Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
NUR AFIFAH
4213010031
4213010028
DAFTAR ISI
Daftar Isi .. IX
BAB I. PENDAHULUAN . 1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .. 3
BAB III. METODOLOGI PERANCANGAN ...10
BAB IV. ANALISA RANCANGAN .12
BAB V. KESIMPULAN 33
DAFTAR PUSTAKA 34
LAMPIRAN DRAWING
IX
BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar Belakang
Di era modern sekarang ini perkembangan teknologi selalu meningkat setiap hari
nya, kebutuhan akan inovasi suatu alat dan produk sangat lah di butuhkan. Seperti
halnya dalam bidang perancganan bangunan yang dari dulu masih menggunakan
metode lama dalam pembuatan tembok bangunan. Metode lama yang masih selalu di
pakai dalam kalangan kontraktor maupun pekerja bangunan masih banyak memiliki
kendala terutama dalam timing dan proses pengerjaannya, sedangkan pada bidang
perancangan bangunan selalu di kejar dengan deadline yang padat, sehingga
mengharuskan para pekerja mengefektifkan waktu yang di berikan oleh instansi terkait.
Banyak pembangunan pembangunan besar maupun kecil yang terhambat berjalan
di sebabkan oleh waktu pengerjaan yang lambat serta banyaknya kebutuhan dalam
jumlah pekerja yang tidak dapat di cover oleh perusahaan.
Oleh karena itu pada laporan perancangan produk ini, kami merancang suatu mesin
yang dapat menggabungkan proses proses metode/sistem lama dalam pengerjaan aci
dan plur suatu tembok menjadi satu langkah kerja. Alat ini dapat mengefektifkan
Mesin yang kami rancang ini adalah mesin Flatting Wall.
II.
Tujuan Perancangan
1. Menciptakan alat baru yang dapat di gunakan untuk menempelkan serta meratakan
campuran semen
2. Menambahkan pemahaman terhadap konsep mesin flatting wall
3. Menjelaskan penggabungan banyak proses dalam satu langkah kerja
4. Meningkatkan kemapuan berinovasi penulis dalam merancang suatu alat.
5. Mengaplikasikan alat alat yang dapat bekerja dengan baik
6. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi,khususnya di bidang mesin dan
mengaplikasikannya.
III.
Identifikasi Masalah
Dengan melihat kebutuhan pasar bangunan, maka akan timbul berbagai masalah yang
dapat di identifikasikan, yaitu bagaimana cara rancang bangun mesin Flatting Wall
secara otomatis. Berapa kapasitas yang dapat di kerjakan dalam sekali langkah kerja,
bagaimana menggabungkan banyak proses pengerjaan dalam satu langkah kerja, berapa
waktu yang di butuhkan dalam setiap langkah kerja dan juga bagaimana cara system
kerja mesin Flatting Wall.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Proses pengembangan produk yang umum terdiri dari enam tahap, yaitu:
a. Perencanaan :
kegiatan perencanaan ini sering dirujuk karena kegiatan ini mendahului persetujuan
proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual.
b. Pengembangan Konsep :
Pada fase pengembangan konsep, kebutuhan pasar target diidentifikasi, alternatif
konsep-konsep produk dibangkitkan dan dievaluasi, dan satu atau lebih konsep dipilih
untuk pengembangan dan percobaan lebih jauh.
c. Perancangan Tingkatan Sistem :
Fase perancangan tingkata sistem mencakup definisi arsitektur produk dan uraian
produk menjadi subsistem-subsistem serta komponen-komponen.
d. Perancangan Detail :
Fase perancangan detail mencakup spesifikasi lengkap dari bentuk, material dan
toleransi-toleransi dari seluruh komponen unik pada produk dan identifikasi seluruh
komponen standar yang dibeli dari pemasok.
e. Pengujian dan perbaikan :
Fase pengujian dan perbaikan melibatkan konstruksi dan evaluasi dari bermacammacam versi produksi awal produk.
f. Produksi awal :
Pada fase produksi awal, produk dibuat dengan menggunakan sistem produksi yang
sesungguhnya.
2.
adalah untuk
memahami
dan
mengidentifikasi
sumber
daya
yang
digunakan
untuk
menyelesaikan proyek.
h. Analisis Ekonomi
Tim, sering didukung oleh analisis keuangan, membuat model ekonomis untuk produk
baru.
i. Analisa Produk-Produk pesaing
Pemahaman mengenai produk pesaing adalah penting untuk penentuan posisi produk
baru yang berhasil dan dapat menjadi sumber ide yang kaya untuk rancangan produk
dan proses produksi.
j. Pemodelan dan Pembuatan Prototipe
Setiap tahapan dalam proses pengembangan konsep melibatkan banyak bentuk model
dan prototipe.
Untuk mengembangkan suatu rencana produk dan pernyataaan misi proyek terdapat lima
tahapan proses berikut :
1.
Mengidentifikasi peluang
2.
3.
4.
5.
3.
diperlukan.
Metrik yang baik adalah yang merefleksikan secara langsung nilai produk yang
memuaskan kebutuhan pelanggan.
2. Mengumpulkan informasi tentang pesaing.
3. Menetapkan nilai target ideal dan marginal yang dapat dicapai untuk tiap metrik.
7
Nilai ideal adalah hasil terbaik yang diharapkan tim. Nilai yang dapat diterima secara
marginal adalah nilai metrik yang membuat produk diterima secara komersial.
4. Menentukan Spesifkasi Akhir
Menentukan spesifikasi akhir sangat sulit karena adanya trade-offs, yaitu hubungan
berlawanan antara dua spesifikasi yang sudah melekat pada konsep produk yang terpilih.
Tahap paling sulit untuk memperbaiki spesifikasi adalah memilih metode agar trade-off
dapat terpecahkan.
4.
dari 1 (satu) bagian (part) atau lebih. Sedangkan sebuah bagian/part dapat terdiri dari satu
atau lebih komponen. Komponen terdiri dari beberapa elemen.
Berdasarkan atas struktur pembentukan suatu produk diatas, maka fungsi suatu produk
dapat dibagi menjadi fungsi utama (main function), fungsi bagian (part function),
fungsi komponen (component function) dan fungsi elemen (element function). Tetapi
secara umum fungsi dibagi menjadi 2 (dua), yaitu fungsi utama (overall function) dan
fungsi bagian (sub-function).
Untuk itu, setiap industri dalam merancang dan mengembangkan produk yang baik, akan
melakukan langkah yang berbeda-beda tergantung dari jenis industri tersebut.
BAB III
METODOLOGI RANCANGAN
Analisis Pesaing
Spesifikasi Target
Memilih Konsep
Spesifikasi akhir
10
Spesifikasi Akhir
Pada spesifikasi akhir, maka didapat konsep nyata dengan spesifikasi tiap partnya, anlisa
rancangan dan gambar yang dapat menggambarrkan hasil rancangan.
11
BAB IV
ANALISA PERANCANGAN
I. Wawancara dan Interprestasi kebutuhan
Proses plur dan aci adalah proses yang sangat dibutuhkan saat pembangunan. Proses
ini memang dilakukan oleh seorang kuli bangunan namun sangat dibutuhkan dengan
berbagai alasan dan dari segi pekerjaan manapun.
Dengan memakai teknik wawancara dengan satu pertanyaan, akan didapat jawaban yang
akan menjadi data untuk menganalisa interprestasi kebutuhan. Interprestasi kebutuhan
adalah kesimpulan singkat untuk mempermudah pendataan untuk langkah sealnjutnya.
Maka, berikut table hasil wawancara ke beberapa orang dengan latar belakang berbedabeda.
13
II.
Data kebutuhan konsumen adalah data yang yang penting, dimana dari data ini produk akan
dapat membuat spesifikasi keunggulan yang akan dibuat. Dan dapat mengetahui apa yang
menjadi kebutuhan konsumen, agar dibuatnya produk dapat efektif dan sesuai kebuutuhan
pasar.
Dengan system skala 1-5 dengan nilai tertinggi 5, maka akan didapat kesimpulan tingkat
kepentingan kebutuhan tertinggi yaitu mesin dapat bekerja dengan cepat, dan dapat
menjangkau bagian atas dinding.
14
Dari data kebutuhan konsumen, dapat dianalisa dan dibuat kemampuan produk dengan tingkat
kepentingan yang telah ada, menggunakan skala 1-5.
III.
15
IV.
Analisa Pesaing
16
V.
Spesifikasi Target
Diakhir, maka akan didapat spesifikasi target yang akan dibuat kedalam bentuk produk.
Lengkap dengan satuannya, seperi rpm pada putaran, jenis perawatan dengan fluida yang
digunakan, sampai daya yang digunakan.
17
VI.
18
c. Alat / sistem yang di gunakan pada gambar di bawah ini untuk Plaster dinding agar
mendapatkan hasil yang rata atau sama tinggi. Proses ini membutuhkan benang yang
cukup panjang unuk menghasilkan plasteran yang sama rata.
19
b. Alat perata campuran semen di bawah ini menggunakan papan kayu panjang yang
fungsinya tidak jauh berbeda pada alat yang di jelaskan pada point (a) diatas. Yang
membedakan dari alat di bawah ini adalah menggunakan ukuran yang cukup banyak
sehingga memperoleh waktu pengerjaan yang lebih cepat dari point (a) namun
membutuhkan tenaga yang lebih besar dikarenakan beban pada gambar di bawah
jauh lebih besar.
20
Konsep pertama mesin flatting wall ini adalah dengan menggunakan semprotan dengan
menggunakan air compressor. Spesifikasi mesin konsep 1 adalah :
1. Penyemprotan semen dengan spray gun
2. Menggunakan air compressor
3. Perata semen dengan plester terpisah
4. Mudah dibawa kemana-mana
21
Alternatif 2
Mesin Flatting Wall ini tidak berbeda jauh sistemnya dengan Alternatif 1, yang membedakan
disini adalah posis keluaran dari campuran semen terlatak di bawah sehingga tidak
membutuhkan conveyor untuk menggerakannya ke atas. Namun pada mesin Flatting wall ini
tidak dapat menjangkau bagian dari atas dinding yang akan di plaster.
22
Alternatif 3
Gambar 9. Alternatif 3
a. Konsep Mesin Pada konsep mesin flatting wall ini dapat menggabungkan beberapa
proses plaster manual menjadi satu langkah kerja yang berbasis motor penggerak.
Kecepatan dan keefektifan yang di dapat pada mesin ini jauh lebih besar dari proses
plaster dinding tradisional yang mengandalkan tenaga manusia untuk melakukannya.
Mesin ini memanfaatkan belt untuk memutarkan ketiga pulley yang kedua pulleynya di
khusukan untuk menggerakan conveyor dan juga rack & pinion.
23
menjaga agar papa flatten tidak mengalami kerusakan karna selalu tertekan oleh dinding
dan campuran semen.
VIII. Analisa Perhitungan
Motor
No
Bahan
Motor 1 HP
Dimensi
pembuatan
pembelian
Pulley
No
Bahan
Dimensi
pembuatan
pembelian
24
10 cm
15 cm
Pulley Pinion
N1 x D1 = N2 x D2
120 x 0.1 = 80 x D2
D2 = 0.15 [m] = 15 [cm]
Pinion
Dp =
Dp =
100
0.1 100
80
Dp = 0.0394 [m]
Dp = 3.94 [cm]
Pulley Conveyor
N1 x D1 = N3 x D3
120 x 0.1 = 100 x D3
D3 = 0.12 [m] = 12 [cm]
25
Belt Pulley
No
Bahan
Dimensi
Rubber
30 x 3 cm
pembuatan
pembelian
Diketahui :
T = 3 [kg.m]
D1 = 0.1 [m]
N1 = 120 [Rpm]
D2 = 0.15 [m]
N2 = 80 [Rpm]
Tegangan Benda
= 9.3
2 x
2 9.3 x
100
100
= 0.584
Torsi
1
2
= e x
T1 = e(0.3 x 0.584) x T2
T1 = 1.19 T2
T = (T1 T2) x r
3 = (1.19 x T2) T2) x 0.075
T2 = 210 [Kg.m] = 2065.26 [Nm]
T1 = 1.19 x T2
T1 = 1.19 x 2065.26
T1 = 2457.663 [Nm]
Ftot = T1 + T2
Ftot = 2457.663 + 2065.26
Ftot = 4522.92 [N]
26
Bahan
Dimensi
Rubber
30 x 3 cm
pembuatan
pembelian
F = Ftot
FX = 4522.92 x Cos 45
FX = 3198.1874 [N]
FY = 4522.92 x Sin 45
FY = 3198.1874 [N]
GAYA HORIZONTAL
MA = 0
= (245.25 x 0.04) + (245.25 x 0.96) + (FB x 1) + (3198.1874 x 1.04)
FB
= 3571.364 [N]
FY = 0
= 3571.364 3198.1874 245.25 245.25 + FA
FA
= 117.32 [N]
27
Pulley = P1 = 3198.1874
MA = 0
= (FB x 1) (3198.187 x 1.04)
FB
= 3326.11 [N]
FY = 0
= FA + 3326.11 3198.1874
FA
= 127.927 [N]
RA
= 127.9272 + 117.322
RA
= 173.577
RB
= 3326.112 + 3571.3642
RB
= 4880.332 [N]
MC
MD
Poros
32
28
Pulley Konveyor
D3
D1
No
Bahan
Dimensi
pembuatan
pembelian
10 cm
12 cm
Rangka
No
Bahan
Dimensi
pembuatan
(drawing)
Las
pembelian
Bending
Cutting
t = 475 [Mpa]
s = 0.01 [m]
b = 0.05 [m]
h = 0.03 [m]
t = 2 x t
= 2 x 475 = 950 [Mpa]
b =
z=
2 3 + 3
6
950 =
23.54
2 0.01 0.053 +0.03 3
6 0.05
2 3 + 3
6
= 0.002477
30
No
Bahan
Dimensi
pembuatan
Alumunium
1,3 m x 1,2 m
Bending, Las
Rubber
pembelian
Konveyor
No
Bahan
Poros Alumunium
Belt Rubber
Dimensi
pembuatan
pembelian
Rolling
31
IX.
Spesifikasi akhir
32
BAB V
KESIMPULAN
Mesin Flatting wall ini berkonsep membuat penempelan semen dan perata semen dalam satu
mesin. Dari data wawancara, didapat hasil target yang harus dicapai. Dari hasil perhitungan
juga dapat diambil data untuk menentukan hasil akhir dan spesifikasi akhir.
33
Daftar pustaka
https://prodiindustri.wordpress.com/perencanaan-dan-pengembangan-produk/
Dudung, Agus Drs. M.Pd. Merancang Produk, Universitas Negeri Jakarta, 2012
Promono, Agus Edi. Elemen Mesin I, Politeknik Negeri Jakrta, 2013
34
PART NUMBER
MESIN (2)
TIANG (2)
BASE
Wheel
HANGER ROLL
40 pillow block
SHAFT
SHAFT 2
Belt1-2^Assem1 (2)
AC-MOTOR assembly
11
12
2
1
13
Assem123 PNEUMATIC
FLATTER
rack spur
rectangular_am
spur gear_am
PULLEY
PULLEY 2
SHAFT LIFTER
Belt2-1^Assem1 (2)
Belt3-2^Assem1 (2)
Part1^Assem1 (2)
SHAFT PUSHER
socket head cap
screw_am
2
1
2
1
1
1
1
2
8
7
10
17
20
15
14
15
16
17
18
19
20
21
12
16
22
FLATTING MACHINE
3
11
11
ASSEMBLY
ITEM NO.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
13
QTY.
1
2
1
4
2
3
1
1
1
1
Unit
Cm
SCALE
1:25
Digambar
Diperiksa
26/05/16
AFIFAH
UNGGUL A4
M. SHOLEH - SUNARTO
130
102
65
28
120
98
E
A
200
65
C
1
DETAIL A
SCALE 1 : 10
FLATTING MACHINE
BASE
Unit
Cm
SCALE
1:20
Digambar
Diperiksa
26/05/16
AFIFAH
UNGGUL A4
M. SHOLEH - SUNARTO
140
32
1 x 2 Hole
72
16
1
2
35
2
DETAIL A
SCALE 1 : 10
89
100
87
E
7
DETAIL B
SCALE 1 : 10
78
55
25
10
R7.50
R10
12
40
10
22
7.50
R10.50
FLATTING MACHINE
Unit
Cm
BODY
SCALE
1:20
Digambar
Diperiksa
26/05/16
AFIFAH
UNGGUL A4
M. SHOLEH - SUNARTO
100
E
R0.75
6
40
90
30
0.50
2.50
DETAIL B
SCALE 1 : 2
FLATTING MACHINE
Unit
Cm
FLATTER
SCALE
1:2
Digambar
Diperiksa
26/05/16
AFIFAH
UNGGUL A4
M. SHOLEH - SUNARTO
80
60
R30
40
40
15
50
40
20
15
Unit
FLATTING MACHINE
Cm
HANGER ROLL
AFIFAH
26/05/16 UNGGUL A4
SCALEDigambar
1:20 Diperiksa
M. SHOLEH - SUNARTO
2.50
A10
4 a11
10
0.50 X 45
1.50 0.1
1.5 0.1
FLATTING MACHINE
Unit
Cm
PULLEY A
SCALE
1:2
Digambar
Diperiksa
26/05/16
AFIFAH
UNGGUL A4
M. SHOLEH - SUNARTO
35
15
R70
166
40
45
FLATTING MACHINE
Unit
Cm
PULLEY B
SCALE
1:2
Digambar
Diperiksa
26/05/16
AFIFAH
UNGGUL A4
M. SHOLEH - SUNARTO
1
F
93 0.5
100
C
7
4 a12
FLATTING MACHINE
Unit
Cm
ROLLER
SCALE
1:6
Digambar
Diperiksa
26/05/16
AFIFAH
UNGGUL A4
M. SHOLEH - SUNARTO
1
F
93 0.5
100
C
7
4 a12
FLATTING MACHINE
Unit
Cm
ROLLER UP
SCALE
1:6
Digambar
Diperiksa
26/05/16
AFIFAH
UNGGUL A4
M. SHOLEH - SUNARTO
1
F
93 0.5
100
C
7
4 a12
FLATTING MACHINE
Unit
Cm
ROLLER CONVEYOR
SCALE
1:6
Digambar
Diperiksa
26/05/16
AFIFAH
UNGGUL A4
M. SHOLEH - SUNARTO