You are on page 1of 29

PENGAWASAN DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN

INFORMATIKA KOTA PEKANBARU TERHADAP PEMBAYARAN


RETRIBUSI PARKIR DI JALAN JENDRAL SUDIRMAN PEKANBARU
TINJAUAN PASAL 9 PERATURAN DAERAH NOMOR 14 TAHUN 2001
TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN
PERPARKIRAN

PROPOSAL

OLEH :
DILA GUSTI AYU
Nim : 136 0000 5

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

YAYASAN PENDIDIKAN PERSADA BUNDA


SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM
PEKANBARU
2015
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Parkir adalah

memangkalkan atau menempatkan kendaraan bermotor

diluar badan Jalan baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun
yang disediakan sebagai suatu usaha termasuk penyediaan tempat penitipan
kendaraan bermotor dan garasi kendaraan bermotor yang memungut bayaran.Pada
dasarnya sistem transportasi terbagi atas 3 elemen utama yaitu kendaraan,
prasarana lintasan dan terminal. Lalu lintas berjalan menuju suatu tempat tujuan
dan setelah mencapai tempat tersebut kendaraan membutuhkan suatu tempat
pemberhentiaan. Tempat pemberhentian tersebut kemudian disebut sebagai ruang
parkir. Penyediaan fasilitas parkir juga dapat berfungsi sebagai salah satu alat
pengendali lalu lintas.
Pesatnya kemajuan Kota Pekanbaru tidak diiringi dengan kesiapan
infrastruktur parkir di tempat-tempat keramaian. Bertambahnya jumlah penduduk
dan semakin meningkatnya kepemilikan kendaraan di Kota Pekanbaru akan
menimbulkan meningkatnya permintaaan jalan untuk menampung kegiatan lalu
lintas dan tempat berhenti setelah sampai tujuan (parkir). Kurangnya lokasi untuk
memarkirkan kendaraan tersebut berdampak pada pengunaan badan jalan dan area
pedestrian

sebagai

lokasi

parkir

(Riau

Pos.co,

12

September

2013

http://kajianpustaka.blogspot.com). Akibat yang ditimbulkan parkir, sebagai


berikut:
1. Berkurangnya salah satu sumber Pendapatan Asli Dearah (PAD) Kota
Pekanbaru.
2. Menimbulkan kemacetan pada arus lalu lintas.

3. Jalur hijau kehilangan fungsi utamanya menjadi lahan parkir


4. Hilangnya hak pejalan kaki dan penyandang cacat.
Berkembangnya Kota Pekanbaru menuju Kota Metropolis di mulai dengan
ditetapkannya Visi Kota Pekanbaru 2021 oleh pemerintah Kota Pekanbaru yang
berbunyi : Terwujudnya Kota Pekanbaru sebagai pusat perdagangan dan jasa,
pendidikan serta pusat kebudayaan melayu, menuju masyarakat yang
berlandaskan Iman dan Taqwa. Dalam mewujudkan Visi Kota Pekanbaru 2021,
Pemerintah Kota Pekanbaru menyusun misi sebagai berikut :
1. Mewujudkan penyelenggaraan tata kepemerintahan yang baik.
2. Meningkatkan infrastruktur perkotaan, sistem transportasi yang memadai dan
kualitas lingkungan Kota serta penataan ruang terintegrasi.
3. Meningkatkan perekonomian rakyat dengan dukungan fasilitas yang memadai
dan iklim usaha yang kondusif serta penanganan penyandang masalah
kesejahteraan sosial.
4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pelayanan pendidikan
umum dan agama yang berkualitas dan terjangkau, pengembangan kehidupan
beragama dan budaya melayu.
5. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat
kota serta meningkatnya pemahaman masyarakat.
Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan terhadap pengelolaan
perparkiran, ditemukan fenomena-fenomena sebagai berikut :
1. Tidak ada kontrak kerja sama antara pengelola dengan pelaksana parkir seperti
yang ditentukan pada Peraturan Daerah.
2. Karna tidak ada kontrak kerja sama tersebut, berdampak pada tidak teraturnya
pelaksanaan pengelolaan termasuk pelaksanaan dilapangan oleh para petugas
parkir sehingga memicu ketidaktertiban lalu lintas kendaraan.

3. Masih ada petugas parkir yang tidak memberikan karcis kepada pengguna
parkir umum yang berdampak kepada hasil penerimaan retribusi parkir umum.
4. Serta masih banyak ditemukan karcis parkir yang ilegal atau palsu yang tidak
sesuai dengan karcis yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru
dan Dinas Perhubungan. Sebagaimana dicantumkan dalam Peraturan Daerah
Nomor 2 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Umum pasal 256
yang berbunyi Pengadaan Karcis Retribusi Parkir Pada Badan Jalan
dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika dan
diporporasi oleh Dinas Perhubungan.
5. Ditemukannya petugas parkir yang tidak mengenai seragam dan tanda
pengenal petugas parkir saat melakukan tugas parkir umum di Kota
Pekanbaru.
6. Ditemukannya petugas parkir tidak menetapkan tagihan nominal parkir sesuai
aturan yang berlaku.
Retribusi merupakan salah satu sumber utama penerimaan keuangan
daerah dalam komponen Pendapatan Asli Daerah. Dinas Perhubungan (Dishub)
Kota Pekanbaru merupakan salah satu perangkat Pemerintahan Kota yang
bertugas untuk mengelola salah satu sumber pendapatan asli daerah salah satunya
adalah retribusi parkir di tepi jalan umum berdasarkan Perda No. 14 Tahun 2001
tentang penyelenggaraan dan pengelolaan perpakiran. Salah satu upaya dalam
meningkatkan PAD Kota Pekanbaru, Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru melalui
retribusi daerah, melihat potensi retribusi parkir tepi jalan umum memiliki potensi
yang besar untuk dapat menyumbangkan penerimaan bagi daerah.
Tabel 1.1
Daftar Penerimaan Retribusi Parkir Di Tepi Jalan Umum Tahun 2013 s.d 2015
Tahun
Target
Target Perubahan
Realisasi

2013
Rp 7.000.000.000
Rp 6.200.000.000
Rp 5.353.190.000
2014
Rp 6.200.000.000
Rp 7.194.000.000
Rp 6.123.065.000
2015
Rp14.273.100.000
Rp 14.273.100.000
Rp 7.202.555.000
(sumber: Dinas perhubungan, komunikasi dan informatika kota Pekanbaru, 2015
Berdasarkan Pasal 9 Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 14 Tahun
2001 tentang penyelenggaraan dan pengelolaan perparkiran Petugas parkir
dilapangan berkewajiban untuk :
a. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya terhadap keluar dan masuk kendaraan
parkir ditempat yang menjadi tugasnya.
b. Menjaga ketertiban dan keamanan kendaraan yang parkir di tempat parkir.
c. Menyerahkan karcis parkir yang berlaku dan menerima pembayaran retribusi
parkir (Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 14 Tahun 2001 Tentang
Penyelenggaraan dan Pengelolaan Perparkiran)
Dari beberapa point yang dijelaskan dalam Pasal tersebut Dinas
Perhubungan Kota Pekanbaru selaku Pihak yang bertanggung jawab mengawasi
petugas parkir harus menyiapkan beberapa upaya guna mengatasi masalah yang
timbul dilapangan. Dari sumber data yang diperoleh, masih banyak petugas parkir
dilapangan yang tidak melakukan tugasnya dengan baik. Misalnya tidak
menyerahkan karcis untuk setiap kendaraan yang parkir. Ini terjadi dibanyak
tempat, khususnya di Jalan Jendral Sudirman Pekanbaru yang merupakan jalan
protokol di kota ini. Kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh Dinas terkait
membuat permasalahan ini terus menerus terjadi tanpa adanya penyelesaian
terhadap permasalahan ini.
Melihat fenomena fenomena diatas, penulis tertarik untuk menelitinya
lebih lanjut yang dituangkan dalam sebuah karya ilmiah. Dimana penulis

mengambil judul penelitian : PENGAWASAN DINAS PERHUBUNGAN


KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA PEKANBARU TERHADAP
PEMBAYARAN

RETRIBUSI

PARKIR

DI

JALAN

JENDERAL

SUDIRMAN PEKANBARU TINJAUAN PASAL 9 PERATURAN DAERAH


NO

14

TAHUN

2001

TENTANG

PENYELENGGARAAN

DAN

PENGELOLAAN PEPARKIRAN.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian-uraian diatas penulis mengemukakan beberapa
permasalahan pokok sebagai berikut :
1. Bagaimana penyelengaraan dan pengelolaan peparkiran ditinjau dari pasal 9
Peratuan Daerah No 14 Tahun 2001?
2. Apa saja kendala pengawasan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika Kota Pekanbaru terhadap pembayaran retribusi parkir di Jalan
Jenderal Sudirman Pekanbaru ditinjau dari pasal 9 Peratuan Daerah No 14
Tahun 2001?
3. Apa saja upaya Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota
Pekanbaru mengatasi kendala dalam mengawasi retribusi parkir di Jalan
Jenderal Sudirman Pekanbaru ditinjau dari pasal 9 Peratuan Daerah No 14
Tahun 2001?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk :
1. Untuk mengetahui penyelengaraan dan pengelolaan peparkiran ditinjau dari
pasal 9 Peratuan Daerah No 14 Tahun 2001.

2. Untuk mengetahui kendala pengawasan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan


Informatika Kota Pekanbaru terhadap pembayaran retribusi parkir di Jalan
Jenderal Sudirman Pekanbaru ditinjau dari pasal 9 Peratuan Daerah No 14
Tahun 2001.
3. Untuk mengetahui upaya Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Kota Pekanbaru mengatasi kendala dalam mengawasi retribusi parkir di Jalan
Jenderal Sudirman Pekanbaru ditinjau dari pasal 9 Peratuan Daerah No 14
Tahun 2001.
D. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi kegunaan dari hasil penelitian ini adalah :
1. Bagi penulis penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan pemikiran
penulis, serta sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Ilmu
HukumYayasan Pendidikan Persada Bunda Pekanbaru.
2. Menambah bahan pustaka dalam Ilmu Hukum, mengenai Pengawasan
Perparkiran di Kota Pekanbaru dan dapat memberikan masukan bagi
penelitian selanjutnya.
E. Sistematika Penelitian
Penyusunan skripsi ini penelti membahas dan menguraikan permasalahan
yang terbagi dalam 5 (lima) bab, dengan maksud untuk menjelaskan dan
menguraikan setiap permasalahan dengan baik. Adapun bab-bab yang penulis
maksud adalah sebagai berikut :
1. BAB I PENDAHULUAN
Bab 1 ini membahas tentang pendahuluan yang terdiri dari latar Belakang,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
Penelitian

2. BAB II KERANGKA TEORITIS


Bab 1I ini membahas tentang kerangka teoritis yang terdiri dari penjelasan
dan teori mengenai parkir, pengawasan dan retribusi, penelitian terdahulu
dan kerangka penelitian
3. BAB III METODE PENELITIAN
Bab 1II ini membahas tentang metode penelitian yang terdiri dari sifat
dan jenis penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan bahan
data dan teknik analisis data
4. BAB IV PEMBAHASAN
Bab 1V ini membahas tentang gambaran Umum Objek Penelitian,
Gambaran Umum Hasil Penelitian dan Pembahasan penelitian
5. BAB V PENUTUP
Bab V ini membahas tentang penutup penelitian yang terdiri dari
kesimpulan dan saran

BAB II
KERANGKA TEORITIS

A. Parkir
Pengertian parkir secara umum adalah suatu keadaan tidak bergeraknya
kendaraan secara permanen (Tobing, 2007 : 1). Pengertian tersebut membedakan
dengan istilah keadaan lainnya yang sering di jumpai dalam peraturan lalu lintas,
yakni stop yang diartikan sebagai suatu keadaan berhentinya kendaraan secara
sementara, misalnya stop untuk menurunkan atau menjemput penumpang dengan
barang sekedarnya. Jika kendaraan stop, kemudian mesin kendaraan dimatikan
dan kemudian sang sopir keluar dari mobil, maka tidak lagi dikatakan lagi sebagai
stop, tetapi parkir.
Pengertian pelayanan parkir umum mengandung tiga kata, yakni
pelayanan, parkir dan umum. Pelayanan yang diberikan dapat berupa pelayanan

fisik bersifat pribadi sebagai manusia dan pelayanan administratif yang diberikan
orang lain selaku anggota (Moenir , H.A.S. 2001:21).
Lalu lintas yang bergerak baik yang bergerak lurus maupun belok pada
suatu saat akan berhenti. Setiap perjalanan akan sampai ketempat tujuan, dan
kendaraan yang dibawa akan di parkir atau bahkan akan ditinggal pemiliknya di
ruang parkir. Beberapa definisi parkir dari beberapa sumber diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Menurut Poerwadarmita (1976), parkir adalah tempat pemberhentian
kendaraan beberapa saat.
2. Pignataro (1973) dan Sukanto (1985) menjelaskan bahwa parkir adalah
memberhentikan dan menyimpan kendaraan (mobil, sepeda motor, sepeda,
dan sebagainya) untuk sementara waktu pada suatu ruang tertentu. Ruang
tersebut dapat berupa tepi jalan, garasi atau pelataran yang disediakan
untuk menampung kendaraan tersebut.
3. Dijelaskan dalam buku peraturan lalu lintas (1998) pengertian dari parkir
yaitu tempat pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu yang lama
atau sebentar tergantung kendaraan dan kebutuhan.
4. Parkir adalah tempat menempatkan/memangkal dengan memberhentikan
kendaraan angkutan/barang (bermotor maupun tidak bermotor) pada suatu
tempat dalam jangka waktu tertentu (Warpani,1988).
5. Sedangkan menurut Kepmen Perhub No. 4 Th. 1994, parkir adalah
keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara.
Dari beberapa pengertian diatas dapat penulis simpulkan bahwa parkir
merupakan tempat pemberentian sementara kendaraan seperti motor, mobil dan

lain-lain dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kebutuhan pemilik


kendaraan.
Pelayanan adalah perlakuan yang dilakukan oleh Pemerintah yang
diarahkan pada pemenuhan kebutuhan masyarakat sekaligus untuk menciptakan
keadilan sosial ditengah masyarakat (Mardiasmo. 2004:22).
Ada beberapa pihak yang terkait sehubungan pelayanan parkir umum di
perkotaan, yaitu:
a. Pihak yang berwenang yang mengatur boleh tidaknya pinggiran jalan tersebut
dijadikan tempat parkir, yakni Pemerintah.
b. Pihak yang memberikan pelayanan parkir, yakni juru parkir.
c. Pihak yang menerima pelayanan parkir umum, yakni masyarakat yang
memarkir kendaraannya di pinggiran jalan umum yang bersangkutan.
Berdasarkan Pasal 9 Peraturan Daerah Kota Pekanbaru Nomor 14 Tahun
2001 tentang penyelenggaraan dan pengelolaan perparkiran Petugas parkir
dilapangan berkewajiban untuk :
a. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya terhadap keluar dan masuk kendaraan
parkir ditempat yang menjadi tugasnya.
b. Menjaga ketertiban dan keamanan kendaraan yang parkir di tempat parkir.
c. Menyerahkan karcis parkir yang berlaku dan menerima pembayaran retribusi
parkir.
B. Pengawasan
Pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk memastikan
apakah tujuan organisasi tercapai. Apabila terjadi penyimpangan dimana letak
penyimpangan itu dan bagaimana pula tindakan yang diperlukan untuk
mengatasinya. Pengawasan (controlling) merupakan fungsi manajemen yang tidak

10

kalah pentingnya dalam suatu organisasi, semua fungsi terdahulu, tidak akan
efektif tanpa disertai fungsi pengawasan.
Menurut G. R. Terry (2001:242) Pengawasan adalah sebagai proses
penentu, apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu
pelaksanaan, menilai pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu selaras dengan
standar. Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari
adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan
dicapai. Hasil dari suatu pengawsan harus dapat menunjukan sampai di mana
terdapat kecocokan dan ketidakcocokan dan menemukan ketidakcocokan yang
muncul.
Adapun tugas pokok dan fungsi UPTD parkir terhadap pengawasan
perparkiran yang dilakukan oleh Dishubkominfo tersebut adalah sebagai berikut :
a. Mengecek dan mengawasi keberadaan ketertiban lalu lintas berupa pengaturan
b.
c.
d.
e.
f.

roda 2 dan roda 4 sesuai marka parkir.


Mengawasi kelengkapan/ketertiban kinerja juru parkir dilapangan.
Untuk memeta kembali lokasi parkir yang kosong.
Untuk menangkap atau memproses juru parkir yang ilegal.
Mengawasi ketertiban dan pengamanan tempat parkir.
Penyiapan bahan penetapan lokasi tempat parkir serta memproses permohonan
perizinan penyelenggaraan parkir ditepi jalan umum dan penyelenggaraan

parkir oleh orang atau badan.


g. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas.
h. Mengawal dan mengawasi PAD Kota Pekanbaru dalam bentuk retribusi parkir
ditepi jalan umum (Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota
Pekanbaru, 2014).
C. Retribusi

11

Retribusi adalah pembayaran dari penduduk kepada Negara karena adanya


jasa tertentu yang diberikan oleh Negara bagi penduduknya secara perorangan.
Sementara itu menurut Pasal 1 angka 64 Undang Undang Nomor 28 Tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang dimaksud Retribusi daerah
adalah:
Pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin
tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah
untuk kepentingan pribadi atau orang. Salah satu contoh retribusi adalah
retribusi pelayanan parkir yang disediakan oleh pemerintah dan dikelola
oleh pemerintah (Pasal 1 angka 64 Undang Undang Nomor 28 Tahun
2009)
Beberapa ciri yang melekat pada retribusi daerah yang saat ini dipungut di
Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Retribusi merupakan pungutan yang dipungut berdasarkan Undang Undang
dan Peraturan Daerah yang berkenaan.
b. Hasil penerimaan retribusi masuk ke kas pemerintahan daerah.
c. Pihak yang membayar retribusi mendapat kontra prestasi (balas jasa) secara
langsung dari Pemerintah Daerah atas pembayaran yang dilakukannya.
d. Retribusi terutang apabila ada jasa yang diselenggarakan oleh Pemerintah
Daerah yang dinikmati oleh Orang atau Badan.
e. Sanksi yang dikenakan pada retribusi adalah sanksi secara ekonomis, yaitu
jika tidak membayar retribusi, tidak akan memperoleh jasa yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.
Sejak tahun 2001 telah dilakukan perubahan terhadap tata pemerintahan di
Indonesia yang sangat berarti dan bersifat fundamental yaitu telah terjadi

12

perubahan didalam pola pengaturan hubungan antara Pemerintah Pusat dan


Pemerintah Daerah. Pola yang semula sentralistik diubah menjadi desentralisasi
dan otonomi daerah guna membentuk kemandirian daerah. Untuk merealisasikan
hal tersebut, sebagaimana daerah lain, Pemerintah Kota Pekanbaru perlu berusaha
secara aktif untuk meningkatkan serta menggali sumber-sumber penerimaan
daerah terutama penerimaan yang berasal dari daerah sendiri atau yang sering
disebut dengan Pendapatan Asli Daerah. Pendapatan Asli Daerah sebagai salah
satu sumber penerimaan daerah mempunyai peranan penting dalam pembangunan
daerah. Hal ini dapat dilihat dalam pelaksanaan Otonomi Daerah sebagaimana
peranan Pendapatan Asli Daerah diharapkan dan diupayakan dapat menjadi
penyangga utama dalam membiayai kegiatan pembangunan di daerah.
Sumber Pendapatan Asli Daerah di antaranya adalah pajak daerah dan
retribusi daerah dimana daerah diberi kewenangan untuk melaksanakan
pemungutan berbagai jenis pajak daerah dan retribusi daerah yang berkaitan
dengan berbagai aspek kehidupan masyarakat. Hal ini digunakan untuk
meningkatkan pendapatan daerah dalam upaya pemenuhan kebutuhan daerah.
Disini perlu dipahami oleh masyarakat bahwa pemungutan pajak daerah dan
retribusi daerah ini sebagai sumber penerimaan yang dibutuhkan oleh daerah
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah. Untuk mengatur tentang
pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah diatur dalam Undang-Undang
Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang aturan
pelaksanaannya berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2001

13

tentang Pajak Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2001 tentang
Retribusi Daerah (Undang-Undang Nomor 28tahun 2009).
Retribusi parkir sebagai salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)
yang bersumber dari masyarakat, dimana pengelolaannya dahulu dilakukan oleh
Dinas Pendapatan Daerah. Dalam rangka pencapaian pelayanan dan pelaksanaan
pembangunan secara efektif dan efesien, maka setiap daerah harus secara kreatif
mampu menciptakan dan mendorong semakin meningkatnya sumber-sumber
pendapatan asli daerah. Salah satu sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah yang
potensial adalah dari sektor jasa perparkiran, sumber-sumber keuangan atau
sumber-sumber pendapatan asli daerah seperti yang tertuang dalam UndangUndang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Prinsip otonomi
daerah menggunakan Otonomi seluas luasnya dalam arti daerah diberikan
kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintah diluar yang
menjadi urusan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini. Daerah memiliki
kewenangan membuat kebijakan serta, prakarsa dan pemberdayaan masyarakat
yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, oleh sebab itu
Undang -Undang ini menempatkan otonomi daerah secara utuh pada daerah
Kabupaten dan Kota.
Kepastian tarif parkir pelayanan mencakup variabel biayanya, apakah
biaya yang digunakan untuk membayar jasa parkir sudah sesuai. Kepastian biaya
merupakan aspek yang sangatlah penting bagi Pemerintah agar diantara
masyarakat tidak ada kesenjangan biaya menggunakan jasa parkir dari proses
pelayanan. Seperti yang di paparkan oleh bahwa pelayanan publik dapat diartikan

14

sebagai Pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang


mempunyai kepentingan pada organisasi tersebut sesuai dengan aturan pokok dan
tata cara yang telah ditetapkan( Widodo Joko, 2010:65).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, dapat diketahui
bahwa kepastian dalam biaya masih belum sesuai dengan peraturan Pemerintah.
Oleh sebab itu, diperlukan kerjasama yang baik antara Pemerintah, Juru Parkir
dan masyarakat yang menggunakan jasa juru parkir tersebut agar proses tersebut
berjalan sesuai dengan biaya yang telah ditetapkan.
Jika objek retribusi adalah berbagai jenis jasa tertentu yang disediakan
oleh Pemerintahan Daerah. Namun, tidak semua jasa yang diberikan oleh
Pemerintah Daerah dapat dipungut retribusinya. Hanya jenis-jenis tertentu yang
menurut pertimbangan sosial ekonomi layak dijadikan sebagai objek retribusi
(Kurniwan, Panca dan Agus Purwanto. 2006;56).
Menurut

Surahmad

dalam

Mayasari

menjelaskan

jika

asas-asas

pemungutan retribusi daerah secara umum diatur dalam Keputusan Menteri


Dalam Negeri No.970 tahun 1981 tentang Manual Administrasi Pendapatan
(MAPENDA) sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.

Asas Keadilan
Asas Yuridis
Asas Ekonomis
Asas Finansial (Mayasari, Eka. 2011)
Menurut Marihot (2005) dalam Mayasari (2011:33) tarif retribusi adalah nilai

rupiah atau persentase tertentu yang ditetapkan untuk menghitung besarnya


retribusi daerah yang terutang. Tarif dapat ditentukan seragam atau dapat diadakan
perbedaan mengenai golongan tarif sesuai dengan prinsip dan sasaran tarif

15

tertentu, misalnya perbedaan retribusi parkir antara sepeda motor dengan mobil.
Struktur tarif retribusi parkir digolongkan dalam jenis atau macam tempat parkir
yang disediakan dan jenis kendaraannya. Tarif parkir merupakan pembayaran
yang harus diserahkan oleh pengguna tempat parkir untuk pemakaian tempat
parkir.
D. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian Pri Guna Nugraha (2013) dengan judul Studi tentang peran
Dinas Perhubungan dalam Menertibkan Parkir Liar Di Pasar Pagi Kota
Samarinda. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara library
research dan field work research yaitu observasi, wawancara langsung
dengan responden dan penelitian arsip-arsip serta dokumen yang ada pada
Peran Dinas perhubungan Dalam Menertibkan Parkir Liar di Pasar Pagi
Kota Samarinda. Sumber data diperoleh dengan menggunakan teknik
purposive sampling dan accidental sampling. Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode analisis data deskriptif kualitatif, yaitu
analisis data yang mendeskripsikan serta menganalisis data yang
diperoleh, kemudian dijabarkan dalam bentuk penjelasan yang sebenarnya,
yang diawali dengan proses pengumpulan data, penyederhanaan data (data
reduction), penyajian data (data display) dan penarikan kesimpulan
(conclution drawing). Dari hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa
secara keseluruhan proses Peran Dinas perhubungan Dalam Menertibkan
Parkir Liar di Pasar Pagi Kota Samarinda sudah berjalan dengan baik,
namun ada beberapa permasalahan yang menghambat pelayanan yaitu

16

kurangnya peran Dinas Perhubungan dalam menertibkan jukir liar. Untuk


mengetahui bagaimana Peran Dinas Perhubungan Kota Samarinda dalam
menertibkan parkir liar di Jalan Jendral Sudirman Pasar pagi
2. Penelitian Asep Rezapahlepi (2014) dengan judul Pengawasan Dinas
Perhubungan Komunikasi dan Informatika Terhadap Peparkiran di Kota
Pekanbaru (Studi Kasus Kecamatan Sukajadi Tahun 2014). Penentuan
standar dilihat dari segi pembagian tugas, waktu pengawasan serta
sosialisasi dari dinas perhubungan terhadap parkir ini masih belum
terlaksana dengan baik, karena pengawasan atau razia yang dilakukan oleh
dinas perhubungan kota pekanbaru hanya dilakukan 3 bulan sekali. Maka
wajar masih adanya penyimpangan-prnyimpangan yang terjadi, seperti
petugas-petugas ilegal yang merajalela, petugas parkir yang tidak memakai
atribut. . Tindakan penilaian dari segi pengawasan lapangan, laporan lisan,
serta laporan tertulis dapat dikatakan belum terlaksana dengan baik, hal ini
dibuktikan minimnya laporan yang diterima dinas perhubungan kota yang
disebabkan oleh masyarakat yang kurang pemahaman atau merasa enggan
untuk menyampaikan laporan-laporan kepada dinas perhubungan.
Tindakan perbaikan dari segi menambah jumlah pengawas serta pemberian
sanksi dari dinas perhubungan kepada juru parkir juga belum terlaksana
dengan dengan baik, hal ini dibuktikan petugas parkir belum jera terhadap
sanksi yang diberikan, karena sanksinya hanya berupa teguran-teguran.
Faktor yang mempengaruhi pengawasan parkir di kota Pekanbaru
Khususnya di Kecamatan Sukajadi : a. Faktor sumber daya manusia yang
meliputi jumlah personil dan kecakapan personil berkaitan dengan

17

pemahaman prosedur kerja dan tanggung jawab yang diemban memiliki


pengaruh dalam kinerja yang dihasilkan dalam melakukan pengawasan
parkir di Kota Pekanbaru. Dari segi kinerja UPTD parkir secara personil
dan tanggung jawab telah berjalan dengan baik sedangkan dalam subtansi
pengawasan dilapangan (koordinator parkir) belum berjalan secara
optimal, disebabkan kurangnya personil koordinator parkir dan koordinasi
antar koordinator parkir dengan pihak UPTD parkir yang kurang. b. Faktor
biaya menentukan lancarnya program kegiatan yang dilaksanakan. Biaya
dalam pelaksanaan pengawasan parkir di kota Pekanbaru khususnya di
Kecamatan Sukajadi sangat penting untuk melakukan sosialisasi, kegiatan
operasional
3. Penelitian Sri Wahyunegsih (2013) Evaluasi Penerimaan Retribusi Parkir
Di Tepi Jalan Umum Di Dinas Perhubungan (DISHUB) Kota Pekanbaru.
Pada sub indikator perkembangan PDRB kota Pekanbaru tertinggi kedua
di Pulau Sumatera setelah kota Medan. Sehingga kemungkinan
penerimaan retribusi parkir di tepi jalan lebih besar dari yang di target
yaitu Rp. 5.5 Milyar. Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat
tentunya akan berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan retribusi
parkir di tepi jalan, karena dengan bertambahnya jumlah penduduk maka
kebutuhan alat transpostasi semakin meningkat salah satunya roda dua.
Pada sub indikator penyesuaian tarif, bahwa terdapat perbedaan tarif parkir
pada roda dua dari Perda yang telah ditetapkan dengan swakelola parkir
yang ditunjuk atau ditetapkan oleh pemerintah, sehingga dapat

18

diasumsikan salah satu penyebab berkurangnya penerimaan retribusi


parkir di tepi jalan salah satunya perbedaan tarif parkir.
E. Kerangka Operasional
Dalam penelitian ini penulis akan menguraikan kerangka operasional yang
menyangkut judul skripsi agar mempermudah dan memahami maksud
pembahasan ini. Adapun kerangka operasional dari penelitian ini adalah :
Pengawasan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika dalam
penyelenggaraan dan pengelolaan peparkiran terhadap retribusi parkir di Jalan
Sudirman Pekanbaru tentunya mengalami kendala. Adapun kendala yang terjadi
dalam pelaksanaan ini adalah kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh
Pemerintah Daerah, khususnya Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru yang ditunjuk
oleh Pemerintah Kota Pekanbaru untuk melaksanakan tugas dan kewajiban serta
bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan perparkiran kepada masyarakat,
sehingga timbulnya masalah dilapangan seperti petugas parkir yang tidak
menggunakan seragam yang sudah ditetapkan di dalam Perda ini, tidak
memberikan karcis namun tetap memungut uang parkir. Dan hal ini terjadi di
banyak tempat perparkiran di Pekanbaru khususnya parkir Jalan Jendral Sudirman
Pekanbaru yang menjadi Jalan Protokol kota ini. Kurangnya pengawasan yang
dilakukan oleh Dinas terkait membuat pelaksanaan pengelolaan Perparkiran tidak
berjalan sesuai dengan yang ditetapkan dalam Pasal 9 Perda no 14 tahun 2001 ini.
Kendala lainnya adalah para Juru Parkir menganggap bahwa dalam pemberian
karcis terhadap setiap pemilik kendaraan akan memakan waktu lebih lama,
sehingga akan berdampak pada kemacetan dan menghambat kelancaran lalu lintas

19

jalan, apalagi Jalan Jendral Sudirman ini merupakan jalan yang padat arus
kendaraan. Sehingga masih banyak juru parkir dilapangan yang tidak mau
memberikan karcis kepada setiap pemilik kendaraan yang parkir di Jalan Jendral
Sudirman Pekanbaru. Dinas terkait juga lemah dalam mengawasi Pengelolaan
Perparkiran dan pemberian sanksi yang tegas terhadap Pengusaha Tempat Parkir
yang merupakan penanggung jawab dari Juru parkir dilapangan.
Dalam menghadapi masalah ini Dinas terkait harus mengambil upaya tepat
untuk mengatasi permasalahan ini agar tidak berkelanjutan. Dinas terkait harus
memberikan penjelasan tentang prosedur pengelolaan perparkiran dengan
memberikan penyuluhan kepada Juru Parkir. Dinas terkait bisa meningkatkan
pengawasan dengan melakukan patroli keliling setiap hari. Dan memberikan
sanksi tegas terhadap Pengusaha Tempat Parkir yang tidak mengikuti aturan,
misalnya dengan memberikan pencabutan izin terhadap Pengusaha Tempat Parkir
tersebut. Untuk terciptanya ketertiban dalam pengelolaan perparkiran dan bisa
memberikan pelayanan sebaik-baiknya terhadap masyarakat.

BAB II
METODE PENELITIAN

A. Sifat / Jenis Penelitian

20

Untuk penelitian ini digunakan motode kualitatif, dimana metode ini


menunjukkan pada riset yang menghasilkan data kualitatif, yaitu data yang tidak
dapat diwujudkan dalam bentuk angka-angka, melainkan berbentuk suatu
penjelasan yang menggambarkan keadaan, proses, peristiwa tertentu.
Dalam menganalisa data kualitatif lebih berdasarkan pada filsafat
fenemologis yang mengutamakan penghayatan, yaitu berusaha memahami arti
peristiwa dan kaitan-kaitan terhadap orang-orang bisa dalam situasi-situasi
tertentu. Namun demikian, salah satu ciri dari metode penelitian kualitatif adalah
seringnya berubah-ubah desain penelitian tergantung pada perkembangan data
yang telah dikumpulkan.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang penulis pilih yaitu :
a. Di area Perparkiran Jalan Sudirman Kota Pekanbaru, karena di area ini
merupakan sektor parkir yang dikelola oleh Pemerintah dan area tersebut
merupakan area yang padat akan pengguna parkir.
b. Di Kantor Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota
Pekanbaru.

C. Populasi dan Sampel


Populasi adalah keseluruhan obyek dengan ciri yang sama (Nazir, Moh .
2003:25). Populasi dapat berupa himpunan orang, benda, waktu, atau tempat
dengan sifat dan ciri yang sama. Di dalam penulisan hukum skripsi ini populasi
yang dimaksud adalah 60 orang Juru Parkir dan 30 Orang Pengguna Jasa Parkir.

21

Sampel adalah bagian dari populasi (Moleong, J. Lexi, 2000:95). Sampel


dari penelitian ini adalah Juru Parkir di Kota Pekanbaru dan Pengguna Jasa Parkir
Kota Pekanbaru, yang pemilihannya dilakukan dengan teknik random sampling.
Dari 60 orang Juru Parkir peneliti mengambil 20 orang Juru Parkir dan dari
sebagian orang pengguna jasa parkir peneliti mengambil 10 orang untuk dijadikan
sampel penelitian. Responden dan Narasumber :
1. Responden adalah subyek yang sudah ditentukan berdasarkanpenentuan
sampel dan jumlah sampel yang representatif. Responden yang dimaksud
dalam penelitian hukum skripsi ini adalah juru parkir dan pengguna jasa
parkir yang dilakukan secara random di area peparkiran Jalan Sudirman.
2. Narasumber adalah orang yang berkapasitas sebagai ahli yang
memberikan jawaban atas pertanyaan peneliti. Narasumber yang
dipercayakan di dalam penelitian hukum skripsi ini adalah Kepala UPTD
Parkir Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota Pekanbaru
dan Kepala Seksi Pendaftaran, Pendapatan, dan Penetapan Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Pekanbaru.

Tabel III.1
Jumlah Populasi Petugas Parkir di Jln Jenderal Sudirman Kota Pekanbaru
N
O
1
2
3
4
5

NAMA JUKIR
Marthias
Iwan
M. Nababan
Dolok Pasaribu
Pentus Tarigan

LOKASI
Toko oleh-oleh Pekanbaru
Toko Permata Ruby
Bank BNI
Jaya Baru Plaza
Kimia Farma

22

RUAS JALAN
Jl. Jend.
Sudirman sisi
Timur dari
ujung Pelita
pantai s/d

6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39

Rudi. S
Arisman
Marlis
Tastra
Jonter
Ridwan
Ismadi
Jefri
Dolimarbun
Apozatulo
Zaky Bahia
Roy. S
Nelson
Juntak
Arman
Umar Said
Alif
Jontur
R. Sihotang
R. Sihotang
Idaman Lamea
Zaki Baeha
Sarus
Rustam
A. Simatupang
Manulang
Yunar
Sihombing Janter
Syafrudin
Atai
Juanda Manalu
P. Simorangkir
Ramlan
B. Simajuntak

N
O

NAMA JUKIR

40
41
42
43
44
45
46

Carlis. S
Rustam
R. Pangaribuan
Ri. Siregar
Diarto. S
G. Simajuntak
Ali. S

Gallery A
Miko s/d simp. Sisingamangaraja
Bintang Baru

Hangtuah

Toko Citizen s/d CIMB Niaga


Pustaka Toba s/d Batik Riau
LG s/d Prima Elektronik
QNB s/d Central Elit
Toko Eko s/d Asia Baru
MP s/d Hasyim Ashari
Modelux
Blacberry Celluler
Tulip
Vanholland
Bank BRI
RM. Radar
Bank CIMB Niaga
Suka Jaya
Toko Maspion
Toko Sepatu Sempurna
Indomaret
Panorama Foto
Bank BRI
Toko Pustaka Budi
Toko Samsung Service Plaza
Bombay Tekstil
Ampera Piala
Sony Toko
Optik President
Permata Bank
Batam Jaya Elektronik
Pasar Buah
LOKASI
Indomaret s/d Honda
Dunia Anak s/d Panorama
MD. Farfum s/d Mandiri
CIS s/d Kodak
Angin Timur s/d Optik Citra
Bank BRI
Soraya s/d Vision
23

RUAS JALAN
JL. Jend.
Sudirman sisi
Barat Ujung
Pelita Pantai s/d
Bank Bukopin

47 Aris Lase
Samsung
48 Nababan
Bombay s/d Sail Sport
49 Hao
Simp. Cokroaminoto s/d Sony Elektro
50 Juanda. M
Panasonic s/d Abas Baru
51 HM. Siarait
Toko Mas Kirana
52 L. Gultom
ATM BNI
53 Indra
RM. Karya Baru
54 Riswandi
Soto Ssimpang tiga
55 Ermin Hutapea
RM. Pak Joni
Jl. Jend.
56 Agustinus. M
Soto Bu de
Soedirman
57 Joko
Koki Sunda
sebelah timur
58 Simbolon
RS. Syafira
59 Gulbet Butar-butar
RM. Bare Solok
60 Rahmat
Kimia Farma
(sumber: Dinas perhubungan, komunikasi dan informatika kota Pekanbaru, 2015
Berdasarkan teknik random sampling. Dari 60 orang Juru Parkir peneliti
mengambil 20 orang Juru Parkir dan dari 30 orang Pengguna Jasa Parkir sebanyak
10 orang yang dilakukan secara random di area peparkiran Jalan Sudirman
sebagai berikut:
Tabel III.2
Jumlah Sampel Petugas Parkir di Jln Jenderal SudirmanKota Pekanbaru
N
RUAS JALAN
NAMA JUKIR
LOKASI
O
1
2
3
4
5
6
7
N
O

Marthias
M. Nababan
Pentus Tarigan
Rudi. S
Arisman
Ramlan
B. Simajuntak

8
9
10
11
12
13

Carlis. S
Rustam
R. Pangaribuan
Hao
Juanda. M
HM. Siarait

NAMA JUKIR

Toko oleh-oleh Pekanbaru


Bank BNI
Kimia Farma
Gallery A
Miko s/d simp. Sisingamangaraja
Batam Jaya Elektronik
Pasar Buah
LOKASI
Indomaret s/d Honda
Dunia Anak s/d Panorama
MD. Farfum s/d Mandiri
Simp. Cokro s/d Sony Elektro
Panasonic s/d Abas Baru
Toko Mas Kirana

24

Jl. Jend.
Sudirman sisi
Timur dari
ujung Pelita
pantai s/d
Hangtuah
RUAS JALAN
JL. Jend.
Sudirman sisi
Barat Ujung
Pelita Pantai s/d
Bank Bukopin

14 L. Gultom
ATM BNI
15 Indra
RM. Karya Baru
Jl. Jend.
Soedirman
16 Agustinus. M
Soto Bu de
sebelah timur
17 Joko
Koki Sunda
18 Simbolon
RS. Syafira
19 Gulbet Butar-butar
RM. Bare Solok
20 Rahmat
Kimia Farma
(sumber: Dinas perhubungan, komunikasi dan informatika kota Pekanbaru, 2015
D. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan informasi sebagai sumber
memperoleh data untuk penulisan skripsi ini. Pemilihan informasi ini didasarkan
atas subjek yang banyak memiliki informasi yang berkualitas dengan
permasalahan yang akan diteliti dan bersedia memberikan data. Dalam penelitian
ini, pemilihan narasumber dilakukan melalui dua tahapan yaitu sebagai berikut :
a. Teknik Purposive Sampling
b. Teknik Aksidental Sampling
E. Metode dan Alat Pengumpulan Data
Dalam rangka memperoleh data untuk penelitian dan penulisan skripsi ini,
maka teknik-teknik pengumpulan data dilakukan melalui :
a. Penelitian Kepustakaan (library research)
b. Penelitian Lapangan (field work research)
Adapun untuk mengumpulkan data dilapangan digunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
a. Observasi,
b. Wawancara mendalam (indepth interview)
c. Dokumentasi,
F. Teknik Analisis Data
Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Data
Deskriptif Kualitatif, dalam penelitian kualitatif analisis terdiri dari empat alur

25

kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi. Adapun gambaran mengenai
keempat alur tersebut adalah sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.

Pengumpulan Data.
Reduksi Data atau Penyederhanaan Data.
Penyajian Data atau Data Display.
Menarik Kesimpulan atau Conclution Drawing (Sugiyono: 2009:56).

DAFTAR PUSTAKA

Buku :
Asep Rezapahlepi (2014) Pengawasan Dinas Perhubungan Komunikasi dan
Informatika Terhadap Peparkiran di Kota Pekanbaru (Studi Kasus
Kecamatan Sukajadi Tahun 2014). Jurnal penelitian
G. R. Terry, 2001, Prinsip-prinsip Manajemen, PT. Bumi Aksara
Kurniwan, Panca dan Agus Purwanto. 2006. Pajak Daerah & Retribusi Daerah di
Indonesia. Malang: Bayumedia

26

Mardiasmo. 2004. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta:


Andi.
Mayasari, Eka. 2011. Pelaksanaan Pemungutan Retribusi Parkir Berlangganan
dan Pendapatan Asli Daerah (Studi pada Dishubkiminfo Kota
Kediri).Skripsi. Malang: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Brawijaya
Moenir , H.A.S. 2001. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia , PT. Bumi
Aksara : Jakarta.
Moleong, J. Lexi, 2000. Metode Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya:
Bandung.
Nazir, Moh . 2003. Metode Penelitian, PT. ghalia Indonesia : Jakarta
Pri Guna Nugraha (2013) Studi tentang peran Dinas Perhubungan dalam
Menertibkan Parkir Liar Di Pasar Pagi Kota Samarinda. Jurnal
penelitian
Siahaan, Marihot, 2005. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, PT Raja Gravindo
Persada, Jakarta.
Sri Wahyunegsih (2013) Evaluasi Penerimaan Retribusi Parkir Di Tepi Jalan
Umum Di Dinas Perhubungan (DISHUB) Kota Pekanbaru. Jurnal
penelitian
Sugiyono . 2009. Metode Penelitian Administrasi dilengkapi dengan Metode R
dan PT. Alfabeta : Bandung
Widodo Joko, 2010. Analisis Kebijakan Publik, Konsep dan Aplikasi Analisis
Kebijakan Publik, Bayumedia Publishing: Malang

Situs Internet :
Riau Pos.co, 12 September 2013 http://kajianpustaka.blogspot.com
Kamus :
Balai Pustaka. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta
Undang-Undang:
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah.
27

Peraturan

Daerah Kota Pekanbaru Nomor 14 Tahun


Penyelenggaraan dan Pengelolaan Perparkiran

2001

Tentang

Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 970 tahun 1981 tentang Manual
Administrasi Pendapatan (MAPENDA)

28

You might also like