You are on page 1of 6

KONSEP DASAR ASUHAN

KEPERAWATAN

A. Pengertian
Asuhan keperawatan (DPP PPNI, 1999):
Suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan yang langsung diberikan kepada
klien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan, dalam upaya pemenuhan KDM, dengan
menggunakan metodologi proses keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan,
dilandasi etik dan etika keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab
keperawatan.

Asuhan keperawatan dilaksanakan dalam bentuk proses keperawatan yang meliputi tahap:

pengkajian

diagnosa keperawatan

perencanaan (intervensi)

pelaksanaan (implementasi)

evaluasi (formatif/proses dan sumatif)

Proses keperawatan sebagai salah satu pendekatan utama dalam pemberian asuhan keperawatan,
pada dasarnya suatu proses pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah (Nursalam,
2001:6).

B. Tujuan Asuhan Keperawatan


untuk mengidentifikasi masalah klien, apakah keadaan klien sehat atau sakit.

C. Standar Asuhan Keperawatan.


.
Standar Asuhan Keperawatan secara resmi telah diberlakukan untuk diterapkan di seluruh
rumah sakit melalui SK Direktur Jenderal Pelayanan Medik No. YM.00.03.2.6.7637 tahun 1993.
Standar asuhan keperawatan terdiri dari :
Standar I

1.

: Pengkajian keperawatan.

Standar II

: Diagnosa keperawatan.

Standar III

: Perencanaan keperawatan.

Standar IV

: Intervensi keperawatan.

Standar V

: Evaluasi keperawatan.

Standar VI

: Catatan asuhan keperawatan.

Standar I.

Asuhan keperawatan paripurna memerlukan data yang lengkap dan dikumpulkan secara terus
menerus, tentang keadaannya untuk menentukan kebutuhan asuhan keperawatan. Data kesehatan
harus bermanfaat bagi semua anggota tim kesehatan. Komponen pengkajian keperawatan
meliputi :
a.
Pengumpulan data dengan kriteria : menggunakan format yang baku, sistematis, diisi
sesuai item yang tersedia, aktual (baru), absah (valid).
b.
Pengelompokan data dengan kriteria : data biologis, data psikologis, data sosial, data
spiritual.
c.
Perumusan masalah dengan kriteria : kesenjangan antara status kesehatan dengan norma
dan pola fungsi kehidupan, perumusan masalah ditunjang oleh data yang telah dikumpulkan.

2.

Standar II.

Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data status kesehatan pasien, dianalisis dan
dibandingkan dengan norma fungsi kehidupan pasien dengan kriteria : diagnosa keperawatan
dihubungkan dengan penyebab kesenjangan dan pemenuhan kebutuhan pasien, dibuat sesuai
dengan wewenang perawat, komponennya terdiri dari masalah, penyebab/gejala (PES) atau
terdiri dari masalah dan penyebab (PE), bersifat aktual apabila masalah kesehatan pasien sudah

nyata terjadi, bersifat potensial apabila masalah kesehatan pasien kemungkinan besar akan
terjadi, dapat ditanggulangi oleh perawat.

3.

Standar III.

Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan . Komponen


perencanaan keperawatan meliputi :
a.
Prioritas masalah dengan kriteria : masalah-masalah yang mengancam kehidupan
merupakan prioritas pertama., masalah-masalah yang mengancam kesehatan seseorang adalah
prioritas kedua, masalah-masalah yang mempengaruhi perilaku merupakan prioritas ketiga.
b. Tujuan asuhan keperawatan dengan kriteria : spesifik, bisa diukur, bisa dicapai, realistik,
ada batas waktu.
c.
Rencana tindakan dengan kriteria : disusun berdasarkan tujuan asuhan keperawatan,
melibatkan pasien/keluarga, mempertimbangkan latar belakang budaya pasien/keluarga,
menentukan alternative tindakan yang tepat, mempertimbangkan kebijaksanaan dan peraturan
yang berlaku, lingkungan, sumberdaya dan fasilitas yang ada, menjamin rasa aman dan nyaman
bagi pasien, kalimat instruksi, ringkas, tegas dengan bahasanya mudah dimengerti.

4.

Standar IV.

Intervensi keperawatan adalah pelaksanaan rencana tindakan yang diten tukan dengan
maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara maksimal yang mencakup aspek peningkatan,
pencegahan, pemeliharaan serta pemulihan kesehatan dengan mengikut sertakan pasien dan
keluarganya dengan kriteria :
a.

Dilaksanakan sesuai dengan rencana keperawatan.

b.

Menyangkut keadaan bio, psiko, social, spiritual pasien.

c. Menjelaskan setiap tindakan keperawatan yang akan dilakukan kepada pasien/keluarga.


d.

Sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

e.

Menggunakan sumber daya yang ada.

f.

Menerapkan prinsip aseptic dan antiseptic.

g Menerapkan prinsip aman, nyaman, ekonomis, privacy, dan mengutamakan keselamatan


pasien.
h.

Melaksanakan perbaikan tindakan berdasarkan respon pasien.

i. Merujuk dengan segera bila ada masalah yang mengancam keselamatan pasien.
j.

Mencatat semua tindakan yang telah dilaksanakan.

k.

Merapikan pasien dan alat setiap selesai melakukan tindakan.

l. Melaksanakan tindakan keperawatan berpedoman pada prosedur teknis yang telah


ditentukan.
Intervensi keperawatan berorientasi pada 14 komponen keperawatan dasar meliputi:
1. Memenuhi kebutuhan oksigen.
2. Memenuhi kebutuhan nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolit.
3. Memenuhi kebutuhan eliminasi.
4. Memenuhi kebutuhan keamanan.
5. Memenuhi kebutuhan kebersihan dan kenyamanan fisik.
6. Memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur.
7. Memenuhi kebutuhan gerak dan kegiatan jasmani.
8. Memenuhi kebutuhan spiritual.
9. Memenuhi kebutuhan emosional.
10. Memenuhi kebutuhan komunikasi
11. Mencegah dan mengatasi reaksi fisiologis.
12. Memenuhi kebutuhan pengobatan dan membantu proses penyembuhan.
13. Memenuhi kebutuhan penyuluhan.
14. Memenuhi kebutuhan rehabilitasi.

5.

Standar V.

Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik, sistimatis dan berencana, untuk menilai
perkembangan pasien dengan kriteria : setiap tindakan keperawatan dilakukan evaluasi terhadap
indikator yang ada pada rumusan tujuan, selanjutnya hasil evaluasi segera dicatat dan

dikomunikasikan, evaluasi melibatkan pasien, keluarga dan tim kesehatan, evaluasi dilakukan
sesuai standar.

6.

Standar VI.

Catatan asuhan keperawatan dilakukan secara individual dengan kriteria : dilakukan selama
pasien dirawat inap dan rawat jalan, dapat digunakan sebagai bahan informasi, komunikasi dan
laporan, dilakukan segera setelah tindakan dilaksanakan, penulisannya harus jelas dan ringkas
serta menggunakan istilah yang baku, sesuai pelaksanaan proses keperawatan, setiap pencatatan
harus mencantumkan initial/paraf/nama perawat yang melaksanakan tindakan dan waktunya,
menggunakan formulir yang baku dan disimpan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

2.2

Proses Keperawatan.

2.2.1.Pengertian.
Proses keperawatan adalah suatu metoda di mana suatu konsep diterapkan dalam praktek
keperawatan. Hal ini bisa disebut sebagai suatu pendekatan problem solving yang memerlukan
ilmu, tehnik dan ketrampilan interpersonal dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan klien /
keluarga. Proses keperawatan terdiri dari lima tahap yang sequensial dan berhubungan :
pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Iyer et al, 1996)
Proses keperawatan merupakan cara yang sistematis yang dilakukan oleh perawat bersama
klien dalam menentukan kebutuhan asuhan keperawatan dengan melakukan pengkajian,
menentukan diagnosis, merencanakan tindakan yang akan dilakukan, melaksanakan tindakan
serta mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan dengan berfokus pasa klien, berorentasi
pada tujuan pada setiap tahap saling terjadi ketergantungan dan saling berhubungan. ( Hidayat,
2004. 95).

Karakteristik / Ciri Khas Proses Keperawatan.

Adapun karakteristik proses keperawatan menurut Hidayat (2004.97) sebagai berikut


1. Proses keperawatan merupakan metode pemecahan masalah yang bersifat terbuka dan
fleksibel dalam memenuhi kebutuhan klien, juga selalu berkembang terhadap masalah
yang ada dan mengikuti perkembangan zaman.
2. Proses keperawatan dapat dilakukan melalui pendekatan secara individual dari
pemenuhan kebutuhan pasien.

3. Melalui proses keperawatan terdapat beberapa permasalahan yang sangan perlu


direncanakan.
4. Melalui proses keperawatan akan diarahkan tujuan pelayanan keperawatan dalam
pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
5. Proses keperawatan itu sendiri merupakan suatu siklus yang saling berhubungan antara
tahap satu dengan yang lain dan tidak berdiri sendiri.
6. 6.

Adanya proses keperawatan penentuan masalah akan lebih cepat diatasi mengingat
didalam proses keperawatan terdapat penekanan validasi data serta adanya pembuktian
masalah dan menekankan pada umpan balik atau pengkajian ulang dalam mengetahui
kebutuhan dasar secara komperhensif.

Manfaat Proses Keperawatan.


Manfaat proses keperawatan menurut Gaffar (1999) meliputi beberapa aspek yaitu :
1.

Aspek Administrasif.

Kegiatan dokumentasi keperawatan yang berupa pencatatan dan pelaporan akan menjamin
kualitas asuhan keperawatan karena dari kegiatan ini dapat dikomunikasikan dan dievaluasi
perkembangan klien.
2.

Aspek Hukum.

Asuhan keperawatan didasarkan pada investigasi, observasi dan analisa, yang bertujuan untuk
memberikan jaminan agar masalah kesehatan klien teridentifikasi sehingga intervensi yang
dilakukan lebih efektif dan dapat dipertanggung jawabkan, sehingga akan memberikan
perlindungan dan kepastian hukum bagi klien.
1. 3.

Aspek Ekonomi.

Proses keperawatan akan menjamin asuhan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan kesehatan
klien, sehingga lebih efisien dari segi biaya karena lebih proposional dalam arti sesuai kebutuhan
klien.
4.

Aspek Pendidikan dan Pelatihan.

Keperawatan tidak dapat diterapkan tanpa pendidikan dan pelatihan, sebaliknya pendidikan
keperawatan tidak akan berkembang dengan baik tanpa asuhan dari proses keperawatan sebagai
metoda ilmiah pemberian asuhan keperawatan.

You might also like