You are on page 1of 62

Budidaya Tanaman Nilam

Budidaya Tanaman Nilam


I. PENDAHULUAN
Tanaman Nilam ( Progestemon Cablin Bent ) yaitu
kelompok

tanaman

penghasil

minyak

atsiri,

mempunyai prospek yang baik karena di samping


harganya tinggi, juga sampai saat ini minyaknya
belum dapat dibuat dalam bentuk sintesis.Minyak
nilam memberikan sumbangan cukup besar dalam
penghasil devisa Negara di antara minyak atsiri
lainnya. Namun produksi minyak nilam di Indonesia
masih terbatas dan produksinya belum optimal.Minyak
nilam merupakan komoditi ekspor non migas. Minyak
nilam ini sudah popular di kanca internasional namun
hal ini belum terkenal di Indonesia dan masih sedikit
yang menanam atau berkebnun nilam. Padahal
minyak nilam ini merupakan prospek bisnis yang
menjanjikan karena ditingkat

internasional minyak

nilam ini diminati oleh beberapa Negara.Kebutuhan


dunia akan minyak atsiri yang berasal dari tanaman
nilam saat ini berkisar 600 800 ton/tahun.Sebagian

Budidaya Tanaman Nilam


besar kebutuhan ini disuplai dari Indonesia.Minyak
nilam oleh Negara konsumen digunakan sebagai
bahan pengikat dalam industri minyak wangi (parfum)
atau dalam industri kosmetik lainnya.Nilam biasanya
diekspor dalam bentuk minyak atsiri kasar atau yang
telah dimurnikan. Negara tujuan ekspor nilam antara
lain adalah Singapura, Amerika Serikat dan Spanyol.
Di Indonesia daerah sentra produksi tanaman
nilam terdapat di Sumatera Barat, Sumatera Selatan,
Sumatera Utara, Riau, dan Nangroe Aceh Darussalam,
kemudian berkembang di Lampung, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah dan daerah
lainnya.

Budidaya Tanaman Nilam


II. SYARAT TUMBUH
A. Iklim
Garis lintang 20 LS 20 LU
Tinggi tempat 200 600 m dpl
Curah hujan 2.000 3.500 mm/th.
Bulan kering ( CH < 60 mm/bln) 3 bulan
Suhu maksimum 30 32 C, minimum 18
21 C. dengan suhu optimal 27 C.
Kecepatan angina : bukan daerah angina
kencang
B. Tanah
Lahan sawah, tegalan/pekarangan atau tanah
hutan yang baru dibuka
Jenis tanah Regosol, Latosol merah atau dan
Aluviall
Struktur gembur dan solum yang dalam, subur
dan banyak mengandung baham organis
Tekstur tanah lempung berpasir atau lempung
berdebu
Air tanah dalam dan berdrainse baik
pH 6 7, 0

Budidaya Tanaman Nilam


C. Kriteria Kesesuaian Lahan

Budidaya Tanaman Nilam


II.

JENIS NILAM

Ada beberapa sub-varietas tanaman nilam di


Aceh.Yang

paling

Tapaktuan

di

Lhokseumawe
Sidikalang
masing

utama
Aceh

(Aceh

(Aceh

Utara),

yang

nilam

dan

karekteristik

kimiawi

nilam

Selatan,

Tamiang).Mereka

memiliki

kandungan

adalah

nilam
masing-

fisik

berbeda.

dan
Nilam

Tapaktuan memiliki kemampuan adaptasi yag


tinggi, batang berwarna hijau dengan sedikit
warna ungu. Nilam Lhokseumawe juga memiliki
daya adaptasi yang tinggi dan warna batang
ungu.Varietas

Sidikalang

memiliki

daya

adaptasi yang tinggi dan batang ungu gelap.


Tingkat PA dari varietas ini beragam: yaitu.
Tapatuan

(28.69-35.90%),

(29.11-34.46%)

dan

Lhokseumawe

Sidikalang

(30.21-

35.20%).

Budidaya Tanaman Nilam


Ada berapa varietas daun nilam yang sangat
potensial untuk diambil minyak atsiri , yaitu :
A. Pogostemon cablin, Benth.
1. Biasa terdapat di Filipina, Brazilia, Paraguai,
Madagaskar dan Indonesia.
2. Daunnya agak membulat seperti jantung.
3. Bagian

bawah

daun

terdapat

bulu-bulu

rambut sehingga warnanya pucat.


4. Jarang sekali berbunga.
5. Kadar minyak 2,5 5 % dan komposisinya
bagus.
6. Kualitas minyaknya sangat tinggi.

Varietas Sidikalang

Budidaya Tanaman Nilam


B. Pogostemon heyneanus, Benth.
1. Tumbuh

secara

liar

di

pekarangan-

pekarangan rumah.
2. Disebut nilam hutan atau nilam jawa.
3. Daunnya lebih tipis dari pada Pogostemon
cablin, ujung daun agak runcing.
4. Nilam ini berbunga
5. Kadar minyak 0,5 1,5 % dari berat daun
kering, komposisi minyak jelek.

Varietas Lhokseumawe

Budidaya Tanaman Nilam

C. Pogostemon hortensis, Backer.


1. Nilam ini digunakan sebagai sabun.
2. Daun tipis, ujungnya agak runcing dan tidak
berbunga
3. Kadar minyaknya rendah 0,5 1,5 % dari
berat daun kering, komposisinya jelek

Varietas Tapaktuan
Diantara

ketiga

jenis

nilam

tersebut

yang

banyak dibudidayakan yaitu P. Cablin Benth


(nilam

Aceh),

karena

kadar

dan

kualitas

minyaknya lebih tinggi dari varietas lainnya.

Budidaya Tanaman Nilam


Nilam Aceh diperkirakan daerah asalnya Filipina
atau

Semenanjung

Malaya.

Setelah

sekian

lama berkembang di Indonesia, tidak tertutup


kemungkinan terjadi perubahan-perubahan dari
sifat dasarnya. Dari hasil eksplorasi ditemukan
bermacam-macam

tipe

yang

berbeda

baik

karakteristik morfologinya, kandungan minyak,


sifat kimia minyak dan sifat ketahanannya
terhadap penyakit dan kekeringan.Nilam Aceh
berkadar minyak tinggi (> 2,5%) sedangkan
nilam Jawa rendah (< 2%).
Disamping nilam Aceh, di beberapa daerah di
Jawa

Tengah

dan

Jawa

Timur

petani

mengusahakan juga nilam Jawa. Nilam Jawa


berasal dari India, disebut juga nilam kembang
karena dapat berbunga. Ciri-ciri spesifik yang
dapat membedakan nilam Jawa dan nilam Aceh
secara visual yaitu pada daunnya. Permukaan
daun nilam Aceh halus sedangkan nilam Jawa
kasar. Tepi daun nilam Aceh bergerigi tumpul,

10

Budidaya Tanaman Nilam


pada nilam Jawa bergerigi runcing, ujung daun
nilam Aceh runcing, nilam Jawa meruncing.
Nilam jawa lebih toleran terhadap nematoda
dan penyakit layu bakteri dibandingkan nilam
Aceh,

karena

antara

lain

disebabkan

oleh

kandungan fenol dan ligninnya lebih tinggi dari


pada nilam Aceh.

11

Budidaya Tanaman Nilam


IV. PEMBIBIBTAN NILAM
A. Syarat Tanaman Induk untuk Bibit
Penggunaan bibit unggul yang sehat dan
dapat disediakan terus menerus diperlukan
untuk budidaya nilam yang berkelanjutan. Saat
ini

ada

klon

nilam

dari

wilayah

Aceh

(Sidikalang, Lhokseumawe dan Tapak Tuan)


memiliki kadar minyak dan mutu yang relatif
lebih tinggi dibandingkan dengan klon lain
dengan rendemen berkisar antara 2-4% dan
kadar PA berkisar antara 32-33%. Namun
demikian,

upaya

untuk

meningkatkan

produktivitas tanaman,

rendemen dan mutu

minyak

nilam

melalui

pengembangan

unggul

yang

sehat

perlu

bibit

dilakukan.Bibit

biasanya dibeli dari daerah sentra produksi


nilam lain. Selama ini penggunaan bibit nilam
tidak

memperhatikan

besarnya

rendemen

keunggulan
minyak,

tanaman,

ketahanannya

12

Budidaya Tanaman Nilam


terhadap hama dan penyakit.
pachoully

alkohol

yang

Sehingga kadar

diperoleh

rata-rata

rendah kurang dari 30%.


Tanaman nilam pada umumnya dikembangkan
secara vegetatif yakni dengan menggunakan cabangcabang tanaman nilam yang telah dipotong-potong.
Untuk mendapatkan bibit nilam yang baik, maka harus
diperhatikan beberapa kriteria pembibitan maupun
tempat pesemaiannya. Agar diperoleh stek bibit yang
baik maka perlu diperhatikan beberapa hal sebagai
berikut :
1. Tanaman induk harus sehat, bebas dari hama dan
penyakit.
2. Tanaman induk harus berumur sekitar 6 12 bulan
dan harus dipilih cabang-cabang yang muda dan
sudah berkayu serta mempunyai ruas-ruas pendek.
3. Pisau pemotong harus tajam , bersih dan steril;
waktu pemotongan pada pagi hari dan cara
memotong meruncing tepat dibawah atau diatas
buku

13

Budidaya Tanaman Nilam


4. Panjang stek antara 20 30 cm, dan mempunyai 3
4 mata tunas, sehingga satu tanaman induk
dapat diperoleh sekitar 40 60 stek bibit.
5. Stek harus segera disemaikan sebelum layu dan
mengering.
6. Kebutuhan stek untuk bibit sekitar 40.000 50.000
stek/ha atau sekitar 1,5 2 ton/ha

Gb. Perbanyakan Vegetatif nilam melalui teknik kultur jaringan

14

Budidaya Tanaman Nilam


B. Pesemaian Nilam
Bahan tanaman (setek) menggunakan
varietas unggul, dari sumber benih yang jelas,
bebas hama dan penyakit, kekar dengan daun
yang

segar,

perbanyakan

dengan

cara

vegetatip melalui setek batang/cabang yang


sudah mengayu, tidak terlalu muda, disemai
didalam polibag, umur 3 4 minggu tanaman
sudah mempunyai cukup akar.
Stek bibit nilam yang ditanam langsung
dikebun

tingkat

dibandingkan

kematiannya

di

pesemaian.

lebih

tinggi

Untuk

itu

dianjurkan agar dilaksanakan pesemaian lebih


dahulu sebelum ditanam dilapangan, hal ini
untuk

menghindari

kematian

stek

bibit

sekaligus mempermudah perakarannya. Ada 2


(dua) cara pesemaian bibit nilam yaitu :

15

Budidaya Tanaman Nilam


Pesemaian di Bedengan.
a. Lahan pesemaian harus gembur dan subur serta
datar
b. Dekat dengan sumber air atau mata air.
c. Bedengan dibuat dengan ukuran lebar 80 120
cm, tinggi 25 30 cm, panjang tergantung kondisi
lapangan.
d. Ukuran tanah dan pasir dengan perbandingan 2 :
1, bagian atas bedengan diberi pupuk kandang
atau kompos secara merata.
e. Penanaman stek bibit dilakukan pada sore hari
dengan jarak tanam 10 x 10 cm, dengan posisi
miring 45 .
f.

Penyiangan

dan

penyiraman

harus

selalu

dilakukan.
g. Setelah 2 3 minggu akan nampak tunas-tunas
muda yang tumbuh, tunas akan tumbuh lebih
cepat dari pada akar
h. Setelah 4 5 minggu tunas dan akar akan tumbuh
merata dan sudah siap untuk dipindahkan.

16

Budidaya Tanaman Nilam

Gb. Pesemaian nilam dibedengan

Pesemaian di kantong plastik


a. Polybag yang digunakan berukuran 8 x 12 cm x
0,05 mm dengan dilubangi agar mendapatkan
sirkulasi udara dan air yang baik.
b. Campuran tanah dan pupuk kandang

dengan

perbandingan 2 : 1, dimasukkan ke polybag


sebanyak

17

Budidaya Tanaman Nilam

Gb. Pembibitan dalam polybag


c. dari volume polybag, dibiarkan selama 4 5 hari
baru kemudian dipindahkan ke bedengan.
d. Selanjutnya

stek

ditanamkan

kedalam

tanah

polybag pada sore hari dengan sudut kemiringan


45
e. Pada umur 2 3 minggu biasanya sudah tumbuh
tunas-tunas baru, oleh karena itu pada umur 4
minggu naungan sudah dapat disingkirkan dan
stek sudah siap di tanam dilapangan.

18

Budidaya Tanaman Nilam


f. Perawatan, penyiraman dan penyiangan gulma
dilakukan sesuai kondisi bedengan.

Gb. Pemibibitan Nilam dalam Sungkup

19

Budidaya Tanaman Nilam


V.METODE BERCOCOK TANAM
A. Persiapan Lahan
Pengolahan tanah dengan pencangkulan untuk
tanaman nilam dilaksanakan 1 2 bulan sebelum
tanam dengan kedalam olah 30 cm, tujuannya
pengolahan tanah selain untuk mendapatkan kondisi
tanah yang gembur atau remah, sekaligus untuk
membersihkan gulma. Setelah tanah diolah kemudian
dibuat bedengan dengan ukuran tinggi 20 30 cm,
lebar 1 1,5 meter dan panjang disesuaikan dengan
kondisi lapangan. Jarak antara bedengan satu dengan
lainnya berkisar antara 40 50 cm.

Gb. Persiapan Lahan

20

Budidaya Tanaman Nilam


Setelah

dibentuk

bedengan

dibiarkan

selama

minggu, kemudian dicangkul lagi sampai terbentuk


gumpalan gumpalan tanah yang halus. Bersamaan
dengan

pencangkulan

kedua

sekaligus

diberikan

pupuk organis (pupuk kandang yang sudah matang).


Kebutuhan pupuk organik 10 20 ton/ha tergantung
kandungan bahan organis pada tanah setempat.
Setelah diberi pupuk organik dibiarkan lagi kira-kira 2
(dua) minggu. Satu minggu menjelang tanam buatlah
lubang tanam dengan ukuran 15 x 15 x 15 cm,
dengan jarak tanam 40 x 40 cm atau 40 x 50 cm atau
50 x 50 cm.
B. Cara Penanaman
Musim
keberhasilan

merupakan
tanaman

faktor

nilam,

waktu

penentu
tanam

yang paling baik adalah pada permulaan musim


hujan. Satu lubang tanam bisa diisi 1 2 stek,
penanaman

jangan

terlalu

dangkal

sebab

21

Budidaya Tanaman Nilam


tanaman bisa mudah roboh, yang baik adalah
dua buku yang ditanam.
Penanaman

nilam

secara

monokultur

pada daerah tertentu memberikan produksi dan


pendapatan

yang

tinggi

tapi

juga

bisa

sebaliknya. Apabila ditanam dengan sistem


tumpangsari

akan

memberikan

beberapa

keuntungan antara lain :


a. Menekan biaya pemeliharaan.
b. Mengurangi resiko kegagalan akibat fluktusi
harga.
c.Meningkatkan produktivitas tanah

Gb. Lahan nilam monokultur

22

Budidaya Tanaman Nilam


c. Jarak Tanam
Dataran rendah yang tanahnya subur 100 x
100 cm, tanah yang kandungan liatnya
tinggi 50 x 100 cm
Pada tanah lipatit, 75 x 75 cm
Tanah berbukit dengan mengikuti garis
contour 50 x 100 cm atau 30 x 100 cm

Gb. Nilam tumpangsari dengan kakao

23

Budidaya Tanaman Nilam


VI. PEMELIHARAAN TANAMAN
A. Penyulaman
Segera

dilakukan

penyulaman

sekitar 3 minggu setelah tanam bagi tanaman


yang mati, layu dan kurang segar. Agar bibit
sulaman

tidak

tanaman

yang

diambilkan

tertinggal
lain

dari

dipersiapikan.

maka

jauh

dengan

bibit

sulaman

pesemaian

Tujuan

yang

penyulaman

telah
adalah

untuk menjaga produktivitas lahan sehingga


diharapkan produksinya tidak berkurang jauh
dari estimasi yang telah dianalisa.
B. Penyiraman
Pada masa pertumbuhan, tanaman
nilam membutuhkan pengairan yang cukup,
kelembaban tanah sangat dibutuhkan pada
musim kemarau. Dalam pemberian air dapat
memasukkan air melalui sela-sela bedengan,
kemudian

air

dibiarkan

meresap

kedalam

24

Budidaya Tanaman Nilam


tanahdan usahakan jangan sampai ada air
yang menggenang.
C. Penyiangan
Gulma

(rumput

pengganggu

tanaman) di sekeliling tanaman nilam harus


dibersihkan,

agar

tidak

mengganggu

pertumbuhan tanaman induknya, juga tidak


dipakai sarang atau untuk memutus daur
hidup hama dan penyakit. Waktu penyiangan
dilakukan

sebelum

pemupukan,

yakni

menjelang umur 1 bulan, 3 bulan dan 5 bulan.


D. Pemupukan
Tanaman nilam selalu membutuhkan unsur
hara dalam tanah, tanpa adanya penambahan
unsur hara ke dalam tanah, kondisi tanah akan
semakin

kurus

pertumbuhan

sehingga

tanaman

mempenagruhi

nilam

dikarenakan

jumlah penyerapan unsur hara berkurang. Oleh


karena itu penambahan unsur hara, usaha
memelihara

serta

mempertinggikesuburan

25

Budidaya Tanaman Nilam


tanah

perlu

dilakukan,

salah

satunya

diantaranya adalah dengan jalan pemupukan.


Pemupukan

tanaman

nilam

nilam

terdiri dari : 1. Pupuk dasar, 2. Pupuk Sususlan


3. pupuk daun bila diperlukan.
Pupuk dasar diberikan pada waktu pesemaian,
dan

bedengan

dikebun

yang

diberikan

minggu sebelum tanam. Dosis pupuk kandang


sekitar 10 20 ton/ha.
Pupuk

SusulanUntuk

mempercepat

pertumbuhan tanaman nilam dan mendapatkan


hasil yang optimal perlu dilakukan pemupukan
susulan

dengan

jenis

dan

dosisi

pupuk

sebagaimana tabel dibawah ini :

26

Budidaya Tanaman Nilam


Tabel. Pemupukan Susulan pada Tanaman Nilam
Umur
Tanaman
(bln)

Jenis dan Dosis pupuk (kg/ha)


Urea

ZA

TSP

KCl

75

75

75

50

50

50

50

25

25

12,5

Sehabis Panen

75

75

75

75

Sumber : Budidaya Nilam, Budi Santoso H (1990)


E. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama
Beberapa hama penting tanaman nilam yang
sering menyerang di lapangan antara lain :
1. Tungau merah (Tetranychus sp.)
Tungau merah umumnya menyerang daun tua
dan

muda,

permukaan

tungau
daun

hidup

bagian

berkelompok
bawah,

di

merusak

27

Budidaya Tanaman Nilam


tanaman dengan cara mengisap cairan daun.
Gejala serangan memperlihatkan bercak-bercak
putih.Semakin

lama

bbercak

semakin

melebar.Selain itu juga memperlihatkan gejala


daun berlekuk-lekuk tidak teratur. Pada tingkat
serangan berat daun akan rontok. Kerugian
hasil dapat mencapai 15-25%. Pengendalian
dapat dilakukan dengan cara: a) pemangkasan
(pemetikan daun), untuk mencegah meluasnya
serangan.

Pemetikan

dilakukan

pada

saat

populasi tungau masih rendah. Pemetikan yang


dilakukan sedemikian rupa dapat menyebabkan
terbuangnya telur-telur dan tungau dewasa; b)
dengan

melakukan

penanaman

tanaman

perangkap, dengan menanam ubi kayu dan


jarak (Ricinus communis) sebagai barrier; c)
penggunaan musuh alami seperti Phytosentulus
persimlis, P. Macro pelis (menyerang telur dan
nimfa)

dan

Coccinelids;

d)

penyemprotan

28

Budidaya Tanaman Nilam


dengan insektisida nabati (ekstrak biji mimba)
dosis 100 gr/liter.
2. Belalang
Belalang

(Orthoptera),

hama

ini

memakan

daun, sehingga tanaman menjadi gundul. Pada


serangan berat, batang tanamannya dimakan
dan akhirnya mati. Jenis belalang yang banyak
merusak tanaman nilam adalah: belalang kayu
(Valanga nigricornis). Belalang daun (Acrida
turita).Belalang

kayu

kerugian

20-25%,

hasil

dapat

menyebabkan

karena

belalang

tersebut berpindah dari satu kebun ke kebun


lain, Batang dan cabang tanaman sering patah
akibat

gigitannya

tanaman

sehingga

terganggu.Belalang

perumbuhan
daun

biasanya

memakan daun mulai dari pinggir atau tengah


sehingga terbbentuk bekas gigitan melingkar
atau

lonjong.Kadang-kadang

belalang

juga

merusak batang dan ranting tanaman. Cara

29

Budidaya Tanaman Nilam


pengendalian

hama

belalang

ini

dilakukan

dengan cara : a) melakukan sanitasi lingkungan; b) melakukan pengolahan tanah yang baik
karena dapat membunuh telur belalang kayu
sebelum menetas; dan c) menggunakan musuh
alami seperti cendawan Metarhizium anisoliae.
3. Criket pemakan daun (Gryllidae),
Hama ini memakan daun muda, sehingga daun
berlubang-lubang dan menyebabkan pr4oduksi
turun. Pengendalian dilakukan dengan cara
sanittasi
tanaman

lingkunggan.
nilam

dapat

Pengendalian
dilakukan

hama
dengan

menggunakan pestisida nabati seperti ekstrak


biji nimba (100 gr/liter), minyak serai wangi,
minyak cengkeh (konsentrasi 305 v/v) atau
dengan agensia hayati seperti Beauveria bassiana untuk ulat pemakan daun dan Metarrhizium anisopliae untuk belalang

30

Budidaya Tanaman Nilam


4. Ulat penggulung daun (Pachyzaneba
stultalis).
Ulat ini hidup dalam gulungan daun muda,
sambil memakan daun yang tumbuh, pada
serangan berat, yang tersisa hanya tulangtulang daun nilam. Pengendaliannya dilakukan
dengan

cara

mengumpulkan

sebagai
dan

berikut:

memusnahkan

a)
bagian

tanaman yang terserang. Melakukan pengamatan yang ketat pada areal terserang untuk
menghindari

terjadinya

ledakan

populasi.

Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati


saat munculnya gejala awal kerusakan daun
yang terserang larva stadia muda. Mengingat
siklus hidup hama berkisar antara 38-42 hari,
maka pengamatan sebaiknya dilakukan setiap
bulan

sejak

tanaman

berumur

satu

bulan

sampai saat panen; b) Gunakan skstrak mimba


dan bioisektisida (Beauveria bassiana). Cara ini

31

Budidaya Tanaman Nilam


Walau tidak mematikan secara langsung tapi
cukup efektif dan tidak mencemari lingkungan.
5. NEMATODA PADA NILAM
Tanaman

nilam

yang

pertumbuhannya
menjadi

kuning

terserang

terhambat,
klorosis

(mirip

nematode
daun-daun
kekurangan

unsur hara N, P, dan K) atau kemerahan.Hal ini


terjadi karena nematoda merusak perakaran
tanaman sehingga penyerapan air dan unsure
hara terganggu. Bila populasi Meloidogyne spp.
dominan, gejala yang tampak adalah buncak
akar (bengkak pada akar), sedangkan bila R.
similis atau P. brachyurus yang dominan, gejala
yang tampak adalah luka-luka nekrosis pada
akar (Mustika dan Rachmat 1998; Mustika dan
Nazarudin

1999).

Kadang-kadang

gejala

tersebut muncul bersamaan. Pada serangan


lanjut akar akan membusuk dan akhirnya
tanaman mati. Gejala khas serangan nematoda

32

Budidaya Tanaman Nilam


pada

tanaman

penyebarannya
Serangan

nilam

di

sporadis

nematoda

lapang

atau
juga

adalah

berkelompok.
menyebabkan

tanaman lebih mudah terserang patogen atau


OPT lain seperti jamur, bakteri, dan virus.
Serangan

menurunkan

produktivitas

dan

kualitas hasil.
Di lapangan, serangan nematoda menurunkan
produksi

nilam

hingga

75%

(Mustika

1996).Varietas Jawa (Girilaya) lebih toleran


terhadap nematoda daripada varietas Aceh
(Sidikalang), Tapak Tuan dan Lhokseumawe
(Mustika dan Nuryani 1993).Nematoda juga
menyerang akar tanaman nilam, kerusakan
akar menyebabkan berkurangnya suplai air ke
daun,

sehingga

stomata

menutup,

akibat

nya laju fotosintesa menurun (Wallace, 1987).

33

Budidaya Tanaman Nilam


Strategi Pengendalian Nematoda
Nematoda parasit tanaman dapat dikendalikan
dengan

cara

sanitasi,

pergiliran

tanaman,

pemilihan waktu tanam, penggunaan tanaman


resisten,
dengan

bahan

kimia,

menggunakan

dan
agen

secara
biotik

hayati
maupun

abiotik (Sayre 1980a; 1980b). Di negara-negara maju seperti Eropa dan Amerika Serikat,
pengendalian
hayati

terpadu

nematoda
antara

dilakukan
lain

dengan

secara
meng-

gunakan musuh alami (agen hayati), bahan


organik, tanaman antagonis, dan rotasi tanaman (Dickson et al. 1992a; Rodriguez-Kabana
1992; Madulu et al. 1994). Franco et al. (1992)
telah

menyusun

nematoda

secara

strategi

pengendalian

terpadu

menggunakan

varietas tahan atau toleran, teknik budi daya,


agen hayati, rekayasa genetik, fisik, kimia dan
karantina.
Dalam jurnal terbitan Minyak Atsiri Indonesia

34

Budidaya Tanaman Nilam


yang ditulis oleh Sukamto, dari Balai Penelitian
Tanaman Obat dan Aromatik, beberapa metoda
pengendalian
tanaman

nilam

penyakit

nematoda

disimpulkan

secara

pada
singkat

meliputi beberapa cara terpadu yang meliputi :


1. Pemberian pupuk lengkap NPK, Urea dan TSP
dengan dosis dan interval teratur (setiap
bulan).
2. Pada tanah dengan pH lebih kecil dari 5.5,
diberikan dolomit (CaCO3 atau MgCO3) yang
mengandung 19% MgO dan CaO dengan
dosis 25-50 g/tanaman/tahun.
3. Pemberian pupuk kandang (kotoran sapi, 1-2
kg/tanaman sebelum tanam dengan tujuan
untuk

meningkatkan

populasi

mikroor-

ganisme antagonis (musuh alami) nematode.


4. Pemberian mulsa daun akar wangi atau
lalang setebal 10 cm pada saat tanam untuk
memelihara kelembaban tanah.

35

Budidaya Tanaman Nilam


5. Penggunaan bungkil jarak 250 g/tanaman/6
bulan sebagai bahan organik dan pestisida
nabati untuk menekan populasi nematoda.
6. Penggunaan musuh alami nematoda yaitu
bakteri Pasteuria penetrans dengan dosis 2
kapsul/

tanaman/6

bulan,

atau

jamur

Arthrobotrys sp. Sebanyak 125 g/tanaman/6


bulan, untuk menekan populasi nematoda di
dalam tanah.
7. Pemberian nematisida Furadan 3G dengan
dosis 3-5 g/tanaman, bakterisida (Agrimycin)
2 g/tanaman dan fungisida (Benlate) 2 g/
tanaman.

Gb. Gejala Serangan


Nematoda

36

Budidaya Tanaman Nilam


Penyakit
Jenis penyakit yang sering menyerang tanaman
nilam di lahan budidaya adalah sebagai berikut :
1. Penyakit kusta atau budog
Gejala serangannya : mula mula terdapat
bintik-bintik coklat pada daun nilam semakin
lama bintik-bintik tersebut menjalar keseluruh
bagian tanaman sehingga batangnya berubah
menjadi kaku atau membengkak seperti kena
budug

dan

daunnya

tidak

berkembang

melainkan keriput atau kerinting, kemudian


tanaman mati. Penularan penyakit ini sangat
cepat sekali dan penyebab dari penyakit ini ada
yang berpendapat disebabkan oleh cendawan,
ada juga penyebabnya adalah virus

yang

dibawa

daun

oleh

vektor

penghisap

(Hemoptera). Untuk pengendaliannya adalah


tanaman dicabut kemudian dibakar agar tidak
menular.

37

Budidaya Tanaman Nilam


Penanggulangan Penyakit Budog
Meskipun secara umum penyebab dan penanggulangan

terhadap

budog

masih

belum

sepenuhnya

disepakati

atau

dipahami,

ada

berbagai rekomendasi mengenai cara manajemen terhadap serangan budog. Dari berbagai
literatur dan penelitian yang dilakukan oleh
para ahli, secara umum rekomendasi yang
diberikan dalam penanggulangan budog adalah
penggunaan bibit nilam yang bersih dan sehat
sebagai

cara

kemunculan
penggunaan

terbaik

dan

untuk

penyebaran

lahan

yang

mencegah
budog

belum

serta
pernah

terkontaminasi oleh penyakit budog. (Sukamto,


2009).Rekomendasi

lainnya

adalah

penggunaan insektisida untuk mencegah serangga yang dapat membawa dan menyebarkan (host) budog (Hidayat & Sutrisno, 2006).
Untuk

tanah

kontaminasi

yang
dengan

sebelumnya
budog,

ada

telah

ter-

sejumlah

38

Budidaya Tanaman Nilam


rekomendasi khusus pada penggunaan fungisida terutama dari Balittro.Ketika melakukan
perawatan tanah dengan fungisida, tempat 5
gram fungisida per lubang tanaman bersama
dengan pupuk selama penanaman. Jika pada
saat ini tanaman nilam telah terkontaminasi
dengan budog, maka direkomendasikan untuk
mencabut dan membakar tanaman yang telah
terinfeksi dan obati tanah yang terinfeksi
dengan fungisida sebelum spora dapat menjadi
aktif kembali.

Penyakit Budog

39

Budidaya Tanaman Nilam


Sebuah Perusahaan swasta, Indarro, hanya
merekomendasikan penerapan fungisida, yang
telah mereka rancang sendiri disebut Fudoc,
jika nilam masih dalam waktu satu bulan
panen, jika tidak, maka hal tersebut tidak
efektif.Penggunaan
mempengaruhi

fungisida

budog

aktif

tentunya

tidak

dan

relatif

terjangkau.

40

Budidaya Tanaman Nilam


Gb. Serangan Budog pada pucuk daun
Serangan

Budog

pada

pucuk

tanaman

NilamBudog, yang merupakan istilah dalam


bahasa Aceh untuk Synchytrium pogostemonis
(Sukamto, 2009), sebuah penyakit yang sering
menyerang

tanaman

nilam.Budog

me-

nyebabkan kutil pada daun, batang dan tangkai


yang bengkak dan menebal; kemerahan-ungu,
daun terlihat berkerut dan tebal dengan warna
merah keunguan (Sukamto, 2009).Sayangnya,
penelitian-penelitian tentang penyakit budog
belum

begitu

banyak

didokumentasikan

sehingga belum banyak ditemukan data dan


analisis

pembanding.Petani

nilam

di

Aceh

Selatan saat ini telah mencatat budog di bidang


mereka

sejak

1980-an

(Parande,

2011).

Kehadiran budog telah meningkat dalam 10


tahun terakhir (Soleh, 2011), yang bersamaan
dengan terjadinya demam nilam di rentang

41

Budidaya Tanaman Nilam


tahun

1997-1998

(Caritas

Republik

Ceko,

2011) di mana lonjakan produksi nilam akan


membuka kesempatan bagi budog untuk akan
menyebar

ke

berbagai

lahan

baru.

Budog

awalnya terisolasi ke Sumatera, tetapi sekarang

ditemukan

dimana

budidaya

di

Kalimantan,
nilam

telah

dan

Jawa

menyebar

(Sukamto, 2009).

2. Penyakit Kuning/Daun Merah Akibat


Nematoda padaNilam

Gb. Penyakit kuning akibat nematoda

42

Budidaya Tanaman Nilam


Dalam upaya meningkatkan hasil minyak nilam
yang dibudidayakan petani maka keberadaan
nematoda

parasit

pada

nilam

perlu

diwaspadai.Pratylenchus

brachyurus

adalah

nematoda

migratori

endoparasit

penghuni

tanah, penyebab lesio nekrotik pada akar dan


tersebar

luas

nematoda

di

pada

daerah

tanaman

tropik.Serangan
nilam

dilaporkan

terdapat di Jawa Barat (Djiwanti dan Momota


1991), Sumatera Barat (Pupuk Iskandar Muda
1991), dan Aceh (Sriwati 1999). Beberapa jenis
nematoda parasit yang menyerang tanaman
nilam adalah P. brachyurus, M. incognita, M.
hapla,

Scutellonema,

Helicotylenchus,

Rotylenchulus,

Hemicriconemoide

dan

Xiphinema (Djiwanti dan Momota 1991) serta


Radopholus
Mustika
nematoda

similis

dan

(Mustika

Nuryani

tersebut,

et

1993).
P.

al.
Di

1991;
antara

brachyurus,

M.

43

Budidaya Tanaman Nilam


incognita, dan R. similis adalah yang paling
merusak dibandingkan dengan spesies lainnya.
Pada umumnya pertanaman nilam tersebar
pada tanah dengan pH 4,50-5,50 (Mustika dan
Nurmansyah 1993). Kisaran keasaman tersebut
sangat sesuai bagi perkembangan nematode
parasit terutama Pratylenchus spp. (McLean
dalam Wallace 1987).

3. Penyakit Layu Bakteri Pada Nilam


Penyakit layu bakteri nilam dapat menimbulkan
kematian nilam cukup besar, dan menurunkan
produksi nilam dan kerugian hasil mencapai
60-80%

pada

tahun

1991

(Asman

et

al,

1993).Penyakit ini telah menyebar ke daerah


sentra produksi di Sumatera Barat, Sumatera
Utara dan Aceh.Akhir-akhir ini penyakit layu
bakteri

nilam

telah

menyebar

luas

dan

44

Budidaya Tanaman Nilam


merupakan

ancaman

terhadap

pertanaman

nilam.Gejala penyakit berupa tanaman layu


pada cabang-cabang tanpa suatu urutan yang
teratur dan gejala lanjut berupa seluruh bagian
tanaman layu atau mati dalam waktu singkat
(Sitepu

dan

bakteri

nilam

Asman,

1989).Penyakit

disebabkan

oleh

layu

Ralstonia

solanacearum E.F. Smith (Sitepu dan Asman,


1989; Radhakrishan et al., 1997; Asman et al.,
1998).Penyakit layu bakteri yang disebabkan
oleh Ralstonia solanacearum merupakan salah
satu penyakit tanaman paling berbahaya yang
tersebar luas di daerah tropika dan sub tropika
(Hayward,

1984),

dan

banyak

menyerang

tanaman pertanian di antaranya tomat, kacang


tanah, pisang, kentang, tembakau dan suku
Solanaceae lainnya (Persley et al., 1985).
Bakteri R. solanacearum dibagi menjadi 5 ras
berdasarkan kisaran inang : ras 1 menyerang
tembakau, tomat, dan Solanaceae lainnya; ras

45

Budidaya Tanaman Nilam


2 menyerang pisang (tripoloid) dan Heloconia;
ras 3 menyerang kentang; ras 4 menyerang
jahe,

dan

ras

menyerang

murbei.

Berdasarkan oksidasi disakarida dan alkohol


heksosa, maka bakteri ini dibagi ke dalam 5
biovar (Schaad et al., 2001).Sampai saat ini
ras, biovar dan beberapa sifat-sifat bakteriologi
dari R. solanacearum penyebab penyakit layu
bakteri

nilam

belum

Asman,

1989;

Radhakrishan

Asman,

1996).Hal

usaha
selama

ini

pengendalian
ini

tidak

diketahui(Sitepu
et

dapat

yang

1997;

menyebabkan

telah

memperoleh

al.,

dan

dilakukan
hasil

yang

memuaskan.

Gb. Pengaruh
Penyakit Layu

46

Budidaya Tanaman Nilam

Gejala serangan penyakit layu bakteri adalah


sebagai

berikut

Kelayuan

terjadi

pada

tanaman mudaGejala Awal serangan Bakteri


Ralstonia Solanacerum pada Batang Nilam dan
tua

(dari

cabang

ke

cabang

secara

tidak

teratur); Tanaman akan mengalami kelayuan


dalam waktu 2 5 hari setelah terinfeksi. Pada
saat bersamaam ada cabang yang layu dan
sehat, pada perkembangan lebih lanjut seluruh
bagian tanaman layu dan mati.Pada tanaman
berumur 1 -3 bulan kematian terjadi 6 hari
setelah terlihat gejala serangan.Pada tanaman
berumur 4 -5 bulan kematian terjadi 1 -2
minggu setelah gejala terlihat.Jaringan batang
dan akar tanaman yang terserang membusuk
sedang

kulit

akar

sekundernya

mengelupas.Irisan melintang batang terserang


memperlihatkan

warna

hitam

sepanjang

47

Budidaya Tanaman Nilam


jaringan

yang

layu

sampai

kambium.

Bila

cabang yang layu dipotong akan tampak lendir


seperti susu, begitu pula bila direndam di
dalam air bersih.
Penanggulangan Penyakit Layu
Menurut

Sukamto

(2009),

penanggulangan

penyakit pada tanaman nilam dilakukan secara


terpadu yaitu dengan memanfaatkan berbagai
komponen pengendalian mulai dari penyiapan
bahan tanaman/bibit unggul (bebas penyakit),
perlakuan persemaian/pembibitan, penanaman
di lapang dan pemeliharaan tanaman yang
rutin

dari

mulai

tanam

Pengendalian

penyakit

menurunkan

intensitas

sampai

pada

nilam

serangannya

panen.
untuk
bisa

dilakukan yaitu dengan perlakuan penggunaan


pupuk organik, mulsa, pestisida nabati, agensia
hayati/musuh

alami

dan

pestisida

kimia

sebagai alternatif terakhir.

48

Budidaya Tanaman Nilam

Strategi pengendalian penyakit layu bakteri


pada nilam secara umum dapat dilakukan
dengan cara:
1. Sanitasi dan eradikasi untuk mengurangi
inokulum.
2. Membersihkankan

lahan

yang

sudah

terinfeksi bakteri selama 2-3 tahun dan


mencabut

tanaman

terserang,

serta

membakarnya.
3. Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan
inang layu bakteri seperti tanaman padi
atau jagung.
4.

Memperbaiki saluran drainase pada waktu


curah hujan tinggi. Tanaman yang ditanam
di lahan yang tergenang air atau air tanah
dangkal dapat mendorong berkembangnya
organisme pengganggu tumbuhan seperti
cendawan dan bakteri, oleh karena itu
diperlukan adanya parit drainase.

49

Budidaya Tanaman Nilam


5.

Menggunakan bibit unggul atau bibit dari


tanaman sehat pada kebun yang belum
terserang penyakit layu bakteri.

6. Menggunakan agensia hayati yaitu bakteri


Pseudomonas

flourescen,

Pseudomonas

sepasia, Bacillus sp., dan Micrococcus sp.


7. Penggunaan pestisida nabati dari bahan
tanaman cengkeh dan kayu manis.
8.

Pestisida kimia digunakan sebagai alternatif


terakhir,

yaitu

dengan

penggunaan

pestisida yang berbahan aktif streptomycin


sulfat dan carbofuran.

50

Budidaya Tanaman Nilam


VII. PANEN
A. Waktu Panen
Panen pertama dilakukan saat umur
tanaman

dilakukan

bulan

dan

setiap

tanamanberumur

tiga

panen

berikutnya

bulan

sampai

tahunsetelah

itu

tanaman nilam harusdiremajakan.


Kandungan minyak tertinggi terdapat pada 3
pasang daun termuda yang masih berwarna
hijau. Alat untuk panen bisa dipergunakan sabit
dengan

cara

memangkas

tanaman

pada

ketinggian 20 cm dari permukaan tanah. Ada


baiknya kalau setiap kali panen ditinggalkan
satu

dua

tumbuhnya

cabang

tunas-tunas

untuk
baru

merangsang
pada

fase

selanjutnya.
Waktu pemanenan harus dilakukan pada pagi
hari atau sore hari dan jangan pada siang hari
ketika panas matahari menyengat. Sebab pada

51

Budidaya Tanaman Nilam


siang hari akan menyebabkan hal-hal sebagai
berikut :
a. Terjadinya proses metabolisme pada sel-sel
daun

sehingga

mengurangi

laju

pembentukan minyak
b. Terjadinya proses transpirasi daun yang lebih
cepat.
c. Kondisi daun menjadi kurang elastis dan
mudah sobek
d. Kesemuanya

diatas

menyebabkan

jumlah

minyak yang dihasilkanberkurang.


B. Cara Panen
Alat yang digunakan untuk memanen
harus benar-benar tajam, ada 2 (dua) jenis alat
yang biasa digunakan yaitu a. Sabit dan b. Aniani.

52

Budidaya Tanaman Nilam

Tanaman Nilam Siap Panen


Pemanenan

nilam

dengan

sabit,

semua batang dan cabang tidak harus dibabat


habis, tetapi perlu disisakan 15 cm dari
tanah dan setiap kali panen dibiarkan satu
cabang tetap tumbuh. Hal ini dimaksudkan
untuk

merangsang

tumbuhnya

tunas-tunas

baru pada fase selanjutnya.

53

Budidaya Tanaman Nilam


C. Pergiliran Tanaman nilam
Pergiliran tanaman nilam dilakukansetiap
selesai siklus pertanaman nilam (3 tahun),
yaitu dengan menggunakan tanaman-tanaman
yang

sesuai

dan

berfungsi

ganda,

selain

berfungsi memotong siklus hama dan penyakit


juga dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan
biologi

tanah.

dipergunakan

Tanaman

untuk

yang

pergiliran

dapat

antara

lain

legum, palawija setelah itu kembali ditanami


nilam.
PolatanamTanaman

Nilam

Umumnya tanaman nilam diusahakan secara


monokuler, namun dapat juga ditanam secara
tumpangsari
dengan

dengan

tanaman

tanaman

palawija

lain,

(jagung,

seperti
cabe,

terung, dan lainnya).Selain dengan tanaman


palawija, nilam dapat dipolatanamkan dengan
tanaman tahun seperti kelapa, kelapa sawit,

54

Budidaya Tanaman Nilam


karet

yang

masih

berumur

muda,

karena

tanaman nilam masih berproduksi dengan baik


pada intensitas cahaya 75%. Pola tanam ini
akan

memberikan

keuntungan

antara

lain,

menekan biaya operasional terutama biaya


pemeliharaan,
penurunan

mengurangi

harga,

resiko

kegagalan

terjadi

panen

akibat

serangan hama/penyakit, curah hujan yang


sangat

tinggi

atau

kekeringan

dan

meningkatkan produktivitas tanah oleh hasil


tanaman sela. Selain itu bila limbah padat
nilam hasil penyulingan dikembalikan ke lahan,
dimana limbah padat ini masih punya aroma
dan bau khas, maka limbah ini akan berfungsi
sebagai penolak serangga, sehingga tanaman
selanya

terhindar

Disamping
sebagai

itu
bahan

dari

limbah

serangan
inidapat

organik

hama.
berfungsi

yang

dapat

menyuburkan tanam.Dari hasil penelitian pola


tanam,

menunjukkan

bahwa

nilam

dapat

55

Budidaya Tanaman Nilam


dipolatanamkan dengan jagung atau nilam +
kacang tanah, nilam + kedele, nilam + kacang
hijau, nilam + jagung + kacang tanah. Pada
prinsipnya semua tanaman dapat ditumpang
sarikan

dengan

menimbulkan
penyerapan
matahari

nilam

asal:

persaingan
unsur

2)

hara,

tidak

air

1)

tidak

dalam

hal

dan

merupakan

cahaya
sumber

hama/penyakit bagi tanaman nilam, sebaiknya


yang saling menguntungkan. Oleh sebab itu
waktu

dan

jarak

tanaman

antara

sesama

tanaman pokok antara tanaman pokok dengan


tanaman sela harus diperhitungkan dengan
cermat.
D. Produksi
Rata-rata produksi minyak nilam Indonesia
masih sangat rendah yaitu 97.53 kg/ha (th.
2002), rendahnya produksi minyak disebabkan
rendahnya produksi terna (4-5 ton/ha terna

56

Budidaya Tanaman Nilam


kering) dan kadar minyak (1- 2%) yang rendah
pula. Pada umumnya petani menanam jenis
nilam yang kurang jelas asalnya atau disebut
jenis lokal, di lokasi-lokasi tertentu seperti
Ciamis, jenis lokal lebih unggul dari beberapa
varietas yang dilepas, namun dilokasi lainnya
keunggulannya tidak tampak sehingga jenis
lokal Ciamis dapat dianggap unggul lokal.
Mutu minyak ditentukan oleh sifat fisika-kimia
minyaknya, faktor yang paling menentukan
mutu minyak nilam adalah kadar patchouli
alkohol

(PA).

PA

merupakan

komponen

terbesar (50 60%) dari minyak (Walker,


1969) dan memberikan bau (odour) yang khas
pada

minyak

nilam,

karena

antara

lain

mengandung nor- patchoulene. Penggunaan


varietas

nilam

yang

tepat,

disertai

teknik

budidaya yang baik, panen dan pengolahan


bahan yang sesuai akan menghasilkan produksi
minyak tinggi.

57

Budidaya Tanaman Nilam


Jika pemeliharaan

tanaman nilam dilakukan

secara baik, pengendalian hama dan penyakit


cukup intensif dan waktu serta cara panen
dilakukan

secara

tepat

maka

produktivitas

tanaman nilam dapat mencapai umur 3 tahun.


Diperkirakan produksi tertinggi dicapai setelah
tanaman nilam berumur 1 tahun yakni 7 10
ton daun kering/ha/tahun, dan selanjutnya
akan menurun terus. Produksi daun nilam
sekitar 15 - 25 ton/hektar daun basah atau
setara dengan 3,75 - 6,250 ton (25 %) daun
kering,

hal

ini

diasumsikan

satu

rumpun

menghasilkan 1 kg daun basah.

58

Budidaya Tanaman Nilam


VIII. PROSES PENYULINGAN
Proses membuat minyak nilam sebenarnya
sangat

sederhana

dan

tidak

rumit.

Hanya

memang untuk alat alatnya agak mahal


karena hamper semua memerlukan bahan dari
stainlessteell
Penyulingan
dengan

agar

awet

dan

higienis.

minyak

nilam

dapat

dilakukan

tiga

cara,

yaitu

1. Di rebus
2. Di kukus
3. Di uap
1. Di Rebus
Penyulingan

direbus,

daun

nilam

kering

dimasukkan dalam ketel berisi air dan dipanasi.


Kapasitas ketel penyulingan bervariasi, mulai
dari 200 2.000 l. Ketel dibuat dari bahan
antikarat, seperti stainless steel, besi, atau
tembaga

berlapis

aluminium.

59

Budidaya Tanaman Nilam


Dari ketel akan keluar uap, kemudian dialirkan
lewat pipa yang terhubung dengan kondensor
(pendingin). Uap berubah menjadi air. Air yang
sesungguhnya merupakan campuran air dan
minyak itu akan menetes di ujung pipa dan
ditampung
dilakukan

dalam
proses

wadah.
pemisahaan

Selanjutkan,
sehingga

diperoleh minyak nilam murni.

Gb. Penyuling Nilam

60

Budidaya Tanaman Nilam


2. Di Kukus
Penyulingan

dikukus,

mirip

cara

pertama,

hanya saja antara daun nilam dan air dibatasi


saringan berlubang. Daun nilam diletakkan di
atas

saringan,

sementara

air

berada

di

bawahnya.
3. Di Uap
Sementara sistem penyulingan uap menjamin
kesempurnaan produksi minyak atsiri. Pada
sistem ini bahan tidak kontak langsung dengan
air maupun api. Prinsipnya, uap bertekanan
tinggi dialirkan dari ketel perebus air ke ketel
berisi daun nilam (ada dua ketel). Uap air yang
keluar dialirkan lewat pipa menuju kondensor
hingga mengalami proses kondensasi. Cairan
(campuran air dan minyak) yang menetes
ditampung,
mendapatkan

selanjutnya

dipisahkan

minyak

untuk
nilam.

61

Budidaya Tanaman Nilam


Pada umumnya petani nilam memakai teknik
uap karena hasilnya yang paling bagus, seperti
kelompok tani di Kulon Progo Yogyakarta dan
kelompok tani nilam di Kuningan, Jawa Barat,
memakai sistem penyulingan uap berkapasitas
100 kg per ketel. Hasilnya 2,2 kg 2,8 kg
minyak nilam untuk sekali penyulingan selama
delapan

jam

(terbagi

atas

empat

tahap).

Masing-masing tahap lamanya dua jam.Sekali


menyuling menghabiskan bahan bakar minyak
tanah 40 l.

62

You might also like