Professional Documents
Culture Documents
RANAH KOGNITIF
DALAM PEMBELAJARAN
Dosen Pembina:
Prof. Dr. H. Punaji Setyosari, M.Pd., M.Ed.
Oleh:
NAMA : SIYAMTA
NIM : 130121909684
--
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami Haturkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan Ijin dan
Kehendak-Nya Makalah tentang Ranah Kognitif Dalam Pembelajaran ini dapat
diselesaikan oleh penulis.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Akhir Mata Kuliah Teori dan Model dalam
TEP Program Doktor (S3) Teknologi Pembelajaran Universitas Negeri Malang.
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Bapak Prof Dr. Punadji Setyosari, M.Pd.,
M.Ed, selaku dosen Pembina mata kuliah Teori dan Model dalam TEP yang telah
membimbing penulis, sehingga berhasil menyelesaikan makalah ini. Kritik dan saran
yang bersifat konstuktif sangatlah Penulis harapkan demi penyempurnaan lebih lanjut.
Namun demikian, semoga yang sederhana ini bermanfaat bagi para pembacanya.
Siyamta
Mahasiswa Program S3-TEP UM
ABSTRAK
Pembelajaran merupakan kegiatan interaktif dan timbal balik antara pendidik dan
peserta didik. Untuk mencapai kompetensi yang diharapkan maka seorang pendidik
seharusnya menyiapkan berbagai kebutuhan sebalum mengajar termasuk kebutuhan
setelah mengajar. Merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran
merupakan kegiatan wajib yang harus dilakukan oleh guru. Dengan demikian guru
dapat berkreasi dan berinovasi pada kelasnya dengan teori yang mendasari proses
pembelajaran tersebut. Tujuan dari pembelajaran adalah untuk membantu siswa untuk
memahami konsep utama pada suatu topik atau mata pelajaran. Kemampuan berpikir
merupakan faktor penting dalam proses pembelajaran siswa. Kemampuan berpikir
seseorang dapat dikembangkan melalui belajar, bertanya pada diri sendiri, memiliki
keinginan untuk menghasilkan sesuatu yang baru, berkemauan memanfaatkan
sesuatu yang ada di sekitar, sehingga menghasilkan sesuatu yang berguna bagi
dirinya maupun bagi orang lain.
Terdapat banyak teori belajar yang mendasari proses pembelajaran. Beberapa
diantaranya yaitu teori Bloom, Gagne, Ausubel, Anderson, Merril, dan Reigeluth. Teori
belajar Bloom secara umum memeparkan tentang ranah pembelajaran (kognitif, afektif
dan psikomotor). Teori belajar Gagne menyatakan bahwa belajar dipengaruhi oleh
faktor dari luar diri dan faktor dalam diri dan keduanya saling berinteraksi.Teori
Ausubel secara umum memaparkan bahwa pembelajaran harus bermakna yang
terbagi dalam dua dimensi yaitu penyampaian informasi dan penemuan. Teori
Anderson berkaitan dengan deklaratif dan prosedural knowledge, sedangkan
Taksonomi Reigeluth berkaitan dengan memorize information, understand relationship,
Apply skill dan Apply generic skill.
DAFTAR ISI
B.
C.
D.
B.
C.
D.
Kesimpulan ...................................................................................................... 19
B.
Saran ............................................................................................................... 19
BAB I PENDAHULUAN
segala
kegiatan
pembelajaran
bermuara
pada
tercapainya
kegiatan
Keuntungan yang dapat diperoleh melalui penuangan tujuan pembelajaran antara lain
sebagai berikut : (1) Waktu mengajar dapat dialokasikan dan dimanfaatkan secara
tepat, (2) Pokok bahasan dapat dibuat seimbang sehingga tidak ada materi pelajaran
yang dibahas terlalu mendalam atau terlalu sedikit, (3) Guru dapat menetapkan berapa
banyak materi pelajaran yang dapat atau sebaiknya disajikan dalam setiap jam
pelajaran, (4) Guru dapat menetapkan urutan dan rangkaian materi pelajaran secara
tepat, (5) Guru dapat dengan mudah menetapkan dan mempersiapkan strategi belajar
mengajar yang paling cocok dan menarik, (6) Guru dapat dengan mudah
mempersiapkan berbagai keperluan peralatan maupun bahan dalam keperluan belajar,
(7) Guru dapat dengan mudah mengukur keberhasilan siswa dalam belajar, (8)
Guru dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan lebih baik dibandingkan dengan
hasil belajar tanpa tujuan yang jelas.
-1-
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut :
1. Apa hakekat belajar dan pembelajaran?
2. Apa yang dimaksud dengan Taksonomi Pembelajaran?
3. Apa yang dimaksud dengan Kognitif Domain beserta Hirarkinya?
4. Bagaimana deskripsi perbandingan antar Framework pembelajaran ?
C. Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui hakekat pembelajaran
2. Untuk mengetahui berbagai macam taksoni pembelajaran
3. Untuk mengetahui kognitif domain
4. Untuk mengetahui perbandingan antar framework pembelajaran
D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan penulis dalam penulisan makalah ini adalah studi kepustakaan
melalui literatur buku-buku yang relevan serta dari berbagai media lainnya terutama
internet.
-2-
BAB II PEMBAHASAN
Proses pembelajaran yang terjadi pada umumnya adalah seseorang lebih banyak
dituntut untuk mendengarkan dari pada aktif atau kreatif, mereka hanya dijadikan
obyek dalam belajar hal ini terjadi dari jenjang pendidikan tingkat dasar sampai
menengah atas, hampir 12 tahun mereka belajar seperti itu, maka tidak heran ketika
memasuki perguruan tinggi mereka tidak siap dengan metode belajar mandiri. Pada
dasarnya proses pendidikan itu berkesinambungan artinya proses pendidikan
sebelumnya akan memengaruhi proses pendidikan selanjutnya, oleh karenanya
konsep student centre atau siswa merupakan subyek dalam pembelajaran harus
benar-benar diterapkan oleh para pendidik disemua jenjang pendidikan karena hal
tersebut akan berpengaruh terhadap cara mereka belajar dijenjang berikutnya.
Ketidaksiapan seseorang dalam memasuki perguruan tinggi juga dikarenakan faktor
mindset atau cara pandang seseorang dalam memaknai belajar. Sedikitnya ada
beberapa potensi yang harus dikembangkan dalam proses belajar diantaranya aspek
kognitif, menurut Bloom (Djahiri, 1996) aspek tersebut mencakup hapalan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Dalam hal ini mahasiswa
dituntut untuk dapat mengingat, memahami, menganalisis dan menyimpulkan serta
menerapkan sebuah teori dalam permasalahan yang sesungguhnya, dengan itu
mereka diharapkan menjadi seorang pembelajar aktif, kritis serta reaktif terhadap
permasalahan yang ada. Sementara secara afektif yang meliputi emosi, feelingminding, cita rasa, kemauan, kecintaan, sikap, sistem nilai serta sistem keyakinan
(Djahiri, 2007). Itu berarti mahasiswa diharapkan memiliki motivasi atau minat yang
Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |
-3-
tinggi terhadap proses belajar sehingga mereka dapat menghargai proses belajar serta
dapat mengintegrasikan nilai-nilai yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari.
Berikutnya aspek psikomotorik dimana mahasiswa dapat mempraktikkan kompetensi
atau keahliannya dalam dunia kerja, wirausaha dan kehidupan bermasyarakat. Proses
belajar seperti ini harus didukung oleh seluruh stakeholder kampus khususnya dosen
yang
bertindak
sebagai
pembimbing,
patner,
serta
motivator
bagi
seluruh
mahasiswanya.
-4-
Keterangan :
Bloom yang warna Merah (Sudah direvisi / New Bloom).
Berdasarkan pada tabel di atas, maka maka terdapat 6 Taksonomi, yaitu Taksonomi
Bloom, Taksonomi Gagne, Taksonomi Ausubel, Taksonomi Anderson, Taksonomi
Merril, Taksonomi Reigeluth.
1. Taksonomi Bloom
Taksonomi Bloom memiliki hirarki yang paling banyak (6 hirarki), baik yang belum
direvisi maupun yang sudah direvisi. Pembahasan tentang Taksonomi Bloom lebih
lanjut apa pada Point B.
2. Taksonomi Gagne
Gagne mengkategorikan taksonomi hasil belajar dalam lima komponen, yaitu:
informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan
motorik. Dengan demikian, maka tiga ranah dalam taksonomi Bloom tercakup semua
di dalam taksonomi Gagne. Gagne mengelompokkan kedalam lima komponen
dikarenakan atas asumsi bahwa hasil belajar yang berbeda tersebut memerlukan
kondisi belajar yang berbeda pula. Artinya, untuk membangun strategi kognitif siswa
memerlukan kondisi berbeda dengan ketika kita ingin membangun sikap atau
keterampilan motorik. Gagne membagi hasil belajar menjadi lima kategori kapabilitas
sebagai berikut :
Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |
-5-
keterampilan
intelektual
merupakan
kemampuan
untuk
dapat
tersebut
diperoleh
melalui
belajar.
Kapabilitas
belajar
memperbedakan,
belajar
pembentukan
konsep,
belajar
-6-
dan belajar menghafal (rote learning). Menurut Ausubel belajar bermakna terjadi jika
suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep yang relevan yang
terdapat dalam struktur kognitif seseorang, selanjutnya bila tidak ada usaha yang
dilakukan untuk mengasimilasikan pengertian baru pada konsep-konsep yang relevan
yang sudah ada dalam struktur kognitif, maka akan terjadi belajar hafalan. Faktorfaktor utama yang mempengaruhi belajar bermakna menurut Ausubel adalah struktur
kognitif yang ada, stabilitas dan kejelasan pengetahuan dalam suatu bidang studi
tertentu dan pada waktu tertentu. Seseorang belajar dengan mengasosiasikan
fenomena baru ke dalam skema yang telah ia punya. Dalam prosesnya siswa
mengkonstruksi apa yang ia pelajari dan ditekankan pelajar mengasosiasikan
pengalaman, fenomena, dan fakta-fakta baru kedalam system pengertian yang telah
dipunyainya. Teori belajar bermakna Ausubel ini sangat dekat dengan inti pokok
konstruktivisme.
Keduanya
menekankan
pentingnya
siswa
mengasosiasikan
pengalaman, fenomena, dan fakta-fakta baru kedalam sistem pengertian yang telah
dipunyai. Keduanya menekankan pentingnya asimilasi pengalaman baru kedalam
konsep atau pengertian yang sudah dipunyai sisw. Keduanya mengandalkan bahwa
dalam pembelajaran itu aktif.
4. Taksonomi Anderson
Taksonomi menurut Anderson dibedakan menjadi declarative Knowledge dan
Procedural Knowledge. Pengetahuan Deklaratif, yaitu pengetahuan yang bisa
dideklarasikan biasanya dalam bentuk kata atau singkatnya pengetahuan konseptual.
Pengetahuan Prosedural, yaitu pengetahuan tentang tahapan yang harus dilakukan
misalnya dalam hal pembagian satu bilangan ataupun cara kita mengemudikan
sepeda, singkatnya pengetahuan bagaimana atau bersifat aplikasi.
5. Taksonomi Merril
Taksonomi Merril. M. D. Merril sendiri menamakan taksonomi buatannya itu sebagai
Componen Display Theory (CDT). Merril (dalam Uno, Sofyan, dan Candiasa, 2001)
mengembangkan taksonominya dengan menyempurnakan teori Robert Gagne.
Taksonomi Merril membagi tujuan-tujuan pendidikan jadi dua kategori: isi dan kinerja
(teori Gagne). Kategori isi berisikan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur; sedangkan
kategori kinerja terdiri dari mengingat, menggunakan, dan menemukan. Namun,
Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |
-7-
Taksonomi Merril ini tak sekomprehensif Taksonomi Bloom sehingga jarang sekali
digunakan.
6. Taksonomi Reigeluth
Pada taksonomi Reigeluth terdapat 4 tingkatan, yaitu memorize information,
understand relationship, apply skill dan apply generic skill. Memorize information
berkaitan dengan bagaiman suatu informasi akan masuk dalam suatu memori
seseorang. Applying skill berkaitan dengan bagaimana suatu skill diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
C. Domain Cognitive Bloom
Taksonomi Bloom pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956.
Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan)
dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci
berdasarkan hirarkinya. Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
-8-
Dalam Taksonomi Bloom yang direvisi oleh David R. Krathwohl di jurnal Theory into
Practice, aspek kognitif dibedakan atas enam jenjang yang diurutkan seperti pada
gambar berikut ini.
Menjelaskan,
Menggambar,
Membilang,
Mengidentifikasi,
Mereproduksi,
Meninjau,
Memilih,
Menyatakan,
Mempelajari,
-9-
Mengasosiasikan,
Mengubah,
Membandingkan,
Mempertahankan,
Mendiskusikan,
Mempolakan,
Menggali,
Menguraikan,
Mencontohkan,
Memperluas,
Menghitung,
Menjalin,
Menerangkan,
Menyimpulkan,
Mengkontraskan,
Membedakan,
Mengemukakan,
Meramalkan,
Merangkum,
Menjabarkan.
3). Application / Applying (C3)
Pertanyaan
penerapan
menyelesaikan
masalah
mencakup
atau
penggunaan
mengerjakan
suatu
tugas.
prosedur
Oleh
untuk
karena
itu,
Mengkalkulasi,
Memodifikasi,
Membiasakan,
Mencegah,
Mengklasifikasi,
Menentukan,
Menghitung,
Menggambarkan,
Memproduksi,
Memproses,
Mengaitkan,
Menyusun,
-10-
Mengorganisir,
Menyusun
Menyusun
outline,
ulang,
Mengubah
Mengintegrasikan,
struktur,
Mengkerangkakan,
Membedakan,
Menyamakan,
Megkorelasikan,
Membagankan,
Merasionalkan,
Menyimpulkan,
Menguji,
Mencerahkan,
Menemukan,
Menelaah,
Membangun,
Mengkreasikan,
Meningkatkan,
Menggeneralisasi,
Menanggulangi,
Menghubungkan,
Mengoreksi,
Merancang,
Memperjelas,
Memfasilitasi,
Menggabungkan,
Menciptakan,
Merencanakan,
Membentuk,
Memadukan,
Mendikte,
Merumuskan,
Membatas,
Mereparasi,
Mengkritik,
Memprediksi,
Menilai,
Menguji,
Membenarkan,
Menyalahkan.
Menugaskan,
Menafsirkan,
Mempertahankan,
Memerinci,
-11-
Membangun,
Merencanakan,
Memproduksi,
Menemukan,
2. Ranah Afektif
Indikator pada ranah afektif merupakan sikap yang diharapkan saat dan setelah siswa
melakukan serangkaian kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran IPA, indikator
afektif berkaitan dengan salah satu hakekat IPA yaitu sikap ilmiah. Oleh karena itu,
indicator afektif disusun dengan menggunakan kata kerja operasional dengan objek
sikap ilmiah. Beberapa contoh sikap ilmiah adalah : berlaku jujur, peduli,
tanggungjawab dan lain-lain.
(A2)
: Menjawab,
Membantu,
Mengajukan,
Mengompromika,
Mengimani,
Mengundang,
Menggabungkan,
Mengusulkan,
Menekankan, Menyumbang
4). Mengelola
(A4)
Mengombinasikan,
: Menganut,
Mengubah,
Mempertahankan,
Menata,
Membangun,
Mengklasifikasikan,
Membentuk
pendapat,
(A5)
Mendengarkan,
: Mengubah
Mengkualifikasi,
perilaku,
Berakhlak
Melayani,
mulia,
Menunjukkan,
Mempengaruhi,
Membuktikan,
Memecahkan
3. Ranah Psikomotor
Indikator psikomotorik merupakan perilaku (behavior) siswa yang diharapkan tampak
setelah siswa mengikuti pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang telah
Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |
-12-
(P3)
: Mengalihkan,
Menggantikan,
Memutar,
Mengirim,
(P4)
Menggunakan,
: Mengalihkan,
Memulai,
Mempertajam,
Menyetir,
Membentuk,
Menjeniskan,
Menempel,
Memadankan,
Menseketsa,
Melonggarkan, Menimbang.
-13-
Dengan memperhatikan pada gambar di atas terlihat bahwa setiap tingkatan sudah
menggunakan aplikasi web atau desktop maupun berbasis mobile. Tujuan dari
pembelajaran adalah untuk membantu siswa untuk memahami konsep utama pada
suatu topik atau mata pelajaran.
DESCRIPTION
Type of Learning
Control of Learning
Focus of Learning
Grouping For Learning
Interactions for Learning
Support for Learning
1. Type of Learning
Jenis pembelajaran berkaitan dengan teori ataupun metode yang nantinya akan
digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan pada Taksonomi
Reigeluth, maka tipe pembelajaran digambarkan seperti gambar berikut ini.
Type of Learning
Memorize
Information
Apply
Skills
Understand
Relationship
Apply
General
Skill
-14-
2. Control of Learning
Control of learning berkaitan dengan siap yang mengendalikan proses pembelajaran.
Ada 2 jenis model kegiatan pembelajaran, yaitu: (a) kegiatan pembelajaran yang
berfokus pada guru (teachers-centered learning) dan (b) kegiatan pembelajaran yang
berfokus pada peserta didik (students-centered learning). Pada era tahun 1980 an
dimana sumber belajar belum mudah diperoleh atau belum banyak seperti saat ini,
maka model pembelajaran waktu itu cenderung menggunakan Teacher Centered.
Pada awalnya, guru memang merupakan salah satu atau dapat dikatakan sebagai
satu-satunya komponen penting dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran
dapat berlangsung atau tidak, sangat ditentukan oleh keberadaan guru. Seandainya
karena satu dan lain hal, guru terpaksa tidak dapat hadir di sekolah, maka kegiatan
pembelajaran pun dapat dikatakan tidak akan berlangsung. Guru memang benar-benar
berfungsi sebagai satu-satunya sumber belajar bagi peserta didiknya. Oleh karena
itulah guru menjadi komponen yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran.
Apabila kegiatan pembelajaran tidak dapat berlangsung hanya dikarenakan guru
berhalangan hadir, maka keadaan yang demikian ini mengindikasikan bahwa
ketergantungan peserta didik kepada gurunya sangat tinggi dalam keterlaksanaan
kegiatan pembelajaran. Artinya, tidak ada alternatif lain yang dapat ditempuh agar
kegiatan pembelajaran tetap dapat
berlangsung.
Manakala kondisi
kegiatan
Control of Learning
Teacher
Centered
Student
Centered
-15-
Kegiatan pembelajaran yang berfokus pada peserta didik ditandai dengan terarah atau
terfokusnya kegiatan perancangan, pembelajaran, dan penilaian pada kebutuhan dan
kemampuan peserta didik. Gagasan utama yang menjadi latar belakang konsep ini
adalah bahwa kegiatan pembelajaran akan menjadi sangat menarik dan bermakna
apabila (a) topik-topik materi pelajaran yang dirancang untuk dipelajari peserta didik
adalah yang relevan dengan kehidupan, kebutuhan, dan minat mereka, dan (2) peserta
didik terlibat aktif dalam menciptakan, memahami, dan menghubungkan materi
pelajaran yang dipelajari dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya
(McCombs and Whistler, 1997).
Model kegiatan pembelajaran yang berfokus pada peserta didik menurut Molly
Johnson (Johnson, 2007) antara lain ditandai dengan serangkaian kondisi berikut ini,
yaitu:
1)
2)
guru menciptakan kelas yang dikelolanya lebih kondusif terhadap kegiatan dan
interaksi peserta didik yang mengarah pada pengalaman belajar yang produktif,
3)
peserta didik aktif dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pembelajaran
ketimbang hanya duduk manis, pasif selama kegiatan pembelajaran sedang
berlangsung di dalam kelas, dan
4)
-16-
3. Focus of Learning
Fokus pembelajaran dibedakan menjadi 4, yaitu apakah pembelajaran berfokus pada
interdisciplinary, problem, domain atau
Focus of Learning
Interdisciplinary
Topic
Problem
Domain
Individual
Pairs
Teams
(36)
Groups
(7+)
-17-
StudentStudent
NON HUMAN
Other
StudentTools
StudentInformation
StudentEnvirontments
Other
Keduanya
Emotional
Support
-18-
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas tentang ranah kognitif dalam pembelajaran, dapat
disimpulkan bahwa :
Pembelajaran merupakan kegiatan interaktif dan timbal balik antara pendidik dan
peserta didik. Untuk mencapai kompetensi yang diharapkan maka seorang pendidik
seharusnya
menyiapkan
berbagai
kebutuhan
sebalum
mengajar
termasuk
Taksonomi
Reigeluth
berkaitan
dengan
memorize
information,
-19-
DAFTAR PUSTAKA
Reigeluth, C.M., Ed. (1999) Instructional Design Theories and Models: A New
Paradigm of Instructional Theory. Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaaum Associates,
Publishers.
Reigeluth, C.M., Ed. (2009) Instructional Design Theories and Models: A New
Paradigm of Instructional Theory. Mahwah, NJ: Lawrence Erlbaaum Associates,
Publishers.
Medsker K.L. & Holdsworth, K.M (2001) Models and Strategies for Training Design.
Silver Spring, MD: International Sociey for Performance Improvement
Publication
Schunk, D.H. 2012, Learning Theories An Educational Perspective, Sixth Edition,
Boston : Pearson Publishing.
Joyce, B., & Weil, M. (2003). Model of Teaching. Massachusetts: Allyn & Bacon.
Johnson, Molly. (2007). Learner-centered Education as A Model and A Platform for
Training Graduate Teaching Assistants in Professional Skills. Sumber
Internet.http://72.14.235.104/search?q=cache:Jh9huPl4AZsJ:fie.engrng.
pitt.edu/fie98/papers/johnson.pdf+teachercentered+classroom&hl=en&ct=clnk&cd=50).
McCombs, B. L., & Whisler, J. S. (1997). The Learner-centered Classroom and School.
San Francisco: Jossey-Bass.
http://psb-psma.org/content/blog/4947-kata-kerja-operasional-untuk-pengembanganindikator-pada-silabus-dan-rpp-anda
http://faheipen.blogspot.com/2011/06/memahami-konsep-belajar.html
-20-
Biografi
SIYAMTA, dilahirkan di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Menyelesaikan pendidikan formal SD,SMP, dan STM di Yogyakarta.
Meraih gelar S1 (S.Pd.) Sarjana Pendidikan Teknik Elektronika dari
IKIP Yogyakarta pada tahun 1998. Meraih gelar Sarjana Sain
Terapan (S.ST.) bidang keahlian Teknik Informatika pada tahun 2002
dari PENS ITS Surabaya melalui beasiswa dari Dikmenjur
Depdiknas. Gelar Magister Teknik (M.T) dengan predikat Cumlaude
diperoleh pada tahun 2005 melalui beasiswa unggulan Depdiknas di
Program Pasca Sarjana ITB dalam bidang Teknik Elektro,
Konsentrasi Teknologi Informasi.
-21-
-22-
-23-
-24-
-25-
-26-
-27-
-28-
-29-
-30-
-31-
-32-
-33-
-34-
-35-