You are on page 1of 5

ANALISA KASUS KEPAILITAN PT.

ADAM
SKYCONNECTION AIRLINES (ADAM AIR)

Oleh:
Alkausar Putri
2013330050078

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS JAYABAYA

A. Pendahuluan
Kepailitan terhadap suatu subjek hukum baik orang-perorangan maupun badan hukum dapat
terjadi apabila persayaratan yang dirumuskan dalam pasal 2 ayat 1 UUK 2004 terpenuhi,
antara lain :
1. Minimal ada dua kreditur atau lebih
2. Tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih
(tanpa membedakan apakah debitur memang tidak mampu membayar ataupun debitur
hanya sekedar tidak mau membayar krediturnya dengan alasan-alasan tertentu,
misalnya dalam hal kreditur tidak melaksankan prestasi sebagaimana telah dijanjikan
sebelumnya).
Permohonan pailit dapat diajukan baik oleh debitur sendiri maupun oleh satu atau lebih
krediturnya. Adapun tujuan dari adanya hukum kepailitan adalah untuk kepentingan dunia
usaha dalam menyelesaikan masalah utang-piutang secara adil, cepat, terbuka, dan efektif.

B. Duduk Perkara
Permohonan pailit terhadap PT. Adam Skyconnection Airlines (Adam Air) diajukan oleh
beberapa krediturnya karena adanya kekhawatiran para kreditur atas kemampuan Adam Air
dalam melaksanakan pengembalian utangnya, sehubungan dengan kinerjanya yang terus
memburuk dan terjadinya peristiwa-peristiwa kritis berikut :
1. Peristiwa jatuhnya pesawat Adam Air Boeing 737-400 di perairan Majene, Sulawesi
Barat yang menyebabkan tewasnya seluruh penumpang pesawat tersebut pada tanggal
1 Januari 2007.
2. Hasil pemeringkatan yang buruk atas Adam Air oleh Pemerintah Indonesia tanggal 22
Maret 2007. Adam Air pada peringkat III yang berarti hanya memenuhi syarat
minimal keselamatan.

3. Pencabutan ijin terbang berdasarkan surat bernomorAU/1724/DSKU/0862/2008 yang


dikeluarkan oleh Departemen Perhubungan, Adam Air tidak lagi diizinkan untuk
menerbangkan pesawatnya, terhitung efektif sejak pukul 00.00 tanggal 19 Maret
2008.
4. Adanya ketidakharmonisan antar pemegang saham Adam Air.
Pemohon pailit diwakili oleh CV. Cici qq. Dra Luvida Eviyanti (dengan adanya kuasa
dari para kreditur lain kepada Pemohon tanggal 2 Juni 2008 dan tanggal 26 Mei
2008). CV. Cici merupakan salah satu rekanan termohon Adam Air, yaitu
menyediakan jasa berupa mobil operasional untuk antar jemput awak pesawat Adam
Air yaitu : pilot, co-pilot, pramugara dan pramugari dari tempat kediaman sampai
dengan Bandara Soekarna Hatta maupun sebaliknya.
Kreditur Adam Air lainnya, antara lain : Toko Global, Toko Jaya Makmur, PT.
Pendawa Auto, PT Mafati Indonesia, Toko Bintang Warin Warna, Toko Vijaya Motor,
serta karyawan-karyawan Termohon.

C. Analisis Kasus
Berikut analisis hukum keputusan pailit yang diatur dalam pasal 2 ayat 1 UUK 2004.
1. Minimal ada dua kreditur atau lebih.
Dalam hal ini CV. Cici yang diwakili kuasa hukumnya Lukman Arifin S.H mewakili
pula kreditur lainnya (dengan adanya kuasa dari para kreditur lain kepada Pemohon
tanggal 2 Juni 2008 dan tanggal 26 Mei 2008). Kreditur lainnya seperti sudah
disebutkan diatas antara lain : Toko Global, Toko Jaya Makmur, PT. Pendawa Auto,
PT Mafati Indonesia, Toko Bintang Warin Warna, Toko Vijaya Motor, serta karyawankaryawan Termohon.

Dengan uraian tersebut diatas jelas terlihat bahwa syarat adanya minimal dua kreditur
atau lebih telah terpenuhi. Bahkan kreditur Adam Air yang telah diketahui dengan
jelas dalam berkas permohonan dan putusan pailit Adam Air ada lebih dari dua
kreditur sebagaimana telah disebutkan diatas, selain kreditur pemohon CV.Cici.
2. Tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh tempo dan dapat
ditagih.
Pemohon telah mengajukan tagihan pembayaran/biaya sewa mobil operasional
kepada termohon sebesar Rp. 29.375.000,00 untuk pembayaran tahap IV bulan Maret
2008, kuitansi tertanggal 22 Maret 2008. Tagihan tersebut telah diterima oleh
Termohon dengan tanda terima tertanggal 7 April 2008. Pemohon juga telah
memberikan surat teguran kepada Termohon agar tagihan tersebut dapat segera
dibayarkan, dengan surat tertanggal 21 April 2008 dan tanggal 5 Mei 2008 yang telah
diterima oleh Termohon tanggal 5 Mei 2008. Akan tetapi, hingga saat diajukannya
permohonan ke Pengadilan Niaga tagihan belum dibayar oleh Termohon.

Dengan adanya pengajuan bukti-bukti serta dalil Pemohon di persidangan, maka jelas
bahwa utang Adam Air kepada CV.Cici telah jatuh waktu dan dapat ditagih.

D. Kesimpulan
Dari bukti-bukti diatas terbukti secara sederhana bahwa prasyarat pernyataan pailit dalam
pasal 2 ayat 1 UUK 2004 dapat terpenuhi, dan putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada

tanggal 9 Juni 2008 yang memberikan putusan Adam Air pailit sudah sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku.

You might also like