You are on page 1of 4

PENGOLAHAN JAHE

Jahe (Zingiber officinale Rosc.), satu dari sejumlah temu-temuan dari suku Zingiberaceae,
menempati posisi yang sangat penting dalam perekonomian masyarakat Indonesia, karena
peranannya dalam berbagai aspek kegunaan, perdagangan, kehidupan, adat kebiasaan,
kepercayaan dalam masyarakat bangsa Indonesia yang sifatnya majemuk dan terpencar-
pencar di seluruh nusantara ini. Jahe juga termasuk komoditas yang sudah ada sejak
ribuan tahun digunakan sebagai bagian dari ramuan rempah-rempah yang diperdagangkan
secara luas di dunia. Walaupun tidak terlalu mencolok, penggunaan komoditas jahe
berkembang dari waktu ke waktu, baik jumlah, jenis, kegunaan maupun nilai ekonominya.

Masyarakat Indonesia umumnya telah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat
mengenal dan memanfaatkan jahe dalam yang belum mengalami pengolahan apapun
kehidupan sehari-hari untuk berbagai juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan
kepentingan, seperti bahan campuran bahan yang telah dikeringkan (Ditjen. POM, 1982).
makanan, minuman, kosmetik, parfum dan lain- Pengeringan merupakan proses pengurangan
lain mulai dari tingkat tradisional di masyarakat kadar air sampai batas yang terbaik sekitar 8 –
pedesaan sampai tingkat modern di masyarakat 10 %; karena pada tingkat kadar air tersebut,
perkotaan. Dalam perkembangannya, kemungkinan bahan cukup aman terhadap
kebutuhan komoditas jahe untuk bahan baku pencemaran, baik yang disebabkan oleh jamur
industri meningkat terus, sehingga ataupun insektisida. Ada berbagai cara
pengadaannya secara teratur, berkualitas baik, pengeringan, yaitu dengan penjemuran
cukup dan berkesinambungan makin terasa langsung, dianginkan ataupun dengan udara
menjadi suatu keharusan. panas yang mengalir.
Data tahun 1999 menunjukkan volume Proses pembuatan simplisia pada prinsipnya
ekspor jahe mencapai 43.193 ton dengan nilai meliputi tahap-tahap pencucian, pengecilan
US$14.120.742, diekspor dalam bentuk jahe ukuran dan pengeringan. Pada tahap awal,
segar, jahe kering dan bentuk lain dengan rimpang dicuci (kadar air diperkirakan sekitar 85
kontribusi US$11.820.305 dan US$ 2.300.437 – 90%), diiris-iris dengan ketebalan 7 – 8 mm.
(BPS tahun 1999) Setelah dijemur atau kering ketebalan akan
menjadi 5 – 6 mm dengan kehilangan berat
Teknologi Pengolahan Jahe sekitar 60 – 70% (kadar air sekitar 7 – 12%).
Dalam proses pengolahan jahe, pengolahan Pada waktu penjemuran, dijaga agar bahan
bahan mentah menjadi bahan setengah jadi jangan sampai menumpuk. Sedangkan untuk
termasuk kandungan senyawa yang berperan alas penjemuran digunakan anyaman bambu,
dalam performansinya, harus tetap diperhatikan lantai penjemur atau tikar. Tetapi penjemuran
karena berkaitan dengan hasil akhir olahan. langsung dengan matahari seringkali
Setelah panen, rimpang harus segera dicuci dan menyebabkan bahan mudah tercemar dan
dibersihkan dari tanah yang melekat. Pencucian keadaan cuaca yang tidak menentu akan
disarankan menggunakan air yang bertekanan, menyebabkan pembusukan.
atau dapat juga dengan merendam jahe dalam Untuk mendapatkan simplisia dengan tekstur
air, kemudian disikat secara hati-hati. Setelah yang menarik, sebelum diiris, jahe dapat direbus
pencucian jahe ditiriskan dan diangin-anginkan atau digodok beberapa menit sampai terjadi
dalam ruangan yang berventilasi udara yang proses gelatinisasi. Kemudian baru diiris dan
baik, sehingga air yang melekat akan dijemur. Ada beberapa cara pengeringan jahe
teruapkan. Kemudian jahe dapat diolah menjadi dalam pembuatan simplisia di antaranya:
berbagai produk atau langsung dikemas dalam
karung plastik yang berongga dan siap untuk Menggunakan cahaya matahari langsung.
diekspor. Cara ini sederhana dan hanya memerlukan
Dari jahe dapat dibuat berbagai produk yang lantai jemur, yang umum digunakan adalah
sangat bermanfaat dalam menunjang industri lantai penjemuran dari semen dan rak
obat tradisional, farmasi, kosmetik dan penjemuran dari kayu. Rimpang jahe yang akan
makanan/minuman. Ragam bentuk hasil dijemur di sebar secara merata dan pada saat
olahannya, antara lain berupa simplisia, tertentu dibalik agar panas merata dan rimpang
oleoresin, minyak atsiri dan serbuk. Berikut ini tidak retak.
beberapa pengolahan jahe terpadu. Cara penjemuran semacam ini selain murah
juga praktis, namun juga ada kelemahan yaitu
Simplisia suhu dan kelembaban tidak dapat terkontrol,
Dalam Kodifikasi Peraturan Perundang- memerlukan area penjemuran yang luas, saat
undangan Obat Tradisional, simplisia adalah pengeringan tergantung cuaca, mudah
terkontaminasi dan waktu pengeringan yang
lama.

Alat pengering energi surya (secara tidak


langsung).
Alat ini menggunakan energi sinar matahari
sebagai sumber panas dengan tambahan energi
lain seperti listrik atau bahan bakar. Cara ini
memanfaatkan sirkulasi udara untuk
memindahkan panas. Besarnya energi panas
dengan yang berpindah menentukan efektifitas
dari alat ini. Sedangkan besarnya energi panas
yang diserap tergantung pada keadaan dan
struktur permukaan alat. Disamping cara
pengeringan kedua tersebut diatas ada juga
cara pengeringan menggunakan oven. Berikut Gambar 1. Proses Oleoresin
salah satu contoh alat pengering energi surya.
Oleoresin
Tabel 1.
Oleoresin merupakan campuran resin dan
Standar mutu simplisia Jahe
minyak atsiri yang diperoleh dari ekstraksi
dengan menggunakan pelarut organic. Jahe
NO KARAKTERISTIK NILAI
1. Kadar air, maksimum 12 %
mengandung resin yang cukup tinggi sehingga
2. Kadar minyak atsiri, maksimum 1,5% bisa dibuat sebagai oleoresin. Keuntungan dari
3. Kadar abu, maksimum 8,0% oleoresin adalah lebih higienis, dan mempunyai
4. Berjamur/berserangga Tidak ada kekuatan lebih bila dibandingkan dengan bahan
5. Benda asing, maksimum 2,05 asalnya. Penggunaan oleoresin dalam industri
lebih disukai, karena aromanya lebih tajam dan
Minyak Atsiri dapat menghemat biaya pengolahan.
Minyak atsiri adalah minyak yang mudah
menguap yang terdiri atas campuran zat yang Bubuk Jahe
mudah menguap dengan komposisi dan titik Bubuk jahe merupakan komponen utama
didih yang berbeda. Sebagian besar minyak dalam resep bumbu kari. Disamping itu
atsiri diperoleh dengan cara penyulingan atau digunakan juga dalam perusahaan bir, brandi,
hidrodestilasi. dan anggur jahe. Dalam pembuatan bubuk jahe,
Dewasa ini, minyak atsiri banyak digunakan bahan yang digunakan adalah jahe kering
dalam berbagai industri, seperti industri parfum, sempurna (kadar air sekitar 8-10 %). Bahan
kosmetik, essence, farmasi dan flavoring agent. tersebut kemudian digiling halus dengan ukuran,
Biasanya, minyak atsiri yang berasal dari sekitar 50-60 mesh dan dikemas dalam wadah
rempah digunakan sebagai flavoring agent yang kering.
makanan. Bahkan dewasa ini sedang
dikembangkan penyembuhan penyakit dengan Jahe Segar
aromatheraphy, yaitu dengan menggunakan Jahe segar merupakan jahe yang baru
minyak atsiri yang berasal dari tanaman. dipanen dan belum mengalami perubahan
Minyak atsiri yang disuling dari jahe struktur maupun bentuknya. Setelah jahe
berwarna bening sampai kuning tua bila bahan dipanen dan dicuci dengan air penyemprot yang
yang digunakan cukup kering. Lama bertekanan, kemudian dihamparkan dan
penyulingan dapat berlangsung sekitar 10 – 15 dikering anginkan pada hamparan dengan
jam, agar minyak dapat tersuling semua. Kadar sirkulasi udara. Bila ditinjau dari segi umur
minyak dari jahe sekitar 1,5 – 3 %. dapat dikelompokkan atas dua macam jahe
Standar mutu minyak jahe, masih mengacu segar yaitu jahe segar tua dan jahe segar muda.
pada ketentuan EOA (Essential Oil Association) Jahe segar yang baru dipanen dengan garpu
atau cangkul dan tidak merusak rimpang
Tabel 2. kemudian diangkut dengan peti kayu atau
Standar mutu minyak atsiri jahe keranjang bambu ketempat pencucian sambil
NO SPESIFIKASI PERSYARATAN
1. Warna Kuning muda - kuning
dijaga kelembabannya. Sampai ditempat
2. Bobot jenis 25/25°C 0,877 – 0,882 pencucian jahe disemprot dengan bertekanan
3. Indeks bias (nD25) 1,486 – 1,492 tinggi dengan tujuan membersihkan tanah yang
4. Putaran optik (-28°)-(-45°) menempel pada rimpang jahe tersebut,
Bilangan penyabunan, kemudian dikeringkan.
5. 20
maksimum
Setelah kering jahe siap dikirim ketempat pengeringan buatan. Jahe kering dalam
tujuan dengan kemasan kardus dan diberi perdagangan dapat disajikan dalam bentuk
serasah penahan gesekan. Suhu kemasan perlu dikuliti, tanpa dikuliti dan setengah dikuliti.
dijaga sekitar 27-C dengan kelembaban 10 - 25
%. Untuk ekspor kualitas yang dikehendaki Tidak dikuliti.
adalah jahe rimpang gemuk dengan berat Jahe kering tidak dikuliti mempunyai
minimum 200 gram. beberapa tipe yang dikenal dengan istilah
Agar jahe tidak rusak dalam penyimpanan coated, unscraped dan unpeeled yang biasanya
biasanya dilakukan pendinginan atau diberi akan diproses lebih lanjut untuk pembuatan
bahan kimia seperti natrium naftalen asetat agar minyak jahe (ginger oil) dan oleoresin.
tidak menjadi keriput. Guna mencegah warna Sedangkan jahe kering setengah dikuliti atau
kecoklatan ditambahkan natrium bisulfit, dikuliti penuh mempunyai beberapa tipe seperti
sedangkan untuk menghindari masuknya peeled, uncoated dan scraped yang umumnya
cendawan biasanya diberi larutan natrium dipergunakan dalam industri obat-obatan
bensoat. makanan dan minuman.
Jahe segar digolongkan kedalam 3 (tiga) Pengolahan jahe kering yang tidak dikuliti
jenis mutu, yaitu mutu I, II dan III, dengan caranya sederhana yaitu : setelah rimpang
syarat umum seperti uraian pada tabel 2.3. : dibersihkan dari segala kotoran dan tanah lalu
dijemur selama 7 - 8 hari. Sebelum dikeringkan
Tabel 3. sebaiknya jahe direndam dalam air mendidih
Penggolongan Jahe Segar berdasarkan selama 10 - 15 menit untuk mematikan enzim-
mutu enzim yang ada dirimpang.
Setelah direndam dalam air panas dianjurkan
METODE juga direndam dalam air dingin yang
NO KARAKTERISTIK SYARAT PENGUJIA mengandung natrium bikarbonat dan kemudian
N
1. Kesegaran jahe Segar Visual dicuci dengan air dingin baru dikeringkan.
Rimpang bertunas Tidak Visual
2.
ada Setengah dikuliti.
Kenampakan irisan Cerah Visual Untuk membuat jahe kering yang setengah
3.
melintang
dikuliti atau dikuliti penuh caranya adalah
4. Bentuk rimpang Utuh Visual
5. Serangga hidup Bebas visual dengan merendam rimpang jahe bersih dalam
air selama semalam untuk mempermudah
Keterangan: pengulitan (pengupasan). Selanjutnya kulit pada
Kesegaran: Jahe dinyatakan segar apabila kulit jahe bagian permukaan yang datar dikelupas,
tampak halus, mengkilat dan tidak keriput sedangkan pada bagian celah-celah tidak
Bentuk rimpang: Rimpang jahe segar dinyatakan utuh bila
cabang-cabang dari rimpang jahe tidak ada yang patah, dibuang. Kemudian dicuci lagi dengan air secara
dengan maksimum 2 penampang patah pada hati-hati. Di Indonesia pengelupasan kulit
pangkalnya dilakukan dengan pisau dari bambu yang tajam
Rimpang bertunas: Jahe segar dinyatakan mempunyai ujungnya, atau digunakan sendok, setelah
rimpang bertunas apabila salah satu atau beberapa
ujung dari rimpang telah bertunas bersih barulah rimpang dijemur setelah 5-8 hari,
Kenampakan irisan: Jahe segar bila diiris melintang pada kalau diinginkan warna rimpang yang putih
salah satu rimpangnya maka penampangnya berwarna maka perendamannya dapat dilakukan dalam air
cerah khas jahe segar kapur kembang (CAO) sebanyak 20 gram / liter
air. Hari berikutnya rimpang dicuci lagi dengan
Anggur Jahe air dan direndam selama 6 jam barulah
Untuk pembuatan anggur jahe diperlukan dilakukan penjemuran selama 5-8 hari sampai
bahan baku berupa jahe gajah, karena jenis ini dengan kadar air 10 - 12 %.
mempunyai rasa yang tidak pedas, kandungan
minyak atsiri yang rendah dan seratnya tidak Jahe Awet atau Jahe Olahan.
terlalu kasar. Ditinjau dari bentuk olahannya jahe awet
Anggur adalah sejenis minuman beralkohol biasanya berwujud asinan jahe, jahe dalam
yang dibuat secara fermentasi dari sari buah- sirup dan kristal jahe yang digunakan biasanya
buahan. oleh sejenis ragi. Sari buah-buahan jahe badak (jahe besar) yang dipanen ketika
disini diganti sari jahe dengan penambahan gula umur 3 - 4 bulan.
kemudian difermentasi sampai kadar alkohol
tertentu . Asinan jahe
Dalam dunia perdagangan dikenal dua jenis
Jahe Kering. asinan jahe, yaitu jahe asin China dan jahe asin
Jahe kering adalah jahe yang diawetkan Australia. Cara pengolahannya sederhana yang
melalui proses pengeringan baik pengeringan biasa dilakukan pengusaha di Indonesia adalah
menggunakan tenaga surya maupun dengan sebagai berikut :
o Jahe segar dikuliti kemudian dipotong-potong
menjadi ukuran 80 - 120 gram.
o Jahe kemudian dicampur asam cuka dan
garam dapur dengan perbandingan 78 % jahe
segar, 2 % asam cuka dan 2 % garam dapur.
o Setelah dicampur dibiarkan selama 15 hari.

Tabel 4.
Syarat Mutu Jahe Kering
(Sesuai SNI 01-3393-1994)
SYARAT
MUTU

KARAKTERISTIK CARA PENGUJIAN

Bau dan rasa Khas Organoleptik


Kadar air, % SP-SMP-7-1975
12,0
(bobot/bobot), maks (ISO R 939-1969 (E))
Kadar Minyak
1,5 SP-SMP-37-1975
ar,(ml/100g),min
Kadar abu, % SP-SMP-35-1975
8,0
(bobot/bobot), maks (ISO R 929-1969 (E))
Tak
Berjamur dan berserangga Organoleptik
ada
Benda asing,% SP-SMP-32-1975 • Untuk kedua kalinya adonan dididihkan
2,0
(bobot/bobot), maks (ISO R 937-1969 (E)) kembali selama 45 menit, setelah dingin
dikemas untuk dipasarkan.

Jahe dalam sirup Jahe kristal


Jahe dan sirup bahan bakunya dapat berupa Adalah hasil perlakuan lanjutan dari jahe
jahe asin yang dipindahkan dari larutan garam dalam sirup. Jahe sirup untuk ketiga kalinya
asam kemudian dicuci bersih atau dapat juga direbus sehingga menguaplah air dalam sirup
langsung dibuat dari jahe segar yang dinilai kemudian jahe ditiriskan dan dicampur dengan
lebih ekonomis, adapun cara pembuatannya kristal gula kemudian dikemas.
adalah:
• Jahe segar dipotong-potong menurut ukuran DAFTAR PUSTAKA
yang ditetapkan, dikukus kemudian direbus 1. Anonim. 1993. Jahe. Departemen Pertanian
dalam air mendidih ± 15 menit agar tingkat (Dok. 07/052/1/93)
kepedasan jahe berkurang dan teksturnya 2. Anonim. 2002. Profil Komoditi Jahe. Direktorat
menjadi lunak. Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran
• Jahe dicampur dengan gula dengan Hasil Pertanian. Departemen Pertanian
perbandingan 78 kg jahe dalam 60 kg gula. 3. Farry B. Paimin; Murhananto. 1999. Budidaya,
Selanjutnya ditambahkan air bersih Pengolahan, Perdagangan Jahe. Edisi Revisi.
secukupnya sehingga jahe terendam. Penebar Swadaya
• Adonan tersebut dididihkan selama 45 menit, 4. J. J. Afriastini; A.B.D. Modjo Indo. 1983.
kemudian jahe dibiarkan terendam dalam Bertanam Jahe. PT. Penebar Swadaya
larutan gula selama 2 (dua) hari agar larutan
gula meresap kedalamnya.

You might also like