Professional Documents
Culture Documents
tanaman
penghasil
minyak
atsiri,
internasional minyak
JENIS NILAM
paling
Tapaktuan
di
Lhokseumawe
Sidikalang
masing
utama
Aceh
(Aceh
(Aceh
Utara),
yang
nilam
dan
karekteristik
kimiawi
nilam
Selatan,
Tamiang).Mereka
memiliki
kandungan
adalah
nilam
masing-
fisik
berbeda.
dan
Nilam
Sidikalang
memiliki
daya
(28.69-35.90%),
(29.11-34.46%)
dan
Lhokseumawe
Sidikalang
(30.21-
35.20%).
bawah
daun
terdapat
bulu-bulu
Varietas Sidikalang
secara
liar
di
pekarangan-
pekarangan rumah.
2. Disebut nilam hutan atau nilam jawa.
3. Daunnya lebih tipis dari pada Pogostemon
cablin, ujung daun agak runcing.
4. Nilam ini berbunga
5. Kadar minyak 0,5 1,5 % dari berat daun
kering, komposisi minyak jelek.
Varietas Lhokseumawe
Varietas Tapaktuan
Diantara
ketiga
jenis
nilam
tersebut
yang
Aceh),
karena
kadar
dan
kualitas
Semenanjung
Malaya.
Setelah
sekian
tipe
yang
berbeda
baik
Tengah
dan
Jawa
Timur
petani
10
karena
antara
lain
disebabkan
oleh
11
ada
klon
nilam
dari
wilayah
Aceh
upaya
untuk
meningkatkan
produktivitas tanaman,
minyak
nilam
melalui
pengembangan
unggul
yang
sehat
perlu
bibit
dilakukan.Bibit
memperhatikan
besarnya
rendemen
keunggulan
minyak,
tanaman,
ketahanannya
12
alkohol
yang
Sehingga kadar
diperoleh
rata-rata
13
14
segar,
perbanyakan
dengan
cara
tingkat
dibandingkan
kematiannya
di
pesemaian.
lebih
tinggi
Untuk
itu
menghindari
kematian
stek
bibit
15
Penyiangan
dan
penyiraman
harus
selalu
dilakukan.
g. Setelah 2 3 minggu akan nampak tunas-tunas
muda yang tumbuh, tunas akan tumbuh lebih
cepat dari pada akar
h. Setelah 4 5 minggu tunas dan akar akan tumbuh
merata dan sudah siap untuk dipindahkan.
16
dengan
17
stek
ditanamkan
kedalam
tanah
18
19
20
dibentuk
bedengan
dibiarkan
selama
pencangkulan
kedua
sekaligus
diberikan
merupakan
tanaman
faktor
nilam,
waktu
penentu
tanam
jangan
terlalu
dangkal
sebab
21
nilam
secara
monokultur
yang
tinggi
tapi
juga
bisa
akan
memberikan
beberapa
22
23
dilakukan
penyulaman
tidak
tanaman
yang
diambilkan
tertinggal
lain
dari
dipersiapikan.
maka
jauh
dengan
bibit
sulaman
pesemaian
Tujuan
yang
penyulaman
telah
adalah
air
dibiarkan
meresap
kedalam
24
(rumput
pengganggu
agar
tidak
mengganggu
sebelum
pemupukan,
yakni
kurus
pertumbuhan
sehingga
tanaman
mempenagruhi
nilam
dikarenakan
serta
mempertinggikesuburan
25
perlu
dilakukan,
salah
satunya
tanaman
nilam
nilam
bedengan
dikebun
yang
diberikan
SusulanUntuk
mempercepat
dengan
jenis
dan
dosisi
pupuk
26
ZA
TSP
KCl
75
75
75
50
50
50
50
25
25
12,5
Sehabis Panen
75
75
75
75
muda,
permukaan
tungau
daun
hidup
bagian
berkelompok
bawah,
di
merusak
27
lama
bbercak
semakin
Pemetikan
dilakukan
pada
saat
melakukan
penanaman
tanaman
dan
Coccinelids;
d)
penyemprotan
28
(Orthoptera),
hama
ini
memakan
kayu
kerugian
20-25%,
hasil
dapat
menyebabkan
karena
belalang
gigitannya
tanaman
sehingga
terganggu.Belalang
perumbuhan
daun
biasanya
lonjong.Kadang-kadang
belalang
juga
29
hama
belalang
ini
dilakukan
dengan cara : a) melakukan sanitasi lingkungan; b) melakukan pengolahan tanah yang baik
karena dapat membunuh telur belalang kayu
sebelum menetas; dan c) menggunakan musuh
alami seperti cendawan Metarhizium anisoliae.
3. Criket pemakan daun (Gryllidae),
Hama ini memakan daun muda, sehingga daun
berlubang-lubang dan menyebabkan pr4oduksi
turun. Pengendalian dilakukan dengan cara
sanittasi
tanaman
lingkunggan.
nilam
dapat
Pengendalian
dilakukan
hama
dengan
30
cara
mengumpulkan
sebagai
dan
berikut:
memusnahkan
a)
bagian
tanaman yang terserang. Melakukan pengamatan yang ketat pada areal terserang untuk
menghindari
terjadinya
ledakan
populasi.
sejak
tanaman
berumur
satu
bulan
31
nilam
yang
pertumbuhannya
menjadi
kuning
terserang
terhambat,
klorosis
(mirip
nematode
daun-daun
kekurangan
1999).
Kadang-kadang
gejala
32
tanaman
penyebarannya
Serangan
nilam
di
sporadis
nematoda
lapang
atau
juga
adalah
berkelompok.
menyebabkan
menurunkan
produktivitas
dan
kualitas hasil.
Di lapangan, serangan nematoda menurunkan
produksi
nilam
hingga
75%
(Mustika
sehingga
stomata
menutup,
akibat
33
cara
sanitasi,
pergiliran
tanaman,
bahan
kimia,
menggunakan
dan
agen
secara
biotik
hayati
maupun
abiotik (Sayre 1980a; 1980b). Di negara-negara maju seperti Eropa dan Amerika Serikat,
pengendalian
hayati
terpadu
nematoda
antara
dilakukan
lain
dengan
secara
meng-
menyusun
nematoda
secara
strategi
pengendalian
terpadu
menggunakan
34
nilam
penyakit
nematoda
disimpulkan
secara
pada
singkat
meningkatkan
populasi
mikroor-
35
tanaman/6
bulan,
atau
jamur
36
dan
daunnya
tidak
berkembang
yang
dibawa
daun
oleh
vektor
penghisap
37
terhadap
budog
masih
belum
sepenuhnya
disepakati
atau
dipahami,
ada
berbagai rekomendasi mengenai cara manajemen terhadap serangan budog. Dari berbagai
literatur dan penelitian yang dilakukan oleh
para ahli, secara umum rekomendasi yang
diberikan dalam penanggulangan budog adalah
penggunaan bibit nilam yang bersih dan sehat
sebagai
cara
kemunculan
penggunaan
terbaik
dan
untuk
penyebaran
lahan
yang
mencegah
budog
belum
serta
pernah
lainnya
adalah
penggunaan insektisida untuk mencegah serangga yang dapat membawa dan menyebarkan (host) budog (Hidayat & Sutrisno, 2006).
Untuk
tanah
kontaminasi
yang
dengan
sebelumnya
budog,
ada
telah
ter-
sejumlah
38
Penyakit Budog
39
fungisida
budog
aktif
tentunya
tidak
dan
relatif
terjangkau.
40
Budog
pada
pucuk
tanaman
tanaman
nilam.Budog
me-
begitu
banyak
didokumentasikan
pembanding.Petani
nilam
di
Aceh
sejak
1980-an
(Parande,
2011).
41
1997-1998
(Caritas
Republik
Ceko,
ke
berbagai
lahan
baru.
Budog
ditemukan
dimana
budidaya
di
Kalimantan,
nilam
telah
dan
Jawa
menyebar
(Sukamto, 2009).
42
parasit
pada
nilam
perlu
diwaspadai.Pratylenchus
brachyurus
adalah
nematoda
migratori
endoparasit
penghuni
luas
nematoda
di
pada
daerah
tanaman
tropik.Serangan
nilam
dilaporkan
Scutellonema,
Helicotylenchus,
Rotylenchulus,
Hemicriconemoide
dan
similis
dan
(Mustika
Nuryani
tersebut,
et
1993).
P.
al.
Di
1991;
antara
brachyurus,
M.
43
pada
tahun
1991
(Asman
et
al,
nilam
telah
menyebar
luas
dan
44
ancaman
terhadap
pertanaman
dan
bakteri
nilam
Asman,
1989).Penyakit
disebabkan
oleh
layu
Ralstonia
1984),
dan
banyak
menyerang
45
dan
ras
menyerang
murbei.
nilam
belum
Asman,
1989;
Radhakrishan
Asman,
1996).Hal
usaha
selama
ini
pengendalian
ini
tidak
diketahui(Sitepu
et
dapat
yang
1997;
menyebabkan
telah
memperoleh
al.,
dan
dilakukan
hasil
yang
memuaskan.
Gb. Pengaruh
Penyakit Layu
46
berikut
Kelayuan
terjadi
pada
(dari
cabang
ke
cabang
secara
tidak
kulit
akar
sekundernya
warna
hitam
sepanjang
47
yang
layu
sampai
kambium.
Bila
Sukamto
(2009),
penanggulangan
dari
mulai
tanam
Pengendalian
penyakit
menurunkan
intensitas
sampai
pada
nilam
serangannya
panen.
untuk
bisa
alami
dan
pestisida
kimia
48
lahan
yang
sudah
tanaman
terserang,
serta
membakarnya.
3. Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan
inang layu bakteri seperti tanaman padi
atau jagung.
4.
49
flourescen,
Pseudomonas
yaitu
dengan
penggunaan
50
dilakukan
bulan
dan
setiap
tanamanberumur
tiga
panen
berikutnya
bulan
sampai
tahunsetelah
itu
cara
memangkas
tanaman
pada
dua
tumbuhnya
cabang
tunas-tunas
untuk
baru
merangsang
pada
fase
selanjutnya.
Waktu pemanenan harus dilakukan pada pagi
hari atau sore hari dan jangan pada siang hari
ketika panas matahari menyengat. Sebab pada
51
sehingga
mengurangi
laju
pembentukan minyak
b. Terjadinya proses transpirasi daun yang lebih
cepat.
c. Kondisi daun menjadi kurang elastis dan
mudah sobek
d. Kesemuanya
diatas
menyebabkan
jumlah
52
nilam
dengan
sabit,
merangsang
tumbuhnya
tunas-tunas
53
sesuai
dan
berfungsi
ganda,
selain
tanah.
dipergunakan
Tanaman
untuk
yang
pergiliran
dapat
antara
lain
Nilam
dengan
tanaman
tanaman
palawija
lain,
(jagung,
seperti
cabe,
54
yang
masih
berumur
muda,
karena
memberikan
keuntungan
antara
lain,
mengurangi
harga,
resiko
kegagalan
terjadi
panen
akibat
tinggi
atau
kekeringan
dan
terhindar
Disamping
sebagai
itu
bahan
dari
limbah
serangan
inidapat
organik
hama.
berfungsi
yang
dapat
menunjukkan
bahwa
nilam
dapat
55
dengan
menimbulkan
penyerapan
matahari
nilam
asal:
persaingan
unsur
2)
hara,
tidak
air
1)
tidak
dalam
hal
dan
merupakan
cahaya
sumber
dan
jarak
tanaman
antara
sesama
56
(PA).
PA
merupakan
komponen
minyak
nilam,
karena
antara
lain
nilam
yang
tepat,
disertai
teknik
57
secara
tepat
maka
produktivitas
hal
ini
diasumsikan
satu
rumpun
58
sederhana
dan
tidak
rumit.
Hanya
agar
awet
dan
higienis.
minyak
nilam
dapat
dilakukan
tiga
cara,
yaitu
1. Di rebus
2. Di kukus
3. Di uap
1. Di Rebus
Penyulingan
direbus,
daun
nilam
kering
berlapis
aluminium.
59
dalam
proses
wadah.
pemisahaan
Selanjutkan,
sehingga
60
dikukus,
mirip
cara
pertama,
saringan,
sementara
air
berada
di
bawahnya.
3. Di Uap
Sementara sistem penyulingan uap menjamin
kesempurnaan produksi minyak atsiri. Pada
sistem ini bahan tidak kontak langsung dengan
air maupun api. Prinsipnya, uap bertekanan
tinggi dialirkan dari ketel perebus air ke ketel
berisi daun nilam (ada dua ketel). Uap air yang
keluar dialirkan lewat pipa menuju kondensor
hingga mengalami proses kondensasi. Cairan
(campuran air dan minyak) yang menetes
ditampung,
mendapatkan
selanjutnya
dipisahkan
minyak
untuk
nilam.
61
jam
(terbagi
atas
empat
tahap).
62