You are on page 1of 10

RESUME PRESENTASI MATA KULIAH PENGOLAHAN DATA SESIMIK

BILANGAN KOMPLEK

Oleh
Alfadeo Vulgar Siantori
125090700111017

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2015

I.The beginning
Bilangan kompleks adalah gabungan antara bilangan rill dan bilangan imaginer. Pada
gambar, lingkaran yang paling besar merupakan bilangan kompleks dan menunjukkan betapa
luasnya bilangan kompleks itu. Dalam matematika, bilangan kompleks adalah bilangan yang
berbentuk :
+bi
Dimana dan b adalah bilangan riil, dan i adalah bilangan imajiner yang mempunyai
sifat : i2 = -1.
Bilangan riil disebut juga BILANGAN RIIL dari bilangan kompleks
Bilangan riil b disebut sebagai BAGIAN IMAJINER

Perlu diperhatikandalampengoperasianbilangankompleks, berlaku :


1. z (negatif z)
Jikaz=x+iymakaz=-x-iy

2.

z1 =

1
( kebalikan z )
z
1

Jikaz=x+iymaka

z =

x
y
i 2 2
2
x +y
x +y
2

3. Modulus z (|z|)
2
2
|z|= a +b
Penggunaan bilangan kompleks sebenarnya

didasarkan pada prinsip Gauss, akan tetapi

gambaran utama dari penggunaan prinsip ini selalu disebut sebagai Diagram Argand. Diagram
Argand merupakan sistem koordinat kartesius yang dipakai untuk memberikan posisi pada
bilangan kompleks. Diagram ini menggunakan sumbu x dan y, dengan sumbu x sebagai
sumbu riil dan sumbu y sebagai sumbu imajiner. Contoh Diagram Argand: misalkan kita
memiliki bilangan kompleks z1 = 4 + 3i maka bilangan z 1 mirip dengan koordinat (3, 4) ,
hanya saja kita menarik garis dari (0, 0) ke arah (3, 4). Jika kita memiliki bilangan z 2 = 2 - 5i
maka bilangan z2 mirip dengan koordinat (-5, 2), hanya saja kita menarik garis dari (0,
0) menuju (2, -5).

Jika kita menjumlahkan 2 bilangan kompleks dan proses penjumlahannya kita gambar pada
diagram argand maka proses penjumlahannya akan seperti penjumlahan vektor yang
menggunakan aturan jajaran genjang.
II.

Function of Complex Variable


Teknik dalam variabel kompleks sebenarnya sama seperti dalam kasus real. Fungsi

polinomial yakni:
f(z) = z + 1
Atau

f(z) = z3 + 2z + 1
Atau
f(z) = iz2-(i+1)z-2i
Fungsi tersebut dapat dievaluasi sebelumnya. Jika koefisien dari sebuah polinomial adalah
semua bilangan real seperti z3 + 2z + 1, dan jika z adalah real, sebagai contoh z = x + i0 untuk
bilangan real x, kemudian f(z) = f(x) sama seperti jika semua bilangan real. Lebih umum, jika
kita mempunyai variabel kompleks z = x + iy dimana x dan y adalah bilangan real, maka z
dapat dianggap tergantung pada variabel real x dan y. Oleh karena itu, fungsi f(z) dapat
dianggap melibatkan sepasang fungsi masing-masing dua variabel:
f(z) = u(x,y) + iv(x,y)
Dimana u(x,y) merupakan bagian real dan v(x,y) merupakan bagian yang imajiner. Sebagai
contoh, jika f(z) = z2 = (x+iy)2 = x2 y2 + 2ixy kemudian u(x,y) = x2 y2 dan v(x,y) = 2 xy.
Salah satu fungsi penting adalah fungsi eksponensial, ditulis ez atau exp(z). Kita harus
memperluas definisi yang memumgkinkan dari argumen komplekas z. Ketika z = x + iy,
dimana x adalah bagian real dan y adalah bagian imajiner, kita mendefinisikan fungsi
eksponensial berdasarkan aturan
exp(z) = ez = ex+iy = ex(eiy)
= ex(cos y + i sin y)
Dalam fungsi u(x,y) dan v(x,y) yang didiskusikan di atas, kita mempunyai
f(x + iy) = ex cos y + iex sin y
maka, u(x,y) = ex cos y dan v(x,y) = ex sin y
Dari definisi-definisi di atas diperoleh:
1. Jika z = x + 0i, z adalah bilangan real dan y = 0, kemudian ez = ex (cos 0 + i sin 0) = ex;
2.

Jika z = 0 + iy, z adalah bilangan imajiner murni, kemudian ez = e iy = e0 ( cos y + i sin


y) = cos y + i sin y;

3.

Jika z = 0 iy, z adalah bilangan imajiner murni, kemudian e z = e i(-y) = cos y + i sin (y) = cos y i sin y;

4.

Dari no 2 dan 3 kita memperoleh


e iy + e iy = 2 cos y
e iy e iy = 2 i sin y
sebagai contoh, e i = cos () = -1 = e i
e i/2 = i

e i/2 = -i

e 2i = 1

5. Contoh terakhir merupakan persamaan umum


e z + 2i = e x + i (y + 2)

= e x (cos(y + 2) + i sin (y + 2))


= e x (cos y + i sin y) = ez

Dari persamaan untuk cos y dan sin y yang diberikan pada (no 4), hal ini memungkinkan
untuk mengeneralisasi konsep dari fungsi trigonometri yang mendefinisikan bilangan
kompleks z oleh aturan:
cos z = e iz + e iz / 2
sin z = e iz e iz / 2i
Rumus yang familiar untuk trigonometri contohnya cos2 z + sin2 z = 1

III.

Differentiaition and Integration


Teori diferensiasi sangat menyerupai variabel real. Didefinisikan:
f ' ( z )=

f ( z +h ) f (z )
df
=lim
dz h 0
h

Jika kita berpikir sejenak kita akan mengira diferensiasi mungkin mengandung beberapa
compleksitas. Kita dapat menulis

z=x +iy

dan oleh karena itu

untuk beberapa fungsi u ( x , y ) , v (x , y ) , berawal

f ( z )= lim

z0

f ( z+ z )f ( z)
z

f ( z )=u ( x , y ) +iv ( x , y )

Kita mungkin dapat menganggap z= x , kita hanya menambah bagian riil dan didapat
f ( z+i z )f (z)
x
Atau seandainya z=i y sehingga kita punya derivative dalam arah y,
f ( z+i y )f (z )
i y

Derivative

f ' ( z)

harus sama dalam tiap kasus sehingga jika kita menulis fungsi

f (z)

sebagai u ( x , y ) +iv(x , y) dan melakukan beberapa manipulasi kita dapat


u v
=
x y
dan
u v
=
y x
Jadi untuk derivative supaya ada perlu dipenuhi persamaan Cauchy-Riemann.
Konsekuensi dari persamaan ini adalah
2 u 2 u
+
=0 dan
x2 y2

2 v 2 v
+
=0
x2 y2

Persamaan ini adalah versi dua dimensi dari persamaan laplace. Dalam kasus diatas antara
u dan v adalah harmonic dan disebut fungsi konjugat.

IV.

Aplikasi Bilangan kompleks dalam Pengolahan Data Seismik


a. Analisa trace-kompleks: menemukan representasi bilangan kompleks F(t) dari real
time-series
f(t): F(t) = f(t) + j f

j (t)
(t) = A(t) e
,

dimana :
f H (t) adalah seriquadrature,
A(t) adalah is the amplop amplitude daritrace (juga disebut kekuatan reflection), and
(t) adalah fase sesaat.
Tampilan dari fase sesaat (atau cosinus dari fase sesaat) menunjukkan kelanjutan dari suatu
peristiwa. Intaneous frequency is

d (t)/dt. Transformasi Hilbert berubah f(t) to

f H (t);

melibatkan pergeseran fasa sebesar 90 .


b. Superposition of harmonic signals
Bidang gelombang sebagai superposisi dari sinyal harmonik, menggunakan persamaan
notasi kompleks sebagai berikut:

Pendekatan tersebut digunakan dalam persamaan gelombang akustik


c. Complex Seismic trace untuk time-lapse seismic
Complex trace seismic memungkinan memindahkan amplitudo dari sudut (frekuensi dan
fase), dan definisi dari instantaneous (sesaat) amplitudo, fase, dan frekuensi, yang bebas satu
sama lain. Instantaneous Amplitudo merupakan respon langsung dari reflectivitas magnitude,
menggambarkan singel lobes dari individual wavelet dan memiliki power lebih untuk
menyelesaikan reflector. instantaneous frekuensi adalah pengukuran dari frekuensi energyloaded terbanyak atau frekuensi tengah dari power spectrum yang sesaat, bersama dengan
instantanous phase. Dalam survey time-lapse seismic, power dari resolusi mengubah event
picks dan perhitungan dari time shift dan variasi amplitudo, serta representasi dari fase dan
amplitudo yang berubah terhadap waktu. Dalam monitoring reservoir, kecepatan impedansi
akustik dan atenuasi dari batuan reservoir dapat berubah terhadap respon dari perubahan fluid
saturation, tekanan, temperatur, porositas, dll. Hal ini dapat terdeteksi dengan survey timelapse seismic, bergantung dari kemampuan dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan
karakteristik waveform, yang diukur oleh seismic attribute. Seismic attributes dalam survey

time-lapse seismic didasari oleh deskripsi dari real seismic trace. Analisis Complex trace
biasanya digunakan oleh teknik elektro dan analisis sinyal. Seismic trace dari survey
permukaan seimic dilakukan sebagai bagian dari complex seismic trace. Penggunaan dari
complex number dalam signal processing dapat memudahkan mathematical manipulation.
Dalam osilasi harmonik, sinyal sesungguhnya dapat kita hitung atau digitize, f(t), sering
disebutkan sebagai (t) = A[cos(t+) + isin(t+)], yang mana f(t) = Acos(t+). Jika
direpresentasikan dalam kutub, (t) = Aei(t+). Secara geometris, (t) bergantung pada
phasor of length A, yang berlawanan dengan arah jarum jam dengan waktu pada frekuensi
sudut dan fase . Dalam modulasi amplitudo, (t) = A(t)[cos(t+) + i sin(t+)] dimana
A(t) adalah instantaneous amplitude. Dalam modulasi frekuensi dan fase, (t) = A {cos[(t)
t+(t)] + i sin[(t) t+(t)]}. Didefinisikan pada term (t), yang terintegrasi dengan efek
frekuensi dan fase, i.e., (t) = A {cos[(t)] + i sin[(t)]} or (t) = A ei(t). (t) disebut
instantaneous phase. Lalu, 1/2 d(t)/dt adalah instantaneous frequency. Cara efisien untuk
memperoleh A(t) dan (t) dari seismic trace dengan memperhitungkan bagian imajiner dari
bagian persamaan (1). Kemudian A(t) dan (t) berasal dari persamaan berikut ini:

Kumpulan Pertanyaan
1. Lintasan berperan dimana?
Jawab:
Dapat digunakan dalam kontur interpolasi pada inversi data. Juga dapat digunakan
untuk memudahkan inversinya.
2. Gambarkan trace seismic dan komplek trace seismic seperti apa? Persamaan bilangan
komplek pada trace seismic?
Jawab:
Sebuah trace seismik f(t) merupakan bagian riil dari trace komplek F(t)=f(t)+jf*(t).
f*(t) merupakan komponen imajiner dari trace kompleks.

Bagian riil trace kompleks f(t), dapat dinyatakan dalam persamaan yang melibatkan
perubahan amplitude terhadap waktu A(t) dan perubahan fasa terhadapa waktu (t)
seperti berikut:
f(t) = A(t)cos (t)
sedangkan bagian imajinernya:
f*(t)=A(t)sin (t)
sehingga persamaan trace kompleknya menjadi:
F(t)=f(t)=jf*(t)=A(t)ej(t)
3. Cari aplikasi paling sederhana pada seismic!
Jawab:
Aplikasinya dapat digunakan dalampenganalisis spectrum. Analisis spektrum
dilakukan dalam domain frekuensi dengan terlebih dahulu melakukan proses analisis
fast fourier transform (FFT) terhadap data gelombang yang selanjutnya ditampilkan
dalam beberapa bentuk spektrum diantaranya spektrum tenaga auto (auto-power),
fungsi perpindahan (transfer function) dan koheren (coherence). Spektrum tenaga

auto, Gxx(f), didefinisikan sebagai hasil perkalian spektrum linear, Sx(f) dan bilangan
kompleksnya, S*x(f), yaitu:
Gxx(f) = Sx(f) . S*x(f)
disini Sx(f) adalah spektrum linier yang merupakan bentuk sederhana dari
transformasi Fourier dari sinyal x(t) dalam domain waktu. Spektrum ini merupakan
fungsi kompleks yang dapat diwakili oleh bagian nyata dan imajiner atau dengan nilai
magnitudo dan fase. Fungsi perpindahan, H(f), merupakan perbandingan nilai output
terhadap input spektrum linier gelombang, yang dinyatakan dalam bentuk:
H (f) = Sy(f)/Sx(f)
4. Perbedaan spectrum dan power spectrum?
Jawab:
Spectrum merupakan suatu rangkaian frekuensi yang terkandung dalam sinyal
tersebut. Sementara power spectrum adalah gambaran bagaimana daya dari sinyal
periodic didistribusikan diantara komponen-kompone frekuensi.

You might also like