You are on page 1of 12

MANAJEMEN ENERGI

A. Pengertian Energi
Energi merupakan sumber daya yang digunakan oleh manusia untuk melakukan
suatu kegiatan dengan tujuan tertentu. Dengan adanya energi yang terdapat di bumi ini
manusia dapat mengolah dan memanfaatkanya untuk proses kehidupan. Energi yang
paling utama disebut energi primer yaitu energi yang masih berupa sumber daya alam
yang masish asli. Kemudian manusia dituntut untuk bisa mengolah energi primer
tersebut dengan tekn ologi yang ada sehingga energi tersebut dapat digunakan.
Banyak sekali energi yang terdapat dibumi ini. Namun sumber daya manusia
yang terbatas menyebabkan pengolahan energi tidak dapat maksimal. Selain itu
pengetahuan manusia akan pemanfaatan energi juga masih kurang. Manusia
cenderung hanya menggunakan dari pada memproduksi energi. Oleh karena itu
pengetahuan mengenai manajemen energi sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Dengan adanya pemahaman mengenai manajemen energi, maka energi dapat
digunakan semaksimal mungkin dan sehemat mungkin.
B. Latar Belakang Manajemen Energi
Manajemen energi adalah suatu penerapan ilmu manajemen di bidang energi
untuk meningkatkan efektifitas pemakaian energi oleh manusia maupun oleh
perusahaan industri. Selain itu manajemen industri juga mempelajari cara penggunaan
suatu energi agar dapat seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan dari perseorangan
maupun kegiatan dari perusahaan industri.
Manajemen energi dalam suatu industri sangat diperlukan sebagai upaya untuk
meningkatkan daya saing industri tersebut. Selain itu dengan adanya manajemen
energi di industri dapat meningkatkan keuntungan baik dari sektor financial maupun
sektor lingkungan. Dari sektor financial dengan penerapan ilmu manajemen energi
maka dengan menggunakan energi seminimal mungkin untuk memperoleh keuntungan
semaksimal mungkin. Dari sektor lingkungan dengan penerapanmanajemen energi
dapat membantu memerangi global warming. Dengan sedikit mengkonsumsi energi
berarti mengurangi polusi termal dan penggunaan air pendingin, yang intinya dapat
meninngkatkan kualitas lingkungan. Sebagaimana yang kita tahu bahwa, sumber utama
pembakaran bahan bakar fosil atau kegiatan manusia yang berkaitan dengan
penggunaan energy dapat menimbulkan pemanasan global yang mengkhawatirkan
masyrakat yang ada di bumi saat ini. Tanpa adanya manajemen energi dalam suatu
perusahaan industri tidak dapat beroperasi dengan baik, cenderung merugi dan dapat
merusak lingkungan sekitar.

Dalam sistem Manajemen energi dimulai dari sistem pengolahan energi hingga
pemakaian energi tersebut. Dalam sistem pengolahan energi manusia harus bisa
mengolah suatu energi primer menjadi bentuk energi lain tanpa harus mengorbankan
energi lain, sehingga dari pengolahan tersebut dapat dihasilkan beberapa macam
bentuk energi yang berdaya guna untuk manusia maupun untuk kepentingan industri.
Dalam sistem pendistribusian energi juga harus dituntuk dengan manajemen energi,
sehingga biaya yang diperlukan sedikit/ hemat dan energi yang didistribusikan utuh
sampai ditempat tujuan. Dalam pemanfaatan/ penggunaan energi ilmu manajemen
energi dapat diterapakan supaya dalam penggunaan energi tidaka bnerlebihan dan
dapat sminimal mungkin, sehingga diperoleh keuntungan yang besar. Selain itu upaya
pengelolaan energi tersebut agar tidak mencemari/ merusak lingkungan sekitar.
C. Prinsip Dasar Manajemen Industri
Prinsip-prinsip dasar manajemen energi adalah suatu hal yang sangat luas
jangkauannya karena dengan prinsip-prinsip dasar ini akan sangat membantu dalam
cara pendekatan terhadap problem yang akan dihadapi. Prinsip-prinsip dasar itu dapat
mempersiapkan dasar untuk pendekatan yang rasional dan penjabaran yang lebih
terperinci tentang energi yang dibutuhkan. Salah satunya adalah melihat data historis
tentang pemakaian energi. Kadang-kadang terjadi variasi musiman atau perubahan
pemakaian energi yang mendadak turun karena terjadi kerusakan mesin atau
pemeliharaan mesin tetapi hal itu tidak diketahui. Dengan melihat kembali data-data
historis dapat diketahui hal-hal ynag sebelumnya tidak jelas dan bahkan dapat
memberikan saran untuk mengkombinasikan beberapa proses operasi yang dapat
menghemat pemakaian bahan bakar. Dengan energi audit akan didapat data
pemakaian energi yang terinci dari suatu proses atau mesin tertentu dan dapat terlihat
pemakaian energi yang tidak efisien.
Dengan meningkatnya pemeliharaan pada suatu perusahaan atau organisasi
biasanya akan menghemat pemakaian bahan bakar. Peralatan baru yang lebih efisien
dapat menggantikan peralatan lama yang kurang efisien yang tidak akan mengurangi
kualitas produksinya bila dibandingkan dengan proses lama yang kurang efisien.
Manajemen energi berusaha untuk memanfaatkan energi, mengurangi kehilangan dan
menggunakan kembali proses yang tersisa yang telah dibuang dari suatu proses atau
peralatan. Bahan yang ekonomis maksudnya menggunakan kembali bahan-bahan sisa,
mengurangi sampah dan perencanaan bahan sisa, perencanaan produksi yang
mempertimbangkan penggunaan kembali bagian yang terbuang.

Berikut prinsip-prinsip dasar manajemen energi :


1. Perencanaan/ Planning.
Perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan dalam sistem manajemen energi.
Perencanaan diikuti dengan berbagai kegiatan sebagai upaya untuk mewujudkan
tujuan yang telah direncanakan. Dalam hal manajemen energi perencanaan sangat
penting karena merupakan hal dasar untuk pengolahan energi. Dalam sistem
manajemen energi perencanaan menyangkut barbagai bidang mulai dari pengolahan
energi primer, pemanfaatan energi, hingga pengelolaan energi tersebut. Sehingga
energi dapat digunakan secara maksimal tanpa merugikan pihak-pihak yang
bersangkutan.
2. Pengorganisasian / Organizing.
Pengorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan dalam sistem manajemen energi.
Dalam upaya pengaturan energi bertujuan untuk penghematan energi, karena dengan
adanya pengaturan maka dapat diketahui energi yang dibutukan dan energi yang tidak
dibutuhkan sehingga energi tidak terbuang sia-sia.

3. Pengarahan / Directing.
Pengarahan adalah suatu kegiatan menata/ mengelola untuk meningkatkan efektifitas
dan efisiensi energi. Dengan adanya pengarahan maka energi dapat dikelola dengan
baik sehingga energi bermanfaat dengan sempurna.
4. Pengendalian/ controlling.
Pengendalian adalah suatu kegiatan untuk mengatur pemakaian energi yang ada.
Dengan adanya pengendalian maka suatu dapat termonitoring dalam pemakainya.
Bentuk pengendalian energi seperti pembatasan penggunaan energi tertentu, konversi
energi, dll. Sehingga energi yang ada akan selalu terjaga kelestarianya.
D. Penerapan Prinsip Dasar dalam Manajemen Enegi Listrik
Penerapan dalam manajemen energi listrik yaitu dengan melakukan audit energi
listrik. Audit energi listrik merupakan satu usaha pengamatan yang dilakukan secara
berkala atau rutin untuk memberikan informasi atau profil penggunaan energi listrik
pada proses atau alat tertentu. Menurut Craig B Smith, 1981, dalam buku Energy
Management Principle, mengartikan bahwa Audit energi adalah pngidentifikasian

penggunaan energi pada proses dan alat atau mesin tertentu dengan fokus pada
operasi yang tidak efisien.
Kegiatan audit energi listrik awal meliputi pengumpulan data energi bangunan
dengan data yang tersedia dan tidak melakukan pengukuran. Kegiatan audit energi
listrik awal yaitu merupakan dokumentasi bangunan, gambar teknik bangunan sesuai
konstruksi yang terdiri dari :
Denah tampak potongan bangunan seluruh lantai.
Denah instalasi pencahayaan bangunan seluruh lantai.
Diagram garis tunggal listrik, lengkap dengan penjelasan penggunaan daya listrik dan
besarnya penyambungan daya listrik PLN.

Selaian melakukan audit energi listrik penerapan energi listrik juga dapat
dilakukan dengan cara melakukan penghematan energi listrik. Penghematan energi
listrik dapat dilakukan di semua aspek bidang, mulai dari yang berskala kecil hingga
yang berskala besar, sehingga dengan melakukan penghematan energi listrik maka
secara otomastis akan memangkas kegiatan operasiobal dari sebuah industri.
E. Contoh Penerapan Dalam Industri
1. Peninjauan ulang sistem teknis dan perbaikan arsitektur bangunan.
Kebanyakan gedung-gedung besar menggunakan alat pendingin (AC) yang merupakan
beban listrik paling besar. Salah satu beban pendinginan yang besar adalah sinar
matahari yang langsung masuk ke dalam ruang, terutama antara jam 10 pagi sampai
jam 15. Dengan memasang penghalang sinar matahari pada sisi timur dan barat di luar
gedung pada sudut jam 10 dan jam 14, akan bisa sangat mengurangi secara drastis
beban pendinginan. Dengan mengurangi alat pendingin maka beban listrik yang
dikonsumsi akan berkurang. Selain itu Perambatan panas matahari melalui dinding
dapat dikurangi dengan menambah isolator panas. Isolator panas yang cukup baik
adalah udara. Udara dingin yang keluar atau udara panas yang masuk sama-sama
memboroskan energi. Dengan melakukan peninjauan ke lapangan, ke setiap ruang,
selalu akan dapat diperoleh beberapa lubang kebocoran udara dingin dengan udara
panas yang harus segera ditutup.
2. Perbaikan prosedur operasionil secara manual.
Beberapa prosedur operasional yang dapat dengan mudah dilaksanakan antara lain:
mewajibkan kepada para pemakai gedung untuk selalu mematikan lampu atau AC jika
sedang tidak ada orang, mematikan lampu yang dekat jendela kaca pada siang

hari, tidak menyalakan pompa pada jam 18-23 karena harga listrik lebih mahal, selalu
menutup pintu dan jendela yang memisahkan ruang berAC dengan yang tidak, selalu
memeriksa lampu jalan dan lampu taman yang sering lupa untuk dimatikan pada siang
hari. Prosedur operasional yang tampaknya sederhana ini ternyata dalam
pelaksanaannya tidaklah semudah seperti yang dikatakan. Diperlukan petunjuk,
teguran, pengawasan yang terus menerus dan melibatkan banyak orang, sampai
menjadi suatu kebiasaan atau budaya hemat listrik.
3. Perbaikan prosedur operasionil secara otomatis.
Cara seperti no 2 di atas masih mudah dan bisa dilaksanakan untuk gedung pendek
atau pabrik kecil, dan akan menjadi sulit dilaksanakan untuk gedung 25 lantai atau
pabrik lebih besar dari 5000m2. Untuk mengatasi kesulitan ini, telah tersedia banyak
jenis sensor dan actuator untuk berbagai keperluan. Sensor level cahaya, sensor pintu
sedang terbuka/tertutup, sensor keberadaan seseorang di dalam ruangan, pengatur
waktu otomatis, dan lain sebagainya bisa dirangkai dan dikombinasikan untuk
mencapai tujuan penghematan listrik. Konfigrasi jaringan sensor juga bisa direncanakan
dengan seksama. Bahkan sekarang juga telah tersedia teknologi addressable sensor,
actuator dan monitor. Setiap unit bisa diberi address, dan hubungan antar unit cukup
dilihat sebagai antar address. Selama addressnya sama, dimanapun berada, selalu
bisa saling berhubungan. Semua koneksi komunikasi dilakukan secara paralel dengan
cukup menggunakan 2 kabel telepon biasa. Jika Ruang Rapat tersebut kosong dalam
waktu 10 menit, maka semua yang berhubungan dengan address yang sama akan mati
semua. Petugas jaga di ruang monitor mempunyai kuasa untuk mematikan semua yang
berhubungan dengan adress tersebut. Semua dilakukan dengan cara yang sangat
sederhana. Salah satu kelemahan sistem otomatisasi terletak pada SDM yang sering
gaptek (gagap teknologi) program komputer, baik pada sisi operator maupun
manajemen.
4. Pemasangan alat penghemat listrik di seluruh instalasi.
Pada prinsipnya kebanyakan beban (peralatan yang memakai listrik), selalu bisa
dihemat listriknya walau sedikit. Di sini diperlukan kejelian dan keahlian untuk
menentukan memilih jenis beban dan alat yang sesuai untuk penghematan. Beban
lampu pijar, lampu neon, pemanas, unit AC, motor, dan lain-lain, semuanya mempunyai
alat penghemat yang spesifik/unik berdasarkan kinerja beban, schedul pemakaian
beban. Dalam persoalan ini, yang lebih penting adalah multiplier effect dari
penghematan yang kecil-kecil ini, yang sudah terbiasa dengan penghematan secara
parsial. Berapa tingkat penghematan total yang bisa diperoleh untuk suatu instalasi,

hanya bisa diestimasi berdasarkan statistik dari banyak program/ proyek yang pernah
dilakukan. Perusahaan yang bergerak dalam bidang penghematan energi listrik
mempunyai rahasia angka yang tidak bisa dibuka terhadap clientnya. Perusahaan
Kontraktor Penghemat Biaya Listrik melakukan audit energi yang biasa dipakai, mencari
peluang kemungkinan di mana saja bisa dilakukan penghematan, menghitung/estimasi
besar penghematan, menjamin besar penghematan dalam persen, menghitung waktu
pengembalian modal (payback period). Dengan cara ini, tingkat penghematan yang
bisa dicapai antara 5-20%.
5. Perbaikan kwalitas daya listrik.
Untuk mengoptimalkan energi listrik diantaranya dengan meningkatkan faktor daya atau
disebut perbaikan faktor daya. Faktor daya yang buruk mengakibatkan konsumsi daya
reaktif yang sangat besar. Pada industri, penggunaan daya reaktif ini akan dikenakan
biaya jika faktor dayanya dibawah 0,85 sesuai standar yang telah ditetapkan PT. PLN
(persero).Penggunaan beban-beban reaktif dalam suatu sistem tenaga listrik akan
mengakibatkan menurunnya faktor daya (cos
Untuk mengurangi bahkan
menghilangkan biaya pemakaian kVAR tersebut dapat dilakukan melalui perbaikan
faktor daya dengan pemasangan kapasitor dengan mengkompensasi beban-beban
induktif. Kapasitor ini akan berfungsi sebagai sumber daya reaktif sehingga beban tidak
lagi menyerap daya reaktif dari PLN.

Energi memiliki peran yang sangat penting bagi peningkatan kegiatan ekonomi dan ketahanan nasional,
sehingga pengelolaan energi yang meliputi penyediaan, pemanfaatan, dan pengusahaannya harus
dilaksanakan secara berkeadilan, berkelanjutan, optimal, dan terpadu, seperti tertuang dalam Undangundang Republik Indonesia No 30 tahun 2007 tentang Energi.
Sebagai tindak lanjut dari Undang undang tentang Energi tersebut di atas, ditetapkanlah PPRI No 70
tahun 2009 tentang Konservasi Energi. Pelaksanaan peraturan tentang Konservasi Energi dituangkan
dalam Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia No 14 tahun 2012 tentang
Manajemen Energi.

Dijelaskan dalam PPRI No 70 tahun 2009 bahwa Manajemen energi adalah kegiatan terpadu untuk
mengendalikan konsumsi energi agar tercapai pemanfaatan energi yang efektif dan efisien untuk
menghasilkan keluaran yang maksimal melalui tindakan teknis secara terstruktur dan ekonomis untuk
meminimalisasi pemanfaatan energi termasuk energi untuk proses produksi dan meminimalisasi
konsumsi bahan baku dan bahan pendukung. Pengguna Sumber Energi dan Pengguna Energi yang
menggunakan sumber energi dan/atau energi lebih besar atau sama dengan 6.000 setara ton
minyak per tahun WAJIB melakukan manajemen energi. Sedangkan bagi Pengguna Sumber
Energi dan Pengguna Energi yang menggunakan sumber energi dan/atau energi kurang dari
6.000 setara ton minyak per tahun disarankan agar melaksanakan Manajemen Energi dan/atau
melaksanakan penghematan energi.
Manajemen Energi dilakukan dengan cara :
a.

Menunjuk Manajer Energi

b.

Menyusun program Konservasi Energi

c.

Melaksanakan Audit Energi secara berkala

d.

Melaksanakan rekomendasi hasil audit energi

e.

Melaporkan pelaksanaan Manajemen Energi setiap tahun kepada Menteri, Gubernur,


atau Bupati / Walikota sesuai dengan kewenangannya.

Konservasi Energi
Langkah-langkah yang dilakukan dalam Program Konservasi Energi adalah:
a.

Progam jangka pendek : perbaikan prosedur operasi, pemeliharaan dan pemasangan


alat-alat kendali sederhana.

b.

Program jangka menengah dan panjang : peningkatan efisiensi peralatan dan fuel
switching.

c.

Peningkatan kesadaran dan pengetahuan teknik-teknik konservasi energi bagi


karyawan / operator secara terus menerus.

Program Konservasi Energi sedikitnya memuat informasi sebagai berikut :

a.

Rencana yang akan dilakukan

b.

Target dan pencapaian

c.

Jenis dan konsumsi energi

d.

Penggunaan peralatan hemat energi

e.

Langkah-langkah konservasi energi

f.

Jumlah produk yang dihasilkan atau jasa yang diberikan

Pelaksanaan penghematan energi oleh pengguna sumber energi dan pengguna energi dilakukan
melalui :
a.

Sistem Tata Udara

b.

Sistem Tata Cahaya

c.

Peralatan Pendukung

d.

Proses Produksi

e.

Peralatan Pemanfaat Energi Utama

Sistem Tata Udara


Penghematan energi melalui sistem tata udara dilakukan dengan cara :
1.

Untuk bangunan, apabila menggunakan AC :


a.

Menggunakan AC hemat energi (berteknologi inverter) dengan daya sesuai


dengan besarnya ruangan.

b.

Menggunakan refrigerant jenis hidrokarbon

c.

Menempatkan unit kompresor AC pada lokasi yang tidak terkena langsung


sinar matahari.

d.

Mematikan AC jika ruangan tidak digunakan.

e.

Memasang thermometer ruangan untuk memantau suhu ruangan

f.

Mengatur suhu dan kelembaban relatif sesuai Standar Nasional Indonesia


(SNI), yaitu :
1.

Ruang kerja dengan suhu berkisar antara 24oC 27oC dengan


kelembaban relatif antara 55% 65%.

2.

Ruang transit (lobby, koridor) dengan suhu berkisar antara 27oC 30oC
dengan kelembaban relatif antara 50% 70%.

g.

Mengopeasikan AC central
1.

30 menit sebelum jam kerja, unit fan AC dinyalakan, 1 jam kemudian


kompresor AC dinyalakan.

2.

30 menit sebelum jam kerja berakhir, unit kompresor AC dimatikan,


pada saat jam kerja berakhir, unit fan AC dimatikan.

h.

Memastikan tidak adanya udara luar yagn masuk ke dalam ruangan ber AC
yang mengakibatkan efek pendinginan berkurang.

i.
2.

Melakukan perawatan secara berkala sesuai panduan pabrikan.


Menggunakan jenis kaca tertentu yang dapat mengurangi panas matahari yang

masuk ke dalam ruangan namun tidak mengurangi pencahayaan alami.


3.

Mengurangi suhu udara pada atau sekitar gedung dengan cara penanaman
tumbuhan dan/atau pembuatan kolam air.

Sistem Tata Cahaya


Penghematan energi melalui sistem tata cahaya dilakukan dengan cara :
1.

Menggunakan lampu hemat energi sesuai dengan peruntukannya.

2.

Mengurangi penggunaan lampu hias (asesoris).

3.

Menggunakan ballast elektronik pada lampu TL (neon).

4.

Mengatur daya listrik maksimum untuk pencahayaan (termasuk rugi-rugi ballast)


sesuai Standard Nasional Indonesia (SNI) untuk :
Ruang resepsionis : 13 watt/m2 dengan tingkat pencahayaan paling rendah

a.

300 lux.
b.

Ruang kerja : 12 watt/m2 dengan tingkat pencahayaan paling rendah 350 lux.

c.

Ruang rapat, ruang arsip aktif : 12 watt/m2 dengan tingkat pencahayaan


paling rendah 300 lux.

d.

Gudang arsip : 6 watt/m2 dengan tingkat pencahayaan paling rendah 150 lux.

e.

Ruang tangga darurat : 4 watt/m2 dengan tingkat pencahayaan paling rendah


150 lux.
Tempat parkir : 4 watt/m2 dengan tingkat pencahayaan paling rendah 100 lux.

f.
5.

Menggunakan rumah lampu (armature) reflektor yang memiliki pantulan cahaya


tinggi.

6.

Mengatur saklar berdasarkan kelompok area, sehingga sesuai dengan pemanfaatan


ruangan.

7.

Menggunakan saklar otomatis dengan menggunakan pengatur waktu (timer)


dan/atau sensor cahaya (photocell) untuk lampu taman, koridor, dan teras.

8.

Mematikan lampu ruangan di bangunan gedung jika tidak dipergunakan.

9.

Memanfaatkan cahaya alami (matahari) pada siang hari dengan membuka tirai
jendela secukupnya sehingga tingkat cahaya memadai untuk melakukan kegiatan
pekerjaan.

10.

Membersihkan lampu dan rumah lampu (armature) jika kotor dan berdebu agar tidak
menghalangi cahaya lampu.

Peralatan Pendukung

Penghematan energi pada peralatan pendukung dilakukan dengan cara :


1.

Mengoperasikan lift dengan pemberhentian setiap 2 lantai.

2.

Menggunakan alat pengatur kecepatan dan sensor gerak pada escalator.

3.

Mematikan komputer jika akan meninggalkan ruang kerja lebih dari 30 menit.

4.

Mematikan printer jika tidak digunakan dan hanya menyalakan sesaat sebelum akan
mencetak.

5.

Menggunakan mesin fotokopi yang memiliki mode standby dengan konsumsi tenaga
listrik rendah.

6.

Mengoperasikan peralatan audio-video sesuai keperluan.

7.

Menyalakan

peralatan water

heater dan dispenser beberapa

menit

sebelum

digunakan dan mematikan setelah selesai digunakan.


8.

Meningkatkan faktor daya jaringan tenaga listrik dengan memasang kapasitor bank.

9.

Mengupayakan diversifikasi energi seperti penggunaan energi surya dan angin.

Proses Produksi
Penghematan energi pada proses produksi dilakukan dengan cara :
1.

Modifikasi teknologi proses produksi yang lebih efisien.

2.

Optimasi sistem produksi

Peralatan Pemanfaat Energi Utama


Penghematan energi pada peralatan pemanfaat energi utama dilakukan dengan cara:
1.

Optimalisasi beban antara lain dengan pemasangan inverter terutama pada mesin
yang menggunakan motor-motor listrik yang bekerja dengan beban dinamis dan
kapasitas yang cukup besar.

2.

Mengontrol rasio udara bahan bakar sehingga diperoleh pembakaran yang efisien.

3.

Memanfaatkan gas buang antara lain dengan co-generation atau sistem Combined
Heat and Power (CHP).

4.

Pengurangan heat losses antara lain dengan isolasi yang cukup dan optimum pada
peralatan.

5.

Melakukan fuel switching antara lain pemanfaatan gas alam sebagai bahan bakar
untuk menggantikan High Speed Diesel(HSD).

6.

Melakukan perawatan peralatan secara berkala.

Bagi Pengguna Sumber Energi dan Pengguna Energi, akan diberlakukan Insentif dan Disinsentif
terhadap pelaksanaan Manajemen Energi di lingkungannya masing-masing, yaitu :

Insentif

1.

Pengguna sumber energi dan pengguna energi yang berhasil melaksanakan


konservasi energi melalui Manajemen Energi selama periode tertentu, diberi Insentif oleh
Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya.

2.

Insentif diberikan kepada Pengguna Sumber Energi dan Pengguna Energi yang
melaksanakan Manajemen Energi selama periode 3 tahun berturut turut yang dapat
menurunkan konsumsi energi spesifik sekurang-kurangnya sebesar 2% pertahun.

3.

Pemberian insentif dimaksud berupa Audit Energi dalam pola kemitraan yang dibiayai
oleh Pemerintah dan/atau direkomendasikan mendapat prioritas pasokan energi.

Disinsentif
1.

Pengguna Sumber Energi dan Pengguna Energi yang tidak melaksanakan konservasi
energi melalui Manajemen Energi dikenakan disinsentif oleh Menteri, Gubernur, atau
Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya.

2.

Disinsentif berupa :
a.

peringatan tertulis

b.

pengumuman di media massa

c.

denda

d.

pengurangan pasokan energi

3.

4.

Peringatan tertulis dikenakan apabila tidak :


a.

menunjuk Manajer Energi

b.

menyusun program konservasi energi

c.

melaksanakan audit energi secara berkala

d.

melaksanakan rekomendasi hasil audit energi

e.

melaporkan pelaksanaan Manajemen Energi


Peringatan tertulis diberikan paling banyak 3 kali dalam tenggat waktu masing-

masing 1 bulan.
5.

Dalam hal pengguna sumber energi dan pengguna energi yang telah diberi
peringatan tertulis sebanyak 3 kali tidak melaksanakan konservasi energi melalui
Manajemen

Energi,

Menteri,

Gubernur,

atau

Bupati/Walikota

sesuai

dengan

kewenangannya mengumumkan nama Pengguna Sumber Energi dan Pengguna Energi


yang bersangkutan di media massa.
6.

Dalam hal 1 bulan setelah nama Pengguna Sumber Energi dan Pengguna Energi
diumumkan di media massa tetap tidak melaksanakan konservasi energi melalui
Manajemen Energi, yang bersangkutan dikenai denda.

7.

Denda dikenakan sebanyak 2 kali dari nilai pemborosan energi yang ditimbulkan.

8.

Nilai pemborosan energi dihitung berdasarkan 5% dari biaya energi yang digunakan
oleh Pengguna Sumber Energi dan Pengguna Energi selama 1 tahun periode pelaporan.

9.

Hasil denda disetorkan ke kas Negara/kas daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan-undangan.

10.

Dalam hal 1 bulan setelah pengenaan denda pengguna sumber energi dan pengguna
energi tidak membayar denda, Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai dengan
kewenangannya menetapkan pengurangan pasokan energi kepada yang bersangkutan.

11.

Pengurangan pasokan energi ditetapkan maksimum sebesar 5% dari kapasitas


kontrak yang bersangkutan dengan penyedia energi selama 1 bulan dan dapat
diperpanjang.

12.

Gubernur atau Bupati/Walikota dalam menetapkan pengurangan pasokan energi


harus mendapatkan persetujuan Menteri.

13.

Pengurangan pasokan energi tidak menghilangkan kewajiban pembayaran denda


oleh Pengguna Sumber Energi dan Pengguna Energi.

Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia No 14 tahun 2012 tentang
Manajemen Energi ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan yaitu 30 Mei 2012.

You might also like