You are on page 1of 28

BAB III

TERAPI BERFOKUS PADA PERILAKU KOGNITIF PADA ANAK


DENGAN POST TRAUMATIC STRESS DISORDER (PTSD)
DITINJAU DARI AGAMA ISLAM

III.1. Pandangan Islam Tentang Anak dan Keluarga


Dalam pandangan Islam, anak adalah amanat dari Allah SWT yang
diberikan kepada orang tua. Sebagai amanat, anak sudah seharusnya
mempunyai

hak

untuk

mendapatkan

pemeliharaan,

bimbingan,

dan

pendidikan. Dengan memberikan hak-hak dasar kepada anak, diharapkan anak


akan berkembang dengan baik sehingga menjadi anak yang berguna bagi
orang tua, keluarga, masyarakat, dan bangsa secara keseluruhan. (Amshori,
2007)
Fungsi anak bagi ayah dan ibu dinyatakan oleh Allah SWT dalam


Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan
yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih
baik untuk menjadi harapan. (QS.Al-Kahfi(18):46)
Ayat diatas menjelaskan fungsi anak bagi kedua orang tua. Anak
digambarkan sebagai perhiasan kehidupan. Harta dan anak merupakan

perhiasan kedua orang tua. Orang tua menginginkan seorang anak dapat
menjadi penghibur, serba bisa, menjadikan dirinya terhormat, dan menjadi
tumpuan kesejahteraan hidup orang tuanya. Sebaliknya orang tua tidak ingin
anaknya menjadi pengganggu.(Thalib, 1995)
Keluarga merupakan pilar pertama bagi pendidik anak. Pembentukan
kepribadian seorang anak bersumber dari keluarga. Oleh karena itu, hak-hak
seorang anak dalam keluarga dapat dibagi menjadi dua bagian: hak-hak
sebelum kelahiran dan hak-hak setelah kelahiran. Berdasarkan hal ini, dalam
pandangan Islam, kewajiban ayah dan ibu dimulai sejak anak belum lahir. Jika
kewajiban-kewajiban tersebut tidak ditunaikan oleh kedua orang tua, hal ini
akan berdampak negatif bagi pendidikan dan perkembangan kejiwaan anak.
(Amini, 2006)







Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan
dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana
mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (QS. Al-Israa(17): 24)
Dalam ayat di atas anak sejak kecil adalah makhluk yang lemah dan
membutuhkan banyak bimbingan dari kedua orang tua.
Allah menjadikan seorang anak begitu dilahirkan dalam keadaan lemah,
baik fisik, mental, maupun akalnya. Ia belum dapat berbuat apa pun, selain
menangis. Sudah tentu dalam kondisi yang demikian lemah seorang anak
tidak dapat mengurus dirinya sendiri. Karena itu, anak-anak kecil sangat
mendambakan perlindungan dari orang tua. (Joban, 2014)
2

Selain perlindungan fisik, anak-anak juga membutuhkan bimbingan


mental. Pada umumnya orang tua mengira bahwa pada permulaan
kehadirannya di dunia ini anak-anak belum memerlukan bimbingan mental.
Anggapan semacam ini tidaklah benar. Sebab anak-anak pada masa bayi sudah
memerlukan bimbingan mental, seperti cara mengasihi, cara memahami orang
lain, dan lain-lain. (Joban, 2014)
Orang tua telah melakukan tarbiyah kepada anak-anaknya semasa
kecilnya. Tarbiyah ialah usaha memperhatikan, melindungi, memenuhi
kebutuhan makan dan minum, membimbing pertumbuhan mental, dan
mengajarkan akhlak yang baik. (Joban, 2014)
Ketika anak hadir ke dunia ini, ia begitu lembut. Ia memiliki akal,
namun belum dapat berpikir. Ia melihat dengan matanya, namun belum
mampu mengenali objek yang terdapat di sekitarnya. Ia tak memiliki
kemampuan untuk mengenali warna dan rupa. Ia juga belum mengetahui
jarak. Ia mendengar suara, namun belum mampu memahaminya. Demikian
pula dengan inderanya yang lain.Namun demikian, anak memiliki kemampuan
untuk menggunakan indera-inderanyaitu, melalui kejadian yang dialaminya.
(Amini, 2006)
Sikap yang benar sebagai orang tua ketika mendapatkan rizki berupa
anak, baik laki-laki maupun perempuan. Menurut tuntunan Allah dan RasulNya dalam QS. Huud (11) ayat 69:


Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang
kepada lbrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan:
"Selamat". Ibrahim menjawab: "Selamatlah," maka tidak lama kemudian
Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang.(QS. Huud(11):
69)
Ayat ini menjelaskan ketika Nabi Ibrahim diberi kabar oleh malaikat
bahwa Allah akan mengaruniani seorang putra, Ibrahim menyatakan
kegembiraan dengan ucapan selamat sejahtera. Sikap seperti ini mendidik
orang tua untuk bersikap penuh kegembiraan bila dikaruniani Allah seorang
putra atau putri. (Thalib, 1995)

Dan Allah mengeluarkan kamu dari rahim ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatu pun. Dan dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan
hati agar kamu bersukur. (QS. An-Nahl(16): 78)
Dalam ayat ini menunjukkan bahwa seorang anak pada awalnya tidak

memiliki pengetahuan apapun. Seorang ibu akan memberikan pengajaran dan


pendidikan untuk anak kedepannya. Allah SWT yang memberikan anak-anak
penglihatan, pendengaran, dan hati yang bertujuan agar manusia selalu
bersyukur dengan anugerah yang telah diberikan.

Anak adalah sosok manusia kecil, dan secara fitrah merupakan makhluk
sosial. Ia memerlukan pertolongan dan dukungan orang lain untuk hidup. Ia
akan memfokuskan perhatiannya pada orang lain. Ia akan mengambil manfaat
dari mereka, dan sebaliknya, akan memberikan manfaat pada mereka. Namun,
selama beberapa bulan sejak kelahirannya, bayi belum mengenal siapa-siapa,
dan belum mampu memberikan perhatian pada mereka. Setelah mencapai usia
empat bulan, fitrah sosialnya mulai terlihat dalam aksinya. (Amini, 2006)
Baik buruknya anak tidak terlepas dari didikan dan asuhan orang tua.
Mengasuh, mendidik, dan membesarkan anak merupakan salah satu dari
sekianbanyak kewajiban orang tua terhadap anaknya. Sebaliknya, anak harus
patuh dan menghormati orang tua. Keberhasilan mendidik anak sangat
tergantung bagaimana orang tua memperlakukan anak. Apabila orang tua
terlalu keras akan berdampak buruk terhadap anak. Sebaliknya, para orang tua
yang hangat, yang menggunakan penjelasan dan tidak mengandalkan
hukuman keras dalam mendisiplinkan anak cenderung menumbuhkan rasa
empati dalam diri anak-anak mereka. (Pamilu, 2007)
Pendidikan tidak hanya milik anak-anak saja. Orang tua pun juga
memerlukanpendidikan dan pengajaran. Demi mencapai sukses anak-anaknya,
orang tua perlumembekali diri dengan ilmu yang menunjang perannya dalam
mendidik anak. Tanpa bekal yang memadai, mustahil ia dapat memainkan
perannya dengan baik. Satu hal yang perlu diingat bahwa bekal yang terkait
dengan pendidikan anak adalah bersifat wajib. (Pamilu, 2007)








(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang
maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan
(kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebajikan.(QS.Ali-Imran(3): 134)
Cara yang baik menurut ayat di atas dalam mendidik anak yaitu dengan
cara tidak mudah marah dan gemar memaafkan kekeliruan anak-anaknya.
Selain itu, dalam bergaul dengan anak-anak ayah dan ibu hendaknya
memberikan kasih sayang. Karena sikap kasih sayang akan menumbuhkan
kecintaan pada diri anak-anak terhadap kedua orang tua. (Thalib, 1995)
Dalam pandangan Islam, ayah dan ibu memiliki kedudukan mulia. Allah
swt dan Rasulullah saw telah memperingatkan hal ini. Terdapat banyak ayat
yang terkait dengannya, yang mana kelakuan baik anak terhadap orang tuanya
dianggap sebagai salah satu doa terbaik.

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah


selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaikbaiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamumembentak

mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (QS.AlIsra(17): 23)
Menurut ayat di atas ini menjelaskan kedudukan seorang ayah dan ibu
Kedudukan mereka disebut mulia karena di dalam Al-Quran pun disebutkan
perkataan ah itu dilarang. Perkataan yang hanya sedikit itupun dibenci oleh
Allah SWT. Karena itu sebagai anak tidak diperbolehkan melawan orang tua
dan selalu menuruti perkataan baik orang tua.
Orang tua sebaiknya membentuk anak-anak mereka sedemikian rupa
sehingga mereka berhasil di dunia dan akhirat. Hanya orang-orang seperti
itulah yang diberkahi dengan kedudukan mulia orang tua. Bukan mereka yang
memproduksi anak kemudian membiarkannya menjaga dirinya sendiri dan
membawanya ke jurang kejahatan. Anak adalah individu sosial yang lemah.
Tanpa pertolongan orang lain, ia tak akan dapat hidup dan memperoleh
makan. Bila orang lain tak membantunya dan tak memenuhi kebutuhannya, ia
akan mati. Orang-orang yang merawat bayi juga bertanggung jawab atas
pendidikannya, termasuk pendidikan moral dan agama. (Amini, 2006)
Seorang ibu pada umumnya mengemban tanggung jawab lebih besar
dalam mengasuh anak. Anak-anak umumnya menghabiskan sebagian besar
waktu kanak-kanak mereka berasama ibu. Fondasi dari arah masa depan
mereka terletak di sana. Oleh karena itu, kunci dari sikap buruk atau baik
seseorang, dan kemajuan ataupun kemunduran masyarakat, terletak pada ibu.
Kedudukan kaumwanita sebagai seorang ibu, kaum ibu semestinya adalah
penghasil manusia-manusia sempurna. (Amini, 2006)

Seorang ibu dipandang sebagai teladan, maka ia harus selalu berkata


benar dalam setiap perkataannya baik terhadap anak dan suaminya dan orang
lain dari kalangan keluarga, atau siapapun dari anggota masyarakat lainnya.
(Shabir, 2001)
Pembicaraan Al-Quran yang terkait dengan anak sangat banyak,
yangkesemuanya menekankan pentingnya rasa cinta dan kasih sayang.
Tentang makna kehadiran anak-anak dalam sebuah rumah tangga menurut
perspektif Al-Quran bisa disimpulkan bahwa: kehadiran anak merupakan
karunia serta nikmat dari Allah SWT yang harus disyukuri, seperti firman
Allah: (Amini, 2006)

Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka


kembali dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan
Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar.. (QS.Al-Isra(17):6)

Dari ayat di atas disebutkan bahwa tujuan dari mempunyai keturunan


adalah agar dapat memperbanyak populasi manusia di bumi ini. Digambarkan
anak-anak disejajarkan dengan harta kekayaan. Yang dimaksudkan bahwa
anak-anak yang lahir di bumi sama dengan karunia serta nikmat dari Allah
SWT yang wajib disyukuri. (Amini, 2006)
Kedudukan anak tidak hanya itu saja, anakjuga bisa menjadi musuh,
cobaan atau pun fitnah. (Amini, 2006)









( )





()

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan


anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu
terhadap mereka; dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta
mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagiMaha
Penyayang. Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan
(bagimu): di sisi Allah-lah pahala yang besar. (QS.-At-Taghaabun(64): 1415)

Menurut ayat diatas, seorang anak bisa menjadi musuh. Tergantung


bagaimana cara orang tua mendidik anak. Kasih sayang orang tua dan cara
mendidik yang halus dan islami agar kelak anak menjadi penerus orang tua
dan tidak melawan kehendak orang tua. (Amini, 2006)
Keluarga merupakan pilar pendidikan seorang anak. Keluarga yang
harmonis ditandai dengan tidak ada kekerasan di dalamnya. Menghargai
keberadaan anak dan kedudukan masing-masing peran keluarga. Cinta
merupakan alat yang mendasari tingkah laku antar keluarga. Dengan landasan
seperti ini maka kelak tidak akan terbentuk istilah kekerasan dalam keluarga.
Ayah menentukan keharmonisan antara keluarga sedang ibu menentukan
keharmonisan antara dirinya dengan anak. Karena ibu meluang kan waktu
lebih banyak dibandingkan seorang ayah. Telah disebutkan bahwa sudah

keharusan menjaga perhiasan dunia anak yang telah dikaruniakan oleh Allah
SWT.

III.2. Pandangan Islam Tentang Trauma Pada Anak


Trauma disebabkan oleh suatu pengalaman yang sangat menyedihkan
atau melukai jiwanya, sehingga karena pengalaman tersebut sejak saat
kejadian itu hidupnya berubah secara radikal. Pengalaman traumatis dapat
juga bersifat psikologis. Misal mendapat peristiwa yang sangat mengerikan
sehingga dapat menimbulkan kepiluan hati, shock jiwa dan lain-lain (Kartono,
1989)
Para pakar psikologi anak menilai bahwa anak pada tahun pertama boleh
jadi memperlihatkan ketakutannya terhadap suara yang mengagetkannya, atau
jatuhnya sesuatu secara tiba-tiba, atau semacamnya. Sang anak juga takut
terhadap orang asing sejak usia enam bulan kurang lebih. Adapun anak usia
tiga tahun, biasanya takut terhadap berbagai hewan, kendaraan, jalan curam,
air dan semacamnya. (Al-Juhany, 2013)
Otak anak rentan terhadap trauma, baik terhadap ucapan yang keras
maupun tindakan yang menyakitkan, Susunan otak terbentuk dari pengalaman.
Jika pengalaman anak takut dan stress, respon otak dapat mengganggu
perkembangan psikis, mental, dan kecerdasan anak. Untuk itu, orangtua harus
menghindari untuk memarahi atau memukul anak agar tidak terjadi trauma,
baik dalam tindakan langsung maupun terhadap orang lain. (Kasdu, 2004)

10

Secara umum, anak perempuan lebih menampakkan ketakutan daripada


anak laki-laki. Tingkat ketakutan biasanya berkaitan dengan tingkat
fantasinya.

Semakin

banyak

fantasinya,

semakin

tinggi

rasa

takutnya.Bertambahnya rasa takut terhadap anak memiliki beberapa sebab, di


antaranya: (Al-Juhany, 2013)
1. Sang ibu yang suka menakut-nakuti sang anak, misalnya dengan hantu,
burung hantu, polisi, kegelapan, ifrit, atau makhluk halus, dst.
2. Sang anak yang terlalu manja dan terlalu khawatir serta sensitif.
3. Anak dididik untuk mengisolir diri, pemalu, dan berlindung di balik
tembok rumah.
4. Sering mengisahkan cerita-cerita yang berkaitan dengan jin, ifrit, dan
sebab-sebab lainnya.
5. Boleh jadi sang anak memperlihatkan kesiapan yang besar untuk
menangkap ketakutan kedua orang tuanya berdasarkan pengetahuan
atau pemandangan langsung. Ketakutan seperti ini dikenal memiliki
daya tahan lebih lama.
Ulama telah membagi rasa takut menjadi beberapa bagian. Takut
sirri(takut terhadap sesuatu yang gaib), takut yang haram, takut thobiI, takut
wahm (khayalan). Takut sirri seperti takut kepada Allah yang mendatangkan
ketaqwaan dan ketaatan, selain itu juga terdapat takut kepada selain Allah
merupakan ketakutan yang merupakan kesyirikan seperti kepercayaan pada
berhala. Takut yang haram merupakan takut selain Allah yang bukan ibadah
sehingga ia melkukan perbuatan haram atau meninggalkan kewajiban. Takut
ThobiI merupakan takut kepada hal-hal yang dapat membahayakan diri

11

seperti binatang buas. Takut wahm merupakan takut kepada hal-hal yang tidak
jelas seperti hantu. (Rumman, 2009)
Untuk mengatasi gejala ketakutan di kalangan anak-anak dapat diatasi
oleh kedua orang tua dengan memperhatikan beberapa faktor, di antaranya:
(Al-Juhany, 2013)
1. Mendidik anak sejak dini untuk beriman kepada Allah Ta'ala dan
beribadah kepada-Nya serta berlindung kepada-Nya dari setiap yang
menakutkan.
2. Memberinya kebebasan beraktifitas, memikul tanggul jawab dan
melakukan segala sesuatu yang sesuai dengan usianya.
3. Tidak menakut-nakutinya, khususnya saat menangis, dengan burung
hantu, atau landak, atau orang jahat, atau jin dan ifrit, dsb. Hal tersebut
masuk pada keumuman kebaikan yang dinyatakan dalam hadits,

"Seorang mukmin yang kuat dan baik, lebih Allah cintai dari seorang
mukmin yang lemah." (HR. Muslim)

Dalam ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT mencintai mukmin yang
kuat baik iman maupun psikologinya. Perasaan ketakutan merupakan
kelemahan dari jiwa seseorang maka sebagai manusia yang selalu ingin
dicintai Allah SWT. Manusia diharuskan untuk selalu kuat dalam menerima
cobaan. (Al-Juhany, 2013)

12










Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakutnakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy),
karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku,
jika kamu benar-benar orang yang beriman.(QS. Ali-Imran(3): 175).

Dalam ayat ini menjelaskan bahwa ketakutan kepada selain Allah tidak
akan meningkatkan iman seseorang. Ketakutan seseorang pada hal lain akan
mendatangkan kesyirikan jika itu berhubungan dengan kepercayaan.
(Rumman, 2009).
Di antara yang dianjurkan para pakar kejiwaan dan pendidikan adalah
memberikan kesempatan kepada anak untuk mengenal sesuatu yang
menakutkan dirinya. Jika dia takut kegelapan, maka tidak mengapa mengajak
bercanda sang anak dengan mematikan lampu lalu menyalakannya lagi. Jika
dia takut air, maka tidak mengapa membiarkannya bermain di air yang sedikit
pada sebuah wadah kecil, begitu seterusnya. (Al-Juhany, 2013)
Jika ketakutan pada anak berbentuk kegamangan jiwa, maka biasanya
sebabnya kembali kepada sejumlah faktor yang berkaitan satu sama lain.
Ajaran Nabi mengatasi hal semacam ini dengan hati-hati. Di antaranya faktorfaktor penyebab tersebut adalah: (Al-Juhany, 2013)
Membebani sang anak apa yang tidak mampu dia pikul. Dalam hal ini,
Rasulullah sallahualaihi wa sallam berbsabda,

13



"Siapa yang tidak menyayangi anak kecil dan tidak mengenal hak orang
tua, maka dia bukan golongan kami." (HR. Al-Bukhari)

Hadis diatas melarang orang tua untuk membebankan tugas secara


berlebihan kepada seorang anak diluar batas kemampuannya. Orang tua tidak
diperbolehkan untuk membuat anak merasa tertekan karena keinginan atau
keputusan sebagai orang tua. Berlebihan dalam memberikan hukuman fisik
serta kasar dalam memperlakukannya. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda


"Siapa yang terhalang berbuat lembut, dia akan terhalang dari seluruh
kebaikan." (HR. Muslim)

Dalam hadis ini menjelaskan ketika memang harus memberikan


hukuman dalam bentuk fisik. Orang tua seharusnya dapat mengukur berat atau
rasa sakit yang ditimbulkan dari hukuman tersebut. Sebagai sesama umat
muslim diharuskan selalu berbuat baik dan lembut kepada sesama. (Al-Juhany,
2013)
Metode pendidikan anak yang keras seperti bentakan dan pemukulan
sebagai sanksi ketika anak melakukan perbuatan yang tidak wajar, bisa
menghilangkan rasa percaya diri atau menimbulkan rasa takut pada si anak.

14

Walaupun perilaku anak membuat orang tua marah dan kehilangan kesabaran,
tetaplah untuk mengeluarkan kata-kata atau umpatan yang baik sebagai doa
kepada si anak. Memang diperbolehkan untuk memukul anak ketika anak
tidak mengerjakan sholat di usia 10 tahun, tapi perlu diingat bahwa pukulan
tersebut tidak menyakitkan (di ambil bagian-bagian yang tidak menyebabkan
rasa sakit seperti bokong), itupun masih ada aturan-aturan besar alat pukul
yang digunakan dan kerasnya pukulan yang diperbolehkan. (Wisudanti, 2013)
Kondisi kehidupan yang sulit sehingga mendorong kedua orang tua
menumpahkan kekesalannya terhadap anak-anak mereka, seperti hubungan
rumah tangga yang tidak harmonis, atau ibu yang bekerja, atau tidak puas
terhadap pekerjaan. Dalam hal ini, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,

"Bukanlah orang yang kuat adalah dia yang menang gulat, akan tetapi
orang yang kuat adalah orang yang mampu mengendalikan dirinya ketika
marah." (HR. Bukhari)

Hadis ini menggambarkan bahwa kekerasan bukanlah pintu akhir dari


masalah. Anak bukanlah menjadi pereda amarah bagi orang tua. Pengendalian
dirilah yang menunjukan seseorang mempunyai kekuatan yang kuat sebagai
seorang mukmin. (Al-Juhany, 2013)

15

Orang tua merupakan salah satu sumber pendidikan terbesar oleh


seorang anak. Untuk mengatasi kenakalan anak atau memberikan hukuman
pada anak lebih baik diberikan dengan suatu teguran halus atau mendidik.
Hukuman fisik hanya membuat seorang anak takut terhadap orang tuanya.
Orang tua sebaiknya tidak menakuti anak secara berlebihan karena itu akan
membekas membuatnya teringat selalu.

III.3. Pandangan Islam Tentang Terapi Perilaku dan Kognitif


Psikoterapi Islami merupakan bagian dari psikologi terapan Islami, yang
berupaya menggambarkan dan menjelaskan penyebab penyakit mental dan
perilaku abnormal individu dan kelompok serta penyembuhannya. Cabang
psikologi ini menggambarkan dan menjelaskan beberapa penyakit mental dan
prilaku abnormal individu dan kelompok serta menyembuhkannya. Tujuan
psikologi ini didasarkan pada

Hai manusia, susungguhnya telah datang kepada mu pelajaran dari Tuhanmu


danpenyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang beriman. (QS. Yunus:57).
Menurut ayat diatas bahwa penyakit jiwa atau penyakit hati dapat

disembuhkan. Allah SWT telah memberikan petunjuknya agar manusia selalu

16

berusaha untuk menyembuhkan penyakit hati yang terdapat dalam dirinya.


(Vahab, 1996)
aspek terapi terhadap gangguan jiwa juga terdapat di dalam(Ancok,
1994)

Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat
bagiorang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada
orang- orang yang zalim selain kerugian.(QS. Al-Isra(17): 82)
Menurut ayat di atas menjelasan bahwa Al-Quran salah satu obat hati

yang dapat membantu melupakan trauma yang pernah terjadi. Bagi mukmin
dengan membaca Al-Quran maka hati dapat menjadi lebih tenang.
Menurut Dadang Hawari dalam bukunya manajemen stress, cemas, dan
depresi. Psikoterapi dibagi menjadi delapan yaitu: (Hawari, 2001)
1. Psikoterapi suportif dimaksudkan untuk memberikan motivasi semangat,
dan dorongan agar klien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dengan
diberi keyakinan serta kepercayaan diri sehingga ia mampu mengatasi
stressor psikosial yang sedang dihadapinya.
2. Psikoterapi re-edukatif dimaksudkan dengan memberikan pendidikan ulang
dan koreksi bila dinilai tidak mampu mengatasi stress, kecemasan, dan
depresi yang disebabkan faktor psiko-edukatif masa lalu dalam periode
anak-anak dan remaja. Diharapkan dengan terapi ini dapat mengatasi
stressor psikosial yang dihadapinya.

17

3. Psikoterapi

Rekonstruktif

dimaksudkan

untuk

memperbaiki

kembali/rekonstruksi kepribadian yang telah mengalami goncangan akibat


stresor psikososial yang tidak mampu diatasi oleh klien yang bersangkutan.
4. Psikoterapi Kognitif dimaksudkan untuk memulihkan fungsi kognitif klien,
yaitu kemampuan untuk berpikir secara rasional, konsentrasi, dan daya
ingat. Selain daripada itu yang bersangkutan mampu membedakan nilainilai moral etika mana yang baik dan buruk, mana yang boleh dan tidak,
dan mana yang haram dan halal.
5. Psikoterapi Psikodinamik dimaksudkan

untuk

menganalisa

dan

menguraikan proses dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa


seseorang itu tidak mampu mengatasi stresor psikososial sehingga ia jatuh
sakit (stres, cemas, dan atau depresi). Dengan mengetahui dinamika
psikologis itu diharapkan yang bersangkutan mampu mencari jalan
keluarnya.
6. Psikoterapi Perilaku dimaksudkan untuk memulihkan gangguan perilaku
yang maladaptif (ketidakmampuan beradaptasi) akibat stresor psikososial
yang dideritanya. Dari terapi ini diharapkan klien yang bersangkutan dapat
beradaptasi dengan kondisi yang baru sehingga bisa berfungsi kembali
secara wajar dalam kehidupannya sehari-hari baik di rumah, sekolah,
kampus, tempar kerja, dan lingkungan sosialnya yang lain.
7. Psikoterapi Keluarga pada seseorang dalam keadaan stres, kekecewaan,
atau depresi yang disebabkan oleh stresor psikososial faktor keluarga.
Dengan

terapi

ini

dimaksudkan

untuk

memperbaiki

hubungan

kekeluargaan, agar faktor keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan
faktor keluarga dapat dijadikan sebagai faktor pendukung bagi pemulihan

18

klien yang bersangkutan. Dengan demikian pada terapi ini tidak hanya
ditujukan kepada klien yang bersangkutan saja, tetapi juga terhadap
anggota keluarga lainnya.
8. Psikoanalisa adalah sejenis psikoterapi yang mencari sebab musabab
seseorang jatuh sakit. Berbeda dengan psikoterapi konvensional maka
psikoanalisa menganalisa sampai jauh akar permasalahan.
Psikoterapi

dalam

Islam

dapat

menyembuhkan

semua

aspek

psikopatologi, baik yang bersifat duniawi maupun ukhrawi. Psikoterapi hati


itu ada lima macam berdasarkan ungkapan dari Ali bin Abi Thalib :(Mujib,
2002).
1. Membaca Al-Quran sambil mencoba memahami artinya. Al-Quran
dianggap sebagai terapi yang pertama dan utama. Menurut al-Faidh alKasyani dalam Tafsirnya mengemukakan bahwa lafal-lafal al-Quran dapat
menyembuhkan

penyakit

badan

sedangkan

maknanya

dapat

menyembuhkan penyakit jiwa. Menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyah bacaan


Al-Quran menogbati penyakit jiwa dan badan manusia.
2. Melakukan shalat malam memiliki banyak hikmah. Allah SWT
menjanjikan surga bagi yang melakukannya. Jiwanya selalu hidup dan
mudah mendapatkan ilmu dan ketentraman. Shalat juga merupakan terapi
psikis yang bersifat kuratif, perventif dan konstruktif. Shalat membina
seseorang untuk melatih konsentrasi yang integral dan komprehensif.hal itu
tergambar dalam niat dan khusyu. Shalat dapat menjaga kesehatan potensipotensi psikis manusia, seperti potensi kalbu untuk merasa (emosi), potensi

19

akal untuk berpikir (kognisi), dan potensi syahwat (appetite) dan ghadab
(defense) untuk berkarsa (konasi).
3. Bergaul dengan orang yang baik atau salih. Orang yang salih adalah orang
yang mampu mengintegrasikan dirinya dan mampu mengaktualisasikan
potensinya semaksimal mungkin dalam berbagai dimensi kehidupan.
Menurut al-Syarqawi, adalah al-thabib al-murabbi (dokter pendidik).
Dokter seperti ini lazimnya memberikan resep penyembuhan kepada
pasiennya melalui dua cara, negatif (al-salabi), dengan cara membersihkan
diri dari segala sifat-sifat dan akhlak yang tercela.positif (al-ijabi), dengan
mengisi diri dari sifat-sifat atau akhlak yang terpuji.
4. Puasaadalah menahan diri dari segala perbuatan yang dapat merusak citra
fitri manusia. Pembagian puasa ada dua yaitu fisik (makan dan minum) dan
psikis (menahan hawa nafsu dari segala perbuatan maksiat). Hikmah lapar
menurut Al-Ghazali dapat menjernihkan Qalbu dan mempertajam
pandangan, melembutkan Qalbu, menyehatkan badan dan jiwa serta,
menolak penyakit
5. Zikir malam hari yang lamadalam arti sempit memiliki makna menyebut
asma-asma Allah dalam berbagai kesempatan. Sedangkan dalam arti luas
mengingat segala keagungan dan kasih sayang Allah SWT yang telah
diberikan,serta dengan menaati perintahnya dan menjauhi larangannya.
Menurut At-Thabathabai zikir mempunyai dua makna yaitu kegiatan
psikologis yang memungkinkan seseorang memelihara makna sesuatu yang
diyakini berdasarkan pengetahuan atau ia berusaha hadir padanya
(istikdhar), dan hadirnya sesuatu pada hati dan ucapan seseorang.

20

Melakukan zikir sama halnya nilainya dengan terapi rileksasi, yaitu satu
bentuk terapi dengan menekankan upaya mengantarkan pasien bagaimana cara
ia harus beristirahat dan bersantai-santai melalui pengurangan ketegangan atau
tekanan psikologis. Kunci utama keadaan jiwa mereka itu adalah karena
melakukan zikir.firman Allah SWT:(Mujib, 2002)



(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tenteram.(QS. Ar-Rad(13):28)
Menurut ayat diatas dengan selalu mengingat Allah SWT melalui
berzikir maka dapat mengurangi ketakutan pada diri seseorang.
Cara berzikir dibagi dua yaitu zikir jabar atau zikir yang dikeraskan baik
melalui suara maupun gerakan. Fungsinya adalah untuk menormalisasikan
kembali fungsi system jaringan syaraf,sel-sel, dan semua organ tubuh. Zikir
Sirr, zikir yang diucapkan dalam hati.(Mujib, 2002)
Kesimpulan kelima terapi diatas adalah terapi dengan doa dan munajat.
Doa adalah permohonan kepada Allah SWT agar segala gangguan dan
penyakit jiwa yang dideritanya hilang. Allah yang memberikan penyakit dan
Dia pula yang memberikan kesembuhan. Doa dan munajah banyak didapat
dalam setiap ibadah, baik dalam shalat, puasa, haji, maupun dalam aktivitas
sehari-hari. Agar doa dapat diterima maka diperlukan syarat-syarat khusus,
diantaranya dengan membaca istigfar terlebih dahulu. Istigfar tidak hanya

21

berarti memohon ampunan kepada Allah, tetapi lebih esensial lagi yaitu
memiliki makna taubat. (Mujib, 2002)
Dari seluruh psikoterapi menurut islam yang telah dijabarkan diatas.
Terapi perilaku dan kognitif merupakan salah satu bagian dari psikoterapi
islami, yang bertujuan menyembuhkan kemampuan berfikir dan perilaku yang
maladaptif. Menurut islam tujuan dari terapi diatas adalah untuk mencapai
ketenangan hati agar mereka dapat menjalani kehidupannya seperti semula
seperti mengembalikan perilaku dan kemampuan berkonsentrasi.

BAB IV
KAITAN PANDANGAN ANTARA KEDOKTERAN DAN ISLAM
TENTANG TERAPI BERFOKUS PERILAKU KOGNITIF PADA
ANAK DENGAN POST TRAUMATIC STRESS DISORDER
(PTSD)

Seperti yang telah dibahas dalam bab 2, post traumatic stress disorder
(PTSD)merupakan keadaan kecemasan yang berkembang pada beberapa orang
setelah terjadinya peristiwa traumatis berat. Stres pasca trauma terjadi pada anak
yang mengalami pengalaman kekerasan fisik maupun psikis. Kejadian ini dapat
menyebabkan respon emosi, kognitif, perilaku, dan fisik. Anak-anak akan

22

menderita kesulitan tidur, kesulitan berkonsentrasi, dan mudah cemas. Terapi


perilaku kognitif yang terdapat dalam Trauma Focused Cognitive Behavior
Therapy (TF-CBT) melibatkan orang tua dan anak. Terapi ini memperbaiki respon
anak terhadap trauma seperti konsentrasi, emosi, dan hubungan antara anak dan
orang tua. Terapi ini menunjukan hasil yang positif dibandingkan dengan terapi
lainnya. Terapi ini memerlukan 8-16 sesi yang dilakukan setiap minggu.
Berdasarkan pandangan Agama Islam terapi perilaku kognitif merupakan
psikoterapi yang merubah perilaku tidak sesuai dan cara berpikir. Psikoterapi ini
bertujuan untuk mengatasi ketakutan atau trauma pada anak yang dapat dilakukan
melalui membaca Al-Quran, melaksanakan shalat malam, dan ibadah lainnya
yang dapat mendekatkan dirinya kepada Allah SWT.
Kedokteran dan Islam sependapat, bahwa terapi perilaku kognitif merupakan
psikoterapi yang bertujuan untuk merubah cara bertindak dan pola pikir pada
anak yang mengalami trauma. Yang dapat dicapai melalui TF-CBT melalui bidang
kedokteran dan dengan membaca Al-Quran, berteman dengan orang shaleh,
berzikir, dan melakukan ibadah lainnya untuk mencapai ketenangan jiwa melalui
bidang Agama Islam. Menurut keterkaitan dalam kedua bidang tersebut, maka
terapi perilaku kognitif perlu dilakukan untuk menolong anak dalam menangani
stres pasca trauma.

23

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan
1. Gangguan stres pasca trauma mempunyai gejala seperti merasakan kembali
peristiwa traumatik (re-experiencing symptoms), menghindar (avoidance
symptomps), dan kewaspadaan berlebih (hyperarousal symptoms).
2. Komponen dari terapi perilaku kognitif yang terdapat pada Trauma Focused
Cognitive Behaviot Therapy (TF-CBT) merupakan terapi jangka pendek
yang biasanya membutuhkan 12 sampai 18 sesi dengan jangka waktu 60
sampai 90 menit. TF-CBT mempunyai komponen-komponen yang disebut
dengan PPRACTICE yang dibagi menjadi psikoedukasi, parenting,
24

relaksasi, modulasi afektif, cognitive coping, narasi trauma serta trauma


processing, in-vivo exposure, conjoint sessions (sesi gabungan), enchanting
safety (meningkatkan keselamatan).
3. Dalam pandangan Islam terapi perilaku kognitif merupakan komponen
psikoterapi yang bertujuan untuk mengembalikan fungsi berpikir dan cara
bertindak seorang anak. Psikoterapi yang digunakan dalam Agama Islam
adalah membaca Al-Quran, shalat malam, berzikir, dan ibadah lainnya.
Yang diperuntukan untuk mencapai ketenangan jiwa sang anak dalam
menghadapi stres pasca trauma.

5.2. Saran
1. Kepada Dokter
Disarankan kepada dokter untuk membekali dan menambah pengetahuan
tentang Post Traumatic Stress Disorder (PTSD), terutama anak yang
membutuhkan penggobatan segera sehingga dokter dapat memilih terapi mana
yang paling baik. Dokter juga diharapkan dapat memberikan edukasi yang
baik mengenai aspek medis dan agama kepada keluarga pasien agar dapat
mengambil keputusan yang baik untuk terapi PTSD
2. Kepada Masyarakat
Diharapkan agar masyarakat dapat mengetahui tanda-tanda dari Post
Traumatic Stress Disorder (PTSD) sehingga dapat mencegah terlambatnya
penanganan pada anak di Indonesia.
3. Kepada Peneliti
Disarankan kepada para peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut
dengan subjek yang lebih banyak dan lebih tepat, karena masih kurangnya
data dan jumlah penelitian yang ada pada terapi perilaku kognitif pada PTSD

25

sehingga kedepannya hasil penelitian itu dapat menjadi dasar yang baik untuk
dilakukannya penanganan pada kasus stres pasca trauma.
4. Kepada Pemerintah
Diharapkan pemerintah dapat menunjang penelitian dan terapi perilaku
kognitif pada Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)secara fasilitas
(peralatan) maupun biaya. Terutama pada terapi Trauma Focused Cognitive
Behavior Therapy (TF-CBT) yang belum banyak dipakai di Indonesia dalam
menangani kasus stres pasca trauma pada anak.
5. Kepada Ulama
Diharapkan ulama dapat menyebarkan dakwah agama Islam dan juga
mengenai cara menagani stres pasca trauma kepada masyarakat sehingga
masyarakat dapat mengerti penanganan pada anak dengan stres pasca trauma.

26

DAFTAR PUSTAKA

Al-Juhany, H.A. (2013). Menyikapi Ketakutan Anak.http://islamqa.info/id/21390.


Diakses tanggal 30 januari 2015.
Amini, I. (2006). Anakmu Anaknya. Jakarta : Al-Huda.
Amshori, I. (2007). Pelindungan Anak Menurut Perspektif Islam. P.1. Jakarta:
KPAI.
Ancok, D. Suroso, F.N. (1994). Psikologi Islam: solusi islam atas problemproblem psikologi. Pustaka Pelajar.
Joban,
M.
(2014).
Memahami
10
Sifat
Fitrah
http://joban.apiktechsolution.com. Diakses tanggal 7 Januari 2015.

Anak.

Shabir, K.H.T. (2001). Peran Ibu Dalam Mendidik Generasi Muslim.Jakarta: CV


Firdaus.
Thalib, M. (1995). 40 Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak. Bandung:
Irsyad Baitus Salam (IBS).
Rumman, U. (2009). Agar Buah Hati Tak Lagi Takut Hantu.
http://muslimah.or.id/aqidah/agar-buah-hati-tak-lagi-takut-hantu.html.
Diakses tanggal 6 Februari 2015.
Hawari, D. (2001). Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.
Kartono, K. Andari, J.(1989). Hygiene Mental dan Kesatan Mental Dalam Islam,
p.44. bandung: mandar maju.
Kasdu, D. (2004). Anak Cerdas. P.142. Jakarta: Puspa Swara.
Mujib, A. (2002). Nuansa-Nuansa Psikologi Islam. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

27

Pamilu, A. (2007). Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan. Yogyakarta : Citra


Media.
Vahab, A.A. (1996). An Introduction to Islamic Psychology. New Delhi: Institute
of Objective Studies.
Wisudanti,
D.D.
(2013).
Mengatasi
Rasa
Takut
Pada
Anak.
http://www.doktermuslimah.com/2013/07/mengatasi-rasa-takut-padaanak.html. Diakses tanggal 4 Januari 2015.

28

You might also like

  • Lapjag 270715
    Lapjag 270715
    Document22 pages
    Lapjag 270715
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • SDFSD
    SDFSD
    Document20 pages
    SDFSD
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Sadsad
    Sadsad
    Document38 pages
    Sadsad
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Asdsas
    Asdsas
    Document34 pages
    Asdsas
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Lapjag 270715
    Lapjag 270715
    Document22 pages
    Lapjag 270715
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Adsa
    Adsa
    Document4 pages
    Adsa
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Sdadaa
    Sdadaa
    Document59 pages
    Sdadaa
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Saddas
    Saddas
    Document31 pages
    Saddas
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Bab
    Bab
    Document35 pages
    Bab
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Adsdad
    Adsdad
    Document11 pages
    Adsdad
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Sadadsadsa
    Sadadsadsa
    Document25 pages
    Sadadsadsa
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Cover Lapsus Interna
    Cover Lapsus Interna
    Document4 pages
    Cover Lapsus Interna
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Referat Isi
    Referat Isi
    Document38 pages
    Referat Isi
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Psikophatologi
    Psikophatologi
    Document93 pages
    Psikophatologi
    NatashaDianasari
    No ratings yet
  • Laporan Intervensi Kel 3
    Laporan Intervensi Kel 3
    Document102 pages
    Laporan Intervensi Kel 3
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Asdsas
    Asdsas
    Document34 pages
    Asdsas
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Dasdsads
    Dasdsads
    Document9 pages
    Dasdsads
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Soal Pre Test
    Soal Pre Test
    Document2 pages
    Soal Pre Test
    Fitri Rahmawati
    No ratings yet
  • Presentasi Kasus Katarak Matur Final
    Presentasi Kasus Katarak Matur Final
    Document51 pages
    Presentasi Kasus Katarak Matur Final
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Das
    Das
    Document22 pages
    Das
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Chapter II
    Chapter II
    Document10 pages
    Chapter II
    Yoeana Suci Rabbani
    No ratings yet
  • ABSTRAK
    ABSTRAK
    Document1 page
    ABSTRAK
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Asdasdsa
    Asdasdsa
    Document39 pages
    Asdasdsa
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Dsads
    Dsads
    Document46 pages
    Dsads
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Laporan Kasus Vertigo
    Laporan Kasus Vertigo
    Document24 pages
    Laporan Kasus Vertigo
    Aldora Oktaviana
    No ratings yet
  • ABSTRAK
    ABSTRAK
    Document1 page
    ABSTRAK
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Diagnosis Vertigo-Ma PDF
    Diagnosis Vertigo-Ma PDF
    Document16 pages
    Diagnosis Vertigo-Ma PDF
    lelydeby
    No ratings yet
  • SDFSFSD
    SDFSFSD
    Document14 pages
    SDFSFSD
    Arief Rachman
    No ratings yet
  • Post Test
    Post Test
    Document9 pages
    Post Test
    Arief Rachman
    No ratings yet