You are on page 1of 17

6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Tenaga Kerja


Di Indonesia, pengertian tenaga kerja atau manpower mulai sering
diperdengarkan. Tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah atau sedang
bekerja, yang sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan kegiatan lain seperti
bersekolah dan mengurus rumah tangga. Persoalan pokok ketenagakerjaan
bersumber dari kurangnya daya saing tenaga kerja terhadap laju pertumbuhan
angkatan kerja secara nasional. Persoalan ini sesungguhnya tidaklah berdiri
sendiri tetapi merupakan mata rantai yang saling berhubungan dalam proses
pembangunan nasional secara keseluruhan.
Masalah lain yang sering timbul dalam ketenagakerjaan adalah terjadinya
ketidakseimbangan antara penawaran tenaga kerja (supply of labor) dan
permintaan akan tenaga kerja (demand of labor) pada tingkat upah tertentu.
Ketidakseimbangan ini dapat berupa excess supply of labor, yaitu apabila
penawaran lebih besar dari pada permintaan tenaga kerja, atau terjadi excess
demand of labor, yaitu apabila terjadi permintaan akan tenaga kerja lebih besar
daripada penawaran akan tenaga kerja.
Lewis, A dalam Todaro (1985 : 66) mengemukakan teorinya mengenai
ketenagakerjaan, yaitu kelebihan pekerja merupakan kesempatan dan bukan
masalah. Kelebihan pekerja merupakan di satu sektor akan memberikan andil
terhadap pertumbuhan output dan penyediaan pekerja di sektor lain. Selanjutnya
Lewis mengemukakan bahwa terdapat dua faktor di dalam perekonomian negara

sedang berkembang, yaitu sektor modern dan sektor tradisional. Sektor tradisional
tidak hanya sektor pertanian di pesesaan, melainkan juga termasuk sektor informal
di perkotaan (pedagang kaki lima, pengecer, pedagang angkringan). Sektor
informal

mampu

menyerap

kelebihan

tenaga

kerja

yang

ada

selama

berlangsungnya proses industrialisasi, sehingga disebut katub pengaman


ketenagakerjaan.
Di Indonesia tenaga kerja memakai batasan umur 10 tahun keatas.
Dengan demikian tenaga kerja yang dimaksudkan adalah penduduk yang berumur
10 tahun atau lebih dan dibawah 10 tahun tidak dianggap sebagai tenaga kerja.
Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa dalam umur 10 tahun atau lebih sudah
banyak penduduk terutama di desa-desa yang sudah bekeja. Batas umur tingkat
minimum 10 tahun tanpa batas maksimal.
Dengan bertambahnya kegiatan pendidikan maka jumlah penduduk
dalam usia sekolah yang melakukan kegiatan ekonomi akan berkurang. Bila wajib
belajar 9 tahun diterapkan, maka anak-anak sampai dengan umur 14 tahun akan
berada di sekolah. Dengan kata lain jumlah penduduk yang bekerja dalam batas
umur tersebut akan menjadi sangat kecil, sehingga batas umur minimum lebih
tepat dinaikan menjadi 15 tahun. Atas pertimbangan tersebut, Undang-Undang
No. 25 tahun 1997 tentang ketenagakerjaan telah menetapkan batas usia kerja
menjadi 15 tahun.
Teori Keynes mengatakan cara mengurangi pengangguran yaitu dengan
memperbanyak investasi, misalnya mesin karena mesin butuh operator otomatis
akan menyerap tenaga kerja. Selain itu konsumsi harus sama dengan pendapatan,

karena banyaknya tingkat konsumsi akan memerlukan juga banyak output


sehingga otomatis harus menambah perkerja, apabila outpunya banyak otomatis
gaji para pekerja akan naik sehingga daya beli mereka meningkat, (Noer,
2009:56).
Tenaga kerja merupakan faktor yang sangat penting dalam produksi, karena
tenaga kerja merupakan faktor penggerak faktor input yang lain, tanpa adanya
tenaga kerja maka faktor produksi lain tidak akan berarti. Dengan meningkatnya
produktifitas tenaga kerja akan mendorong peningkatan produksi sehingga
pendapatan pun akan ikut meningkat.
Aset utama para usaha dagang, hanya tenaga kerja dan keterampilan, serta
kreatifitas

yang

relaitif

masih

rendah.

Meskipun

pekerjaan

sebagai

anggota/karyawan cepat mendatangkan hasil, tetapi seringkali penghasilan itu


tidak mencukupi kebutuhan rumah tangga mereka. Usaha anggota mempunyai
peranan yang sangat substansial dalam modernisasi kehidupan manusia. Mereka
termasuk agent of development yang saling reaktif terhadap tantangan jaman.
Berbicara masalah tenaga kerja di Indonesia dan juga sebagian besar negaranegara berkembang termasuk negara maju pada umumnya merupakan tenaga
kerja yang dicurahkan untuk usaha dagang. Keadaan ini berkembang dengan
semakin meningkatnya kebutuhan manusia dan semakin majunya suatu kegiatan
usaha dagang karena semakin maju teknologi dan pemikiran yang digunakan
dalam menghadapinya.
Setiap usaha kegiatan kerja yang akan dilaksanakan pasti memerlukan
tenaga kerja, banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan harus sesuai dengan

kapasitas yang dioperasikan sehingga akan mengurangi biaya (lebih efisien) yang
diharapkan pendapatan tenaga kerja akan lebih meningkat, karena tambahan
tenaga tersebut profesional dan terpercaya. Oleh karena itu dalam analisa
ketenagakerjaan usaha dagang, penggunaan tenaga kerja dinyatakan oleh besarnya
curahan kerja.
2.2. Pengertian Pendapatan
Pendapatan merupakan salah satu unsur yang paling utama dari
pembentukan laporan laba rugi dalam suatu perusahaan. Banyak yang masih
bingung dalam penggunaan istilah pendapatan. Hal ini disebabkan pendapatan
dapat diartikan sebagai revenue dan dapat juga diartikan sebagai income.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2004 : 23.1), kata income
diartikan sebagai penghasilan dan kata revenue sebagai pendapatan, penghasilan
(income) meliputi baik pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gain).
Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan
yang dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa
(fees), bunga, dividen, royalti dan sewa. Definisi tersebut memberikan pengertian
yang berbeda dimana income memberikan pengertian pendapatan yang lebih luas,
income meliputi pendapatan yang berasal dari kegiatan operasi normal perusahaan
maupun yang berasal dari luar operasi normalnya. Sedangkan revenue merupakan
penghasil dari penjualan produk, barang dagangan, jasa dan perolehan dari setiap
transaksi yang terjadi.
Pengertian pendapatan dapat juga diartikan dengan istilah bahwa
pendapatan adalah arus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah

10

entitas atau penyelesaian kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) selama satu
periode dari pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivitas lain
yang merupakan operasi utama atau sentral entitas yang sedang berlangsung.
Pengertian pendapatan didefinisikan oleh Sofyan Syafri (2002 : 58)
sebagai kenaikan gross di dalam asset dan penurunan gross dalam kewajiban
yang dinilai berdasarkan prinsip akuntansi yang berasal dari kegiatan mencari
laba.
Definisi pendapatan menurut, memberikan penekanan pada konsep
pengaruh terhadap ekuitas pemilik, yaitu pendapatan (revenue) adalah
peningkatan ekuitas pemilik yang diakibatkan oleh proses penjualan barang dan
jasa kepada pembeli.
Adanya penafsiran yang berlainan terhadap pengertian pendapatan bagi
pihak yang berkompeten disebabkan karena latar belakang disiplin yang berbeda
dengan penyusunan konsep pendapatan bagi pihak tertentu. Konsep pendapatan
belum dapat dijelaskan secara universal oleh pemakai akuntansi, karena pemakai
informasi laporan keuangan khususnya laporan laba rugi yang memuat tentang
pendapatan berguna untuk masing masing pemakai laporan yang berbeda beda
tergantung dari sudut mana ia memandang.
Secara garis besar konsep pendapatan dapat ditinjau dari dua sisi yaitu :
a. Konsep pendapatan menurut ilmu ekonomi
b. Konsep pendapatan menurut ilmu akuntansi.
Pendapatan merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh
seseorang dalam seminggu dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir

11

periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut menitikberatkan pada pola


kuantitaif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. Secara garis besar,
pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan
hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi. Defenisi
pendapatan menurut ilmu ekonomi menutup kemungkinan perubahan lebih dari
total harta kekayaan, badan usaha awal peeriode dan menekankan pada jumlah
nilai yang statis pada akhir periode.
Konsep pendapatan menurut ilmu ekonomi dikemukakan oleh,
economic income is typically measured as cash flow plus the change in the fair
value of net assets. Under this definition, income includes both realized (cash
flow) and unrealized (holding gain or loss) components. Menurut Wild,
pendapatan secara khusus diukur sebagai aliran kas ditambah perubahan dalam
nilai bersih aktiva. Wild memasukkan pendapatan yang dapat direalisasi sebagai
komponen pendapatan.al
Dari definisi yang dikemukakan diatas, pendapatan menurut ekonomi
mengindikasikan adanya suatu aliran dana (kas) yang terjadi dari satu pihak
kepada pihak lainnya. pendapatan harus didapatkan dari aktivitas produktif.
Pendapatan bagi masyarakat (upah, bunga, sewa dan laba) muncul
sebagai akibat jasa produktif (productive service) yang diberikan kepada pihak
business. Pendapatan bagi pihak business diperoleh dari pembelian yang
dilakukan oleh masyarakat untuk memperoleh barang dan jasa yang dihasilkan
atau diproduksi oleh pihak business, maka konsep pendapatan (income) menurut

12

ekonomi pada dasarnya sangat berbeda dengan konsep pendapatan (revenue)


menurut akuntansi.
Sumber dan jenis pendapatan ini merupakan suatu unsur yang perlu
mendapat perhatian penting sebelum membahas masalah pengakuan dan
pengukuran pendapatan lebih lanjut. Kesalahan dalam menentukan sumber dan
jenis pendapatan yang kurang tepat dapat mempengaruhi besarnya pendapatan
yang akan diperoleh dan berhubungan erat dengan masalah pengukuran
pendapatan tersebut.
Menurut Soemarsono (2003 : 130), pendapatan dalam perusahaan dapat
diklasifikasikan sebagai pendapatan opeerasi dan non operasi. Pendapatan operasi
adalah pendapatan yang diperoleh dari aktivitas uama perusahaan. Sedangkan,
pendapatan non opearsi adalah pendapatan yang diperoleh bukan dari kegiatan
utama perusahaan.
Jumlah nilai nominal aktiva dapat bertambah melalui berbagai transaksi
tetapi tidak semua transaksi mencerminkan timbulnya pendapatan. Dalam
penentuan laba adalah membedakan kenaikan aktiva yang menunjukkan dan
mengukur pendapatan kenaikan jumlah nilai nominal aktiva dapat terjadi dari:
1.

Transaksi modal atau endapatan yang mengakibatkan adanya tambahan dana yang
ditanamkan oleh pemegang saham

2.

Laba dari penjualan aktiva yang bukan berupa barang dagangan seperti aktiva
tetap, surat-surat berharga, atau penjualan anak atau cabang perusahaan.

3.

Hadiah, sumbangan, atau penemuan.

13

4.

Revaluasi aktiva.

5.

Penyerahan produk perusahaan, yaitu aliran penjualan produk


Dari beberapa pengertian mengenai pendapatan yang dibahas pada
bagian sebelumnya, perlu diketahui lebih lanjut jenis jenis pendapatan dalam
perusahaan. Dapat dikatakan bahwa laba (income) dapat berasal dari sejumlah
sumber daya namun pendapatan (revenue) hanya berasal dari kegiatan utama
perusahaan, untuk itu dapat dibedakan jenis-jenis penerimaan yang dimasukkan
(dicatat) ke dalam pendapatan dengan jenis-jenis penerimaan yang bukan
merupakan pendapatan..
Sejalan dengan pendapat King di atas, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(2004 : 23.1) membagi pendapatan menjadi tiga jenis yaitu :
a) Penjualan barang
Barang, meliputi barang yang diproduksi perusahaan untuk dijual dan
barang yang dibeli pengecer atau tanah dan properti lain yang dibeli untuk
dijual kembali
b) Penjualan jasa
Penjualan jasa, biasanya menyangkut pelaksanaan tugas secara kontraktual
telah disepakati untuk dilaksanakan selama suatu periode waktu yang
disepakati oleh perusahaan. Jasa dapat diserahkan selama satu periode atau
lebih dari satu periode.
c) Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan
bunga, royalti dan dividen.

14

Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak lain menimbulkan pendapatan


dalam bentuk :
a) Bunga-pembebanan untuk penggunaan kas atau setara kas atau jumlah
terhutang kepada perusahaan;
b) Royalti-pembebanan untuk penggunaan aktiva jangka panjang perusahaan,
misalnya paten, merk dagang, hak cipta, perangkat lunak komputer;
c) Dividen-distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan
proporsi mereka dari jenis modal tertentu.
2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan
2.3.1
Jam Kerja
Jam kerja merupakan bagian dari empat faktor organisasi yang
merupakan sumber potensial dari stres para karyawan di tempat kerja yang
menyebabkan

mempengaruhi

pendapatan. Adanya

beberapa

karakteristik

pekerjaan dan lingkungan kerja yang mengandung stres kerja yang salah satunya
adalah terbatasnya waktu dalam mengerjakan pekerjaan. Jam kerja normal
umumnya diartikan hari kerja dengan jam tersisa untuk rekreasi dan istirahat.
Istirahat adalah kegiatan malam hari, sedangkan bekerja adalah aktivitas siang
hari. Hal ini berkaitan dengan mereka yang bekerja dengan jadwal yang tidak
biasa, baik pada shift kerja atau dengan jam yang diperpanjang hingga melampaui
siang, bekerja pada malam hari, serta bekerja disaat pola tidur.
Jam kerja adalah waktu yang ditentukan untuk melakukan pekerjaan.
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa lamanya jam kerja berlebih dapat
meningkatkan human error atau kesalahan kerja karena kelelahan yang meningkat
dan jam tidur yang berkurang. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian Maurits

15

dan Widodo (2008:109) yang menyatakan bahwa tambahan durasi pada suatu shift
kerja, akan meningkatkan tingkat kesalahan. Lima kali tambahan durasi shift per
bulan akan meningkatkan kelelahan 300% dan berakibat fatal.
Karyawan biasanya mempunyai kemampuan normal menyelesaikan
tugas kantor / perusahaan yang dibebankan kepadanya, kemampuan berkaitan
dengan keahlian, pengalaman, dan waktu yang dimiliki. Dalam kondisi tertentu ,
pihak atasan seringkali memberikan tugas dengan waktu yang terbatas . Akibatnya
karyawan dikejar waktu untuk menyelesaikan tugas tepat waktu sesuai yang
ditetapkan atasan.
Waktu kerja merupakan bagian dari empat faktor organisasi yang
merupakan sumber potensial dari stres para karyawan di tempat kerja dapat
dinyatakan dalam beberapa karakteristik pekerjaan dan lingkungan kerja yang
mengandung stres kerja yang salah satunya adalah terbatasnya waktu dalam
mengerjakan pekerjaan. Karyawan biasanya mempunyai kemampuan normal
menyelesaikan tugas kantor / perusahaan yang dibebankan kepadanya,
kemampuan berkaitan dengan keahlian, pengalaman, dan waktu yang dimiliki.
Dalam kondisi tertentu , pihak atasan seringkali memberikan tugas dengan waktu
yang terbatas . Akibatnya karyawan dikejar waktu untuk menyelesaikan tugas
tepat waktu sesuai yang ditetapkan atasan dan pada akhirnya pekerjaan pun tidak
bisa diselesaikan dengan baik
Menurut Yager (2004:132) karyawan dapat menjadi pecandu kerja, yaitu
orang yang selalu ingin sempurna dan berenergi tinggi. Karyawan yang memiliki
kemampuan mengendalikan tingkat stress, akan tetapi mereka membebani.

16

Karyawan lain dengan tuntutan-tuntutan yang tidak dapat dicapai. Seperti halnya
kecanduan alkohol, kecanduan kerja juga sulit untuk disembuhkan. Fathoni
(2006:176) mengatakan bahwa jam kerja sebagai faktor penyebab stres kerja
dengan mengatakan bahwa terdapat enam faktor penyebab stres kerja karyawan
antara lain beban kerja yang sulit dan berlebihan, tekanan dan sikap pimpinan
yang kurang adil dan tidak wajar, waktu dan peralatan yang kurang, konflik antara
pribadi dengan pimpinan atau kelompok kerja, balas jasa yang terlalu rendah,
masalah-masalah kerluarga. Jam kerja merupakan bagian paling umum yang harus
ada pada sebuah perusahaan. Jam kerja karyawan umumnya ditentukan oleh
pemimpin perusahaan berdasarkan kebutuhan perusahaan , peraturan pemerintah,
kemampuan karyawan bersangkutan. Kerja adalah perbuatan melakukan sesuatu
sedangkan mengenai waktu ada beberapa pengertian antara lain :
1. Sekalian rentetan saat yang telah lampau, sekarang dan yang akan datang.
2. Lama rentetan saat yang tertentu ; ukuran lama rentetan saat
3. Saat yang tertentu (untuk melakukan sesuatu); saat yang tentu untuk
sembahyang
4. Saat ; ketika
5. Tempo ; kesempatan ; peluang
6. Hari (keadaan hari)
Menurut Darmawan (2006:525) , timework (upah menurut waktu) adalah
suatu sistem penentuan upah yang dibayar menurut lamanya / jangka waktu yang
terpakai dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, misalnya per hari, per jam, per
minggu, per bulan, dan lain lain. Menurut Ghani (2003:61) terdapat aturan tentang

17

batasan waktu kerja maksimal, dan pemberian waktu istirahat , serta kompensasi
pelampauan dari ketentuan tersebut. Tertuang dalam Kepres No.3 tahun 1983
yang isinya antara lain sebagai berikut.
1. Jam kerja 7 jam/hari dan 40 jam/minggu.
2. Jika bekerja 4 jam berturut-turut harus diberikan istirahat sedikitnya setengah
jam.
3. Waktu istirahat mingguan 2 hari (untuk 5 hari kerja) dan 1 hari (untuk 6 hari
kerja).
4. Waktu istirahat tahunan adalah hari libur resmi , diberikan kepada pekerja
untuk merayakannya. Penetapan waktunya ditentukan oleh pemerintah.
Widodo (2006:574) mengatakan bahwa base time (waktu dasar) adalah
banyaknya waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tanpa
memperhitungkan waktu yang dipergunakan untuk misalnya istirahat menunggu
bahan mentah datang dan sebagainya.
Yager (2004:19) untuk memperkirakan bagaimana orang salah mengatur
waktu mereka terdapat beberapa alasan antara lain : mengerjakan terlalu banyak
hal sekaligus, ketidakmampuan untuk berkata tidak.
2.3.2

Insentif

Kebutuhan karyawan sebagai individu dapat berupa materiil dan non


materiil, masalah kebutuhan ini dapat menjadi pendorong manusia untuk bekerja
atau dapat menyebabkan karyawan lebih bersemangat dalam melakukan pekerjaan
dengan mengharapkan memperoleh imbalan balas jasa dari perusahaan tempat ia

18

bekerja untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Salah satu balas jasa yang
biasanya diberikan perusahaan adalah insentif.
Ada beberapa pengertian insentif yang dikemukakan antara lain:
1. Insentif adalah setiap sistem kompensasi di mana jumlah yang diberikan
tergantung dari hasil yang dicapai yang berarti menawarkan suatu insentif
kepada pekerja untuk mencapai hasil yang lebih baik.
2. Pengupahan insentif dimaksudkan untuk memberikan upah atau gaji yang
berbeda. Jadi dua orang karyawan yang mempunyai jabatan yang sama
bisa menerima upah yang berbeda dikarenakan prestasi kerja yang
berbeda.
3. Insentif adalah sebagai sarana motivasi dapat diberikan batasan
perangsang ataupun pendorong yang diberikan dengan sengaja kepada
pekerja agar dalam diri mereka timbul semangat yang lebih besar untuk
berprestasi
bagi organisasi.
4. Insentif adalah penghargaan atas dasar prestasi kerja yang tinggi yang
merupakan rasa pengakuan dari pihak organisasi terhadap prestasi kerja
karyawan dan konstitusi pada organisasi.
5. Insentif adalah kompensasi yang mengkaitkan gaji dengan produktivitas.
Insentif merupakan penghargaan dalam bentuk uang yang berdasarkan
kepada mereka yang dapat bekerja melampaui standar yang telah
ditentukan.
6. Insentif adalah tambahan upah (bonus) karena adanya kelebihan prestasi
yang membedakan dengan yang lain, yang dimaksudkan untuk dapat

19

meningkatkan produktivitas karyawan dan mempertahankan karyawan


yang berprestasi untuk tetap berada dalam organisasi.
7. Pengertian insentif adalah: .Perangsang yang ditawarkan kepada para
karyawan untuk melaksanakan kerja sesuai atau lebih tinggi dari
standarstandar yang telah ditetapkan..
8. Insentif adalah: .Suatu penghargaan dalam bentuk uang yang diberikan
oleh pihak pemimpin organisasi kepada karyawan agar mereka bekerja
dengan motivasi yang tunggi dan berprestasi dalam pencapaian tujuantujuan organisasi..
9. Simamora (2004: 514), insentif adalah: .Kompensasi yang mengaitkan
bayaran atas dasar untuk dapat meningkatkan produktivitas para karyawan
guna mencapai
keunggulan yang kompetitif.
Insentif pada dasarnya merupakan suatu bentuk kompensasi yang
diberikan kepada karyawan yang jumlahnya tergantung dari hasil yang dicapai
baik berupa finansial maupun non finasial. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong
karyawan bekerja lebih giat dan lebih baik sehingga prestasi dapat meningkat
yang pada akhirnya tujuan perusahaan dapat tercapai. Insentif sebagai sarana
motivasi yang mendorong para pegawai untuk bekerja dengan kemampuan yang
optimal, yang dimaksudkan sebagai pendapatan ekstra di luar gaji atau upah yang
telah ditentukan. Pemberian insentif dimaksudkan agar dapat memenuhi
kebutuhan para pegawai dan keluarga mereka. Istilah sistem insentif pada
umumnya digunakan untuk menggambarkan rencana-rencana pembayaran upah
yang dikaitkan secara langsung atau tidak langsung dengan berbagai standar
kinerja pegawai atau profitabilitas organisasi.

20

Kompensasi dan insentif mempunyai hubungan yang sangat erat, di mana


insentif merupakan komponen dari kompensasi dan keduanya sangat menentukan
dalam pencapaian tujuan dan sasaran organisasi secara keseluruhan. Insentif dapat
dirumuskan sebagai balas jasa yang memadai kepada pegawai yang prestasinya
melebihi standar yang telah ditetapkan. Insentif merupakan suatu faktor
pendorong bagi pegawai untuk bekerja lebih baik agar kinerja pegawai dapat
meningkat.
Menurut pendapat para ahli di atas dapat penulis simpulkan, bahwa
insentif adalah dorongan pada seseorang agar mau bekerja dengan baik dan agar
lebih dapat mencapai tingkat kinerja yang lebih tinggi sehingga dapat
membangkitkan gairah kerja dan motivasi seorang pegawai, jadi seseorang mau
bekerja dengan baik apabila dalam dirinya terdapat motivasi, yang menjadi
masalah adalah bagaimana pula menciptakan gairah kerja dan motivasinya, sebab
walaupun motivasi sudah terbentuk apabila tidak disertai dengan gairah kerjanya
maka tetap saja pegawai tersebut tidak akan bisa bekerja sesuai yang diharapkan.
Pada prinsipnya pemberian insentif menguntungkan kedua belah pihak.
Perusahaan mengharapkan adanya kekuatan atau semangat yang timbul dalam diri
penerima insentif yang mendorong mereka untuk bekerja dengan lebih baik dalam
arti lebih produktif agar tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan/instansi dapat
terpenuhi sedangkan bagi pegawai sebagai salah satu alat pemuas kebutuhannya.
2.4. Kerangka Pemikiran
Secara lebih sederhana dan tegas kerangka berpikir penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut :

21

Jam Kerja
(x1)
Pendapatan
(y)
Insentif
(x2)
Gambar 2.1.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan anggota SPSI


2.5.

Hipotesis

Sebagaimana diketahui bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara


atau dugaan sementara atau dugaan yang masih perlu diuji kebenarannya melalui
penelitian.
Menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 108) :
Sehubungan dengan pembatasan pengertian diatas untuk hipotesis dapat
diartikan sebagai satu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul
Dalam hal ini penulis merumuskan hipotesis penelitian ini sesuai dengan
masalah yang telah dikemukakan sebagai berikut:
1. Diduga variabel Jam Kerja Berpengaruh Secara Positif Dan Signifikan
Terhadap Pendapatan Anggota SPSI (Serikat Pekerja Seluruh
Indonesia) Unit Kerja UD. Tunas Baru Jaya.
2. Diduga variabel Insentif Berpengaruh Secara Positif Dan Signifikan
Terhadap Pendapatan Anggota SPSI (Serikat Pekerja Seluruh
Indonesia) Unit Kerja UD. Tunas Baru Jaya.

22

You might also like