You are on page 1of 11

ANALISA GAS BUANG I

I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat :
Mengetahuai analisa gas buang kendaraan bermotor

dengan

menggunakan alat uji emisi


Mengetahui kadar kandungan darii gas buang kendaraan bermotor
II. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
Alat yang digunakan :
Portable Combustion Gas Analyzers 440
Bahan yang digunakan :
Gas buang kendaraan bermotor
III.DASAR TEORI
Emisi gas buang adalah sisa hasil pembakaran bahan bakar didalam mesin
pembakaran dalam dan mesin pembakaran luar, yang dikeluarkan melalui sistem
pembuangan Mesin.Pada hasil proses pembakaran motor bensin, emisi gas buang yang
dihasilkan meliputi :
1. HC atau Hidrokarbon
Hidrocarbon / HC merupakan unsur senyawa bahan bakar bensin. HC yang ada
pada gas buang adalah dari senyawa bahan bakar yang tidak terbakar habis dalam
proses pembakaran motor, HC diukur dalam satuan ppm. Dengan standart gas limit
adalah 800 ppm. HC merupakan ikatan hidrogen berupa senyawa hidrat arang yang
dihasilkan akibat proses pembakaran yang tidak sempurna dan sisa pembakaran
yang tidak terbuang. Selain itu, akbat proses pembakaran pada HC yang tidak
sempurna, akan menghasilkan gas buang yang berbahaya. HC ini hanya akan
bereaksi dengan oksigen pada pembakaran sempurna dan akan menghasilkan gas
buang yang berbahaya. HC akan bereaksi dengan oksigen pada pembakaran
semourna dan akan menghasilkan CO (karbondioksida) dan H2O (air) serta nitrogen
keluar sebagai N2. Reaksinya :
HC (l) + O2 (g) CO2 (g) + H2O (aq)
Kemungkinan penyebab emisi HC ini tinggi dan dapat menimbulkan gas gas
buang lain yang berbahaya diantaranya Catlytic Converter (CC), pada kendaraan
tidak berfungsi dan AFR ( Air to Fuel Ratio) yaitu rasio perbandingan anatar udara

dengan bensin yang tidak tepat yang mengakibatkan bensin tidak terbakar
sempurna diruang bakar. Adapun penyebabnya dikarenakan :
Tekanan kompresi lemah
Stelan timing tidak tepat
Kabel busi rusak/resistornya tinggi
Platina atau pickup coil rusak
Ignition coil rusak/tegangan sekundernya lemah
Pemakaian type busi yang tidak tepat (type busi dingin)
Terjadi kesalahan sensor pengapian (CKP, CMP)
Semakin kecil nilai HC maka semakin efisien pula proses pembakaran yang terjadi
di mesin pembakaran.
2. CO atau Carbon Monoksida
Merupakan senyawa gas beracun yang terbentuk akibat pembakaran yang tidak
sempurna dalam prose kerja motor, CO diukur dalam satuan % volume. Standart
gas limit CO adalah 4,50%. Gas CO ini timbul akibat berkurangnya campuran
udara dalam proses pembakaran pada HC yang tidak sempurna. Emisi CO pada
kendaraan dapat dikurangi dengan mengubah ke CO2 dengan bantuan sedikit
tambahan oksigen dan panas pada mesin. Biasanya gas CO berupa asam hitam yang
dikeluarkan melalui knalpot kendaraan. Hal hal yang bisa menyebabkan
pencampuran adalah :
Filter udara mampet
Spuyer (main jet/slow jet) korosi, longgar
Stelan karburator salah
Choke menutup terus
Injector tidak mengabut dengan baik
Cold start injector kerja terus menerus
Terjadi kesalahan sensor (MAP, Air Flow, IAT, ECT dan O2 sensor). Msing
masing sensor tersebut memberikan signal tegangan yang besar ke ECU,
sehingga ECU meningkatkan debit bensin.
3. NOx
Adalah unsur dari Nitrogen Oksida (NO) dan Nitrogen Dioksida (NO 2) tetapi sering
dinyatakan dalam NOx saja. NOx juga merupakan senyawa gas beracun yang
ditimbulkan dari proses pembakaran yang tidak sempurna. Senyawa ini dihasilkan
karena tingginya konsentrasi oksigen dan suhu diruang bakar. Nitrogen adalah gas
inert uang amat stabil yang tidak akan berikatan dengan unsur lain. Tetapi, dalam
kondisi sushu tinggi dan tekanan tinggi dalam ruang bakar, nitrogen akan memecah
ikatannya dan berikatan dengan oksigen. Emisi senyawa NOx ini sangat tidak stabil

dan bila terlepas ke udara bebas, akan berikatan dengan oksigen dan membentuk
NO2, senyawa inilah yang sangat berbahaya karena beracun dan bila terkena air
akan membentuk senyawa nitrat.
4. Pb atau Timah Hitam
Adalah senyawa beracun yang terkandung dalam bahan bakar bensin dengan tujuan
utuk menaikkan angka Oktan Bensin sehingga pada waktu pembakaran dalam
proses kerja motor tidak mudah terjadi Detonasi atau Knocking.
5. CO2 atau Carbon Dioksida
Merupakan senyawa yang tidak beracun hasil pembakaran motor, tetapi efek dari
CO2 ini adalah membawa dampak terhadap efek rumah kaca/ pemanasan global.
Standart gas limit CO2 adalah 0,00%. Konsentrasi CO2 semakin tinggi maka akan
semakin baik, hal ini menunjukkan secara langsung status proses pembakaran
diruang bakar pada proses pembakaran.
6. SO2 atau Belerang
Merupakan senyawa hasil pembakaran motor yang bersifat asam yang dapat
membawa dampak terjadinya hujan asam yang nantinya dapat mengakibatkan
kerusakan dan kematian organisme makhluk hidup, disamping itu juga membawa
dampak cepat terjadinya korosi/karat pada logam, kalau pada kendaraan dapat
mempercepat terjadinya keropos pada knalpot.
7. AFR
Menunjukkan jumlah bagian udara yang terjadi di ruang pembakaran mesin.
Idealnya mesin yang efisien memiliki nilai AFR 14,7. Namun dalam kenyataannya
kita tidak bisa atau sulit mengkondisikan mesin/mentune-up mesin untuk
mendapatkan nilai AFR sebesar 14,7. Oleh karenanya nilai AFR ini berkisar antara
14,5 s/d 15,5. Apabila nilai AFR kurang dari angka itu atau lebih, maka terjadi
pencampuran gemuk (kebanyakan bensin), sebaliknya jika nilai AFR melebihi dari
angka itu terjadi percampuran kurus (kebanyakan udara)
8. Lambda
Merupakan kesimpulan proses pembakaran yang terjadi di mesin, jika lambda 1,
berarti pembakaran bahan bakar dimesin sangat efisien/ideal, dalam artian
komposisi pencampuran udara dan bahan bakar akan benar benar homogen.
Namun biasanya kita sangat sulit untuk mentune-up kendaraan untuk memperoleh
nilai lambda ini mempunyai posisi range nilai 0,95 s/d 1,05. Jika nilai lambda
kurang dari angka itu berarti terjadi percampuran gemuk (kebanyakan bensin),
sedangkan jika nilai lambda melebihi dari angkaitu menandakan campuran kurus
(kebanyakan udara).

Beberapa variabel yang dapat memberikan gambaran terhadap polusi yang


dikeluarkan dari pembakaran mesin menurut Davis dan Cornwell (1991), yaitu :
1. Rasio bahan bakar dan udara
Rasio bahan bakar dan udara mempunyai efek langsung terhadap jenis emisi mesin
hal yang paling mudah untuk diatur. Pada kondisi rasio bahan bakar dan udara yang
rendah emisi CO dan HC meningkat. Pada rasio bahan bakar dan udara yang tinggi
sekitar 15,5 emisi NO meningkat. Pada kondisicampuran tadi yang cenderung
meninggi, emisi NO mulai menurun. Kemudian salah satu pendekatan yang
digunakan untuk mengontrol emisidengan menyetel karburator, jadi mesin yang
dingin mampu dijalankan. Jadi rasio bahan bakar dan udara >17, campuran gas tidak
akan terbakar sebagaimana mestinya.
2. Kecepatan mesin
Peningkatan kecepatan mesin (bukan kecepatan kendaraan) menurunkan emisi
HC.Ini terjadi karena menurunnya bahan bakar yang tidak terbakar di dalam silinder
dan penurunan gas yang tidak dinyalakan tidak bereaksi dalam ruang pembakaran.
Emisi NO meningkat hingga nilai maksimum yang dicapai dalam rasio bahan bakar
dan udara.
3. Waktu pembakaran
Perlambatan dari waktu pembakaran menurunkan emisi HC sebagai hasil penurunan
bahan bakar tidak terbakar.Emisi NO juga menurun dengan meningkatnya
perlambatan waktu pembakaran. Sedikit atau tidak ada perubahan yang terjadi
dalam emisi CO hingga perlambatan di dalam waktu pembakaran menjadi berlebih
sehingga emisi CO meningkat.
4. Rasio tekanan
Penurunan terhadap rasio tekanan akan menurunkan emisi HC dan NOx. Hal
tersebut juga tidak memberi efek pada emisi CO. Rasio tekanan yang rendah berarti
respon yang rendah juga.

Tabel 1. Sumber dan Standar Kesehatan Emisi Gas Buang


Pencemar
Karbon monoksida (CO)

Sumber

Keterangan

Buangan

kendaraan

bermotor;

beberapa

proses industri
Sulfur dioksida (S02)

Panas

dan

Standar kesehatan:
10 mg/m3 (9 ppm)

fasilitas Standar kesehatan:

pembangkit listrik

Partikulat Matter

ug/m3

(0.03

ppm)

Buangan

kendaraan Standar kesehatan:

bermotor;

beberapa 50 ug/m3 selama 1

proses industri
Buangan
Nitrogen dioksida (N02)

80

tahun; 150 ug/m3

kendaraan Standar kesehatan:

bermotor; panas dan 100 pg/m3 (0.05


fasilitas

ppm) selama 1 jam


Standar kesehatan:

Ozon (03)

Terbentuk di atmosfir

235 ug/m3 (0.12


ppm) selama 1 jam

Sumber : Bapedal

Tabel 1. memperlihatkan sumber emisi dan standar kesehatan yang ditetapkan


oleh pemerintah melalui keputusan Bapedal.BPLHD Propinsi DKI Jakarta pun mencatat
bahwa adanya penurunan yang signifikan jumlah hari dalam kategori baik untuk dihirup
dari tahun ke tahun sangat mengkhawatirkan. Dimana pada tahun 2000 kategori udara
yang baik sekitar 32% (117 hari dalam satu tahun) dan di tahun 2003 turun menjadi
hanya 6.85% (25 hari dalam satu tahun). Hal ini menandakan Indonesia sudah
seharusnya memperketat peraturan tentang pengurangan emisi baik sektor industri
maupun sektor transportasi darat/laut.Selain itu tentunya penemuan-penemuan teknologi
baru pengurangan emisidilanjutkan dengan pengaplikasiannya di masyarakat menjadi
suatu prioritas utama bagi pengendalian polusi udara di Indonesia.
IV. PROSEDUR KERJA
1. Menghubungkan selang penyaring udara, selang sampling udara, dan
kabel termokopel pada masing masing konektornya pada bagian bawah
analyzer
2. Menyalakan analyzer dengan menekan tombol On/Off selama beberapa
detik hingga layar analyzer menyala
3. Analyzer akan melakukan autozero setelah dinyalakan. Membiarkan
analyzer hingga proses autozero selesai tanpa ada error yang terjadi dan
muncul tampilan bacaan/pembacaan

4. Menekan tombol OK untuk autozero yang kedua, didiamkan hingga


autozero ketiga
5. Memasukkan sampling probe kebagian mesin yang akan diukur gas
buangnya apabila autozero ketiga telah selesai
6. Membiarkan analyzer melakukan pembacaan hingga diperoleh hasil
pembacaan yang tetap (melakukan 3x pengukuran, 1x pengukuran
selama 115 detik)
7. Menekan tombol PRINT diikuti tombol OK untuk mencetak hasil
pembacaan
8. Mematikan alat dengan menekan tombol On/Off selama beberapa detik
V. DATA PENGAMATAN
Jenis
Motor

Gas Buang Yang Terdeteksi


T. Flue
T. Air
O2

Bahan
COd

NO

45,6C

Error

28 ppm

Honda
Beat

31,5C

Error

(2015)

Bakar
Premium
dan
Pertama
x

Honda
Vario
(2013)

60,4C

30,8C

Error

Error

40 ppm

Premium

VI. ANALISA DATA


Pada percobaan kali ini, bertujuan untuk mengetahui kadar CO, NO dan
O2 pada gas buang bermotor. Sampel yang digunakan dalam analisis gas buang
yaitu gas buang dari motor Honda Beat 2015 dan Honda Vario 2013. Dalam
menganalisa emisi gas buang ini menggunakan alat Portable Combustion Gas
Analyzer 4400.
Pada sampel motor Honda Beat 2015 dan motor Honda Vario 2013
merupakan jenis motor matic. Motor Honda Beat 2015 menggunakan bahan
bakar jenis premium dan pertamax, sedangkan motor Honda Vario 2013
menggunakan bahan bakar jenis premium. Pada saat melakukan pengujian
didapatkan hasil T. Flue, T. Air, O2, Cod, dan NO. Tetapi dalam menganalisa

nilai NO dan Cod, hasil yang didapatkan adalah error, hal ini dikarenakan
adanya kesalahan yang berasal dari sensor atau pendeteksi alat Portable
Combustion Gas Analyzer 4400.
Semakin tinggi temperatur pembakaran maka gas buang yang dihasilkan
semakin besar. Pada motor matic keluaran baru, gas buangnya lebih sedikit
dibandingkan motor matic keluaran lama gas buangnya lebih besar. Besarnya
emisi gas buang yang dihasilkan oleh kendaraan dipengaruhi oleh bahan bakar
yang digunakan. Perbedaan bahan bakar ini dapat mempengaruhi berapa besar
emisi gas buang suatu kendaraan. Hal ini dikarenakan dari nilai octan suatu
bahan bakar. Nilai octan bahan bakar jenis pertamax sebesar 92 octan,
sedangkan bahan bakar jenis premium sebesar 88 octan.
VII.
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Gas buang yang didapatkan adalah Cod, NO dan O2
2. Honda beat 2015
CO
= Error
NO
= 28 ppm
O2
= Error
3. Honda Vario 2013
CO
= Error
NO
= 40 ppm
O2
= Error
VIII.
DAFTAR PUSTAKA
JOBSHEET.2016.Penuntun

Praktikum

Instrumen.Palembang.Politeknik Negeri Sriwijaya


www.komara.weebly.com
id.m.wikipedia.org

Kimia

Analitik

GAMBAR ALAT (TERLAMPIR)

Portable Combustion Gas Analyzer 4400

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM


KIMIA ANALITIK INSTRUMEN
EMISI GAS BUANG I

Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

ANDHIKA SANDI PANORAMA


DINNA KHOIRUUMMAH
DITA INDAH SARI
DWI OKTA LARASSAKTI
ISMA ULY MARANGGI
NUR ANNISA YULIASDINI
RICKI NOUFAL HADI
KELAS
KELOMPOK
JURUSAN
INSTRUKTUR

(061540421931)
(061540421936)
(061540421937)
(061540421940)
(061540421944)
(061540421947)
(061540421951)

: 2 KI.B
: 03
: TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI (DIV)
: Ir. Drs. RUSDIANASARI M.Si

TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA

You might also like