Professional Documents
Culture Documents
REUSABLE
RS PANTI RAHAYU PURWODADI
201
6
Komite Akreditasi
Nasional
Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu
LSSM-002-IDN
a.
Rahayu
Yakkum
Purwodadi,
maka
diperlukan
c.
d.
Mengingat :
Pengurus
Yakkum
Nomor
2440-Ps/STRUKTUR-
Kedua
Ketiga
Keempat
Ditetapkan di
Purwodadi,
Pada tanggal
7 Januari 2015
Direktur Rumah Sakit Panti Rahayu Purwodadi
Dr Sunarima MKes
Lembar Legalisasi
Disusun oleh
Nama
Dr Suhartono SpAn.MSc
Jabatan
Ka Komite PPI
Tanda tangan
Diperiksa oleh
Nama
Saryoto.SSI
Jabatan
Ka Komite Mutu
Tanda tangan
Disetujui oleh
Nama
Jabatan
Tanda tangan
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN..............................................................................................
6
A. LATAR BELAKANG..................................................................................
......................................................................................................................7
B. TUJUAN......................................................................................................
......................................................................................................................8
BAB II
9
BAB III TATA LAKSANA ..............................................................................................
11
BAB IV DOKUMENTASI ...............................................................................................16
BAB 1
PENDAHULUAN
Rumah sakit adalah suatu unit yang memiliki organisasi yang teratur, tempat
pencegahan dan penyembuhan penyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan penderita
yang dilakukan secara multi disiplin oleh berbagai kelompok profesional terdidik dan terlatih
yang menggunakan prasarana dan sarana fisik, perbekalan farmasi dan alat kesehatan.
Rumah sakit memiliki karakteristik tersendiri dalam melaksanakan fungsinya, salah
satunya rumah sakit merupakan sebuah institusi besar yang sarat dengan peralatan
berteknologi canggih yang dioperasionalkan oleh sekumpulan orang dengan keahlian dan
bakat sesuai yang diperlukan.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.220/Men.Kes/Per/IX/1976 tertanggal 6
September 1976, yang dimaksud dengan alat kesehatan adalah barang, instrumen atau aparat
yang digunakan untuk:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Utensilien seperti bak bengkok/ nierbeken, urinal, bad pan, dan kateter
2) Peralatan non-medis seperti alat dapur, generator, peralatan cucian, dan sendok.
B. Menurut Sifat Pemakaian
1) Consumable/ disposable/ sekali pakai seperti spuit, kateter, maag slang, dan kondom.
2) Peralatan tahan lama yang dipakai terus-menerus seperti instrumen operasi, bengkok, dan
C.
1)
2)
3)
otoskop.
Menurut Kegunaannya.
Sistem gastrointestinal seperti kateter canul dan NGT.
THT seperti otoskop dan rinoskop.
Sistem reproduksi seperti kateter, bougic aparat, hegar dan, speculum vagina/ instrument
4)
5)
6)
7)
8)
D.
1)
2)
3)
4)
ginekologi.
Dentalog/ alat gigi.
Kardiovaskuler seperti ECG, layar monitor dan venulon dengan banyak jenisnya.
Sistem ambulans/ bantu gerak seperti kursi beroda dan kruk
Untuk terapi seperti lampu merah, blue life, dan alat fisioterapi
Perlindungan sistem integumen seperti wind ring/ bantal angin
Menurut Keputusan Menkes RI No.116/SK/1979.
Preparat untuk pemeliharaan dan perawatan kesehatan.
Peptisidan dan insektisida pembasmi hama manusia dan binatang piaraan.
Alat perawatan yang digunakan di salon kecantikan.
Wadah penampung yang terbuat dari plastik atau kaca untuk penyimpanan obat atau
Rumah sakit sebagai institusi yang tugasnya memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, tidak terlepas dari tanggung jawab terhadap kesehatan lingkungan di sekitarnya
yaitu mengelola limbah medis dengan benar (sesuai persyaratan). Elemen penting dalam
pengelolaan limbah rumah sakit menurut WHO yaitu minimalisasi limbah, pemilahan,
pengumpulan, pengangkutan, penampungan, hingga tahap pemusnahan dan pembuangan
akhir. Upaya yang menjadi prioritas utama adalah dengan minimalisai limbah berupa reduksi
limbah pada sumbernya dan upaya pemanfaatan limbah.
Minimalisasi limbah adalah upaya yang dilakukan rumah sakit untuk mengurangi
jumlah limbah yang dihasilkan dengan cara mengurangi bahan (reduce), menggunakan
kembali limbah (reuse) dan daur ulang limbah (recycle).
BAB 2
RUANG LINGKUP
Minimalisasi limbah dapat dilakukan dengan mengurangi bahan (reduce),
menggunakan kembali limbah (reuse) dan daur ulang limbah (recycle).
A. Reduce
Reduksi pada sumber merupakan segala aktivitas yang dapat mengurangi atau
menghilangkan limbah sebelum terjadinya limbah atau mengurangi limbah pada sumbernya.
8
Konsep minimalisasi limbah berupa reduksi limbah langsung dari sumbernya menggunakan
pendekatan pencegahan dan teknik yang meliputi perubahan bahan baku (pengelolaan bahan
dan modifikasi bahan), perubahan teknologi (modifikasi proses dan teknologi bersih), praktek
operasi yang baik (housekeeping, segregasi limbah, preventive maintenance), dan perubahan
produk yang tidak berbahaya.
B.
Reuse
Penggunaan kembali (reuse) merupakan penggunaan barang atau limbah untuk
digunakan kembali untuk kepentingan yang sama tanpa mengalami proses pengolahan atau
perubahan bentuk. Reuse dapat mengurangi biaya pembelian dan mengurangi limbah dari
kegiatan perawatan pasien. Berikut ini produk dari fasilitas kesehatan yang dapat direuse
diantaranya linen yang dapat digunakan kembali, perawatan pasien seperti pispot, cekungan
muntah, dan peralatan makan dapat digunakan kembali. Sebaliknya, jarum suntik tidak boleh
digunakan kembali karena dapat membahayakan kesehatan. Walaupun dapat digunakan
kembali, rumah sakit harus mengeluarkan biaya untuk membersihkan dan mensterilkan
peralatan tersebut.
Berikut beberapa contoh upaya pemanfaatan limbah berupa penggunaan kembali
(reuse):
-
Jerigen bekas larutan cuci darah digunakan untuk wadah limbah benda tajam di setiap
ruangan yang menghasilkan limbah benda tajam, dengan syarat jerigen tersebut harus
terbuat dari bahan anti bocor, anti tusuk, dan tertutup.
Bahan kimia lain seperti asam, basa, reagen kimia ditawarkan ke pengguna potensial
seperti laboratorium.
Alat-alat yang dapat dipakai ulang setelah dilakukan desinfeksi dan sterilisasi seperti
cawan petri (plate count agar), gelas kaca, gelas ukur, tabung reaksi, desk glass, object
glass, test tube 12x75, sample cup conical.
C.
Recyle
Daur ulang (recycle) merupakan upaya pemanfaatan limbah dengan cara proses daur
ulang melalui perubahan fisik atau kimia, baik untuk menghasilkan produk yang sama
maupun produk yang berlainan dengan maksud kegunaan yang lebih.
BAB 3
TATA LAKSANA
Untuk setiap peralatan atau material yang bisa digunakan kembali, harus melalui
proses desinfeksi dan sterilisasi.
A. Pengertian
1. Dekontaminasi adalah upaya mengurangi dan/ atau menghilangkan kontaminasi oleh
mikroorganisme pada orang, peralatan, bahan, dan ruang melalui desinfeksi dan sterilisasi
dengan cara fisik dan kimiawi.
10
10. Peralatan operasi yang telah steril, jalur masuk ke ruangan harus terpisah dengan
peralatan yang telah terpakai.
11. Sterilisasi dan desinfeksi terhadap ruang pelayanan medis dan peralatan medis dilakukan
sesuai permintaan dari kesatuan kerja pelayanan medis dan penunjang medis.
Setiap rumah sakit harus melakukan reduksi limbah dimulai dari sumber. Pemilahan
limbah harus dilakukan mulai dari sumber yang menghasilkan limbah. Limbah yang akan
dimanfaatkan kembali harus dipisahkan dari limbah yang tidak dimanfaatkan kembali.
Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tanpa memperhatikan
terkontaminasi atau tidaknya. Wadah tersebut harus anti bocor, anti tusuk dan tidak mudah
untuk dibuka sehingga orang yang tidak berkepentingan tidak dapat membukanya. Jarum dan
syringes harus dipisahkan sehingga tidak dapat digunakan kembali.
Limbah padat medis yang akan dimanfaatkan kembali harus melalui proses sterilisasi
sesuai Tabel 1.1. Untuk menguji efektifitas sterilisasi panas harus dilakukan tes Bacillus
stearothermophilus dan untuk sterilisasi kimia harus dilakukan tes Bacillus subtilis.
Tabel 1.1. Metode Sterilisasi Untuk Limbah yang Dimanfaatkan Kembali
Metode Sterilisasi
Sterilisasi dengan panas
Suhu
Waktu Kontak
160C
120 menit
oven Poupinel
170C
60 menit
121C
30 menit
50C -60C
3-8 jam
autoklaf
Sterilisasi
dengan
bahan
kimia
- Ethylene oxide (gas)
- Glutaraldehyde (cair)
20 menit
Single-use/ Reuse
Single-use
Kateter
Single-use
Jarum suntik
Single-use
O2 kanule/NRM/sungkup.
Single-use
Bisturi
Single-use
14
Linen
Reuse
Pispot
Reuse
Cekungan muntah/bengkok
Reuse
Urinal
Reuse
Peralatan makan
Reuse
Reuse
Gelas kaca
Reuse
Gelas ukur
Reuse
Tabung rekasi
Reuse
Desk glass
Reuse
Object glass
Reuse
Test tube 12 x 75
Reuse
Reuse
Reuse
Reuse
Kontainer
Reuse
Reuse
BAB 4
DOKUMENTASI
Pengendalian Infeksi Nosokomial merupakan suatu upaya penting dalam meningkatkan mutu
pelayanan medis rumah sakit. Hal ini hanya dapat dicapai dengan keterlibatan secara aktif
semua personil rumah sakit, mulai dari petugas kebersihan sampai dengan dokter dan mulai
dari pekerja sampai dengan jajaran Direksi. Kegiatannya dilakukan secara baik dan benar di
semua sarana rumah sakit, peralatan medis dan non-medis, ruang perawatan dan prosedur
serta lingkungan.
Dokumen yang wajib disiapkan adalah sebagai berikut :
1. Dokumen Regulasi
a. Dokumen monitoring dan evaluasi.
b. Dokumen hasil pemeriksaan kuman.
15
Demikian buku panduan ini dibuat untuk panduan tentang pemakaian ulang (reuse) peralatan
dan material sehingga berjalan dengan baik dan sesuai standar yang telah ditetapkan oleh
Undang-Undang Kesehatan yang berlaku, dengan terbitnya Buku Panduan Pemakaian Ulang
(Reuse) Peralatan dan Material di RS. Panti Rahayu Purwodadi ini maka segala pelayanan
yang berkaitan dengan pemakaian ulang (reuse) wajib berlandaskan buku pedoman ini
terhitung setelah ditandatangani oleh Direktur RS. Panti Rahayu Purwodadi.
Ditetapkan di : Purwodadi.
Pada Tanggal : 7 januari 2015
Direktur RS Panti Rahayu Purwodadi
Dr. Sunarima.MKes.
16