You are on page 1of 16

MASA JANIN

Perkembangan Janin
Masa yang dimulai dari awal bulan ketiga hingga akhir kehidupan dalam rahim dikenal
sebagai masa janin.Masa ini ditandai dengan penyempurnaan jaringan dan organ serta
pertumbuhan tubuh yang cepat. Beberapa kelainan timbul selama masa ini, meskipun cacat yang
disebabkan oleh gaya gaya mekanik, seperti kopresi inttrauterus. Demikian juga, bahaya pada
system syaraf pusat dapat mengakibatkan gangguan perilaku pascanatal dan menurunkan
kecerdasan.
Panjang janin biasanya disebutkan sebagai panjang puncak kepala bokong (PPB)
(tinggi duduk) atau sebagai puncak kepala tumit (PPT), ukuran dari verteks kepala sampai ke
tumit ( tinggi berdiri). Ukuran, yang dinyatakan dalam sentimeter, ini kemudian dihubungkan
dengan umur janin yang dinyatakan dalam minggu atau bulan. Pertumbuhan panjang sangat
mencolok pada bulan ketiga, keempat, dan kelima, sedangkan penambahan berat badan sangat
mencolok pada 2 bulan terakhir kehamilan. Secara umum lamanya kehamilan diperhitungkan
280 hari atau 40 minggu setelah hari pertama haid terakhir, atau lebih tepat 266 hari atau 38
minggu setelah pembuahan. Untuk pembahasan berikutnya, umur akan dihitung mulai dari saat
pembuahan dan dinyatakan dalam minggu atau bulan kalender.
Perubahan dari Bulan ke Bulan
Salah satu perubahan paling mencolok yang terjadi selama masa janin adalah
pertumbuhan kepala yang relative lebih lambat dibandingkan bagian tubuh lainnya. Pada
permulaan bulan ketiga, kepala kira kira setengah dari PPB. Menjelang permulaan bulan
kelima ukuran kepala kira kira sepertiga PPT dan pada saat lahir kira kira seperempat PPT.
Karena itu, sesuai dengan berlalunya waktu, pertumbuhan badan bertambah cepat, tetapi
pertumbuhan kepala menjadi lebih lambat.
Selama bulan ketiga, wajah makin menyerupai manusia. Mata yang mula mula
menghadap ke lateral, menjadi terletak di permukaan ventral wajah dan telinga mendekati letak
definitifnya di samping kepala. Anggota badan mencapai panjang relatifnya, dibandingkan

dengan bagian tubuh yang lain, walaupun anggota badan bawah masih agak lebih pendek dan
kurang berkembang dibandingkan dengan anggota badan atas. Pusat pusat osifikasi primer
terdapat di tulang tulang panjang dan tulang tengkorak pada minggu ke 12. Pada minggu
ke -12 juga, alat kelamin luar berkembang sedemikian rupa sehingga jenis kelamin janin dapat
ditentukan dengan pemeriksaan luar (USG). Pada minggu ke 6, gelung gelung usu
menimbulkan benjolan besar dalam tali pusat, tetapi pada minggu kesebelas gelung gelung ini
kembali masuk ke rongga perut. Pada akhir bulan ketiga, kegiatan refleks dapat dibangkitkan
pada janin yang gugur, yang menunjukkan adanya kegiatan otot. Akan tetapi gerakan ini
sedemikian kecilnya sehingga tidak dapat dirasakan oleh ibunya.
Pada bulan keempat dan kelima, janin memanjang dengan cepat, dan pada akhir dari
paruh pertama kehidupan dalam rahim, PBB-nya kira kira 15cm, yaitu kira kira setengah dari
panjang total bayi baru lahir. Akan tetapi, berat badan janin hanya sedikit bertambah pada masa
ini dan menjelang akhir bulan kelima masih kurang dari 500g.
Janin dibungkus oleh rambut rambut halus, yang disebut rambut lanugo ;alis mata dan
rambut kepala juga dapat dilihat. Pada bulan kelima, gerakan janin biasanya jelas dapat
dirasakan oleh ibunya.
Tabel Panjang dan Berat Badan Selama Masa Janin
Umur (minggu)
9 12
13 16
17 20
21 24
25 28
29 32
33 - 36
37 - 38

PPB (cm)
58
9 14
15 19
20 23
24 27
28 30
31 34
35 36

Berat Badan (g)


10 45
60 200
250 450
500 820
900 1300
1400 2100
2200 2900
3000 - 3400

Selama paruh kedua kehidupan dalam rahim, berat badan banyak bertambahkhususnya
selama 2bulan terakhir, yang pertambahannya meliputi 50% dari berat badan cukup bulan (kira
kira 3200g). Pada bulan keenam, kulit janin kemerah-merahan dan Nampak berkeriput, karena
tidak ada jaringan ikat di bawah kulit. Janin yang dilahirkan pada bulan ke-enam atau paruh

pertama bulan ketujuh sukar untuk hidup. Walaupun beberapa system organ dapat berfungsi,
system pernafasan dan system syaraf pusat belum cukup berdiferensiasi dan koordinasi antara
kedua system ini belum baik.
Selama dua bulan terakhir, janin memperoleh kontur yang membulat karena adanya
endapan lemak dibawah kulit. Menjelang akhir kehidupan dalam rahim, kulit dibungkus oleh zat
lemak keputih-putihan, yang terbentuk dari produk-produk sekresi kelenjar sebum. Ketika janin
berusia 28 minggu, ia dapat hidup meskipun dengan susah payah.
Pada akhir bulan ke-sembilan, kepala telah mendapatkan ukuran-ukuran lingkra terbesar
pada semua bagian tubuh, suatu hal yang penting berkenaan dengan lewat tidaknya janin melali
jalan lahir. Pada saat lahir, berat badan janin 3000 3400g, PPBnya kira-kira 36cm, dan PPT
kira-kira 50cm. Ciri-ciri seksnya jelas sekali, dan testis seharusnya sudah aa didalam skrotum.
Saat Lahir
Saat lahir paling tepat dinyatakan sebagai 266hari atau 38 minggu setelah pembuahan.
Oosit biasanya dibuahi 12jam setelah ovulasi, dan persetubuhan harusnya berlangsung 24 jam
sebelum pembuahan. Seorang wanita hamil biasanya akan memeriksakan dirinya apabila ia du
kali berturut-turut tidak mendapatkan haid. Pada saat itu biasanya ia tiak ingat lagi dengan jelas
kapn persetubuhan itu berlangsung dank arena itulah saat pembuahan sukar ditentukan.
Ahli kebidanan menghitung hari kelahiran sebagai 280hari atau 40minggu sejak hari
pertama haid yang terakhir. Pada wanita yang mempunyai daur haid teratur 28hari, cara ini agak
tepat, tetapi bila daurnya tidak teratur mungkin terjadi banyak kekeliruan perhitungan. Patut
diingat bahwa waktu antara ovulasi dan perdarahan haid sebelumnya sangat beraneka ragam.
Kesulitan lain terjadi bila wanita tersebut mengalami sedikit perdarahan kira-kira 14hari setelah
pembuahan, kibat aktivitas erosive blastokista yang akan berimplantasi.

Oleha karena itu, ternyata hari kelahiran tidak mudah ditentukan. Pada umumnya,
sebagian besar janin lahir sekitar 10 hingga 14 hari dari hari yang diperkirakan. Apabila janin
dilahirkan lebih dini, mereka digolongkan sebagai premature, bila dilahirkan lewat waktunya,
dianggap postmatur.
Kadang-kadang umur janin kecil perlu ditentukan. Dengan menggabungkan data tentang
hari pertama haid terakhir dengan pajang janin, berat badan dan cirri-ciri morfologik yang khas
pada setiap bulan perkembangan, biasanya tidak terlalu sukar untuik menentukan perkiraan umur
janin. Alat yang baik untuk menyokong penetapan umur janin ini adalah ultrasonografi, yang
dapat memberikan pengukuran PPB yang akurat (1-2 hari) pada minggu ke-7 hingga ke-14.
Pengukuran yang biasa digunakan dalam minggu ke-16 hingga ke-30 adalah diameter biparietal
(DBP), hingga kepala dan perut, dan panjang femur. Penetapan ukuran dan umur janin yang
akurat penting untuk manajemen kehamilan, khususnya pada kasus-kasus yang ibunya
mempunyai panggul kecil atau bayinya mengalami cacat bawaan.

Foto janin berusia 18 minggu

Foto janin berusia 7 bulan

Korelasi Klinik
Banyak sekali vareabelitas panjang dan berat badan janin, dan kadang-kadang nilai-nilai
tersebut tidak berhubungan dengan perhitungan umur janin dalam bulan ataupun minggu.
Kebanyakn faktor yang mempengaruhi panjang dan berat badan janin sudah ditentukan secara
genetik, tetapi sekarang diketahui bahwa faktor lingkungan juga memainkan perana yang
penting.
Keterlambatan pertumbuhan dalam rahim ( IUGR) adalah suatu istilah yang dipakai bagi
bayi-bayi yang berada pada atau dibawah persentil 10 untuk harapan berat badan lahir mereka
pada umur kehamilan tetentu. Kadangkala, bayi-bayi ini disebut sebagai kecil untuk umurnya,
kecil untuk umur kehamilan, bayi kurang gizi, atau dismatur. Kira-kira 1 dar 10 bayi akan
mengalami IUGR dank arena itu akan mendapatkan resiko yang semakin besar untuk mengalami
cacat neurologik, malformasi kongenital, aspirasi mekonium, hipoglikemia, hipokalsemia, dan
sindrom gawat pernafasan. Faktor yang menyebabkan bayi mengalami hal itu adalah kelainan
kromosom (10%), teratogen, infeksi congenital ( rubella, sitomegalovirus, toksoplasmosis, dan
sifilis), kesehatan ibu yang buruk ( hipertensi dan penyakit ginjal atau jantung), status gizi ibu
dan tingkat sosioekonominya. Janin-janin kecil yang berat badannya kurang dari 500g jarang
bertahan hidup, sementara yang berat badannya 500-1000g bisa hidup kalo diberiak perawatan
oleh ahli. Bayi bisa saja kecil karena kelambatan pertumbuhan dalam rahim, tetapi cukup bulan.
Tetapi mereka juga bisa kecil kalau mereka sudah lahir sebelum cukup bulan.

Bagi para perinatolog sekarang tersedia beberapa pendekatan untuk menilai tumbuh
kembang janin di dalam rahim. Semuanya tekhnik-tekhin ini dirancang untuk melacak kelainan
bentuk, kromosom abnormal, dan pertumbuhan janin secara keseluruhan. Tekhnik yang paling
kecil menyebabkan ruda paksa adalah ultrasonografi, yaitu menggunakan gelombang suara ultra
untuk menghasilakn citra plasenta dan bayi. Citra ltrasonik dapat menentukan ukuran dan letak
plasenta serat janin, kehamilan majemuk, dan kelainan bentuk seperti cacat tuba neuralis, cacat
jantung, dan dinding abdomen/
Pendekatan lainnya antara lain adalah pengambilan cairan amnion dan disebut
amniosentesis. Sebuah jarum dimasukkan kedalam rongga amnion melalui dinding perut dan
rahim ibu. Dikeluarkan kira-kira 20 hingga 30ml cairan, oleh karena itu tindakan ini tidak
dilakukan sebelum kehamilan 14 minggu, karena jumlah cairan belum cukup sebelum waktu ini.
Cairannya sendiri dipakai untuk analisis -fetoprotein (AFP). Zat ini merupakan suatu protein
janin yang ditemukan dengan kadar tinggi di cairan amnion janin yang mengalami cacat tuba
neuralis, seperti misalnya spina bifida dan anensefali, serta elainan abdomen, seperti gastroskisi
dan omfalokel. Sel-sel janin yang ditemukan didalam cairan amnion, dibiak dalam perbenihan
dan dipakai untuk analisis kelainan kromosom. Dengan cara ini, sebagian besar kelainan
kromosom seperti translokasi, kromosom pecah, trisomi dan monosomi dapat dikenali. Denagn
menggunakan pewarnaan khusus, seperti Giemsa, pola-pola berpita yang unik untuk setiap
kromosom dapat ditentukan. Selanjutnya karena semakin banyak dirangkaikannya genom
manusia, penanda Southren dapat dilakukan untuk memberikan analisis struktur DNA secara
lebih mendetil.

Gambar ultrasonogram kepala anak normal

Cara lain adalah dengan mengambil sepotong kecil jaringan villi korion.Jaringan ini
banyak mengandung sel-sel janin yang sedang membelah cepat, yang baik untuk analisis segera
cacat kromosom dan cacat biokimiawi, seperti kesalahan-kesalahan metabolisme bawaan.
Pendekatan ini menawarkan keuntungan, yaitu dapat dilakukan pada kehamilan muda dan aalisa
dapat segeraa dilaksanakan tanpa menunggu pembiakan sel. Pelacakan dini aneka kelainan
diperlukan untuk menentukan perlu tidaknya keputusan pengakhiran kehamilan. Kerugian cara
ini adalah tidak mampu menentukan kadar AFP>
Semua cara diagnosis prenatal ini umumnya tidak dilakukan secara rutin, dan hanya
diperuntukkan bagi kehamilah beresiko tinggi. Indikasi untuk melakukan tes ini antara lain :
a.
b.
c.
d.
e.

Usia ibu yang sudah lanjut, yaitu usia 35 tahun atau lebih.
Riwayat cacat tuba neurologis dalam keluarga.
Anak sebelumnya lahir dengan kelainan kromosom, misalnya Down Sindrom.
Kelaina kromosom pada salah satu orang tuanya.
Ibu yang membawa kelainan terkait-X resesif.

Resiko yang timbul akibat ujinya sendiri sangat kecil. Kira-kira ada 0,5% keguguran pada
amniosentesis dan 0,8% keguguran pada pengambilan sample villi korialis.

Selaput selaput Janin dan Plasenta

Menjelang permulaan bulan kedua, trofoblas ditandai oleh banyak sekali villi sekunder
dan tersier yang memberinya bentuk radial. Villi-villi ini berakar pada mesoderm lempeng korion
dan di sebelah perifer melekat pada desidua ibu melalui kulit sitotrofblas luar. Permukaan villi
dibentuk oleh sinsitium, yang terletak diatas selapis sel sitotrofoblas yang selanjutnya akan
membungkus inti mesoderm vaskular. Sistem vaskuler di dalam inti batang villi segera
berhubungan dengan kapiler di dalam lempeng korion dan tangkai penghubung, dengan
demikian tersusunlah susunan pembuluh darah ekstraembrional.
Pada bulan-bulan berikutnya, banyak tonjol-tonjol kecil tumbuh dari tangkai villi yang
sudah ada menuju kedalam ruang lacuna atau ruang antar-villi di sekitarnya. Villi-villi yang baru
terbentuk ini pada mulanya masih primitive, tetapi menjelang permulaaan bulan keempat, sel-sel
sitotrofoblas beserta sebagian sel jaringan ikat menghilang. Setelah itu hanya sinsitium dan
dinding endotel pembuluh darah yang menjadi lapisan pemisah antara peredaran darah ibu dan
janin. Kerapkali sinsitium menjadi sangat tipis dan potongan- potongan besar yang mengandung
beberapa nuclei bisa menembus dan masuk kedalam danau-danau darah anatar villi. Potonganpotongan yang dikenal sebagai gumpal-gumpal sinsitium ini memasuki peredaran darah ibu dan
biasanya mengalami degenerasi tanpa meimbulkan gejala. Menghiangnya sel-sel sitotrofoblas
berlangsung terus dari villi yang kecil ke villi yang lebih besar, dan meskipun selalu masih ada
sel-sel sitotrofoblas di dalam villi yang besar, sel-sel ini tidak ikut serta dalam pertukaran antara
kedua peredaran darah tersebu.

Korion Frondosum dan Desidua Basalis


Pada minggu-minggu pertama perkembangan, villi meliputi seluruh permukaan korion.
Semakin tua kehamilan, villi pada kutub embrional terus tumbuh dan meluas, sehingga
membentuk korion frondosum. Villi pada kutub abembrional mengalami degenerasi, pada bulan
ke-3 sisi korion ini menjadi halus dan disebut korion leave.
Perbedaan korion di kutub embrional dan abembrional juga tercermin pada susunan
desiduanya, yang merupakan lapisan fungsional endometrium dan mengelupas pada saat
persalinan desidua di atas korion frondosum, desidua basalis, terdiri atas sebuah lapisan kompak
sel-sel besar, sel desidua, yang mengandung banyak sekali lipit dan glikogen. Lapisan ini,

lempeng desidua, melekat erat dengan korion. Lapisan desidua di kutub embrional disebut
desidua kapsularis. Dengan bertambah besarnya gelembung korion, lapisan ini menjadi teregang
dan mengalami degenerasi. Selanjutnya korion leave bersentuan dengan dinding rahim (desidua
parietalis) pada rahim sisi yang lain dan keduanya menyatu, dan dengan demikian menutup
rongga rahim. Oleh karena itu, satu-satunya bagian korion yang ikut serta dalam proses
pertukaran adalah korion frondosum yang bersama dengan desidua basalis, membentuk plasenta.
Demikian pula penyatuan amnion dan korion hingga membentuk membrane amniokorion akan
menutup rongga korion. Membran inilah yang pecah pada saat persalinan berlangsung (pecah
ketuban).
Struktur plasenta
Menjelang permulaan bulan keempat, plasenta mempunyai dua komponen yaitu bagian
janin yang dibentuk oleh korion frondosum dan bagian ibu yang dibentuk oleh desidua basalis.
Pada sisi janin plasenta dibatasi oleh lempeng korion pada sisi ibu oleh desidua basalis, yang
lempeng desiduanya berhubungan paling erat ke plasenta. Pada daerah persambungan ini sel-sel
trofoblas dan desidua percampur aduk. Zona ini ditandai dengan sel-sel raksasa desidua dan
sinsitium, dan kaya akan bahan mukopolisakarida amorf. Pada saat ini kebanyakan sel
sitotrofoblas sudah berdegenerasi. Diantara lempeng korion dan lempeng desidua terdapat ruang
antar-villi yang berisi darah ibu. Ruang-ruang ini terbentuk dari lakuna-lakuna di dalam
sinsitiotrofoblas dan dilapisi oleh sinsitium yang berasal dari janin. Pecabangan ini tumbuh
kedalam danau-danau darah antar villi.
Selama bulan keempat dan kelima, desidua membentuk banyak sekat, sekat desidua, yang
menonjol kedalam ruang antar-villi tetapi tidak mencapai lempeng korion. Sekat-sekat ini
mempunyai inti dari jaringan ibu, tetapi permukaannya dibungkus oleh selapis sel sinsitium,
sehingga selamanya terdapat selapis sinsitium yang memisahkan darah ibu di danau antar-villi
dari jaringan janin pada villi tersebut. Sebagai akibat terbentuknya sekat-sekat ini, plasenta
terbagi menjadi sejumlah ruangan atau kotiledon. Oleh karena sekat desidua tidak mencapai l
empeng korion, hubungan antar ruang antar-villi didalam berbagai kotiledon tetap terpelihara.
Sebagai akibat berlanjutnya pertumbuhan janin dan bertambah besarnya rahim, plasenta
juga membesar. Penambahan luas permukaan secara kasar sebanding dengan pembesaran rahim,

dan disepanjang kehamilan, plasenta menutupi kira-kira 25 sampai 30% permukaan dalam
rahim. Bertambah tebalnya plasenta disebabkan oleh arborisasi villi-villi yang sudah ada dan
bukan karena menembusan lebih jauh kedalam jaringan ibu.

Plasenta Cukup Bulan


Pada saat cukup bulan, plasenta terbentuk seperti cakram, garis tengahnya 15 sampai 25
cm, tebalnya kira-kira 3cm dan beratnya kira-kira 500 sampai 600gram. Pada saat lahir, plasenta
terlepas dari dinding rahim dan kira-kira 30 menit setelah bayi lahir, di dorong keluar dari rongaa
rahim. Kalau setelah lahir plasenta dilihat dari sisi ibu tampak dengan jelas 15-20 daerah yang
agak menonjol yaitu kotiledon, yang dilapisi oleh sebuah selaput tipis desidua basalis. Sulkussulkus di antara kotiledon dibentuk oleh sekat-sekat desidua. Banyak desidua untuk sementara
tetap berada di dalam rahim dan dikeluarkan bersama-sama dengan perdarahan rahim berikutnya.
Permukaan janin dari plasenta seluruhnya dibungkus oleh lempeng korion. Sejumlah
pembuluh nadi dan balik besar, pembuluh-pembuluh darah korion terlihat menuju ke tali pusat.
Korion selanjutnya akan dibungkus oleh mnion. Tempat perlekatan tali pusat biasanya di tengah
plasenta dan kadang-kadang bahkan di tepinya (marginal). Akan tetapi jarang sekali tali pusat
melekat pada selaput korion di luar plasenta.
Peredaran Darah Plasenta

Kotiledon menerima darah dari 80 sampai 100aa, spiralis yang menembus lempeng
desidua dan memasuki ruang-ruang antar villi dengan jarak yang cukup teratur.Lumen arteri
spiralis sempit, sehingga mengakibatkan meningginya tekanan darah sewaktu memasuki ruang
antar villi. Tekanan ini menyemburkan darah dalam ke ruang anatar villi dan membasahi banyak
villi kecil dari percabangan villi dengan darah yang kaya oksigen. Pada waktu tekanan menurun,
darah mengalir kembali dari lempeng korion ke desidua, dan memasuki pembuluh balik
endometrium. Karena itu darah yang berasal dari danau-danau antar villi mengalir kembali ke
dalam peredaran darah ibu melalui pembuluh balik endometrium.
Secara keseluruhan ruang antar villi pada plasenta yang telah tumbuh sempurna
mengandung kira-kira 150mL darah, yang diganti kira-kira 3 atau 4 kali dalam semenit. Darah
ini mengalir sepanjang villi korion, yang mempunyai luas permukaan berkisar dari 4 hingga 14
meter persegi. Akan tetapi patut diingat bahwa pertukaran di plasenta tidak berlangsung di semua
villi, tetapi hanya pada villi-villi yang pembuluh janinnya berhubungan erat dengan membrane
sinsitium yang membungkusnya. Pada villi-villi ini, sinsitium kerap kali mempunyai brush
border yang terdiri atas banyak villi-villi halus, sehingga sangat menambah luas permukaan dan
akibatnya meningkatkan kecepatan pertukaran antara peredaran darah ibu dan janin. Selaput
plasenta memisahkan darah ibu dan janin dan mula-mula terdiri atas empat lapisan :
a.
b.
c.
d.

Lapisan endotel pembuluh darah janin.


Jaringan ikat di dalam inti villi.
Lapisan sitotrofoblas
Sinsitium

Akan tetapi sejak bulan keempat dan seterusnya membrane plasenta menjadi jauh lebih tipis,
karena lapisan endotel pembuluh darah menjadi melekat erat pada selaput sinsitium, dengan

banyak sekali meningkatkan kecepatan pertukaran. Meskipun kadankala disebut sawar plasenta,
membrane plasenta bukanlah suatu sawar yang sebenarnya karena banyak zat dapat melintasinya
dengan bebas. Oleh karena darah ibu di dalam ruang antar villi terpisah dari darah janin oleh
sekat yang berasal dari korion, plasenta manusia dianggap dari jenis hemokorialis.

Fungsi Plasenta
Fungsi utama plasenta adalah pertukaran produk-produk metabolism dan produk gas
antara peredaran darah ibu dan janin, dan juga sebagai pembentukan hormone.
Pertukaran Gas
Pertukaran gas seperti oksigen, karbon dioksida, dan karbon monoksida berlangsung
melalui difusi primitife. Pada saat cukup bulan, janin menyaring 20 sampai 30mL oksigen dalam
semenit dari peredaran darah ibu, dengan demikian dapatlah dimengerti bahwa hambatan
penyaluran oksigen sebentar saja pun akan fatal akibatnya bagi janin.
Pertukaran Nutrien dan Elektrolit

Pertukaran nutrient dan elektrolit seperti asam amino, asam lemak bebas, karbohidrat,
dan vitamin berjalan cepat dan meningkat bersamaan dengan berlanjutnya usia kehamilan.
Pemindahan Antibodi Ibu
Antibodi ibu diambil oleh sinsitiotrofoblas dengan cara pinositosis dan selanjutnya
diangkut ke pembuluh kapiler janin. Dengan cara ini, janin memperoleh antibody ibu yaitu
immunoglobulin G (IgG) kelas (7S), terhadap berbagai penyakit infeksi dan memperoleh
kekebalan pasif terhadap difteri, cacar, campak, dan lain-lainnya, tetapi bukan terhadap cacar air
dan batuk rejan (pertusis). Imunisasi pasif penting karena janin hanya mempunyai kemampuan
sedikit untuk menghasilkan antibody sendiri sampai sesudah lahir.
Produksi Hormon
Menjelang akhir bulan keempat, plasenta menghasilkan progesterone dalam jumlah yang
cukup untuk mempertahankan kehamilan sekiranya korpus luteum diangkat atau tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Sangat mungkin, hormone-hormon steroid di buat di sinsitiotrofoblas.
Selain progesterone, plasenta makin banyak menghasilkan hormone estrogenic (terutama
estriol)sampai tepat sebelum akhir kehamilan, ketika telah tercapai puncak kadar estrogen. Kadar
estrogen yang tinggi ini merangsang pertumbuhan uterus dan perkembangan kelenjar mammae.
Sinsitiotrofoblas juga menghasilkan gonadotropin (gonadrotropin korionik manusia atau
hCG) yang mempunyai khasiat serupa dengan hormone luteinisasi dan hipofisi lobus anterior.
Hormon-hormon ini di sekresi oleh ibu melalui air seni, dan pada permulaan kehamilan, adanya
hormone tersebut dipergunakan untu indicator kehamilan. Hormon lain yang dihasilkan plasenta
adalah somatomammotropin (dahulu disebut laktogen plasenta). Hormon ini adalah suatu zat
yang mirip dengan hormone pertumbuhan yang memberikan prioritas kepada janin untuk
mendapatkan glukosa dari darah ibu dan membuat ibu menjadi agak diabetogenik.

Amnion dan Tali Pusat

Garis peralihan antara amnion dan ectoderm embrional (persambungan amnion


ectoderm) berbentuk oval, dan disebut cincin umbilikal primitif. Pada perkembangan minggu
kelima, bangunan-bangunan berikut ini melewati cincin tersebut :
a. Tangkai penghubung, yang mengandung allantois dan pembuluh-pembuluh darah
umbilicus yang terdiri atas dua nadi dan datu pembuluh balik.
b. Tangkai kantung kuning telur (duktus vitellinus) yang disertai dengan pembuluh darah
vitellina.
c. Saluran yang mehubungkan rongga selom intra dan ekstra embrional.
Kantung kuning telur menempati ruangan di dalam rongga korion, yaitu ruang antara amnion dan
lempeng korion.
Selama perkembangan selanjutnya, rongga amnion membesar dengan cepat sambil
memenuhi rongga korion, dan amnion mulai meliputi tangakai penghubung dan tangkai kantung
kuning telur, karena itu mengelompokkan mereka bersama dan menyebabkan pembentukan tali
pusat primitif.
Pada perkembangan selanjutnya, rongga amnion membesar secara cepat dengan
mengorbankan rongga korion, dan amnion mulai membungkus tangkai penghubung dan tangkai
kantung kuning telur, sehingga merangkum mereka bersama-sama dan menghasilkan
pembentukan tali pusat primitif. Di bagian distal, tali pusat ini mengandung tangkai kantung
kuning telur dan pembuluh-pembuluh darah umbilikus.Lebih kea rah proksimal, tali pusat berisi
beberapa usus dan sisa allantois. Kantung kuning telur terdapat di dalam rongga korion dan
dihubungkan dengan tali pusat oleh tangkainya. Pada akhir buan ketiga, amnion telah meluas
sedemikian rupa, sehingga bersentuhan dengan korion dan dengan demikian menutup rongga
korion. Kantung kuning telur kemudian mengerut dan perlahan-lahan menghilang.
Rongga perut untuk sementara waktu terlampau kecil bagi usus yang berkembang dengan
pesat dan sebagian usus itu terdesak ke dalam rongga selom ekstraembrional di tali pusat. Usus
yang menonjol keluar ini membentuk sebuah hernia umbilikalis fisiologis. Di sekitar akhir bulan
ketiga, usus ini kembali masuk kedalam badan mudigah dan rongga selom di dalam tali pusat
lenyap. Di samping itu, pada waktu allantois, duktus vitellinus, dan pembuluh darah vitellina
menghilang pula, yang ada di dalam tali pusat hanyalah pembuluh darah umbilicus yang

dibungkus oleh agar-agar Wharthon. Jaringan ini kaya akan proteoglikan dan berfungsi sebagai
lapisan pelindung bagi pembuluh darah. Dinding pembuluh nadi mengandung otot dan banyak
serabut elastin, yang ikut membantu pengerutan dan pengecilan cepat pembuluh darah umbilicus
setelah tali pusat diikat.
Korelasi Klinik
Normalnya, ada dua arteri dan satu vena di dalam tali pusat. Tetapi pada 1 diantara200
bayi baru lahir, hanya ada satu arteri dan bayi-bayi ini mempunyai kemungkinan menderita cacat
jantung dan pembuluh darah lain sekitar 20%. Arteri yang hilang tersebut gagal dibentuk atau
berdegenerasi lebih dini pada saat perkembangan.
Kadangkala, robekan amnion menghasilkan pita-pita amnion yang bisa melingkari bagian
janin, terutama tungkai dan jari-jari. Amputasi, konstriksi cincin, dan kelainan dapat terjadi
termasuk deformasi kraniofasial. Penyebab pita-pita ini mungkin adalah infeksi atau gangguan
toksik yan mengenai janin, membrane janin atau keduanya. Pita-pita ini kemudian terbentuk dari
amnion, seperti jaringan parut, yng mengikat struktur-struktur janin.

Perubahan-Perubahan Plasenta pada Akhir Kehamilan


Pada akhir kehamilan, terjadi sejumlah perubahan pada plasenta yang mungkin
merupakan suatu petunjuk akan berkurangnya pertukaran zat antara kedua peredaran darah.
Perubahan-perubahan tersebut antara lain :
a.
b.
c.
d.

Bertambahnya jaringan iktar fibrosa di bagian inti villi.


Bertambah tebalnya membrane basalis kapiler janin.
Oblitarasi kapiler-kapiler kecil di dalam villi.
Pengendapan fibrinoid pada permukaan villi pada daerah persambungan dan pada
lempeng korion. Pembentukan fibrinoid yang berlebihan sering menyebabkan infark pada
sebuah danau antar villi atau kadang-kadang pada seluruh kotiledon.

Sewaktu lahir, garis tengah tali pusat kira-kira 2cm dan panjangnya 50 hingga 60cm. Tali
pusat berbelit-belit sehingga menyebabkan simpul-simpul palsu. Tali pusat yang sangat panjang

dapat melilit leher janin, sedangkan tali pusat yang pendek dapat menimbulkan kesulitan
sewaktu melahirkan karena menarik plasenta dari tempat perlekatannya pada dinding rahim.

You might also like