplikasi
1.
2.
Perdarahan
3.
Cidera syaraf
4.
Spasme arteri
G.
Arteri femoralis atau brakialis sebaiknya tidak digunakan jika masih ada alternatif
lain, karena tidak mempunyai sirkulasi kolateral yang cukup untuk mengatasi bila
terjadi spasme atau trombosis. Sedangkan arteri temporalis atau axillaris sebaiknya
tidak digunakan karena adanya risiko emboli otak.
Untuk Arteri radialis dan arteri ulnaris (sebelumnya dilakukan allens test), cara
allens test: Minta klien untuk mengepalkan tangan dengan kuat, berikan tekanan
langsung pada arteri radialis dan ulnaris, minta klien untuk membuka tangannya,
lepaskan tekanan pada arteri, observasi warna jari-jari, ibu jari dan tangan. Jari-jari
dan tangan harus memerah dalam 15 detik, warna merah menunjukkan test allens
positif. Apabila tekanan dilepas, tangan tetap pucat, menunjukkan test allens
negatif. Jika pemeriksaan negatif, hindarkan tangan tersebut dan periksa tangan
yang lain.
I.
1.
Gelembung udara
Tekanan oksigen udara adalah 158 mmHg. Jika terdapat udara dalam sampel darah
maka ia cenderung menyamakan tekanan sehingga bila tekanan oksigen sampel
darah kurang dari 158 mmHg, maka hasilnya akan meningkat.
2.
Antikoagulan
Metabolisme
Sampel darah masih merupakan jaringan yang hidup. Sebagai jaringan hidup, ia
membutuhkan oksigen dan menghasilkan CO2. Oleh karena itu, sebaiknya sampel
diperiksa dalam 20 menit setelah pengambilan. Jika sampel tidak langsung
diperiksa, dapat disimpan dalam kamar pendingin beberapa jam.
4.
Suhu
Ada hubungan langsung antara suhu dan tekanan yang menyebabkan tingginya
PO2 dan PCO2. Nilai pH akan mengikuti perubahan PCO2.
Nilai pH darah yang abnormal disebut asidosis atau alkalosis sedangkan nilai PCO2
yang abnormal terjadi pada keadaan hipo atau hiperventilasi. Hubungan antara
tekanan dan saturasi oksigen merupakan faktor yang penting pada nilai oksigenasi
darah
J.
1.
Tindakan pungsi arteri harus dilakukan oleh perawat yang sudah terlatih
2.
Spuit yang digunakan untuk mengambil darah sebelumnya diberi heparin
untuk mencegah darah membeku
3.
Kaji ambang nyeri klien, apabila klien tidak mampu menoleransi nyeri, berikan
anestesi lokal
4.
Bila menggunakan arteri radialis, lakukan test allent untuk
mengetahuikepatenan arteri
5.
Untuk memastikan apakah yang keluar darah vena atau darah arteri, lihat
darah yang keluar, apabila keluar sendiri tanpa kita tarik berarti darah arteri
6.
Apabila darah sudah berhasil diambil, goyangkan spuit sehingga darah
tercampur rata dan tidak membeku
7.
Lakukan penekanan yang lama pada bekas area insersi (aliran arteri lebih
deras daripada vena)
8.
Keluarkan udara dari spuit jika sudah berhasil mengambil darah dan tutup
ujung jarum dengan karet atau gabus
9.
K.
Prosedur Pengambilan
1.
Persiapan Pasien
a)
b)
c)
d)
2.
Alat
a)
b)
c)
d)
e)
Kapas alcohol
f)
g)
Apakah menerima O2 dan bila ya berapa banyak dan dengan rute apa
Suhu pasien
3.
Tekhnik
a)
b)
Bila menggunakan pendekatan arteri radialis lakukan tes Allens. Secara terus
menerus bendung arteri radialis dan ulnaris. Tangan akan putih kemudian pucat.
Lepaskan aliran arteri ulnaris. Tes allens positif bila tangan kembali menjadi
berwarna merah muda. Ini meyakinkan aliran arteri bila aliran arteri radialis tidal
paten
c)
i)
Setelah darah 5 ml diambil, jarum dilepaskan dan petugas yang lain
menekan area yang di pungsi selama sedikitnya 5 menit (10 menit untuk pasien
yang mendapat antikoagulan)
j)
Gelembung udara harus dibuang keluar spuit. Lepaskan jarum dan tempatkan
penutup udara pada spuit. Putar spuit diantara telapak tangan untuk
mencampurkan heparin
k)
\Spuit diberi label dan segera tempatkan dalam es atau air es, kemudian
dibawa kelaboratorium
L.
Nilai Normal
Satuan
pH
7,35 7,45
paCO2
35 45
mmHg
paO2
80 100
mmHg
HCO3
20 - 26
mEq/l
Total CO2
21 - 27
mEq/l
Base Ekses
mEq/l
Saturasi O2
95 98
SBc
22 26
mEq/l
M. Pembacaan AGD
Hasil interpretasi AGD
Asidosi
s
Metaboli
k
HCO3
PCO2
PH
Tak terkompensasi
Terkompensasi sebagian
Terkompensasi sempurna
Alkalosi
s
Metaboli
k
1.
HCO3
PCO2
PH
Tak terkompensasi
Terkompensasi sebagian
Terkompensasi sempurna
2.
Lihat hasil HCO3 atau pCO2 yang mendukung sesuai dengan hasil pH (untuk
menentukan respiratirik atau metabolik)
3.
Lihat hasil HCO3 atau pCO2 yang hasilnya berlawanan dengan pH (untuk
menentukan adanya kompensasi sebagaian atau tidak)
4.
Bila nilai Ph normal tetapi terjadi kelainan nilai HCO3 atau PCO2 maka;
1.
Lihat nilai pH, pH 7,35 7,40 adalah asidos dan pH 7,41 7,45 adalah
alkalosis
2.
Lihat hasil HCO3 atau pCO2 yang mendukung sesuai dengan hasil pH (untuk
menentukan respiratirik atau metabolik)
3.
Lihat hasil HCO3 atau pCO2 yang hasilnya berlawanan dengan pH (untuk
menentukan adanya kompensasi penuh atau tidak)
4.
Dikatakan tidak ada kompensasi bila status asam basa yang tidak sesuai dengan
status pH dalam batas normal.
2.
Kompensasi Sebagian
Dikatakan terdapat kompensasi sebagian bila status asam basa yang tidak sesuai
dengan status pH berada diluar batas normal dan nilai pH sendiri juga diluar batas
normal
3.
Kompensasi Penuh
Dikatakan kompensasi penuh bila status asam basa yang tidak sesuai dengan
status pH diluar batas normal, tetapi nilai pH dalam batas normal.
N.
O.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.cvmbs.colostate.edu/clinsci/wing/fluids/bloodgas.htm
http://ajrccm.atsjournals.org/cgi/content/full/157/4/S114
http://www.rcjournal.com/cpgs/sabgacpg.html
DIPOSKAN OLEH VEYLOVABLE DI 18.30