You are on page 1of 15

COST, VOLUME AND PROFIT ANALYSIS

Di dalam analisis break even point titik berat analisis terletak


pada tingkat penjualan minimum yang menghasilkan laba sama dengan nol, sedangkan Analisis Biaya, Volume dan Laba
titik berat analisis terletak pada sampai seberapa besar perubahan-perubahan pada biaya, volume dan harga jual berakibat
pada perubahan laba perusahaan.
Untuk memudahkan analisis dapat dibuat grafik laba dan
volume (profit-volume graph) dengan cara sebagai berikut:
1.

Grafik dibuat dengan membagi dua bagian yang dibatasi dengan


garis penjualan yang dibuat mendatar.

2.

Kemudian ditarik garis rugi-laba yang menghubungkan titik-titik


rugi atau laba pada berbagai volume penjualan. Kerugian terbesar
adalah sebesar biaya tetap, yang terjadi pada volume penjualan sama
dengan nol.

3.

Ttitik pertemuan garis rugi-laba dengan garis penjualan


menunjukkan titik impas.

Laba
51.600

60 50 40 30 20 -

Margin of safety

Sales

BEP

10 0
10 -

34,4

68,8

103,2

137,6

172

20 30 40 50 60 70 -

Rugi

Profit-Volume Graph

MANFAAT ANALISIS HUBUNGAN BIAYA,


VOLUME DAN LABA BAGI MANAJEMEN
Hubungan antara biaya, laba dan volume dipengaruhi oleh
lima faktor sebagai berikut:
1. Harga Jual
2. Volume Penjualan
3. Komposisi Produk Yang Dijual
4. Biaya Varibel Per Satuan
5. Total Biaya Tetap
3

Akibat Perubahan Harga Jual Produk terhadap Hubungan


Biaya, Volume dan Laba.
Suatu perubahan dalam harga jual produk kemungkinan akan
mempunyai akibat terhadap kuantitas produk yang dijual, laba
dan BEP.
Contoh:
Diketahui: Rencana Penjualan sebanyak 200.000 unit dengan harga jual
Rp860,00 per unit. Biaya Variabel per unit Rp215,00 dan Total Biaya
Tetap sebesar Rp77.400.000,00.
Misalkan manajemen ingin mengetahui pengaruh beberapa usul manajer pemasaran terhadap laba tahun berjalan. Usul tersebut berhubungan dengan penetapan kebijakan harga jual produk. Menurut perkiraan
manajer pemasaran, apabila harga jual produk dinaikkan 25% diperkirakan volume penjualan turun 30%, sedangkan jika harga jual produk diturunkan 10% volume penjualan diperkirakan naik 30%.
4

Akibat masing-masing alternatif tersebut terhadap laba yang


diang-garkan dapat dilihat dalam Laporan Rugi-Laba sebagai
berikut:
Harga Jual
Turun 10%
Volume Produk
Naik 30%

Harga Jual
Rp860/unit
Volume Produk
200.000 unit

Harga Jual Naik


25% Volume
Produk Turun
30%

Hasil Penjualan

Rp 201.240

Rp 172.000

Rp 150.500

Biaya Variabel

Rp 55.900

Rp 43.000

Rp 30.100

Marginal Income

Rp 145.340

Rp 129.000

Rp 120.400

Biaya Tetap

Rp 77.400

Rp 77.400

Rp 77.400

Laba Bersih

Rp 67.940

Rp 51.600

Rp 43.000

BEP Rp 107.500

Rp 103.200

Rp 96.750

Laba

67.940
70 -

51600
60 -

43.000

50 40 30 -

20 -

BEP

10 0

30

60

90

Sales
120

150

180

210

10 20 -

30 40 50 60 70 -

Rugi

Profit-Volume Graph

Akibat Perubahan Komposisi Produk yang dijual terhadap hubungan


Biaya, Volume dan Laba
Produk A

Produk B

Produk C

Rp 25,00
Rp 15,00

Rp 30,00
Rp 12,00

Rp 50,00
Rp 15,00

Contribution Margin per unit Rp 10,00

Rp 18,00

Rp 35,00

Harga Jual per Unit


Biaya Variabel per Unit

Komposisi Produk Yang Dijual


Produk A= 20.000 unit
B= 10.000 unit
C= 5.000 unit

Produk A= 10.000 unit


B= 15.000 unit
C= 10.000 unit

Produk A= 5.000 unit


B= 15.000 unit
C= 15.000 unit

Hasil Penjualan
Biaya Variabel
Contribution Margin
Biaya Tetap

Rp 1.050.000,00
Rp 495.000,00
Rp 555.000,00
Rp 500.000,00

Rp 1.200.000,00
Rp 480.000,00
Rp 720.000,00
Rp 500.000,00

Rp 1.325.000,00
Rp 480.000,00
Rp 845.000,00
Rp 500.000,00

Laba Bersih

Rp

55.000,00

Rp

220.000,00

Rp

345.000,00

BEP

Rp

945.945,00

Rp

833.333,00

Rp

784.023,67
7

Analisis Hubungan Biaya. Volume dan Laba untuk Tiap


Produk dalam Perusahaan yang Memproduksi dan Menjual
Lebih dari Satu Macam Produk.
Produk

Hasil Penjualan

Biaya Varibel

Contribution
Margin

Persentase biaya
variabel dari
hasil penjualan

Profit
Volume
Ratio
(P/V Ratio)

A
B
C

Rp 250.000,00
Rp 450.000,00
Rp 500.000,00

Rp 150.000,00
Rp 180.000,00
Rp 150.000,00

Rp 100.000,00
Rp 270.000,00
Rp 350.000,00

60%
40%
30%

40%
60%
70%

Rp1.200.000,00

Rp 480.000,00

Rp 720.000,00

40%

60%

Biaya Tetap

Rp 500.000,00

Laba Bersih

Rp 220.000,00

Rp 500.000,00
BEP = ------------------- = Rp 833.333,00
0,60

ANALISIS BIAYA, KUANTITAS


DAN LABA
PENDAHULUAN
Model Analisa Biaya, Kuantitas dan Laba

Titik Impas (Break Even Point)


Adalah suatu keadaan dimana perusahaan dalam kondisi tidak mendapatkan laba atau menderita
kerugian.
Tiga Pendekatan Untuk Menunjukkan Titik Impas, Yaitu :
1. Pendekatan Persamaan
Rumus :
Penjualan = Biaya Variabel + Biaya Tetap + Laba
Keterangan :

Titik Impas.

= Laba adalah nol.

Contoh :
2. Pendekatan Grafis
Contoh :
3. Pendekatan Margin Kontribusi
Rumus :

Biaya tetap total


Margin kontribusi dalam rupiah per unit
Biaya tetap Total
Ratio Margin
Ratio margin kontribusi

Margin Kontribusi
x 100%
Penjualan

4. Pendekatan Grafik
a. Grafik titik impas pendekatan margin kontribusi.
Contoh :
b. Grafik titik impas pendekatan rugi laba.
Contoh :

COST PROFIT VOLUME ANALYSIS

Profit Equation
Operating

Total

Profit

Total
Revenue

TR =

Cost

Where :
TR =

P.x

TC =

V.X+F

price = harga per unit X

jumlah / kuantitas output.

Total Fixed Cost per periode.

Average Variable Cost.

Px = [V . X + F

[P V] x F

[P V] : contribution margin.

Is the amount each unit sold contributes toward :


1. Povering fixed cost.
2. Providing operating profit.
Asumsi :
CPV model mengasumsikan bahwa seluruh fixed cost adalah biaya periode dan tidak dialokasikan pada
produk.
Kesimpulan :
CPV consistent dengan variable costing tapi tidak dengan full-costing.

Manfaat CPV :
1. Break Event Point (BEP).
2. Target Volume.
3. Solving un-know :
a. Contribution margin.
b. Fixed cost.
3. Cash flow analysis.
4. Margin of safety.
Contoh :

Begalung Autos adalah dealer mobil Suzuki Karimun. Harga per unit @ 15.000,- (jual).
Adapun average variabel cost adalah sebagai berikut :

Harga per unit Suziki Karimun

Biaya operasi dealer

100

Komisi penjualan

600

Total

$ 12.300

$ 13.000

Adapun fixed cost per bulan adalah $ 30.000.


I.

Manager mengharapkan BEP pada bulan pertama, maka berapa unit mobil yang terjual?
BEP adalah kondisi dimana = 0 (nihil).

(P V) x F = 0.

(P V) x = F.

Rumus untuk mencari unit BEP :

F
P-V

30.000
15 unit Suzuki Karimun
15.000

II. Manager telah mengetahui bahwa BEP adalah 15 unit, sekarang ia menginginkan LABA
OPERASI sebesar $ 50.000,- maka berapa unit mobil yang harus terjual untuk
memenuhi harapannya?
1. Hitung contribution margin :
(P V) =

15.000 13.000
=

$ 2.000

2. Masukkan pada persamaan berikut :

50.000

50.000 = 2.000 x 30.000

Maka X

50.000 30.000
40 unit
2.000

III. Manager menemukan bahwa ia hanya mendapat jatah 30 unit Suzuki Karimun, namun ia masih berharap
bahwa ia akan meraih laba operasi sebesar $ 50.000, bagaimana caranya ?
1. Melalui Contribution Margin
500.000 = (P V) 30 30.000

(P - V)

80.000
$ 2.667
30

Kesimpulan :

Sang manager harus meningkatkan contribution margin dari $ 2.000 menjadi $ 2.667,- dengan cara :
a. Menaikkan harga jual.
b. Menurunkan variable cost.
c.

Kombinasi keduanya.

2. Melalui Fixed Cost


50.000 = (15.000 13.000 ) 30 F.
F = $ 10.000
Kesimpulan :
Manager harus mampu menurunkan Fixed Cost dari $ 30.000 menjadi $ 10.000.

Margin Of Safety
The excess of projected or actual sales over the break-even volume.
Margin of
Safety

Sales
Volume
(Unit)

BEP
Volume
(Unit)

Misal : apabila penjualan mobil adalah 20 unit, dan BEP 15 unit maka :
Margin of Safety = 20 15 = 5 unit.
Kesimpulan :
Penjualan dapat turun maximal 5 unit per periode sebelum terjadi kerugian, apabila ceteris paribus. Apabila
manager menghendaki kenaikan laba operasi maka ia dapat menempuh alternatif sebagai berikut :
1. Menaikkan harga penjualan.
2. Menurunkan variable cost per unit.
3. Menurunkan fixed cost.
4. Menaikkan volume penjualan.

Contribution Margin Ratio


Contribution margin as a percentage of sales revenue

P-V
, dimana :
P
P

price

variable cost

Manfaat :
1. BEP dalam satuan moneter ($, Rp, dsb).
2. Target penjualan.
3. Target laba.

Contoh Soal :
Lembaga bimbingan belajar Begalung Jaya menyelenggarakan bimbingan belajar bagi para lulusan
SMU yang ingin mengikuti UMPTN. Apabila : Fixed Cost = Rp. 10.000.000,Variabel Cost = Rp. 240.000 / peserta.
Biaya bimbingan = Rp. 1.000.000 / peserta.

Maka :
a. Tentukan BEP dalam unit.
b. BEP dalam Rp.
c.

Jumlah peserta apabila manajemen menghendaki laba Rp. 10.000,-

a. BEP dalam unit :

F
10.000.000

13,16 14
P - V 1.000.000 - 240.000

Kesimpulan :
Apabila manajemen menghendaki BEP maka harus mampu menarik sedikitnya 14 orang peserta.
b. BEP dalam Rp

(P V) x F = 0
(1.000.000 240.000) x 10.000.000 = 0
760.000 x = 10.000.000
x = 14 unit

(14)

c.

(14 x 1.000.000) [10.000.000 + (240 x 14).

14.000.000 (10.000.000 + 3.360.000)

640.000.

x apabila = 10.000.000
10.000.000 =

(1.000.000 240.000) x 10.000.000

10.000.000 =

760.000 x 10.000.000

20.000.000 =

760.000 x

28 orang

Analisis Hubungan Biaya-Volume-Laba (B-VL)


POSTED BY KELOMPOK 11 ON 22.36

ANALISIS HUBUNGAN BIAYA-VOLUME-LABA (B-V-L) Pertama

A.

Pengertian dan Manfaat Analisis B-V-L


Analisa Biaya-Volume-Laba adalah alat yang sangat berguna bagi manajer untuk menjalankan fungsinya.
Alat ini membantu mereka untuk memahami hubung-an antara biaya, volume dan laba organisasi dengan
memfokuskan hubungan lima elemen berikut: (1) Harga produk; (2) Volume atau tingkat aktivitas; (3) Biaya
variabel per unit; (4) Total biaya tetap; (5) Bauran produk yang dijual.
Karena analis Biaya-Volume-Laba membantu manajer untuk memahami hu-bungan antara biaya, volume
dan laba, alat analisis ini sangat berguna dalam proses pembuatan keputusan. Keputusan ini termasuk produk
apa yang akan dibuat atau dijual, bagaimanakah kebijakan penentuan harganya, apakah strategi pemasaran
yang digunakan, tipe fasilitas produksi apa yang diperlukan.
Ada beberapa asumsi yang mendasari analisis biaya-volume-laba, yaitu :
Harga jual konstan dalam cakupan yang relevan.
Biaya bersifat liniar dalam rentang cakupan yang cukup relevan dan dapat dibagi secara akurat kedalam elemen biaya

tetap dan biaya variabel.


Dalam perusahaan dengan multi produksi, bauran penjualannya tetap.
Dalam perusahaan manufaktur, persediaan tidak mengalami perubahan. Unit yang diproduksi sama dengan unit yang
terjual.
Laporan laba rugi dengan pendekatan kontribusi menekankan pada perilaku biaya dan hasilnya akan
sangat membantu manajemen untuk menentukan pengaruhnya terhadap laba karena perubahan harga jual,
biaya dan volume.
Acoustic Concepts, Inc.,
Laporan Laba Rugi Kontribusi
Untuk periode Juni
Total

Per unit

Penjualan (400 speaker)

100.000

$ 250

Dikurangi biaya variabel

60.000

150

Margin kontribusi

40.000

100

Dikurangi biaya tetap

35.000

Laba bersih

5.000

Perhatikan bahwa penjualan, biaya variabel, dan margin kontribusi disajikan dalam perhitungan per unit
dan juga total. Praktik seperti ini umum dilakukan untuk laporan laba rugi kontribusi yang akan digunak an oleh
manajemen untuk melakukan analisis profitabilitas.
Margin Kontribusi
Margin kontribusi adalah jumlah yang tersisa dari pendapatan dikurangi beban variabel. Jadi, ini adalah jumlah yang
tersedia untuk menutup beban tetap dan kemudian menjadi laba untuk periode tersebut. Margin kontribusi digunakan dulu
untuk menutup beban tetap dan sisanya akan menjadi laba. Jika margin kontribusi tidak cukup untuk menutup beban tetap
perusahaan, maka akan terjadi kerugian untuk periode tersebut. Ketika titik impas dicapai, laba bersih akan bertambah
sesuai dengan margin kontribusi per unit untuk setiap tambahan produk yang terjual. Untuk memperkirakan pengaruh
kenaikan penjaulan yang direncanakan terhadap biaya, manajer cukup mengalikan peningkatan dalam unit yang terjual
dengan margin kontribusi yang per unit. Hasilnya akan menggambarkan peningkatan laba yang diharapkan.
Margin Keamanan
Margin Keamanan adalah kelebihan dari penjualan yang dianggarkan diatas titik impas volume penjualan. Margin
keamanan menjelaskan jumlah dimana penjualan dapat menurun sebelum kerugian mulai terjadi. Semakin tinggi margin
keamanan, semakin rendah resiko untuk tidak balik modal. Margin keamanan juga dapat disajikan dalam bentuk
presentase. Presentase ini didapat dengan membagi margin keamanan dalam dollar dengan total penjualan.

B.

Perbedaan Titik Impas dengan Analisis Hubungan B-V-L


Analisis Titik Impas
Analisis biaya-volume-laba kadang-kadang disederhanakan menjadi analisis titik impas. Padahal analisis
titik impas hanyalah salah satu elemen analisis biaya-volume-laba. Meskipun demikian, analisis titik impas
adalah elemen yang penting.
Perhitungan Titik Impas
Titik impas adalah tingkat penjualan dengan tingkat laba nol. Titik impas dapat dihitung dengan
menggunakan metode persama-an (equation method) atau metode margin kontribusi (contribution margin
method). Kedua metode tersebut ekuivalen.
METODE PERSAMAAN. Metode persamaan memanfaatkan data-data dari laporan laba rugi yang disusun
dengan format kontribusi seperti yang telah digam-barkan, format laporan laba rugi dapat disajikan dengan
persamaan sebagai berikut:
Laba = Penjualan - (Biaya Varibel + Biaya Tetap)
Persamaan tersebut dapat kita ubah menjadi
Penjualan = Biaya Variabel + Biaya Tetap + Laba

Analasisi Biaya-Volume-Laba seringkali diartikan sebagai analisis titik impas. Hal ini sangat disayangkan karena
analisis titik impas hanyalah satu elemen dalam analisis Biaya-Volume-Laba, walaupun merupakan elemen yang penting.
Analisis titik impas didesain untuk menjawab pertanyaan mengenai seberapa jauh penjualan dapat menurun sebelum
perusahaan mengalami kerugian. Titik impas (break even) Adalah tingkat penjualan dimana laba adalah nol. ketika titik
impas dicapai, laba bersih akan bertambah sesuai dengan margin kontribusi per unit untuk setiap pertambahan produk
yang terjual. Dengan menggunakan analisis titik impas, manajer tidak perlu menyiapkan serangkaian laporan laba rugi
secara lengkap untuk mengetahui tingkat pengembalian dari penjualan yang terjadi. Dalam analisis titik impas, jika tidak
ada penjualan, kerugian perusahaan akan sebesar beban tetapnya. Setiap unit yang terjual akan mengurangi kerugian
sebesar margin kontribusi per unit. Ketika titik impas tercapai, setiap tambahan unit terjual meningkatkan laba perusahaan
sebesar margin kontribusi per unit.
Metode Margin Kontribusi. Metode ini pada dasarnya hanyalah versi jalan pintas dari metode persamaan yang telah
dijelaskan. Pendekatan ini memusatkan pada ide bahwa setiap unit yang terjual memberikan sejumlah margin kontribusi
yang akan menutup biaya tetap. Untuk menemukan berapa banyak unit yang harus terjual untuk mencapai titik impas,
bagilah total biaya tetap dengan margin kontribusi per unit :
C.

1.
2.
3.
4.
5.

Metode dan Penerapan Analisis Hubungan B-V-L


Adanya penerapan pada analisis hubungan Biaya-Volume-Laba diharapkan akan memberikan dampak pengaruh dari
margin kontribusi terhadap perubahan dalam biaya variabel, biaya tetap, harga jual, dan volume penjualan. Beberapa
pengaruh penerapan dalam analisis hubungan B-V-L :
Perubahan dalam Biaya Tetap dan Volume Penjualan
Perubahan dalam Biaya Variabel dan Volume Penjualan
Perubahan dalam Biaya Tetap, Harga Jual, dan Volume Penjualan
Perubahan dalam Biaya Variabel, Biaya Tetap, dan Volume Penjualan
Perubahan dalam Harga Jual Reguler

D.

Pengaruh Pajak Penghasilan dalam Penerapan Metode Analisis Hubungan B-V-L.

Pada saat menghitung titik impas, pajak penghasilan tidak memainkan peranan karena perusahaan tidak membayar
pajak bila tidak mendapatkan laba. Banyak perusahaan memilih menetapkan laba sasaran mereka sebagai laba bersih
seteleh pajak yang mana dalam hal ini pajak penghasilan dianggap sebagai biaya. Semakin tinggi tarif pajak
penghasilan akan semakin tinggi pula target yang harus dicapai.

ANALISIS HUBUNGAN BIAYA VOLUME-LABA (B-V-L) KEDUA


I.

Penerapan Metode Analisis Hubungan B-V-L Dalam Perubahan Berbagai Faktor


Beberapa Aplikasi dari Konsep Biaya-Volume-Laba yaitu antara lain :

a) Perubahan dalam Biaya Tetap dan Volume Penjualan


Manajemen perusahaan mempertimbangkan untuk meningkatkan anggaran iklan per bulan sebesar $10,000
akan meningkatkan penjualan sebesar $30,000 dan 520 unit. Perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut ini
Sekarang

Penjualan
(-/-) B. Variabel
Margin kontribusi
(-/-) Beban tetap
Laba bersih

$ 100,000
60,000
40,000
35,000
$ 5,000

Revisi Penjualan
& Biaya Iklan

Peningkatan

% Penjualan

$ 130,000
78,000
52,000
45,000
$ 7,000

$ 30,000
18,000
12,000
0
$ 12,000

100%
60%
40%

Asumsikan tidak ada faktor lain yang diperhitungkan maka peningkatan anggaran iklan akan meningkatkan
laba bersih sebesar $ 2,000. terdapat 2 cara cepat perhitungan diatas yaitu :
Perhitungan I
Proyeksi Margin Kontribusi
($130,000 x 40% rasio CM)
Total Margin Kontribusi
($100,000 x 40% rasio CM)
Peningkatan Margin Kontribusi
Perubahan dalam biaya tetap
(-/-) Peningkatan biaya iklan
Peningkatan Laba Bersih
Perhitungan II
Peningkatan Margin Kontribusi
($30,000 x 40% rasio CM)
(-/-) Peningkatan biaya iklan
Peningkatan Laba Bersih

$ 52,000
$ 40,000
12,000
$ 10,000
$ 2,000

$ 12,000
10,000
$ 2,000

Perhitungan ini lebih singkat tidak perlu menyiapkan laporan laba rugi dan melibatkan analisis perningkatan
yang memperhitungkan faktor pendapatan, biaya dan volume yang akan berubah jika terdapat perubahan
diantara faktor-faktor diatas.
b) Perubahan dalam Biaya Variabel dan Volume Penjualan
Manajemen perusahaan mempertimbangkan penggunaan komponen berkualitas lebih tinggi yang akan
mengakibatkan naiknya biaya variabel sebesar $10 namun dengan perbaikan komponen akan meningkatkan
penjualan menjadi 480 unit per bulan. Perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini

Perhitungan
Proyeksi Margin Kontribusi
(480 unit x $90 per unit )
Total Margin Kontribusi saat ini
(400 x $100 per unit)
Peningkatan Margin Kontribusi

$ 43,200
40,000
$13,200

Dari hasil perhitungan disimpulkan peningkatan biaya variabel dapat dilakukan karena dapat meningkatkan
penjualan sehingga meningkatkan total margin kontribusi dan laba bersih sebesar $ 3,200.
c) Perubahan dalam Biaya Tetap, Harga Jual dan Volume Penjualan
Manajemen perusahaan mempertimbangkan menurunkan harga jual sebesar $20 per unit dan meningkatkan
biaya iklan sebesar $15,000 per bulan namun dapat meningkatkan penjualan sebesar 50% atau menjadi 600
unit. Perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini
Perhitungan dan Laporan Laba Rugi
Proyeksi Total Margin Kontribusi
(600 unit x $ 80 per unit)
Total Margin Kontribusi sekarang
(400 unit x $100 per unit)
Peningkatan Margin Kontribusi
Perubahan dalam biaya tetap
(-/-) Peningkatan biaya iklan
Penurunan Laba Bersih
Sebelum Revisi
Penjualan
(-/-) B. Variabel
Margin kontribusi
(-/-) Beban tetap
Laba bersih

Total
$ 100,000
60,000
40,000
35,000
$ 5,000

Per Unit
$ 250
150
$ 100

$ 48,000
$ 40,000
8,000
$ 15,000
($ 7,000)
Sesudah Revisi
Total
$ 138,000
90,000
48,000
50,000
$ 2,000

Per Unit
$ 230
150
$ 80

Selisih
$ 38,000
30,000
8,000
15,000
($ 7,000)

Perubahan seharusnya tidak dilakukan karena mengakibatkan penurunan laba bersih.

d) Perubahan dalam Biaya Variabel, Biaya Tetap dan Volume Penjualan


Manajemen perusahaan mempertimbangkan mengganti sistem kompensasi dari gaji tetap dengan total $6,000
per bulan menjadi komisi sebesar $15 per unit sehingga dapat meningkatkan penjualan sebesar 15% atau
menjadi 460 unit. Perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini
Perhitungan dan Laporan Laba Rugi
Proyeksi Total Margin Kontribusi
(460 unit x $ 85 per unit)
Total Margin Kontribusi sekarang
(400 unit x $100 per unit)
Peningkatan Margin Kontribusi
Perubahan dalam biaya tetap :
(+/+) Perubahan gaji menjadi komisi
Penurunan Laba Bersih
Sebelum Revisi

$ 39,100
$ 40,000
(900)
$ 6,000
$ 5,100
Sesudah Revisi

Penjualan
(-/-) B. Variabel
Margin kontribusi
(-/-) Beban tetap
Laba bersih

Total
$ 100,000
60,000
40,000
35,000
$ 5,000

Per Unit
$ 250
150
$ 100

Total
$ 115,000
75,900
39,100
29,000
$ 10,100

Per Unit
$ 250
165
$ 85

Selisih
$ 15,000
15,900
$ 900
( 6,000)
$ 5,100

Perubahan seharusnya dilakukan. Biaya tetap akan menurun sebesar $ 6,000 dari $35,000 menjadi $29,000
dan margin kontribusi per unit menurun menjadi $85. implikasi dari semua itu akan meningkatkan laba bersih
yang berasal dari penghematan biaya tetap tadi.
e) Perubahan dalam Harga Jual
Manajemen perusahaan mempertimbangkan selain penjualan biasa, untuk menjual 150 unit kepada penjual
grosir dengan harga khusus. Manajemen sedang menyusun harga jual khusus agar mendapatkan laba
bulanan sebesar $3,000.
Perhitungan
Biaya variabel per unit
Proyeksi Laba per unit
($3,000 / 150 unit)
Proyeksi Harga jual per unit

$ 150
$ 20
$ 170

Beban tetap tidak diperhitungkan karena tidak terpengaruh oleh penjualan harga khusus dimana biaya tetap
akan sama jumlahnya berapapun unit terjual dan harga yang dkenakan.
II. Margin of Safety (Batas Keamanan)
Menurut Garrison, dkk (2006:338) Margin of Safety (batas keamanan) adalah kelebihan dari penjualan
yang dianggarkan (aktual) di atas titik impas volume penjualan. Margin of safety menjelaskan jumlah
dimana penjualan dapat menurun sebelum kerugian mulai terjadi. Semakin tinggi margin of safety, semakin
rendah risiko untuk tidak balik modal. Formula perhitungannya adalah sebagai berikut:
Margin of Safety = Total Penjualan yang Dianggarkan Penjualan Titik Impas
III. Struktur biaya dan penerapan operating leverage
Leverage dapat didifinisikan sebagai penggunaan asset atau dana pinjaman oleh perusahaan, dengan
konsekuensi perusahaan harus mengeluarkan beban tetap berupa bunga.
Kegunaan : Analisis leverage dapat digunakan sebagai alat perencanaan penjualan dan laba khususnya
untuk perencanaan jangka pendek.

IV. Asumsi Analisis Hubungan B-V-L


Analisis impas memberikan informasi tingkat penjualan minimum yang harus dicapai suatu usaha agar tidak
mengalami kerugian. Dan analisis tersebut juga dapat diketahui seberapa jauh volume penjualan yang direncanakan boleh
turun, agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Analisis impas menyajikan informasi untuk perencanaan volume
penjualan. Analisis impas merupakan salah satu bentuk analisis biaya volume laba karena untuk mengetahui impas
maupun margin margi of safety perlu dilakukan analisis terhadap hubungan antara biaya, volume dan laba.
Untuk memudahkan analisis dampak perubahan biaya, volume, dan harga jual terhadap laba, dapat dibuat grafik laba dan
volume. Pembuatan grafik ini dilakukan sebagai berikut:

1.

Dibuat grafik yang dibagi menjadi dua bagian yang dibatasi dengan garis penjualan yang dibuat mendatar.

2.

Kemudian ditarik garis rugi-laba yang menghubungkan titik-titik rugi atau laba pada berbagai volume penjualan.

3.

Titik pertemuan garis rugi-laba dengan garis penjualan menunjukan titik garis.

Manfaat Analisis Hubungan Biaya-Volume-Laba bagi Manajemen


Hubungan antara biaya, volume, dan laba, dipengaruhi oleh lima faktor atau suatu kombinasi faktor-faktor berikut ini:

1.

Harga jual persatuan.

2.

Volume penjualan.

3.

Komposisi produk yang dijual.

4.

Biaya variable persatuan

5.

Total biaya.

Dampak Perubahan Harga Jual Produk Terhadap Hubungan Biaya-Volume-Laba


Suatu perubahan dalam harga jual produk kemungkinan akan berdampak tehadap kuantitas produk yang dijual, laba, dan
impas.

You might also like