You are on page 1of 7

PRAKTIKUM DESAIN TEKSTIL

DEKOMPOSISI KAIN LENO

Nama

: Wika Nurjanah Putri

NPM

: 14010082

Grup

: 3T4

Dosen

: Siti R., A.T., M.T.

Asisten

: Resty M. H., S.ST.


Tjiptodi

POLITEKNIK STTT BANDUNG


2016

1. Maksud dan Tujuan


Agar mengetahui ciri-ciri dan karakteristik kain leno
Agar dapat mendekomposisi kain leno
2. Teori Dasar
Tenun Silang Leno (Leno Weave)
Tenun silang leno merupakan tenunan dimana dua benang lusi melilit benang pakan,
sehingga seakan-akan mengunci benang pakan yang terpisah dengan pakan lainnya
secara merata. Kain yang diciptakan dengan tenunan ini biasanya akan terlihat tipis
(kadang menyerupai renda atau lace) namun kuat. Walaupun kelihatannya rapuh,
tetapi lilitan dari benang benang bisa memberikan kekuatan dan kestabilan.

Ket :

= lusi dasar
= lusi leno
= pakan

3. Alat dan Bahan


Alat :
1 Gunting
2 Penggaris
3 Timbangan dengan skala gram dan miligram
Bahan :
Kain Contoh Uji
4. Cara Kerja
1. Menentukan arah Lusi dan pakan
2. Menghitung tetal lusi dan tetal pakan .
3. Menimbang kain contoh uji dengan ukuran 10 x 10 cm, kemudian catat
beratnya.
4. Mengambil benang lusi dari 2 (dua) sisi yang berbeda pada kain contoh uji terse
but sebanyak masing-masing 5 (lima) helai, sehingga total benang

yang diperolehnya sebanyak 10 helai, Lalu menimbangnya. Demikian pula


untuk benang pakannya.
5. Mengukur panjang benang lusi helai demi helai lalu rata-ratakan (diluruskan),
lalu mencatat panjang dari masing-masing benang tersebut. Demikian pula
untuk benang pakannya, lalu nilai yang telah diperoleh dari benang
tersebut dirata-ratakan. Nilai tersebut digunakan untuk menghitung mengkeret
lusi dan pakan.
6. Menghitung nomor benang lusi dan pakan dari masing-masing dari data yang
sudah diperoleh.
7. Melalukan perhitungan terhadap berat lusi dan pakan untuk memperoleh selisih
berat.
8. Menggambar anyaman dari hasil yang diuji (contoh uji).
5. Data dan Perhitungan
1. Tetal Lusi Dasar = 15 helai/7,5 cm = 2 helai/cm
Tetal Lusi Leno = 15 helai/7,5 cm = 2 helai/cm
Tetal Pakan = 14 helai/7,5 cm = 1,86 helai/cm
2. Berat kain (10x10) cm = 1,22 g
3. Berat benang 10 helai :
Lusi Dasar : 137,5 mg = 0,1375 g
Lusi Leno : 137 mg = 0,137 g
Pakan : 0,32 g
4. Panjang Benang setelah diluruskan :
Lusi Dasar :
10,3 cm
10,2 cm
10,3 cm
10,2 cm
10,25 cm
10,3 cm
10,3 cm
10,2 cm
10,2 cm
10,3 cm
Jumlah = 102,55 cm = 1,0255 m
Rata rata = 10,25 cm
Lusi Dasar :
10,3 cm
10,3 cm
10,3 cm
10,2 cm
10,3 cm
10,3 cm
10,3 cm
10,3 cm
10,3 cm
10,25 cm
Jumlah = 102,85 cm = 1,0285 m
Rata rata = 10,28 cm
Pakan :
10 cm
10 cm
10 cm

10 cm
10,05 cm
10,05 cm

10,05 cm
10,05 cm
10,05 cm
10,05 cm
Jumlah = 100,3 cm = 1,003 m
Rata-rata = 10,03 cm
5. Mengkeret benang lusi dasar :
mL =

P bPk
x 100
Pb

10, 2510
x 100
10, 25

= 2,44 %

10,2810
x 100
10, 28

= 2,72 %

10,0310
x 100
=
10,03

= 0,30 %

Mengkeret benang lusi leno :


mP =

P bPk
x 100
Pb

Mengkeret benang pakan :

P bPk
x 100
mP =
Pb

6. Nomor benang lusi dasar :

panjang (m)
berat( g)

1,0255 m
0,1375 g

Nm =

= 7,46 m/g

Ne1 = 0,59 x Nm = 0,59 x 7,46 = 4,40

Tex =

1000 tex
Nm

1000
7,46

= 134,05

Td =

9000Td
Nm

9000
7,46

= 1206,43

Nomor benang lusi leno :

panjang (m)
berat( g)

Nm =

Ne1 = 0,59 x Nm = 0,59 x 7,51 = 4,43

Tex =

1000 tex
Nm

Td =

9000Td
Nm

1,0285 m
0,137 g

= 7,51 m/g

1000
7,51

= 133,15

9000
7,51

= 1198,40

Nomor benang pakan :

panjang (m)
berat( g)

1,003 m
0,32 g

Nm =

= 3,13 m/g

Ne1 = 0,59 x Nm = 0,59 x 3,13 = 1,85

Tex =

1000 tex
Nm

1000
3,13

= 319,49

Td =

9000Td
Nm

9000
3,13

= 2875,40

7. Berat kain / m2 secara teoritis :


- Dengan penimbangan :
berat kain/m2 = berat contoh x
-

100 x 100
10 x 10

= 1,22 gr x 100 = 122 gr/m2


Dengan perhitungan :
Lusi dasar :

100
x Lk x
x Pk
( helai
)
cm
100 Ml
m
cm
Nm lusi ( ) x 100 ( )
g
m

tetal lusi
=

2
=

cm
100
x 100
x
x 100 cm
( helai
)
cm
mm 100 2,44
m
cm
7,46 ( ) x 100 ( )
g
m

= 27,35 g/m2

Lusi leno :

100
x Lk x
x Pk
( helai
)
cm
100 Ml
m
cm
Nm lusi ( ) x 100 ( )
g
m

tetal lusi
=

2
=

cm
100
x 100
x
x 100 cm
( helai
cm )
mm 100 2,72
m
cm
7,51 ( ) x 100 ( )
g
m

= 27,43 g/m2

Pakan :

100
x Lk x
x Pk
( helai
)
cm
100 M p
m
cm
Nm pakan ( ) x 100 ( )
g
m

tetal pakan
=

1,86
=

cm
100
x 100
x
x 100 cm
( helai
)
cm
mm 100 0,30
m
cm
3,13 ( ) x 100 ( )
g
m

= 59,42 g/m2

Berat kain (B4) = 27,35 g/m2 + 27,43 g/m2 + 59,42 g/m2 = 114,2 g/m2
8. Selisih berat penimbangan dengan perhitungan :

Selisih (%) =
=

B 4B 1
B4
122 114,2
122

X 100 %
X 100 %

= 6,39 %

9. Gambar Anyaman

10. Contoh Kain

6. Diskusi
Kain rangkap adalah kain yang terdiri dari dua lapis atau lebih yang ditenun bersama
Menentukan arah lusi dengan cara melihat anyaman lenonya.
Pada praktikum ini kita menghitung tetal benang setiap 7,5 cm, tetal benang
digunakan untuk mengetahui kerapatan benang-benang dalam kain setiap satuan
panjang tertentu. Kesalahan terhadap perhitungan tetal akan berpengaruh pada
selisih berat kain/m2 (antara hasil penimbangan dengan hasil perhitungan )
Dalam menimbang contoh uji sebaiknya harus benar-benar diam (seimbang)
sehingga hasil yang didapat lebih akurat.
Pada saat meluruskan benang usahakan agar benang benar-benar lurus (tidak ada
yang mengkeriting) untuk mendapatkan hasil yang akurat.

Persentase selisih berat penimbangan dan teoritis yang diperoleh sebaiknya kurang
dari 5%.

7. Kesimpulan
Dari praktikum yang sudah dilakukan, didapatkan hasil percobaan :
a. Mengkeret benang :
Lusi dasar : 2,44 %
Lusi leno : 2,72 %
Pakan : 0,30 %
b. Nomor benang lusi dasar :
- Nm = 7,46 m/g
- Ne1 4
- Tex = 134 tex
- Td = 1206 Td
Nomor benang lusi dasar :
- Nm = 7,51 m/g
- Ne1 4
- Tex = 133 tex
- Td = 1198 Td
Nomor benang pakan :
- Nm = 3,13 m/g
- Ne1 2
- Tex = 319 tex
- Td = 2875 Td
c. Berat kain / m2 secara teoritis :
- Dengan penimbangan :
berat kain/m2 = 122 gr/m2
- Dengan perhitungan :
Lusi dasar = 27,35 g/m2
Lusi leno = 27,43 g/m2
Pakan = 59,42 g/m2
Berat kain = 27,35 + 27,43 + 59,42 = 114,2 g/m2
d. Selisih berat penimbangan : 6,39 %

You might also like