You are on page 1of 11

5

4
3

Generator Peaking = 65 MVA, 11,5 kV, X d =0,199 pu , H = 9,138 MJ/MVA


BUS TAK HINGGA Generator CFK = 31,5 MVA, 6,3 kV,

X d =0,32 pu , H = 13,395 MJ/MVA

CFK
PEAKING

Tabel Data Saluran dan Transformator, semua nilai dalam pu, dengan dasar
150 KV dan 100 MVA
Rel ke rel
Trafo 1 4
Trafo 2 5
Saluran 3 4
Saluran 3 5 (1)
Saluran 3 5 (2)
Saluran 4 5

X
0,1263
0,1185
0,036444
0
0
0,002667

Y Shunt B
0,010594
0
0
0,000775

Tabel Data tentang rel dan nilai aliran beban pragangguan dalam pu, dengan dasar
150 KV dan 100 MVA
Rel

Tegangan

1,0223
31,0644

1,0338

Pembangkitan
P
50

Q
16,4342

22,23

9,8

61,3598
3
4

1,00 0
1,00 26,4

0,9985
26,3081

Menentukan matriks jaringan

Membentuk matriks reaktansi bus sebelum gangguan


Elemen-elemen matrik reaktansi dapat dicari sebagai berikut :
1
1
=
= j 3,15
XdG 1 + Xt 14 j0,199+ j 0,1185

X 11 =

X 12 = X 21 = 0,0
X 13 = X 31= 0,0
X 14

= X 41=

1
XdG 1 + Xt 14

1
= j3,15
j 0,199+ j 0,1185

X 15 = X 51= 0,0
X 22

1
XdG 2 + Xt 25

1
= j2,241
j 0,32+ j 0,1263

X 23 = X 32= 0,0
X 24

= X 42= 0,0

X 25 = X 52=
X 33

1
X 34

1
XdG 2 + Xt 25
+

Xs34
=
2

1
= j 2,241
j 0,32+ j 0,1263
1
j 0,036444

j 0,010594
2

= -j27,434

X 34

1
X 34

1
= j 27,442
j 0,036444

X 35 = X 53= 0,0
X 44

1
X 34

= X 11 +

Xs34 1 Xs45
+
+
2
X 45 2

j 27,442+ ( j 5,297 x 103 ) +

= -j3,15 +

1
j0,000775
+
j 0,002667
2

= -j350,665
X 45

X 54=

1
1
j 0,000775
=
+0+
X 45 j0,002667
2

1
X 55 =
X 45

1
X 35 +

Xs45
2

= j374,953

1
j 0,002667 + 0 +

j 0,000775
2

j 3,75 x 10

Tabel Elemen matriks reaktansi sebelum gangguan


Rel
1

1
j3,15

4
5

j 3,15

2
0
j2,241

0
0
j 2,241

3
0

4
j 3,15

5
0

j 2,241

-j27,434

j 27,442

j 27,442 -j350,665

j374,953

j374,953
j 3,75 x 10

Membentuk matriks reaktansi selama gangguan


Reduksi I
Selama gangguan, bus 4 terhubung singkat ke tanah. Baris dan kolom 4
pada

X bus pra gangguan

dihilangkan, matriks admitansi bus selama gangguan

dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

-j3,15

j3,15

-j2,241

-j27,434

j27,442

j3,15

j27,442 -j350,665

X1
=

X2

0
j2,241
0
j374,953

X3

X4

= -j3,75 x

Xr1

Xr I
=

j2,241

X 1

-j374,953

10

X 21

X4

X3

-j3,15

j3,15

-j2,242

j0,294

j27,434

j27,442

j3,15

j0,224 j27,442 j388,156

Reduksi II

-j3,15

-j2,241

-j27,434

j3,15

X1

X2

j0,224
j27,442

X3

X4

= j388,156

j3,15

j0,224

j27,442

-j3,124
X r II

-j1,818 x
103

-j1,818 x

10

-j2,42

-j0,223

-j0,016

Dengan menggunakan harga

-j0,223
-j0,016
-j25,494

X selamagangguan di atas, maka dapat dicari harga

sudut daya persatuan dalam keadaan gangguan yaitu :


Pe1 = 0
Pe2 =

|E '2| |X 22|

cos

22

|E '2||E ' 1|| X 21|

cos( 21 -

2 )

(1,109)2 (2,42)cos(-90) + (1,109)(1,089)

(0,018)cos(90)

1,343 sin 2

Membentuk matriks admitansi bus setelah gangguan dihilangkan

Reduksi I
Apabila gangguan di bus 3 dihilangkan, maka saluran 3-4 dihilangkan.
Dengan demikian maka matrix admitansi sebelum gangguan berubah, khususnya
elemen-elemen yang berhubungan dengan saluran 3-4, dengan demikian maka
matrix admitansi sebelum gangguan yang baru akibat saluran 3-4 diputuskan
adalah:

X 44

1
= X 45

+ Xs45
2

j 0,000775
2

= -j374, 953 +

= -j374, 953
Sehingga matriks admitansi bus

X bus sebelum gangguan diubah sebagai berikut :

X a =
Rel
1

1
j3,15

3
0

4
j 3,15

5
0

j 2,241

-j374,953

j374,953

j374,953

j 3,75 x 103

j2,241

j 3,15

j 2,241

-j3,15

j3,15

-j2,241

j3,15

-j374,953

X1
=

X2

2
0

0
j2,241
0
j374,953

X3

X4

= -j3,75 x

Xr1

X 1

j2,241

j374,953

103

X 21

X4

-j3,15

X3
0

j3,15

Xr I
=

-j2,24

j0,224

j27,442

j3,15

j0,224

j337,462

Reduksi II
-j3,15

-j2,241

j3,15

X1
X2

j0,224
j27,442

X3

j3,15

X4

-j337,462

j3,1791
X r II
=

j0,224

j2,091

j2,091
j0,256

0
j2,24

j0,018

0
0

Berdasarkan hasil perhitungan aliran daya sebelumnya maka dilakukan


perhitungan arus yang mengalir ke jala-jala pada bus 1 dan bus 2 untuk
mendapatkan tegangan dalam perlaihan dan kurva ayuna, sedangkan arus dari bus
tidak ada karena bus 2 adalah bus beban tidak memiliki sumber arus.

Menghitung arus yang mengalir dari bus generator

( P1 +Q1)
V 1

I 1 =

0,515347,102

0,235322,447

0,5+ j0,164342
1,0223 31,0644

0,2223+ j 0,098
1,0338 61,3598

(P2 +Q2)
V 2

I 2 =

Dengan :
E ' 1=

1,022331,0644

+ j0,199 x 0,515347,102

= 1.089 33,406
E ' 2=

1,033861,3598

+ j0,32 x 0,235322,447

= 1,109 60,919

Dengan menggunakan harga

X bus setelah gangguan di atas, maka dapat dicari harga

sudut daya persatuan dalam keadaan gangguan yaitu :

Pe1 =

|E '1| |X 11|

cos

11

|E '1||E ' 2|| X 12|

cos( 12 -

12 )

(1,089)2 (3,1791)cos(-90) + (1,089)(1,109)

(2,091)cos(-90)

Pe2 =
12 )

2.807 sin 1
2

|E '2| |X 22|

cos

22

|E '2||E ' 1|| X 21|

cos( 21 -

(1,109)2 (2,24)cos(-90) + (1,109)(1,089)(2,24)cos(-90)


2.447 sin 2

Perhitungan waktu pemutusan kritis menggunakan rumus sebagai berikut:

Tc=

2 H ( co)
. f . Pm

(4.1)

Data yang digunakan adalah data sekunder, berupa data konfigurasi


seluruh alat kelistrikan pada sistem kelistrikan di Kalimantan Timur yang
diperoleh dari PLN. Tabel 4.6 dibawah ini memperlihatkan data sekunder yang
diperoleh dari perusahaan sebagai berikut.

Tabel 4.6 Data Sekunder


Data Sekunder
o

30,95 derajat

50Hz

Pm

2,807 pu

3,14

WR2

220169 lb- ft

rpm GTG

3000 rpm

9,138

Smach

50,089 MJ/MVA

Dengan membandingkan nilai H dari hasil perhitungan Digsilent dan


perhitungan manual dapat terlihat sebagai berikut.
H=

2,31 x 1010 W R2 (r /min)2


S mach

(4.2)

Dengan menyisipkan data yang telah ada pada persamaan ini, diperoleh;

10

H=

2,31 x 10

220169(3000)
50,089

(4.3)

Maka H = 9,138 MJ/MVA


Dapat dibuktikan hasil perhitungan dengan software ETAP 12.6 dan
dengan cara manual tidak jauh berbeda.
Menghitung sudut saat terjadinya gangguan

E1V 1
Xd

Pmax sin =

1,089 x 1
sin
0,199

= 5,472

sin

0=30,95 =0,513 rad


max

180

-30,95

= 155,549

= 2,76 rad

( 2 x 0,513 ) x sin ( 30,95 ) cos ( 30,95 )

c=cos1

c=76,762 =1,264 rad


0

t c=

2 x 9,138 x (1,2640,513)
3,14 x 50 x 2,807

t c =0,176 s

You might also like