Professional Documents
Culture Documents
USAHA KOPERASI
AKUN/PERKIRAAN
DAN MANFAATNYA
AKUN/PERKIRAAN DAN TRANSAKSI PERUSAHAAN
Dari ilustrasi penyusunan neraca (persamaam akuntansi) pada bab sebelumnya, terlihat bahwa
apa pun transaksi yang dilakukan koperasi semuanya akan berpengaruh terhadap neraca. Dan
semua transaksi yang dilakukan koperasi dapat terlihat dalam neracanya. Akan tetapi, jika setiap
koperasi melakukan transaksi, staf akuntansi koperasi harus membuat neraca, di mana hal itu
akan sangat merepotkan sekali. Padahal dalam prakteknya, dalam satu hari saja bisa terjadi
belasan sampai ratusan transaksi. Oleh karena itu, diperlukan suatu media penolong yang dapat
membantu staf akuntansi untuk mencatat transaksi koperasi tanpa harus membuat neraca setiap
saat. Alat penolong ini disebut sebagai Perkiraan atau Akun.
Perkiraan (akun) adalah suatu media untuk mencatat transaksi-transaksi keuangan atau
sumber daya yang dimiliki koperasi secara spesifik, seperti aktiva, utang, modal, pendapatan,
dan beban
Tujuan penggunaan akun adalah untuk mencatat data-data yang muncul akibat transaksi yang
dilakukan koperasi dan yang menjadi dasar penyusunan laporan keuangan. Akun memberikan
informasi tentang operasi koperasi dari hari ke hari. Dari akun dapat diketahui beberapa
informasi penting bagi koperasi, seperti jumlah tagihan pada salah satu langganan atau jumlah
total tagihan, jumlah pendapatan, atau beberapa informasi lainnya.
BENTUK AKUN
Secara umum, akun dapat berupa sebuah tabel yang dibagi menjadi dua bagian atau dua sisi.
Bagian kiri disebut Debet dan bagian kanan disebut sisi Kredit. Mencatat di sisi kiri disebut
mendebet akun dan mencatat di sisi kanan disebut mengkredit akun. Secara berkala, sisi debet
harus dijumlahkan dan dipertemukan (dikurangkan) dengan jumlah sisi kredit, sehingga saldo
akun tersebut pada suatu saat dapat diketahui.
AKUN T
Akun yang paling sederhana adalah akun yang berbentuk huruf T, yang biasa disebut akun T.
Akun T lebih banyak digunakan dalam mekanisme belajar akuntansi di lembaga pendidikan,
bukan dalam praktek. Akun ini terdiri dari dua sisi, yaitu sisi kiri yang disebut sisi Debet dan
sisi kanan disebut sisi Kredit (Gambar 4.1).
Gambar
1.1
Bentuk Akun T
Nama Akun
Sisi Debet
Sisi Kredit
Nomor Akun:______________________
Tanggal
2008
1 Jan
2
3
4
Tanggal
2008
Jan
4
5
7
Keterangan
Ref
Debet
1
Total Debet
Keterangan
Total Kredit
3
Ref
Kredit
2
Saldo Debet
Saldo Kredit
Keterangan
Ref
Debet
1
Nomor Akun:______________________
Kredit
2
Saldo
Debet
3
Kredit
4
anggota. Dana-dana dapat berupa: dana sosial, dana anggota, dana pengurus, dan
sebagainya.
#
Dana Anggota adalah bagian dari SHU yang dikembalikan kepada anggota atas jasajasa yang telah diberikannya kepada koperasi.
#
Dana Pengurus adalah bonus yang diberikan koperasi kepada pengurus koperasi
karena telah mencurahkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk mengelola koperasi.
#
Dana Pegawai adalah bonus yang diberikan koperasi kepada pegawai karena telah
mencurahkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk mengoperasikan koperasi seharihari.
#
Dana Pendidikan adalah bagian dari SHU yang dialokasikan koperasi untuk
meningkatkan pendidikan anggota koperasi, pengurus koperasi, pegawai koperasi,
atau pihak-pihak lain yang dipandang layak menerima bantuan dana pendidikan.
#
Dana Pembangunan Daerah Kerja adalah bagian dari SHU yang dialokasikan untuk
diberikan sebagai sumbangan pembangunan pada wilayah di mana koperasi
beroperasi.
#
Dana Sosial adalah bagian dari SHU yang dialokasikan untuk berbagai kegiatan sosial
di wilayah di mana koperasi tersebut beropersi.
Karena dana-dana ini telah dialokasikan dari SHU untuk tujuan tertentu, maka danadana tersebut merupakan bagian dari kewajiban (utang) koperasi yang harus
direalisasikan dalam jangka pendek. (Hal-hal yang berkaitan dengan ekuitas, SHU,
dan dana-dana akan dibahas secara lebih terinci pada bab terakhir buku ini).
Simpanan Pokok adalah jumlah nilai uang tertentu yang sama banyaknya yang harus
disetorkan setiap anggota pada waktu masuk menjadi anggota. Jenis simpanan pokok ini
tidak dapat diambil kembali selama orang tersebut masih menjadi anggota koperasi.
Simpanan pokok ini adalah bagian dari ekuitas (modal) koperasi.
Simpanan Wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang harus dibayarkan oleh anggota
koperasi pada waktu dan kesempatan tertentu, misalnya sebulan sekali. Jenis simpanan
wajib ini dapat diambil kembali dengan cara-cara yang diatur lebih lanjut dalam anggaran
dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) serta keputusan rapat anggota koperasi.
Simpanan pokok ini adalah bagian dari ekuitas (modal) koperasi.
Modal Sumbangan adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan
uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibah dan tidak mengikat. Modal
sumbangan tidak dapat dibagikan kepada koperasi selama koperasi belum dibubarkan.
Modal Penyertaan adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan
uang yang ditanamkan oleh pemodal untuk menambah dan memperkuat struktur
permodalan dalam meningkatkan usaha koperasi.
Cadangan adalah bagian dari sisa hasil usaha (SHU) yang disisihkan dan dialokasikan oleh
koperasi untuk tujuan tertentu, sesuai dengan ketentuan anggaran dasar atau ketetapan rapat
anggota. Biasanya cadangan dibuat untuk persiapan melakukan pengembangan usaha,
investasi baru, atau antisipasi terhadap kerugian usaha yang dialami koperasi.
Partisipasi Bruto adalah kontribusi anggota kepada koperasi sebagai imbalan atas
penyerahan barang dan jasa kepada anggota, yang mencakup harga pokok dan partisipasi
neto. Dengan kata lain, partisipasi bruto adalah nilai total penjualan produk koperasi, baik
berupa barang maupun jasa, kepada anggota koperasi.
Partisipasi Neto adalah kontribusi anggota terhadap hasil usaha koperasi yang merupakan
selisih antara partisipasi bruto dengan beban pokok. Jadi, partisipasi neto adalah sisa hasil
usaha (SHU) yang timbul akibat penjualan produk koperasi, baik berupa barang maupun
jasa, kepada anggota koperasi.
Pendapatan dari non-anggota adalah penjualan barang dan jasa kepada pihak selain
anggota koperasi.
Beban Operasional adalah pengorbanan ekonomis yang dilakukan koperasi untuk
memperoleh barang dan jasa dalam rangka menjalankan kegiatan utama koperasi. Beban
operasional terdiri dari berbagai beban, seperti beban listrik, beban telepon, gaji pegawai,
beban transportasi, dan sebagainya.
Beban Pokok adalah pengorbanan ekonomis yang dilakukan koperasi dalam rangka
memperoleh partisipasi neto dari anggota. Dengan kata lain, beban pokok adalah
pengorbanan ekonomis yang terkait secara langsung dalam rangka menjual produk koperasi
kepada anggota.
Beban Perkoperasian adalah beban sehubungan dengan gerakan perkoperasian dan tidak
berhubungan dengan kegiatan usaha.
Sisa Hasil Usaha (SHU) menunjukkan selisih antara penghasilan yang diterima selama
periode tertentu dengan pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan untuk memperoleh
penghasilan itu. SHU ini setelah dikurangi dengan beban-beban tertentu akan dibagikan
kepada para anggota sesuai dengan pertimbangan jasanya masing-masing. Jasa anggota
diukur berdasarkan jumlah kontribusi masing-masing terhadap pembentukan SHU ini.
Ukuran kontribusi yang digunakan adalah jumlah transaksi yang dilakukan anggota dengan
koperasi selama periode tertentu.
PENGELOMPOKAN AKUN
Secara umum, seluruh perkiraan yang ada di dalam buku besar suatu koperasi dapat
dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu:
1. Akun-akun neraca, atau disebut juga akun riil, yaitu semua akun yang ada dalam
neraca, seperti akun aktiva, akun utang, dan akun ekuitas. Akun riil ni terus
dilanjutkan/diakumulasi dari waktu ke waktu. Jadi sepanjang koperasi masih beroperasi,
saldo setiap akun tersebut akan terus ada atau terbawa dari satu periode akuntansi ke
periode akuntansi.
Akun-akun perhitungan hasil usaha, atau disebut juga akun nominal, yaitu semua akun
yang ada dalam laporan hasil usaha, yang mencakup akun pendapatan dan akun beban. Akunakun nominal hanya dipertahankan selama satu periode akuntansi. Pada awal periode
berikutnya, akun-akun nominal harus dimulai dari nol. Jadi setiap akun nominal hanya berumur
satu periode akuntansi.
Buku Besar
Akun Riil
Akun Nominal
Akun Aktiva
Akun Pendapatan
Akun Utang
Akun Biaya
Akun Modal
Utang
-
Penjualan
-
Beban
+
Ekuitas
Untuk semua akun yang termasuk dalam kelompok akun aktiva, jika akun tersebut
bertambah nilainya, cantumkan di sisi debet, sementara jika berkurang nilainya, cantumkan
di sisi kredit.
Untuk semua akun yang termasuk dalam kelompok akun utang/kewajiban, jika akun
tersebut bertambah nilainya dicantumkan di sisi kredit, sementara jika berkurang nilainya
cantumkan di sisi debet.
Untuk semua akun yang termasuk dalam kelompok akun modal, jika akun tersebut
bertambah nilainya cantumkan di sisi kredit, sementara jika berkurang nilainya cantumkan
di sisi debet.
Akun pendapatan/penjualan, jika bertambah nilainya cantumkan di sisi kredit, sementara
jika berkurang nilainya cantumkan di sisi debet.
Untuk semua akun yang termasuk dalam kelompok akun biaya, jika bertambah nilainya
cantumkan di sisi debet, sementara jika berkurangnya nilainya cantumkan di sisi kredit.
Pencatatan ulang transaksi koperasi Sejahtera Mandiri ke dalam akun-akun berikut ini
mungkin dapat memperjelas manfaat penggunaan akun dalam akuntansi.
Transaksi (a)
Pada awal tahun 2010, karyawan PT. Duta Niaga yang berlokasi di suatu kawasan industri di
Jakarta, ingin mendirikan koperasi. Koperasi ini direncankan akan bergerak dibidang usaha jasa
simpan pinjam. Koperasi ini akan berfungsi sebagai wadah untuk menyimpan dana anggota yang
ingin menyimpan uangnya dan memberikan pinjaman kepada anggota yang membutuhkannya.
Akhirnya didirikanlah koperasi oleh 200 orang karyawan perusahaan tersebut dan diberi nama
Koperasi Sejahtera Mandiri. Untuk aktivitas harian, koperasi ini akan menggunakan salah satu
ruangan di perusahaan sebagai kantor.
Pada tanggal 2 April 2010, 200 orang karyawan PT. Duta Niaga, pendiri koperasi, menyerahkan
uang sebesar Rp500.000 per orang sebagai simpanan pokok anggota koperasi.
Penyetoran uang tunai sebagai simpanan pokok dari 200 orang anggota koperasi sebesar
Rp500.000 per orang untuk modal pendirian koperasi mengakibatkan koperasi ini memiliki uang
kas sebesar Rp100.000.000 serta dicatat di sisi debet dan, pada saat yang sama, di sisi kewajiban
akan terlihat ekuitas/modal koperasi: simpanan pokok anggota sebesar Rp100.000.000 yang dicatat
di sisi kredit. Secara khusus, pencatatan transaksi ini pada akun mengharuskan staf akuntansi
7
menggunakan akun yang terinci, seperti akun Simpanan Pokok. Akun Simpanan Pokok tidak
digunakan pada saat membuat persamaan akuntansi, karena dikelompokkan pada akun ekuitas
koperasi. Akan tetapi, pada saat dicatat di buku besar, akun tersebut digunakan. Berdasarkan
transaksi ini, kita dapat mencatatnya sebagai berikut :
Nama Akun : Kas
Tanggal
2
Keterangan
2010
April
Ref
Debet
Kredit
100.000.000
Saldo
Debet
Kredit
100.000.000
Keterangan
2010
April
Ref
Debet
Kredit
Saldo
Kredit
Debet
100.000.000
100.000.000
Transaksi (b)
Empat hari kemudian, yaitu, tanggal 6 April 2010, Koperasi Sejahtera Mandiri membeli
peralatan kantor, seperti kursi, meja, lemari arsip, komputer, printer, dan sebagainya, seharga
Rp22.000.000. Pembelian peralatan kantor ini sebagian dibayar secara tunai dan sebagian lagi
secara kredit dari Toko ABC, salah satu supplier PT. Duta Niaga. Dari jumlah itu sebanyak
Rp7.000.000 telah dibayar tunai dan sisanya akan dibayar dala waktu 4 bulan.
Transaksi pembelian peralatan kantor secara kredit tersebut akan menambah aktiva (akun
peralatan kantor) sebesar Rp22.000.000 yang dicatat di sisi debet. Pada saat yang sama,
transaksi ini mengakibatkan kas koperasi berkurang sebesar Rp 7.000.000 yang dicatat di sisi
kredit dan sekaligus mengakibatkan timbulnya utang usaha sebesar Rp15.000.000, yang juga
dicatat di sisi kredit.
Nama Akun : Peralatan Kantor
Tanggal
6
2010
April
Keterangan
Ref
Komputer, printer,
lemari, dsb.
Debet
Kredit
22.000.000
Saldo
Debet
Kredit
22.000.000
2010
April
Keterangan
Ref
Debet
Pembelian peralatan
kantor
Kredit
15.000.000
Debet
Saldo
Kredit
15.000.000
Tanggal
2010
2
April
6
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
100.000.000
Saldo
Debet
Kredit
100.000.000
7.000.000
93.000.000
Transaksi (c)
Keesokan harinya, yaitu tanggal 7 April 2010, Koperasi Sejahtera Mandiri juga membeli perlengkapan
kantor, seperti kertas, pensil, penggaris, buku, dan sebagainya seharga Rp2.000.000. Pembelian ini
dilakukan secara tunai dengan menggunakan uang koperasi Sejahtera Mandiri.
Transaksi pembelian perlengkapan kantor secara tunai ini akan mengakibatkan bertambahnya aktiva (akun
perlengkapan kantor) sebesar Rp2.000.000 yang dicatat di sisi debet dan, pada saat yang sama, akan
mengurangi kas sebesar Rp2.000.000 yang dicatat di sisi kredit. Transaksi semacam ini tidak berpengaruh
sama sekali terhadap sisi kewajiban. Berdasarkan transaksi ini, kita dapat mencatatnya sebagai berikut:
Nama Akun : Perlengkapan Kantor
Tanggal
Keterangan
2010
April
Ref
Debet
Kredit
2.000.000
Saldo
Debet
Kredit
2.000.000
Keterangan
Setoran simpanan pokok
Pembelian peralatan
kantor
Pembelian perlengkapan
kantor
Ref
Debet
Kredit
100.000.000
Saldo
Debet
Kredit
100.000.000
7.000.000
93.000.000
2.000.000
91.000.000
Transaksi (d)
Pada tanggal 2 Mei 2010, setiap anggota koperasi menyetorkan uang sebesar Rp25.000 per orang sebagai
simpanan wajib anggota.
Simpanan wajib anggota koperasi dapat dikelompokkan sebagai modal koperasi karena bersifat
permanen. Dari transaksi ini koperasi memperoleh tambahan kas sebesar Rp5.000.000 yang dicatat di sisi
debet. Pada saat yang sama di sisi kewajiban, yaitu akun Simpanan Wajib koperasi bertambah sebesar
Rp5.000.000 yang dicatat di sisi Kredit. Secara khusus, pencatatan transaksi di akun mengharuskan staf
akuntansi menggunakan akun yang terinci, seperti akun simpanan wajib. Akun simpanan wajib tidak
digunakan pada saat membuat persamaan akuntansi, karena dikelompokkan pada akun ekuitas koperasi.
Akan tetapi, pada saat dicatat di buku besar, akun tersebut digunakan. Berdasarkan transaksi ini, kita dapat
mencatatnya sebagai berikut :
9
Mei
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
100.000.000
Saldo
Debet
Kredit
100.000.000
7.000.000
93.000.000
2.000.000
91.000.000
5.000.000
96.000.000
Tanggal
Keterangan
2010
Mei
Ref
Debet
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
5.000.000
5.000.000
Transaksi (e)
Pada tanggal 5 Mei 2010, Koperasi Sejahtera Mandiri memperoleh kredit usaha dari Bank Mandiri
sebesar Rp 60.000.000
Transaksi ini menyebabkan kas koperasi bertambah Rp60.000.000 yang dicatat di sisi debet dan pada
saat yang sama, megakibatkan timbulnya utang bank sebesar Rp60.000.000 yang dicatat di sisi kredit.
Transaksi ini dapat dicatat sebagai berikut:
Nama Akun : kas
Tanggal
2010
2
April
6
7
2
Mei
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
100.000.000
Saldo
Debet
Kredit
100.000.000
7.000.000
93.000.000
2.000.000
91.000.000
5.000.000
96.000.000
60.000.000
156.000.000
2010
Mei
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
60.000.000
Transaksi (f)
10
Saldo
Debet
Kredit
60.000.000
Pada tanggal 6 Mei 2010, sejumlah anggota koperasi menyimpan uangnya sebesar Rp12.000.000 di
koperasi Sejahtera Mandiri.
Transaksi setoran simpanan anggota ini menyebabkan kas koperasi bertambah sebesar Rp12.000.000
yang dicatat di sisi debet dan pada saat yang sama, di sisi kewajiban muncul akun baru yaitu akun Simpanan
Sukarela sebersar Rp12.000.000 yang dicatat di sisi kredit. Akun simpanan sukarela merupakan utang
koperasi kepada anggotanya, bukan modal koperasi.
Nama Akun : kas
Tanggal
2
6
2010
April
7
2
Mei
5
6
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
100.000.000
Saldo
Debet
Kredit
100.000.000
7.000.000
93.000.000
2.000.000
91.000.000
5.000.000
96.000.000
60.000.000
156.000.000
12.000.000
168.000.000
2010
Mei
Keterangan
Ref
Debet
Simpanan sukarela
anggota
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
12.000.000
12.000.000
Transaksi (g)
Tanggal 10 Mei 2010, koperasi Sejahtera Mandiri memberikan pinjaman uang kepada 24 orang
anggotanya sebesar Rp5.000.000 per orang, dengan nilai total pinjaman sebesar Rp120.000.000 pada suku
bunga 3% per bulan.
Transaksi ini mengakibatkan jumlah kas koperasi berkurang sebesar Rp120.000.000 yang dicatat di sisi
kredit dan pada saat yang sama, mengakibatkan munculnya akun piutang anggota sebesar jumlah yang sama
yang dicatat di sisi debet. Transaksi semacam ini hanya mengakibatkan perubahan saldo beberapa akun di
sisi aktiva tetapi tidak mempengaruhi sisi kewajiban sama sekali.
Nama Akun : Piutang Anggota
Tanggal
2010
10
Mei
Keterangan
Pinjaman ke anggota,
3%/bulan
Ref
Debet
120.000.000
11
Kredit
Saldo
Debet
120.000.000
Kredit
2
6
7
2
Mei
5
6
10
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
100.000.000
Saldo
Debet
Kredit
100.000.000
7.000.000
93.000.000
2.000.000
91.000.000
5.000.000
96.000.000
60.000.000
156.000.000
12.000.000
168.000.000
120.000.000
48.000.000
Transaksi (h)
Pada tanggal 29 Mei 2010, anggota koperasi yang meminjam uang pada koperasi membayar angsuran
pokok, bunga pinjaman dan jasa provisi sebesar Rp18.000.000. Dari jumlah itu sebesar Rp12.000.000
merupakan angsuran pokok pinjaman, sebesar Rp3.600.000 merupakan pembayaran bunga pinjaman, dan
sebesar Rp2.400.000 merupakan jasa provisi.
Bagi sebuah koperasi simpan pinjam, sumber pendapatan koperasi berasal dari bunga pinjaman yang
diberikan kepada para anggotanya. Karena itu, transaksi ini mengakibatkan kas koperasi bertambah sebesar
Rp18.000.000 yang dicatat di sisi debet dan, pada saat yang sama, akun piutang anggota akan berkurang
sebesar Rp12.000.000, akun pendapatan bunga bertambah sebesar Rp3.600.000 yang dicatat di sisi kredit,
serta akun pendapatan provisi bertambah sebesar Rp2.400.000 yang dicatat di sisi kredit.
Nama Akun : Piutang Anggota
Tanggal
10
2010
Mei
29
Keterangan
Ref
Pinjaman ke anggota,
3%/bulan
Angsuran pokok piutang
Debet
Kredit
120.000.000
Saldo
Debet
Kredit
120.000.000
12.000.000
108.000.000
Mei
Keterangan
Setoran simpanan pokok
Pembelian peralatan
kantor
Pembelian perlengkapan
kantor
Setoran simpanan wajib
anggota
Kredit Usaha Dari Bank
Mandiri
Ref
Debet
Kredit
100.000.000
Saldo
Debet
100.000.000
7.000.000
93.000.000
2.000.000
91.000.000
5.000.000
96.000.000
60.000.000
156.000.000
12
Kredit
Simpanan
sukarela
anggota
Piutang anggota
Angsuran
pokok
dan
bunga
6
10
29
12.000.000
168.000.000
120.000.000
18.000.000
48.000.000
66.000.000
29
2010
Mei
Keterangan
Ref
Debet
Pendapatan bunga
pinjaman anggota
Kredit
Saldo
Debet
3.600.000
Kredit
3.600.000
2010
29
Mei
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Saldo
Debet
2.400.000
Kredit
2.400.000
Transaksi (i)
Pada tanggal 29 Mei 2010, dibayar gaji 2 orang karyawan koperasi sebesar Rp600.000 per orang.
Kedua karyawan itu bekerja mulai tanggal 1 Mei 2010. Pada saat yang sama, koperasi membayar beban
bunga pinjaman ke Bank Mandiri sebesar Rp900.000.
Transaksi pembayaran gaji ini mengakibatkan kas koperasi berkurang sebesar Rp1.200.000 untuk gaji
karyawan dan berkurang lagi sebesar Rp900.000 untuk beban bunga utang ke Bank Mandiri. Jadi, pada
tanggal ini kas koperasi berkurang sebesar Rp.2.100.000 yang dicatat di sisi kredit. Pada saat yang sama,
akun Gaji ditambah sebesar Rp1.200.000 dan akun beban bunga bertambah sebesar Rp900.000 yang dicatat
di sisi debet.
Nama Akun : Gaji
Tanggal
30
2010
Mei
Keterangan
Ref
Gaji 2 karyawan @
Rp600.000
Debet
Kredit
1.200.000
Saldo
Debet
Kredit
1.200.000
2010
30
Mei
Keterangan
Bunga usaha di Bank
Mandiri
Ref
Debet
900.000
13
Kredit
Saldo
Debet
900.000
Kredit
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
2010
2
6
7
April
Mei
5
6
10
29
30
100.000.000
7.000.000
2.000.000
100.000.000
93.000.000
91.000.000
5.000.000
96.000.000
60.000.000
156.000.000
12.000.000
120.000.000
18.000.000
2.100.000
168.000.000
48.000.000
66.000.000
63.900.000
Transaksi (j)
Pada tanggal 31 Mei 2010, koperasi Sejahtera Mandiri membayar sebagian utangnya kepada Toko
ABC sebesar Rp9.000.000
Akibat transaksi ini, akun kas koperasi sebesar Rp9.000.000 yang dicatat di sisi kredit dan pada saat
yang sama, akun utang usaha juga dikurangi sebesar Rp9.000.000 yang dicatat di sisi debet.
Nama Akun : kas
Tanggal
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
2010
2
6
7
April
Mei
5
6
10
29
30
31
100.000.000
7.000.000
2.000.000
100.000.000
93.000.000
91.000.000
5.000.000
96.000.000
60.000.000
156.000.000
12.000.000
120.000.000
18.000.000
2.100.000
9.000.000
168.000.000
48.000.000
66.000.000
63.900.000
54.900.000
2010
April
31
Mei
Keterangan
Ref
Debet
Pembelian peralatan
kantor
Pembayaran
bunga
sebagian
14
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
15.000.000
15.000.000
9.000.000
6.000.000
NERACA SALDO
Sampai pada tahap ini, jika seluruh transaksi dihentikan dan kemudian setiap akun yang ada
dicari saldonya, yaitu selisih antara total debet dan total kredit untuk akun aktiva, beban dan
prive, serta selisih antara total kredit dengan total debet untuk akun utang, modal, dan
pendapatan. Kemudian selisih atau saldo setiap akun tersebut akan kita susun dalam suatu
daftar, yang disebut dengan Neraca Saldo. Jadi, yang dimaksud dengan Neraca Saldo atau
Neraca Percobaan adalah suatu daftar yang berisi seluruh akun yang ada dalam buku besar
berserta saldo akhirnya pada akhir periode akuntansi tertentu.
Dari kasus Koperasi Sejahtera Mandiri, pada akhir bulan Mei 2010 buku besar koperasi
tersebut akan terlihat sebagai berikut:
Nama Akun : kas
Tanggal
Keterangan
Ref
2010
2
April
6
7
2
Mei
5
6
10
29
30
31
Debet
Saldo
Kredit
Debet
100.000.000
Kredit
100.000.000
7.000.000
2.000.000
5.000.000
60.000.000
12.000.000
120.000.000
18.000.000
2.100.000
9.000.000
93.000.000
91.000.000
96.000.000
156.000.000
168.000.000
48.000.000
66.000.000
63.900.000
54.900.000
Keterangan
Ref
Pinjaman ke anggota,
3%/bulan
Angsuran pokok piutang
Debet
Kredit
120.000.000
Saldo
Debet
Kredit
120.000.000
12.000.000
108.000.000
2010
April
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
2.000.000
Saldo
Debet
Kredit
2.000.000
Keterangan
Ref
Debet
2010
15
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
April
Komputer, printer,
lemari, dsb
22.000.000
22.000.000
2010
April
12
Juni
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
Pembelian peralatan
kantor
15.000.000
15.000.000
Pembayaran
utang
9.000.000
6.000.000
sebagian
2010
Mei
Keterangan
Ref
Debet
Setoran Simpanan
sukarela anggota
Kredit
Saldo
Debet
12.000.000
Kredit
12.000.000
2010
Mei
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Saldo
Debet
60.000.000
Kredit
60.000.000
2010
April
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Debet
100.000.000
Saldo
Kredit
100.000.000
Tanggal
Keterangan
2010
Mei
Ref
Debet
Kredit
Saldo
Debet
5.000.000
Kredit
5.000.000
2010
29
Mei
Keterangan
Ref
Debet
Pendapatan bunga
pinjaman anggota
Kredit
3.600.000
16
Saldo
Debet
Kredit
3.600.000
Keterangan
2010
29
Mei
Ref
Debet
Kredit
Saldo
Debet
2.400.000
Kredit
2.400.000
Keterangan
2010
30
Mei
Ref
Debet
Kredit
1.200.000
Saldo
Debet
Kredit
1.200.000
Keterangan
2010
30
Mei
Ref
Debet
Kredit
900.000
Saldo
Debet
Kredit
900.000
Berdasarkan buku besar yang dimiliki koperasi Sejahtera Mandiri itu, kita bisa menyusun neraca
saldo atau neraca percobaan per 31 Mei 2010. Caranya adalah dengan membuat daftar nama akun yang ada
dalam buku besar dan kemudian dilihat saldo yang ada dalam setiap akun tersebut. Saldo setiap akun itu lalu
kita masukkan de dalam daftar akun yang telah kita buat. Akhirnya, kita akan memperoleh daftar saldo akun
sebagai berikut:
Koperasi Sejahtera Mandiri
Neraca Saldo
Per 31 Mei 2010
Nama Akun
+
Debet
54.900.000
108.000.000
2.000.000
22.000.000
Kas
Piutang Anggota
Perlengkapan Kantor
Peralatan Kantor
Utang Usaha
Simpanan Sukarela
Utang Bank
Simpanan Pokok
Simpanan Wajib
Partisipasi Jasa Anggota
Partisipasi Jasa Provisi
Gaji
Beban Bunga
Total
Kredit
6.000.000
12.000.000
60.000.000
100.000.000
5.000.000
3.600.000
2.400.000
1.200.000
900.000
189.000.000
17
189.000.000
LAPORAN KEUANGAN
Berdasarkan neraca saldo yang telah kita miliki, kita dapat mulai menyusun laporan keuangan
Koperasi Sejahtera Mandiri. Penyusunan laporan keuangan tersebut dimulai dengan
pembuatan Perhitungan Hasil Usaha, kemudian baru disusun Neraca koperasi.
Perhitungan Hasil Usaha adalah suatu laporan yang menunjukkan kemampuan koperasi dalam
menghasilkan SHU selama suatu periode akuntansi atau satu tahun. Untuk mengetahui SHU
yang diperoleh koperasi dalam suatu periode, hitunglah dengan cara mengurangkan beban yang
dikeluarkan koperasi selama satu periode dari pendapatan yang diperolehnya dalam periode
yang sama.
Dalam contoh soal di atas, berdasarkan neraca saldo yang telah disusun, perhitungan hasil
usaha atau laporan laba rugi Koperasi Sejahtera Mandiri adalah sebagai berikut:
#
#
#
-
Gaji
#
3.600.000
2.400.000
6.000.000
(900.000)
5.100.000
(1.200.000)
3.900.000
Jadi, pada periode tersebut koperasi Sejahtera Mandiri menghasilkan pendapatan total sebesar
Rp6.000.000 dan beban yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut sebesar
Rp2.100.000, sehingga diperoleh sisa hasil usaha sebesar Rp3.900.000. Setelah diketahui SHU-nya,
maka pada tahap berikutnya dapat disusun Neraca.
Neraca adalah suatu daftar yang menunjukkan posisi sumber daya yang dimiliki koperasi, beserta
informasi dari mana sumber daya tersebut diperoleh. Neraca koperasi ini dapat disusun dengan
memasukkan semua akun aktiva dalam neraca saldo ke sisi kiri neraca dan memasukkan semua akun
utang dan ekuitas ke sisi kewajiban. Jumlah ekuitas koperasi yang dicatat dalam neraca adalah saldo
ekuitas akhir, yang terdiri dari Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, dan SHU periode berjalan. Jadi,
neraca koperasi Sejahtera Mandiri dapat disusun sebagai berikut:
18
54.900.000
108.000.000
2.000.000
22.000.000
Total Aktiva
186.900.000
Utang usaha
Simpanan Sukarela
Utang Bank
Simpanan Pokok
Simpanan Wajib
SHU Periode Berjalan
Total Kewajiban
6.000.000
12.000.000
60.000.000
100.000.000
5.000.000
3.900.000
186.900.000
Neraca koperasi Sejahtera Mandiri pada akhir periode akuntansi akan terlihat seperti tersebut
di atas, dengan total aktiva dan total kewajiban sebesar Rp186.900.000.
JURNAL
19
Keterangan
Ref
Saldo
Debet
Kredit
2008
April 2
3
5
Untuk melakukan penjurnalan, yaitu mencatat transaksi koperasi dalam buku harian, kita dapat
berpedoman pada pencatatan dalam transaksi dalam buku besar atau akun koperasi. Untuk kelompok
akun aktiva dan beban, jika bertambah dimasukkan di sisi debet, jika berkurang dimasukkan di sisi
kredit. Untuk kelompok akun utang, modal, dan pendapatan, jika bertambah dimasukkan di sisi kredit
dan jika berkurang dimasukkan di sisi debet. Setiap kata yang dijadikan dasar untuk mencatat dalam
buku harian harus sama dengan nama akun yang ada di buku besar. Keterangan tambahan dalam
mencatat transaksi berfungsi untuk memperjelas transaksi yang telah di jurnal.
Contoh kasus koperasi Sejahtera Mandiri mungkin dapat memperjelas cara mencatat transaksi
koperasi dalam buku harian.
Transaksi (a)
20
Pada awal tahun 2010, karyawan PT. Duta Niaga yang berlokasi di suatu kawasan industri di Jakarta,
ingin mendirikan koperasi. Koperasi ini direncanakan akan bergerak di bidang usaha jasa simpan
pinjam. Koperasi ini akan berfungsi sebagai wadah untuk menyimpan dana anggota yang ingin
menyimpan uangnya dan memberikan pinjaman kepada anggota yang membutuhkannya. Akhirnya
didirikanlah koperasi oleh 200 orang karyawan perusahaan tersebut yang diberi nama Koperasi
Sejahtera Mandiri. Untuk aktivitas harian, koperasi ini akan menggunakan salah satu ruangan di
perusahaan sebagai kantor.
Penyetoran uang tunai sebagai simpanan pokok dari 200 orang anggota koperasi sebesar
Rp500.000 per orang untuk modal pendirian koperasi mengakibatkan koperasi ini memiliki uang kas
sebesar Rp100.000.000 serta dicatat di sisi debet dan, pada saat yang sama, di sisi kewajiban akan
terlihat ekuitas/modal koperasi: simpanan pokok anggota sebesar Rp100.000.000 yang dicatat di sisi
kredit. Secara khusus, pencatatan transaksi ini pada akun mengharuskan staf akuntansi menggunakan
akun yang terinci, seperti akun Simpanan Pokok. Akun Simpanan Pokok tidak digunakan pada saat
membuat persamaan akuntansi, karena dikelompokkan pada akun ekuitas koperasi. Akan tetapi, pada
saat dicatat di buku besar, akun tersebut digunakan. Berdasarkan transaksi ini, kita dapat mencatatnya
sebagai berikut:
2 April 2010
100.000.000
kas
Simpanan pokok
100.000.000
Empat hari kemudian, yaitu, tanggal 6 April 2010, Koperasi Sejahtera Mandiri membeli
peralatan kantor, seperti kursi, meja, lemari arsip, komputer, printer, dan sebagainya, seharga
Rp22.000.000. Pembelian peralatan kantor ini sebagian dibayar secara tunai dan sebagian lagi
secara kredit dari Toko ABC, salah satu supplier PT. Duta Niaga. Dari jumlah itu sebanyak
Rp7.000.000 telah dibayar tunai dan sisanya akan dibayar dala waktu 4 bulan.
Transaksi pembelian peralatan kantor secara kredit tersebut akan menambah aktiva (akun
peralatan kantor) sebesar Rp22.000.000 yang dicatat di sisi debet. Pada saat yang sama,
transaksi ini mengakibatkan kas koperasi berkurang sebesar Rp 7.000.000 yang dicatat di sisi
kredit dan sekaligus mengakibatkan timbulnya utang usaha sebesar Rp15.000.000, yang juga
dicatat di sisi kredit.
6 April 2010
22.000.000
Peralatan kantor
kas
Utang Usaha
7.000.000
15.000.000
Transaksi (c)
Keesokan harinya, yaitu tanggal 7 April 2010, Koperasi Sejahtera Mandiri juga membeli perlengkapan
kantor, seperti kertas, pensil, penggaris, buku, dan sebagainya seharga Rp2.000.000. Pembelian ini
dilakukan secara tunai dengan menggunakan uang koperasi Sejahtera Mandiri.
Transaksi pembelian perlengkapan kantor secara tunai ini akan mengakibatkan bertambahnya aktiva
(akun perlengkapan kantor) sebesar Rp2.000.000 yang dicatat di sisi debet dan, pada saat yang sama, akan
mengurangi kas sebesar Rp2.000.000 yang dicatat di sisi kredit. Transaksi semacam ini tidak berpengaruh
sama sekali terhadap sisi kewajiban. Berdasarkan transaksi ini, kita dapat mencatatnya sebagai berikut:
21
7 April 2010
2.000.000
Perlengkapan kantor
Kas
2.000.000
Transaksi (d)
Pada tanggal 2 Mei 2010, setiap anggota koperasi menyetorkan uang sebesar Rp25.000 per orang sebagai
simpanan wajib anggota.
Simpanan wajib anggota koperasi dapat dikelompokkan sebagai modal koperasi karena bersifat
permanen. Dari transaksi ini koperasi memperoleh tambahan kas sebesar Rp5.000.000 yang dicatat di sisi
debet. Pada saat yang sama di sisi kewajiban, yaitu akun Simpanan Wajib koperasi bertambah sebesar
Rp5.000.000 yang dicatat di sisi Kredit. Secara khusus, pencatatan transaksi di akun mengharuskan staf
akuntansi menggunakan akun yang terinci, seperti akun simpanan wajib. Akun simpanan wajib tidak
digunakan pada saat membuat persamaan akuntansi, karena dikelompokkan pada akun ekuitas koperasi.
Akan tetapi, pada saat dicatat di buku besar, akun tersebut digunakan. Berdasarkan transaksi ini, kita dapat
mencatatnya sebagai berikut:
2 Mei 2010
5.000.000
kas
Simpanan wajib
5.000.000
Transaksi (e)
Pada tanggal 5 Mei 2010, Koperasi Sejahtera Mandiri memperoleh kredit usaha dari Bank Mandiri
sebesar Rp 60.000.000.
Transaksi ini menyebabkan kas koperasi bertambah Rp60.000.000 yang dicatat di sisi debet dan pada
saat yang sama, megakibatkan timbulnya utang bank sebesar Rp60.000.000 yang dicatat di sisi kredit.
Transaksi ini dapat dicatat sebagai berikut:
6 Mei 2010
60.000.000
kas
Utang Bank
60.000.000
Transaksi (f)
Pada tanggal 6 Mei 2010, sejumlah anggota koperasi menyimpan uangnya sebesar Rp12.000.000 di
koperasi Sejahtera Mandiri.
Transaksi setoran simpanan anggota ini menyebabkan kas koperasi bertambah sebesar Rp12.000.000
yang dicatat di sisi debet dan pada saat yang sama, di sisi kewajiban muncul akun baru yaitu akun Simpanan
Sukarela sebersar Rp12.000.000 yang dicatat di sisi kredit. Akun simpanan sukarela merupakan utang
koperasi kepada anggotanya, bukan modal koperasi.
6 Mei 2010
12.000.000
kas
Simpanan sukarela
12.000.000
Transaksi (g)
Tanggal 10 Mei 2010, koperasi Sejahtera Mandiri memberikan pinjaman uang kepada 24 orang
anggotanya sebesar Rp5.000.000 per orang, dengan nilai total pinjaman sebesar Rp120.000.000 pada suku
bunga 3% per bulan.
Transaksi ini mengakibatkan jumlah kas koperasi berkurang sebesar Rp120.000.000 yang dicatat di
sisi kredit dan pada saat yang sama, mengakibatkan munculnya akun piutang anggota sebesar jumlah yang
22
sama yang dicatat di sisi debet. Transaksi semacam ini hanya mengakibatkan perubahan saldo beberapa akun
di sisi aktiva tetapi tidak mempengaruhi sisi kewajiban sama sekali.
10 Mei 2010
120.000.000
Piutang Anggota
Kas
120.000.000
Transaksi (h)
Pada tanggal 29 Mei 2010, anggota koperasi yang meminjam uang pada koperasi membayar angsuran
pokok, bunga pinjaman dan jasa provisi sebesar Rp18.000.000. Dari jumlah itu sebesar Rp12.000.000
merupakan angsuran pokok pinjaman, sebesar Rp3.600.000 merupakan pembayaran bunga pinjaman, dan
sebesar Rp2.400.000 merupakan jasa provisi.
Bagi sebuah koperasi simpan pinjam, sumber pendapatan koperasi berasal dari bunga pinjaman yang
diberikan kepada para anggotanya. Karena itu, transaksi ini mengakibatkan kas koperasi bertambah sebesar
Rp18.000.000 yang dicatat di sisi debet dan, pada saat yang sama, akun piutang anggota akan berkurang
sebesar Rp12.000.000, akun pendapatan bunga bertambah sebesar Rp3.600.000 yang dicatat di sisi kredit,
serta akun pendapatan provisi bertambah sebesar Rp2.400.000 yang dicatat di sisi kredit.
29 Mei 2010
18.000.000
kas
Piutang Anggota
12.000.000
3.600.000
2.400.000
Transaksi (i)
Pada tanggal 29 Mei 2010, dibayar gaji 2 orang karyawan koperasi sebesar Rp600.000 per orang.
Kedua karyawan itu bekerja mulai tanggal 1 Mei 2010. Pada saat yang sama, koperasi membayar beban
bunga pinjaman ke Bank Mandiri sebesar Rp900.000.
Transaksi pembayaran gaji ini mengakibatkan kas koperasi berkurang sebesar Rp1.200.000 untuk gaji
karyawan dan berkurang lagi sebesar Rp900.000 untuk beban bunga utang ke Bank Mandiri. Jadi, pada
tanggal ini kas koperasi berkurang sebesar Rp.2.100.000 yang dicatat di sisi kredit. Pada saat yang sama,
akun Gaji ditambah sebesar Rp1.200.000 dan akun beban bunga bertambah sebesar Rp900.000 yang dicatat
di sisi debet.
30 Mei 2010
1.200.000
900.000
Gaji
Beban Bunga
kas
2.100.000
Transaksi (j)
Pada tanggal 31 Mei 2010, koperasi Sejahtera Mandiri membayar sebagian utangnya kepada Toko
ABC sebesar Rp9.000.000
Akibat transaksi ini, akun kas koperasi sebesar Rp9.000.000 yang dicatat di sisi kredit dan pada saat
yang sama, akun utang usaha juga dikurangi sebesar Rp9.000.000 yang dicatat di sisi debet.
31 Mei 2010
9.000.000
Utang Usaha
Kas
9.000.000
23
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
menikmati manfaat dari kantor yang disewa tersebut berlalu, periode tersebut harus
dibebani beban sewa kantor yang dihitung secara proporsional dengan lamanya sewa.
Beban sewa kantor
Sewa kantor dibayar dimuka
xxx
xxx
4. Utang Gaji
Terkadang gaji yang menjadi beban pada suatu periode tertentu dan harus dibayarkan pada
periode tersebut belum dibayarkan sampai akhir periode bersangkutan. Karenanya, hal itu
menjadi utang gaji bagi periode tertentu.
Gaji pegawai
Utang Gaji
xxx
xxx
Siklus Akuntansi
KOPERASI SIMPAN
PINJAM
25
26
KOPERASISIMPAN PINJAM
Koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak dalam bidang pemupukan simpanan
dana dari para anggotanya, untuk kemudian dipinjamkan kembali kepada para anggota yang
memerlukan bantuan dana. Kegiatan utama koperasi simpan pinjam adalah menyediakan jasa
penyimpanan dan peminjaman dana kepada anggota koperasi. Walaupun pemupukan modal
dilakukan koperasi dari para anggotanya, sering kali jumlah uang yang ingin dipinjam oleh
anggota lebih besar dari modal yang dimiliki koperasi. Karena itu, tidak jarang koperasi harus
meminjam uang dari kreditor di luar koperasi, seperti bank atau koperasi kredit.
Jadi, pada dasarnya fungsi koperasi simpan pinjam adalah sebagai jembatan antara anggota
koperasi yang memerlukan uang pinjaman dengan anggota koperasi yang menyimpan tugasnya
di koperasi atau kredito lainnya.
Dokumen Dasar
Buku
Jurnal
Buku
Besar
Laporan
Keuangan
Posting
Transaksi yang dilakukan koperasi harus disertai dengan dokumen transaksi, baik berupa
faktur, nota, kwitansi, bukti pengeluaran uang, bukti penerima uang, atau dokumen lainnya.
Berdasarkan dokumen yang telah dibuat dan diterima staf akuntansi, dimulailah pencatatan
transaksi tersebut dalam media yang disebut buku jurnal. Aktivitas mencatat transaksi koperasi
dalam buku jurnal disebut dengan menjurnal. Setiap beberapa waktu, misalnya seminggu sekali,
dua minggu sekali, atau sebulan sekali, catatan transaksi dalam buku harian dipindahkan ke
buku besar sesuai dengan transaksi dan nama akun yang sesuai. Proses memindahkan catatan
dari buku harian ke buku besar tersebut disebut dengan memposting.
Pada akhir periode akuntansi, setiap akun yang ada di buku besar dihitung dan dicari
saldo akhirnya. Berdasarkan saldo akun yang ada di buku besar, dapat disusun suatu daftar akun
beserta salso akhirnya yang disebut dengan neraca saldo. Neraca saldo yang dibuat biasanya
didasarkan pada transaksi-transaksi yang telah dilakukan koperasi selama satu periode, belum
mancakup penyesusaian menyangkut beberapa hal yang hars dilakukan. Jika ada beberapa hal
yang belum tepat dan harus disesuaikan, maka perlu dibuat jurnal penyesuaian terlebih dahulu.
Baru kemudian disusun neraca saldo yang telah disesuaikan. Berdasarkan neraca saldo tersebut
disusunlah laporan keuangan koperasi, yang dimulai dengan membuat laporan laba rugi, laporan
perubahan modal, dan baru kemudian neraca.
27
Untuk memperjelas hubungan antara buku jurnal dan buku besar serta laporan keuangan
(siklus akuntansi yang seharusnya), contoh soal (Koperasi Sejahtera Mandiri) sebelumnya
dapat diulas kembali agar dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan sistematis.
Pada awal tahun 2010, karyawan PT. Duta Niaga yang berlokasi di suatu kawasan
industri di Jakarta, ingin mendirikan koperasi koperasi. Koperasi ini direncanakan akan
bergerak dibidang usaha jasa simpan pinjam. Koperasi ini akan berfungsi sebagai wadah untuk
menyimpan dana anggota yang ingin menyimpan uangnya dan memberikan pinjaman kepada
anggota yang membutuhkannya. Akhirnya didirikanlah koperasi oleh 200 orang karyawan
perusahaan tersebut dan diberi nama Koperasi Sejahtera Mandiri. Untuk aktivitas harian,
koperasi ini akan menggunakan salah satu ruangan di perusahaan sebagai kantor.
Pada tanggal 2 April 2010, 200 orang karyawan PT. Duta Niaga, pendiri koperasi,
menyerahkan uang sebesar Rp500.000 per orang sebagai simpanan pokok anggota
koperasi.
Empat hari kemudian, yaitu tanggal 6 April 2010, Koperasi Sejahtera Mandiri membeli
peralatan kantor, seperti kursi, meja,vlemari arsip, komputer, printer, dan sebagainya,
seharga Rp22.000.000. Pembelian peralatan kantor ini sebagian dibayar secara tunai dan
sebagian lagi secara kredit dari Toko ABC, salah satu supplier PT. Duta Niaga. Dari jumlah
itu sebanyak Rp7.000.000 telah dibayar tunai dan sisanya akan dibayar dalam waktu 4
bulan.
Keesokan harinya, yaitu tanggal 7 April 2010, Koperasi SejahteraMandiri juga membeli
perlengkapan kantor, seperti kertas, pensil, pulpen, rautan pensil, penggaris, buku, dan
sebagainya seharga Rp2.000.000. Pembelian ini dilakukan secara tunai dengan
menggunakan uang koperasi Sejahtera Mandiri.
Pada tanggal 2 Mei 2010, setiap anggota koperasi menyetorkan uang sebesar Rp25.000 per
orang sebagai simpanan wajib anggota.
Pada tanggal 5 Mei 2010, koperasi Sejahtera Mandiri memperoleh kredit usaha dari
Bank Mandiri sebesar Rp60.000.000.
Pada tanggal 6 Mei 2010, sejumlah anggota koperasi menyimpan uangnya sebesar
Rp12.000.000 di koperasi Sejahtera Mandiri.
Pada tanggal 10 Mei 2010, koperasi Sejahtera Mandiri memberikan pinjaman uang
kepada 24 orang anggotanya sebesar 5.000.000 per orang. Dengan nilai total pinjaman
sebesar Rp120.000.000 pada suku bungan 3% per bulan.
Pada tanggal 29 Mei 2010, anggota koperasi yang meminjam uang pada koperasi
membayar angsuran pokok, bunga pinjaman, dan jasa provisi sebesar Rp18.000.000. Dari
jumlah itu sebesar Rp12.000.000 merupakan angsuran pokok pinjaman, sebesar
Rp3.600.000 merupakan pembayaran bungan pinjaman, dan sebesar Rp2.400.000
merupakan jasa provisi.
Pada tanggal 30 Mei 2010, dibayar gaji 2 orang karyawan koperasi sebesar 600.000 per
orang. Kedua karyawan itu mulai bekerja tanggal 1 Mei 2010. Pada saat yang sama,
koperasi membayar beban bunga pinjaman ke Bank Mandiri sebesar Rp900.000.
Pada tanggal 31 Mei 2010, koperasi Sejahtera Mandiri membayar sebagian utangnya
kepada Toko ABC sebesar Rp9.000.000.
Berdasarkan transaksi yang terdiri selama 2 bulan terebut, antara awal bulan April hingga
akhir bulan Mei 2010, kita dapat mencatat transaksi itu dalam buku jurnalkoperasi sebagai
berikut:
2 April 2010
Kas
100.000.000
Simpanan Pokok
100.000.000
28
6 April 2010
7 April 2010
2 Mei 2010
Peralatan kantor
Kas
Utang usaha
22.000.000
7.000.000
15.000.000
Perlengkapan kantor
Kas
2.000.000
Kas
5.000.000
2.000.000
Simpanan Wajib
5 Mei 2010
5.000.000
Kas
60.000.000
Utang Bank
6 Mei 2010
60.000.000
Kas
12.000.000
Simpanan Sukarela
10 Mei 2010
29 Mei 2010
12.000.000
Piutang Anggota
Kas
120.000.000
120.000.000
Kas
18.000.000
Piutang Anggota
Partisipasi jasa Pinjaman
Partisipasi Jasa Provisi
30 Mei 2010
31 Mei 2010
12.000.000
3.600.000
2.400.000
Gaji
Beban Bunga
Kas
1.200.000
900.000
Utang Usaha
Kas
9.000.000
2.100.000
9.000.000
Berdasarkan jurnal yang ada di buku jurnal koperasi Sejahtera Mandiri yang telah kita
buat, kita harus memindahkan (memposting) catatan jurnal ke dalam buku besar yang
dimiliki koperasi tersebut. Proses posting ini dilakukan transaksi per transaksi, jurnal per
jurnal. Jika suatu jurnal dicatat di sisi debet, maka di buku besarnya harus dicatat di sisi
debet. Demikian pula kalau suatu jurnal dicatat di sisi kredit, di akun yang ada di buku besar
juga harus dicatat di sisi kredit.
Sebagai contoh, untuk transaksi tanggal 2 April 2008, jika di buku harian Kas dicatat di sisi
debet dan Simpanan Pokok di sisi kredit, maka akun Kas yang ada di buku besar juga harus
dicatat sebesar jumlah yang ada di buku harian di sisi debet, yaitu sebesar Rp100.000.000.
Demikian pula dengan akun Simpanan Pokok yang terdapat di buku besar harus mengikuti
pencatatan yang terdapat di buku harian, yang dicatat di sisi kredit sebesar Rp100.000.000.
29
2010
April
Mei
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
100.000.000
7.000.000
2.000.000
5.000.000
60.000.000
12.000.000
120.000.000
18.000.000
2.100.000
9.000.000
Saldo
Debet
Kredit
100.000.000
93.000.000
91.000.000
96.000.000
156.000.000
168.000.000
48.000.000
66.000.000
63.900.000
54.900.000
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
120.000.000
12.000.000
Saldo
Debet
Kredit
120.000.000
108.000.000
2010
April
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
2.000.000
Saldo
Debet
Kredit
2.000.000
2010
April
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
22.000.000
Saldo
Debet
Kredit
22.000.000
2010
April
Juni
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
15.000.000
9.000.000
30
Saldo
Debet
Kredit
15.000.000
6.000.000
Tanggal
Keterangan
Ref
2010
Mei
Debet
Saldo
Kredit
Debet
12.000.000
Kredit
12.000.000
2010
Mei
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Saldo
Debet
60.000.000
Kredit
60.000.000
2010
April
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
Debet
100.000.000
Saldo
Kredit
100.000.000
Tanggal
Keterangan
2010
Mei
Ref
Debet
Kredit
Saldo
Debet
5.000.000
Kredit
5.000.000
2010
29
Mei
Keterangan
Ref
Debet
Pendapatan bunga
pinjaman anggota
Kredit
Saldo
Debet
3.600.000
Kredit
3.600.000
2010
29
Mei
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
2.400.000
31
Saldo
Debet
Kredit
2.400.000
Keterangan
2010
30
Mei
Ref
Gaji 2 karyawan @
Rp600.000
Debet
Kredit
1.200.000
Saldo
Debet
Kredit
1.200.000
30
Keterangan
2010
Mei
Ref
Debet
Kredit
900.000
Saldo
Debet
Kredit
900.000
Setelah semua jurnal yang tercatat di buku harian diposting ke buku besar pada akhir
periode, yang dalam kasus koperasi Sejahtera Mandiri adalah pada akhir bulan Juni 2010,
setiap akhir dihitung saldonya. Saldo setiap akun tersebut dicatat dalam suatu tabel yang
berisi kumpulan saldo yang dimiliki setiap akun koperasi tersebut. Tabel itu disebut dengan
neraca saldo atau neraca percobaan.
Koperasi Sejahtera Mandiri
Neraca Saldo
Per 31 Mei 2010
Nama Akun
Kas
Piutang Anggota
Perlengkapan Kantor
Peralatan Kantor
Utang Usaha
Simpanan Sukarela
Utang Bank
Simpanan Pokok
Simpanan Wajib
Partisipasi Jasa Anggota
Partisipasi Jasa Provisi
Gaji
Beban Bunga
Total
Debet
54.900.000
108.000.000
2.000.000
22.000.000
Kredit
6.000.000
12.000.000
60.000.000
100.000.000
5.000.000
3.600.000
2.400.000
1.200.000
900.000
189.000.000
189.000.000
NERACA LAJUR
Jika proses penghitungan saldo setiap akun yang ada di buku besar telah selesai, kita hanya
tinggal menyusun laporan keuangan perusahaan untukn periode bersangkutan. Akan tetapi,
sebelum menyusun laporan keuangan kita dapat mempergunakan media penolong untuk
mempermudah penyusunan laporan keuangan tersebut. Media penolong ini disebut dengan
Neraca Lajur.
Neraca Lajur adalah selembar kertas berkolom yang dapat dipergunakan dalam pekerjaan
akuntansi secara manual untuk membantu menggabungkan pekerjaan pada akhir akuntansi.
32
Neraca lajur bukan merupakan alat akuntansi yang harus dibuat sebelum menyusun
laporan keuangan. Media ini sama sekali bukan merupakan suatu kewajiban yang tidak boleh
dihindari oleh akuntan dalam siklus akuntansi. Neraca lajur hanya merupakan alat bantu untuk
mempermudah akuntan dalam menyusun laporan keuangan. Neraca lajur dapat terdiri dari 10
kolom + 1 untuk keterangan atau 12 kolom + 1 untuk keterangan.
Kolom keterangan berisi nama-nama akun yang ada dalam buku besar suatu perusahaan.
Kolom pertama dan kedua berisi saldo akhir setiap akun yang ada dalam buku besar. Kolom
ketiga dan keempat berfungsi untuk menyesuaikan berbagai akun yang belum tepat karena
adanya beberapa hal yang belum dicatat dalam buku harian dan buku besar. Kolom kelima dan
keenam berisi kumpulan saldo semua akun yang ada di buku besar yang telah disesuaikan.
Kolom ketujuh dan kedelapan berisi saldo akun pendapatan dan semua akun beban yang ada, di
mana selisihnya diakui sebagai sisa hasil usaha. Kolom kesembilan dan kesepuluh berisi saldo
awal modal atau laba ditahan dan laba usaha periode tersebut serta saldo akun prive atau
dividen. Penjumlahan antara saldo modal awal dan laba usaha dikurangi dengan prive atau
dividen dicatat sebagai modal atau laba ditahan akhir periode tersebut. Dan kolom kesebelas
dan keduabelas berisi saldo semua akun neraca pada akhir periode tersebut. Jika neraca lajurnya
terdiri dari 10 kolom + 1 keterangan, maka kolom kesembilan dan kesepuluh (perubahan modal
atau laba ditahan) ditiadakan.
Dari contoh kasus Koperasi Sejahtera Mandiri sebelumnya, neraca saldo yang terlah
disusun berdasarkan saldo semua akun yang ada merupakan isi dari kolom pertama dan kedua
neraca lajur.
Ternyata setelah menyusun neraca saldo, staf akuntansi Koperasi Sejahtera Mandiri
mengetahui ada beberapa hal yang belum dicatat dalam buku harian dan buku besar, yaitu:
a. Setelah dihitung, diketahui bahwa Perlengakapan Kantor yang tersisa (habis akibat
pemakaian) pada akhir bulan Mei 2008 tinggal sebesar Rp1.900.000, dan belum dicatat.
b. Beban penyusutan Peralatan Kantor untuk bulan April, Mei dan Juni 2008 sebesar
Rp120.000 belum dicatat.
c. Beban bunga Simpanan Sukarela anggota koperasi untuk bulan Mei sebesar Rp240.000
belum dicatat dan belum dibayarkan.
Beban Penyusutan Aktiva Tetap (bangunan, kendaraan, peralatan, mesin dan
sebagainya) adalah beban yang dibebankan pada suatu periode akuntansi tertentu atas
pemanfaatan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Pembebanan beban tersebut dilakukan
untuk mengalokasikan pengorbanan ekonomis perusahaan demi memiliki aktiva tetap tertentu
ke periode-periode akuntansi yang menikmati aktiva tetap tersebut. Lawan dari akun beban
penyusutan adalah akumulasi penyusutan.
Akun Akumulasi Penyusutan digunakan untuk menampung penjumlahan dari semua
beban penyusutan selama umur ekonomis aktiva. Akun ini dineraca akan dikurangkan dari
aktiva bersangkutan.
Neraca lajur dibuat hanya untuk menampung penjumlahan dari semua beban penyusutan
selama umur ekonomis aktiva. Akun ini di neraca akan dikurangkan dari aktiva bersangkutan.
33
Setelah saldo semua akun yang ada di buku besar diketahui, saldonya disusun dalam
kolom neraca saldo (kolom pertama dan kedua) yang ada di neraca lajur. Neraca saldo ini belum
memperhitungkan penyesuaian atas beberapa hal yang belum tercatat. Jadi, neraca saldo ini
merupakan neraca percobaan yang didasarkan hanya pada saldo akun-akun yang ada di buku
besar yang telah dicatat dan dibukukan berdasarkan transaksi yang telah dibuat perusahaan
selama periode tersebut.
Koperasi Sejahtera Mandiri
Neraca lajur
(dalam ribuan)
Keterangan
Neraca saldo
Debet
kas
Piutang Anggota
Perlengkapan kantor
Peralatan kantor
Utang Usaha
Simpanan Sukarela
- Utang Bank
- Simpanan Pokok
- Simpanan Wajib
- Partisipasi Jasa
Pinjaman
- Partisipasi Jasa
Provisi
- Gaji
- Beban Bunga
Kredit
Penyesuaian
Debet
Kredit
Saldo yang
Disesuaikan
Debet Kredit
Hasil Usaha
Debet
Kredit
Neraca
Debet
Kredit
54.900
108.000
2.000
22.000
6.000
12.000
60.000
100.000
5.000
3.600
2.400
1.200
900
Beban Pemakaian
Perlengkapan
Beban Penyusutan
Peralatan K
Akumulasi Penyusutan
Peralatan
Utang Bunga
Sisa Hasil Usaha
To tal
189.000
189.000
Kemudian hal-hal yang belum dicatat oleh akuntan disesuaikan dan dimasukkan ke dalam
kolom penyesuaian (kolom ketiga dan keempat). Kolom ini berfungsi untuk menyesuaikan akun
pendapatan, akun biaya, akun aktiva dan akun kewajiban agar sesuai dengan yang seharusnya
pada periode tersebut. Penyesuaian ini biasanya didasarkan pada data dan informasi internal
yang menjadi bukti internal, seperti bukti memorial yang dibuat oleh manajer akuntansi atau
kepala bagian akuntansi.
Sebagai contoh, akun perlengkapan kantor, yang sebelumnya memiliki saldo sebesar
Rp2.000.000, ternyata dari hasil stock opname diketahui bahwa pada akhir bulan Juni
jumlahnya hanya Rp1.900.000. ini berarti jumlah perlengkapan kantor yang digunakan pada
periode tersebut adalah Rp100.000. Demikian pula, akun beban penyusutan pada periode
34
tersebut dibebankan sebesar Rp120.000 untuk peralatan kantor dan sebesar Rp240.000 untuk
beban bunga simpanan sukarela yang belum dicatat dan belum dibayarkan.
Jika penyesuaian terlah dibuat, neraca saldo yang sebelumnya terlah tersusun harus
disesuaikan dengan informasi baru tersebut sehingga tersusun neraca saldo yang telah disesuaikan
(kolom kelima dan keenam). Neraca saldo yang telah disesuaikan ini menampung informasi
tambahan yang menjadi dasar penyesuaian, sehingga saldo beberapa akun berubah sesuai informasi
tambahan yang ada. Sebagai contoh, akun perlengkapan kantor, yang sebelumnya memiliki saldo
sebesar Rp2.000.000, ternyata dari hasil stock opname diketahui bahwa pada akhir bulan April
jumlahnya hanya Rp1.900.000.Demikian pula, akun beban penyusutan pada periode tersebut
dibebankan sebesar Rp120.000 untuk peralatan kantor. Karena itu, pada kolom neraca saldo yang
telah disesuaikan, akun perlengkapan kantor berubah nilainya dibanding neraca saldo sebelum
disesuaikan, dan akun beban penyusutan serta akumulasi penyusutan melengkapi kolom ini.
Koperasi Sejahtera Mandiri
Neraca lajur(dalam ribuan)
Keterangan
kas
Piutang Anggota
Perlengkapan kantor
Peralatan kantor
Utang Usaha
Simpanan Sukarela
- Utang Bank
- Simpanan Pokok
- Simpanan Wajib
- Partisipasi Jasa Pinjaman
- Partisipasi Jasa Provisi
- Gaji
Beban Bunga
Beban Pemakaian
Perlengkapan
Beban Penyusutan Peralatan
Akumulasi Penyusutan
Peralatan
Utang Bunga
Sisa Hasil Usaha
To tal
Neraca saldo
Debet
54.900
108.000
2.000
22.000
Kredit
Penyesuaian
Debet
Kredit
100
6.000
12.000
60.000
100.000
5.000
3.600
2.400
1.200
900
240
100
120
120
240
189.000
189.000
460
460
35
Saldo yang
Disesuaikan
Debet
Kredit
Hasil Usaha
Debet
Kredit
Neraca
Debet
Kredit
kas
Piutang Anggota
Perlengkapan kantor
Peralatan kantor
Utang Usaha
Simpanan Sukarela
- Utang Bank
- Simpanan Pokok
- Simpanan Wajib
- Partisipasi Jasa Pinjaman
- Partisipasi Jasa Provisi
- Gaji
Beban Bunga
Beban Pemakaian
Perlengkapan
Beban Penyusutan Peralatan
Akumulasi Penyusutan
Peralatan
Utang Bunga
Sisa Hasil Usaha
To tal
Neraca saldo
Debet
54.900
108.000
2.000
22.000
Penyesuaian
Kredit
Debet
Kredit
100
6.000
12.000
60.000
100.000
5.000
3.600
2.400
1.200
900
240
100
120
189.000
189.000
460
Saldo yang
Disesuaikan
Debet
Kredit
54.900
108.000
1.900
22.000
6.000
12.000
60.000
100.000
5.000
3.600
2.400
1.200
1.140
100
Hasil Usaha
Debet
Kredit
Neraca
Debet
Kredit
120
120
120
240
140
460
189.360
189.360
Pada kolom berikutnya (kolom ketujuh dan kedelapan) disusun laporan perhitungan hasil
usaha, dimana dihitung selisih antara pendapatan dengan seluruh beban yang dikeluarkan. Selisihnya
diakui sebagai sisa hasil usaha. Saldo pendapatan dimasukkan di sisi kredit sedangkan saldo semua
akun beban dimasukkan di sisi debet. Selisih antara jumlah sisi kredit dan debet diakui sebagai sisa
hasil usaha periode tersebut. Pendapatan Koperasi Sejahtera Mandiri pada periode ini tercatat
sebesar Rp8.400.000. Sedangkan beban yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut
sebesar Rp4.960.000. Ini berari SHU yang diperoleh sebesar Rp 3.440.000 yang merupakan selisih
antara pendapatan dengan beban yang dikeluarkan.
Koperasi Sejahtera Mandiri
Neraca lajur(dalam ribuan)
Keterangan
Kas
Piutang Anggota
Perlengkapan kantor
Peralatan kantor
Utang Usaha
Simpanan Sukarela
- Utang Bank
- Simpanan Pokok
- Simpanan Wajib
- Partisipasi Jasa Pinjaman
- Partisipasi Jasa Provisi
- Gaji
Beban Bunga
Beban Pemakaian
Perlengkapan
Beban Penyusutan Peralatan
Akm Penyusutan Peralatan
Utang Bunga
Sisa Hasil Usaha
Total
Neraca saldo
Debet
54.900
108.000
2.000
22.000
Kredit
Penyesuaian
Debet
Kredit
100
6.000
12.000
60.000
100.000
5.000
3.600
2.400
1.200
900
240
100
120
Saldo yang
Disesuaikan
Debet
Kredit
54.900
108.000
1.900
22.000
6.000
12.000
60.000
100.000
5.000
3.600
2.400
1.200
1.140
100
120
120
240
189.000
189.000
460
460
36
Hasil Usaha
Debet
Kredit
3.600
2.400
1.200
1.140
100
120
120
140
189.360
189.360
3.440
6.000
6.000
Neraca
Debet
Kredit
Pada kolom terakhir (kolom kesembilan dan kesepuluh), semua akun aktiva, utang dan ekuitas
koperasi dalam kolom neraca saldo yang disesuaikan dipindahkan ke kolom neraca. SHU yang telah
diketahui dari kolom sebelumnya dipindahkan ke kolom ini di sisi kredit sebagai penambah ekuitas koperasi.
Koperasi Sejahtera Mandiri
Neraca lajur(dalam ribuan)
Keterangan
Kas
Piutang Anggota
Perlengkapan kantor
Peralatan kantor
Utang Usaha
Simpanan Sukarela
Utang Bank
Simpanan Pokok
Simpanan Wajib
Partisipasi Jasa Pinjaman
Partisipasi Jasa Provisi
Gaji
Beban Bunga
Beban Pemakaian
Perlengkapan
Beban Penyusutan Peralatan
Akumulasi Penyusutan
Peralatan
Utang Bunga
Sisa Hasil Usaha
Total
Neraca saldo
Debet
54.900
108.000
2.000
22.000
Kredit
Penyesuaian
Debet
Kredit
100
6.000
12.000
60.000
100.000
5.000
3.600
2.400
1.200
900
240
100
120
189.000
189.000
460
Saldo yang
Disesuaikan
Debet
Kredit
54.900
108.000
1.900
22.000
6.000
12.000
60.000
100.000
5.000
3.600
2.400
1.200
1.140
100
120
120
240
240
189.360
Debet
Kredit
Neraca
Debet
54.900
108.000
1.900
22.000
Kredit
6.000
12.000
60.000
100.000
5.000
3.600
2.400
1.200
1.140
100
120
120
460
Hasil Usaha
189.360
120
3.440
6.000
6.000
186.800
240
3.440
186.800
LAPORAN KEUANGAN
Pada akhir siklus akuntansi, pengurus koperasi harus membuat laporan keuangan koperasi untuk
berbagai pihak yang berkepentingan dengan koperasi. Laporan keuangan merupakan laporan
pertanggungjawaban pengurus koperasi atas hasil usaha koperasi selama suatu periode tertentu
dan posisi keuangan koperasi pada akhir periode tersebut. Laporan keuangan koperasi terdiri
dari:
1. Perhitungan Hasil Usaha yaitu laporan yang menunjukkan kemampuan koperasi dalam
menghasilkan labba selama suatu periode akuntansi atau satu tahun. Laporan Hasil Usaha
harus merinci hasil usaha yang berasal dari anggota dan laba yang diproleh dari aktivitas
koperasi yang dilakukan oleh bukan anggota.
2. Neraca yaitu suatu daftar yang menunjukkan sumber daya yang dimiliki koperasi, serta
informasi dari mana sumber daya tersebut diperoleh.
3. Laporan Arus Kas yaitu suatu laporan mengenai arus keluar masuknya kas selama suatu
periode tertentu, yang mencakup saldo awal kas, sumber penerimaan kas, sumber
pengeluaran kas, dan saldo akhir kas suatu periode.
4. Laporan Promosi Ekonomi Anggotayaitu laporan yang menunjukkan manfaat ekonomi
yang diterima anggota koperasi selama suatu periode tertentu. Laporan tersebut
mencakup 4 unsur, yaitu:
a. Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa bersama.
b. Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama.
c. Manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi.
d. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha.
37
Berdasarkan neraca lajur yang telah kita miliki, kita dapat menyusun laporan keuangan
Koperasi Sejahtera Mandiri. Penyusunan laporan keuangan tersebut dimulai dengan
pembuatan Perhitungan Hasil Usaha, kemudian baru disusun Neraca, lalu menyusun Laporan
Arus Kas, dan yang terakhir Laporan Promosi Anggota koperasi tersebut.
1. Perhitungan Hasil Usaha adalah laporan yang menunjukkan kemampuan koperasi
dalam menghasilkan SHU selama suatu periode akuntansi atau satu tahun. Untuk
mengetahui SHU yang diperoleh koperasi selama suatu periode, hitunglah SHU itu
dengan cara mengurangkan beban yang dikeluarkan koperasi selama satu periode dari
pendapatan yang diperolehnya dalam periode yang sama.
Dalam contoh soal sebelumnya, berdasarkan neraca saldo yang disusun, perhitunga
hasil usaha atau laporan laba rugi Kantor Sejahtera Mandiri adalah sebagai berikut:
3.600.000
2.400.000
6.000.000
(1.140.000)
Rp4.860.000
120.000
100.000
Rp(1.420.000)
Rp 3.440.000
Jadi, pada periode tersebut koperasi Sejahtera Mandiri menghasilkan pendapatan total
sebesar Rp6.000.000 yang terdiri dari pendapatan bunga dan pendapatan provisi. Gabungan dari
total pendadapatan bunga dan pendapatan provisi itu disebut sebagai partisipasi bruto, yaitu
kontribusi anggota kepada koperasi sebagai imbalan atas penyerahan jasa oleh koperasi kepada
anggota. Untuk bisa memberikan pinjaman kepada anggota, koperasi megumpulkan modal dari
para anggotanya serta memperoleh kredit dari bank. Namun, atas uang pinjaman dari anggota
dam bank tersebut koperasi harus membayara bunga sebesar Rp1.140.000. pengorbanan
ekonomi dalam bentuk pembayaran bunga pinjaman dalam rangka memperoleh partisipasi bruto
dari anggota itulah yang disebut sebagai beban pokok. Selisih antara partisipasi bruto dan beban
pokok itulah yang menghasilkan SHU kotor sebesar Rp4.860.000.
Untuk mengoperasikan seluruh aktivitas koperasi tersebut nemang diperlukan
pengorbanan ekonomis lain dalam berbagai bentuknya, seperti gaji pegawai, beba pemakaian
perlengkapan, dan beban penyusutan perlatan. Total pengorbanan ekonomis untuk
mengoperasikan koperasi pada periode tersebut adalah Rp1.420.000.
38
Sisa Hasil Usaha Kotor yang diperoleh koperasi sebesar Rp4.860.000 dikurangi dengan
Beban Operasi sebesar Rp1.420.000 akan menghasilkan SHU sebesar Rp3.440.000. Setelah
diketahui SHU-nya, maka pada tahap berikutnya dapat disusun Neraca.
2. Neraca adalah suatu daftar yang menunjukkan sumber daya yang dimiliki koperasi, serta
informasi dari mana sumber daya tersebut diperoleh. Neraca koperasi ini dapat disusun
dengan memasukkan semua akun aktiva dalam neraca saldo ke sisi kiri neraca dan
memasukkan semua akun utang serta ekuitas ke sisi kanan atau kewajiban neraca. Jumlah
ekuitas koperasi yang dicatat dalam neraca adalah saldo ekuitas akhir yang terdidri dari
Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, dan SHU periode berjalan. Jadi, neraca koperasi
Sejahtera Mandiri dapat disusun sebagai berikut:
Koperasi Sejahtera Mandiri
Neraca
Per 31 Mei 2010
Aktiva Lancar
Kas
54.900.000
Piutang Anggota
Perlengkapan Kantor
Jumlah Aktiva lancar
AKTIVA TETAP
Peralatan Kantor
Akumulasi Penyusutan Peralatan
Jumlah Aktiva Tetap
108.000.000
1.900.000
164.800.000
22.000.0000
(120.000)
21.880.000
__________
186.680.000
Total Aktiva
Utang Lancar
Utang Usaha
Utang Bunga
Simpanan Sukarela
Jlh Utang Jk. Pdk
Utang Jl Pjg
Utang Bank
Modal
Simpanan Pokok
Simpanan Wajib
SHU-periode Berjalan
Total Pasiva
6.000.0000
240.000
12.000.000
18.240.000
60.000.0000
100.000.000
5.000.0000
__3.440.000
186.680.000
Neraca koperasi Sejahtera Mandiri pada akhir periode akuntansi akan terlihat seperi di
atas, dengan total aktiva dan total kewajiban sebesar Rp186.680.000. Jika dibandingkan dan kita
perhatikan dengan seksama.
Bentuk Neraca
Bentuk neraca seperti ituu disebut dengan bentuk T, di mana sebelah kiri disusun deretan aktiva
atau harta perusahaan yang disebelah kanan disusun deretan kewajiban yang dibagi ke dalam
dua kelompok besar yaitu utang dan modal.
Neraca itu dapat juga disusun dengan urutan dari atas ke bawah (vertikal) yang disebut
sebagai bentuk laporan. Neraca bentuk laporan menyusun aktiva dan kewajiban dalam urutan
dari atas ke bawah seperti berikut ini:
54.900.000
108.000.000
1.900.000
164.800.000
Aktiva Tetap
- Peralatan Kantor
Akumulasi Penyusutan
Peralatan
Total Aktiva Tetap
22.000.000
(120.000)
21.880.000
Total Aktiva
186.680.000
Utang Lancar:
- Utang Usaha
- Simpanan Sukarela
- Utang Bunga
Total Utang Lancar
6.000.000
12.000.000
240.000
60.000.000
18.240.000
60.000.000
Ekuitas Koperasi:
- Simpanan Pokok
- Simpanan Wajib
- SHU-Periode Berjalan
Total Ekuitas Koperasi
100.000.000
5.000.000
3.440.000
108.440.000
Total Kewajiban
186.680.000
SUSUNAN NERACA
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam menyusun neraca adalah urutan penyusunan akun.
Akun-akunaktiva disusun berdasarkan urutan likuiditasnya, yaitu taksiran kecepatan aktiva
tersebut dapat dicairkan menjadi uang tunai. Semakin mudah dan semakin cepat suatu aktiva
dikonversi menjadi uang tunai, semakin didahulukan posisi pencatatannya dalam neraca.
Aktiva
Kelompok
Aktiva lancar:
Adalah semua harta koperasi yang
diharpakan dapat berubah menjadi uang
dalam tempo satu tahun
40
Akun
Kas: uang tunai dan setara uang
Surat-surat Berharga: investasi jangka Pendek
Piutang Usaha/Piutang Nonanggota
Piutang Anggota
Piutang Karyawan
Persediaan: Barang dagangan atau bahan baku
Utang
Utang Lancar:
Adalah kewajiban koperasi yang akan
jatuh tempo dalam waktu setahun
Ekuitas
Dan lain-lain
Peralatan kantor
Kendaraan
Mesin
Tanah
Goodwiil
Hak Paten
Merk dagang
Hak cipta
Dan lain-lain
Titipan kepada penjual
Bangunan dalam pengerjaan
Dan lain-lain
Utang usaha
Utang wesel
Dana-dana
Simpanan sukarela
Utang pajak
Pendapatan Diterima Dimuka
Utang bank
Obligasi
Dan lain-lain
Simpanan pokok
Simpanan wajib
Simpanan penyertaan partisipasi anggota
Modal penyertaan
Modal sumbangan/donasi
Cadangan
SHU yang belum dibagi
3. Laporan Arus Kas adalah suatu laporan mengenai arus keluar masuknya kas selama satu
periode tertentu, yang mencakup saldo awal kas, sumber penerimaan kas, sumber
pengeluaran kas dan saldo akhir kas pada suatu periode. Sumber penerimaan dan
pengeluaran kas koperasi dipilih menjadi 3 kelompok, yaitu aktivitas operasi, aktivitas
investasi dan aktivitas pembiayaaan.
41
3.440.000
(108.000.000)
18.240.000
100.000
120.000
(2.000.000)
(22.000.000)
60.000.000
100.000.000
5.000.000
(86.100.000)
(24.000.000)
165.000.000
0
54.900.000
Secara umum, ada dua metode untuk menyusun laporan arus kas, yaitu metode langsung
dan metode tidak langsung. Pembahasan lebih terinci mengenai kedua metode penyusunan
laporan arus kas tersebut akan diuraikan dalam Bab 11. Yang akan membahas berbagai hal yang
berkaitan dengan kas.
4. Laporan Promosi Ekonomi Anggota adalah laporan yang menunjukkan manfaat
ekonomi yang diterima anggota koperasi selama suatu periode tertentu. Laporan tersebut
mencakup 4 unsur, yaitu:
a. Manfaat ekonomi dari pembelian barang atau pengadaan jasa bersama.
b. Manfaat ekonomi dari pemasaran dan pengolahan bersama.
c. Manfaat ekonomi dari simpan pinjam lewat koperasi.
d. Manfaat ekonomi dalam bentuk pembagian sisa hasil usaha.
Laporan promosi ekonomi anggota pada dasarnya merupakan suatu laporan yang
menunjukkan Manfaat lebih tersebut diukur dengan membandingkan manfaat yang diberikan
koperasi kepada para anggotanya dengan jika mereka bertransaksi dengan lemabaga lain di luar
koperasi. Karena itu, data dari lembaga di luar koperasi yang digunakan sebagai pembanding
akan sangat mempengaruhi kinerja pengurus koperasi, seperti yang ditampilkan dalam
laporan promosi ekonomi anggota. Tidak setiap koperasi memiliki Laporan Promosi Ekonomi
Anggota (PEA) yang mengandung keempat unsur PEA tersebut. Masing-masing koperasi akan
membuat PEA yang sesuai dengan bidang usaha yang sesuai dengan bidang usaha yang
dimilikinya. Faktor laiin yang menjadi kendala dalam membuat laporan PEA adalah memilih
lembaga lain yang akan dijadikan pembanding bagi suatu koperasi. Antara satu badan usaha
dengan badan usaha lainnya akan menjual produk dengna harga yang berbeda. Bahkan Badan
usaha yang sama akan menjual produknya dengan harga yang berbeda pada waktu yang
berbeda. Karena itu, sangat sulit menyusun laporan PEA yang akurat bagi anggota. Kalau
memang dianggap sangat penting untuk menyusun laporan PEA setiap tahun, maka sebaiknya
disepakati terlebih dahulu lembaga apakah yang dijadikan pembanding dan harga mana yang
akan dijadikan dasar pembanding.
Dalam kasus Koperasi Sejahtera Mandiri, ada dua komponen yang menjadi bagian dari
laporan promosi ekonomi anggotam yaitu manfaat ekonomi yang diperoleh anggota dam
42
aktivitas simpan pinjam melalui koperasi dan manfaat ekonomi dari pembagiaan sisa hasil
usaha koperasi.
Manfaat ekonomi yang diperoleh anggota dari aktivitas simpan pinjam dihitung dengan
membandingkan antara jumlah biaya bunga dan biaya provisi yang harus dikeluarkan anggota
karena meminjam uang dari koperasi dan jumlah biaya bunga serta biaya provisi yang harus
dikeluarkan anggota jika meminjam dari badan usaha lainnya. Perbandingan tersebut akan
menghasilkan manfaat ekonomi dalam bentuk penghematan beban pinjaman. Manfaat ekonomi
dari penghematan beban pinjaman ini akan ditambah lagi dengan manfaat ekonomi kelebihan
balas jasa simpanan. Kelebihan balas jasa simpanan tersebut dihitung dengan membandingkan
antara total pendapatan bunga yang diperoleh anggota jika menyimpan uangnya di koperasi dan
jumlah pendapatan bunga yang akan diperolehanggota jika menyimpan uangnya di badan usaha
lain. Gabungan dari penghematan beban pinjaman tersebut ditambah dengan manfaat ekonomi
kelebihan balas jasa simpanan akan menghasilkan manfaat ekonomi anggota atas transaksi jasa
dengan koperasi.
Jika lembaga lain mengenakan biaya bunga dan biaya provisi yang lebih rendah
dibandingkan koperasi, maka dari segi penghematan bebas pinjaman dari koperasi, anggota
koperasi akan memperoleh manfaar ekonomi yang negatif. Namun, jika lembaga lain
mengenakan biaya bunga dan biaya provisi yang lebih tinggi dari koperasi, maka anggota akan
memperoleh manfaat ekonomi yang positif dari transaksi pinjaman uang kepada koperasi.
Demikian pula, balas jasa simpanan yang diberikan koperasi kepada para anggotanya akan
bernilai negatif jika badan usaha lain mampu memberikan bunga simpanan yang lebih tinggi
dibandingkan koperasi. Sebaliknya, jika koperasi bisa memberikan bunga simpanan yang lebih
tinggi dibandingkan badan usaha lainnya, anggota akan mendapatkan manfaat ekonomi yang
positif dalam bentuk balas jasa simpanan. Sedangkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota
dari pembagian SHU adalah total SHU yang diperoleh koperasi yang dialokasikan ke anggota
dalam bentuk Dana Anggota.
Dalam kasus koperasi Sejahtera Mandiri, laporan promosi ekonomi anggota dihitung
dengan membandingkan partisipasi jasa pinjaman (bunga) dan partisipasi jasa provisi yang
dikenakan koperasi kepada para anggotanya yang meminjam uang di koperasi dengan beban
bunga serta beban provisi yang dikenakan lembaga lain atas transaksi yang sama. Jila lembaga
lain (misalnya, Bank Perkreditan Rakyat yang beroperasi di dekat koperasi tersebut)
mengenakan suku bunga pinjaman sebesar 4% per bulan dan jasa provisi sebesar 3,5% dari nilai
pinjaman, sedangkan balas jasa simpanan yang diberikan oleh lembaga lain ( misalnya, BPR)
adalah 3%, besarnya promosi ekonomi anggota adalah sebagai berikut:
1.200.000
1.800.000
(120.000)
2.880.000
1.376.000
4.256.000
lemabaga lain serta imbalan bunga yang diberikan koperasi dengan yang diberikan lembaga
lain.
Keterangan
Balas
jasa
simpanan
Jasa pinjaman
Jasa Provisi
Nilai Transaksi
Koperasi
Rp12.000.000
Tarif
2%
Rp120.000.000
Rp120.000.000
3%
2%
Jumlah
Rp240.000
Lembaga Lain
Tarif
3%
Jumlah
Rp360.000
Rp3.600.000
4%
Rp4.800.000
Rp2.400.000
3,5%
Rp4.200.000
Jumlah promosi ekonomi anggota dari penyediaan jasa
Manfaat Lebih
Rp(120.000)
Rp1.200.000
Rp1.800.000
Rp2.880.000
Jumlah promosi ekonomi anggota dari alokasi SHU sebesar Rp1.376.000 itu berasal dari
jumlah SHU yang diperoleh koperasi selama periode tersebut seperti yang terlihat dari laporan
hasil usaha koperasi , yaitu sebesar Rp3.440.000, dikalikan dengan 40%. Proporsi sebesar 40%
ini didasarkan pada asumsi AD/ART koperasi menetapkan bahwa dari total SHU yang diperoleh
koperasi sebesar 40% harus dialokasikan untuk dana anggota.
JURNAL PENUTUP
Pada akhir periode akuntansi, akuntan koperasi harus menutup buku akuntansi sebgai tanda
telah berakhirnya pencatatan dan pelaporan akuntansi untuk periode tersebut. Proses penutupan
buku suatu koperasi adalah dengan memindahkan akun-akun nominal (semua akun laporan laba
rugi) ke akun riil (semua akun neraca) . Langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun
jurnal penutup adalah sebagai berikut:
1. Menutup semua akun pendapatan dengan cara mendebet akun pendapatan dan
mengkredit akun ikhtisar laba rugi.
2. Menutup semua akun beban dengan cara mendebet akun ikhtisar laba rugi dan
mengkredit semua akun beban.
3. Menutup akun ikhtisar laba rugi dengan cara mendebet akun ikhtisar laba rugi dan
mengkredit akun SHU sebesar selisih antara pendapatan dan beban.
4. Menutup akun-akun SHU dengan cara mendebet akun SHU dan mengkredit akunakunyang merupakan komponen untuk mengalokasikan SHU, yaitu akun-akun Dana dan
Cadangan.
Setelah jurnal penutup dibuat, maka aktivitas pencatatan akuntansi untuk periode yang
bersangkutan dianggap telah selesa dan ditutup.
Jika jurnal penutup untuk koperasi Sejahtera Mandiri telah dibuat, maka catatan yang
terlihat adalah sebagai berikut:
2.560.000
1.200.000
1.140.000
120.000
100.000
3.440.000
3.440.000
44
SHU
SHU yang dibagikan
3.440.000
3.440.000
Jika dalam AD/ART koperaasi Sejahtera Mandiri ditentukan bahwa SHU yang
diperoleh koperasi selama suatu periode harus dialokasikan ke berbagai dana dan cadangan
dengan komposisi sebagai berikut:
- Dana sosial
:
10%
Dana Anggota :
40%
- Dana pengurus :
10%
Cadangan
:
40%
SHU yang diperoleh tersebut akan dialokasikan ke berbagai Dana dan Cadangan dengan
komposisi seperti terlihat di atas. Karena itu, jurnal penutup yang keempat tidak berwujud
jurnal yang bersifat umum, tetapi harus spesifik seperti berikut:
SHU
Dana Sosial
Dana Pengurus
Dana Anggota
Cadangan
3.440.000
344.000
344.000
1.376.000
1.376.000
Setelah jurnal penutup ini dibuat, aktivitas pencatatan transaksi keuangan di koperasi
Sejahtera Mandiri ditutup dan dianggap selesai untuk periode tersebut. Dan neraca yang
harus disajikan oleh pengurus koperasi Sejahtera Mandiri adalah sebagai berikut:
45
Perlengkapan Kantor
Peralatan Kantor
Akumulasi Penyusutan Peralatan
Total Akitiva
46
6.000.0000
240.000
344.000
344.000
1.376.000
12.000.000
60.000.0000
100.000.000
5.000.0000
1.376.000
186.680.000
KOPERASI
KONSUMEN
AKTIVITAS KOPERASI KONSUMEN
Koperasi Konsumen adalah koperasi yang anggotanya terdiri dari para konsumen akhir atau
pemakai barang atau jasa. Kegiatan utama koperasi konsumen adalah melakukan pembelian
bersama. Jenis barang atau jasa yang dilayani suatu koperasi konsumen sangat tergantung pada
latar belakang kebutuhan anggota yang akan dipenuhi. Sebagai contoh, koperasi yang
mengelola toko serba ada, mini market dan sebaginya.
Fungsi utama Koperasi Komsumen adalah menjembatani antara produsen yang
menghasilkan suatu produk tertentu dan konsumen yang membutuhkan produk tersebut.
Koperasi konsumen berfungsi mempertemukan atau menjadi tempat pertemuan antara peodusen
dan konsumen, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Produsen/suppl
ier
koperasi
membeli
Anggota
Menjual produk
Karena tidak memproduksikan sendiri produknya, koperasi konsumen harus membelibarangbarang yang akan dijualnya. Barang yang akan dijual tersebut dapat dibeli secara langsung dari
47
produsen ataupun melalui agen tunggal/distributor yang ditunjuk produsen. Untuk membeli barangbarang tersebut koperasi harus mengeluarkan uang sebagai bukti pembayaran, baik pada saat
terjadinya transaksi maupun dikemudian hari. Setelah barang dagangan dibeli, koperasi harus
melakukan aktivitas penjualan kepada konsumen langsung yang menjadi anggota koperasi maupun
yang bukan merupakan anggota koperasi. Dari aktivitas penjualan barang ini koperasi akan
memperoleh penerima uang dari pelanggan.
Berdasarkan fungsinya itu, aktivitas koperasi konsumen dapat dikelompokkan ke dalam 4
kelompok utama, yaitu:
1. Pembelian
2. Pengeluaran Kas
3. Penjualan
4. Penerimaan Kas
membeli
Produsen
membayar
Koperasi
Konsumen
menjual
Konsumen
Menerima uang
Berdasarkan keempat aktivitas utama itu, sebagian besar aktivitas dalam koperasi
konsumen akan didominasi oleh empat kegiatan tersebut. Karena itu, pencatatan transaksi dalam
koperasi konsumen akan sangat berkaitan dengan keempat jenis transaksi tersebut.
Sisa Hasil Usaha (SHU) menunjukkan selisih antara penghasilan yang diterima selama
periode tertentu dengan pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan itu.
SHU ini setelah dikurangi dengan beban-beban tertentu akan dibagikan kepada para
anggota sesuai dengan pertimbangan jasanya masing-masing. Jasa anggota diukur
berdasarkan jumlah kontribusi masing-masing terhadap pembentukan SHU ini. Ukuran
kontribusi yang digunakan adalah jumlah transaksi yang dilakukan anggota dengan koperasi
selama periode tertentu
Persedian yaitu akun yang digunakan untuk menunjukkan jumlah barang dagangan yang
dimiliki koperasi pada awal atau akhir periode akuntansi tertentu.
Harga Pokok Penjualan yaitu akun yang digunakan untuk menampung harga pokok/harga
beli barang yang dijual selama suatu periode akuntansi.
Beban Pokok yaitu harga beli barang yang dijual kepada anggota koperasi. Jadi, pada
dasarnya beban pokok adalah harga pokok penjualan barang yang dijual kepada anggota
koperasi.
Potongan Penjualan/Potongan Tunai yaitu jumlah diskon untuk pengurangan yang
diberikan pihak penjual (koperasi) kepada konsumen karena telah membayar secara tunai
atau dalam waktu yang telah ditentukan.
Retur Penjualan yaitu sejumlah barang yang telah dijual (oleh koperasi) tetapi
dikembalikan lagi oleh pihak pembeli karena ada ketidaksesuaian dengan pesanan.
Potongan Pembelian yaitu diskon yang telah diberikan pihak produsen/supplier kepada
pihak pembeli (koperasi) karena telah membayar secara tunai atau dalam waktu yang
diteteapkan.
Beban Operasional adalah pengorbanan ekonomis yang dilakukan koperasi untuk
memperoleh barang dan jasa dalam rangka menjalankan kegiatan utama koperasi. Beban
operasional terdiri dari berbagai beban, seperti beban listrik, beban telepon, gaji pegawai,
beban transportasi, dan sebagainya.
METODE PENCATATAN
Dalam melakukan pencatatan atas aktivitas koperasi konsumen, terdapat dua metode yang dapat
digunakan, yaitu:
1. Metode Perpetual yaitu metode yang digunakan untuk mencatat hal-hal yang berkaitan
dengan persedian barang dagangan dalam koperasi konsumen, di mana persediaan dicatat
dan dihitung secara detail, baik pada waktu dibeli maupun dijual. Metode ini lebih cocok
untuk koperasi yang memiliki frekuensi transaksi yang tidak terlalu tinggi tetapi nilai
transaksinya besar.
2. Metode Periodik, yaitu metode yang digunakan untuk mencatat hal-hal yang berkaitan
dengan persediaan barang dagangan dalam koperasi konsumen, di mana persediaan dicatat
dan dihitung hanya pada awal dan akhir periode akuntansi saja untuk menentukan harga
pokok penjualannya. Metode ini paling banyak dipakai oleh koperasi yang frekuensi
transaksinya tinggi.
Kedua metode pencatatan tersebut memiliki cara mencatat yang berbeda, khususnya untuk
transaksi pembelian dan penjualan. Karena kedua transaksi tersebut memiliki metode
pencatatan yang berbeda, maka laporan laba rugi akan memiliki susunan yang agak
berbeda.
Transaksi
Periodik
49
Perpetual
Pembelian
barang
dagangan
Penjualan barang dagangan
Pembelian
xxx
Kas
xxx
Kas
xxx
Penjualan
xxx
Persediaan xxx
Kas
xxx
Kas
xxx
Penjualan
xxx
HPP
xxx
Persediaan xxx
50
Partisipasi Anggota:
- Partisipasi Bruto Anggota
- Beban Pokok
- Partisipasi Neto Anggota
#
Pendapatan Dari Nonanggota:
- Penjualan
- Harga PokokPenjualan
- SHU Kotor Dari Nonanggota
#
Sisa Hasil Usaha Kotor
#
Beban Operasi:
Gaji pengurus koperasi
Gaji pegawai koperasi
Beban Listrik, air PAM & telepon
Beban pemakaian perlengkapan kantor
60.000.000
(48.000.000)
12.000.000
40.000.000
(32.000.000)
8.000.000
20.000.000
1.500.000
3.000.000
900.000
250.000
(5.650.000)
14.350.000
51
Kas
Sewa kantor dibayar dimuka
Perlengkapan Kantor
Peralatan Kantor
Total Akitiva
250.000.000
50.000.0000
300.000.000
Selama bulan Maret 2010, Koperasi Maju Bersama mulai melakukan transaksi
berkaitan dengan usahanya tersebut seperti terlihat berikut:
5/3/2010
10/3/2010
12/3/2010
15/3/2010
20/3/2010
29/3/2010
30/3/2010
5 Maret 2010
10 Maret 2010
12 Maret 2010
15 Maret 2010
20 Maret 2010
29 Maret 2010
30 Maret 2010
Persediaan
Kas
Utang Usaha
140.000.000
85.000.000
55.000.000
Kas
Piutang Anggota
Beban Pokok
Partisipasi bruto Anggota
Persediaan
41.000.000
55.000.000
81.000.000
Persediaan
Kas
32.000.000
Utang usaha
Kas
15.000.000
Kas
Harga pokok penjualan
Penjualan
Persediaan
72.000.000
61.200.000
96.000.000
81.600.000
32.000.000
15.000.000
72.000.000
61.200.000
1.300.000
Gaji pegawai
Gaji pengurus
kas
2.400.000
2.000.000
1.300.000
4.400.000
Transaksi yang dilakukan sebuah laporan koperasi konsumen dapat dicatat dengan metode
perpetual maupun periodik. Jika dicatat dengan metode perpetual, koperasi diwajibkan memiliki
kartu stok untuk mencatat arus keluar masuknya barang dagangan. Setiap jenis produk yang
dimiliki koperasi harus memiliki satu kartu stok. Ada beberapa metode yang dapat digunakan
untuk mencatat arus keluar masuknya persediaan barang dagangan, antara lain metode FIFO,
LIFO, dan rata-rata atau average. Kartu stok tersebut berguna untuk melihat dan mengendalikan
arus keluar masuknya barang serta untuk menghitung harga pokok penjualan barang dari suatu
transaksi tertentu atau secara keseluruhan. (Mengenai metode pencatatan dan pembuatan kartu
stok ini akan dibahas secara khusus pada bab 13: Persedian).
Dalam kasus Koperasi Maju Bersama di atas, jika transaksi yang dilakukan selama
bulan Maret 2010 dicatat dengan metode perpetual, hasilnya adalah sebagai berikut:
53
Setelah satu bulan koperasi Maju Bersama mealakukan transaksi dan semua transaksi
itu dicatat dalam buku harian dengan menggunakan metode perpetual, kemuadian semua catatan
tersebut diposting ke buku besar, akan telihat buku besar koperasi seperti berikut ini:
Tanggal
Keterangan
R
e
f
Debet
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
2010
1
5
10
12
15
20
29
30
Maret
Saldo awal
Pembelian barang tunai
85.000.000
41.000.000
32.000.000
15.000.000
72.000.000
1.300.000
4.400.000
221.000.000
136.000.000
177.000.000
145.000.000
130.000.000
202.000.000
200.700.000
196.300.000
Tanggal
10
2010
Maret
R
e
f
Keterangan
Debet
Kredit
55.000.000
Saldo
Debet
Kredit
55.000.000
Keterangan
R
e
f
Debet
Kredit
Saldo
Debet
2010
5
10
12
20
Maret
140.000.000
81.600.000
32.000.000
61.200.000
54
140.000.000
58.400.000
90.400.000
29.200.000
Kredit
Tanggal
2010
Maret
R
e
f
Keterangan
Debet
Kredit
Saldo awal
Saldo
Debet
Kredit
36.000.000
Tanggal
2010
Maret
R
e
f
Keterangan
Debet
Kredit
Saldo awal
Saldo
Debet
Kredit
3.000.000
Tanggal
2010
Maret
R
e
f
Keterangan
Debet
Kredit
Saldo awal
Saldo
Debet
Kredit
40.000.000
Tanggal
5
15
2010
Maret
Keterangan
R
e
f
Saldo
Debet
Kredit
Debet
55.000.000
Kredit
55.000.000
40.000.000
15.000.000
Tanggal
2010
Maret
Keterangan
R
e
f
Saldo
Debet
Saldo awal
Kredit
Debet
Kredit
250.000.000
55
Tanggal
2010
Maret
Keterangan
R
e
f
Saldo
Debet
Kredit
Debet
Saldo awal
Kredit
50.000.000
Tanggal
2010
10
Maret
Keterangan
R
e
f
Saldo
Debet
Penjualan ke anggota
Kredit
Debet
96.000.000
Kredit
96.000.000
Tanggal
20
2010
Maret
Keterangan
R
e
f
Saldo
Debet
Kredit
Debet
72.000.000
Kredit
72.000.000
Tanggal
10
2010
Maret
Keterangan
R
e
f
Saldo
Debet
Kredit
81.000.000
Debet
Kredit
81.000.000
Tanggal
20
2010
Maret
Keterangan
R
e
f
Saldo
Debet
61.200.000
56
Kredit
Debet
61.200.000
Kredit
Tanggal
30
R
e
f
Keterangan
2010
Maret
Saldo
Debet
Kredit
2.400.000
Debet
Kredit
2.400.000
Tanggal
30
R
e
f
Keterangan
2010
Maret
Saldo
Debet
Kredit
2.000.000
Debet
Kredit
2.000.000
Tanggal
29
Keterangan
2010
Maret
R
e
f
Saldo
Debet
Kredit
1.300.000
Debet
Kredit
1.300.000
Jika pada akhir bulan Maret 2010 kita menyusun neraca saldo berdasarkan saldo akhir
setiap akun yang terdapat dalam buku besar koperasi, maka akan didapat neraca saldo sebagai
berikut:
Saldo
Debit
Kas
Piutang anggota
Persediaan
Sewa kantor dibayar di muka
Kredit
196.300.000
55.000.000
29.200.000
36.000.000
57
Perlengkapan kantor
Peralatan kantor
Utang usaha
Simpanan pokok
Simpanan wajib
Partisipasi bruto
Penjualan
Beban pokok
Harga pokok penjualan
Beban listrik, air dan telepon
Gaji pegawai
Gaji pengurus
Total
3.000.000
40.000.000
40.000.000
250.000.000
50.000.000
96.000.000
72.000.000
81.600.000
61.200.000
1.300.000
2.400.000
2.000.000
508.000.000
508.000.000
Jika kita kemudian menyusun perhitungan hasil usaha berdasarkan neraca saldo tersebut,
akan terlihat laporan perhitungan hasil usaha sebagai berikut:
Koperasi Maju Bersama
Laporan Hasil Usaha
Per 31 Januari 2010
#
Partisipasi Anggota:
- Partisipasi Bruto Anggota
- Beban Pokok
- Partisipasi Neto Anggota
#
Pendapatan Dari Nonanggota:
- Penjualan
- Harga PokokPenjualan
- SHU Kotor Dari Nonanggota
#
Sisa Hasil Usaha Kotor
#
Beban Operasi:
- Gaji pengurus koperasi
- Gaji pegawai koperasi
- Beban Listrik, air PAM & telepon
96.000.000
(81.600.000)
14.400.000
72.000.000
(61.200.000)
10.800.000
25.200.000
2.000.000
2.400.000
1.300.000
(5.700.000)
19.500.000
Karena metode perpetual memiliki akun HPP, kita bisa langsung menghitung laba kotor
usaha dengan mengurangkan HPP (Harga Pokok Penjualan) dari penjualan bersihnya. Setelah
itu, laba kotornya dikurangi dengan beban operasi sehingga dihasilkan sisa hasil usaha bersih
sebelum pajak. Perhitungan hasil usaha di atas merupakan hasil kalkulasi sebelum beberapa hal
dalam koperasi tersebut disesuaikan.
58
Dalam kasus Koperasi Maju Bersama di atas, jika transaksi yang dilakukan selama bulan
Maret 2010 dicatat dengan metode periodik, hasilnya adalah sebagai berikut:
Nama Akun : Kas
Tanggal
Keterangan
R
e
f
Debet
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
2010
1
5
10
12
15
20
29
30
Maret
Tanggal
10
Saldo awal
Pembelian dagangan tunai
2010
Maret
Keterangan
85.000.000
41.000.000
32.000.000
15.000.000
72.000.000
1.300.000
4.400.000
R
e
f
Debet
55.000.000
59
Kredit
221.000.000
136.000.000
177.000.000
145.000.000
130.000.000
202.000.000
200.700.000
196.300.000
Saldo
Debet
Kredit
55.000.000
Setelah satu bulan koperasi Maju Bersama melakukan transaksi dan mencatat semua
5 Maret 2010
10 Maret 2010
12 Maret 2010
15 Maret 2010
20 Maret 2010
Persediaan
Kas
Utang Usaha
140.000.000
85.000.000
55.000.000
Kas
Piutang Anggota
Partisipasi bruto Anggota
41.000.000
55.000.000
Pembelian
Kas
32.000.000
Utang usaha
Kas
15.000.000
Kas
72.000.000
96.000.000
32.000.000
15.000.000
Penjualan
29 Maret 2010
30 Maret 2010
30 Maret 2010
5 Maret 2010
10 Maret 2010
12 Maret 2010
15 Maret 2010
20 Maret 2010
72.000.000
1.300.000
Gaji pegawai
Gaji pengurus
kas
Persediaan
Kas
Utang Usaha
2.400.000
2.000.000
1.300.000
2.400.000
4.400.000
140.000.000
85.000.000
55.000.000
Kas
Piutang Anggota
Partisipasi bruto Anggota
41.000.000
55.000.000
Pembelian
Kas
32.000.000
Utang usaha
Kas
15.000.000
Kas
72.000.000
96.000.000
32.000.000
15.000.000
Penjualan
29 Maret 2010
30 Maret 2010
30 Maret 2010
72.000.000
1.300.000
Gaji pegawai
Gaji pengurus
kas
2.400.000
2.000.000
1.300.000
2.400.000
4.400.000
transaksi itu dicatat dalam buku harian dengan menggunakan metode perpetual, kemuadian
semua catatan tersebut diposting ke buku besar, maka akan telihat buku besar koperasi seperti
berikut ini:
60
Keterangan
R
e
f
Debet
Kredit
Saldo
Debet
Kredit
2010
5
12
Maret
140.000.000
32.000.000
140.000.000
172.000.000
Tanggal
2010
Maret
R
e
f
Keterangan
Debet
Kredit
Saldo awal
Saldo
Debet
Kredit
36.000.000
Tanggal
2010
Maret
R
e
f
Keterangan
Debet
Kredit
Saldo awal
Saldo
Debet
Kredit
3.000.000
Tanggal
2010
Maret
R
e
f
Keterangan
Debet
Kredit
Saldo awal
Saldo
Debet
Kredit
40.000.000
Tanggal
Keterangan
R
e
f
Saldo
Debet
2010
61
Kredit
Debet
Kredit
Maret
15
55.000.000
55.000.000
15.000.000
40.000.000
Tanggal
2010
Maret
Keterangan
R
e
f
Saldo
Debet
Kredit
Debet
Saldo awal
Kredit
250.000.000
Tanggal
2010
Maret
Keterangan
R
e
f
Saldo
Debet
Kredit
Debet
Saldo awal
Kredit
50.000.000
Tanggal
10
2010
Maret
Keterangan
R
e
f
Saldo
Debet
Penjualan ke anggota
Kredit
Debet
96.000.000
Kredit
96.000.000
Tanggal
20
2010
Maret
Keterangan
R
e
f
Saldo
Debet
Kredit
72.000.000
Debet
Kredit
72.000.000
Keterangan
Debet
62
Kredit
Saldo
e
f
30
2010
Maret
Debet
2.400.000
Kredit
2.400.000
Tanggal
30
R
e
f
Keterangan
2010
Maret
Saldo
Debet
Kredit
2.000.000
Debet
Kredit
2.000.000
Tanggal
30
Keterangan
2010
Maret
R
e
f
Saldo
Debet
Kredit
1.300.000
Debet
Kredit
1.300.000
Jika pada akhir bulan Maret 2010 kita menyusun neraca saldo berdasarkan saldo akhir
setiap akun yang terdapat dalam buku besar koperasi, maka akan didapat neraca saldo sebagai
berikut:
Koperasi Maju Bersama
Neraca Saldo
31 Maret 2010
Nama Akun
Saldo
Debit
Kas
Piutang anggota
Persediaan
Sewa kantor dibayar di muka
Perlengkapan kantor
Peralatan kantor
Utang usaha
Simpanan pokok
Simpanan wajib
Partisipasi bruto
Penjualan
Pembelian
Beban listrik, air dan telepon
Gaji pegawai
Kredit
196.300.000
55.000.000
29.200.000
36.000.000
3.000.000
40.000.000
40.000.000
250.000.000
50.000.000
96.000.000
72.000.000
172.000.000
1.300.000
2.400.000
63
Gaji pengurus
Total
2.000.000
508.000.000
508.000.000
Dari hasil perhitungan fisik (stock opname) barang dagangan yang ada di toko Koperasi
Maju Bersama pada akhir bulan Maret 2010. Diketahui nilai persediaan pada sat itu adalah
Rp29.200.000. Berdasarkan neraca saldo tersebut dan hasil perhitungan fisik barang dagangan,
staf akuntansi koperasi menyusun laporan perhitungan hasil usaha yang terlihat sebagai berikut:
Partisipasi Anggota:
- Partisipasi Bruto Anggota
- Beban Pokok
- Partisipasi Neto Anggota
#
Pendapatan Dari Nonanggota:
- Penjualan
- Harga PokokPenjualan
- SHU Kotor Dari Nonanggota
#
Sisa Hasil Usaha Kotor
#
Beban Operasi:
- Gaji pengurus koperasi
- Gaji pegawai koperasi
- Beban Listrik, air PAM & telepon
96.000.000
(81.600.000)
14.400.000
72.000.000
(61.200.000)
10.800.000
25.200.000
2.000.000
2.400.000
1.300.000
(5.700.000)
19.500.000
Penjualan yang dilakukan koperasi Maju Bersama selama bulan Maret 2010 berjumlah
Rp168.000.000, yang terdiri dari penjualan kepada anggota sebesar Rp96.000.000 dan
penjualan kepada nonanggota sebesar Rp72.000.000. ini berarti proporsi penjualan kepada
anggota sebesar 57% (yang berasal dari 96.000.000 : 168.000.000) dan kepada nonanggota
sebesar 43% (yang berasal dari 72.000.000 : 168.000.000). karena perhitungan sisa hasil usaha
kotor menunjukkan jumlah sebesar Rp25.200.000, maka dari jumlah tersebut sebanyak 57%
atau sebesar Rp14.364.000 merupakan Partisipasi Neto Anggota, dan sebanyak 43% atau
sebanyak Rp10.836.000 merupakan Laba Kotor dari nonanggota. Perhitungan hasil usaha di
atas merupakan hasil kalkulasi sebelum beberapa hal dalam koperasi tersebut disesuaikan.
Berdasarkan laporan perhitungan sisa hasil usaha di atas, baik dengan metode Perpetual
maupun metode Periodik, dan selama nilai persediaan akhir yang dihitung dari stock opname
sama, akan diperoleh sisa hasil usaha yang juga sama.
NERACA LAJUR
Jika proses penghitungan saldo setiap akun yang ada di buku besar telah selesai, kita hanya
tinggal menyusun laporan keuangan perusahaan untukn periode bersangkutan. Akan tetapi,
sebelum menyusun laporan keuangan kita dapat mempergunakan media penolong untuk
64
mempermudah penyusunan laporan keuangan tersebut. Media penolong ini disebut dengan
Neraca Lajur.
Neraca lajur bukan merupakan alat akuntansi yang harus dibuat sebelum menyusun
laporan keuangan. Media ini sama sekali bukan merupakan suatu kewajiban yang tidak boleh
dihindari oleh akuntan dalam siklus akuntansi. Neraca lajur hanya merupakan alat bantu untuk
mempermudah akuntan dalam menyusun laporan keuangan.
Dari contoh kasus Koperasi Maju Bersama, neraca saldo yang terlah disusun
berdasarkan saldo semua akun yang ada (dengan menggunakan metode perpetual) merupakan
isi dari kolom pertama dan kedua neraca lajur.
Ternyata setelah menyusun neraca saldo, staf akuntansi Koperasi Maju Bersama
mengetahui ada beberapa hal yang belum dicatat dalam buku harian dan buku besar, yaitu:
d. Setelah dihitung, diketahui bahwa Perlengakapan Kantor yang tersisa (habis akibat
pemakaian) pada akhir bulan Maret 2010 tinggal sebesar Rp2.400.000, dan belum dicatat.
e. Beban penyusutan Peralatan Kantor untuk bulan Maret 2010 sebesar Rp100.000 belum
dicatat.
f. Ongkos angkut pengiriman penjualanan barang sebesar Rp450.000 belum dicatat dan
belum dibayarkan.
Setelah saldo semua akun yang ada di buku besar diketahui, saldonya disusun dalam
kolom neraca saldo (kolom pertama dan kedua) yang ada di neraca lajur. Neraca saldo ini belum
memperhitungkan penyesuaian atas beberapa hal yang belum tercatat. Jadi, neraca saldo ini
merupakan neraca percobaan yang didasarkan hanya pada saldo akun-akun yang ada di buku
besar yang telah dicatat dan dibukukan berdasarkan transaksi yang telah dibuat perusahaan
selama periode tersebut.
Koperasi Maju Bersama
Neraca lajur
(dalam ribuan)
Keterangan
Neraca saldo
Debet
kas
Piutang Anggota
Persediaan
Sewa dibayar di
muka
Perlengkapan kantor
Peralatan kantor
Harga pokok
penjualan
Beban listrik, air
&telepon
Gaji pegawai
Gaji Pengurus
Debet
Kredit
196.3
00
55.00
0
29.20
0
36.00
0
3.000
40.00
0
Utang Usaha
Simpanan Pokok
Simpanan Wajib
Partisipasi Bruto
Penjualan
Beban pokok
Kredit
Penyesuaian
40.000
250.00
0
50.000
96.000
72.000
81.60
0
61.20
0
1.300
2.400
2.000
65
Saldo yang
Disesuaikan
Debet
Kredit
Hasil Usaha
Debet
Kredi
t
Neraca
Debet
Kre
dit
To tal
508.0
0
508.00
0
Kemudian hal-hal yang belum dicatat oleh akuntan disesuaikan dan dimasukkan ke dalam
kolom penyesuaian (kolom ketiga dan keempat). Kolom ini berfungsi untuk menyesuaikan akun
pendapatan, akun biaya, akun aktiva dan akun kewajiban agar sesuai dengan yang seharusnya
pada periode tersebut. Penyesuaian ini biasanya didasarkan pada data dan informasi internal
yang menjadi bukti internal, seperti bukti memorial yang dibuat oleh manajer akuntansi atau
kepala bagian akuntansi. Sebagai contoh, akun perlengkapan kantor, yang sebelumnya memiliki
saldo sebesar Rp3.000.000, tetapi dari hasil stock opname diketahui bahwa pada akhir bulan
Maret jumlahnya hanya Rp2.400.000. ini berarti jumlah perlengkapan kantor yang digunakan
pada periode tersebut adalah Rp600.000. Demikian pula, akun beban penyusutan selama
periode tersebut dibebankan sebesar Rp100.000 untuk peralatan kantor. Sedangkan beban
angkut penjualan yang belum dibayar sebesar Rp450.000
Neraca saldo
Debet
kas
Piutang Anggota
Persediaan
Sewa dibayar di
muka
Perlengkapan kantor
Peralatan kantor
196.3
00
55.00
0
29.20
0
36.00
0
3.000
40.00
0
Simpanan Pokok
Simpanan Wajib
Partisipasi Bruto
Penjualan
Harga pokok
penjualan
Beban listrik, air
&telepon
Gaji pegawai
Gaji Pengurus
Beban pemakaian
perlengkapan
Beban penyusutan
600
40.00
0
250.0
00
50.00
0
96.00
0
72.00
0
Utang Usaha
Beban pokok
Kredit
Penyesuaia
n
Deb Kred
et
it
450
81.60
0
61.20
0
1.300
2.400
2.000
600
100
66
Saldo yang
Disesuaikan
Debet
Kredit
Hasil Usaha
Debet
Kredit
Neraca
Debet
Kredit
peralatan
Akumulasi
penyusutan
peralatan
Beban angkut
penjualan
To tal
100
450
508.0
0
508.0
00
1.15
0
1.15
0
Jika penyesuaian terlah dibuat, neraca saldo yang sebelumnya terlah tersusun harus
disesuaikan dengan informasi baru tersebut sehingga tersusun neraca saldo yang telah
disesuaikan (kolom kelima dan keenam). Neraca saldo yang telah disesuaikan ini menampung
informasi tambahan yang menjadi dasar penyesuaian, sehingga saldo beberapa akun berubah
sesuai informasi tambahan yang ada. Sebagai contoh, akun perlengkapan kantor, yang
sebelumnya memiliki saldo sebesar Rp3.000.000, ternyata dari hasil stock opname diketahui
bahwa pada akhir bulan Maret jumlahnya hanya Rp2.400.000.
Pada kolom berikutnya (kolom ketujuh dan kedelapan) disusun laporan perhitungan hasil
usaha, dimana dihitung selisih antara pendapatan dengan seluruh beban yang dikeluarkan.
Selisihnya diakui sebagai sisa hasil usaha. Saldo pendapatan dimasukkan di sisi kredit
sedangkan saldo semua akun beban dimasukkan di sisi debet. Selisih antara jumlah sisi kredit
dan debet diakui sebagai sisa hasil usaha periode tersebut. Pendapatan Koperasi Maju
Bersama pada periode ini tercatat sebesar Rp168.000.000. Sedangkan total beban yang
dikeluarkan (termasuk HPP dan Beban pokok) untuk memperoleh pendapatan tersebut sebesar
Rp149.650.000. Ini berari SHU yang diperoleh sebesar Rp 18.350.000 yang merupakan selisih
antara pendapatan dengan beban yang dikeluarkan.
Pada kolom terakhir (kolom kesembilan dan kesepuluh), semua akun aktiva, utang dan
ekuitas koperasi dalam kolom neraca saldo yang disesuaikan dipindahkan ke kolom neraca.
SHU yang telah diketahui dari kolom sebelumnya dipindahkan ke kolom ini di sisi kredit
sebagai penambah ekuitas koperasi. Pada saat yang sama, akun SHU-Dibagikan dimasukkan di
sisi debet sebagai pengurang ekuitas koperasi.
Neraca saldo
Debet
kas
Piutang Anggota
Persediaan
Sewa dibayar di
muka
Perlengkapan kantor
Peralatan kantor
Utang Usaha
Simpanan Pokok
Kredit
196.3
00
55.00
0
29.20
0
36.00
0
3.000
40.00
0
Penyesuaia
n
Deb Kred
et
it
600
40.00
0
250.0
00
450
67
Saldo yang
Disesuaikan
Debet
Kredit
196.3
00
55.00
0
29.20
0
36.00
0
2.400
40.00
0
40.45
0
250.0
00
Hasil Usaha
Debet
Kredit
Neraca
Debet
Kredit
50.00
0
96.00
0
72.00
0
Simpanan Wajib
Partisipasi Bruto
Penjualan
Beban pokok
Harga pokok
penjualan
Beban listrik, air
&telepon
Gaji pegawai
Gaji Pengurus
Beban pemakaian
perlengkapan
Beban penyusutan
peralatan
Akumulasi
penyusutan
peralatan
Beban angkut
penjualan
To tal
50.00
0
96.00
0
72.00
0
81.60
0
61.20
0
1.300
81.60
0
61.20
0
1.300
2.400
2.000
600
2.400
2.000
600
100
100
100
450
508.0
0
508.0
00
1.15
0
100
450
1.15
0
508.5
50
508.5
50
Neraca saldo
Debet
kas
Piutang Anggota
Persediaan
Sewa dibayar di
muka
Perlengkapan kantor
Peralatan kantor
196.3
00
55.00
0
29.20
0
36.00
0
3.000
40.00
0
Simpanan Pokok
Simpanan Wajib
Partisipasi Bruto
Penjualan
Harga pokok
penjualan
Beban listrik, air
&telepon
Gaji pegawai
Gaji Pengurus
Beban pemakaian
600
40.00
0
250.0
00
50.00
0
96.00
0
72.00
0
Utang Usaha
Beban pokok
Kredit
Penyesuaia
n
Deb Kred
et
it
Saldo yang
Disesuaikan
Debet
Kredit
Hasil Usaha
Debet
196.3
00
55.00
0
29.20
0
36.00
0
2.400
40.00
0
450
40.45
0
250.0
00
50.00
0
96.00
0
72.00
0
96.00
0
72.00
0
81.60
0
61.20
0
1.300
81.60
0
61.20
0
1.300
81.60
0
61.20
0
1.300
2.400
2.000
2.400
2.000
600
2.400
2.000
600
600
68
Kredit
Neraca
Debet
Kredit
perlengkapan
Beban penyusutan
peralatan
Akumulasi
penyusutan
peralatan
Beban angkut
penjualan
SHU
To tal
100
100
100
450
508.0
0
508.0
00
1.15
0
100
100
450
1.15
0
69
508.5
50
450
508.5
50
18.35
0
168.0
00
168.0
00
Neraca saldo
Debet
Kredit
Penyesuaia
n
Deb Kred
et
it
Saldo yang
Disesuaikan
Debet
kas
196.30
0
196.3
00
Piutang Anggota
55.000
55.00
0
Persediaan
29.200
29.20
0
Sewa dibayar di
muka
36.000
36.00
0
Perlengkapan kantor
Peralatan kantor
3.000
40.000
40.00
0
250.0
00
50.00
0
96.00
0
72.00
0
Utang Usaha
Simpanan Pokok
Simpanan Wajib
Partisipasi Bruto
Penjualan
Beban pokok
Harga pokok
penjualan
Beban listrik, air
&telepon
600
2.400
Gaji Pengurus
2.000
Beban pemakaian
perlengkapan
Beban penyusutan
peralatan
Akumulasi
penyusutan
peralatan
Beban angkut
penjualan
SHU
To tal
508.0
00
250.00
0
50.000
250.00
0
50.000
96.00
0
72.00
0
81.60
0
61.20
0
1.300
600
100
100
100
2.400
2.000
600
100
450
1.15
0
70
508.5
50
Kredit
40.450
81.6
00
61.2
00
1.30
0
2.40
0
2.00
0
600
1.15
0
Debet
40.450
72.000
450
Kredit
Neraca
196.3
00
55.00
0
29.20
0
36.00
0
2.400
40.00
0
96.000
100
508.0
0
Debet
2.400
40.00
0
450
81.60
0
61.20
0
1.300
Gaji pegawai
Kredit
Hasil Usaha
100
450
508.55
0
18.35
0
168.0
00
18.350
168.0
00
358.9
00
358.90
0