You are on page 1of 46

LAPORAN

MESIN FLATTING WALL

DISUSUN OLEH :
NUR AFIFAH

4213010031

UNGGUL SAPTA PERDANA

4213010028

PROGRAM STUDI TEKNIK MANUFAKTUR


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2016

DAFTAR ISI
Daftar Isi .. IX
BAB I. PENDAHULUAN . 1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .. 3
BAB III. METODOLOGI PERANCANGAN ...10
BAB IV. ANALISA RANCANGAN .12
BAB V. KESIMPULAN 33
DAFTAR PUSTAKA 34
LAMPIRAN DRAWING

IX

BAB I
PENDAHULUAN

I.

Latar Belakang
Di era modern sekarang ini perkembangan teknologi selalu meningkat setiap hari
nya, kebutuhan akan inovasi suatu alat dan produk sangat lah di butuhkan. Seperti
halnya dalam bidang perancganan bangunan yang dari dulu masih menggunakan
metode lama dalam pembuatan tembok bangunan. Metode lama yang masih selalu di
pakai dalam kalangan kontraktor maupun pekerja bangunan masih banyak memiliki
kendala terutama dalam timing dan proses pengerjaannya, sedangkan pada bidang
perancangan bangunan selalu di kejar dengan deadline yang padat, sehingga
mengharuskan para pekerja mengefektifkan waktu yang di berikan oleh instansi terkait.
Banyak pembangunan pembangunan besar maupun kecil yang terhambat berjalan
di sebabkan oleh waktu pengerjaan yang lambat serta banyaknya kebutuhan dalam
jumlah pekerja yang tidak dapat di cover oleh perusahaan.

Oleh karena itu pada laporan perancangan produk ini, kami merancang suatu mesin
yang dapat menggabungkan proses proses metode/sistem lama dalam pengerjaan aci
dan plur suatu tembok menjadi satu langkah kerja. Alat ini dapat mengefektifkan
Mesin yang kami rancang ini adalah mesin Flatting Wall.

II.

Tujuan Perancangan
1. Menciptakan alat baru yang dapat di gunakan untuk menempelkan serta meratakan
campuran semen
2. Menambahkan pemahaman terhadap konsep mesin flatting wall
3. Menjelaskan penggabungan banyak proses dalam satu langkah kerja
4. Meningkatkan kemapuan berinovasi penulis dalam merancang suatu alat.
5. Mengaplikasikan alat alat yang dapat bekerja dengan baik
6. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi,khususnya di bidang mesin dan
mengaplikasikannya.

III.

Identifikasi Masalah
Dengan melihat kebutuhan pasar bangunan, maka akan timbul berbagai masalah yang
dapat di identifikasikan, yaitu bagaimana cara rancang bangun mesin Flatting Wall
secara otomatis. Berapa kapasitas yang dapat di kerjakan dalam sekali langkah kerja,
bagaimana menggabungkan banyak proses pengerjaan dalam satu langkah kerja, berapa
waktu yang di butuhkan dalam setiap langkah kerja dan juga bagaimana cara system
kerja mesin Flatting Wall.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengembangan Produk


Produk merupakan sesuatu yang dijual oleh perusahaan kepada pembeli.
Pengembangan produk merupakan serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisis
persepsi dan peluang pasar, kemudian diakhiri dengan tahap produksi, penjualan, dan
pengiriman produk.
Kesuksesan ekonomi suatu perusahaan manufaktur tergantung kepada kemampuan
untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, kemudian secara cepat menciptakan
produk yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya yang rendah. Hal ini
bukan merupakan tanggung jawab bagian pemasaran, bagian manufaktur,attau bagian
desain saja, melainkan merupakan tanggung jawab yang melibatkan banyak fungsi
yang ada di perusahaan. Metode pengembangan produk berdasarkan kepada
permintaan atau persyaratan serta spesifikasi produk oleh customer adalah metode
yang cukup baik, karena dengan berbasis keinginan customer maka kemungkinan
produk tersebut tidak diterima oleh customer menjadi lebih kecil.
Dari sudut pandang investor pada perusahaan yang berorientasi laba, usaha
pengembangan produk dikatakan sukses jika produk dapat diproduksi dan dijual
dengan menghasilkan laba.Namun laba seringkali sulit untuk dinilai secara cepat dan
langsung.
Terdapat 5 dimensi spesifik yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan untuk
menilai kinerja usaha pengembangan produk, yaitu:
1. Kualitas Produk
Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat
memuaskan kebutuhan pelanggan. Kualitas produk akhirnya akan mempengaruhi
pangsa pasar dan menentukan harga yang ingin dibayar oleh pelanggan.
2. Biaya Produk
Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit disebut
biaya manufaktur dari produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang
dihasilkan oleh perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu.
3. Waktu Pengembangan Produk
3

Waktu pengembangan akan menentukan kemampuan perusahaan dalam


berkompetisi, menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan
teknologi dan pada akhirnya akan menentukan kecepatan perusahaan untuk
menerima pengembalian ekonomis dari usaha yang dilakukan tim pengembangan.
4. Biaya Pengembangan
Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari
investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit.
5. Kapabilitas Pengembangan.
Kapabilitas pengembangan merupakan asset yang dapat digunakan oleh perusahaan
untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis dimasa yang
akan datang.
Perancangan dan pembuatan suatu produk baik yang baru atau yang sudah ada
merupakan bagian yang sangat besar dari semua kegiatan teknik yang telah ada.
Kegiatan ini didapat dari persepsi tentang kebutuhan manusia, kemudian disusul oleh
penciptaan suatu konsep produk, perancangan produk, pengembangan dan
penyempurnaan produk, dan diakhiri dengan pembuatan dan pendistribusian produk
tersebut.
Di dalam suatu produk yang akan dikembangkan, tiap tiap elemen suatu produk
mempunyai fungsi fungsi sendiri. Diantara fungsi fungsi satu dengan yang lain
terkadang ada saling terkait, sehingga suatu fungsi komponen akan menentukan fungsi
komponen lainnya.

Proses adalah merupakan urutan langkah-langkah pengubahan sekumpulan input menjadi


sekumpulan output. Proses Pengembangan produk adalah langkah-langkah atau kegiatankegiatan di mana suatu perusahaan berusaha untuk menyusun , merancang, dan
mengkomersialkan suatu produk.
1.

Proses Pengembangan Generik

Proses pengembangan produk yang umum terdiri dari enam tahap, yaitu:
a. Perencanaan :
kegiatan perencanaan ini sering dirujuk karena kegiatan ini mendahului persetujuan
proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual.
b. Pengembangan Konsep :
Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif
konsep-konsep produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau lebih konsep dipilih
untuk pengembangan dan percobaan lebih jauh.
c. Perancangan Tingkatan Sistem :
Fase perancangan tingkata sistem mencakup definisi arsitektur produk dan uraian
produk menjadi subsistem-subsistem serta komponen-komponen.
d. Perancangan Detail :
Fase perancangan detail mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, material dan
toleransi-toleransi dari seluruh komponen unik pada produk dan identifikasi seluruh
komponen standar yang dibeli dari pemasok.
e. Pengujian dan perbaikan :
Fase pengujian dan perbaikan melibatkan konstruksi dan evaluasi dari bermacammacam versi produksi awal produk.
f. Produksi awal :
Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan menggunakan sistem produksi yang
sesungguhnya.

2.

Pengembangan Konsep : Proses Awal Hingga Akhir


Proses pengembangangan konsep mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a. Identifikasi kebutuhan pelanggan
Sasaran kegiatan ini

adalah untuk

memahami

kebutuhan pelanggan dan

mengkomunikasikannya secara efektif kepada tim pengembangan.


b. Penetapan spesifikasi target.
Spesifikasi memberikan uraian yang tepat mengenai bagaimana produk bekerja.
c. Penyusunan Konsep
Sasaran penyusunan konsep adalah menggali lebih jauh area konsep-konsep produk
yang mungkin sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
d. Pemilihan Konsep
Pemilihan konsep merupakan kegiatan dimana berbagai konsep dianalisis dan secara
berturut-turut dieliminasi untuk mengidentifikasi konsep yang paling menjanjikan.
e. Pengujian Konsep
Satu atau lebih konsep diuji untuk mengetahui apakah kebutuhan pelanggan telah
terpenuhi, mengidentifikasi beberapa kelemahan yang harus diperbaiki selama proses
pengembangan selanjutnya.
f. Penentuan Spesifikasi akhir
Spesifikasi target yang telah ditentukan diawal proses ditinjau kembali setelah proses
dipilih dan diuji.
g. Perencanaan proyek
Pada kegiatan akhir pengembangan konsep ini, tim membuat suatu jadual
pengembangan secara rinci, menentukan strategi untuk meminimasi waktu
pengembangan

dan

mengidentifikasi

sumber

daya

yang

digunakan

untuk

menyelesaikan proyek.

h. Analisis Ekonomi
Tim, sering didukung oleh analisis keuangan, membuat model ekonomis untuk produk
baru.
i. Analisa Produk-Produk pesaing
Pemahaman mengenai produk pesaing adalah penting untuk penentuan posisi produk
baru yang berhasil dan dapat menjadi sumber ide yang kaya untuk rancangan produk
dan proses produksi.
j. Pemodelan dan Pembuatan Prototipe
Setiap tahapan dalam proses pengembangan konsep melibatkan banyak bentuk model
dan prototipe.
Untuk mengembangkan suatu rencana produk dan pernyataaan misi proyek terdapat lima
tahapan proses berikut :
1.

Mengidentifikasi peluang

2.

Mengevaluasi dan memprioritaskan proyek

3.

Mengalokasikan sumberdaya dan rencana waktu

4.

Melengkapi perencanaan pendahuluan proyek

5.

Merefleksikan kembali hasil dan proses.

3.

Membuat target spesifikasi


Target spesifikasi merupakan tujuan tim pengembangan yang berperan dalam menjelaskan
produk agar sukses di pasaran. Kemudian target spsesifikasi ini akan diperbaiki tergantung
kepada batasan konsep produk yang akhirnya dipilih.
Proses pembuatan target spesifikasi terdiri dari 4 langkah:
1.

Menyiapkan gambar metrik dan menggunakan metrik-metrik kebutuhan, jika

diperlukan.
Metrik yang baik adalah yang merefleksikan secara langsung nilai produk yang
memuaskan kebutuhan pelanggan.
2. Mengumpulkan informasi tentang pesaing.
3. Menetapkan nilai target ideal dan marginal yang dapat dicapai untuk tiap metrik.
7

Nilai ideal adalah hasil terbaik yang diharapkan tim. Nilai yang dapat diterima secara
marginal adalah nilai metrik yang membuat produk diterima secara komersial.
4. Menentukan Spesifkasi Akhir
Menentukan spesifikasi akhir sangat sulit karena adanya trade-offs, yaitu hubungan
berlawanan antara dua spesifikasi yang sudah melekat pada konsep produk yang terpilih.
Tahap paling sulit untuk memperbaiki spesifikasi adalah memilih metode agar trade-off
dapat terpecahkan.
4.

Tahapan Penentuan konsep produk


1. Memperjelas Masalah
Memperjelas masalah mencakup pengembangan sebuah pengertian umum dan
pemecahan sebuah masalah menjadi submasalah.
2. Pencarian secara Eksternal
Pencarian eksternal bertujuan untuk menemukan pemecahan keseluruhan masalah dan
submasalah yang ditemukan selama langkah memperjelas masalah.
3. Pencarian secara Internal
Pencarian internal merupakan penggunaan pengetahuan dan kreativitas dari tim dan
pribadi untuk menghasilkan konsep solusi.
4. Menggali secara Sistematis
Penggalian secara sistematik ditujukan untuk mengarahkan ruang lingkup kemungkinan
dengan mengatur dan mengumpulkan penggalan solusi yaitu yang merupakan solusi
untuk sub-submasalah.
5. Merefleksikan pada Hasil dan Proses
Meskipun langkah refleksi diletakkan paling akhir, refleksi sebaiknya dilakukan pada
keseluruhan proses.
7. Penyusunan fungsi produk.
Secara umum fungsi produk di bagi menjadi dua, yaitu ; fungsi utama (main function)
dan fungsi tambahan (sub-function). Seperti diketahui, bahwa suatu produk bisa terdiri

dari 1 (satu) bagian (part) atau lebih. Sedangkan sebuah bagian/part dapat terdiri dari satu
atau lebih komponen. Komponen terdiri dari beberapa elemen.
Berdasarkan atas struktur pembentukan suatu produk diatas, maka fungsi suatu produk
dapat dibagi menjadi fungsi utama (main function), fungsi bagian (part function),
fungsi komponen (component function) dan fungsi elemen (element function). Tetapi
secara umum fungsi dibagi menjadi 2 (dua), yaitu fungsi utama (overall function) dan
fungsi bagian (sub-function).
Untuk itu, setiap industri dalam merancang dan mengembangkan produk yang baik, akan
melakukan langkah yang berbeda-beda tergantung dari jenis industri tersebut.

BAB III
METODOLOGI RANCANGAN

Wawancara dan Interprestasi


Kebutuhan

Daftar Kebutuhan Konsumen


dan Produk

Hubungan antara Kebutuhan


Konsumen dan kemampuan
Produk

Analisis Pesaing

Spesifikasi Target

Memilih Konsep

Spesifikasi akhir

10

1. Wawancara dan Interprestasi Kebutuhan


Wawancara adalah langkah awal dari proses perancangan produk, karena dengan hasil
wawancara kita dapat menginterprestasikan kebutuhan public. Kebutuhan public adalah
hal yang sangat mendasar.
2. Daftar Kebutuhan Konsumen dan Produk
Pada tahap ini adalah proses untuk menentukan dan membuat daftar kebutuhan konsumen.
Data yang digunakan adalah dari jawaban atas pertanyaan pada interprestasi kebutuhan.
Proses selanjutnya adalah menentukan kemampuan produk, dengan harapan menjadi
unggul dibanding produk yang telah ada. Dengan data dari kebutuhan konsumen.
Nilai yang diberikan yaitu skala 1-5 dengan tujuan mempermudah mana yang paling
penting yaitu angka 5 sampai yang tidak terlalu dipentingkan yaitu angka 1.
3. Hubungan Antara Kebutuhan Konsumen dan kemampuan produk
Hubungan ini dibuat agar mempermudah dan memastika setiap kebutuhan konsumen
dapat dipenuhi dengan kemampuan produk dari mesin flatting wall.
4. Analisis Pesaing
Analisa pesaing ini dengan metode mengumpulkan berbagai contoh produk yang sejenis.
Dengan mencari spesifikasi tiap produk yang telah ada, maka didapat perbandingan
keunggulan dengan tingkat kepentingan dengan skala bintang (*) 1 sampai 3 bintang.
5. Spesifikasi Target
Memiliki spesifikasi target adalah hal yang dapat dilakukan untuk mencapai apa yang
harus ada, dan apa yang menjadi standarisasi suatu produk. Dengan hal ini maka
pengembangan produk akan lebih mudah dirancang.
6. Memilih Konsep
Dalam pengembangan produk perlulah memilih konsep yang dipilih. Diperlukan 2 pesaing
atau produk yang telah ada dengan tujuan membandingkan produk, memilih dengan
keunggulan yang lebih, dan menambahkan nilai tambah yang dpat menjadi keunngulan
produk yang dirancang.
7.

Spesifikasi Akhir
Pada spesifikasi akhir, maka didapat konsep nyata dengan spesifikasi tiap partnya, anlisa
rancangan dan gambar yang dapat menggambarrkan hasil rancangan.

11

BAB IV
ANALISA PERANCANGAN
I. Wawancara dan Interprestasi kebutuhan
Proses plur dan aci adalah proses yang sangat dibutuhkan saat pembangunan. Proses
ini memang dilakukan oleh seorang kuli bangunan namun sangat dibutuhkan dengan
berbagai alasan dan dari segi pekerjaan manapun.
Dengan memakai teknik wawancara dengan satu pertanyaan, akan didapat jawaban yang
akan menjadi data untuk menganalisa interprestasi kebutuhan. Interprestasi kebutuhan
adalah kesimpulan singkat untuk mempermudah pendataan untuk langkah sealnjutnya.
Maka, berikut table hasil wawancara ke beberapa orang dengan latar belakang berbedabeda.

Tabel 1. Data Wawancara dan interprestasi kebutuhan (1-10)

Dari 10 data diatas, interprestasi yang didapat adalah :


1. Mesin dapat bekerja dalam banyak kondisi
2. Mesin memiliki ergonomic yang baik
3. Mesin dapat bekerja dengan cepat
4. Mesin menjamin kualitass campuran semen
12

5. Mesin dapat menjangkau bagian atas bangunan

Tabel 2. Data Wawancara dan interprestasi kebutuhan (11-20)

Dari 10 data diatas, interprestasi yang didapat adalah :


1. Mesin mudah dalam perawatan
2. Mesin dapat menggabungkan banyak proses
3. Mesin dapat dibawa kemana-mana
4. Mesin dengan harga yang relative murah
5. Mesin dapat menampung beban semen yang banyak

13

II.

Daftar kebutuhan konsumen dan Kemampuan Produk

Tabel 3. Data Kebutuhan Konsumen

Data kebutuhan konsumen adalah data yang yang penting, dimana dari data ini produk akan
dapat membuat spesifikasi keunggulan yang akan dibuat. Dan dapat mengetahui apa yang
menjadi kebutuhan konsumen, agar dibuatnya produk dapat efektif dan sesuai kebuutuhan
pasar.
Dengan system skala 1-5 dengan nilai tertinggi 5, maka akan didapat kesimpulan tingkat
kepentingan kebutuhan tertinggi yaitu mesin dapat bekerja dengan cepat, dan dapat
menjangkau bagian atas dinding.

14

Tabel 4. Data Kemampuan Produk

Dari data kebutuhan konsumen, dapat dianalisa dan dibuat kemampuan produk dengan tingkat
kepentingan yang telah ada, menggunakan skala 1-5.
III.

Hubungan Antara kebutuhan Konsumen dengan Kemampuan

Tabel 5. Hubungan kebutuhan konsumen kemampuan produk

15

IV.

Analisa Pesaing

16

Tabel 6. Analisa Pesaing

V.

Spesifikasi Target

Tabel 7. Spesifikasi Target

Diakhir, maka akan didapat spesifikasi target yang akan dibuat kedalam bentuk produk.
Lengkap dengan satuannya, seperi rpm pada putaran, jenis perawatan dengan fluida yang
digunakan, sampai daya yang digunakan.

17

VI.

Konsep Plester Dinding


1. Penempelan Campuran Semen
a. Alat Penempelan Campuran Semen di dinding yang sering kita jumpai pada
pembangunan rumah adalah berupa sekop bagunan, metode ini membutuhkan
tenaga yang cukup banyak di karenakan sekali langkah kerja hanya dapat
mengakat sekitar 0.5 Liter campuran semen, serta membutuhkan tenaga ekstra
untuk dapat menempelkan campuran semen ke dinding.

Gambar 1. Alat Plester Semen

b. Alat Penempelan Campuran Semen di dinding di bawah ini sudah menggunakan


mesin untuk pengerjaannya, alat ini menggunakan mesin kompresor untuk
menyemburkan campuran semen ke dinding yang akan di semprotkan

Gambar 2. Proses Plester Semen dengan semprot

18

c. Alat / sistem yang di gunakan pada gambar di bawah ini untuk Plaster dinding agar
mendapatkan hasil yang rata atau sama tinggi. Proses ini membutuhkan benang yang
cukup panjang unuk menghasilkan plasteran yang sama rata.

Gambar 3. Proses Plester Semen

2. Perata Campuran Semen


a. Alat perata campuran semen di bawah ini menggunakan alat bangunan tradisional
yang sangat membutuhkan banyak tenaga dan waktu. Proses yang di lakukan dengan
menggunakan alat tersebut haruslah berkali kali untuk mendapatkan hasil yang baik
dan rata.

Gambar 4. Proses perata semen

19

b. Alat perata campuran semen di bawah ini menggunakan papan kayu panjang yang
fungsinya tidak jauh berbeda pada alat yang di jelaskan pada point (a) diatas. Yang
membedakan dari alat di bawah ini adalah menggunakan ukuran yang cukup banyak
sehingga memperoleh waktu pengerjaan yang lebih cepat dari point (a) namun
membutuhkan tenaga yang lebih besar dikarenakan beban pada gambar di bawah
jauh lebih besar.

Gambar 5. Proses perata semen manual

20

VII. Pemilihan Konsep Rancangan


Alternatif 1

Gambar 6. Konsep pertama dari flatting wall machine

Konsep pertama mesin flatting wall ini adalah dengan menggunakan semprotan dengan
menggunakan air compressor. Spesifikasi mesin konsep 1 adalah :
1. Penyemprotan semen dengan spray gun
2. Menggunakan air compressor
3. Perata semen dengan plester terpisah
4. Mudah dibawa kemana-mana

21

Alternatif 2

Gambar 7. Konsep kedua dari flatting wall machine

Mesin Flatting Wall ini tidak berbeda jauh sistemnya dengan Alternatif 1, yang membedakan
disini adalah posis keluaran dari campuran semen terlatak di bawah sehingga tidak
membutuhkan conveyor untuk menggerakannya ke atas. Namun pada mesin Flatting wall ini
tidak dapat menjangkau bagian dari atas dinding yang akan di plaster.

Gambar 8. Konsep pertama dari flatting wall machine

22

Alternatif 3

Gambar 9. Alternatif 3

a. Konsep Mesin Pada konsep mesin flatting wall ini dapat menggabungkan beberapa
proses plaster manual menjadi satu langkah kerja yang berbasis motor penggerak.
Kecepatan dan keefektifan yang di dapat pada mesin ini jauh lebih besar dari proses
plaster dinding tradisional yang mengandalkan tenaga manusia untuk melakukannya.
Mesin ini memanfaatkan belt untuk memutarkan ketiga pulley yang kedua pulleynya di
khusukan untuk menggerakan conveyor dan juga rack & pinion.

b. Cara Kerja Mesin


Proses yang di lakukan untuk menggerakan campuran semen ke dinding ini
menggunakan sistem conveyor. Di karenakan untuk membawa campuran semen ke atas
butuh penggerak.
Flatten pada mesin ini di tambahkan dengan spring yang di fungsikan agar flatten dapat
menekan serta meratakan campuran semen yang di keluarkan dari conveyor serta

23

menjaga agar papa flatten tidak mengalami kerusakan karna selalu tertekan oleh dinding
dan campuran semen.
VIII. Analisa Perhitungan
Motor

No

Bahan

Motor 1 HP

Dimensi

pembuatan

pembelian

Pulley

No

Bahan

Dimensi

pembuatan

pembelian

24

Pulley Cast Iron (D1)

10 cm

Pulley Cast Iron (D2)

15 cm

Pulley Pinion
N1 x D1 = N2 x D2
120 x 0.1 = 80 x D2
D2 = 0.15 [m] = 15 [cm]

Pinion

Dp =
Dp =

100

0.1 100
80

Dp = 0.0394 [m]
Dp = 3.94 [cm]

Pulley Conveyor
N1 x D1 = N3 x D3
120 x 0.1 = 100 x D3
D3 = 0.12 [m] = 12 [cm]

25

Belt Pulley
No

Bahan

Dimensi

Rubber

30 x 3 cm

pembuatan

pembelian

Diketahui :
T = 3 [kg.m]
D1 = 0.1 [m]

N1 = 120 [Rpm]

D2 = 0.15 [m]

N2 = 80 [Rpm]

Tegangan Benda
= 9.3

2 x

2 9.3 x

100
100

= 0.584

Torsi
1
2

= e x

T1 = e(0.3 x 0.584) x T2
T1 = 1.19 T2
T = (T1 T2) x r
3 = (1.19 x T2) T2) x 0.075
T2 = 210 [Kg.m] = 2065.26 [Nm]
T1 = 1.19 x T2
T1 = 1.19 x 2065.26
T1 = 2457.663 [Nm]
Ftot = T1 + T2
Ftot = 2457.663 + 2065.26
Ftot = 4522.92 [N]

26

Poros rack pinion


No

Bahan

Dimensi

Rubber

30 x 3 cm

pembuatan

pembelian

F = Ftot
FX = 4522.92 x Cos 45
FX = 3198.1874 [N]
FY = 4522.92 x Sin 45
FY = 3198.1874 [N]

GAYA HORIZONTAL

Roda Gigi = P1 = 245.25 [N]

Pulley = P3 = 3198.181874 [N]

Roda Gigi = P2 = 245.25 [N]

MA = 0
= (245.25 x 0.04) + (245.25 x 0.96) + (FB x 1) + (3198.1874 x 1.04)
FB

= 3571.364 [N]

FY = 0
= 3571.364 3198.1874 245.25 245.25 + FA
FA

= 117.32 [N]
27

Poros rack pinion


GAYA VERTIKAL

Pulley = P1 = 3198.1874
MA = 0
= (FB x 1) (3198.187 x 1.04)
FB

= 3326.11 [N]

FY = 0
= FA + 3326.11 3198.1874
FA

= 127.927 [N]

RA

= 127.9272 + 117.322

RA

= 173.577

RB

= 3326.112 + 3571.3642

RB

= 4880.332 [N]

MC

= 173.577 x 0.04 = 6.94 [N]

MD

= 4880.32 x 0.04 3198.1874 x 0.08 = 60.64 [N]

Poros

32

x Dp3 x 63 x 106 = 0.5 (60.64 + 60.642 + 32 )

Dp = 0.0214 [m] = 2.14 [cm]

28

Pulley Konveyor
D3

D1

No

Bahan

Dimensi

pembuatan

pembelian

Cast Iron (D1)

10 cm

Cast Iron (D3)

12 cm

Rangka

F1 = 15 [Kg] = 147.15 [N]


F2 = 6 [Kg] = 58.86 [N]
MA = 147.15 x 0.16
MA = 23.54 [N.mm]
29

No

Bahan

Dimensi

pembuatan

Carbon Steel AISI 1040

(drawing)

Las

pembelian

Bending
Cutting

Material AISI 1040

t = 475 [Mpa]

s = 0.01 [m]

b = 0.05 [m]

h = 0.03 [m]

t = 2 x t
= 2 x 475 = 950 [Mpa]

b =

z=

2 3 + 3
6

950 =

23.54
2 0.01 0.053 +0.03 3
6 0.05

2 3 + 3
6

= 0.002477

t = 0.1305 [m] = 13.05 [cm]

30

Base dan Roda Rangka

No

Bahan

Dimensi

pembuatan

Alumunium

1,3 m x 1,2 m

Bending, Las

Rubber

pembelian

Konveyor

No

Bahan

Poros Alumunium

Belt Rubber

Dimensi

pembuatan

pembelian

Rolling

31

IX.

Spesifikasi akhir

32

BAB V
KESIMPULAN

Mesin Flatting wall ini berkonsep membuat penempelan semen dan perata semen dalam satu
mesin. Dari data wawancara, didapat hasil target yang harus dicapai. Dari hasil perhitungan
juga dapat diambil data untuk menentukan hasil akhir dan spesifikasi akhir.

33

Daftar pustaka
https://prodiindustri.wordpress.com/perencanaan-dan-pengembangan-produk/
Dudung, Agus Drs. M.Pd. Merancang Produk, Universitas Negeri Jakarta, 2012
Promono, Agus Edi. Elemen Mesin I, Politeknik Negeri Jakrta, 2013

34

PART NUMBER
MESIN (2)
TIANG (2)
BASE
Wheel
HANGER ROLL
40 pillow block
SHAFT
SHAFT 2
Belt1-2^Assem1 (2)
AC-MOTOR assembly

11
12

2
1

13

Assem123 PNEUMATIC
FLATTER
rack spur
rectangular_am
spur gear_am
PULLEY
PULLEY 2
SHAFT LIFTER
Belt2-1^Assem1 (2)
Belt3-2^Assem1 (2)
Part1^Assem1 (2)
SHAFT PUSHER
socket head cap
screw_am

2
1
2
1
1
1
1
2

8
7

10

17

20
15

14
15
16
17
18
19
20
21

12

16

22

FLATTING MACHINE
3

11

11

ASSEMBLY

ITEM NO.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

13

QTY.
1
2
1
4
2
3
1
1
1
1

Unit
Cm
SCALE
1:25

Digambar
Diperiksa

26/05/16

AFIFAH
UNGGUL A4

M. SHOLEH - SUNARTO

Politeknik Negeri Jakarta

130
102

65
28

120

98

E
A

200

65

C
1

DETAIL A
SCALE 1 : 10

FLATTING MACHINE

BASE

Unit
Cm
SCALE
1:20

Digambar
Diperiksa

26/05/16

AFIFAH
UNGGUL A4

M. SHOLEH - SUNARTO

Politeknik Negeri Jakarta


4

140
32

1 x 2 Hole

72

16

1
2

35
2

DETAIL A
SCALE 1 : 10

89

100

87

E
7

DETAIL B
SCALE 1 : 10
78
55

25

10

R7.50
R10

12

40

10

22

7.50

R10.50

FLATTING MACHINE

Unit
Cm

BODY

SCALE
1:20

Digambar
Diperiksa

26/05/16

AFIFAH
UNGGUL A4

M. SHOLEH - SUNARTO

Politeknik Negeri Jakarta


4

100

E
R0.75
6

40

90

30

0.50

2.50

DETAIL B
SCALE 1 : 2

FLATTING MACHINE

Unit
Cm

FLATTER

SCALE
1:2

Digambar
Diperiksa

26/05/16

AFIFAH
UNGGUL A4

M. SHOLEH - SUNARTO

Politeknik Negeri Jakarta


4

80
60

R30

40

40

15

50

40

20

15

Unit
FLATTING MACHINE
Cm

HANGER ROLL

AFIFAH

26/05/16 UNGGUL A4
SCALEDigambar
1:20 Diperiksa
M. SHOLEH - SUNARTO

Politeknik Negeri Jakarta


4

2.50
A10
4 a11

10

0.50 X 45

1.50 0.1

1.5 0.1

FLATTING MACHINE

Unit
Cm

PULLEY A

SCALE
1:2

Digambar
Diperiksa

26/05/16

AFIFAH
UNGGUL A4

M. SHOLEH - SUNARTO

Politeknik Negeri Jakarta


4

35
15
R70
166

40

45

FLATTING MACHINE

Unit
Cm

PULLEY B

SCALE
1:2

Digambar
Diperiksa

26/05/16

AFIFAH
UNGGUL A4

M. SHOLEH - SUNARTO

Politeknik Negeri Jakarta


4

1
F

93 0.5

100

C
7

4 a12

FLATTING MACHINE

Unit
Cm

ROLLER

SCALE
1:6

Digambar
Diperiksa

26/05/16

AFIFAH
UNGGUL A4

M. SHOLEH - SUNARTO

Politeknik Negeri Jakarta


4

1
F

93 0.5

100

C
7

4 a12

FLATTING MACHINE

Unit
Cm

ROLLER UP

SCALE
1:6

Digambar
Diperiksa

26/05/16

AFIFAH
UNGGUL A4

M. SHOLEH - SUNARTO

Politeknik Negeri Jakarta


4

1
F

93 0.5

100

C
7

4 a12

FLATTING MACHINE

Unit
Cm

ROLLER CONVEYOR

SCALE
1:6

Digambar
Diperiksa

26/05/16

AFIFAH
UNGGUL A4

M. SHOLEH - SUNARTO

Politeknik Negeri Jakarta


4

You might also like