Professional Documents
Culture Documents
Eksisting
Kawasan Danau
Toba sebagai
orientasi awal
dalam
Pengembangan
Infrastruktur di
Kawasan Danau
Toba
1
PROFIL KAWASAN DANAU TOBA
Hal | 2
Cakupan WIlayah
Badan Danau
Kabupaten Karo
a) Kecamatan Merek
Kabupaten Simalungun
a)
b)
c)
d)
e)
f)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
a)
b)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
a)
b)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.
4.
Kecamatan Sitio-tio
Kecamatan Harian
Kecamatan Pangururan
Kecamatan Sianjur Mula-mula
Kecamatan Simanindo
Kecamatan Onan Runggu
Kecamatan Nainggolan
Kecamatan Palipi
Kecamatan Silahisabungan
Kecamatan Sidikalang
3 (tiga) Sub DAS di Kabupaten Karo
4 (empat) Sub DAS di Kabupaten Simalungun
8 (delapan) Sub DAS di Kabupaten Toba Samosir
4 (empat) Sub DAS di Kabupaten Tapanuli Utara
2 (dua) Sub DAS di Kabupaten Humbang Hasundutan
13 (tiga belas) Sub DAS di Kabupaten Samosir
2 (dua) Sub DAS pada Kabupaten Dairi
CAT Sidikalang
CAT Tarutung
CAT Porsea Parapat
CAT Samosir
Kabupaten Dairi
Daerah Tangkapan Air (DAT)
Hal | 3
Pada bagian utara Kawasan Danau Toba yakni wilayah yang merupakan bagian dari Tanah
Karo, DTA relatif sempit dan memiliki relief bergunung dengan lereng terjal. Sedangkan arah
tepi danau memiliki relief berombak hingga berbukit yang sebagian digunakan untuk budidaya
pertanian. Pada wilayah yang terjal, kemiringannya mencapai > 75%. Sedangkan pada daratan
yang sempit, kemiringannya < 3%.
2)
Ke arah Timur dan Tenggara di daerah Parapat-Porsea-Balige memiliki relief datar hingga
bergunung. Di sisi Timur dan Tenggara ke arah batas DTA terdapat dataran yang relatif luas
yang digarap oleh masyarakat setempat sebagai lahan sawah. Tepi batas DTA merupakan
wilayah berbukit hingga bergunung dengan kemiringan lahan mencapai > 75%.
3)
Bagian Selatan Kawasan Danau Toba merupakan dataran hingga wilayah berbukit ke arah
batas DTA. Pada daerah yang datar dengan kemiringan lahan < 3%, diusahakan oleh
masyarakat setempat sebagai lahan pertanian, sedangkan ke arah batas DTA memiliki kontur
relief berbukit hingga bergunung.
4)
Di bagian Barat hingga Utara merupakan dataran dan perbukitan hingga bergunung, dengan
lereng terjal ke arah tepi danau, seperti di sekitar Tele, Silalahi dan Tongging. Lereng terjal di
wilayah ini mencapai kelerengan > 75%.
5)
Pulau Samosir memiliki dataran yang relatif luas di sekililing tepian Danau Toba dengan
kemiringan < 3%. Ke arah tengah pulau reliefnya bergunung dan berlereng terjal dengan
kemiringan lahan antara 30,5 hingga > 75%. Dataran yang terdapat dibagian Barat dan Selatan
pulau ini relatif lebih luas dibanding di sisi Utara dan Timur.
Hal | 4
Iklim. Menurut klasifikasi iklim Oldeman maka Kawasan Danau Toba termasuk ke dalam tipe iklim
B1, C1, C2, D2, dan E2. Dengan demikian bulan basah (Curah Hujan 200 mm/bulan) berturut-turut
pada kawasan ini bervariasi antara dari 3 bulan sampai dengan 7-9 bulan, sedangkan bulan kering
(Curah Hujan 100 mm/bulan) berturut-turut antara 2-3 bulan. Berdasarkan klasifikasi iklim
menurut Scmidt dan Ferguson maka Kawasan Danau Toba ini termasuk ke dalam tipe iklim A,B dan
C.
Hidrologi. Air yang masuk ke dalam Danau Toba berasal dari air hujan yang langsung jatuh ke
Danau Toba dan air yang berasal dari sungai-sungai yang masuk ke dalam danau. Di sekeliling
danau terdapat 19 Sub DTA yang merupakan daerah tangkapan air 19 sungai yang masuk ke dalam
danau. Sungai-sungai tersebut antara lain Sungai Sigubang, Bah Bolon, Sungai Guloan, Sungai
Arun, Sungai Tomok, Sungai Pulau Kecil/Sibandang, Sungai Halian, Sungai Simare, Sungai Aek
Bolon, Sungai Mandosi, Sungai Gongpan, Sungai Bah Tongguran, Sungai Mongu, Sungai Kijang,
Sungai Sinabung, Sungai Ringo, Sungai Prembakan, Sungai Sipultakhuda, dan Sungai Silang.
Hal | 5
Jumlah penduduk di Kawasan Danau Toba Tahun 2013 lebih kurang 951.711 Jiwa yang tersebar di 8
Kabupaten dan 61 Kecamatan. Jumlah penduduk tertinggi berada di Kecamatan Sidikalang,
Kabupaten Dairi dengan jumlah 47.272 Jiwa dan terendah berada di Kecamatan Muara, Kabupaten
Tapanuli Utara dengan jumlah 1.355 Jiwa.
Kepadatan rata-rata penduduk di Kawasan Danau Toba Tahun 2013 adalah 110 jiwa/km2.
Kepadatan tertinggi berada di Kecamatan Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi yaitu 669
jiwa/km2, sedangkan kepadatan penduduk terendah berada di Kecamatan Muara, Kabupaten
150,000
121,582
91,868
100,000
50,000
13,553
77,188
4,555
18,712
36,190
Masyarakat Sumatera Utara terdiri atas berbagai suku antara lain penduduk asli (Suku Melayu,
Suku Batak Karo, Suku Batak Toba, Suku Batak Mandailing, Suku Batak Angkola, Suku Batak
Simalungun, Suku Batak Pakpak, Suku Nias) dan pendatang (Suku Minangkabau, Suku Aceh, Suku
Jawa, dan Suku Tionghoa). Penduduk di Kawasan Danau Toba didominasi oleh suku Batak Toba,
Batak Karo, Batak Simalungun dan lainnya.
Hal | 6
Samosir,
sebagai
muasal
dari
asalsemua
serta
sejarah
ethnis Batak yang cukup banyak yaitu 148 situs/objek wisata yang tersebar di 9 kecamatan antara
lain adalah di kawasan sakralisasi gunung Pusuk Buhit Kecamatan Sianjur Mulamula sebanyak 49
situs, di Kecamatan Harian dan Sitiotio sebanyak 16 situs dan di Pulau Samosir (6 kecamatan)
sebanyak 83 situs, merupakan potensi dalam pengembangan Kabupaten Samosir sebagai pusat
budaya Batak, dalam mewujudkan Kabupaten Pariwisata. Disamping berbagai situs tersebut, juga
kaya dengan potensi seni dan budaya seperti: Tortor Batak, Silat (Mossak Batak), Tortor Sigalegale,
Hal | 7
Lingkungan
Keindahan Danau Toba serta kelimpahan sumberdaya alamnya menjadi daya tarik bagi
masyarakat. Seiring dengan perjalanan waktu, jumlah penduduk yang berdomisili semakin
meningkat dengan demikian juga pemanfaatan dan jenis pemanfaatan sumberdaya alam semakin
meningkat dan bervariasi. Beberapa pemanfaatan Danau Toba untuk keperluan masayarakat
antara lain :
1. Sumber Air Minum
Sejak dahulu air Danau Toba telah dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai sumber air minum dan
keperluan domestik lainnya. Survey Bapedalda Provinsi Sumatera Utara tahun 2007 menunjukkan
bahwa dari 147 lokasi pemukiman yang berada di pinggiran Danau Toba, 88% diantaranya
menggunakan air Danau Toba sebagai sumber air baku air minum tanpa pengolahan lanjut.
Pada kawasan ini terdapat tiga perusahaan daerah air minum (PDAM) yang menggunakan air
Danau Toba sebagai sumber air bakunya yaitu PDAM Balige, PDAM Laguboti dan PDAM
Pangururan.
2. Pembangkit Listrik
Pada bagian hilir, Sungai Asahan yang mengalirkan air Danau Toba digunakan untuk pembangkitan
tenaga listrik dengan potensi total sekitar 1056 MW, yang terbagi dalam 5 kelompok
pembangkitan. PLTA Asahan I dengan kapasitas 2 x 90 MW telah selesai dibangun, PLTA Asahan II
sudah beroperasi dengan kapasitas 604 MW, PLTA Asahan III dengan kapasitas 174 MW sedang
dalam proses persiapan pembangunan. Sedangkan PLTA Asahan IV dan V, masih memungkinkan
untuk dibangun dengan kapasitas masing-masing sebesar 80 MW dan 18 MW. Sedangkan pada
bagian hulu danau, air Lae Renun dialirkan ke Danau Toba untuk menggerakkan turbin dengan
kapasitas 82 MW.
3. Budidaya Ikan
Selain itu, pemanfaatan Danau Toba sebagai tempat budidaya ikan dengan menggunakan
Keramba Jaring Apung juga menjadi hal penting untuk diperhatikan. Berdasarkan informasi
masyarakat, budidaya perikanan pada keramba jaring apung di Danau Toba (Haranggaol) dimulai
pada tahun 1996. Kegiatan ini terus berkembang dan menyebar hampir ke seluruh perairan Danau
Hal | 8
KJA di Danau Toba (a) KJA Masyarakat (b) KJA Swasta (PT. Aquafarm)
Sebagai konsekuensi pemanfaatan sumberdaya ini, terjadi penurunan kualitas lingkungan kawasan
Danau Toba. Kondisi alamiah kawasan Danau Toba memang rentan terhadap timbulnya resiko
lingkugan hidup. Topografi dominan, yakni curam hingga terjal serta dominasi jenis tanah yang
rentan erosi serta iklim type C yang sangat kering pada musim kemarau merupakan faktor-faktor
alamiah yang membuat kawasan ini rentan terhadap resiko lingkungan hidup.
Eksploitasi kawasan yang kurang mempertimbangkan kondisi alamiah ini telah menimbulkan
berbagai permasalahan lingkungan. Secara umum permasalahan tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut (Sumber: Kajian Lingkungan Strategis Kawasan Danau Toba, BLH Provinsi Sumatera Utara,
2011):
1. Penurunan Kualitas Air Danau
Hasil pemantauan menunjukkan bahwa kualitas air Danau Toba telah tercemar, dengan kategori
cemar sedang (mengacu kepada Baku Mutu Air kelas I sesuai dengan PP No. 82/2001). Berbagai
sumber pencemar air Danau Toba antara lain adalah limbah domestik, pertanian, peternakan,
perikanan, transportasi air dan pertambangan bahan galian golongan C.
Limbah domestik mengandung bahan-bahan pencemar antara lain bahan organic, nitrogen,
phosphor, potassium, kalsium, amoniak, nitrat dan padatan-padatan tersuspensi serta
organisme patogen.
Pencemaran dari kegiatan pertanian berupa limbah pestisida dan pupuk yang menyebabkan
meningkatnya kadar phospor, nitrogen, kalium, dan zat organik di perairan Danau Toba.
Hal | 9
Hal | 10
Perekonomian
PDRB Kawasan. PDRB atas harga konstan
kabupaten-kabupaten yang termasuk dalam
Kawasan Danau Toba tahun 2013 rata-rata
sebesar 2,75 triliun rupiah dengan rata-rata laju
pertumbuhan sebesar 5,89 %
Kontribusi terbesar perekonomian kabupaten
di Kawasan Danau Toba adalah sektor
pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan,
perdagagan, hotel, restoran (pariwisata) dan
angkutan dan komunikasi.
Hal | 11
Pendapatan Perkapita. Pendapatan per kapita masing-masing kabupaten di kawasan Danau Toba
dapat dilihat pada tabel berikut.
PDRB Kabupaten Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2011 2013 (Rupiah)
No
Kabupaten
Tahun
Dairi
2011
7.919.187,00
2012
8.301.057,00
2013
8.697.133,00
Samosir
9.283.833,00
9.782.598,00
10.343.564,00
Tapanuli Utara
6.020.912,00
6.315.774,00
6.637.434,00
Toba Samosir
10.601.507,00
11.110.985,00
11.596.094,00
Karo
9.959.126,00
10.374.784,00
10.646.492,00
Humbang Hasundutan
6.106.829,00
6.394.041,00
6.695.767,00
Simalungun
7.133.594,00
7.511.758,00
7.791.888,00
Pakpak Bharat
4.179.669,00
4.341.417,00
4.499.022,00
Infrastruktur Eksisting
Panjang jalan nasional di Kawasan Danau Toba adalah 542,98 Km, panjang jalan provinsi 172,74
Km, panjang jalan kabupaten 4.170,59 Km dan panjang jalan lingkar dalam Kawasan Danau Toba
277,08 Km.
Jaringan jalan yang ada di Kawasan Danau Toba sebagian besar cukup bagus, terutama jalan yang
menghubungkan antar ibu kota kabupaten, namun ruas jalan kolektor lokal di sepanjang pesisir
pulau Samosir beberapa ruas jalannya buruk yang menghubungkan antara kecamatan, namun di
beberapa ruas jalan yang menghubungkan antara kecamatan cukup baik.
Hal | 12
Panjang Ruas
Arteri Primer
Kolektor Primer
Jalan (Km)
(Km)
1 (Km)
28,48
19,68
19,68
5,23
5,23
6,12
6,12
0,86
0,.86
50,07
50,07
1,46
1,46
1,52
1,52
0,62
0,63
10
Kabanjahe - Merek
21,98
21,98
11
1,1
1,1
12
14,06
14,06
13
29,81
29,81
14
2,67
2,67
15
8,59
8,59
16
14,95
14,95
17
42,29
42,29
18
37,92
37,92
19
4,97
4,97
20
10,47
10,47
21
34,74
34,74
22
26,65
26,65
23
9,19
9,19
24
2,8
2,8
25
Tomok - Ambarita
5,3
5,3
26
Ambarita - Simanindo
18,3
18,3
27
Siimaniindo -- Pangururan
19,3
19,3
28
19,85
19,85
29
30
Tele - Pangururan
22
22
31
Pangururan - Nainggolan
40
40
32
33
34
34
Hal | 13
Kecamatan
Kec. Sidikalang
Infrastruktur
Daya Tarik Wisata Andalan Kabupaten
Gardu Induk
Kantor Pelayanan Komunikasi
Kantor Pelayanan Pos
PLTA
PLTD
Terminal Penumpang
< 20 l/dt
Kec. Sumbul
< 20 l/dt
< 50-100 l/dt
Kantor Pelayanan Pos
PLTD
Humbang Hasundutan
Dolok Sanggul
< 20 l/dt
Agropolitan
Bendung
Karo
Samosir
Kec. Parlilitan
< 20 l/dt
Kec. Pollung
Bendung
Daerah Irigasi
Kec. Merek
Agropolitan
Kec. Nainggono
< 20 l/dt
Daerah Irigasi
Simalungun
< 20 l/dt
Kec. Pangurutan
< 20 l/dt
kec. Simanindo
< 20 l/dt
Tapanuli Utara
Kec. Siborong-borong
< 20 l/dt
Agropolitan
Daya Tarik Wisata Andalan Kabupaten
Kantor Pelayanan Pos
PLTD
Terminal Penumpang
Kec. Sipahutan
< 20 l/dt
Daerah Irigasi
Kec. Sipoholon
Daerah Irigasi
< 20 l/dt
< 50-100 l/dt
Daya Tarik Wisata Andalan Kabupaten
Gardu Induk
Hal | 14
Kecamatan
Infrastruktur
Kantor Pelayanan Pos
PLTD
Toba Samosir
Kec. Tarutung
Kec. Laguboti
< 20 l/dt
IPLT/IPAL
< 20 l/dt
Agropolitan
Daerah Irigasi
Kec. Polesa
Agropolitan
Daerah Irigasi
Kec. Sigumpan
< 20 l/dt
Kec. Silaen
Daerah Irigasi
Kec. Ajibara
Daerah Irigasi
Daerah Irigasi
Hal | 15
Hal | 16
Tujuan
Pengembangan
Kawasan Danau
Toba yang akan
dituju dalam
rangka
percepatan
pembangunan
Infrastruktur
PENGEMBANGAN
Kawasan
2
ULTIMATE GOALS
KAWASAN DANAU TOBA
Tanaman Pangan dan Holtikultura. Salah satu pilar pembangunan di Kawasan Danau Toba,
selain sektor pariwisata adalah sektor pertanian. Pertanian menjadi sektor andalan bagi KabupatenKabupaten yang ada di Kawasan Danau Toba dalam menggerakkan perekonomian daerah. Tahun
2013, sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan memberikan konstribusi
paling besar dalam pembentukan PDRB masing-masing kabupaten di Kawasan Danau Toba, yaitu
rata-rata sebesar 55 % terhadap total PDRB.
Salah satu faktor berkembangnya sektor pertanian di Kawasan Danau toba adalah karena kondisi
fisik dan agroeksosistem. Kawasan Danau Toba memiliki sumberdaya biofisik yang cukup untuk
mendukung pengembangan pertanian antara lain adalah ketersedian tanah, hara, dataran rendah
dan tinggi. Kondisi tersebut tidak terlepas dari latarbelakang asal muasal terjadinya Danau Toba.
Morfologi dataran diantara morfologi perbukitan di area kaldera Danau Toba juga memiliki potensi
air yang sangat baik disamping tanahnya yang subur bersumber dari tanah pelapukan dari
perbukitan sekitarnya. Hal inilah yang menyebabkan kawasan di sekitar Danau Toba sangat subur
dan cocok untuk dikembangkan sektor pertanian.
Perkebunan. Selain sub sektor tanaman pangan dan holtikultura, Kawasan Danau Toba juga
memiliki potensi dari produksi sub sektor perkebunan. Komoditi unggulan dari sub sektor
perkebunan di Kawasan Danau Toba adalah kopi, kemenyan, kemiri, kulit manis, cengkeh, kelapa
sawit dan kakao. Tanaman perkebunan yang ada umumnya merupakan usaha yang dikelola secara
swadaya oleh rakyat. Tanaman perkebunan yang dikelola oleh perusahaan masih relatif kecil dan
hanya ada di beberapa lokasi seperti di Kabupaten Toba Samosir yaitu perkebunan komoditi teh
yang dikelola oleh PTPN IV.
Kopi merupakan komoditi andalan tanaman perkebunan rakyat yang mempunyai prospek yang
baik. Tanaman kopi merupakan tanaman perkebunan rakyat dengan luas tanam terluas dibanding
dengan tanaman perkebunan lainnya di Kawasan Danau Toba. Kopi Sidikalang yang berasal dari
Hal | 15
Peternakan. Usaha peternakan di Kawasan Danau Toba umumnya dikelola dan diusahakan oleh
masyarakat sebagai usaha rumah tangga. Ternak dapat dikelompokkan menjadi ternak besar dan
ternak kecil dan unggas. Ternak besar terdiri dari sapi, kerbau dan kuda. Ternak kecil meliputi
kambing, domba dan babi. Sedangkan ternak unggas meliputi ayam dan itik. Jenis peternakan di
Kawasan Danau Toba hampir sama disemua kabupaten. Untuk ternak besar, sebagian besar
kabupaten didominasi oleh ternak kerbau dan sapi. Sedangkan untuk ternak kecil, babi merupakan
ternak yang mendominasi di Kawasan Danau Toba. Kawasan peternakan biasanya tersebar di
daerah permukiman terutama di daerah perkampungan. Peternakan babi terbesar di Kawasan
Danau Toba berada di Kecamatan Dolok Perdamean Kabupaten Simalungun.
Perikanan. Potensi perikanan di Kawasan Danau Toba merupakan jenis perikanan budidaya.
Usaha perikanan pada umumnya juga dikelola sebagai rumah tangga, baik sebagai kegiatan
budidaya maupun kegiatan penangkapan ikan. Budidaya perikanan dilakukan di kolam, sawah,
jaring apung, kolam air deras dan pembenihan, sedangkan usaha penangkapan dilakukan di danau
sungai dan rawa.
Jenis ikan yang ada di Kawasan Danau Toba adalah Ikan pora-pora, Ikan Batak (Ihan Batak) dan ikan
Mas. Ikan Jurung/Ikan Batak (Lissochilus sumatranus, Labeobarbus soro) adalah Jenis ikan yang
merupakan jenis ikan endemik yang keberadaannya saat ini hampir punah. Ikan Batak terdiri dari
dua spesies yaitu : Lissochilus sumatranus dan Labeobarbus soro. Di perairan danau ini juga
terdapat remis yang endemik yang dikenal namanya sebagai Remis Toba (Corbicula tobae).
Hal | 16
Sektor
Komoditi
Sebaran Lokasi
Perkebunan
Karet, Kakao
Kelapa sawit, Teh
Perikanan
Peternakan
pembangunan wilayah dan nasional dan memberikan kontribusi dalam penerimaan devisa negara
yang dihasilkan dari jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), serta berperan dalam
mengentaskan kemiskinan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Pariwisata juga berperan dalam upaya meningkatkan jati diri dan mendorong kesadaran dan
kebanggaan masyarakat terhadap kekayaaan alam dan budaya bangsa dengan memperkenalkan
kekayaan alam dan budaya.
Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) destinasi pariwisata unggulan di
Indonesia dimana terdapat 339 Objek wisata yang tersebar di seluruh daerah yang ada di 33
Kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Saat ini baru 120 Objek wisata yang telah
dipasarkan meliputi potensi alam, salah satunya adalah Kawasan Danau Toba. Kawasan Danau
Toba merupakan kawasan pariwisata andalan, baik skala provinsi maupun nasional. Objek wisata
Hal | 17
Hal | 18
Kabupaten
Objek Wisata
Tapanuli Utara
1.
2.
3.
4.
5.
Pulau Sibandang
Rura Silindung
Pemandian Air Panas
Kolam Air Soda
Salib Kasih
Samosir
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Pusuk Buhit
Batu Persidangan
Tomok
Desa Ambarita
Desa Tuktuk
Danau Sidihoni
Pemandian Air Panas Pangururan
Simalungun
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Parapat
Tigaras
Pematang Purba
Rumah Adat Simalungun
Haranggaol
Batu Gantung
Tanjung Unta
Dairi
1.
2.
3.
4.
5.
Toba Samosir
1.
2.
3.
4.
Balige
Pantai Lumban Silintong
Air Terjun Sampuran
Museum Batak
Humbang Hasundutan
1.
2.
3.
4.
Istana Sisingamaraja
Goa Pertenunan Ibunda Raja Sm Xii
Aek Sipangolu
Air Terjun Binanga Janji
Hal | 19
Objek Wisata
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Hal | 20
Profil
Eksisting
Kawasan
Danau Toba
Dasar
Pertimbanga
n Perumusan
Tujuan dan
Sasaran
Arahan
Kebijakaan
Pembangunan
Nasional,
Regional dan
Lokal
Potensi
Kawasan
Danau Toba
Baseline Jumlah
Penduduk Tahun
2013 (Jiwa)
Penduduk Kawasan
Danau Toba
935,357.00
Jangka
Menengah
(2016-2025)
Jangka
Panjang
(2016-2035)
946,043.00
956,206.00
976,532.00
Kabupaten
Baseline
Pertumbuhan
Ekonomi Tahun
2013 (%)
Jangka
Menengah
(2016-2025)
Jangka
Panjang
(2016-2035)
Karo
4.72
7.00
9.00
11.00
Dairi
5.46
7.59
9.04
11.94
Samosir
6.46
7.00
10.32
13.52
Humbang
Hasundutan
6.03
7.51
8.49
10.45
Tapanuli Utara
6.05
7.89
9.16
11.69
Toba Samosir
5.14
5.07
8.00
10.00
Simalungun
12.56
12.00
12.00
12.00
Hal | 22
Kabupaten
Baseline PDRB
Tahun 2013
(Jutaan Rupiah)
Jangka Menengah
(2016-2025)
Jangka Panjang
(2016-2035)
Karo
3,996,714.25
5,431,223.48
6,450,185.16
8,488,108.51
Dairi
2,400,452.21
3,244,901.32
3,848,888.07
5,056,861.57
Samosir
1,266,560.00
1,772,391.00
2,134,746.00
2,859,456.00
Humbang
Hasundutan
1,130,255.40
1,562,501.93
1,871,737.63
2,490,209.03
Tapanuli Utara
1,914,415.17
2,650,448.50
3,177,112.50
4,230,440.50
Toba Samosir
2,057,483.39
2,768,135.29
3,275,538.26
4,290,344.21
Simalungun
6,525,960.00
8,749,613.33
10,328,038.33
13,484,888.33
Hal | 23
Hal | 14
Tujuan
Pengembangan
Kawasan Danau
Toba yang akan
dituju dalam
rangka
percepatan
pembangunan
Infrastruktur
Kawasan
Strategi
Pengembangan
Kawasan Danau
Toba yang akan
dilakukan dalam
mencapai
Ultimate Goals
Pengembangan STRATEGI
Kawasan Danau
Toba
3
PENGEMBANGAN WILAYAH
Tahap pertama disebut sebagai tahap penguatan (Reinforcement), karena pada dasarnya
Kawasan Danau Toba sudah memiliki potensi sumber daya alam dan modal pembangunan
yang baik. Penguatan pada pada 5 (lima) tahun kedepan dilakukan untuk memantapkan
aspekaspek yang sudah baik dan menguatkan komponen pembangunan yang masih
lemah. Pada tahap pembangunan pertama ini, ada 2 (dua) skenario yang diharapkan dapat
Hal | 23
tercapai, yakni Danau Toba yang mulai dipulihkan dan produk unggulan khas Kawasan
Danau Toba
Tahap 2
Tahap 3
Tahap 4
Berkembangnya kegiatan
ekonomi di masing
masing kecamatan
(kawasan perkotaan dan
Produk olahan
Kawasan Danau Toba
telah dikenal dan
terdistribusikan di
Hal | 24
Tahap 2
Tahap 3
Meningkatnya kualitas
kawasan perkotaan
sebagai pusat pelayanan
primer kawasan
Berkembangnya
Terjadi linkage desakawasan perdesaan
kota dalam konteks
sebagai pusat
pengembangan produk
produksi komoditi
lokal dan pariwisata
lokal
3. Pengembangan Simpul-Simpul Kawasan Pariwisata
tingkat internasional
(ekspor)
Tahap 4
Terjadinya
perkembangan yang
terintegrasi antara
kawasan perkotaan dan
perdesaan
Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
Tahap 4
Berkembangnya
atraksi dan objek
wisata
Kunjungan wisatawan
baik di Kawasan
Danau Toba
meningkat
Infrastruktur kawasan
(jalan, SDA, perumahan
dan permukiman, sanitasi,
listrik dan komunikasi,
perhubungan, energi)
meningkat
Masyarakat sebagai
penduduk lokal memiliki
kapasitas untuk
pengembangan pariwisata
Hal | 25
Konsep
keterpaduan
program
merupakan suatu
upaya mencapai
sinkronisasi
program
infrastruktur
yang mendukung
pertumbuhan
Kawasan Danau
Toba
4
KONSEP KETERPADUAN PROGRAM
Hal | 27
Indikasi program
merupakan
kegiatankegiatan
pengembangan
infrastruktur
PUPR dan Non
PUPR di
Kawasan Danau
Toba
5
INDIKASI PROGRAM
Indikasi program Inkubasi Pengembangan Kawasan Danau Toba diturunkan dari Ultimate Concept pengembangan infrastruktur Kawasan Danau Toba.
Adapun indikasi program infrastruktur PUPR dan Non PUPR tahun 2017-2020 sebagai berikut.
PROGRAM
KEGIATAN
Mengembangkan
Layanan
Infrastruktur
Inkubasi Anjungan
Cerdas Kawasan
Danau Toba
Mengembangkan
Layanan
Infrastruktur
Inkubasi Anjungan
Cerdas Kawasan
Danau Toba
Mengembangkan
Layanan
Infrastruktur
Inkubasi Anjungan
Cerdas Kawasan
Danau Toba
Mengembangkan
Layanan
Infrastruktur
Inkubasi Anjungan
Cerdas Kawasan
Danau Toba
PELAKSANA
SASARAN
Ditjen Bina
Marga (PUPR)
Meningkatnya
aksesibilitas dan
keamanan
kenyamanan
berkendara.
Ditjen Bina
Marga (PUPR)
Meningkatnya
aksesibilitas dan
keamanan
kenyamanan
berkendara.
Provinsi
Sumatera Utara,
Kabupaten Karo,
Kabupaten Dairi,
Kabupaten
Samosir
Meningkatnya
aksesibilitas dan
keamanan
kenyamanan
berkendara.
Provinsi
Sumatera Utara,
Kabupaten Karo,
Kabupaten
Simalungun
Meningkatnya
aksesibilitas dan
keamanan
kenyamanan
berkendara.
USULAN INDIKATOR
Hal | 28
RENCANA
2017
PRAKIRAAN MAJU
Keterangan
2018
2019
2020
1.200 m
2.000
2.000
2.000
1.000 m
1.000
500
3.500 m
5.000
5.000
5.000
1.400 m
2.000
2.000
5.000 meter
terakhir di
Tahun 2021
PROGRAM
KEGIATAN
PELAKSANA
SASARAN
USULAN INDIKATOR
RENCANA
2017
PRAKIRAAN MAJU
Keterangan
2018
2019
2020
800 m
Merek. Sepanjang
6.397, 92 m.
Mengembangkan
Layanan
Infrastruktur
Inkubasi Anjungan
Cerdas Kawasan
Danau Toba
Pembangunan jaringan
jalan akses Anjungan
Cerdas di Ruas Jalan:
Kodon-kodon
Anjungan Cerdas, arah:
Piso-piso. Sepanjang
800 m.
Ditjen Bina
Marga (PUPR)
Mengembangkan
Layanan
Infrastruktur
Inkubasi Anjungan
Cerdas Kawasan
Danau Toba
Membangun terminal
transportasi tipe B.
Lokasi di Situnggaling.
Dinas
Perhubungan
Provinsi
Sumatera Utara,
Kabupaten Karo
Terciptanya
aksesibilitas menuju
Anjungan Cerdas.
Meningkatnya
aksesibilitas dan
keamanan
kenyamanan
perjalanan.
PROGRAM
Membangun
Anjungan Cerdas
untuk mendorong
Pertumbuhan
Pariwisata Kawasan
Danau Toba
Membangun
Anjungan Cerdas
untuk mendorong
Pertumbuhan
Pariwisata Kawasan
Danau Toba
KEGIATAN
PELAKSANA
SASARAN
USULAN INDIKATOR
RENCANA
2017
PRAKIRAAN MAJU
2018
2019
2020
Membangun Anjungan
Cerdas (rest area) pada
lokasi 5 Ha
BPIW (PUPR),
Provinsi Sumatera
Utara, Kabupaten
Karo.
Membangun Gedung
Serbaguna dan
Amphiteater untuk
pengembangan
kesenian dan
kebudayaan Batak di
BPIW (PUPR),
Provinsi Sumatera
Utara, Kabupaten
Karo.
10
Hal | 29
Keterangan
PROGRAM
KEGIATAN
PELAKSANA
SASARAN
USULAN INDIKATOR
RENCANA
2017
PRAKIRAAN MAJU
2018
2019
2020
Keterangan
Anjungan Cerdas
c.
Membangun
Anjungan Cerdas
untuk mendorong
Pertumbuhan
Pariwisata Kawasan
Danau Toba
Membangun
Anjungan Cerdas
untuk mendorong
Pertumbuhan
Pariwisata Kawasan
Danau Toba
Membangun
Anjungan Cerdas
untuk mendorong
Pertumbuhan
Pariwisata Kawasan
Danau Toba
Membangun jaringan
pemasaran pariwisata
Kawasan Danau Toba
BPIW (PUPR),
Provinsi Sumatera
Utara, Kabupaten
Karo.
Terkelolanya informasi
untuk pemasaran
pariwisata di Kawasan
Danau Toba
Mengembangkan
kerjasama promosi
pariwisata antar
Kabupaten
BPIW (PUPR),
Kementerian
Pariwisata,
Provinsi Sumatera
Utara, 8
Kabupaten KDT.
Pelatihan Pemandu
Wisata Terpadu di
Kawasan Anjungan
Cerdas
Provinsi Sumatera
Utara
20
20
20
20
Pengembangan jaringan
kerjasama promosi
pariwisata antar
kabupaten di Kawasan
Danau Toba
Pelatihan Masyarakat
Lokal sebagai Pemandu
Wisata Terpadu di
Kawasan Anjungan
Cerdas
Jumlah Kelompok
Masyarakat Sadar Wisata
NO
PROGRAM
Menguatkan Peran
Budaya Batak dan
Kelembagaan
Pengelola Kawasan
Danau Toba
KEGIATAN
Mengembangkan
Badan Pengelola
Kawasan Danau Toba
PELAKSANA
Provinsi Sumatera
Utara
SASARAN
Menciptakan Badan
Pengelola Kawasan
Danau Toba
USULAN INDIKATOR
Peraturan Pemerintah
tentang Badan Pengelola
Kawasan Danau Toba
Hal | 30
RENCANA
2017
PRAKIRAAN MAJU
2018
2019
2020
Keterangan
PROGRAM
Menguatkan Peran
Budaya Batak dan
Kelembagaan
Pengelola Kawasan
Danau Toba
Menguatkan Peran
Budaya Batak dan
Kelembagaan
Pengelola Kawasan
Danau Toba
KEGIATAN
Pengembangan sumber
daya manusia dan
profesionalisme bidang
Pariwisata
Identifikasi Bangunan
Gedung Cagar Budaya
Yang Dilestarikan
PELAKSANA
SASARAN
USULAN INDIKATOR
RENCANA
2017
PRAKIRAAN MAJU
Keterangan
2018
2019
2020
Provinsi Sumatera
Utara
Fasilitasi penciptaan
kelompok-kelompok
budaya dalam sanggar
seni.
BPIW (PUPR),
Perumahan
(PUPR), dan
PemProv Sumut
Menjaga kelestarian
bangunan-bangunan
adat dan cagar budaya,
makam adat, dan lain
sebagainya, kemudian
memberikan insentif dan
subsidi untuk menjaga
kekhasannya.
50
50
50
50
PROGRAM
Konservasi
lingkungan perairan
dan alam di sekitar
Kawasan Danau
Toba
KEGIATAN
Pengembangan prasarana
pemantauan kualitas air berkala di
DAS yang bermuara di Danau Toba,
yaitu Sungai Sigubang, Sungai Bah
Bolon, Sungai Guloan, Sungai Arun,
Sungai Tomok, Sungai Sibandang,
Sungai Halian, Sungai Simare,
Sungai Aek Bolon, Sungai Mongu,
Sungai Mandosi, Sungai Gopgopan,
Sungai Kijang, Sungai Sinabung,
Sungai Ringo, Sungai Prembakan,
Sungai Sipultakhuda dan Sungai
Silang.
PELAKSANA
Pemerintah
Provinsi,
Pemerintah
Kabupaten dan
Swasta
SASARAN
Membangun
prasarana
pemantauan
kualitas air di inlet
masuk sungai ke
danau dan juga di
dekat Budidaya Ikan
USULAN INDIKATOR
Hal | 31
RENCANA
2017
PRAKIRAAN MAJU
2018
2019
2020
Keterangan
18 Unit
Pemantauan
Kualitas Air
PROGRAM
Konservasi
lingkungan perairan
dan alam di sekitar
Kawasan Danau
Toba
Konservasi
lingkungan perairan
dan alam di sekitar
Kawasan Danau
Toba
Konservasi
lingkungan perairan
dan alam di sekitar
Kawasan Danau
Toba
KEGIATAN
Mengendalikan perkembangan
kawasan budidaya terbangun di
sepanjang jaringan jalan yang
mengarah ke danau
PELAKSANA
SASARAN
USULAN INDIKATOR
RENCANA
2017
PRAKIRAAN MAJU
2018
2019
2020
Keterangan
Pemerintah
Provinsi dan
Pemerintah
Kabupaten
Menyediakan
sarana pengolaan
air limbah domesik
di kawasan hunian
padat Kawasan
Danau Toba
19 Unit IPAL
Pemerintah
Provinsi dan
Pemerintah
Kabupaten
Menyediakan TPS
bagi masyarakat,
terutama di
kawasan hunian
padat Kawasan
Danau Toba
12 TPS
Pemerintah
Provinsi dan
Pemerintah
Kabupaten
Penerapan Aturan
Bangunan (Building
Code) di Kawasan
Inkubasi. Misalnya
tidak boleh
mengubah rumah
yang sudah
memiliki karakter
lokal (adat), jumlah
lantai, luas lahan
terbangun, dsb.
Hal | 32
Hal | 28
Hal | 28
Hal | 28