Professional Documents
Culture Documents
Iktiosis berasal dari bahasa Yunani yaitu ichthys yang berarti ikan yang
dideskripsikan sebagai kulit tubuh yang kasar, kering dan disertai sisik berlebihan
menyerupai ikan. Iktiosis merupakan kelompok berbagai penyakit kulit heterogen
ditandai kulit kering dan kasar disertai sisik yang terlokalisir atau generalisata
dengan variasi keterlibatan manifestasi sistemik lain. Iktiosis merupakan penyakit
kulit dengan
1,2
ditandai
dengan
hiperkeratosis
dan
eritema
lokal.
Pada
dewasa hanya sedikit yang tidak terdapat eritroderma.6 Pada kasus yang parah,
presentasi IL pada kulit wajah berupa tarikan kelopak mata dan bibir, berujung
pada ektropion dan eklabium. Scarring alopesia, paling jelas pada kulit kepala
perifer, mungkin merupakan bagian dari penarikan garis rambut (Gambar 1.).
Berbeda dengan IL, pada CIE terdapat eritema generalisata disertai sisik putih.
Pasien dengan CIE klasik hanya sedikit yang tidak terdapat ektropion, eklabium,
atau alopesia (Gambar 2.), namun banyak pasien yang keadaan klinisnya tidak
cocok sepenuhnya dengan dua deskripsi klinis ini.8
Gambar 1. Iktiosis lamelar fenotip klasik. A. Ektropion. B and C. Skuama besar coklat
Plate-like.1
fatal. Bayi sering prematur dan lahir dengan gambaran stratum korneum
mengkilap, dipisahkan oleh fisura merah dan dalam, terdapat gangguan
perkembangan telinga dan ektropion serta eklabium. Manifestasi kulit yang sering
ditemukan pada Sindrom Netherton adalah iktiosis linearis sirkumfleksa, kondisi
yang umum ditemukan adalah hiperkeratosis, polisiklik dan plak eritema
serpiginosa. Sindrom Sjgren-Larsson adalah gangguan autosomal resesif langka
yang ditemukan kongenital dengan iktiosis yang bermanifestasi sebagai skuama
halus, besar, atau penebalan stratum korneum tanpa skuama dan mungkin gatal.
Sindrom Chanarin-Dorfman memberikan gambaran warna kulit yang berkembang
dari oranye hingga merah dengan skuama coklat, dan disertai pruritus. 1,2
Kolestasis jaundice neonatal dan iktiosis ringan ditandai sisik putih halus
merupakan gambaran sindrom NISCH. Defisiensi Sulfatase Multipel memberikan
gambaran klinis berupa kerusakan neurologis, kelainan tulang, dismorisme wajah,
dan terlihat menyerupai iktiosis pada defisiensi sulfatase X-linked. Sindrom
peeling skin adalah gangguan autosomal resesif yang ditandai dengan
pengelupasan stratum korneum lebih cepat, seumur hidupnya.1
Iktiosis yang diperoleh pada orang dewasa dapat bermanifestasi sebagai
penyakit sistemik dan berhubungan dengan penyakit malignansi, obat-obatan,
endokrin dan metabolik, malnutrisi, HIV dan infeksi lain, serta kondisi autoimun.
1,2
tegas, dan diameter 2 hingga 14 cm, berjumlah 4 hingga 200 lesi dan tidak gatal,
disertai sisik iktiosiformis dengan hipo atau hiperpigmentasi dan tanpa tanda
inflamasi. Gougerot dan Carteaud retikular papilomatosis adalah dermatosis
iktiosiformis yang diperoleh, jarang ditemukan namun khas terlihat pada orang
dewasa muda, ditandai dengan makula bersisik, papula, patch, dan plak, bewarna
coklat yang persisten.1
Diagnosis iktiosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik yang bertujuan untuk mencari bentuk klinis setiap tipe iktiosis yang dapat
sangat bervariasi. Cakupan klinis penyakit ini sangat heterogen, mengakibatkan
diagnosis klinis dapat membingungkan dan meragukan.1,2 Diagnosis genetik
praimplantasi adalah diagnosis alternatif, dan telah banyak dilakukan untuk
penyakit genetik, termasuk IL dan EHK.1
Pemeriksaan penunjang untuk iktiosis yang paling sering digunakan
adalah pemeriksaan histopatologi. Pada pemeriksaan histopatologi dapat
membantu membedakan beberapa tipe dan menilai derajat keparahan penyakit
Terapi terkini untuk iktiosis berupa terapi simtomatik yang fokus kepada
hidrasi, lubrikasi, dan keratolisis. Kulit iktiotik yang tebal dapat penurunan fungsi
perlindungan dan ketidakmampuan mengendalikan kehilangan air transepidermal
untuk menentukan kelenturan stratum korneum. Kulit yang terhidrasi dengan baik
dapat dengan mudah ditipiskan dengan abrasi ringan (busa mandi). 1 Pemberian
jenis pelembab pada pasien iktiosis d dapat berwujud sebagai losion, krim,
minyak, ataupun petrolatum untuk memperpanjang hidrasi dan pelembutan kulit. 5
Keluaran urin, berat badan, dan kadar elektrolit harus dimonitor ketat.1,5 Antibiotik
profilaksis dapat diberikan pada fisura yang luas dan penuh pertimbangan.5
Agen keratolitik digunakan untuk meningkatkan deskuamasi korneosit
sehingga kerak akan terangkat dan menipiskan hiperkeratosis stratum korneum.
Terdapat banyak krim dan lotion keratolitik yang tersedia secara komersial yang
mengandung urea, asam salisilat, atau asam -hidroksi (misalnya, asam laktat,
asam glikolat). Urea dapat berfungsi dengan kapasitasnya untuk mengikat air.
Propilen glikol 40-70% dalam gel, efektif dalam pengangkatan skuama.4
Salep topikal takrolimus 0,1% atau krim pimekrolimus 1% efektif pada
pasien iktiosis yang mengalami iritasi menggunakan obat topikal jenis lain.
Preparat topikal takrolimus 0,1% atau krim pimekrolimus 1% memiliki
penyerapan sistemik minimal.1
Peningkatan pelepasan air transepidermal menyebabkan dehidrasi
hipernatremik, imbalans elektrolit, gangguan termoregulasi dan malnutrisi kalori.5
Fisura pada kulit dapat menjadi port the entry mikroorganisme, yang berujung
pada infeksi kulit dan sepsis, namun akibat gangguan termoregulasi, tanda infeksi
Seperti demam kadang tidak ditemukan. Gangguan ventilasi, kesulitan menghisap
dan pneumonia dapat ditemukan pada HI dan bayi kolodion.5
Prognosis penyakit iktiosis dapat ditentukan berdasarkan tipe iktiosis dan
penatalaksaan yang tepat pada pasien. Umumnya penyakit iktiosis menunjukkan
angka mortalitas yang rendah, akan tetapi terdapat beberapa tipe seperti bayi
harlequin, defisiensi sulfatase multipel yang dapat berkomplikasi kepada gagal
organ dan berujung kepada kematian.1,2
DAFTAR PUSTAKA
1. Fleekman P, DiGiovanna JJ. The Ichthyoses. In: Goldsmith LA, Katzs SI,
Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolf K, editors. Fitzpatricks