Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Sering kita mendengar kata perubahan (change) terutama ketika kita
membahas hal-hal berkaitan dengan upaya organisasi memperbaharui diri dalam
situasi mengahadapi perubahan di lingkungan strategi organisasi, dan setiap
perubahan memerlukan orang/individu
yang menjadi pemandu proses berjalannya perubahan yang terjadi dalam suatu
organisasi maupun dalam masyarakat, guna mencapai tujuan sebagaimana
diharapkan.
Kehidupan merupakan sesuatu yang kompleks dan majemuk. Terdapat
banyak hal dalam kehidupan yang bisa berubah tiba-tiba atau bahkan berubah
dengan waktu yang lama. Perubahan akan selalu terjadi baik itu progesif atau
regresif. Dalam kehidupan sosial, perubahan yang diharapkan tentu perubahan
yang progesif, berkembang, dan berdaya guna. Berhubungan dengan inovasi,
setiap inovasi adalah perubahan sosial, tapi setiap perubahan sosial belum tentu
inovasi. Inovasi cangkupannya lebih sempit ketimbang dengan perubahan sosial.
Inovasi merupakan perubahan yang progres dan diharapkan bisa berdaya guna,
sedangkan perubahan sosial mencangkup perubahan yang baik maupun yang
buruk.
Pengertian agen perubahan (The Change Agent) adalah individu atau
seseorang yang bertugas mempengaruhi target/sasaran perubahan agar mereka
mengambil keputusan sesuai dengan arah yang dikehendakinya. Agen perubahan
menghubungkan antara sumber perubahan (Inovasi, Kebijakan Publik dll) dengan
sistem masyarakat yang menjadi target perubahan. Dengan demikian komunikasi
adalah alat strategi bagi tercapainya suatu perubahan dalam organisasi maupun
sistem sosial dalam masyarakat.
PEMBAHASAN
1. Agen Perubahan sebagai Penghubung
Banyak perbedaan dalam memutuskan bersama definisi dari agen
perubahan. Guru-guru, para konsultan, dokter umum, agen perluasan agrikultural,
pekerja pengembangan, dan sales. Dari kesemua agen perubahan tersebut
memberikan suatu hubungan komunikasi antara sebuah sistem sumber dari
beberapa yang serupa dan sistem klien. Salah satu peran utama dari agen
perubahan adalah memfasilitasi aliran/arus inovasi dari agen perubahan sampai
kepada pendengar/audiens dari klien. Agar tipe komunikasi ini dapat efektif,
inovasi harus diseleksi/dipilih agar cocok/sesuai dengan kebutuhan klien. Agar
pertalian/hubungan dapat berjalan efektif, feedback/umpan balik dari sistem klien
harus mengalir/mengarah sampai agen perubahan kepada perwakilan perubahan
dengan begitu dapat diatur program yang cocok dengan kebutuhan klien.
Agen perubahan mungkin saja tidak dibutuhkan dalam difusi inovasi jika
didalamnya tidak terdapat kemasyarakatan dan perbedaan teknis antara agen
perubahan (change agency) dan sistem klien. Sistem agen (agency) perubahan
biasanya terdiri/tersusun dari individu-individu yang memiliki derajat/tingkat
yang tinggi dalam menghargai suatu difusi yang sedang didifusikan; agen
perubahan secara personal mungkin dapat berupa Ph.D dalam bidang agrikultur,
science, atau bidang-bidang teknik lainnya.
Pemimpin mereka (agen perubahan) mengetahui bahwa sulit bagi mereka
untuk mengkomunikasikan secara langsung suatu inovasi dengan klien. Mereka
berbeda (heterophily) dalam sub-kebudayaan bahasa, status sosio-ekonomi,
kepercayaan dan nilai-nilai. Jurang pemisah heterophily ini dari kedua sisi antara
agen perubahan membuat peran konflik dan masalah yang pasti dalam
komunikasi. Sebagai jembatan/penengah dua sistem berbeda, agen perubahan
adalah sebuah figur/bentuk yang marginal/terpinggirkan dalam masing-masing
dari dua dunia.
Sebagai tambahan untuk menghadapi masalah marginalitas sosial; agenagen sosial harus berhadapan dengan masalah-masalah dari kelebihan informasi
dapat membatasi informasi yang disampaikan kepada klien, hanya yang relevan
dengan kebutuhan.
2. Urutan Peran Agen Perubahan
Dalam melaksanakan tugasnya agen perubahan mempunyai peran-peran.
Ada tujuh peran agen perubahan yang dapat diidentifikasi dalam proses
mengenalkan sebuah inovasi kepada suatu sistem klien.
1.
akan kebutuhan untuk merubah sikap/tingkah laku mereka. Dalam tujuan untuk
memulai proses perubahan, agen perubahan mengusulkan alternatif baru dari
masalah yang terjadi, menguraikan dengan baik dan jelas pentingnya masalah
tersebut untuk diatasi, dan meyakinkan klien bahwa mereka mampu untuk
menghadapi masalah tersebut. Agen perubahan menilai kebutuhan klien sangat
penting pada tahap ini dan juga mencoba membantu klien untuk mendapat
kebutuhan yang lebih baik.
2.
Memantapkan hubungan pertukaran informasi
Ketika kebutuhan akan perubahan dibuat/diciptakan, seorang agen
perubahan harus mengembangkan hubungan dengan kliennya. Agen perubahan
dapat meningkatkan hubungan dengan klien dengan sikap dapat dipercaya
(credible), kompeten, dan terpercaya (trustworthy) dan juga empati terhadap
kebutuhan dan masalah klien. Klien harus menerima agen perubahan sebelum
mereka akan menerima inovasi yang dipromosikannya. Inovasi dinilai pada dasar
bagaimana agen perubahan itu dirasakan oleh klien.
3.
Mendiagnosa masalah yang dihadapi
Agen perubahan bertanggungjawab untuk menganalisis masalah para klien
untuk menentukan mengapa alternatif yang ada tidak cocok dengan kebutuhan
mereka. Dalam menuju kesimpulan analisis, agen perubahan harus melihat situasi
dengan empatik dari sudut pandang klien. Disini agen perubahan akan mencoba
untuk mengetahui masalah apa yang dihadapi klien dan mencoba menemukan
inovasi yang paling tepat. Agen perubahan melihat masalah dengan kacamata
klien, artinya kesimpulan diagnosa harus berdasarkan analisa situasi dan psikologi
klien, bukan berdasarkan pandangan pribadi agen perubahan.
4.
Membangkitkan kemauan klien untuk berubah
Menjaga
kestabilan
penerimaan
inovasi
dan
mencegah
tidak
berkelanjutannya inovasi
Agen perubahan mungkin secara efektif menstabilkan tingkah laku baru
sampai menguatkan pesan kepada klien yang telah mengadopsi, dengan demikian
seperti membekukan tingkah laku/sikap baru dari klien. Bantuan ini diberikan
ketika seorang klien sedang berada pada tahap implementasi atau konfirmasi
dalam proses keputusan inovasi.
7.
Mengakhiri hubungan ketergantungan
Tujuan akhir dari agen perubahan adalah untuk mengembangkan sikap
memperbaharui diri (self-renewing) dalam bagian dari klien. Ketika perubahan
telah terjadi pada klien dan dipandang telah stabil, maka seorang agen perubahan
harus dapat menarik dirinya untuk keluar dari urusan dengan mengembangkan
kemampuan klien untuk menjadi change agent bagi dirinya sendiri. Dengan kata
lain, change agent berusaha untuk merubah sistem klien dari posisi mempercayai
change agent menjadi mempercayai dirinya sendiri atau seseorang dari kalangan
mereka sendiri.
bukti
hasil
pengamatan
dan
penelitian
dirumuskan
generalisasi
(9-2)
7.
Pembantu para-profesional
Pembantu para-profesional ialah orang yang bertugas membantu agen
perubahan agar terjadi kontak dengan klien yang berstatus lebih rendah. Pembantu
para-profesional dari segi pengetahuan tentang inovasi dan teknik penyebaran
inovasi, kurang dari agen perubahan. Tetapi dengan mengangkat pembantu paraprofesional ada keuntungannya yaitu biaya lebih rendah dapat kontak dengan
klien yang berstatus lebih rendah dari agen perubahan, karena para pembantu
para-profesional lebih dekat dengan klien (homophily).
8.
Kepercayaan klien terhadap agen perubahan (credibility)
Pembantu agen perubahan (aide) kurang memperoleh kepercayaan dari
klien, jika ditinjau dari segi kompentensi profesional karena ia memang kurang
profesional. Tetapi pembantu agen perubahan, memiliki kepercayaan dari klien
karena adanya hubungan yang akrab sehingga tidak timbul kecurigaan. Klien
percaya pada pembantu agen perubahan karena keyakinannya akan membawa
kebaikan bagi dirinya, yang disebut: kepercayaan, keselamatan (savety,
credibility). Pada umumnya agen perubahan (profesional dan hetrophily) memiliki
kepercayaan kompetensi (competency credibility), sedangkan pembantu agen
perubahan (tidak profesional dan homophily) memiliki kepercayaan keselamatan
(savety, credibility). Seharusnya agen perubahan yang ideal harus memiliki kedua
kepercayaan tersebut secara seimbang. Tetapi hal ini susah diperoleh, karena jika
agen perubahan itu profesional berarti ia sarjana yang menguasai ilmu dan teknik,
maka timbul perbedaan dengan klain yang berpendidikan rendah (heterophily).
Salah satu cara untuk mengatasinya yaitu dengan jalan mengangkat orang
yang telah menerima dan menerapkan inovasi, sebagai pembantu agen perubahan
mempengaruhi teman-temannya (anggota sistem klien yang lain) untuk menerima
inovasi. Cara ini telah terbukti berhasil di India dalam difusi inovasi keluarga
berencana dengan cara vasektomi. Pengusaha perubahan memberi upah kepada
orang yang sudah melaksanakan vasektomi yang mau dijadikan Canvasser
(membantu mencari pengikut KB). Ternyata canvasser di India ini memiliki
keseimbangan antara kepercayaan kompetensi dan kepercayaan keselamatan. Ia
dimata klien telah memiliki kopetensi karena telah berpengalaman manjalani
operasi vasektomi. Canvasser juga memperoleh kepercayaan keselamatan, karena
ia memiliki banyak persamaan dengan klien (homophily), sama dari status
ekonomi lemah, sama tingkat pendidikannya, sama asal daerahnya, sama
bahasanya dan sebagainya. Jadi Canvasser di India berhasil karena pembantu agen
perubahan memiliki keseimbangan kepercayaan baik kompetensi maupun
keselamatan, ditambah lagi biaya honor lebih murah dari pada agen perubahan
yang profesional. Dengan pengalaman itu dirumuskan generalisasi (9-10)
Keberhasilan agen perubahan berhubung positif dengan kepercayaan (credibility)
dari sudut pandang klien.
9.
Profesional semu
Sebagaimana kita ketahui bahwa pembantu agen perubahan dapat
memberikan beberapa keuntungan seperti biaya operasional rendah dan dapat
menjembatani kesenjangan heterophily, namum tidak berarti bahwa agen
perubahan lalu sama sekali tidak diperlukan. Agen perubahan tetap masih sangat
dibutuhkan untuk menatar atau mamilih pembantu agen perubahan, engadakan
super visi, dan juga membantu mencegah masalah yang tidak dapat diselesaikan
oleh pembantu agen perubahan. Satu masalah yang sering dijumpai pembantu
agen perubahan ialah timbulnya profesional semu yang terjadi karena pembantu
agen perubahan bergaya seperti agen perubahan profesional. Ia memakai pakaian,
cara bertindak, dan sebagainya yang menyamai tenaga agen perubahan
profesional. Secara psikologis hal ini wajar, karena ia mengagumi kehebatan
kopetensi profesional agen perubahan, sehingga berusaha meniru agar menambah
wibawa. Tetapi sebenarnya yang diperoleh justru terbalik, karena dengan bergaya
seperti tenaga profesional akan menghilangkan fungsinya untuk menjembatani
kesenjangan heterophily. Biasanya jika pembantu agen perubahan menyadari
adanya masalah profesional semu, mereka akan berusaha dan berhati-hati dalam
bertindak sehingga terhindar dari hambatan terjadinya profesional semu tersebut.
10. Pemimpin opini
Dimuka masyarakat atau sistem sosial sering terdapat orang yang pendapatpendapatnya mudah diikuti oleh teman-teman sekelompoknya. Orang memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi perubahan pengetahuan, sikap, dan tingkah
laku orang lain secara informal, dengan tujuan tertentu, disebut pemuka pendapat.
Dari berbagai pengalaman dan pengamatan para ahli menunjukan bahwa banyak
difusi inovasi berhasil dengan cara memanfaatkan pemuka pendapat yang ada
didalam sistem sosial. Maka dirumuskan generalisasi (9-11) Keberhasilan agen
perubahan berhubungan positif dengan besarnya usaha untuk bekerja sama dengan
pemuka pendapat. Waktu bagi agen perubahan merupakan sumber yang sangat
Karakteristik
sistem Sistem
Difusi
difusi
Sentralisasi
Pemegang kekuasaan dan Dipegang
pengambil keputusan
oleh Pengambilan
anggota.
Arah difusi
orang
yang
kepada
3
masyarakat/klien lokal
Inovasi berasal dari Inovasi
Sumber inovasi
berasal
dari
pengembangan)
lokal
Siapa yang memutuskan Keputusan mengenai Unit
untuk
mendifusikan bagaimana
inovasi
pendifusian
dilakukan
lokal
yang
memutuskan
akan
berdasarkan
Seberapa
yang ahli
penting Inovasi berdasar pada Inovasi
teknologi
menekankan
kebutuhan
Jumlah
dan terjadi,
kebutuhan
sedikit
masalah
yang
berdasarkan
yang
ingin
pada dipenuhi
tersedianya inovasi
penemuan Penemuan
lebih Penemuan
kembali
1)
berdasarkan
dikembangkan
terjadi
lebih
banyak
(a)
(b)
subject-matter expert).
Arah difusi dari pusat ke bawah (top-down), artinya dari para ahli
(c)
(f)
2)
(a)
(b)
diffusion).
(c)
Sumber inovasi dating dari percobaan bukan mesti orang ahli dari
(d)
(e)
ialah bahwa difusi inovasi yang dilakukannya sesuai dengan kebutuhan klien. Hal
ini terjadi karena klien sebagai pemakai juga turut ikut berpartisipasi dalam
membuat berbagai keputusan, seperti masalah yang paling mendesak, bagaimana
inovasi akan diterima, perlukah modifikasi atau re-invensi dilakukan untuk
menyesuaikan dengan kondisi setempat, dan juga klien ikut mengontrol
pelaksanaan difusi. Masalah kesenjangan klien agen perubahan heterophily tidak
terjadi, atau kalau ada sangat kecil kemungkinannya. Motivasi untuk menerima
inovasi datang dari klien sendiri, dan kemungkinan besar biaya operasional lebih
murah, yang jelas tidak perlu biaya untuk memberi upah tenaga ahli. Dan juga
pengembangan sikap percaya pada kemampuan sendiri terpupuk dalam difusi
desentralisasi.
Kelemahan sistem difusi desentralisasi jika dibandingkan dengan sistem difusi
sentralisasi antara lain:
(1)
(b)
SIMPULAN
Setiap inovasi adalah perubahan sosial, tetapi setiap perubahan sosial belum
tentu inovasi. Everett M Rogers, Agen perubahan (the chage agent) adalah orang
yang bertugas mempengaruhi klien agar mau menerima inovasi sesuai dengan
tujuan yang diinginkan oleh pengusaha perubahanan (change agency). Peran agen
perubahan seperti jembatan antara pengusaha perubahan dengan masyarakat dan
seperti pelumas agar inovasi bisa berjalan dengan lancar. Inovasi bisa saja
terhambat bahkan gagal tanpa adanya agen perubahan. Proaktif dan outstanding
result, itulah seharusnya agen perubahan. Orang yang proaktif adalah orang yang
memiliki kepekaan dan inisiatif yang tinggi terhadap sesuatu masalah. Asal hal
tersebut mengacu kepada kebenaran dan kemajuan. Pribadi yang bisa bekerja
melebihi target yang ditetapkan. Itulah pribadi yang outstanding result. Kedua
kaki agen perubahan berpijak diantara pengusaha perubahan dengan masyarakat.
dan
mencegah
tidak
berkelanjutannya inovasi
(7) Mengakhiri hubungan ketergantungan
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi agen perubahan, yaitu sebagai
berikut:
1.
Usaha Agen Perubahan
2.
Pengusaha Perubahan Versus Orientasi pada klien
3.
Sesuai dengan kebutuhan klien
4.
Empati dari Agen Perubahan
5.
Homophily dengan klien
6.
Kontak agen perubahan dengan klien yang berstatus lebih rendah
7.
Pembantu para-profesional
8.
Kepercayaan klien terhadap agen perubahan (credibility)
9.
Profesional semu
10. Pemimpin opini
11. Kemampuan klien untuk menilai inovasi
Sistem difusi sentralisasi memiliki ciri ide inovasi muncul dari para ahli
yang kemudian disebarkan dengan bentuk paket yang seragam, klien tinggal
menerima atau menolak inovasi sedangkan sistem difusi disentralisasi dengan ciri
ide munculnya inovasi dari siapa saja dan proses penyebarannya diatur oleh calon
penerima inovasi.
Sistem difusi sentralisasi difusi desentralisasi lebih tepat digunakan untuk
menyebarkan inovasi yang tidak melibatkan tenaga ahli tingkat tinggi dan sasaran
perubahan heterogen. Jika sasaran perubahannya homogen secara relatif lebih
tepat dengan sistem sentralisasi. Dapat juga dillakukan kombinasi antar beberapa
unsur sistem desentralisasi dan sistem sentralisasi. Misalnya untuk koordinasi
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim. (1988). Inovasi pendidikan. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Proyek
Pengembangan
Kependidikan.
Rogers, E. M. (1983). Diffusion of innovation. New York: The Free Press.
Sadida, D. (2011). Agen perubahan. Diakses pada tanggal 25 Maret 2014 pukul
10.40 melalui