Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahan galian merupakan salah satu sumber daya alam non hayati
yang keterjadiannya di sebabkan oleh proses proses geologi. Berdasarkan
keterjadian dan sifatnya, bahan galian dapat dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok
yaitu mineral logam, mineral industri serta batubara dan gambut. Karakteristik
ketiga bahan galian tersebut berbeda, sehingga metode eksplorasi yang
dilakukan juga berbeda. Oleh karena itu diperlukan berbagai macam metode
untuk mengetahui keterdapatan, sebaran, kuantitas dan kualitasnya.
Kegiatan eksplorasi bahan galian umumnya melalui beberapa tahap
eksplorasi, dimulai dari survey tinjau, prospeksi, eksplorasi umum sampai
eksplorasi rinci. Setiap tahap eksplorasi yang dilakukan tidak hanya melibatkan
ahli geologi tetapi juga ahli ahli geofisika, geokimia, geodesi, teknik
pemboran, geostatistik dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini kami akan memaparkan masalah
mengenai:
a. Apa yang di maksud dengan bauksit
b. Bagaimana keadaan lingkungan bauksit
c. Bagaimana geologi umum dari bauksit
d. Bagaimana geologi dan sumber daya mineral bauksit
e. Penyebaran endapan bauksit di Indonesia
BAB II
ISI
A. Pengertian
eksplorasi adalah suatu kegiatan lanjutan dari prospeksi yang
meliputi pekerjaan-pekerjaan untuk mengetahui ukuran,bentuk, posisi,
kadar rata-rata dan besarnya cadangan serta studi kelayakan dari
endapan bahan galian atau mineral berharga yang telah diketemukan.
Bauksit pertama kali ditemukan pada tahun 1821 oleh geolog
bernama Pierre Berthier pemberian nama sama dengan nama desa Les
Baux di selatan Perancis.
Bauksit (Inggris:bauxite) adalah biji utama aluminium terdiri dari
hydrous aluminium oksida dan aluminium hidroksida yakni dari mineral
gibbsite Al (OH)3, boehmite -ALO (OH), dan diaspore -ALO (OH),
bersama-sama dengan oksida besi goethite dan bijih besi, mineral tanah
liat kaolinit dan sejumlah kecil anatase Tio 2 .
Bijih bauksit merupakan mineral oksida yang sumber utamanya
adalah:
1. Al2O3.3H2O, Gibbsit yang sifatnya mudah larut
2. Al2O3.3H2O, Bohmit yang sifarnya susah larut dan Diaspore yang
Sumber lain nya adalah :
1. Nephelin : (Na,K)2O.Al2O3.SiO2
2. Alunit : K2SO4.Al2(SO4)3.4Al(OH)3
3. Kaolin & Clay : Al2O3.2SiO2.2H2O
B. Keadaan Lingkungan
Bijih bauksit terjadi di daerah tropis dan subtropis yang dapat
memungkinkan pelapukan yang sangat kuat. Bauksit terbentuk dari batuan
yang mempunyai kadar alumunium nisbi tinggi, kadar Fe rendah dan tidak
atau sedikit mengandung kuarsa (SiO2) bebas atau tidak mengandung
sama sekali. Bentuknya menyerupai cellular atau tanah liat dan kadangkadang berstruktur pisolitic. Secara makroskopis bauksit berbentuk amorf.
Kekerasan bauksit berkisar antara 1 3 skala Mohs dan berat jenis
berkisar antara 2,5 2,6.
Kondisi kondisi utama yang memungkinkan terjadinya endapan bauksit
C. Geologi Umum
1. Proses Pembentukan Bahan Galian
Bahan galian adalah semua bahan atau subtansi yang terjadi
dengan sendirinya di alam dan sangat dibutuhkan oleh manusia untuk
ringan; ada yang getas (britlle) dan ada yang tahan (durable). Bahanbahan tersebut oleh suatu media tertentuk seperti air yang mengalir
(sungai), angin arus pantai (beach), ataupun ari permukaan (running
water) dapat mengalami pemisahan bagian yang berat terhadap bagian
yang ringan secara gravitasi dan membentuk endapan placer.
Konsentrasi hanya dapat terjadi kalau mineralberharga yang
bersangkutan memiliki tiga sifat sebagai berikut :
- Berat jenisnya tinggi
- Tahan terhadap pelapukan kimiawi
- Tahan terhadap benturan-benturan fisik (durable)
Mineral placer yang memiliki sifat-sifat tersebut adalah emas, platina,
tinstone, magnetit, khromit, ilmenit, rutil, tembaga, batu mulia, zircon,
monazit, fosfat, tantalit, columbit. Diantara bahan-bahan tersebut di
atas yang paling berharga sebagai deposit placer adalah emas, platina,
tinstone, ilmenit (bijih titanium), intan dan ruby.
2. Deposit sebagai akibat oksidasi dan pengkayaan sekunder
Air dan oksigen adalah tenaga pelapukan kimiawi yang sangat kuat,
kalau mereka bersentuhan dengan suatu deposit bijih, maka hasilnya
adalah reaksi-reaksi kimia yang kadang-kadang dapat drastis dan
merubah deposit yang sudah ada tersebut. Air permukaan yang
mengandung oksigen akan bersifat sebagai bahan pelarut yang mampu
melarutkan mineral-mineral tertentu. Suatu deposit bijih dapat
teroksidasi dan dapat kehilangan banyak kandungan mineral yang
berharga karena tercuci (leached), kemudian terbawa ke bawah oleh
air permukaan yang sedang turun ke bawah (meresap ke bawah).
Pada bagian bawah, akhirnya larutan tersebut mengendapkan
kandungan-kandungan mineral logamnya menjadi endapan bijih
teroksidasi (oxidized ores), ini terjadi di atas muka air tanah. Pada saat
larutan memasuki air tanah di bawah muka air tanah, mereka
memasuki zona dimana tidak ada oksigen dan kandungan logamnya
lalu diendapkan dalam bentuk logam-logam sulfida. Proses tersebut
dinamakan pengkayaan sulfida sekunder. Tentu saja gambaran tersebut
tidak terjadi pada semua deposit bijih yang terkena air, karena tidak
semua deposit bijih mengandung logam yang dapat teroksidasi, atau
iklim yang tidak memungkinkan terjadinya pelarutan yang kuat. Jadi
haruslah ada kondisi khusus yang mengangkut waktu, iklim, topografi
dan jenis bijih tertentu untuk dapat terjadinya zona teroksidasi dan
zona diperkaya.
D. Geologi Dan Sumber Daya Mineral
1.Genesa Endapan Bauksit
Bauksit terbentuk dari batuan yang mengandung unsur Al.
Batuan tersebut antara lain nepheline, syenit, granit, andesit, dolerite,
gabro, basalt, hornfels, schist, slate, kaolinitic, shale, limestone dan
phonolite. Apabila batuan-batuan tersebut mengalami pelapukan,
mineral yang mudah larut akan terlarutkan, seperti mineral mineral
alkali, sedangkan mineral mineral yang tahan akan pelapukan akan
terakumulasikan.
Di daerah tropis, pada kondisi tertentu batuan yang terbentuk dari
mineral silikat dan lempung akan terpecah-pecah dan silikanya
terpisahkan sedangkan oksida alumunium dan oksida besi
terkonsentrasi sebagai residu. Proses ini berlangsung terus dalam waktu
yang cukup dan produk pelapukan terhindar dari erosi, akan
menghasilkan endapan lateritik.
Kandungan alumunium yang tinggi di batuan asal bukan merupakan
syarat utama dalam pembentukan bauksit, tetapi yang lebih penting
minimum
7. Waktu yang cukup untuk terjadinya proses pelapukan.
E. Bauksit Indonesia
1. Kondisi Sumber Daya Dan Cadangan
Bauksit merupakan bahan yang heterogen, yang
mempunyai mineral dengan susunan terutama dari
oksida
aluminium,
(Al2O3H2O)
dan
yaitu
mineral
berupa
gibsit
mineral
(Al2O3 .3H2O).
buhmit
Secara
dehidrasi
akan
mengeras
menjadi
bauksit.
Barat
Tayan
Menukung,
: Sigembir.
10
[Pusat
2. Teknologi Pengolahan
Penambangan bauksit dilakukan dengan
penambangan
terbuka
diawali
dengan
land
clearing.
11
Lapisan
bijih
bauksit
kemudian
digali
bauksit
dari
tambang
dilakukan
pencucian
dibebaskan
Disamping
itu
pemecahan (size
melalui
sekaligus
penyaringan (screening).
melakukan
reduction) dengan
proses
menggunakan jaw
crusher.
Cara-cara Leaching:
a. Cara Asam (H2SO4)
Hanya dilakukan untuk pembuatan Al2(SO4)3 untuk proses
pengolahan air minum dan pabrik kertas.
o
macam
produk
alumina
yang
bisa
dihasilkan
12
Na2CO3 =
NaAlO2 +
CO2(g)
Fe2O3 +
Na2CO3 =
Na2OFe2O3 +
CO2(g)
TiO2 +
Na2CO3 =
Na2OTiO2 +
CO2(g)
13
utamanya
adalah
bauksit
yang
mengandung
(yang
terikat
dalam
aluminium
oksida)
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bauksit (Inggris:bauxite) adalah biji utama aluminium terdiri dari hydrous
aluminium oksida dan aluminium hidroksida yakni dari mineral gibbsite
Al (OH)3, boehmite -ALO (OH), dan diaspore -ALO (OH), bersamasama dengan oksida besi goethite dan bijih besi, mineral tanah liat kaolinit.
Bijih bauksit terjadi di daerah tropis dan subtropis yang dapat
memungkinkan pelapukan yang sangat kuat. Bauksit terbentuk dari batuan
yang mempunyai kadar alumunium nisbi tinggi, kadar Fe rendah dan tidak
atau sedikit mengandung kuarsa (SiO2) bebas atau tidak mengandung
sama sekali.
Batuan tersebut (misalnya sienit dan nefelin yang berasal
dari batuan beku, batu lempung, lempung dan serpih.
Batuan-batuan tersebut akan mengalami proses
lateritisasi,yang kemudian oleh proses dehidrasi akan
mengeras menjadi bauksit. Bauksit dapat ditemukan dalam
lapisan mendatar tetapi kedudukannya di kedalaman
tertentu.
Di Indonesia bauksit diketemukan di Pulau Bintan dan
sekitarnya, Pulau Bangka dan Kalimantan Barat. Sampai
saat ini penambangan bauksit di Pulau Bintan satu-satunya
yang terbesar di Indonesia.
B. Saran
Untuk lebih memahami semua tentang Bauksit, disarankan para pembaca
mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi pada makalah ini.
15
Selain itu, diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari hari.
Selain itu, kritik dan saran dari pembaca akan sanagat membantu dalam
penyempurnaan makalah ini.
Daftar Pustaka
http://www.google.co.id
http://id.wikipedia.org/wiki/Bauksit
http://extractivemetallurgy.blogspot.com/2008/12/proses-pengolahanbijih-bauksit.html
16