You are on page 1of 16

Ayu wandira

B.2 / 10.2007.173

PENDAHULUAN

Tujuan
Tujuan saya membuat laporan kasus asma dan gatal karena alergi dengan pendekatan
kedokteran keluarga ini adalah sebagai syarat untuk mengikuti ujian skills lab family folder blok
26 yaitu blok community medicine. Yang nantinya pada hari ujian saya akan mempresentasikan
hasil laporan yang saya dapatkan setelah saya melakukan kunjungan ke rumah pasien yang
mempunyai penyakit asma dan gatal karena alergi tersebut.

Latar Belakang
Latar belakang saya membuat laporan kasus asma dan gatal karena alergi dengan
pendekatan kedokteran keluarga ini tentunya untuk mendapatkan nilai ujian skills lab family
folder blok community medicine karena laporan ini merupakan salah satu syarat untuk mengikuti
ujian. Selain itu, latar belakang saya membuat laporan ini adalah untuk memahami lebih dalam
tentang materi yang diajarkan di blok community medicine ini. Dengan membuat laporan ini,
saya harapkan kedepannya saya bisa mengerti lebih jelas tentang konsep kedokteran keluarga
yang sedang saya pelajari dan nantinya dapat saya terapkan setelah saya lulus dan bekerja
menjadi dokter.

Masalah
Masalah yang pasien saya hadapi dalam kasus ini adalah pasien menderita penyakit asma
yang disebabkan karena allergi pasien terhadap debu, gorengan pingir jalan dan minuman es
pinggir jalan. Pasien mempunyai keturunan riwayat allergi dari ayahnya. Ayah pasien menderita
allergi yang menyebabkan kulitnya gatal gatal. Untuk pasien, alergi tersebut timbul dengan
gejala gatal gatal pada kulitnya dan asma. Adik pasien juga menderita penyakit allergi yang
sama dengan pasien dan ayah pasien. Serta mempunyai faktor pencetus yang sama pula, yaitu
debu dan tanah.

ISi
1

Ayu wandira
B.2 / 10.2007.173

Materi
Definisi Asma
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversible dimana trakea dan
bronchi berespon dalam secara hiperaktive terhadap stimuli tertentu, yang menyebabkan
terjadinya peradangan. Penyempitan tersebut bersifat sementara yang dapat dipicu oleh berbagai
rangsangan. Gejala episodic berulang yang timbul berupa mengi (napas berbunyi ngik ngik),
sesak napas, dada terasa berat, dan batuk batuk terutama malam menjelang dini hari.
Jika terjadi serangan penyakit asma, biasanya otot polos dari bronki mengalami kejang dan
jaringan yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan yang disebabkan karena adanya
peradangan dan pelepasan lendir ke dalam saluran udara. Hal tersebut akan memperkecil
diameter dari saluran udara (bronkokonstriksi) dan penyempitan inilah menyebabkan penderita
harus berusaha sekuat tenaga supaya dapat bernafas.
Etiologi
1. Alergen : makanan, debu rumah, bulu binatang.
2. Infeksi : virus, bakteri, jamur, parasit.
3. Iritan : minyak wangi, asap rokok, polutan udara, bau tajam.
4. Cuaca : perubahan tekanan udara, suhu, angin, dan kelembaban udara.
Patogenesis
Hingga saat ini belum ada kesepakatan para ahli mengenai penyebab mengapa seseorang
menderita penyakit asma. Hanya baru diketahui bahwa sel sel tertentu di dalam saluran udara
(sel mast) diduga bertanggung jawab terhadap awal mula terjadinya penyempitan saluran
pernapasan. Sel mast di sepanjang bronki akan melepaskan bahan seperti histamine dan
leukotrien yang menyebabkan terjadinya :
- Kontraksi otot polos
2

Ayu wandira
B.2 / 10.2007.173
- Peningkatan pembentukan lendir
- Perpindahan sel darah putih tertentu ke bronki.
Sel mast mengeluarkan bahan tersebut sebagai respon terhadap sesuatu yang mereka kenal
sebagai benda asing (allergen) yang mencoba masuk. Penyakit asma juga bisa terjadi pada
beberapa orang tanpa alergi tertentu. Tidak terkecuali, reaksi yang sama terjadi jika orang
tersebut melakukan olah raga atau berada dalam cuaca dingin. Keadaan psikologis yang sedang
stress atau kecemasan juga bisa memicu dilepaskannya histamine dan leukotrien. Serangan
penyakit asma juga bisa dialami oleh beberapa wanita dimasa siklus menstruasi, namun hal ini
jarang sekal terjadi.
Selain itu, penyakit asma juga bisa disebabkan karena faktor keturunan. Jika seorang ibu
atau ayah menderita penyakit asma, maka kemungkinan besar akan ada penderita asma dalam
keluarga tersebut.
Faktor Pencetus
a. Kegiatan jasmani : kegiatan jasmani yang berat seperti berlari, naik sepeda.
b. Psikologis : seperti stress.
Tanda dan Gejala
a. Stadium Dini
Stadium hipersekresi yang lebih menonjol
-

Batuk dengan dahak, bisa dengan maupun tanpa pilek.

Ronchi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang timbul.

Wheezing belum ada.

Belum ada kelainan thoraks.

Ada peningkatan eosinofil darah dan IgE.

Faktor spasme bronchiolus dan edema yang lebih dominan


3

Ayu wandira
B.2 / 10.2007.173
- Timbul sesak napas dengan atau tanpa sputum.
-

Wheezing

Ronchi basah bila terdapat hipersekresi

Penurunan tekanan parsial O2

b. Stadium lanjut / kronik


-

Batuk, ronchi

Sesak napas berat dan dada seolah olah tertekan.

Dahak lengket dan sulit untuk dikeluarkan.

Suara napas melemah bahkan tak terdengar (silent chest).

Thorax seperti barel chest

Tampak tarikan otot sternokleidomastoideus.

Sianosis

Tekanan parsial O2 kurang dari 80%

Rontgen paru terdapat peningkatan gambaran bronchovaskuler kanan dan kiri.

Hipokapnea dan alkalosis bahkan asidosis respiratorik.

Jika penyakit asma terjadi pada anak anak, gejala awal penyakit asma bisa berupa rasa
gatal di dada atau di leher. Selain itu, batuk kering di malam hari atau ketika melakukan olahraga
juga bisa merupakan satu satunya gejala. Serangan asma yang sangat hebat bisa menyebabkan
penderita tidak dapat berbicara karena sulitnya mengatur pernapasan.
Pemeriksaan Penunjang
a. Spirometri
4

Ayu wandira
B.2 / 10.2007.173
b. Pemeriksaan sputum
c. Pemeriksaan eosinofil total
d. Uji kulit
e. Pemeriksaan kadar IgE total dan IgE spesifik dalam sputum
f. Foto thoraks
Fokus Pengkajian
A. Pengkajian Primer
-

Airway
Krekels, ronkhi, batuk keras, kering / produktif
Penggunaan otot otot aksesories pernapasan (retraksi interkosta)

Breathing
Perpanjangan ekspirasi, mengi, perpendekan periode inspirasi, sesak napas, hipoksia.

Circulation
Hipotensi, diaphoresis, sianosis, pulsus paradoxus > 10 mm

B. Pengkajian Sekunder
-

Riwayat penyakit sebelumnya


Alergi, batuk pilek, menderita penyakit infeksi saluran napas bagian atas.

Riwayat perawatan keluarga


Adakah riwayat penyakit asma pada keluarga

Riwayat social ekonomi


5

Ayu wandira
B.2 / 10.2007.173
Jenis pekerjaan dan waktu luang, jenis makanan yang berhubungan dengan allergen,
hewan piaraan, lingkungan tempat tinggal, dan stressor emosi.

Metode
Metode yang saya gunakan untuk mengumpulkan data ini adalah dengan melakukan
kunjungan langsung ke rumah pasien dengan mendapat alamat dan data dasar dari puskesmas
kelurahan grogol II.

Data dan Pembahasan


Puskesmas : Kelurahan Grogol II
Nomor Register :
Data riwayat keluarga :
I.

Identitas pasien
a.
Nama
b. Umur
c.
Jenis Kelamin
d. Pekerjaan
e.
Pendidikan
f.
Alamat
g. Telepon

II.

: Ibnu Muhammad
: 13 tahun
: Laki laki
: Pelajar
: Pelajar kelas VIII (II SMP)
: Jl. Dr.Muardi II no. 5A Grogol
: 021 5671336

Riwayat Biologis Keluarga :


a.

Keadaan kesehatan sekarang : baik


Pasien dapat dikatakan baik karena pasien dapat bercakap cakap dengan baik dan
kesadaran serta daya ingatnya baik. Pasien tidak terlihat kesakitan, lemah dan kurang
dapat berkomunikasi atau kesadarannya agak menurun.

b. Kebersihan perorangan

: baik

Ayu wandira
B.2 / 10.2007.173
Kebersihan pasien dapat dikatakan baik karena yang terlihat dari hygiene rambut,
tangan dan kaki tampak bersih. Gigi geligi dan pakaian yang digunakan pun tampak
bersih.
c.

Penyakit yang sering diderita : gatal gatal karena alergi, asma dan batuk.

d. Penyakit keturunan
e.

: Ayah menderita penyakit alergi dan hipertensi

Penyakit kronis / menular


: Tidak ada
Di keluarga pasien tidak ditemukan adanya penyakit kronis / menular seperti
tuberculosis dan lepra.

f.

Kecacatan anggota keluarga : Tidak ada


Dalam keluarga pasien tidak ada yang menderita cacat fisik dan mental yang diperoleh

sejak lahir seperti sumbing, sindrom Down, dan sindrom Turner.


g. Pola makan
: Sedang
Pola makan pasien dapat dikatakan sedang karena dari yang terlihat dari pola konsumsi
mingguan / bulanan cukup teratur. Pasien setiap hari makan di rumah bersama dengan
keluarga dengan waktu yang teratur. Dan menurut pengakuan orang tua pasien, pasien
mendapat makanan dengan gizi yang lengkap yaitu karbohidrat, lemak, protein dan
mineral. Orang tua pasien juga mengatakan bahwa pasien dan keluarga hampir setiap
hari meminum suplemen vitamin. Namun, terkadang pasien sering jajan sembarangan
di pinggir jalan berupa minuman es dan gorengan. Dan menurut pasien, setelah
meminum dan memakan makanan tersebut pasien akan mulai batuk batuk.
h. Pola istirahat
: baik
Pola istirahat pasien dikatakan baik karena pasien tidur cukup, sekitar 7 jam sehari dan
sering ditambah dengan tidur siang.
i.

Jumlah anggota keluarga


: 5 orang
Di dalam rumah pasien ada 5 orang, yaitu ayah pasien, ibu pasien, dan kedua orang
adik pasien.

III.

Psikologis Keluarga :
a.

Kebiasaan buruk

: ayah seorang perokok


7

Ayu wandira
B.2 / 10.2007.173
Ayah pasien adalah seorang perokok dan sering merokok di dalam rumah.
b. Pengambilan keputusan : Bapak
Menurut pengakuan ibu pasien, untuk pengambilan keputusan di keluarga adalah ayah
pasien dengan sebelumnya mendengarkan pendapat ibu pasien dan sesudahnya
menanyakannya kembali pada ibu pasien.
c.

Ketergantungan obat

: Nenek pasien seorang ketergantungan obat obatan

warung
Menurut pengakuan ibu pasien, nenek dari pasien adalah seorang yang sangat doyan
obat. Artinya, saat nenek pasien sakit kepala sedikit segera meminum panadol, sangat
rajin minum vitamin, saat pegal pegal segera meminum neo rheumacyl, dan obat
obatan lain. Bahkan beliau mempunyai tas khusus untuk menyimpan obat obatan
tersebut dan selalu membawanya.
d. Tempat mencari pelayanan kesehatan : Puskesmas dan Rumah sakit
Ibu pasien mengaku, bila anggota keluarga ada yang sakit ringan maka beliau akan
membawanya ke puskesmas atau bila penyakit tersebut sudah tidak ringan maka beliau
akan membawanya ke rumah sakit. Beliau juga mengaku tidak ada kesulitan ekonomi
untuk membawa keluarganya ke rumah sakit karena mendapat tunjangan dari
perusahaan tempat ayah pasien bekerja.
e.

Pola rekreasi
: baik
Pola rekreasi keluarga pasien dapat dikatakan baik karena ibu pasien mengaku bahwa
keluarganya rutin jalan jalan bersama sekitar 2 minggu sekali.

IV.

Keadaan Rumah / Lingkungan :


Jenis bangunan

: Ruko permanen

Lantai rumah

: Keramik

Luas rumah

: 160 m2

Penerangan

: kurang
8

Ayu wandira
B.2 / 10.2007.173
(Karena rumah pasien masih membutuhkan cahaya dari lampu walaupun pada siang hari.
Namun, dalam rumah pasien masih terdapat jendela kecil di dapur.)
Kebersihan
: sedang
(Kebersihan rumah pasien dapat digolongkan ke sedang karena rumah pasien tidak terlalu
bersih. Dan, terdapat banyak nyamuk yang menandakan kebersihan rumah pasien tidak
terlalu baik. Selain itu, saya juga melihat kursi, dinding, plafon dan horden rumah pasien
agak berdebu.)
Ventilasi
: kurang
(ventilasi untuk keluar masuk cahaya dan udara sangat kurang. Mungkin karena rumah
pasien yang berupa ruko, maka ventilasinya kurang. Apalagi rumah pasien juga terdapat di
pinggir jalan, maka keluarga akan kesulitan bila membuka jendela dari depan. Hal ini
dikarenakan banyak debu yang masuk dari jalan dan kendaraan bermobil.)
Dapur : Ada dapur yang terpisah dari ruangan lain.
Jamban keluarga

: Ada kamar mandi dan toilet khusus untuk keluarga pasien.

Sumber Air minum : Baik


Karena keluarga pasien menggunakan aqua sebagai sumber air minum. Walaupun
terkadang bila benar benar habis dan tidak sempat untuk membeli, maka keluarga
menggunakan air pam yang dimasak terlebih dahulu.
Sumber Pencemaran air : tidak ada.
Karena sumber air minum pasien bukan dari sumur atau kali, maka kemungkinan tidak ada
sumber pencemaran dari air minum keluarga. Dan untuk air mandi pasien dan keluarga
menggunakan air pam. Maka sumber pencemaran dapa dikatakan tidak ada.
Pemanfaatan pekarangan
: tidak ada
Karena rumah pasien berupa ruko dan di pinggir jalan, maka pemanfaatan pekarangan
pasien tidak ada. Rumah pasien penuh dengan bangunan dan sisa tanah digunakan sebagai
tempat parkir.
Sistem pembuangan air limbah
: ada
Rumah pasien mempunyai septic tank dan saluran untuk membuang air limbah sisa rumah
tangga.
Tempat pembuangan samapah

: ada
9

Ayu wandira
B.2 / 10.2007.173
Rumah pasien mempunyai tempat sampah untuk membuang sampah sisa pemakaian
keluarga dan setiap harinya diambil oleh petugas untuk dibawa ke TPA.
Sanitasi lingkungan
: sedang
Sanitasi lingkungan pasien dapat dikatakan sedang karena saat saya melakukan
pengamatan ke rumah pasien saya melihat ada jentik nyamuk dan banyak nyamuk di rumah
pasien. Namun, di rumah pasien masih terdapat septic tank dan tempat pembuangan
sampah yang cukup baik.

V.

Spiritual Keluarga :
a. Ketaatan beribadah
: baik
Karena keluarga pasien adalah seorang penganut agama Islam yang cukup taat
beribadah. Menunaikan shalat lima waktu dan berpuasa di bulan Rhamadan.
b. Keyakinan tentang kesehatan : baik
Karena keluarga pasien mencari pengobatan medis bila ada keluarga yang sakit dan ibu
pasien juga mengaku cukup mengenal obat obatan karena pernah bekerja di apotik.

VI.

Keadaan Sosial Keluarga :


a.

Tingkat pendidikan

: sedang karena ayah dan ibu pasien tamatan SMA.

b. Hubungan anggota keluarga : baik karena ibu pasien mengaku selalu membicarakan
masalah bersama dan makan bersama di rumah pada malam hari.
c.

Hubungan dengan orang lain : baik


Karena keluarga pasien cukup di kenal dan saat saya mengikuti pasien ke rumah nya di
sepanjang jalan pasien dan tetangganya saling menyapa dan berbincang sejenak.

d. Kegiatan organisasi social : baik


Ayah dan ibu pasien adalah ketua RT di wilayah pasien. Dikarenakan hal tersebut, maka
ayah dan ibu pasien ikut serta dalam kegiatan kegiatan organisasi social.
e.

Keadaan ekonomi : tinggi


Keadaan ekonomi pasien saya perhatikan cukup baik.

VII. Kultural Keluarga:


10

Ayu wandira
B.2 / 10.2007.173
a.

Adat yang berpengaruh

b. Lain lain

VIII. Keluhan utama


Batuk, flu, gatal.

: Betawi sesuai dengan adat Jakarta dari ayahnya


: Ibu seorang manado

IX. Keluhan tambahan :


Batuk sudah sebulan yang lalu disertai dada yang terasa sakit bila batuk dipaksakan. Dan
terdapat lendir yang susah untuk dikeluarkan. Gatal pada kaki sudah dirasakan sejak lama,
hilang dan timbul. Sedangkan batuk nya mucul bila pasien memakan jajanan di sekolahnya.
Bisa berupa makanan gorengan dan minuman es yang dijual disekolah pasien.
X.

Riwayat penyakit dahulu :


batuk pilek, asma, gatal gatal.

XI.

Pemeriksaan fisik :
-

BB : 56 kg
Terdengar bunyi mengi pada brochus pasien saat diperiksa dengan stetoskop.
Tak ada kelainan lainnya

XIII. Diagnosis penyakit:


-

1403 : asma

XIV. Diagnosis keluarga :


Kesehatan keluarga pasien pada umumnya baik. Hanya saja keluarga pasien mempunyai
penyakit allergi yang menurun dan tidak hanya pasien yang terkena allergi berat tersebut.
Tapi, adik perempuan pasien pun memiliki penyakit allergi tersebut. Adik perempuan
pasien akan gatal gatal bila terkena debu dan tanah. Sedangkan untuk kesehatan yang
lainnya cukup baik, seperti tidak adanya penyakit menular di keluarga pasien dan
menurut pengakuan ibu pasien keluarganya jarang terkena diare dan sakit lainnya.

11

Ayu wandira
B.2 / 10.2007.173
XV. Anjuran penatalaksanaan penyakit :
a. Promotif :
- Pembuatan ventilasi yang lebih banyak agar bisa terjadi pertukaran udara dan
-

masuknya sinar matahari.


Menyarankan agar ayah pasien jika ingin merokok di luar rumah dan tidak

didepan orang lain yang tidak merokok.


b. Preventif :
- Rajin membersihkan rumah dari debu yang banyak bersarang di dinding, gordeyn,
-

dan jendela.
Membekali anak dengan makanan sehat dan bergizi agar anak tidak jajan

sembarangan lagi diluar.


c. Kuratif :
- Glyceril Guaicolat
- Prednison
- Amoxilin
- Terasma
d. Rehabilitatif :
- Edukasi (tentang penyakit, gejala penyakit, cara menangani dan cara pencegahan)
- Exercise (latihan otot pernafasan)
- Nutrisi dengan gizi yang lengkap dan makanan pencegah timbulnya asma.
- Penggunaan obat obat long term control (teofilin).
XVI. Prognosis:
- Penyakit :
Prognosis penyakit asma dapat dikatakan dubia, karena penyakit tersebut dapat hilang
sama sekali atau bahkan bertambah parah. Hal ini berkaitan dengan kepatuhan pasien
minum obat dan menghindari faktor pencetus.

- Keluarga :
Prognosis penyakit asma dan allergi pada keluarga ini dapat saya katakana dubia ad
bonam karena saat saya perhatikan ibu pasien tampaknya cukup menyadari pentingnya
kesehatan dan cukup mengerti mengenai penyakit dan obat obatan. Jadi, tidak sulit

12

Ayu wandira
B.2 / 10.2007.173
untuk memberikan pengertian pada ibu pasien untuk pencegahan dan mengobati asma
pasien.
- Masyarakat :
Untuk masyarakat sekitar pasien tinggal, karena asma yang diderita pasen tidak
menular, maka prognosisnya ad bonam.

Penutup
Resume / Kesimpulan

13

Ayu wandira
B.2 / 10.2007.173
Penyakit yang pasien alami mendapat kode 1403 dari puskesmas, yang artinya pasien
menderita asma. Begitu pula hasil yang saya dapatkan saat berkunjung ke rumah pasien dengan
melakukan pendekatan kedokteran keluarga. Dari hasil anjangsana saya ke rumah pasien, saya
melihat pasien terkena asma dari hasil anamnesa gejala penyakitnya berupa batuk dengan lendir
yang kental dan agak sulit untuk dikeluarkan. Batuk tersebut muncul setelah pasien meminum es
pinggir jalan dan memakan gorengan pinggir jalan yang kurang terjamin kebersihannya. Ibu
pasien juga mengaku di keluarganya terdapat riwayat allergi terhadap debu.
Hasil pemeriksaan fisik dengan stetoskop yang saya dapatkan dari puskesmas, terdengar
bunyi mengi pada bronchus pasien. Sebetulnya, pasien perlu pemeriksaan lain yang sudah saya
jabarkan di bab materi. Namun, dari hasil anamnesis dan terdengarnya bunyi mengi saya pun
mengambil kesimpulan bahwa pasien menderita asma dan perlu meminum obat obatan untuk
terapi asma berupa glyceril guaicolat untuk pengencer dahak, prednisone (kortikosteroid) untuk
radang, amoxilin (antibiotic) untuk infeksi karena pasien mengalami batuk, dan terasma untuk
mencegah asmanya. Selain itu, puskesmas juga memberikan bethametason cream untuk
menghilangkan gatal gatal pada kaki pasien.

Saran
Saran saya untuk pasien dan keluarga adalah lebih baik lagi menjaga kebersihan dan
kesehatan rumah serta lingkungan tempat tinggal mereka. Buat ventilasi dalam jumlah yang
cukup agar sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah. Selain itu, ventilasi juga dapat membuat
sirkulasi udara menjadi lebih baik sehingga udara dalam rumah menjadi lebih segar. Bila udara
rumah segar, maka agent agent penyakit tentu akan sulit untuk tumbuh dan berkembang.
Sehingga, kesehatan keluarga akan meningkat. Selain itu, untuk mencegah asma dari pasien
diharapkan pasien mengenali pencetus asma nya tersebut sehingga dapat menjauhi pencetus agar
asma nya tidak mudah kambuh. Dalam hal ini, pasien diharapkan menjauhi debu dan jajanan
yang kurang terjaga kebersihannya seperti es pinggir jalan dan gorengan.
Selanjutnya, pasien dapat mengkonsumsi makanan pencegah asma, obat yang sering
digunakan adalah golongan glukokortikoid (ciclesonide, beclomethasone). Tentunya golongan
obat ini diminum dengan resep dokter. Pasien juga diharapkan mengkonsumsi buah buahan dan
sayuran yang berwarna kuning oranye, dan makanan yang kaya selenium (ikan, telur, hati, dan
14

Ayu wandira
B.2 / 10.2007.173
bawang putih). Karena makanan ini dapat melindungi paru sehingga menurunkan risiko
terjadinya asma.
Pasien dan keluarga diharapkan dapat mengenali tanda tanda awal serangan asma.
Karena serangan asma tidak akan muncul tanpa adanya peringatan terlebih dahulu. Tanda tanda
awal tersebut adalah batuk, sesak napas, napas yang berbunyi dan rasa sangat capek. Pasien juga
diharapkan selalu membawa obat yang biasa dikonsumsi untuk penyakit asma nya dan dapat
diminum saat gejala awal asma tersebut muncul.

Daftar Pustaka
1. Halim Danukusantoso. Buku Saku Ilmu Penyakit Paru. Jakarta. Penerbit Hipokrates :
2000.

15

Ayu wandira
B.2 / 10.2007.173
2. Smeltzer C, Suzanne, et all. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah. Edisi 8. Volume 1.
Jakarta. EGC. 2002.
3. Nano Propolis Untuk Penyakit Asma. 2010. Diunduh dari www.nano-propolis.com

16

You might also like