You are on page 1of 3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Permasalahan infeksi di negara berkembang, termasuk Indonesia, merupakan masalah
kesehatan yang sering dijumpai. Infeksi pada organ reproduksi merupakan salah satu
infeksi tersering pada wanita. Salah satu gejala infeksi pada organ reproduksi wanita adalah
keputihan atau fluor albus. Tiga perempat wanita di dunia pernah mengalami keputihan
setidaknya sekali seumur hidupnya (Aring et al., 2012). Keputihan atau fluor albus adalah
keluarnya cairan berlebih selain darah dari vagina. Fluor albus dapat dibedakan menjadi
fluor albus fisiologis dan patologis. Penyebab fluor albus fisiologis biasanya disebabkan
karena pengaruh hormonal, sedangkan fluor albus patologis dapat disebabkan karena
infeksi jamur, parasit, bakteri, maupun protozoa (Candra et al., 2012).
Wanita hamil memiliki risiko mudah terinfeksi dibandingkan dengan wanita tidak hamil.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa semakin bertambahnya usia gestasi, semakin
meningkat kejadian kandidiasis vaginalis. Prevalensi kejadian kandidiasis vaginalis pada
semester pertama sebanyak 18,5%, sedangkan pada trimester kedua sebesar 33,3% , dan
pada trimester ketiga sebesar 48,1% (Amelia, 2009). Salah satu agen infeksius penyebab
fluor albus patologis tersering pada manusia adalah jamur candida. Jamur candida
merupakan jamur yang bersifat oportunistik dalam tubuh manusia, termasuk pada vagina.
Perubahan pada lingkungan vagina akibat faktor-faktor predisposisi tertentu dapat
menyebabkan candida berubah menjadi patogen dan menimbulkan kandidiasis vaginalis
(Lubis, 2009).
Perubahan hormonal pada wanita hamil terjadi sangat pesat, termasuk hormon-hormon
antagonis insulin seperti CRH (Corticotropin Releasing Hormone) dan hPL (human
Placental Lactogen) yang mulai meningkat pada trimester II dan mencapai puncaknya pada

kehamilan trimester III. Hormon-hormon tersebut menyebabkan terjadinya resistensi insulin


sehingga menyebabkan peningkatan kadar gula darah. Kondisi ini disebut sebagai diabetes
gestasional. Mudahnya terkena infeksi dan peningkatan kadar gula darah merupakan salah
satu tanda dan gejala dari diabetes gestasional. Prevalensi dari diabetes gestasional
bervariasi antara 1-14%, dengan rata-rata tiap tahunnya menurut ADA (American Diabetes
Association) adalah sebesar 7% (Cunningham, 2009).
Tingginya prevalensi keputihan pada ibu hamil dan adanya risiko terkena diabetes
gestasional ditambah dengan tinjauan faktor risiko merupakan dasar acuan penelitian ini.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diajukan pada penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah hubungan antara kadar gula darah sewaktu dengan kejadian fluor albus
pada wanita hamil di Puskesmas Medokan Ayu?
2. Apa sajakah faktor risiko yang mempengaruhi kejadian fluor albus pada wanita hamil di
Puskesmas Medokan Ayu?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kadar gula
darah sewaktu dengan kejadian fluor albus pada wanita hamil di Puskesmas Medokan
Ayu?
1.3.2

Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini antara lain:
1. Mengetahui gambaran kadar gula darah sewaktu pada wanita hamil di Puskesmas

Medokan Ayu.
2. Mengetahui distribusi dan frekuensi kejadian fluor albus, baik fisiologis dan patologis pada
wanita hamil di Puskesmas Medokan Ayu.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan melatih kemampuan peneliti berpikir kritis
1.4.2

dalam menganalisis permasalahan kesehatan.


Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat menjadi masukan dan edukasi bagi wanita hamil untuk
memperhatikan organ reproduksi dan melakukan pemeriksaan gula darah terutama
1.4.3

pada trimester II dan III.


Bagi Institusi
Penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi di Fakultas kedokteran Universitas
Airlangga dan menjadi dasar dari penelitian-penelitian selanjutnya.

You might also like